Anda di halaman 1dari 17

RADIASI ELEKTROMAGNETIK

Disusun oleh:
Imalia Nurrachma A. (0910753032)
Mochamad Iqbal A. (0910753040)





FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI FARMASI
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2010
Metode spektrometri merupakan salah satu metode analisis yang berdasarkan pada
spektroskopi atom dan spektroskopi molekul. Sementara itu, pengertian dari spektroskopi adalah
analisa fisiko kimia yang membahas tentang interaksi antara radiasi elektromagnetik (REM)
dengan materi (atom dan molekul). Metode spektrometri juga berkaitan dengan pengukuran
intensitas dari radiasi dengan spesi kimia yang diuji.

SIFAT UMUM RADIASI ELEKTROMAGNETIK
Radiasi elektromagnetik tidak memerlukan medium untuk merambat. Jadi, radiasi
elektromagnetik dapat melewati vakum (ruang hampa udara). Energi radiasi memiliki sifat
dualisme yaitu sebagai gelombang dan partikel, kedua sifat tersebut tidaklah dapat berdiri sendiri
tetapi saling melengkapi.

SIFAT GELOMBANG DARI RADIASI ELEKTROMAGNETIK
A. PARAMETER GELOMBANG
Istilah yang digunakan dalam parameter gelombang adalah amplitudo (A), periode (P),
frekuensi (v), panjang gelombang (), bilangan gelombang (). Amplitudo (A) adalah
simpangan gelombang maksimal. Periode (P) adalah waktu (dalam hitungan detik) yang
diperlukan untuk melakukan satu getaran. Frekuensi (v) adalah banyaknya getaran dalam
satu detik (v = 1/P). Panjang gelombang () panjang garis lurus antar dua puncak
gelombang. Bilangan gelombang () berbanding terbalik dengan panjang gelombang,
dengan kata lain juga menjelaskan tentang radiasi elektromagnetik. Secara luas dipakai
dalam spektroskopi inframerah. Persamaan bilangan gelombang :
(cm
-1
) = k

B. SPECTRUM ELECTROMAGNETIK
Spektrum elektromagnetik adalah jarak dari gelombang radiasi elektromagnetik. Setiap
spektrum elektromagnetik memiliki panjang gelombang, frekuensi, dan energi yang
berbeda. Spektrum elektromagnetik sendiri dibagi menjadi bagian-bagian yang memiliki
rentang dari gelombang sinar gamma dengan panjang gelombang terendah berfrekuensi
tertinggi sampai gelombang radio dengan panjang gelombang tertinggi berfrekuensi
terendah. Radiasi gelombang yang bisa tertangkap oleh mata adalah visibel, yang
menghasilkan warna pelangi.


C. PERSAMAAN GELOMBANG
Persamaan gelombang secara umum dapat ditulis sebagai berikut
( )
= electric field
= amplitudo
= waktu
= phase angle
Kecepatan angular dari vektor didapat dari hubungan dengan frekuensi menurut
persamaan . Jadi bila disubstitusikan ke persamaan awal akan didapat
persamaan baru, yaitu :
( )

D. SUPERPOSISI GELOMBANG
Prinsip dari superposisi adalah ketika ada dua atau lebih gelombang melintas dengan
jarak yang sama akan terjadi suatu gangguan yang disebabkan oleh gelombang tersebut.
Gangguan yang terjadi dapat saling meniadakan kedua gelombang (interferensi destruksi
maksimum) atau saling memperkuat (interferensi konstruksi maksimum). Destruksi
maksimum terjadi apabila kedua gelombang yang bertemu memiliki fase yang berbeda.
Sedangkan konstruksi maksimum terjadi apabila kedua gelombang yang bertemu
memiliki fase yang sama.

E. DIFRAKSI (PEMBELOKAN) RADIASI
Difraksi merupakan proses ketika seberkas sinar radiasi secara paralel dilewatkan melalui
sebuah penghalang, maka sinar tersebut akan dibelokkan. Difraksi bisa diamati tidak
hanya menggunakan radiasi elektomagnetik saja, tetapi dapat melalui gelombang
mekanik atau akustik. Banyaknya penghalang dan lebar sempitnya penghalang akan
berpengaruh pada pola pembelokan cahaya tersebut Difraksi sendiri terjadi akibat dari
adanya interferensi.

F. COHERENT RADIATION
Suatu sinar radiasi yang melewati dua celah, dapat dikatakan saling berhubungan apabila
memenuhi dua kondisi, yaitu memiliki dua sumber radiasi dimana mempunyai frekuensi
yang sama dan diantara kedua sumber radiasi tersebut harus memiliki hubungan yang
konstan dengan waktu. Tetapi bila pola gelap dan terang dari sinar tersebut menghilang
dan digantikan dengan sinar yang lebih banyak atau sedikit serta tidak teratur, hal
tersebut dapat dikatakan incoherent radiation yang berasal dari sumber radiasi tersebut.

G. TRANSMISI (PENGHANTARAN) RADIASI
Radiasi harus dapat berinteraksi dengan materi dalam berbagai cara, karena interaksi
keduanya tidak melibatkan transfer energi secara permanen. Interaksi yang melibatkan
penghantaran radiasi bisa disebut periode polarisasi dari atom atau molekul yang
menyusun medium. Polarisasi disini adalah perusakan elektron secara sementara untuk
bisa berasosiasi dengan atom atau molekul yang dibawa oleh radiasi elektromagnetik
secara bergantian. Radiasi dari polarisasi partikel bisa memancar kesemua medium.
Dispersi adalah hasil penguraian sinar dalam suatu indeks bias yang punya panjang
gelombang dan frekuensi tertentu. Contoh dari dispersi adalah pelangi. Dispersi dibagi
dua, normal dispersi dan anomali dispersi. Normal dispersi bila peningkatan besarnya
indeks bias sebanding dengan peningkatan besarnya frekuensi. Anomali dispersi bila
besarnya frekuensi memiliki perubahan yang tajam atau tidak sebanding dengan
perubahan pada indeks bias.


H. REFRAKSI (PEMBIASAN)
Ketika sinar datang melewati bidang batas suatu permukaan antara dua medium yang
memiliki beda kerapatan tertentu, sinar akan diteruskan dan akan terjadi perubahan arah
sinar bias pada medium yang dilewatinya. Hal tersebutlah yang dinamakan refraksi, atau
dengan kata lain refraksi mempelajari hubungan antara sinar yang memiliki kecepatan
berbeda dengan dua buah medium yang memiliki kerapatan berbeda pula. Saat sinar
datang melewati medium kurang rapat (contoh : air ) ke medium yang lebih rapat (contoh
: kaca), maka sinar bias yang diteruskan tersebut akan mendekati sebuah garis normal
dengan kecepatan yang berkurang, begitu juga sebaliknya.

Penjelasan dari refraksi sesuai dengan Hukum Snell, yaitu:



I. REFLEKSI (PEMANTULAN)
Refelksi terjadi ketika suatu sinar datang mengenai permukaan antara medium yang
berbeda indeks biasnya, sebagian dari sinar tersebut akan dipantulkan melewati garis
normal dengan sudut yang lebih besar. Pemantulan sempurna terjadi bila sinar datang dan
sinar pantulnya memiliki besar sudut yang sama.

Intensitas dari sinar pantul (Ir) dapat dihitung dari besar intensitas sinar datang (Io)
dengan persamaan :


J. PENGHAMBURAN OLEH SINAR RADIASI
Ketika sebagian dari sinar radiasi ditransmisikan kesemua arah dari satu celah kecil maka
akan terjadi penghamburan sinar radiasi, dimana intensitasnya akan meningkat sesuai
ukuran dari pertikel yang melewati celah tersebut. Ada tiga macam penghamburan
radiasi, yaitu :
1. Penghamburan Reyleigh
Penghamburan oleh molekul atau sejumlah molekul dengan dimensi yang lebih kecil
dibanding panjang gelombang dari sinar radiasinya. Contoh dari penghamburan
reyleigh adalah warna biru pada langit, yang mana wrna biru memiliki panjang
gelombang yang pendek sehingga mudah dihamburkan daripada yang memiliki
panjang gelombang lebih panjang (misal warna merah).
2. Penghamburan oleh Molekul Besar
Jika sinar datang melalui dimensi partikel koloid, maka penghamburan sinarnya dapat
dilihat dengan mata telanjang (Efek Tyndall). Hal itu terjadi karena partikel koloid
memiliki ukuran partikel yang besar untuk menghamburkan sinar tersebut. Contohnya
bila sinar mengenai partikel debu, maka akan terlihat penghamburan sinar.
Perhitungan didasarkan pada ukuran dan bentuk dari molekul polimer dan partikel
koloida.
3. Penghamburan Raman
Efek penghamburan raman berbeda dari penghamburan biasa, penghamburan tersebut
sebagai bagian dari penghamburan radiasi yang menyebabkan kuantitas frekuensi
berubah. Hal itu sebagai konsekuensi proses polarisasi karena terjadi perpindahan
tingkatan energi yang ada dalam sebuah molekul.

K. POLARISASI RADIASI
Polarisasi adalah sifat sinar radiasi yang dapat bergerak secara merambat menuju arah
tertentu. Arah polarisasi dapat diketahui dengan melihat arah vektor bidang medan listrik
dan medan magnetnya. Polariasi linear radiasi elektromagnetik terjadi ketika sinar
merambat dengan satu arah yang tegak lurus terhadap arah rambatannya atau medan
listriknya. Sebagai contoh, gelombang radio yang berasal dari antena dan gelombang
mikro yang dihasilkan dari klystron tube. Polarisasi sinar ultraviolet dan visibel
diproduksi oleh sinar radiasi yang melewati media selektif bidang penyerapan, refleksi,
dan refraksi yang merambat pada satu garis.

SIFAT MEKANIKA KUANTUM RADIASI
Ketika suatu radiasi elektromagnetik diemisikan atau diserap, akan terjadi suatu transfer
energi secara permanen dari objek yang diemisikan atau diabsorpsi oleh medium tersebut.
Radiasi elektromagnetik bukan sebagai jenis gelombang tetapi lebih pada suatu jalan atau aliran
tersendiri dari sebuah partikel (foton atau kuanta).

A. EFEK FOTOLISTRIK
Efek fotolitsrik adalah gejala terlepasnya electron dari permukaan benda (missal
logam) akibat benda tersebut dikenai gelombang elektromagnetik. Didalam efek
fotolistrik sutau elektron yang diemisikan dari bahan (logam, non logam, cairan, atau gas)
merupakan suatu akibat dari absorpsi energi dari radiasi elektromagnetik yang memiliki
panjang gelombang yang pendek (misal : visebel atau UV). Ketika suatu permukaan
terpapar radiasi elektromagnetik pada ambang frekuensi tertentu radiasi akan diserap dan
elektron ditransmisikan. Agar terjadi efek fotolistrik, berkas cahaya yang masuk harus
memiliki frekuensi yang lebih besar dari frekuensi ambang bahan.
Efek fotolistrik tidak dapat dijelaskan atau dilihat dalam bentuk gelombang tetapi
memerlukan sebuah bentuk kuantum yang mana radiasinya terlihat sebagai aliran
tersendiri dari ikatan energi atau foton. Sebagai contoh tidak ada elektron tersendiri yang
bisa memiliki cukup energi untuk dilepaskan jika distribusi radiasinya menabrak
permukaan elektroda secara keseluruhan sebagaimana pada bentuk gelombang karena
elektron yang berada dibawah ambang frekuensi tertentu tidak punya cukup energi
mengatasi ikatan energi atau foton. Beberapa elektron bisa berikatan sehingga punya
cukup energi untuk membentuk suatu aliran yang bisa diamati. Untuk menjelaskan efek
fotolistrik dilakukan beberapa percobaan dimana ternyata radiasi elektromagnetik dalam
bentuk energi dilepaskan oleh elektron dari permukaan logam dan memberi elektron
tersebut energi kinetik yang cukup untuk berpindah pada elektroda bermuatan negatif.
Hasil percobaan tersebut memberikan suatu persamaan:

Bila dihubungkan dengan panjang gelombang, maka



B. ENERGY STATES OF CHEMICAL SPECIES
Pada tahun 1900 Max Planck mengajukan gagasan bahwa radiasi elektromagnet
bersifat diskret (suatu benda hanya dapat memancarkan atau menyerap radiasi
elektromagnet dalam ukuran atau partikel-partikel kecil dengan nilai tertentu. Ide ini
secara khusus digunakan untuk menjelaskan sebaran intensitas radiasi yang dipancarkan
oleh benda hitam. Partikel energi itu dinamakan kuantum.
Teori mekanika kuantum oleh Planck ini sangat berguna untuk menjelaskan
perilaku atom dan partikel subatomik seperti proton, neutron dan elektron yang tidak
mematuhi hukum-hukum fisika klasik. Atom biasanya digambarkan sebagai sebuah
sistem di mana elektron (yang bermuatan listrik negatif) beredar seputar nukleus atom
(yang bermuatan listrik positif). Menurut mekanika kuantum, ketika sebuah elektron
berpindah dari tingkat energi yang lebih tinggi E
1
(misalnya dari n=2 atau kulit atom ke-
2) ke tingkat energi yang lebih rendah E
o
(misalnya n=1 atau kulit atom tingkat ke-1),
energi yang berupa sebuah partikel cahaya (energy foton) dilepaskan. Saat perpindahan
berlangsung pastinya akan ada perubahan frekuensi dari satu tingkat ke tingkat yang lain.
Energi yang dilepaskan jika dihubungkan dengan frekuensi, dapat dirumuskan sebagai
berikut:


keterangan:
E = energi foton (J)
h = tetapan Planck 6,63 x 10
-34
(Js)

Dalam teori planck juga disebutkan bahwa energi foton berbanding terbalik dengan
panjang gelombang. Sehingga persamaan tersebut dapat juga dituliskan menjadi:


c = 3 x 10
8
m.s
-1

Sehingga dari dua persamaan diatas didapat :



Suatu atom atau molekul, memiliki bentuk-bentuk tertentu atau kondisi tertentu
yang dapat berubah jika terkena radiasi elektromagnetik. Bentuk energy terendah dari
suatu atom atau molekul disebut ground state. Sedangkan bentuk energinya yang lebih
tinggi disebut excited state.pada umumnya, spesi kimia pada suhu kamar berada dalam
bentuk ground state.

C. EMISI RADIASI
Emisi radiasi elektromagnetik dihasilkan ketika partikel (atom, ion, atau molekul)
tereksitasi ketingkatan energi yang lebih rendah dengan cara melepaskan energi foton.
Radiasi yang berasal dari partikel tereksitasi tersebut merupakan karakter yang cocok
untuk menjelaskan emisi spektrum dimana biasanya mengambil bentuk yang kekuatan
emisi radiasinya relatif sebagai fungsi dari panjang gelombang atau frekuensi. Ada tiga
macam spektra, yaitu :
1. Line Spectra
Spektrum garis pada daerah sinar ultraviolet dan visibel dihasilkan ketika radiasi
partikel atom terseparasi atau terhamburkan kedalam fasa gas, sehingga suatu atom
dapat kembali kekeadaan ground state. Besar frekuensi dan panjang gelombang dari
emisi enrgi foton atom tersebut dapat ditulis dalam sebuah persamaan

)
2. Band Spectra
Pita spektrum sering ditemukan dalam suatu spektrum ketika gas yang radikal atau
molekul berukuran kecil bertemu. Sinar radiasi bisa dihasilkan oleh eksitasi panas dari
suatu jenis poliatomik dimana biasanya selalu dihasilkan dari transisi atau
perpindahan, mulai tingkat terendah dari tingkatan eksitasi elektron ke beberapa
tingkatan pada ground state atau tingkat dasar.
3. Continuum Spectra
Continuum spektra adalah pijaran yang dihasilkan ketika suatu bahan padatan
dipanaskan. Radiasi panas yang dihasilkan pada continuum spektra disebut black body
radiation, yaitu karakteristik dari suatu panas atau suhu yang mengenai permukaan
suatu material dimana permukaannya tersebut tenang atau datar.

D. ABSORPSI RADIASI
Gelombang elektromagnetik yang mengenai suatu zat atau senyawa sebagian akan
diserap (absorpsi). Sesuai dengan teori kuantum yang dikemukakan oleh Planck, maka
penyerapan radiasi elektromagnetik ini akan menyebabkan perubahan bentuk dari
ground state menjadi bentuk excited state dan akan memancarkan suatu energy.
Dari hasil penelitian yang telah ada menunjukkan bahwa besarnya absorptivitas
suatu senyawa berbeda-beda. Perbedaan ini sangat tergantung pada beberapa variable
yaitu panjang gelombang maupun kompleksitas senyawa tersebut. Selain itu juga
mengacu pada teori yang menyatakan adanya perbedaan antara besarnya absorpsi radiasi
oleh atom dan oleh molekul. Berikut ini adalah penjelasan mengenai teori tersebut.

Absorpsi Atom
Panjang gelombang polikromatik sinar UV atau sinar tampak yang melewati partikel
monoatomik seperti gas merkuri atau natrium mengakibatkan penyerapan frekuensi yang
sedikit. Kesederhanaan relatif seperti spektrum disebabkan oleh nomer terkecil yang
mungkin dari tingkat energi untuk mengabsorpsi partikel. Eksitasi dapat terjadi hanya jika
proses elektronik yang mana satu atau lebih dari satu elektron dari atom meningkat ke
tingkat energi yang lebih tinggi. Pada intinya, daya absorpsi dari suatu zat berbeda-beda
anatara satu zat dengan zat lainnya. Selain itu, daya absorpsi juga dipengaruhi oleh
panjang gelombang.

Absorpsi Molekul
Absorpsi spektra dari molekul poliatomik, terutama pada tingkat yang kental sangat lebih
kompleks daripada spektrum atom karena nomer tingkat energi dari molekul umumnya
lebih besar daripada nomer tingkat energi untuk atom yang terisolasi. Energi (E)
dihubungkan dengan molekul terdiri dari 3 komponen yaitu energi elektronik, energi
vibrasi, dan energi rotasi. Persamaannya dapat ditulis sebagai berikut:
E = E
elektronik
+ E
vibrasi
+ E
rotasi


Absorpsi yang Diinduksi oleh Medan Magnet
Berdasarkan hasil penelitian terkini diketahui bahwa absorpsi yang disebabkan oleh
induksi medan magnet juga dapat mengakibatkan perpindahan electron ke tingkat energy
yang lebih tinggi seperti yang terjadi pada absorpsi radiasi elektromagnetik pada
umumnya. Akan tetapi perpindahan electron ini hanya dapat terjadi pada penyerapan
gelombang yang memiliki panjang gelombang yang panjang (atau gelombang dengan
frekuensi rendah). Absorpsi yang diinduksi medan magnetic ini dipelajari dengan
menggunakan teknik nuclear magnetic resonance (NMR) dan electron spin resonance
(ESR).

E. RELAXATION PROCESS
Setelah suatu atom tereksitasi oleh radiasi elektromagnetik sebenarnya atom
tersebut akan kembali ke keadaan semula yaitu ground state dalam waktu yang singkat.
Hal ini dikarenakan adanya beberapa relaxation process yang membuat atom ke keadaan
ground state. Waktu yang diperlukan oleh suatu atom untuk kembali ke keadaan ground
state berbeda-beda, tergantung dari metode radiasi elektromagnetik yang digunakan.
Nonradiative relaxation melibatkan hilangnya energi pada rentetan tahapan-tahapan
tersebut, energi yang tereksitasi tadi berubah menjadi energi kinetik akibat bertabrakan
dengan molekul lain.
Fluoroscence dan phosporscence merupakan analisis yang penting dari suatu
proses emisi dimana atom dan molekul dieksitasikan oleh absorpsi dari radiasi
elektromagnetik. Pada metode flouroscence waktu untuk kembali ke keadaan ground
state lebih cepat dari pada metode phosporscence. Pada umumnya dengan menggunakan
metode flouroscence atom kembali ke keadaan ground state dalam waktu 10
-5
detik sejak
saat tereksitasi. Sementara itu, pada metode phosphorescence waktu yang diperlukan
atom untuk kembali ke keadaan ground state lebih dari 10
-5
detik.

F. ASAS YANG BELUM PASTI
Asas yang belum pasti pertama kali dicetuskan oleh Werner Heisenberg pada
tahun 1927. Heisenberg mengemukakan bahwa alam terbatas pada ketepatan yang mana
pasangan ukuran hukum alam terbuat. Asas yang belum pasti yang mana merupakan asas
yang penting dan memiliki dampak yang luas dalam analisis instrumental dengan mudah
diperoleh dari asas superposisi.
Kita misalkan akan mengukur frekuensi yang belum diketahui (v
1
) dari radiasi
sinar monokromatik dengan cara membandingkan dengan output pencatatan standar,
yang mana sebuah osilator yang menghasilkan gelombang juga memiliki frekuensi yang
telah diketahui (v
2
). Untuk mendeteksi dan mengukur perbedaan antara keduanya maka
dapat diukur dengan rumus

. Waktu minimum () dibutuhkan untuk


membuat perhitungan ini sama dengan atau lebih besar daripada periode yang akan
dikalahkan, = 1/. Oleh karena itu, waktu minimum untuk pengukuran diperoleh dari

atau
Untuk mengukur dengan zero uncertainty diperlukan suatu pengukuran waktu
yang tanpa batas. Jika observasi penelitian dilakukan dalam waktu yang sangat singkat
maka ketidakpastian akan semakin besar.


ASPEK KUANTITATIF DARI PENGUKURAN BERDASARKAN SPEKTROKIMIA
Metode pengukuran spektrokimja dapat dibagi menjadi 4 kelompok yaitu metode emisi,
metode, luminescence, metode penghamburan dan metode absorpsi. Keempat metode tersebut
digunakan untuk mengukur energy radiasi, yang mana energi tersebut dapat menjangkau area
spesi yang akan dianalisa.

A. METODE EMISI, PENGHAMBURAN DAN LUMINESCENCE
Energy radiasi ditentukan dengan detector radiasi yang mana detector tersebut
akan mengubah energy radiasi menjadi sinyal elektik, S. Pada umumnya S adalah voltase
atau arus yang besarnya sesuai atau berbanding lurus dengan energy radiasi (P)dan juga
berbanding lurus dengan suatu ketetapan yang konstan (k). Sehingga didapatkan
persamaan
S = k . P
Beberapa detektor terlihat kecil dan memberikan respon konstan, paling tidak untuk
periode waktu singkat, dimana yang diketahui sebagai dark current dalam keadaan
kekurangan radiasi.


Metode pengukuran spektrokimia berdasarkan emisi, penghamburan dan
luminescence inilah yang memenuhi persamaan di atas. Sedangkan metode spektrokimia
berdasarkan absorbansi memiliki persamaan lain. Berdasarkan teori yang ada disebutkan
bahwa besar energy radiasi (P) sebanding dengan besarnya konsentrasi (c) dari senyawa
analit yang diuji. Sehingga persamaan di atas dapat dianalogikan menjadi persamaan
berikut:
S = kc
Nilai k adalah konstan, yang mana k dapat diperoleh dari pengukuran S dengan
menggunakan zat standar yang telah diketahui terlebih dahulu konsentrasinya.

B. METODE ABSORPSI
Metode absorpsi membutuhkan 2 pengukuran energy. Energy yang pertama diukur
adalah energy sebelum radiasi melewati medium yang berisi analit (Po) dan energy
setelah melewati analit (P). Metode ini dilakukan dengan cara pemancaran radiasi dengan
kekuatan tertentu (Po) ke suatu analit, kemudian radiasi yang telah menembus analit akan
diukur kembali kekuatannya (P). Kemudian dari hasil pengukuran tersebut dapat diukur
berapa besar transmittance dan absorbansi dari analit tersebut. Dua istilah yang berkaitan
dengan rasio antara Po dan P adalah transmittance dan absorbansi.

Transmittance (T)
Transmittance adalah perbandingan antara P dengan Po. Transmittance berbanding lurus
dengan P sebaliknya, transmittance berbanding terbalik dengan Po. Sehingga dapat ditulis
menjadi persamaan berikut:
T =

atau T =


Selain itu, transmittance juga sering ditulis dalam bentuk persentase seperti berikut:
%T =

x 100%

Adsorbansi (A)
Sementara itu, absorbansi dapat didefinisikan dalam persamaan berikut:
A = -


Keterangan:
P = intensitas radiasi setelah mengenai analit
Po = intensitas radiasi sebelum mengenai analit

Hukum Lambert-Beer
Menurut hukum lambert, absorpsi berbanding lurus terhadap ketebalan molekul analit.
Menurut hukum beer, serapan berbanding lurus dengan konsentrasi. Kedua pernyataan ini
dapat dijadikan satu dalam hukum Lambert-Beer, sehingga diperoleh bahwa serpan
berbanding lurus terhadap konsentrasi dan ketebalan sel, yang dapat ditulis dalam
persamaan
A = a. b. c atau A = . b. C
Keterangan:
a = koefisien absorpsi (g/cm)
b = ketebalan molekul (cm)
c = konsentrasi (g/l)
= absorptivitas molar (M/cm)

Jadi dengan hukum lambert-beer konsentrasi dapat dihitung dari ketebalan analit dan
absorptivitas. Absorptivitas merupakan suatu tetapan dan spesifik untuk setiap molekul
pada panjang gelombang tertentu.

C. PENGUKURAN TRANSMITTANCE DAN ABSORBANSI
Untuk mengukur nilai transmittance dan absorbansi diperlukan suatu alat yang
dapat mengukur keduanya yang disebut fotometer. Fotometer memliki suatu pemancar
yang akan memancarkan gelombang elektromagnetik ke arah analit yang akan diuji.
Gelombang elektromagnetik yang mengenai analit sebagian akan diserap, dan sebagian
akan dipancarkan kembali. Hasil pemancaran inilah yang akan dijadikan acuan untuk
mengukur besar transmittance maupun absorpsi.
Setelah itu, hasil pemancaran dari analit akan diteruskan ke suatu detector yang
sangat peka terhadap rangsangan gelombang elektromagnetik. Detector bergungsi untuk
mengubah gelombang elektromagnetik menjadi energy listrik yang sebanding dengan
besaran yang dapat diukur. Energy listrik ini akan menggerakkan jarum detector sehingga
dapat diukur besarnya nilai persen transmittance (%T). Setelah diketahui besarnya %T
maka dapat dicari besarnya nilai absorbansinya dengan menggunakan persamaan
A = -























DEFINISI ...
a. Radiasi koheren
Adalah radiasi yang memiliki dua sumber radiasi dimana mempunyai frekuensi yang
sama dan diantara kedua sumber radiasi tersebut harus memiliki hubungan yang konstan
dengan waktu.
b. Dispersion of a transparent substance
Adalah hasil penguraian sinar dalam suatu indeks bias yang punya panjang gelombang
dan frekuensi tertentu, dimana penguraian sinar tersebut melewati bahan yang transparant
sehingga hasil penguraiannya akan lebih besar.
c. Anomalous dispersion
Adalah bila besarnya frekuensi memiliki perubahan yang tajam atau tidak sebanding
dengan perubahan pada indeks bias.
d. Work function of a substance
Adalah subsbtansi (bahan) yang memperlihatkan dispersi normal yang melewati daerah
panjang gelombang yang lebih cocok untuk pembuatan lensa, untuk yang memiliki
indeks bias yang tinggi dan relatif konstan itu diinginkan
e. Efek fotolistrik
Adalah gejala pengeluaran elektron dari suatu permukaan logam ketika dikenai dan
menyerap radiasi elektromagnetik yang berada di atas frekuensi ambang dimana
tergantung pada jenis permukaannya.
f. Ground state of molecul
Adalah tingkat energi terendah dari suatu molekul atau atom.
g. Elektronik eksitasi
Adalah perpindahan elektron dari kulit terendah ke tertinggi atau dari kulit tertinggi ke
terendah.
h. Blackbody radiation
Adalah karakteristik dari suatu panas atau suhu yang mengenai permukaan sebuah
material yang mana permukaannya itu datar (rata).



i. Fluorescence
Adalah analisis yang penting dari suatu proses emisi dimana atom dan molekul
dieksitasikan oleh absorpsi dari radiasi elektromagnetik. Umumnya selesai setelah 10
-5

detik setelah eksitasi.
j. Phosporescence
Adalah analisis yang penting dari suatu proses emisi dimana atom dan molekul
dieksitasikan oleh absorpsi dari radiasi elektromagnetik. akan tetapi, phosporescence
terjadi lebih lambat daripada flourescence. Emisi dari phosporescence periodenya lebih
lama daripada 10
-5
detik dan bisa berlanjut sampai beberapa menit atau beberapa jam
setelah tidak ada radiasi.
k. Resonance flourescence
Adalah proses pemancaran radiasi yang diidentikkan dengan frekuensi radiasi yang
dipakai untuk eksitasi.
l. Foton
Adalah energi yang bersumber dari cahaya.
m. Absorptivity
Adalah sebagian kecil radiasi yang diserap sebagai panjang gelombang.
n. Bilangan gelombang
Adalah berbanding terbalik dengan panjang gelombang (cm), dengan kata lain juga
menjelaskan tentang radiasi elektromagnetik.
o. Relaxation
Adalah suatu keadaan atau proses yang cepat dimana ketika suatu atom atau molekul
yang tereksitasi oleh penyerapan sinar radiasi kembali pada keadaan ground state.
p. Stokes shift
Adalah perbedaan (pada panjang gelombang atau frekuensi) antara posisi band maxima
absorpsi dan emisi spektra pada transisi elektronik yang sama.

Anda mungkin juga menyukai