Anda di halaman 1dari 20

Klasifikasi dan Standardisasi Baja

Ada bermacarn-macam klasifikasi dari baja paduan, diantaranya adalah DIN (Deutsche
Industrie Norm) Jerman, BS (British Standard) Inggris, ASTM (American Society for Testing
and Materials) Amerika, SAE (Society of Automotive Engineers) Amerika, AISI (American
Iron and Steel Institute) Amerika dan JIS (Japan Industrial Standard).

Angka-angka pada klasifikasi baja menurut SAE dan AISI sebagian menunjukkan macam
dan komposisinya. Angka pertama menunjukkan tipe baja, umpamanya angka 1
menunjukkan baja karbon, 2 menunjukkan baja nikel, 3 menunjukkan baja nikel khrom, dan
sebagainya.

Untuk paduan sederhana angka kedua menunjukkan sub-tipe atau prosentase kandungan
unsur paduan utarna, umpamanya 0 (nol) menunjukkan unsur karbon yang utama. tak ada
unsur paduan lain yang penting (baja karbon biasa), 1 menunjukkan unsur belerang yang
utama, 2 menunjukkan unsur pospor yang utama, 3 menunjukkan unsur mangan yang utama,
4 menunjukkan unsur silikon yang utama, dan sebagainya.
Dua angka terakhir menunjukkan prosentase karbon rata-rata dalam 1/100%.

Di depan keempat angka tersebut ada huruf yang menyatakan proses pembuatan baja
tersebut, yaitu A adalah baja yang dibuat pada tanur perapian terbuka basa, B adlah baja
yang dibuat pada dapur konvertor (Bessemer) asam, C adalah baja yang dibuat pada dapur
konvertor (Thomas) basa, D adalah baja yang dibuat pada tanur perapian terbuka asam dan E
adalah baja yang dibuat pada tanur listrik. Selain itu dipakai huruf TS yaitu baja yang masih
dalam penentuan pilihan.

Sebagai contoh C 1008 adalah tipe baja karbon dengan subtipe baja karbon biasa yang dibuat
pada tanur konvertor basa yang mengandung rata-rata 0,08% C.

Ada kalanya huruf B atau BV disisipkan, yaitu untuk menunjukkan golongan baja boron (51
B 60) atau baja boron vanadium (TS43BV12, TS43BV14).












AA ( The Aluminium Association )
ANSI ( American National Standart Institute )
ASTM ( American Society For Testing and Materials )
AISI ( American Iron Steel Institute )
SAE ( Society for Automotive Engineering)
UNS ( Unified Numbering System )
JIS( Japanese Industrial Standard)
DIN ( Deutsches Institut Fur Nomrung)
ASME ( American Society of Mechanical Engineering)
CEN ( Committee European de Normalization )
ISO ( International Standart Organization)
NF ( Association Francaise de Normalization ( AFNOR)
Dikelompokkan atas dasar komposisi kimia (AISI,nSAE, UNS)
Dikelompokan atas dasar aplikasi produksi, danngrade (kualifikasi untuk aplikasi tertentu)
(ASTM, JIS, DIN)
Misal:
Chromium steel untuk applikasi heat resistant
Tubing untuk general applikasi
Structural steel
Cast iron untuk automotive

AISI(American Iron and Steel Institute)
SAE (Society of Automotive Engineers)
Dinyatakan dengan 4 atau 5 angka:
1. Angka pertama menunjukkan jenis baja.
misal: 1 = baja karbon ; 2 = Baja nikel; 3 = baja nikel chromium
2. Angka kedua menunjukkan:
a. Kadar unsur paduan untuk baja paduan sederhana.
misal: AISI 25xx = baja nikel dengan 5% nikel
b. Modifikasi jenis baja paduan untuk baja paduan yg kompleks.
misal: AISI 40xx = baja molybdenum ; AISI 41xx = baja chrom-molybdenum
3. Dua angka atau tiga angka terakhir menunjukkan kadar karbon perseratus persen.
misal: AISI 4340 = Baja nikel-chrom-molybdenum dengan 0,40 % C
4. Bila terdapat huruf didepan angka maka huruf tersebut menunjukkan proses pembuatan
bajanya
misal: B = Acid bessemer carbon steel C = Basic opern-hearth carbon steel
E = Basic electric furnace process






















UNS Designations System
UNS terdiri dari huruf diikuti oleh lima nomor. Sistem ini hanya menunjukkan komposisi
kimia
dari metal atau paduannya dan bukan menunjukkan standar atau spesifikasi dari metal
tersebut.
Contoh UNS G10400 is SAE 1040 (G = carbon and alloy steel)
UNS S30400 is AISI 304, Cr/Ni 18/10, Euronorm 1.4301 stainless steel
UNS S31600 is AISI 316
UNS S31603 is 316L, a low carbon version of 316










ASTM Specifications
Penamaan baja menunjukkan identifikasi baja berdasarkan grade, type, atau class of steel
dengan menggunakan angka, huruf, simbol, nama atau gabungannya.
Grade = komposisi kimia.
Type = deoxidation practice
Class = menjelaskan attribut lain pada baja seperti level kekuatan ataukehalusan permukaan


ASTM Specifications
Terdiri dari huruf diikuti oleh nomor, penamaan ini umumnya mengacu pada produk baja
tertentu.

Contoh
ASTM A 582/A 582M-95b (2000) Grade 303Se - Free Machining Stainless Steel
A = ferrous metal, tapi tidak menjukkan apakah cast iron, carbon steel , alloy steel, tool
steel atau stainless steel.
582 = urutan nomer yang tidak memiliki hubungan dengan sifatmetal
M = Metric (menunjukkan bahwa standar ini mengikuti SI Unit)
95 = tahun diadopsikan atau revisi terakhir. Huruf b menunjukkan revisi ketiga.
(2000) = tahun terakhir standar ini disetujui dalam pertemuan komite standar
internasional
Grade 303Se = grade baja, dimana Se menunjukkan penambahan unsur
Selenium

JIS STANDARD
JIS standard dikembangkan oleh Japanese Industrial Standards Committee, yang
merupakan bagian dari kementrian industri dan perdagangan internasional di Tokyo.
1.Diawali dengan SS dan diikuti bilangan yang menunjukan kekuatan tarik minimumnya
dalam


Contoh JIS SS 37 = Baja dengan kekuatan tarik 37


2.Diawali dengan S dan diikuti bilangan yang menunjukan komposisi kimianya.
Contoh JIS S 35 C = Baja dengan 0,35 % C
3. Untuk golongan stainless steel biasanya mengikuti grade dari ASTM dengan kode huruf
yaitu SUS diikuti dengan kode angka sesuai dengan SAE atau AISI:
Contoh JIS G 4303:1998 Grade SUS 304 = Stainless steel bars dengan grade SUS 304 (type
atau jenis Austenitic stainless steel)


DIN STANDARD
DIN standard dikembangkan oleh Deutsches Institut fur Normung di Negara Federal
Republic Jerman. Semua spesifikasi baja yang dihasilkan oleh Jerman diawali dengan huruf
DIN diikuti huruf atau nomor.
1. Diawali dengan St dan diikuti bilangan yang menunjukan kekuatan tarik minimumnya
dalam


Contoh DIN St 37 = Baja dengan kekuatan tarik 37


2. Diawali dengan St dan diikuti bilangan yang menunjukan komposisi kimianya.
Contoh DIN St C 35 = Baja dengan kadar karbon 0,35 %
3. Baja paduan rendah, angka sebelum huruf menunjukkan kadar karbon, huruf menunjukan
unsur paduan
diikuti beberapa angka yang menunjukkan:
- Jumlah per empat persen untuk Cr, Co, Mn, Ni, Si, W.
Contoh DIN 15Cr3 = Baja dengan 0,15 % C dan % Cr.
- Jumlah per sepuluh persen untuk Al, Be, Pb, Cu, Mo, Nb, Ta, Ti, V dan Zr.
Contoh DIN 13CrMo44 = Baja dengan 0,13% C, 4/4 % Cr dan 4/10 % Mo


4. Baja paduan tinggi, sebelum angka pertama diberi huruf X. Angka sesudahnya
menunjukkan kadar karbon dan angka dibelakang nama unsur paduan langsung menunjukan
persentasenya.
Contoh DIN X45CrSi9 = Baja dg 0,45 % C , 9 % Cr dan sedikit Si.


D. STANDARISASI DAN PENGKODEAN

Baja memilki standar dan pengkodean yang bermacam-maca dari Amerika hingga Jepang pun
mengkodekan jenis baja. Jenis-jenis Kode tersebut adalah AISI(American Iron Steel Institute),
SAE(Society for Automotive Engineering), UNS (Unified Numbering System), ASTM(American
Standard for Testing and Material), JIS (Japanese Industrial Standard), DIN (Deutsches Institut fur
Normung), ASME(American Society of Mechanical Engineers), CEN(Committee European de
Normalization), ISO(International Standardization Organization), dan Association francaise de
normalization (AFNOR).
Standarisasi untuk pengkodean SAE memiliki cara penulisan sebagai berikut:

Untuk dua angka pertama dalam sebutan ini menandakan paduan utama (s) dari baja. Dua angka
berikutnya dalam penunjukan menandakan jumlah karbon dalam baja. Masing-masing unsur logam
lainnya memilki angka kode yang mengisi digit pertama, yaitu:

Baja Karbon:
Digit pertama adalah "1" seperti dalam 10xx, 11xx, dan 12xx
Digit kedua menjelaskan proses: "1" adalah resulfurized dan "2" adalah resulfurized dan
rephosphorized.
Baja Mangan:
Digit pertama adalah "1" seperti dalam 13xx dan, memang, baja karbon. Namun, karena mangan
adalah normal produk baja karbon membuat AISI / SAE telah memutuskan untuk tidak
mengklasifikasikan sebagai baja paduan.
Digit kedua selalu "3"
Baja Molybdenum:
Digit pertama adalah "4" seperti dalam 40xx dan 44xx.
Angka kedua menunjuk persentase molibdenum dalam baja.
Baja Kromium:
Digit pertama adalah "5" seperti dalam 51xx dan 52xx
Angka kedua menunjuk persentase kromium dalam baja.
Baja paduan lebih satu unsur:
Baja ini mengandung tiga paduan
Digit pertama dapat "4", "8", atau "9" tergantung pada paduan dominan
Angka kedua menunjuk persentase reaming dua paduan.
Data pengkodean baja paduan sebagai berikut:
Kode SAE Komposisi
13xx Mn 1.75%
40xx Mo 0.20% or 0.25% or 0.25% Mo & 0.042% S
41xx
Cr 0.50% or 0.80% or 0.95%, Mo 0.12% or 0.20% or 0.25% or 0.30%
43xx Ni 1.82%, Cr 0.50% to 0.80%, Mo 0.25%
44xx Mo 0.40% or 0.52%
46xx Ni 0.85% or 1.82%, Mo 0.20% or 0.25%
47xx Ni 1.05%, Cr 0.45%, Mo 0.20% or 0.35%
48xx Ni 3.50%, Mo 0.25%
50xx Cr 0.27% or 0.40% or 0.50% or 0.65%
50xxx Cr 0.50%, C 1.00% min
50Bxx Cr 0.28% or 0.50%
51xx Cr 0.80% or 0.87% or 0.92% or 1.00% or 1.05%
51xxx Cr 1.02%, C 1.00% min
51Bxx Cr 0.80%
52xxx Cr 1.45%, C 1.00% min
61xx Cr 0.60% or 0.80% or 0.95%, V 0.10% or 0.15% min
86xx Ni 0.55%, Cr 0.50%, Mo 0.20%
87xx Ni 0.55%, Cr 0.50%, Mo 0.25%
88xx Ni 0.55%, Cr 0.50%, Mo 0.35%
92xx Si 1.40% or 2.00%, Mn 0.65% or 0.82% or 0.85%, Cr 0.00% or 0.65%

Kode-kode untuk Baja
Untuk peng-kode-an pada baja, terdapat dua standar yaitu AISI dan SAE. Standar ini
menggunakan 4 digit, 2 digit pertama mengindikasikan unsur-unsur paduan serta presentasenya,
dan 2 digit terakhir mengindikasikan jumlah karbon berdasarkan massanya. Standar yang lainnya
adalah ASTM. Terdiri dari 4 digit juga, 1 digit pertama dituliskan dengan menggunakan huruf dan
menandakan jenis logamnya, misal huruf A untuk logam ferro, dan 3 digit terakhir berupa angka.
Belakangan digunakan suatu standar untuk peng-kode-an, yaitu dengan UNS (Unified Numbering
System). Terdiri dari 6 digit, 1 digit pertama, berupa huruf, mengindikasikan jenis umum dari
paduan, dan 5 digit terakhir, berupa angka, adalah komposisinya. Huruf-hurufnya, antara lain :
Baja Karbon
Baja karbon dapat diklasifikan berdasarkan komposisi karbon di dalamnya.
Baja Paduan
Baja paduan adalah baja yang memiliki kandungan unsur paduan yang lebih dominan dan
perhatian yang lebih diberikan kepada baja jenis ini ketika pembuatannya. Dengan memberikan
perlakuan panas pada baja jenis ini, bisa didapatkan sifat baru sesuai dengan yang kita inginkan.
High Strength Low Alloy Steel (HSLAS)
Baja jenis ini biasanya memiliki kandungan karbon yang sangat sedikit, kurang dari 0,30%,
dan memiliki karakteristik pada struktur mikronya, yang terdiri dari ferrite dan martensite serta
austenite. Produksi baja ini biasanya dalam bentuk lembaran-lembaran yang dibentuk
dari microalloying dancontrolled hot rolling. Namun, ada juga yang diproduksi dalam bentuk
bidang, batang, dan batang-batang berstruktur.
Peng-kode-an baja ini memakai sistem AISI yang membaginya ke dalam 3 kategori, yaitu :
Termasuk di dalamnya unsur-unsur seperti C, Mn, P, dan N.
Terdari dari Nb, Cr, Cu, Mo, Ni, Si, Ti, V, dan Zr, bisa dalam bentuk tunggal atau kombinasi.
Memiliki ketahanan terhadap korosi lingkungan dan diperkirakan 4 kalinya dari baja karbon rendah
yang konvensional. Termasuk di dalamnya, Si, P, Cu, Ni, dan Cr dalam bentuk kombinasi yang
beragam. Sebagai tambahan, kemampu bentukan dari baja ini diberi nilai dengan huruf; F untuk
luar biasa, K untuk bagus, dan O untuk sedang-sedang saja.
Baja HSLA yang diproduksi belakangan ini (Microalloyed Steel), memiliki sifat yang super dan
dapat mengurangi ketergantungan pada proses perlakuan panas. Terdiri dari ferrite dan pearlite
pada susunan struktur mikronya, serta partikel karbon nitrid yang terdispersi secara baik.
Komposisi dari baja ini biasanya terdiri dari 0,5% C, 0,8% Mn, dan 0,1% V. Produksi baja ini juga
sangat efisien, bahkan dapat menghemat pengeluaran hingga 10%, karena tidak diperlukannya
proses-proses seperti, quenching, tempering, danstress relieving.
Ada lagi jenis baja HSLA yang lain yaitu Nanoalloyed Steel. Baja jenis ini masih dalam pengerjaan.
Butiran yang dimiliki baja jenis ini sangat kecil sekali, sekitar 10-100 nm, dan diproduksi
menggunakan gelas logam (Metallic Glasses) sebagai precursor.

Baja Dua Fasa
Sesuai dengan namanya baja ini memiliki dua fasa, yaitu ferrite dan martensite (masing-masing
memberikan kontribusinya yang saling berlawanan dalam membentuk sifat dari baja). Baja ini
memiliki karakteristik proses pengerjaan pengerasan yang tinggi, yang meningkatkan keuletan
dan kemampu bentukan. Pengkodean baja jenis ini biasanya dengan huruf D







Awalnya AISI (The American Iron & Steel Institue) memiliki standard yang diterima luas di
Amerika serikat dan Negara lainnya. Tetapi standard AISI tidak mencakup semua jenis
logam/metal, dan tidak begitu informatif megenai properties beberapa logam. Kemudian dua
organisasi Standard Amerika, ASTM (American Society For Testing & Metal) dan SAE (Society
of Automotive Engineers) mengembangkan sebuah standard untuk logam yaitu UNS (The
Unified Numbering System).
AISIS/SAE Steel Designation System
SAE (Society of Automotive Engineers) menetapkan standard baja yaitu SAE steel grades. Ini
terdiri dari empat digit yang menjadi repsrenstasi komposisi kimia. AISI memakai standard
dengan system penomoran yang sama dengan SAE, namun menambahkan huruf untuk
menujukan proses pembuatan baja. Sebagai contoh prefix C untuk open hearth furnace, basic
oxygen furnace (BOF) dan E untuk electric arc furnace.
Sistem penomoran AISI/SAE:

Gambar 1. Digit penomoran AISI/SAE.
Dua digit pertama menggambarkan tipe material, yaitu element utama pada digit pertama dan
secondary element pada digit kedua. Dua digit terakhir adalah kandungan element karbon yang
dinyatakan dalam seperseratus persen.
Contoh 1060, artinya 1 untuk baja karbon (carbon steel), 0 untuk menunjukan plain (tidak
ditambahkan sulfur dan phospor). Dua digit terakhir yaitu 60 adalah kandungan karbon sebesar
0,60 %.
AISI/SAE Tipe
1XXX Carbon steels
2XXX Nickel steels
3XXX Nickel-chromium steels
4XXX Molybdenum steels
5XXX Chromium steels
6XXX Chromium-vanadium steels
7XXX Tungsten steels
8XXX Nickel-chromium-vanadium steels
9XXX Silicon-manganese steels
Untuk baja karbon, digit kedua adalah:
10XX 0 menunjukan plain carbon
11XX 1 menunjukan resulfurized (ditambahkan sulfur)
12XX 2 menunjukan resulfurized dan rephosporized (ditambahkan sulfur dan phosphor)
UNS Designation System
Bila pada AISI/SAE system penomoran terdiri dari 4 digit, UNS mengunakan 6 digit untuk
menggambarkan logam baik dari komposisi kimia, proses manufaktur, dan perlakuan panas.
Digit pertama terdiri dari huruf menunjukan jenis logam, yaitu:
AXXXXX A untuk aluminum
CXXXXX C untuk copper dan copper alloy
FXXXXX F untuk cast iron (besi cor)
GXXXXX G untuk baja karbon
NXXXXX N untuk nickel dan nickel alloy
SXXXXX S untuk stainlles stell
WXXXXX W untuk welding filler material
ZXXXXX Z untuk zinck dan zinck alloy
Digit kedua sampai digit kelima adalah adaptasi dari sistem penomoran AISI/SAE. Sedangkan
digit terakhir sebagai informasi tambahan untuk proses perlakuan panas, tempering contohnya,
atau proses manufaktur.
Contoh:
UNS G10300
G menunjukan baja karbon
1030 plain carbon steel dengan kandungan karbon 0.30 %
0 digit terakhir informasi tambahan mengenai heat treatment dan proses manufaktur.


2.4 Standarisasi dan Pengkodean dari Baja Karbon
Standardisasi adalah proses merumuskan, merevisi, menetapkan, dan menerapkan standar,
dilaksanakan secara tertib dan kerjasama dengan semua pihak. Standar Nasional Indonesia adalah
standar yang ditetapkan oleh instansi teknis setelah mendapat persetujuan dari Dewan
Standardisasi Nasional, dan berlaku secara nasional di Indonesia. Struktur penomoran SNI terdiri
atas serangkaian kode dengan arti tertentu yaitu berupa kode SNI, nomor unik, nomor bagian dan
nomor seksi, serta tahun penetapan. Kode SNI menyatakan bahwa dokumen tersebut adalah
Standar Nasional Indonesia. Sedangkan nomor unik adalah identifikasi dari suatu standar tertentu
yang jumlah digitnya sesuai kebutuhan, minimal 4 digit dan diawali dengan angka 0. Nomor
bagian merupakan identifikasi yang menunjukan nomor urutbagian dari suatu standar yang
mempunyai bagian. Nomor seksi merupakan identifikasi yang menunjukan nomor urut seksi dari
suatu standar bagian tertentu.
Selain standarisasi nasional ada pula standarisasi dari Jepang yang biasa di singkat dengan JIS(
Japan Industrial Standart ) dan dari Amerika seperti ASTM ( American Society for Testing Materials
), AISI (Americal Iron and Steel Institute) dan dari berbagai Negara lain.
Ada beberapa tipe standarisasi yang umumnya digunakan pada baja, termasuk baja karbon,
diantaranya adalah :
AISI (American Iron Steel Institute).
SAE (Society for Automotive Engineering).
JIS (Japanese Industrial Standard).
SNI (Standar Nasional Indonesia).

A. AISI-SAE
Standarisasi dengan sistem AISI dan juga SAE merupakan tipe standarisasi dengan berdasarkan
pada susunan atau komposisi kimia yang ada dalam suatu baja. Ada beberapa ketentuan dalam
Standarisasi baja berdasarkan AISI atau SAE, yaitu :
Dinyatakan dengan 4 atau 5 angka:
1. Angka pertama menunjukkan jenis baja.
2. Angka kedua menunjukkan:
a. Kadar unsur paduan untuk baja paduan sederhana.
b. Modifikasi jenis baja paduan untuk baja paduan yang kompleks.
3. Dua angka atau tiga angka terakhir menunjukkan kadar karbon perseratus persen.
4. Bila terdapat huruf di depan angka maka huruf tersebut menunjukkan proses pembuatan
bajanya.
Contoh standarisasi Baja karbon dengan AISI-SAE :
SAE 1045, berarti :
Angka 1 : Baja Karbon
Angka 0 : Persentase bahan alloy (tidak ada)
Angka 45 : Kadar karbon (0.45% Karbon)

B. JIS (Japanese Industrial Standard)
Standarisasi dengan sistem JIS merupakan salah satu tipe standarisasi atas dasar aplikasi
produksi dan grade (kualifikasi untuk aplikasi tertentu). JIS standard dikembangkan oleh Japanese
Industrial Standards Comitee yang merupakan bagian dari Kementrian Industri dan Perdagangan
Internasional di Tokyo. Sama halnya dengan standarisasi AISI-SAE, standarisasi JIS juga
mempunyai beberapa ketentuan, diantaranya :
1. Diawali dengan SS atau G dan diikuti dengan bilangan yang menunjukkan kekuatan tarik
minimum dalam kg/mm2
2. Diawali dengan S dan diikuti dengan bilangan yang menunjukkan komposisi kimianya.
3. Untuk golongan Stainless Steel biasanya menggunakan grade dari ASTM dengan menggunakan
kode huruf SUS diikuti dengan kode angka sesuai dengan AISI atau SAE.

*) Contoh standarisasi baja karbon dengan JIS :
JIS G 5101 (Baja karbon cor).
JIS G 3201 (Baja karbon tempa).
JIS G 3102 (Baja karbon untuk konstruksi mesin).
JIS G 3101 (Baja karbon untuk konstruksi biasa).

C. SNI (Standar Nasional Indonesia)
Standarisasi SNI ini merupakan tipe standarisasi yang sama dengan JIS, yaitu berdasarkan
aplikasi produksi. Ada beberapa contoh standarisasi SNI pada baja karbon yang umumnya
terdapat di pasaran, diantaranya :
SNI 07-0040-2006 (Kawat baja karbon rendah).
SNI 07-0053-2006 (Batang kawat baja karbon rendah).
SNI 07-2052-2002 (Baja karbon untuk tulang beton).
SNI 07-0601-2006 (baja karbon dalam bentuk plat).




Standarisasi
a) ASTM ( American Society for Testing Materials )
o Strogen Steel (H3 9M-94)
o High Strength Low alloy Structure Steel (H2 42M-93a)
o Low and Intermediate tensile Strength carbon silicon, steel plate for machine pane and
general construction (A 284M-38)
o High Steel Strength. Quenhead and Temporal alloy steel plate euatable for andirum (A 514-
94m)
o Structural Steel mide 290 MPa minimum Yield point (BMM) maximum
o High Strongth Low alloy alambium vanadium steel of structural quality (43,72m-94a)
o Structural carbon steel plate of improved longers (AS 37M-93a)
o High Strength Low alloy Structural Steel 345 MPa minimum yield point 100 mm thickness
(AS 88M-94a)
o Normalized high Strength Low alloy Structural Steel (A633-94a)
o Low carbonate hardening, nikel copped evanium monodin, corombium and nikel copper
columbion allow steel (A710M-94)
o Hot road stuktural steel high Strength Low alloy plate with improved in ability (A 610 M-
93a)
o Quenhead and tempered carbon steel plates for structural aniration (A 678-94a)

b) AI SI (Americal I ron and Steel I nstitute) and SAE (Society of Automotive Engineers)
Baja menurut standarisasi AISI dan SAE merupakan spesifikasi dengan loxx digunakan
untuk paduan yang sangat minimal. Contoh baja AISI, SAE 1445, ini berarti kandungan
karbonnya adalah 0,4% dengan paduan uranium (0,4%-1,4%)

c) Menurut UNS (United Numbering System)
Baja menurut standar UNS hampir sama dengan standar AISI dan SAE, hanya saja
menggunakan huruf di depan ditambah lima digit untuk jenis tambahan lainnya misalnya baja
AISI,SAE A 0,70% UNS menjadi G41070 di mana awalnya G untuk baja karbon paduan
rendah.


b) Cast Iron (Besi Cor)
Pengertian besi cor
Definisi besi cor (yang paling mudah dipahami) adalah paduan antara besi (Fe) dengan
karbon (C), tapi kandungan C-nya harus lebih besar dari 2%. Material ini selalu mengandung
unsur silikon (Si) yang berfungsi sebagai "Penggalak penggrafitan" , makudnya mendorong
terjadinya grafit di dalam besi cor.
Grafit itu sebenarnya karbon bebas yang terdapat dalam suatu material, dia ngak berikatan
dengan unsur lain untuk membentuk suatu senyawa, jadi sifatnya relatif lunak. Tapi jangan
salah, grafit ini memegang peranan penting juga lho..dalam menentukan sifat mekanik besi
cor.
BAHAN
Bahan Baku Utama
Bahan baku utama untuk pembuatan besi cor nodular adalah pig iron, scrap baja, dan scrap
balik (return scrap).
Bahan Penolong
Selain bahan baku utama, diperlukan juga beberapa bahan penolong yaitu Nodulariser,
inokulan, dan carburizer. Ada beberapa jenis Nodulariser yang dapat dipakai untuk
pembuatan besi cor nodular.

Proses Pembuatan
A. Persiapan
- Pemilihan produk yang akan dibuat
- Rancangan dan Spesifikasi Teknis
- Penentuan Teknik Pengecoran
B. Pencampuran Pasir
Pasir yang umumnya digunakan sebagai pasir cetak adalah jenis pasir silika, dimana
kandungan clay-nya harus kurang dari 2%. Menurut ketentuan standar JIS G5901 ada 6 grade
pasir cetak silika
C. Pembuatan Cetakan Pasir dan Inti
D. Pembuatan Model/Pattern
Dalam pembuatan model/pattern harus diperhitungkan penyusutan volume benda tuang pada
saat membeku. Penyusutan ini besarnya antara 0,4 % sampai 0,8 %.
E. Peleburan
Peleburan umumnya dilakukan dalam dapur induksi listrik atau bisa juga menggunakan
kupola. Peleburan dengan kupola mempunyai kendala dalam pengendalian kadar sulfur
didalam besi cair. Sulfur ini diperoleh dari kokas yang dipakai sebagai sumber energi
peleburan. Peleburan dengan memakai dapur induksi listrik lebih memudahkan pengendalian
komposisi kimia cairan besi.
F. Pembuatan cetakan dan Inti
Pasir cetak , air , bentonit dan gula tetes yang sudah dicampur di mesin mixer dimasukkan
kedalam rangka cetak, yang terdiri dari rangka atas (cup) dan rangka bawah (drag), dimana
pola/pattern yang terbuat dari kayu sudah di-set terlebih dahulu. Cetakan pasir ini kemudian
dipadatkan dengan memakai meja getar (jolt and squeeze machine).
G. Nodularisasi
H. Inokulasi
I. Penuangan dan Sistem Saluran Tuang
J. Pembersihan Tuangan
K. Perlakuan Panas dan Pengerjaan Akhir
L. Pemeriksaan dan Pengujian Kualitas
M. Pengecatan Dasar


Kegunaan
Alasan digunakannya besi cor nodular sebagai pengganti bahan baja untuk komponen
otomotive adalah karena biaya produksi besi cor nodular lebih rendah, waktu produksi lebih
singkat . Selain itu untuk ukuran dan bentuk yang sama, besi cor nodular bobotnya lebih
ringan dan yang lebih penting lagi adalah karena besi cor nodular dapat di-heat treatment
sehingga produk yang dihasilkan mempunyai sifat-sifat unggul seperti baja.

Standarisasi
Standar Nasional lndonesia
SNl 07 - 0819 1989

c) Tool stell (Baja perkakas)
Pengertian Tool stell
Tool Steel adalah baja dengan kandungan Carbon antara 0.3 1.6% dan mengandung unsur-
unsur paduan lainnya (Cr, V, W, Mo, dll). Unsur-unsur paduan tersebut membuat baja
tersebut mempunyai sifat mekanik (kekerasan, ketahanan abrasi, kemampuan potong,
kekerasan pada temperatur tinggi) yang sangat baik sehingga baja tersebut dapat digunakan
sebagai tool (perkakas), misalkan sebagai mould, dies atau pisau. Umumnya tool Steel
digunakan setelah di heat treatment (perlakuan panas), hal ini untuk mendapatkan sifat
mekanik yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan.

Proses pembuatan
Secara umum cetakan (dies) dan proses pembuatan dari bahan baku baja perkakas H-13
dengansistem cor kemudian dilanjutkandengan proses perlakuanpanas, setelah
dibandingkandengan produk impor, temyatamemenuhi kriteria dalam standarJIS, sehingga
hasil ini layakuntuk dipakai dan digunakan.Apabila cetakan (dies) diperlukankekerasannya,
maka dipilihbaja H-13 dengan perlakuantemper. pada suhu 630 oC denganhasil44,08 HRC
(standar 38HRC hingga 53 HRC).Apabila cetakan (dies) diperlukanketangguhannya, maka
dip ilihbaja H-13 dengan perlakuantemper 3 pada suhu 600 oC, denganharga ketangguhan
310,9 Nmm/mm.Apabila cetakan (dies) dibutuhkankekuatan tarik yang maksimum,maka
dipilih baja H-13dengan perlakuantemper 2 padasuhu 610 oC, didapat harga tegangan tarik
1364,4 N / mm.

Standarisasi
a) AI SI (Americal I ron and Steel I nstitute) and SAE (Society of Automotive Engineers)
Baja menurut standarisasi AISI dan SAE merupakan spesifikasi dengan loxx digunakan
untuk paduan yang sangat minimal. Contoh baja AISI, SAE 1445, ini berarti kandungan
karbonnya adalah 0,4% dengan paduan uranium (0,4%-1,4%)
b) Menurut UNS (United Numbering System)
Baja menurut standar UNS hampir sama dengan standar AISI dan SAE, hanya saja
menggunakan huruf di depan ditambah lima digit untuk jenis tambahan lainnya misalnya baja
AISI,SAE A 0,70% UNS menjadi G41070 di mana awalnya G untuk baja karbon paduan
rendah.
c) J epang (J I S =J apan I ndustrial Standar)
o Rolled Steel for general structural (G 3101-87)
o Rolled Steel for walled structural (G 3106-92)
o Hot Rolled Atmosphetle corrosion resisting steel (G 3128-87)
o Hot Yield Strength Steel plate for walled structural (G 3128-87)
o Superior atmosphere corrosion resistant steel (G 3215-87)
d) Standarisasi J erman (DI N =Deutsche I ndustrie Norm.)
o Steel for general structural purposes (17100-80)
o Waldable tine astin steel (17102-83)

d) Stainless stell
Pengertian Stainless stell
Baja tahan karat ataustainless steel sendiri adalah paduan besi dengan minimal 12%
kromium. Komposisi ini membentuk protective layer (lapisan pelindung anti korosi)yang
mer upakan has i l oks i das i oks i gen t er hadap kr om yang t er j adi s ecar a
s pont an. Tent unya har us di bedakan mekani s me pr ot ect i ve l a yer i ni
di bandi ngkan baj a yangdilindungi dengan coating (misal seng dan cadmium) ataupun
ca

Prosess pembuatan
Kegiatan pemaduan FeNi dan FeCr dalam skala laboratorium telah berhasil dilakukan
menggunakan dapur induksi menghasilkan paduan SS 304 dan SS 316. Hasil kegiatan
tersebut telah diterbitkan (1), dan perbandingan komposisinya dijadikan dasar untuk
perencanaan kegiatan riset skala lapangan menggunakan peralatan pemurnian yang ada di
pabrik feronikel Pomalaa.
SS 304 dan SS 316 dipilih karena merupakan austenitik Stainless Steel banyak digunakan
pada industri minyak dan gas seperti untuk pipa, benjana tekan, tangki untuk makanan,
industri kimia dan obat-obatan. Stainless Steel ini mempunyai ketahanan kreep dan oksidasi
pada temperatur tinggi baik, ketangguhan pada temperatur kriogenik baik dan bersifat non-
magnetik (2).
Pada proses pembuatan stainless steel untuk mencegah terbentuknya karbida yang tidak boleh
ada pada struktur mikro stainless steel maka kandungan C pada logam cair harus ditekan
serendah mungkin. Peralatan shaking converter (S.C) yang ada di pabrik Feronikel Pomalaa
mampu menekan kandungan C dalam FeNi cair menjadi lebih kecil dari 0,1%, tetapi untuk
mencapai hal ini diperlukan tiupan oksigen dalam waktu panjang sehingga mengakibatkan
terbentuknya FeO semakin banyak sehingga mengakibatkan pengrusakan lining semakin
cepat, hal ini dari segi biaya kurang menguntungkan. Untuk itu diperlukan optimalisasi
proses tiupan oksigen pada proses di S.C.

Standarisasi
ITALY (UNI ) : X 12 CrNi 1707
GERMANY(DIN 17006) : X 12 CrNi 17 7
FRANCE(AFNOR) : Z 12 CN 17-01
JAPAN(JIS) : SUS 301

e) HSS
Pengertian
Kandungan karbon : 0,70 % 1,50 %. Penggunaan membuat alat-alat potong seperti drills,
reamers, countersinks, lathe tool bits dan milling cutters. Disebut High Speed Steel karena
alat potong yang dibuat dengan material tersebut dapat dioperasikan dua kali lebih cepat
dibanding dengan carbon steel. Sedangkan harga dari HSS besarnya dua sampai empat kali
daripada carbon steel/

Prosess pembuatan
Dapur listrik(menggunakan Tanur Busur Api (Arc Furnace))
Saat proses pemuatan penutup tanur dibuka, dan setelah material dimuatkan kedalam tanur,
kemudian penutup ditutup kembali, elektroda diturunkan , dan aliran listrik diberikan.
Elektroda diturunkan sampai dasar sampai cairan logam mulai terkumpul dan mulai naik.
Elektroda kemudian dinaikan secara bertahap seiring dengan kenaikan permukaan cairan
logam.

Untuk mendapatkan hasil yang optimal dari proses peleburan dengan menggunakan tanur
busur api dapat dicapai dengan melakukan proses perencanaan dan pengendalian pemuatan
yang baik. Secara umum komposisi pemuatan adalah sebagai berikut :
bahan baku dengan ukuran besar/tebal sebanyak 40%
bahan baku dengan ukuran medium sebanyak 40%
bahan baku dengan ukuran kecil sebanyak 20%

Penggunaan sistem saluran dengan ukuran yang besar ( tebal ) akan mengakibatkan proses
peleburan menjadi semakin lama. Pemuatan bahan baku dilakukan dengan cara sebagai
berikut :
distribusikan bahan baku pada seluruh permukaan tanur
hindari bahan baku yang terkumpul dibawah elektroda
akan lebih mudah apabila bahan baku dengan ukuran kecil diletakan diatas bahan baku yang
besar/tebal.


Kegunaan
Sbg perkakas potong dikenal dg inisial HSS. Memiliki red hardness sitimewa dg wear
resisten dan ketanguhan yang hampir sama.

Standarisasi
J epang (J I S =J apan I ndustrial Standar)
o Rolled Steel for general structural (G 3101-87)
o Rolled Steel for walled structural (G 3106-92)
o Hot Rolled Atmosphetle corrosion resisting steel (G 3128-87)
o Hot Yield Strength Steel plate for walled structural (G 3128-87)
o Superior atmosphere corrosion resistant steel (G 3215-87)

Standarisasi J erman (DI N =Deutsche I ndustrie Norm.)
o Steel for general structural purposes (17100-80)
o Waldable tine astin steel (17102-83)
HSlS. Quenhead and Temporal alloy steel plate euatable for andirum (A 514-94m)
o) Structural Steel mide 290 MPa minimum Yield point (BMM) maximumASTM
( American Society for Testing Materials )
HSlS. Quenhead and Temporal alloy steel plate euatable for andirum (A 514-94m)
tructural Steel mide 290 MPa minimum Yield point (BMM) maximum

Anda mungkin juga menyukai