Anda di halaman 1dari 3

TUGAS RESUME ANALISIS CEKUNGAN Disa Bambelia Utami

Studium Generale Eastern Indonesia Tectonics 270110110066


oleh Prof. Robert Hall Geologi B

PART 1 INDONESIAN TECTONICS: BACKGROUND AND RECONSTRUCTIONS
Indonesia merupakan wilayah yang sangat luas, dengan banyak sekali cekungan
sedimen berumur Kenozoikum (banyak mengandung hidrokarbon).
Prinsip tektonik yang digunakan meliputi dating/aktivitas batuan beku,
paleomagnetisme, tektonik lempeng, subduksi, studi sedimen, dll.
Isotopic dating merupakan hal yang penting karena melimpahnya batuan magmatis
pada daerah busur yang aktif. Terdapat 2 metode dating yaitu K-Ar dan Ar-Ar. Untuk
skala region, data set dating masih relatif kecil.
Paleomagnetisme; sangat vital untuk mengetahui lokasi palaeo-positions (tetapi hanya
palaeolatitude); merupakan satu-satunya cara untuk mendeteksi rotasi.
Perkembangan spreading center dapat kita gunakan untuk interpretasi umur
pergerakan transform fault. Hal ini ada hubungannya dengan mekanisme
pembentukan cekungan.
Di sebelah barat-baratdaya Indonesia, agak sulit menginterpretasi umur pergerakan,
dapat disebabkan oleh beberapa hal: anomali sulit diidentifikasi, tertutup sedimen
yang terlalu tebal, dll.
Subduction Rollback; lower plate terkesan seolah-olah jatuh, alih-alih bergerak maju.
Sedangkan upper plate memanjang (tidak hanya pada backarc).

Beberapa dari zona subduksi aktif tidak memiliki magmatisme; contohnya yaitu di
Palung Filipina dan Sulawesi Utara.
Teknologi observasi GPS memberikan informasi mengenai pergerakan tektonik
kawasan Asia Tenggara saat ini. Tsunami Aceh pada tahun 2014; masih diperlukan
data kurang lebih 5 tahun ke depan (dari tahun 2014) untuk mengetahui secara lebih
pasti pergerakan lempeng, karena teknologi ini membutuhkan data minimal selama 15
tahun.

TUGAS RESUME ANALISIS CEKUNGAN Disa Bambelia Utami
Studium Generale Eastern Indonesia Tectonics 270110110066
oleh Prof. Robert Hall Geologi B

Regional Heat Flow; Tipisnya litosfer mempengaruhi deformasi selama collision dan
extension.
Sebelah timur-tenggara Indonesia, kemungkinan terdapat slabs (ada hubungannya
dengan kegiatan magmatisme pada upper mantle). Ditunjukkan dengan warna biru
pada tomogram (high shear velocity). Pada bagian timur Pulau Jawa, slabs terputus,
yang dapat diakibatkan oleh adanya penebalan kerak.
Sebagian besar sedimen tidak berasal dari zona tumbukan India-Asia.
Vulkanik dan hubungannya dengan cekungan; Vulkanik merupakan muatan sedimen
dan deep basin terletak pada backarc.
Paleomagnetisme menunjukkan bahwa tidak terdapat bukti clockwise rotation di Asia
Tenggara.

PART 2 SUNDALAND AND EASTERN INDONESIA
Menurut Hall (2012), pada akhir Jura, India mengalami rifting. Lalu mengalami
tumbukan dengan Asia pada zaman Kapur. Pada akhir Kapur hingga Eosen, subduksi
terhenti dan kemudian setelah Eosen berlanjut kembali.
Sula Spur dan Banda Embayment terbentuk akibat rifting pada akhir Jura.
Cathadoluminescence memiliki cara tersendiri dalam menentukan tipe kuarsa.
Eastern Indonesia merupakan zona tumbukan Australia-Asia Tenggara dan lebih
kompleks dibandingkan dengan Sundaland. Subduksi merupakan pengaruh yang
sangat besar.
Pulau Sulawesi memiliki tatanan tektonik yang kompleks. Pada awalnya, Sulawesi
dianggap merupakan tumbukan dari blok-blok benua mikro, tetapi ternyata terdapat
banyak kendala. Mungkin hal ini ada hubungannya dengan embayment.
Di sekitar cekungan Poso, terdapat rimmed carbonat reef dengan base of reef
mencapai kedalaman 1300 m.
Pembentukan cekungan di Indonesia bagian timursangat cepat, masih baru, dan
banyak terdapat hidrokarbon. Tetapi sangat beresiko pada daerah perbatasan.
Asia Tenggara berbeda dengan wilayah lainnya sehingga memerlukan pemikiran-
pemikiran baru.
TUGAS RESUME ANALISIS CEKUNGAN Disa Bambelia Utami
Studium Generale Eastern Indonesia Tectonics 270110110066
oleh Prof. Robert Hall Geologi B

Tanya Jawab
T : Mengapa akumulasi sedimen di Kalimantan sama atau bahkan lebih tebal dari
Himalaya? Padahal Kalimantan cenderung datar, sedangkan Himalaya lebih tinggi
posisi/daerahnya.
J : Tidak ada hubungannya dengan elevasi, tetapi ada beberapa kemungkinan. Bisa
karena curah hujan dsb.
T : Kondisi seperti apakah yang dapat menyebabkan terjadinya rollback?
J : Belum dapat diketahui secara pasti, yang jelas setelah membandingkan Western dan
Eastern Pasific sebagai contoh, pada western cenderung lebih steep, sedangkan pada
eastern cenderung slab subduction-nya lebih low angle dan flat.

Anda mungkin juga menyukai