Anda di halaman 1dari 6

TUGAS

ANALISIS CEKUNGAN
Dormant Ocean Basin

Disusun oleh:
DISA BAMBELIA UTAMI
270110110066

FAKULTAS TEKNIK GEOLOGI


UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2014

Dormant ocean basin merupakan cekungan yang dasarnya berupa kerak


samudera, dimana kerak tersebut tidak mengalami pemekaran atau subduksi
(Ingersoll dalam Allen & Allen, 2005). Istilah dormant maksudnya yaitu tidak
terdapat aktivitas orogenic atau taphrogenic di dalam atau di sekitar cekungan,
oceanic berarti dasar cekungan berupa kerak samudra.

Skema Dormant Ocean Basin

Mekanisme subsidence-nya meliputi 2 hal penting, yaitu penebalan mantel


dan litosfer, serta pemuatan/pembebanan sedimen dan vulkanik. Dormant ocean
basin juga terbentuk oleh 2 proses yang cukup kontras:
1. Pemekaran ridge dari berhentinya kegiatan nascent ocean basin.
Contohnya yaitu Gulf of Mexico. (Pindell & Dewey, 1982; Pindell, 1985;
Dickinson & Lawton, 2001),
2. Cekungan belakang busur (backarc basin) baik ekstensional atau netral,
yang tidak mengalami subduksi selama penyatuan benua dan/atau busurbusur. Contohnya yaitu Laut Hitam dan South Caspian basin. (Okay et al.,
1994; Brunet et al., 2003; Vincent et al., 2005).

Mekanisme subsidence yang penting pada Dormant Ocean Basin

Asal mula terbentuknya dormant ocean basin sulit untuk ditentukan


karena batuan dasar dan strata asal umumnya tertimbun dalam selama ratusan juta
tahun, mengikuti pemekaran lantai samudra. Setelah berhentinya aktivitas
lempeng di sekitar cekungan, penimbunan sedimen merupakan mekanisme
subsidence yang dominan, meskipun penebalan litosfer yang berasal dari
pendinginan residu juga penting (Ingersoll and Busby, 1995).

Jangka waktu akumulasi sedimen dan potensi preservasi pasca sedimentasi

Dormant ocean basin dapat memiliki jangka waktu kurang lebih ratusan
juta tahun dan dapat sangat bervariasi dalam ukuran. Gulf of Mexico saat ini, yang
diketahui sebagai dormant ocean basin terluas, terisi dengan cepat di sepanjang
batas/pinggiran bagian utara (bagian continental embankment dari Gulf Coast),
tetapi masih terdapat kerak samudra dengan tutupan sedimen yang tipis di daerah
selatan (e.g., Buffler and Thomas, 1994; Galloway et al., 2000; Dickinson and
Lawton, 2001). Cekungan South Caspian Basin berukuran kecil dan sebagian
terisi oleh sedimen (tebalnya kira-kira lebih dari 20 km; Brunet et al., 2003), tetapi
masih merupakan kerak samudra. Sebaliknya, cekungan Tarim memiliki
ketebalan sedimen yang sebanding, tetapi terisi sepenuhnya. Ketiga cekungan
tersebut dasarnya berupa kerak samudra, (Sengor et al., 1996); sejarah dan waktu
yang lama dalam pendinginan/pembekuan menandakan cekungan-cekungan ini
juga dasarnya berupa mantel yang tebal dan kuat (Ingersoll and Busby, 1995).

Ketika dormant ocean basin terisi hingga mencapai sea level, secara
sekilas menyerupai intracratonic basin. Tetapi dormant ocean basin mengandung
setidaknya 16-20 km strata sedimen di atas kerak samudra yang kuat, sedangkan
intracratonic basin hanya memiliki ketebalan beberapa km strata sedimen yang
utamanya didasari oleh kerak benua, dengan terdapatnya satu atau lebih celahcelah fosil yang berada di bawah pusat cekungan. Jadi, ketika tegangan inplate
mempengaruhi dormant ocean basin dan sekitarnya, biasanya muncul deformasi
sepanjang batas-batas lemah, dimana deformasi intracratonic basin terkonsentrasi
sepanjang celah-celah fosil. Foreland basin dapat terbentuk di atas dormant ocean
basin bagian tepi selama deformasi yang bersifat kontraksi (e.g., tepian cekungan
Tarim saat ini). Intracratonic basins dapat mengalami subsidence kembali atau
inversion tectonic (e.g., Laut Utara saat ini) (Cooper and Williams, 1989;
Cameron et al., 1992).

DAFTAR PUSTAKA

Allen, Philip A. and Allen, John R. 2005. Basin Analysis Second Edition.
Australia: Blackwell Publishing Ltd.

Busby, Cathy, Ingersoll and Perez, A.A. 2012. Tectonics of Sedimentary


Basins: Recent Advances, First Edition. Australia: Blackwell Publishing
Ltd.

Dickinson, William R. 1981. Plate Tectonic Evolution of Sedimentary


Basins. California: Stanford University. AAPG Education Course Note
Series No.1.

Ingersoll, Raymond V. & Cathy J. Busby. Chapter 1: Tectonics of


Sedimentary

Basins,

with

revised

nomenclature.

http://people.uncw.edu/lamaskint/GLY%20445545%20FALL%202013/Ingersoll%202012%20Tect%20Sed%20Basins%
20Update.pdf .
Diakses pada tanggal 13 April 2014 pukul 09.55.

McCann, Tom & Aline Saintot. 2003. Tracing tectonic deformation using
the sedimentary record: an overview. Geological Society, London,
Special

Publications

2003;

v.

208:

1-28.

http://people.uncw.edu/lamaskint/GLY%20445545%20FALL%202013/McCann%20and%20Saintot%202003%20GEOL
%20SOC%20LON%20Tracing%20tectonic%20deformation.pdf.
Diakses pada tanggal 13 April 2014 pukul 10.23.

Pindell, J., and Dewey, J.F. (1982) Permo-Triassic reconstruction of


western Pangea and the evolution of the Gulf of Mexico/Caribbean region.
Tectonics, 1, 179211.

Anda mungkin juga menyukai