Anda di halaman 1dari 70

MODUL

MATA KULIAH
PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
TAHUN AKADEMIK 2013-2014
Dozen:
MUZAYANAH,S.H.,M.H.
PANCASILA DAN
KEWARGANEGARAAN
KOMPETENSI
MELAKSANAKAN NILAI-
NILAI PANCASILA
SEBAGAI KARAKTERISTIK
DAN JATI DIRI BANGSA
INDONESIA
KOMPETENSI
1. KOMPETENSI I :
MENJELASKAN MENGENAI PANCASILA
MERUPAKAN KARAKTERISTIK DAN JATI DIRI
BANGSA INDONESIA
2. KOMPETENSI II :
MENJELASKAN KEDUDUKAN WARGA
NEGARA DALAM SISTEM KETATANEGARAAN
DAN PELAKSANAAN DEMOKRASI DI
INDONESIA
3. KOMPETENSI III :
MENGANALISIS HAK ASASI MANUSIA YANG
DIMILIKI OLEH SETIAP WARGA NEGARA
DALAM HIDUP BERBANGSA DAN BERNEGARA

4. KOMPETENSI IV :
MENGANALISIS PANCASILA SEBAGAI
LANDASAN IDEOLOGI PEMBANGUNAN
NASIONAL DALAM RANGKA MEWUJUDKAN
KEADILAN BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA
POKOK BAHASAN
A. PENGERTIAN DAN TUJUAN MATA KULIAH
PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN:
a) Pengertian Pancasila
b) Tujuan Pendidikan Pancasila di Perguruan
Tinggi
c ) Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan di
Perguruan Tinggi
BAB 1 PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA DAN
IDEOLOGI NASIONAL
A. Pancasila dalam Pendekatan Filsafat
B. Makna Pancasila sebagai Dasar Negara
C. Implementasi Pancasila sebagai Dasar
Negara
D. Makna Pancasila sebagai Ideologi
Nasional
E. Implementasi Pancasila sebagai Ideologi
Nasional
F. Pengamalan Pancasila
BAB 2 IDENTITAS NASIONAL
A. Hakekat Bangsa
B. Identitas Nasional
C. Hakikat Negara
D. Bangsa Dan Negara Indonesia
E. Identitas Nasional Indonesia
BAB 3 HAK DAN KEWAJIBAN WARGA
NEGARA
A. Pengertian Warga Negara dan
Kewarganegaraan
B. Kedudukan Warga Negara dalam
Negara
C. Hak dan Kewajiban Warga Negara
Indonesia
BAB 4.NEGARA DAN KONSTITUSI
A. Konstitusionalisme
B. Konsitusi Negara
C. UUD 1945 sebagai Konsitusi Negara
D. Sistem Ketatanegaraan Indonesia
BAB 5. DEMOKRASI DAN PENDIDIKAN
DEMOKRASI
A. Hakikat Demokrasi
B. Demokratisasi
C. Demokrasi Di Indonesia
D. Sistem Politik Demokrasi
E. Pendidikan Demokrasi
BAB 6 NEGARA HUKUM DAN HAK ASASI
MANUSIA
A. Konsep Dan Ciri Negara Hukum
B. Negara Hukum Indonesia
C. Hakikat Hak Asasi Manusia
D. Sejarah Perkembangan Hak Asasi
Manusia
E. Hak Asasi Manusia Di Indonesia
BAB 7 WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI
GEOPOLITIK INDONESIA
A. Pengertian, Hakikat Dan Kedudukan
Wawasan Nusantara
B. Latarbelakang Dan Konsepsi Wawasan
Nusantara
C. Wawasan Nusantara Sbg Geopiolitik
Indonesia
D. Perwujudan Wawasan Nusantara
E. Otonomi Daerah Di Indonesia












BAB 8 KETAHANAN NASIONAL SEBAGAI
GEOSTRATEGI INDONESIA
A. Pengertian Ketahanan Nasional
B. Perkembangan Konsep Ketahanan
Nasional Di Indonesia
C. Unsur-Unsur Ketahanan Nasional
D. Pembelaan Negara
E. Indonesia Dan perdamaian Dunia
DAFTAR PUSTAKA
1. Endang Zaelani dkk, 2000, pend.kewarganegaraan,
Paradigma, Yogyakarta
2. Mansyur, Hamdan danTjiptadi, 2001,
Pend.Kewarganegaraan, PT.Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta
3. Winarno, 2008, Paradigma Baru Kewarganegaraan, Bumi
Aksara, Jakarta
4. Subagyo, Pendidikan Kewarganegaraan, CV.IKIP
Semarang Press, Semarang
5. Kaelani, 2002, Pendidikan Kewarganegaraan, Paradigma,
Yogyakarta
6. Sumarsono, 2001, Pendidikan Kewarganegaraan, PT
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
7. Muh Kusnardi dan Hermaily Ibrahim, 1983, Hukum tata
Negara, Pusat Studi HTN, UI,Jakarta
8. Buku Sejarah Perjuangan bangsa
BAB 1 PANCASILA SEBAGAI DASAR
NEGARA DAN IDEOLOGI NASIONAL
A. Pancasila dalam Pendekatan Filsafat
adalah Ilmu Pengetahuan yang mendalam
mengenai Pancasila
Filasafat Pancasila sebagai refleksi kritis dan
Rasional tentang Pancasila dalam
bangunan Bangsa dan Negara Ind.
(baca Syarbini, 2003)
Utk mendapat pengertian yang mendalam &
mendasar, kita hrs ketahui Sila-sila-nya, sebagai
satu-kesatuan yang membentuk Pancasila
Masing-masing Sila kita cari : Intinya; Hakikat dari Intinya dan
Pokok-Pokok yang terkandung didalamnya
1.Nilai-nilai yang terkandung di dalam Sila-sila
Pancasila: 1) Nilai Ketuhanan
2) Nilai Kemanusiaan
3) Nilai - Persatuan
4) Nilai - Kerakyatan
5) Nilai - Keadilan
Nilai tsb menjadi Sumber Nilai Penyelenggara
An Kehidupan bernegara indonesia
Nilai ? -Sesuatu yang Berguna
-Berharga; baik dan Berguna bagi
Masyarakat/Manusia
-Suatu penetapan atau SuatuKualitas
menyangkut Jenis/minat
- Suatu Penghargaan/kualitas thd
Suatu hal yang dpt jadi dasar Penentu
tingkahlaku manusia, karena sesuatu
- itu : Berharga, Berguna, Memuaskan,
Menarik, Menguntungkan, Menyenang-
kan,
Ciri-ciri Nilai :
- Suatu Realitas Abstrak (ada tapi tidak nampak)
- bersifat Normatif (ada aturan tertulis )
-sebagai Motivator(daya dorong)manusia dalam bertindak
Nilai bersifat Abstrak : Kemakmuran; Keindahan;
Kecantikan; Keadilan;
Kedermawanan;
Kesederhanaan
Nilai meskipun abstrak, merupakan Realitas,
sesuatu yang ada dan
dibutuhkan Manusia
Nilai bersifat Normatif: suatu keharusan(harus
ada) Das Sollen; menuntut
diwujudkan tingkahlaku
Nilai juga mempunyai tingkatan:
Prof.Notonegoro: membagi nilai 3 (tiga) macam:
1. Nilai Materiil Berguna bagi Jasmani
Manusia
2. Nilai Vital berguna bagi manusia untuk
melakukan sesuatu kegiatan
3. Nilai Kerohaniandibedakan jadi 4 yaitu:
a)Nilai Kebenaran; bersumber
pikiran manusia (Rasio;
Budi; Cipta)
b)Nilai Estetika(Keindahan) bersumber
pada Rasa Manusia
C)Nilai Kebaikan; bersumber pada kehendak
keras. Karsa, hati-nurani manusia
d)Nilai Religius; bersifat mutlak bersumber pada
keyakinan manusia
Walter G. Everet menggolongkan nilai manusiawi
ke dalam 8 golongan :
- Nilai Ekonomis (ditunjukkan dg harga pasar)
- Nilai Kejasmanian (kesehatan jasmani;badan)
- Nilai Hiburan (menyenangkan)
- Nilai Sosial (kebutuhan pribadi ke Sosial)
- Nilai watak (keutuhan pribadi dan sosial yang
diinginkan)
- Nilai Estetis (keindahan, karya seni,
- Nilai Intelektual (Nilai Pengetahuan/pengajaran
kebenaran)
- Nilai keagamaan (Religiuitas/Religius)
Dalam Ilmu Filsafat membagi 3 nilai yaitu:
1. Nilai Logika (nilai tentang Benar-Salah)
2. Nilai Etika (nilai tentang Baik-Buruk)
3. Nilai Estetika (Nilai tentang Indah-Jelek)
Nilai juga mempunyai tingkatan :
Max Scheller : tingkatan nilai ada 4 Yaitu:
1. Nilai-nilai Kenikmatan (meng-enak-kan dan
tidak meng-enak-kan)
menyebabkan orang
Senang dan Tidak Senang
2. Nilai-nilai Kehidupan (nilai yang penting bagi kehidupan;
Kesejahteraan; Keadilan; Kesegaran)
3. Nilai-nilai Kejiwaan(nilai yang tidah tergantung pada jasmani; contohnya
nilai Keindahan; kebenaran; kebaikan ;pengtahuan
murni
4. Nilai-nilai Kerohanian terdapat modalitas nilai yang Suci dan yang tidak
Suci terutama dari nilai-nilai
pribadi
Dalam Filsafat Pancasila ada 3 (tiga) tingkatan
Nilai yaitu :
1. Nilai Dasar: nilai-nilai yang mendasari nilai
Instrumental; bersifat mutlak;
benar; tdk perlu dipertanyakan
2. Nilai Instrumental: Pelaksanaan nilai dasar;
berbentuk norma Sosial dan
Norma Hukum;terkristalisasi dlm
Peraturan dan Mekanisme Lembaga-
Lembaga Negara
3. Nilai Praksis : Nilai yang dilaksanakan dlm kenyataan; nilai
Nilai yang jadi batu ujian, apakah nilai Dasar &
Instrumental benar-benar dilaksanakan dalam
Masyarakat/ benar-benar hidup dalam
Masyarakat?
Nilai Dasar Pancasila adalah Nilai : Ketuhanan;
Kemanusiaan; Persatuan; Kerakyatan dan Nilai
Keadilan

2.Mewujudkan Nilai Pancasila Sebagai Norma
Bernegara
Ada hubungan antara Nilai dengan Norma
Norma/Kaidah adalah Aturan Pedoman bagi
manusia
Contoh : Dilarang Merokok Wujud Nilai Kesehatan
Dilarang Membuang Sampah wujud Nilai
Kebersihan

Yang tampak pada kehidupan kita adalah Norma
Norma yang kita kenal ada 4 macam yaitu:
1. Norma Agama/Norma Religi; Kepercayaan
2. Norma Moral/ Norma Kesusilaan/Etika/
Budi Pekerti/norma menentukan kita
menilai seseorang/norma kesusilaan
berhubungan dengan manusia sebagai
Individu krn menyangkut kehidupan pribadi
Asal sumber norma moral kesusilaan dari
manusia sendiri sbg Individu, ditujukan pada
sikap batin bukan sikap lahir. Sanksi pelanggaran
atas norma kesusilaan ini adalah diri sendiri
3. Norma Kesopanan
disebut juga Norma adat; Sopan-
Santun; tatakrama , berdasarkan
kebiasaan dalam masyarakat
Sanksi atas pelanggaran norma ini
adalah Masyarakat
4. Norma Hukum
Norma yang berasal dari luar manusia
Masyarakat (Negara) diberi kuasa untuk
menjatuhkan Sanksi(Hukuman)



Pancasila sebagai Nilai dasar Norma Praksis
Dalam kehidupan bernegara
Norma yang paling tepat adalah Norma Moral
(Norma Etik) dan Norma Hukum
Norma Etik perilaku Penyelenggara Negara
Norma Hukum Kekuasaan Negara/Penyeleng-
gara menegakkan Hukum
Pada era sekarang ini Norma Moral(etik) sangat
Penting dikeluarkannya Ketetapan MPR No
VI/MPR/2001 tentang Etika
Kehidupan Berbangsa,Bernegara Dan
Bermasyarakat
Bertujuan Untuk :
1.Memberikan Landasan Etik
2.Menentukan Pokok-pokok Etika
3.Mengevaluasi Pelaksanaan Nilai-nila
Etika Dan Nilai-nilai Moral
Dalam Kehidupan Bermasyarakat;
Berbangsa; Bernegara
Etika Kehidupan Bermasyarakat; Berbangsa Dan
Bernegara dalam Tap.MPR tersebut adalah:
1. Etika Sosial Dan Budaya
2. Etika Pemerintahan Dan Politik
3. Etika Ekonomi Dan Bisnis
4. Etika Penegakan Hukum Yang Berkeadilan
5. Etika Keilmuan Dan Disiplin Kehidupan
1.Etika Sosial dan Budaya
bertolak dari rasa kemanusiaan;
menghidupkan budaya MALU; budaya KE-
Teladanan; dibutuhkan ketahanan budaya;
Kemampuan beradaptasi; kreativitas
budaya dari Masyarakat; semua bentuk
kemajemukan hrs dipadukan sbg suatu-
kesatuan yang utuh, harmonis, damai
dan sejahtera dan maju
2.Etika Pemerintahan Dan Politik
mewujudkan Pemerintahan yang bersih,
Efisien, efektif
Mengamanatkan Pejabat memiliki rasa
kepedulian yang tinggi thdp pelayanan
kpd masyarakat
menyelesaikan masalah dg Musyawarah/
mufakat, arif dan bijaksana
Sikap jujur, tatakrama dlm perilaku politik
hindarkan perilaku tidak terpuji
3. Etika Ekonomi dan Bisnis
melahirkan kondisi dan realitas ekonomi
yang bercirikan: Persaingan yang sehat;
jujur, berkadilan; etos kerja Ekonomi; daya
tahan ekonomi; pemberdayaan ekonomi
rakyat
menghindarkan praktik-praktik ekonomi
Monopoli; Oligopoli; kebijakan ekonom
bernuansa KKN/Rasial; menghindarkan
perilaku menghalalkan segala cara dalam
memperoleh keuntungan

4.Etika Penegakan Hukum yang berkeadilan
-kesadaran tertib sosial, ketenangan, keter-
aturan hidup hanya dapat diwujudkan dg
ketaatan terhadap hukum
Etika ini meniscayakan(mengharuskan
penegakan hukum secara Adil, perlakuan
sama dimuka hukum, menghindarkan
hukum sebagai Alat Kekuasaan
5.Etika Keilmuan dan Disiplin Kehidupan
menjunjung tinggi nilai-nilai Keilmuan dan
Teknologi
Gemar membaca, menulis, karya-karya
baru bidang ilmiah,
Pentingnya budaya kerja keras, hemat
waktu, tenaga, disiplin berfikir dan
bertindak, komitmen utk capai hasil yang
baik
Berkaitan dengan Pancasila sebagai Dasar
Negara,nilai Pancasila dapat diwujudkan
Kedalam norma hukum negara
-Pancasila sbg Norma Dasar Negara
Pancasila sbg Dasar dan Sumber hukum
penyusunan peraturan Perundang-undangan
Pancasila sebagai sumber tatahukum Dasar
Negara
B.MAKNA PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA
1. Landasan Yuridis dan Historis Pancasila
sebagai dasar Negara
Pancasila sebagai Dasar Negara (Pembu-
kaan UUD 1945 Alinea IV
Tap.MPR No.XVIII/MPR/1998 dan Penca
butan Tap.MPR No.II/1978 tentang P4
Pancasila yang dirumuskan oleh Para
Pendiri Negara(the Founding Fathers) meru-
muskan Pancasila sebagai Dasar Negara Indonesia
merdeka (Dr.Radjiman Widiodiningrat; Mr.Moh Yamin
Prof.Mr.Soepomo; RP.Soeroso; Ir.Soekarno) lihat risalah
pidato Sidang BPUPKI
2. Makna Pancasila sebagai Dasar Negara
Pancasila dasar Negara:
- nilai-nilai Pancasila menjadi Dasar/pedoman
bagi penyelenggaraan Negara
- nilai-nilai Pancasila adalah nilai-nilai folsafati
- nilai-nilai Pancasila bersifat Abstrak, Norma
tif, motivator penyelenggaraan Negara


Ada upaya untuk menyelewengkan Pancasila
Baik oleh Orde Lama maupun Orde baru
Perlu memberikan Ruh kepada Pancasila
Dr.Koentowidjoyo (buku Radikalisasi pancasila
Th 1998) Ruh Radikalisasi Pancasila
berarti:
1.Mengembalikan Pancasila sesuai dengan jati
dirinya, sebagai Ideologi dan Dasar Negara
2.Mengganti persepsi dari Pancasila sbg Ideologi
menjadi Pancasila sebagai Ilmu
3.Mengusahakan Pancasila mempunyai konsistensi dengan
produk Per-Undang-undangan; Koherensi antar sila dan Korespon-
densi dengan realitas Sosial , dan
4.Pancasila yang semula melayani kepentingan Vertikal menjadi
Pancasila yang melayani kepentingan horizontal
Prof.Azyumardi Azra (2004):
Pancasila sbg basis ideologis dan Common
Platform bagi negara-negaraIndonesia yang
plural(majemuk) seolah kehilangan relevansinya.
Sedikitnya ada 3 (tiga) Faktor yang membuat
Pancasila makin sulit dan marginal dalam semua
perkembangan yang terjadi
yaitu: 1. Pancasila tercemar karena kebijakan
masa Orde baru, Pancasila dijadikan sbg
alat politik untuk pertahankan satusquo
kekuasaanya


























2. Pancasila sebagai satu-satunya asas
yang ditentukan oleh Presiden
B.J.Habibie kepada setiap organisasi
masuknya Ideologi lain (agama/
Religious based Ideologi); Pancasila
cenderung tidak jadi Common Platform
dalam kehidupan politik;
3. Desentralisasi dan Otonomi daerah
mendorong sentimen kedaerahan, jika
tidak dantisipasi akan menumbuhkan
sentimen Local-Nationalism, Pancasila akan
kehilangan posisi sentralnya
Oleh sebab itu Prof.Koento Wibisono (2004)
Meski Pancasila menghadapi ke-3 hal tersebut,
Pancasila tetap merupakan alat kekuatan
Pemersatu(Integrating- Force) yang relatif masih
Utuh sebagai common platform bagi negara
Indonesia untuk hari ini dan masa yang akan
Datang
Untuk itu perlu Repositioning Pancasila/reposisi
Terhadap Pancasila adalah Pancasila diletakkan
Kembali kepada posisinya sebagai dasar Negara
Pancasila harus diletakkan dalam keutuhannya
Dengan Pembukaan UUD 1945, diexplorasikan
Pada dimensi yang melekat padanya :
a) Dimensi Realitasnya, bahwa nilai yang ter-
kandung didalamnya dikonkretisasikan sbg
cerminan obyektif yang tumbuh dan berkem
bang di masyarakat
b) Dimensi Idelitasnya, idealisme yang terkan-
dung didalamnya tidak hanya sekedar utopi/angan-angan
belaka,melainkan diobyektifkan
kan sbg sebuah kata kerja untuk menggairahkan
masyarakat, terutama para Penyelenggara menuju negara
hari esok harus lebih baik
C) Dimensi Fleksibilitasnya, Pancasila terbuka bagi tafsir baru
untuk memenuhi kebutuhan zaman yang berubah
C.IMPLEMENTASI PANCASILA 1. Hans Kelsen (teori
Jenjang Norma)/Stufen
Theorie
Seorang Ahli Filsafat : dasar Negara berkedudukan
sebagai Norma dasar(grundnorm); merupakan norma
hukum tertinggi dalam suatunegaradibawah
Grundnorm terdapat norma-norma hukum yang
tingkatnya lebih rendah dari grundnorm tersebut.
Norma hukum yang bertingkat tadi membentuk
susunan hierarkis yang disebut dengan Tertib
hukumNorma dasar(grundnorm) ini ditetapkan oleh
Masyarakat sebagai Norma dasar yang merupakan
tempat bergantung norma-norma dibawahnya

Theori Hans Kelsen dilanjutkan oleh muridnya
Hans Nawiasky: menghubungkan theori jenjang
Norma dalam kaitannya dengan Negara
Bahwa Norma Hukum dalam suatu negara
juga berjenjang dan bertingkat,
membentuk suatu tertib hukum.
Norma yang dibawah berdasar, bersumber,
dan berlaku pada norama yang lebih tinggi
demikian pula sampai dengan norma yang
tertinggi dalam suatu negara disebut dengan
Norma Fundamental Negara (staats
Fundamentalnorm)
Hans Nawiasky berpendapat bahwa kelompok
Norma Hukum Negara terdiri atas 4 (empat)
Kelompok besar yaitu :
1. Staatsfndamentalnorm(Norma Fundamental
Negara
2. Staatsgrundgesetz(Aturan dasar/Pokok Negara)
3. Formellgesetz(Undang-Undang)
4. Verordnung dan Autonmi Satzung /Aturan Pelak-
Sana/Aturan Otonom
Apabila kita kaitkan antara Pancasila dengan
Theori Hans Kelsen Pancasila sebagai grund
Norm
Theori Hans NawiaskyPancasila sebagai
Staats Fundamentalnorm
Prof.Hamid.S.Attamimi :
Pancasila sebagai Cita Hukum/Rechtsidee
artinya bahwa bukan Cita-cita hukum,
akan tetapi Pancasila menguasai hukum
Dasar Negara baik tertulis maupun tidak
tertulis
Cita Hukum :- gagasan, pikiran, rasa dan
Cipta mengenai hukum yang
seharusnya diinginkan masyarakat
- mengarahkan hukum kpd Cita-cita dari
masyarakat
- Hukum yang dibuat/dibentuk sesuai
dengan harapan masyarakat
Pancasila sebagai Cita Hukum mempunyai
2(dua) fungsi :
1.Fungsi Regulatif, Cita hukum yg menguji
apakah hukum yang dibuat Adil atau Tidak
bagi Masyarakat
2.Fungsi Konstitutif, Cita hukum sebagai
Dasar membentuk hukum, karena Cita
hukum, maka hukum menjadi bermakna
Di Indonesia, norma tertinggi adalah Pancasila
Sebagai Norma Dasar Pancasila disebut juga
Dengan :- Norma Dasar;
- Staatsfundamentalnorm
- Norma Pertama/Causa Prima
- Pokok Kaidah negara yang fundamen-
tal
- Cita hukum (Rechtsidee)
Tata Hukum Negara indonesia membentuk tata
Hierarkis Peraturan Perundang-undangan dalam
Tap.MPR.No.III/MPR/2000 tentang sumber
Hukum dan Tata Urutan Perundang-undangan
Sebagai berikut:
- UUD 1945
- Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat
- Undang-Undang
- Per-Pu/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-
- Undang
- PP/Peraturan Pemerintah
- Keputusan Presiden
- Peraturan Daerah
Dalam Undang-Undang Nomor 10 th 2004 ttg
Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan
Disebutkan bahwa Pancasila merupakan sumber
Dari segala sumber hukum negara
Hal itu sesuai dengan dasar Filosofis negara shg
Tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai yang
Terkandung dalam Pancasila

UU Nomor 10 th 2004 juga menyebutkan
Adanya jenis dan hierarkis peraturan
Perundang-undangan Yaitu :
- UUD 1945
- UU/Per-Pu(Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-Undang
- PP/Peraturan Pemerintah
- PerPres/Peraturan Presiden
- Peraturan Daerah/PerDa
D.MAKNA PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI
NASIONAL
1. Pengertian Ideologi
berarti gagasan /Cita-cita yang berkembang
secara luas menjadi suatu paham mengenai
seperangkat nilai atau pikiran yang
dipegang oleh seseorang/sekelompok
Orang untuk menjadi pegangan hidup
Beberapa pengertian Ideologi :
-Patrick Corbett, Ideologi sebagai struktur kejiwa
an yang tersusun oleh seperangkat
keyakinan mengenai penyelenggaraan
hidup bermasyarakat beserta peng-
organisasiannya; seperangkat
keyakinan mengenai sifat hakikat
manusia dan Alam semesta yang ia hidup
didalamnya; Suatu pernyataan pendirian
bahwa kedua perangkat keyakinan tersebut
independen, dan suatu dambaab agar keyakinan
tersebut dihayati dan pernyataan pendirian tersbut
diakui sebagai kebenaran oleh segenap orang yang
menjadi anggota penuh dari kelompok sosial yang
bersangkutan
-A.S.hornby : Ideologi adalah seperangkat
gagasan yang membentuk
landasan teori Ekonomi dan politik
atau yang dipegangi oleh Seorang/
sekelompok Orang
-Soejono Soemargono :
Ideologi sebagai kumpulan gagasan
Ide, Keyakinan,kepercayaan yang
menyeluruh, dan sistematis yang me-
nyangkut bidang :
Politik; Sosial;Kebudayaan; dan Agama
-Gunawan Setiardja: Ideologi adalah
Seperangkat Ide Asasi tentang manusia
dan seluruh realitas yang dijadikan
Pedoman dan Cita-cita hidup
-Frans Magnis Suseno : Ideologi sebagai Suatu
sistem pemikiran dapat dibedakan
menjadi Ideologi Tertutup Dan Ideologi
Terbuka

Ideologi Tertutup :
Suatu sistem Pemikiran Tertutup. Ciri-cirinya:
-Merupakan Cita-cita untuk mengubah dan
memperbarui Masyarakat
-Atas nama Ideologi dibenarkan pengorba-
nan-pengorbanan yang dibebankan kepada
Masyarakat
-Isinya tidak hanya nilai-nilai dan Cita-cita
tertentu, melainkan terdiri atas tuntutan-2
konkrit dan Operasional yang keras, yang
diajukan dengan mutlak
Ideologi Terbuka :
Adalah Suatu pemikiran yang Terbuka
Ciri-ciri nya :
-nilai-nilai dan Cita-citanya tidak dapat
dipaksakan dari luar, melainkan diambil
digali dari Moral, Budaya masyarakat
itu sendiri
-Dasarnya bukan keyakinan Ideologis
sekelompok orang, melainkan hasil
musyawarah dari konsensus masyarakat tsb
-Nilai-nilai itu sifatnya dasar, secara garis besar saja
sehingga tidak langsung operasional
Apabila sekelompok masyarakat /bangsa menja-
dikan nilai dalam ideologisnya sebagai nilai
Bersama, maka ideologis tersebut menjadi
ideologi bangsa atau ideologi Nasional bangsa
yang bersangkutan
Ada 2 (dua) fungsi Ideologi dalam masyarakat:
Pertama : sebagai tujuan/Cita-cita yang hendak
dicapai secara bersama-sama
Kedua : sebagai Pemersatu masyarakat
karenanya sebagai prosedur penyelesaian
konflik yang terjadi di masyarakat
Ideologi Pancasila sebagai Ideologi Terbuka-Frans
Soseno- Pancasila memenuhi Ciri-ciri sebagai
Ideologi Terbuka, karena : Nilai yang terkandung
dalam ideologi Pancasila bersumber dari
kekayaan rohani bangsa, serta diterimanya nilai
bersama itu adalah hasil kesepakatan warga
bukan paksaan/tekanan dari luar
Nilai nilai Pancasila ada 5 (lima) nilai dasar yang
sifatnya Abstrak, mendasar, Garis-garis besar
yang isinya tidak langsung bersifat operasional,
karena nilai nilai dasar tersebut butuh
penjabaran yang lebih lanjut dalam praktek
penyelenggaraan Negara
Sumber semangat yang menjadikan Pancasila
sebagai Ideologi Terbuka adalah terdapat
dalam Penjelasan Umum UUD 1945
Terutama bagi negara baru dan negara muda,
lebih baik hukum dasar yang tertulis itu hanya
memuat aturan-aturan pokok, sedangkan
aturan-aturan yang menyelenggarakan aturan-
aturan pokok itu diserahkan kepada Undang-
undang yang lebih mudah caranya
membuat,mengubah dan mencabut
2. Landasan dan Makna Pancasila sebagai
Ideologi Bangsa
Pancasila sebagai Ideologi Nasional Indonesia
memiliki makna sebagai berikut:
1)Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila
menjadi cita-cita normatif Penyelenggara
bernegara;
2)Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila
merupakan nilai yang disepakati bersama,
oleh karena itu menjadi salahsatu sarana/alat
Pemersatu (Integrasi ) masyarakat Indonesia
E.Implementasi Pancasila sebagai Ideologi Nasional
1.Perwujudan Ideologi Pancasila sebagai Cita-
Cita Bernegara
Perwujudan Pancasila sebagai Ideologi
Nasional berarti menjadi citai-cita
Penyelenggara Bernegara terwujud dalam
Tap.MPR.No.VII/MPR/2001 tentang Visi
Indonesia Masa Depan, terdiri dari 3(tiga) Visi
Yaitu:
a) Visi Ideal, yaitu cita-cita luhur dalam Pembukaan
UUD 1945 yaitu Alinea ke-2 dan Alinea ke-4
b) Visi Antara, yaitu Visi Indonesia 2020 yang berlaku
sampai 2020
c) Visi Limatahunan, yaitu dalam GBHN
Pada Visi Antara dikemukakan bahwa Visi
Indonesia 2020 adalah terwujudnya
masyarakat yang :
- Religius; Manusiawi; Bersatu; Demokratis;
- Adil; Sejahtera; Maju; Mandiri; Baik dan
Bersih dalam penyelenggaraan Negara
2.Perwujudan Pancasila sebagai Kesepakatan atau Nilai
Integratif
Pancasila adalah kata kesepakatan dalam masyarakat
Indonesia
Apakah Pancasila dapat digunakan langsung untuk
menyelesaikan masalah/konflik? Jawabnya adalah TIDAK,
tetapi prosedur penyelesaian konflik yang dibuat bersama,
baik meliputi lembaga atau aturan yang mampu diharapkan
untuk menyelesaikan konflik yang terjadi didalam
masyarakat
Fungsi Pancasila dalam penyelesaian konflik, nilai-nilai
Pancasila menjadi acuan Normatif Bersama
Sehingga penyelesaian konflik hendaknya dilandasi nilai-
nilai Religius; menghargai derajat kemanusiaan;
mengedepankan persatuan; mendasarkan kpd prosedue
demokratis dan berujung pada terciptanya Keadilan
F. PENGAMALAN PANCASILA
GBHN 1999-2004 :
Misi pertama Penyelenggara Bernegara adalah
Pengamalan Pancasila secara Konsisten dalam
kehidupan bermasyarakat; berbangsa dan
bernegara
Bagaimanakah caranya ?
Cara melakukan pengamalan pancasila yaitu :
1. Pengamalan Secara Obyektif; dengan
mentaati peraturan Perundang-Undangan
sebagai norma hukum negara yang
berlandaskan Pancasila
2. Pengamalan secara Subyektif; dengan
menjalankan nilai-nilai pancasila berujud
norma Etik, dalam sikap dan tingkahlaku
dalam hidup berbangsa dan bernegara
BAB II IDENTITAS NASIONAL

Anda mungkin juga menyukai