Tujuan : Mengetahui Jenis-Jenis Endapan Mineral dan proses pembentukan
atau genesa untuk masing-masing jenis endapan.
Prasyarat : - Telah mengikuti perkuliahan Mineralogi (termasuk praktikum) - Telah mengikuti perkuliahan Petrologi (termasuk praktikum)
Materi Kuliah : 1. Terminolegi Endapan Mineral (Mineral Deposit) 2. Sebaran Tambang mineral di Indonesia 3. Kontrol Tektonik terhadap Endapan Bijih (Ore Deposit) atau Mandala Metallogenic 4. Klasifikasi Endapan Mineral : - Tipe Endapan Magmatik (Ortomagmati, Pegmatik,Pneumatolitik, Hidrotermal)
- Endapan hasil pelapukan (Endapan sisa/placer dan endaapan sisa pelarutan/Laterit)
- Endapan bijih sedimenter (Allochthone dan Autochthone)
- Endapan hidrotermal-metamorfik
TERMINOLOGI ENDAPAN MINERAL Endapan Mineral/Cebakan Mineral : Endapan alamiah dari material-material berharga yang mempunyai arti ekonomis atau dapat dimanfaatkan secara ekonomis.
Ore/Bijih : Material atau batuan yang terdiri dari gabungan antara mineral bijih dengan komponen lain yang daripadanya dapat diekstrak satu atau lebih mineral logam secara ekonomis.
Ore Mineral/mineral bijih : Mineral yang mengandung satu atau beberapa mineral logam yang berikatan dengan unsur/senyawa lain.
Metalic mineral/mineral logam : Mineral yang mengandung satu atau beberapa logam.
Gaunge mineral/mineral pengganggu : Mineral non logam yang hadir bersama mineral logam (mineral bijih) yang kurang menguntungkan dan umumnya hanya mengotori. Bila hadir banyak dimanfaatkan sebagai hasil sampingan (by product)
Host rock : Batuan Pembawa mineral bijih
Hypogen : endapan yang terbentuk secara primer dengan bentuk sesuai asalnya.
Supergen : endapan sekunder, endapan terbentuk dari hasil rombakan endapan primernya.
Enrichment/Secondary enrichment : proses pengkayaan yang mengjasilkan mineral sekunder oleh proses pelindihan (leaching), oksidasi, dll.
Komposisi Mineral Di Bumi KONSENTRASI METAL DALAM KERAK BUMI
Konsentrasi rata-rata metal di kerak bumi, konsentrasi minimal bernilai ekonomi dan faktor pengkayaan melalui proses geologi (geological enrichment factors) konsentrasi CLARK
Satuan Kadar Logam 1 % = 10.000 ppm (ppm = gr/ton) 1 ppm = 1000 ppb 1 ppb = 1000 ppt 1 Oz once = 31,2 gr 1 Oz Au = US$ 1300 Bijih emas (native gold) = > 80 % Au (Bullion) Emas Elektrum, unsur lainnya > 20 % Konsentrat-smelting (bullion)
SUMBER DAYA MINERAL DAN ENERGI DI INDONESIA PROSPEK MINERAL DAN KEGIATAN PERTAMBANGAN DI INDONESIA INDONESIAN GOLD - COPPER DEPOSIT OCCURRENCES INDONESIA COAL RESOURCES Antrasit 0,2 Bil. Tonnes (0,35 %) 1,6 % 4,6 % 43,5 % 28,5 % 1,1 % 20,2 % 0,2 % 0,3 % 0,9 Bil. Tonnes 2,7 Bil. Tonnes 25,1 Bil. Tonnes 0,6 Bil. Tonnes 11,7 Bil. Tonnes 16,5 Bil. Tonnes 0,1 Bil. Tonnes 0,2 Bil. Tonnes Total Coal Resources 57,8 Bil. Tonnes Soures: M EMR - J une 2005 Lignite 32,6 Bil. Tonnes (56,47 %) Sub-Bituminus 17 Bil. Tonnes (29,33 %) Bituminus 8 Bil. Tonnes (13,85 %) INDONESIA HYDROCARBON BASINS (66) POTENTIAL RESOURCES, HAS NOT BEEN EXPLORED HAS NOT BEEN PROVEN HAS BEEN PRODUCED HAS NOT BEEN PRODUCED 186.37 142.82 5,362.45 711.81 1,175.69 249.19 308.30 1,243.66 139.91 Aceh (NAD) Central Sumatera South Sumatera Irian Jaya (Papua)
CADANGAN MINYAK (MILIAR BAREL)
Natuna East Java INDONESIA OIL RESERVES East Kalimantan North Sumatera West Java 7.47 Maluku TERBUKTI = 4,721.85 MILIAR BAREL POTENSIAL = 5,024.59 MILIAR BAREL TOTAL = 9,746.44 MILIAR BAREL 116.87
South Sulawesi 10,20 HIPOTETIK = 6,691 MILIAR BAREL SPEKULATIF = 4,628 MILIAR BAREL TOTAL = 11,319 MILIAR BAREL 9.66 1.05 9,5 3 21..23 7.19 4.32 54.79 48.69 0.58 19.55 ACEH (NAD) SUMATERA CENTRAL SOUTH SOUTH KALIMANTAN IRIAN JAYA (PAPUA) CADANGAN GAS (TCF) NATUNA EAST JAVA SUMATERA SULAWESI EAST North SUMATERA WEST JAVA TERBUKTI = 90.30 TCF POTENSIAL = 86.29 TCF TOTAL = 176.59 TCF INDONESIA GAS RESERVES 186.37 142.82 5,362.45 711.81 1,175.69 249.19 308.30 1,243.66 139.91 Aceh (NAD) Central Sumatera South Sumatera Irian Jaya (Papua)
OIL RESERVES (BILLION BAREL)
Natuna East Java INDONESIAN OIL RESERVES - RESOURCES East Kalimantan North Sumatera West Java 7.47 Maluku PROVEN = 4,721.85 BILLION BAREL POTENTIAL = 5,024.59 BILLION BAREL TOTAL = 9,746.44 BILLION BAREL 116.87
South Sulawesi 10,20 HIPOTETIC = 6,691 BILLION BAREL SPECULATIVE = 4,628 BILLION BAREL TOTAL = 11,319 BILLION BAREL Klasifikasi Endapan logam , yaitu:
Logam mulia (Precious metals) Au, Ag, kelompok Pt (PGM, platinum group metals).
Logam bukan besi (Non Ferrous metals) Cu, Pb, Zn, Sn, Al (empat yang pertama dikenal dengan istilah logam dasar, base-metals).
Besi dan logam campurannya (Iron and Ferroalloy metals) Fe, Mn, Ni, Cr, Mo, W, V, dan Co.
Logam jarang (Minor metals and related metals) Sb, As, Be, Cd, Mg, Hg, REE, Se, Ta, Te, Ti, Zr, dll.
Logam fisi (membelah) U, Th (Ra). Pertemuan ke 2 MANDALA METALOGENIK Defenisi : Suatu daerah yang dicirikan oleh kumpulan endapan yang khas, atau oleh satu atau lebih jenis-jenis karakteristik mineralisasi. METALLOGENIC PROVINCE
Bila proses mineralisasinya dapat terbentuk lebih dari satu episode disebut : METALLOGENIC EPOCH
Sejak 1970s Konsep Tektonik Lempeng, pengontrol mandala metalogenik Hubungan Batuan beku Dengan Pembentukan Logam
TEKTONIK Vs ENDAPAN MINERAL MAMPU MENJELASKAN SERTA MENENTUKAN CARA-CARA EKSPLORASI YANG TEPAT
BENTUK ATAU GEOMETRI DARIPADA BATUAN PEMBENTUKAN CEKUNGAN PENGENDAPAN SEDIMENTER ADALAH MERUPAKAN HASIL DARIPADA GAYA TEKTONIK YANG BEKERJA PADA SUATU KURUN WAKTU POLA TEKTONIK TEKTONIK LEMPENG SEBAGAI PENGONTROL KARAKTERISTIK SDM & ENERGI SALING BERINTERAKSI SECARA Kerak benua, Kerak Samudra KOMPOSISI PERGESERAN Arah, Kecepatan, Waktu SIFAT BENTURAN PRODUK LEMPENG 2 LITOSFER KONVERGEN DIVERGEN MENDATAR KEGIATAN MAGMA
POLA STRUKTUR BATUAN
PEMBENTUKAN CEKUNGAN
KONVERGEN KEGIATAN MAGMA
POLA STRUKTUR BATUAN
PEMBENTUKAN CEKUNGAN
KOMPOSISI MAGMA JENIS-JENIS MINERALISASI LOKASI/BENTUK/ RUANG SEBARAN CEBAKAN MINERAL Diagram Skematik yang menggambarkan Setting Geologi Endapan-endapan mineral, Dan hubungannya dengan proses-proses tektonik lempeng (Gocht, Zantop, Eggert, 1988)
KLASIFIKASI ENDAPAN BIJIH Endapan bijih magmatik Endapan liquid magmatik (Cr pada ofiolit atau intrusi berlapis dengan produk sampingan Pt, Fe/Ti dan Ni) Pegmatit/Pneumatolitik (Sn, Nb/Ta, Li, Be, etc). Endapan hidrotermal: Cyprus-type (VMS); skarn (W, Sn, Cu, etc), porfiri (Cu, Mo, Sn, etc); endapan urat (Sn, W, U); endapan epitermal Au-Ag; BIF (Algoma type)
Endapan hasil pelapukan Endapan sisa: placer; bauksit dan Fe-laterit Sisa pelarutan: endapan Ni dan Au laterit; pengkayaan Mn, Fe, Cu, Ag
Endapan bijih sedimenter Allochthone: endapan placer aluvial dan laut (Au, Sn, Ti, REE) Autochthone: BIF (superior type); nodul mangan
Endapan hidrotermal-diagenetik Tipe Kupferschiefer (Cu, Pb, Zn) Tipe Mississippi (MVT): Pb-Zn-Ba-F pada karbonat laut Endapan pada kubah garam: Pb-Zn-Ba-F
Endapan hidrotermal-metamorfik Urat kuarsa pada batuan metamorf (Au) atau lode gold. Pertemuan ke 3 TIPE ENDAPAN MAGMATIK Diagram Niggli untuk tipe endapan magmatik Magmatic Ore deposit : 1. Early magmatic deposits 2. Late magmatic deposits JEBAKAN MINERAL DARI LARUTAN MAGMA ( Niggli ) Pembentukan Jebakan mineral terjadi/dikontrol oleh proses diferensiasi magma yang juga menghasilkan komposisi batuan yang berbeda-beda.
Konsep pembentukan jebakan oleh Niggli : - Stadium Likwido magmatis (T = > 800), terbentuk mineral tahap awal (sedikit unsur volatilnya, yi silikat) dan logam, endapannya : Jebakan magmatis atau endapan ortomagmatik
- Stadium Pegmatik-Pneumatolitik (T = 600 -400), larutan sisa magma dgn unsur volatil meningkat sehingga tekanan juga meningkat, membentuk endapan/Jebakan pegmatik/pneumatolitik
- Stadium Hidrotermal (T = 450 -350/50), larutan sisa magma semakin encer tekanan juga menurun, membentuk endapan/jebakan hidrotermal Type Process Example A. Early magmatic * Dissemination Disseminated crystallization without concentration Diamond pipes; same corundum deposits * Sgregation Crystallization differentiation and Accumulation Bushveld cromite differentiation and injection * Injection Differentiation and injection Kiruna, Sweden B. Late magmatic * Residual liquid * Crystallization differentiation Bushveld titanomagnatite; * Residual magma accumulation * Residual liquid same, with filter pressing, and or injection Adirondack magnetite ; injection Kiruna, Sweden * Immiscible liquid Immiscible liquid sparation and Insizwa, South Africa segregation accumulation. * Immiscible liquid same, with injection Vlackfontein, Bushveld, injection south africa TIPE ENDAPAN MAGMATIK Asosiasi bijih dengan tipe endapan ortomagmatik
* Terutama berasosiasi dengan batuan ultrabasa-basa, yaitu : 1. Kimberlite - eclogit : Diamond, garnet
Nikel (Ni) Ni diekstrak dari: Sulfida nikel (nickel sulphides) Silika nikel (nickel silicates) atau nikel laterit.
Mineral sulfida nikel umumnya terbentuk secara primer, berasosiasi dengan batuan mafik dan ultramafik (piroksenit, harzburgit dan dunit). Bijih nikel sulfida: Pentlandit (Ni,Fe)9S9 yang mengandung Ca. 40% Ni, millerit (NiS), gersdorffit (NiAsS) dan nikelin (NiAs) yang mengandung Ca. 44% Ni. Contoh: endapan Bushveld (Afrika Selatan) dan Sudbury, Ontario, Kanada. Endapan bijih nikel ini juga terjadi bersama-sama bijih kromit (Cr) dan PGE (Platinum-Group Elements), Mineral sulfida nikel juga berasosiasi dengan sulfida lainnya seperti kalkopirit, pyrrhotit.
Endapan bijih nikel sekunder (laterit), dikarakterisasi oleh silika nikel (nickeliferous silicates) seperti garnierit ((Ni,Mg)6(OH)8Si4O10) yang mengandung Ni dengan variasi 4-36 %. Contoh: endapan nikel laterit di Soroako, Sulawesi. Terbentuk oleh proses pelapukan dan pengkayaan kimiawi terhadap batuan ultramafik, seperti peridotit, harzburgit dan lherzolit yang mengalami proses serpentinisasi. Zona pelapukan kimiawi yang kaya akan bijih nikel berada pada zona saprolit
Endapan Ni laterit Gambar 12 Profil endapan bijih nikel laterit, (a) endapan Exmibal, Guatemala, dan (b) endapan nikel Soroako (Edwards dan Atkinson, 1986). Bijih nikel kaya terjadi pada zona saprolit. Nikel tidak hanya berasosiasi dengan garnierit, tapi Ni juga dapat mensubstitusi Fe dan Mg pada mineral silika, khususnya olivin. Kromium (Cr) Bijih kromit (Cr) dapat terbentuk dalam 2 tipe endapan utama, yaitu: Endapan primer (magmatik), terbagi 2: (1) Stratiform type (layered mafic intrusions atau Bushveld- Type), (2) Pediform type (Ophiolite-bound atau Alpine-Type) Endapan pelapukan kimiawi (laterite deposit).
kromitit, adalah lapisan (seam) yang tersusun atas 50 95% lebih kumulus kromit yang berukuran halus (~0,2 mm) dengan interstisial olivin, ortopiroksen, plagioklas, klinopiroksen atau hasil alterasinya.
Endapan kromit primer berasosiasi dengan nikel primer dalam bentuk Ni-sulphides, seperti pentlandit (Ni,Fe)9S9, millerit (NiS) dan gersdorffit (NiAsS).
Dapat terbentuk bersama-sama dengan unsur kelompok platina (Platinum Group Elements, PGE), meliputi Os, Ir, Ru, Rh, Pt dan Pd. PGE ini umumnya attached di dalam struktur mineral sulfida tersebut.
Endapan kromit laterit sering berasosiasi dengan bijih nikel.
TIPE ENDAPAN PEGMATIK Endapan dari sisa larutan magma Pegmatik-pneumatolitik yang kaya /dari fase cair dengan sedikit gas H2O, CO2, H3BO3, HCl dan HF, pada T = 600 550 dengan tekanan yang mulai meningkat
Menerobos batuan sekitar dengan tekstur kasar, umum asosiasi dengan granit
Struktur endapan : butiran kasar yang intergrwoth, comb, banded atau crustifierd dengan replacement.
Kadang hadir non logam berharga : permata TIPE ENDAPAN PNEUMATOLITIK/ KONTAK METASOMATIS Terbentuk dari larutan sisa yang kaya volatil (gas dan uap) dengan T = 550 -450 (450 350). Endapan terbentuk dari proses sublimasi volatil maupun hasil reaksi antara volatil dengan batuan yang diterobosnya (metasomatis kontak Batemen, 1949) membentuk endapan logam dan non logam. Logam terbentuk dua tahap : 1. Tahap pertama pada T tinggi terbentuk logam Magnetit, hematit, spinel, wolframit, scheelit, kasiterit dan martit. 2. Tahap kedua pada T yang lebih rendah : Arsenopirit, pirit, pirotit, sfalerit, galena dan kalkopirit. Mineral gaunge : wolastonit, augit, epidot, forsterit, skapolit, fluorit, topaz, turmalin, kalsit, dolomit, felspar, flogopit, kuarsa. Struktur endapan dikontrol oleh struktur dan sifat batuannya, seperti proses pengisian rekahan (cavity filling) dan umumnya diikuti proses kristalisasi, replacement dan alterasi.