Anda di halaman 1dari 56

TUTORIAL 2B

KELOMPOK 4
Jumat, 7 Febuari 2014
Blok Rehabilitasi Oral 2
Overview Case
Os perempuan, 45 thn
o Keluhan utama:
Ingin dibuat gigi tiruan karna kehilangan beberapa gigi RA dan RB
yang menimbulkan rasa tidak nyaman saat mengunyah dan
mengganggu estetik
o Hasil pemeriksaan:
Tipe pasien: philosopical mind
Pemeriksaan EO: Garis senyum lebar
Pemeriksaan IO:
Missing teeth 15, 16, 23, 24, 36, 37, 45, 46, 47
Bentuk linggir daerah yang hilang lonjong
Bentuk palatum U
Kedalaman retromylohyoid: sedang
OH sedang
Model studi: overbite dan overjet normal

Diagnosis: RA Klasifikasi kennedy kelas III modifikasi 1
RB Klasifikasi kennedy kelas I
Prognosis: Adbonam
Bila rencana perawatan dan penatalaksanaan di
lakukan dengan benar dan dilihat faktor usia,
penyakit sistemik dan kebiasaan pasien .

Prognosa: Adbonam
Rencana Perawatan BHP
Kehilangan Gigi
Pemeriksaan
1. Anatomi, Histologi, Fisiologi Jar.
Pendukung
2. Dental material
3. Bentuk lingir
4. Otot-otot mastikasi
5. Anatomi kelenjar salliva
6. Biomekanika
Evaluasi
Diagnosis: RA Klasifikasi Kennedy Kelas III Modifikasi 1
RB Klasifikasi Kennedy Kelas I
EO
IO
Penunjang
Basic
Science
Pola Perencanaan
Pemulihan fungsi
sistem stomatognati
Komplikasi
Penatalaksanaan
Jaringan periodonsium :

1. Gingiva
2. Attachment apparratus:
Ligamen periodontal
Cementum
Tulang Alveolar

Anatomi, Histologi, dan Fisiologi Jaringan
Pendukung
GINGIVA
Terdiri dari :
Free atau marginal gingiva
Attached gingiva
Interdental gingiva
Sulcus gingiva
Ortokeratin:
Attached gingiva
Tidak berkeratin:
mukosa alveolar
Parakeratin:
free ginggival
Epitel :
Stratum korneum Epitel GB
S. granulosum
S. spinosum
S. basal
o Jaringan ikat gingiva
Jaringan ikat fibrosa
Jaringan ikat longgar

o Sel-sel yang terdapat pada gingiva
Keratinosit
Epitel GB
Clear cell
Sel langerhans (sebagai APC)
Sel merkel (sebagai sensoris)
Sel melanosit (pemberi warna)
Sel efektor
Limfosit
PMN



MUKOSA
Mukosa mulut terdiri dari 3 lapisan
yaitu mukosa, submukosa dan periosteum:
Mukosa : Tersusun atas epitel berlapis
gepeng berkeratin. Terdapat pada
palatum keras dan crest residual ridge
Submukosa : Merupakan jaringan ikat
fibrous yang padat terdapat pembuluh
darah, saraf, pembuluh limfe dan serat
kolagen
Periosteum
E-book : prosthodontics by nallaswamy hal 48
TULANG ALVEOLAR
Bagian dari maksila dan mandibula yang membentuk
dan mendukung soket gigi.

Fisiologi
Pembentuk dan pendukung soket gigi

Sel : osteoblas, osteoclas, osteocyt

Terdiri atas:
1. Tulang alveolar utama (alveolar bone
proper) Lapisan tipis tulang yg
mengelilingi akar dan memberikan
tempat perlekatan bagi ligamen
periodontal.
2. Tulang trabekula. Di antara tulang
alveolar proprium dan tulang
kortikal.
3. Tulang kortikal Terbentuk dari
tulang haversi (haversian bone) dan
lamela tulang kompak (compacted
bone lamellae).
SEMENTUM
Jaringan mesenkimal avaskular yang termineralisasi yang
membentuk pembungkus sebelah luar dari akar anatomis.

Fisiologi
Mehubungkan gigi dengan periodontal fiber (ligament), dengan
kata lain merupakan pegangan dari gigi ke tulang alveolar.
Sel : sementoblas

Ada 2 tipe sementum : Acellular (primer), Cellular (sekunder).
Berdasarkan letaknya dan
struturnya jaringan sementum
terbagi menjadi 4 jenis yaitu
aselular afibril sementum (1),
serat aselular ekstrinsik
sementum (2), serat selular
intrinsic (3), serat selular campur
sementum (4)

LIGAMEN PERIODONTAL
Jaringan ikat berserat padat yang berasal dari dental folikel,
terletak antara sementum & tulang alveolar.

Sel : Fibroblas, osteoblas, sementoblas, Makrofag, osteoklas

Sesuai lokasinya terhadap gigi, serat ligamen periodontal terbagi
atas :
Kelompok serat gingiva (sirkumferensial, transeptal, free
gingival, attached gingival).
Kelompok serat dentoalveolar (apikal, oblik, horisontal,
alveolar crest, interradikular).

Fungsi Ligamen Periodontal Formatif, Supportif, Protektif,
Sensoris dan Nutritif

Berdasarkan sifat

Muko-statis: pencetakan yg tidak memerlukan tekanan jaringan
atau tulang.
Contohnya: agar-agar, pasta zoe dan bahan
elastomer
Muko-kompresi: pencetakan yang memerlukan tekanan untuk
mencetak, sehingga menekan tulang.
Contohnya: alginat, counpound
1. Bahan cetak
Dental Material
Zinc oxide pasta yang diperoleh dengan menambahkan
minyak yang bertindak sebagai plastisizer.
Eugenol mengandung talc atau kaolin sebagai bahan pengisi
membuatnya berbentuk pasta

Kegunaan dalam kedokteran gigi:
Bahan cetak untuk lengkung rahang tanpa gigi
Pasta pencatat gigitan
Bahan tambal sementara
Pengisi saluran akar
Bahan sementasi
Bahan relining sementara untuk gigi tiruan
Zinc Oxide Eugenol
Alginate (Irreversible Hydrocolloid)
Komposisi :









Bahan basis protesa ideal harus memenuhi persyaratan:
Kecermatan adaptasi dengan jaringan tinggi
Perubahan volume/ dimensi rendah
Permukaannya keras, sehingga tidak mudah tergores atau
aus
Penghantar termis untuk menstimulasi jaringan dibawah
protesa agar tetap sehat
Berat jenis rendah
Mudah dibersihkan
Warna sesuai dengan warna jaringan sekitarnya
Bisa dilapis atau dicekatkan kembali
2. Bahan basis dan gigi tiruan
RESIN
AKRILIK
DEFINISI
PROSES
POLIMERISASI
KOMPOSISI
REAKSI
POLIMERISASI
Resin akrilik merupakan plastik resilien yang dibentuk
dengan gabungan molekul metil metakrilat yang
banyak atau gabungan mer.

Material untuk denture base poli(metil metakrilat)
sistem bubuk dan cairan
- Cairan : metil metakrilat nonpolimerisasi
- Bubuk : prepolimerisasi resin poli(metil metakrilat)
dalam bentuk butiran-butiran kecil.
21
PENGERTIAN RESIN AKRILIK
POLIMERISASI
Heat cured acrylic adalah resin akrilik yang proses
polimerisasinya terjadi setelah pemanasan pada
temperature tertentu.

Self cured acrylic/ cold cured acrylic adalah resin akrilik yang
tidak perlu pemanasan dalam proses polimerisasinya.

Light cured Polimerisasi dengan cahaya 4 buah lampu
halogen tungsten, gelombang cahaya 400-500nm

Komposisi Resin Akrilik
Heat Cured Acrylic Cold Cured Acrylic / Self Cured
Acrylic
Powder (bubuk) :
Polimer : polimetilmetakrilat
Benzoil peroksida
Reduces Translucency : Titanium
dioxide
Pewarna
Fiber

Liquid (cairan):
Monomer : methyl methacrylate
Stabilisator : 0,006 % inhibitor
hidrokuinon
Cross linking agent : 2 % ethylen
glycol dimetacrylate
Powder (bubuk) :
Polimer : polimetilmetakrilat
Benzoil peroksida
Reduces Translucency : Titanium
dioxide
Pewarna
Fiber

Liquid (cairan):
Monomer : methyl methacrylate
Stabilisator : 0,006 % inhibitor
hidrokuinon
Cross linking agent : 2 % ethylen
glycol dimetacrylate
Aktivator : dimethyl-p-toluidin

PROSES POLIMERISASI RESIN AKRILIK
Reaksi Kondensasi : Reaksi yang terjadi antara dua molekul
dengan pemisah sebuah molekul yang lebih kecil.

Reaksi Adhisi : Polimerisasi ini terjadi pada monomer yang
mempunyai ikatan terjenuh dengan melakukan reaksi
dengan cara membuka ikatan rangkap dan menghasilkan
senyawa polimer dengan ikatan jenuh. Tahapan adhisi:
Aktivasi
Inisiasi
Propagasi
Terminasi
Chain transfer








INTERAKSI POLIMER MONOMER
Sandy (berpasir) : interaksi kecil pada tingkat molekuler,
konsistensi grainy
Stringy : beberapa rantai polimer tersebar dalam
monomer cairan meningkatkan, kekentalan campuran
stickiness
Doughlike : pada tingkat molekuler terjadi peningkatan
jumlah
rantai polimer yang memasuki monomer tidak lagi melekat
pada spatula sifat fisik dan kimianya ideal untuk compression
molding siap masuk dalam kavitas cetakan
Rubbery/elastic : monomer berpenetrasi pada butiran polimer
Stiff : evaporasi monomer bebas sangat kering dan resisten
terhadap deformasi mekanis

I. Sendok Cetak Siap Pakai (Stock Tray)
Ukuran: S, M, L
Pemakaiannya: disposable/ reusable
Bagian yg akan dicetak: partial/ bergigi/ tdk bergigi
Bahan cetak yag dipakai: alginat (perforated tray),
kompon (non perforated tray)
II. Sendok Cetak Pribadi (Individual Tray)
Pada kasus yg seluruh jaringan mulutnya harus tercetak
dg tepat atau
Pada rahang yg memiliki bentuk & ukuran yg tdk
tercakup dg sendok cetak siap pakai
Terbuat dari resin akrilik at shellac baseplate

III. Sendok Cetak Siap Pakai dg Modifikasi







3. Sendok Cetak
1. Menurut Konstruksinya :
- cengkeram tuang/cor (cast clasp)
- cengkeram kawat (wrought wire clasp)
- cengkeram kombinasi (combination clasp)
2. Menurut desainnya :
- cengkeram sirkumferensial
- cengkeram batang (bar arm/bar typr clasp)
3. Menurut arah datang lengannya :
- cengkeram oklusal
- cengkeram gingival


4. Macam Cangkolan/ Cengkram
Cangkolan Kawat :

Kawat Oklusal :
1. Cangkolan tiga jari / E clasp
2. Cangkolan Jackson
3. Cangkolan half jackson
4. Cangkolan S
5. Cangkolan panah
6. Cangkolan Adam
7. Cangkolan Rush Anker

Kawat Gingiva :
1. Cangkolan panah Anker
2. Cangkolan C
3. Cangkolan Meacock /
interdental
4. Cangkolan penahan bola

Cangkolan Cor :

Cor Oklusal :
1. Akers clasp (circumferensial)
2. Kail ikan
3. Roach clasp
4. Ring clasp
5. Reverse ring clasp
6. Embrasure clasp
7. Half and half clasp
8. Back Action clasp
9. Reverse action clasp
10. Double aker claps
11. Cuspid universal claps
12. Long arm claps
13. Combination claps

Cor Gingiva :
1. Proksimal de van
2. Batang roach (roach bar clasp)
3. T,U,L,I,S,R,C dan E bar clasp
4. Mesio-distal clasp (Caninus dan posterior)
Cangkolan Kombinasi :
Cangkolan Cor-Kawat
KAWAT
Yang digunakan kawat jenis stainless steel
Dalam bidang prostodonsia : retensi (round diamater 0.7)
Persyaratan :
Sifat biologis daya iritasi dan toksisitas kecil
Sifat kimia dan korosi, tidak larut
Sifat ME, kekuatan tarik kekakuan, kelentingan


Bentuk Lingir :
Bentuk U : Sisi sejajarnya dapat mencegah perpindahan
tempat akibat daya horizontal.
Bentuk V : Geligi tiruan yang dipasang akan menimbulkan
rasa sakit karena mukoperiosteum sekitar lingir terasa
terjepit.
Bentuk jamur / bulbous/omega : dengan adanya gerong akan
menyulitkan dan menimbulkan rasa sakit pada saat geligi
tiruan dipasang ataupun saat dilepas.

Bentuk lingir yang lonjong terhadap protesa adalah sangat
menguntungkan, semakin lebar puncak lingir semakin dapat
menahan daya kunyah, dapat menahan daya ungkit dan
perpindahan tempat akibat daya horisontal.

Otot-otot Wajah
MUSCLE ACTION ORIGIN INSERTION INNERVATION
Buccinator Depresses the
cheeks
Alveolar process
of maxilla and
mandible
Angle of mouth Facial
Depressor Anguli
Oris
Draws angle of
mouth downward
Oblique line of
mandible
Angle of mouth Facial
Depressor Labii
Inferioris
Lowers the mouth Oblique line of
mandible
Lower lip Facial
Digastric Opens mouth Inferior border of
mandible
Superior aspect of
hyoid bone
Trigeminal
Geniohyoid Opens mouth Median ridge of
mandible
Body of hyoid
bone
Ansa Cervicalis
Levator Anguli
Oris
Raises each side of
mouth
Just superior to
canine teeth
Angle of mouth Facial
Otot-otot Mastikasi
Saliva
Komposisi organik: urea, asam urat, glukosa bebas, asam amino
bebas, laktat, asam lemak.
Makromolekul organik: protein, amilase, peroksidase, tiosianat,
lisozyme, lemak, IgA, IgM, IgG.
Komposisi anorganik:
Ion: Ca, Mg, F, HCO3, K, Na, Cl NH4.
Gas: CO
2
, N
2
, O
2
.
Air
Fungsi:
Pencernaan
Antimikroba
Lubrikasi
Buffer
Oral hygiene
Koagulasi darah dan perbaikan jaringan
Penghambat karies
Kelenjar Mayor :
Kelenjar parotis serosa
Submandibula seromukosa
Sublingualis mukoserous
Kelenjar Minor:
- Lingualis anterior: mukus
Posterior: mukus
Serosa von ebner
- Labialis seromukus
- Bukalis seromukus
- Palatinalis mukus

38
Kelenjar saliva mayor
Muara kelenjar parotis:
Bukal M1 atas
Muara kelenjar
submandibula: Bawah
lidah, sebelah kanan
dan kiri frenulum
lingualis
Muara kelenjar
sublingual: kanan-kiri
lidah

Kelenjar lingualis
Letak: lidah
L.anterior: ujung lidah, bilateral bawah lidah
L. posterior: lateral lidah antara tonsila lingualis
L. Serosa von Ebner: sekeliling p.sirkumvalata
Kelenjar labialis, letak: di bawah mukosa bibir
Kelenjar bukalis, letak: di bawah mukosa pipi
Kelenjar palatinalis:
Kelenjar palatinalis terletak di bawah mukosa palatum
lunak, palatum durum dan uvula;
Kelenjar glosopalatina: di lipatan glosopalatina,
Kelenjar saliva minor
Gaya oklusal Gaya oklusal atau gaya vertikal yang terjadi
waktu bolus makanan berada pada permukaan oklusal gigi
tiruan sebelum dan pada saat berfungsi atau oklusi. Gaya
oklusi ini hendaknya disalurkan kepada gigi asli.
Pada gigi tiruan berujung bebas (free end) sebagian gaya
oklusal akan diterima oleh gigi penyangga, sedangkan sisanya
oleh jaringan mukosa di bawah basis protesa.
Gaya lateral Pada saat mastikasi karena terdapat bonjol
gigi akan menimbulkan gaya horizontal dengan arah gaya
lateral dan anterior posterior.
Gaya anterior posterior, yang terjadi pada waktu protrusive,
atau edge to edge.
Gaya pemindah (Displacing or disloging force) Keadaan ini
terjadi pada waktu mastikasi.
Biomekanika
Gerakan protesa :
Pergerakan rotasi pada garis ayun antara gigi taring kiri- kanan.
Besarnya ungkitan ditentukan oleh besarnya kompresibilitas
jaringan mukosa dengan rasio rata rata 1:10. Kalau ungkitan
menyebabkan tekanan mukosa melewati batas fisiologisnya
akan menyebabkan kondisi patologis, keadaa n yang sama
terjadi pada gigi sandaran.
Gerakan rotasi pada sumbu longitudinal, disebelah kiri dan
kanan lingir sisa. Garis ayun terdapat pada puncak lingir dengan
gerakan rotasi pada sadel protesa sebelah kiri maupun kanan.
Kondisi ini terjadi pada waktu gerakan eksentrik atau lateral
(Bennet movement).
Gerakan rotasi pada sumbu vertikal gigi taring. Gerakan rotasi
pada poros panjang gigi sandaran menyebabkan terputarnya
gigi sandaran ( torque ). Rotasi gigi sandaran akan ditahan oleh
bagian lain gigi tiruan termasuk cangkolan.
Gerakan translasi. Gerakan menggeser protesa merupakan
gerakan translasi melalui lingir sisa

Gerakan yang terjadi pada waktu protesa berfungsi
merupakan gerakan kombinasi yang kompleks, dan untuk
memahami dan mengatasinya disederhanakan untuk setiap
gerakan
Syarat Gigi Sandaran
Sehat dan vital
Tidak ada mobility
Caries minimal
Tidak ada ekstrusi
Bentuk anatominya ideal
Posisinya ideal (tidak rotasi dan tidak terlampau miring)
Akarnya panjang dan tidak bundar
Jaringan pendukungnya sehat
Jaringan tulang pendukungnya tidak mengalami kelainan
atau resorpsi
Sedapat mungkin letaknya paling dekat dengan daerah
yang tidak bergigi

Rencana perawatan
RA: GTC/ GTSL
Dapat menggunakan GTC karena kehilangan gigi di
tiap regio hanya 2, tapi perlu preparasi di gigi yang
sehat sebagai penyangga.

RB: GTSL
Digunakan GTSL karena kehilangan gigi cukup banyak
di bagian posterior.


Missing teeth: 15,16,23,24
Klasifikasi: kennedy kelas III
modifikasi 1
Support: tooth support
Pemilihan macam retainer
Direct Retainer : 25,14
Indirect retainer : 27
Cangkolan : C Claps
Major konnektor : palatal
plate
F1
F2
F3
Pola Perencanaan RA
Menentukan Stabilisasi:
Garis fulkrum:
F1 distal 14 ke distal 25
F2 distal 14 ke mesial 27
F3 dista 25 ke mesial 27
Arah cangkolan :
14 distal mesial
25 distal mesial
27 mesial distal
Missing teeth: 36,37,45,46,47
Klasifikasi: kennedy kelas I
Support: tooth-tissue support
Pemilihan macam retainer
Direct Retainer: 35, 44
Indirect retainer: 33 (cingulum rest)
Cangkolan : C Claps
Major konnektor : horse shoe
Pola Perencanaan RB
Landasan:
Mengurangi jumlah gigi artifisial
Penempatan dipuncak lingir
Perluasan landasan sampai 1/3
insisal gigi anterior
Instruksi pasien : mengunyah 2 sisi
F1
Menentukan Stabilisasi:
Garis fulkrum:
F1 mesial 35 ke mesial 44
Arah cangkolan :
Gigi 35 : Mesial ke Distal
Gigi 44 : Mesial ke Distal
Gigi 33 : Distal ke Mesial
Kunjungan I :
Pembuatan model studi (pencetakan)
Pemilihan/ penentuan macam, bentuk, jenis desain restorasi yg
paling sesuai untuk kondisi yg ditemukan pd langkah
sebelumnya
Penyusunan rencana perawatan
Penentuan Pola Perencanaan (klasifikasi kehilangan gigi,
support, retensi (direct dan indirect), conector (mayor dan
minor), stabilisasi (fulkrum)


Kunjungan II :
Pembuatan Model Kerja
pembuatan landasan atau basis gigi tiruan dari malam merah
Pembuatan gigitan kerja
Pemasangan model RA dan RB pada okludator
Pembuatan cangkolan



Penatalaksaan
Kunjungan III :

Penyusunan gigi tiruan
Pemasangan cangkolan
Try In landasan malam di mulut pasien koreksi
Proses flasking, wax elimination, packing, processing
deflasking, finishing, polishing)
Try in basis GTSL akrilik dengan cangkolan

Kunjungan IV :

Pemeriksaan subjektif : ada atau tidaknya keluhan tentang
GT
Pemeriksaan objektif : memeriksa keadaan jaringan mulut
serta oklusi, retensi, dan stabilitas GTSL
Komplikasi
Sariawan
Kerusakan jaringan pendukung gigi
Tidak nyaman saat mengunyah
Kontrol
- 1 hari setelah pemakaian GTL
- 3 atau 1 minggu kontrol setelah insersi dilakukan
- 1 bulan
- 6 bulan
Pemeriksaan
Subyektif
ada atau tidaknya keluhan pada pasien setelah
penggunaan gigi tiruan
Obyektif
pemeriksaan keadaan rongga mulut, jaringan
pendukung, oklusi, ada atau tidaknya perubahan
patologis lain, retensi, dan stabilitas GTSL



Evaluasi dan Kontrol
Instruksikan pada pasien:
1. Jika ada keluhan segera hubungi dokter
2. Bersihkan dengan sikat dan sabun sehabis makan
3. Protesa direndam dalam air bersi suhu kamar
sewaktu dilepas
4. Pada malam hari, sebelum tidur, lepaskan gigi tiruan
agar jaringan dibawahnya dapat beristirahat, sikat
bersih dan rendam didalam air
5. Mengunyah makanan pada kedua sisi
Adalah berbuat baik untuk
kebaikan seseorang.
Misalnya : memberikan
pertolongan pada pasien,
meringankan kekhawatiran
pasien.
Memandang pasien tak
hanya sejauh
menguntungkan dokter
Menerapkan Golden Rule
Principle dg Tujuan
Maksimalisasi pemuasan
kebahagiaan/preferensi


Tidak membahayakan
pasien karena kelalaian
Mengobati secara
proporsional
Tidak melakukan white
collar crime

Beneficience Nonmaleficence
BHP
Artinya hak pasien untuk
menentukan pilihan.
Menghargai hak
menentukan nasib sendiri
Tidak mengintervensi dan
sabar menunggu pasien
dlm membuat
keputusan(elektif)
Berterus terang tidak
berbohong pd pasien
Menghargai rasionalitas
pasien
Melaksanakan Informed
consent
Memberikan kesempatan
yg sama thdp pribadi dlm
posisi yang sama
Memberikan kontribusi yg
relatif sama dg kebutuhan
pasien
Tidak membeda-bedakan
pelayanan untuk pasien


Autonomi Justice

Anda mungkin juga menyukai