Pengertian ruptur sesuai dengan kamus kedokteran adalah robeknya atau koyaknya jaringan (Dorland,1998). Perineum merupakan ruang berbentuk jajaran genjang yang terletak di bawah dasar panggul. Batas superior yaitu dasar panggul yang terdiri dari musulus le!ator ani dan musulus oygeus. Batas lateral tulang dan ligamentum yang membentuk pintu bawah panggul, yaitu depan ke belakang angulus pubius, ramus ishiopubius, tuber ishiadium, ligamentum sarotuberosum, dan osoyges. Batas in"erior yaitu kulit dan !agina (#$orn, %&&').(uptur perineum adalah robekan yang terjadi pada perineum sewaktu persalinan ()ohtar, 1998). Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa ruptur perineum spontan merupakan robekan pada ruang berbentuk jajaran genjang yang terletak di bawah dasar panggul yang terjadi seara alami tanpa tindakan pada saat persalinan. B. Penyebab Ruptur Perineum *aktor penyebab ruptur perineum diantaranya adalah "aktor ibu, "aktor janin, dan "aktor persalinan per!aginam. Diantara "aktor+"aktor tersebut dapat diuraikan sebagai berikut , 1. Faktor Ibu a. Paritas )enurut panduan Pusdiknakes %&&', paritas adalah jumlah kehamilan yang mampu menghasilkan janin hidup di luar rahim (lebih dari %8 minggu). Paritas menunjukkan jumlah kehamilan terdahulu yang telah menapai batas !iabilitas dan telah dilahirkan, tanpa mengingat jumlah anaknya (#$orn, %&&'). )enurut -amus Besar Bahasa .ndonesia paritas adalah keadaan kelahiran atau partus. Pada primipara robekan perineum hampir selalu terjadi dan tidak jarang berulang pada persalinan berikutnya. ( sarwono, %&&/ ) b. )eneran 0eara "isiologis ibu akan merasakan dorongan untuk meneran bila pembukaan sudah lengkap dan re"lek "erguson telah terjadi. .bu harus didukung untuk meneran dengan benar pada saat ia merasakan dorongan dan memang ingin mengejang (1honson, %&&2). .bu mungkin merasa dapat meneran seara lebih e"ekti" pada posisi tertentu (13P.45#, %&&/). Beberapa ara yang dapat dilakukan dalam memimpin ibu bersalin melakukan meneran untuk menegah terjadinya rupture perineum diantaranya , 1. )enganjurkan ibu untuk meneran sesuai dengan dorongan alamiahnya selama kontraksi. %. 6idak menganjurkan ibu untuk menahan na"as pada saat meneran. '. )ungkin ibu akan merasa lebih mudah untuk meneran jika ibu berbaring miring atau setengah duduk, menarik lutut ke arah ibu, dan menempelkan dagu kedada. 2. )enganjurkan ibu untuk tidak mengangkat bokong saat meneran. /. 6idak melakukan dorongan pada "undus untuk membantu kelahiran bayi. Dorongan ini dapat meningkatkan resiko distosia bahu dan ruptur uteri. 7. Penegahan rupture perineum dapat dilakukan saat bayi dilahirkan terutama saat kelahiran kepala dan bahu. 2. Faktor lahir a. Berat Badan Bayi Baru 8ahir )akrosomia adalah berat janin pada waktu lahir lebih dari 2&&& gram ((ayburn, %&&1). )akrosomia disertai dengan meningkatnya resiko trauma persalinan melalui !agina seperti distosia bahu, kerusakan "leksus brakialis, patah tulang kla!ikula, dan kerusakan jaringan lunak pada ibu seperti laserasi jalan lahir dan robekan pada perineum ((ayburn, %&&1). b. Presentasi )enurut kamus kedokteran, presentasi adalah letak hubungan sumbu memanjang janin dengan sumbu memanjang panggul ibu (Dorland,1998). Presentasi digunakan untuk menentukan bagian yang ada di bagian bawah rahim yang dijumpai pada palpasi atau pada pemeriksaan dalam. )aam+maam presentasi dapat dibedakan menjadi presentasi muka, presentasi dahi, dan presentasi bokong. 1. Presentasi muka Presentasi muka atau presentasi dahi letak janin memanjang, sikap e$tensi sempurna dengan diameter pada waktu masuk panggul atau diameter submentobregmatika sebesar 9,/ m. Bagian terendahnya adalah bagian antara glabella dan dagu, sedang pada presentasi dahi bagian terendahnya antara glabella dan bregma (#$orn, %&&'). 0ekitar 9&: presentasi muka adalah dengan dagu di depan dan '&: posisi dagu di belakang . -eadaan yang menghambat masuknya kepala dalam sikap "le$i dapat menjadi penyebab pesentasi muka. 0ikap ekstensi memiliki hubungan dengan diproporsi kepala panggul dan merupakan kombinasi yang serius, maka harus diperhitungkan kemungkinan panggul yang keil atau kepala yang besar. Presentasi muka menyebabkan persalinan lebih lama dibanding presentasi kepala dengan ;;- (;bun+ubun -eil) di depan, karena muka merupakan pembuka ser!ik yang jelek dan sikap ekstensi kurang menguntungkan. Penundaan terjadi di pintu atas panggul, tetapi setelah persalinan lebih maju semuanya akan berjalan lanar. .bu harus bekerja lebih keras, lebih merasakan nyeri, dan menderita lebih banyak laserasi dari pada kedudukan normal. -arena persalinan lebih lama dan rotasi yang sukar akan menyebabkan traumatik pada ibu maupun anaknya. %. Presentasi dahi Presentasi dahi adalah sikap ekstensi sebagian (pertengahan), hal ini berlawanan dengan presentasi muka yang ekstensinya sempurna. Bagian terendahnya adalah daerah diantara margo orbitalis dengan bregma dengan penunjukknya adalah dahi. Diameter bagian terendah adalah diameter !ertiomentalis sebesar 1',/ m, merupakan diameter antero posterior kepala janin yang terpanjang (#$orn, %&&') Presentasi dahi primer yang terjadi sebelum persalinan mulai jarang dijumpai, kebanyakan adalah skunder yakni terjadi setelah persalinan dimulai. Bersi"at sementara dan kemudian kepala "leksi menjadi presentasi belakang kepala atau ekstensi menjadi presentasi muka. Proses lewatnya dahi melalui panggul lebih lambat, lebih berat, dan lebih traumatik pada ibu dibanding dengan presentasi lain. (obekan perineum tidak dapat dihindari dan dapat meluas atas sampai "ornies !agina atau rektum, karena besarnya diameter yang harus melewati PBP (Pintu Bawah Panggul). '. Presentasi Bokong Presentasi bokong memiliki letak memanjang dengan kelainan dalam polaritas. Panggul janin merupakan kutub bawah dengan penunjuknya adalah sarum. Berdasarkan posisi janin, presentasi bokong dapat dibedakan menjadi empat maam yaitu presentasi bokong sempurna, presentasi bokong murni, presentasi bokong kaki, dan presentasi bokong lutut (#$orn, %&&'). -esulitan pada persalinan bokong adalah terdapat peningkatan resiko maternal. )anipulasi seara manual pada jalan lahir akan meningkatkan resiko in"eksi pada ibu. Berbagai perasat intra uteri, khususnya dengan segmen bawah uterus yang sudah tipis, atau persalinan setelah oming head lewat ser!ik yang belum berdilatasi lengkap, dapat mengakibatkan ruptur uteri, laserasi ser!iks, ataupun keduanya. 6indakan manipulasi tersebut dapat pula menyebabkan robekan perineum yang lebih dalam (<unningham, %&&/) . Faktor Per!alinan Per"aginam a. =akum 4kstrasi =akum ekstrasi adalah suatu tindakan bantuan persalinan, janin dilahirkan dengan ekstrasi menggunakan tekanan negati" dengan alat !aum yang dipasang di kepalanya ()ansjoer, %&&%). >aktu yang diperlukan untuk pemasangan up sampai dapat ditarik relati" lebih lama daripada "orsep (lebih dari 1& menit). <ara ini tidak dapat dipakai untuk melahirkan anak dengan "etal distress (gawat janin). -omplikasi yang dapat terjadi pada ibu adalah robekan pada ser!iks uteri dan robekan pada !agina dan ruptur perineum. (#$orn, %&&'). b.4kstrasi <unam atau *orsep 4kstrasi <unam?*orsep adalah suatu persalinan buatan, janin dilahirkan dengan unam yang dipasang di kepala janin ()ansjoer, %&&%). -omplikasi yang dapat terjadi pada ibu karena tindakan ekstrasi "orsep antara lain ruptur uteri, robekan portio, !agina, ruptur perineum, syok, perdarahan post partum, peahnya !aries !agina (#$orn, %&&'). .4mbriotomi 4mbriotomi adalah prosedur penyelesaian persalinan dengan jalan melakukan pengurangan !olume atau merubah struktur organ tertentu pada bayi dengan tujuan untuk memberi peluang yang lebih besar untuk melahirkan keseluruhan tubuh bayi tersebut (0yai"udin, %&&%). Persalinan maet dengan anak mati merupakan indikasi dari embriotomi. -omplikasi yang mungkin terjadi atara lain perlukaan !agina, perlukaan !ul!a, ruptur perineum yang luas bila per"orator meleset karena tidak ditekan tegak lurus pada kepala janin atau karena tulang yang terlepas saat sendok tidak dipasang pada muka janin, serta edera saluran kemih?erna, atonia uteri dan in"eksi ( )ansjoer, %&&%). d. Persalinan Presipitatus Persalinan presipitatus adalah persalinan yang berlangsung sangat epat, berlangsung kurang dari ' jam, dapat disebabkan oleh abnormalitas kontraksi uterus dan rahim yang terlau kuat, atau pada keadaan yang sangat jarang dijumpai, tidak adanya rasa nyeri pada saat his sehingga ibu tidak menyadari adanya proses persalinan yang sangat kuat (<unningham, %&&/). 0ehingga sering petugas belum siap untuk menolong persalinan dan ibu mengejan kuat tidak terkontrol, kepala janin terjadi de"leksi terlalu epat. -eadaan ini akan memperbesar kemungkinan ruptur perineum ()ohtar, 1998). )enurut buku @uan @suhan Persalinan Aormal (%&&8) laserasi spontan pada !agina atau perineum dapat terjadi saat kepala dan bahu dilahirkan. -ejadian laserasi akan meningkat jika bayi dilahirkan terlalu epat dan tidak terkendali #.Faktor Penolong Per!alinan Penolong persalinan adalah seseorang yang mampu dan berwenang dalam memberikan asuhan persalinan. Pimpinan persalinan yang salah merupakan salah satu penyebab terjadinya ruptur perineum, sehingga sangat diperlukan kerjasama dengan ibu dan penggunaan perasat manual yang tepat dapat mengatur ekspulsi kepala, bahu, dan seluruh tubuh bayi untuk menegah laserasi. $.%la!i&ika!i Ruptur Perineum )enurut buku @uan @suhan Persalinan Aormal (%&&8), derajat ruptur perineum dapat dibagi menjadi empat derajat, yaitu , 1) (uptur perineum derajat satu, dengan jaringan yang mengalami robekan adalah , a) )ukosa =agina b) -omisura posterior ) -ulit perineum %) (uptur perineum derajat dua, dengan jaringan yang mengalami robekan adalah , a) )ukosa =agina b) -omisura posterior ) -ulit perineum d) #tot perineum ') (uptur perineum derajat tiga, dengan jaringan yang mengalami robekan adalah , a) 0ebagaimana ruptur derajat dua b) #tot s"ingter ani 2) (uptur perineum derajat empat, dengan jaringan yang mengalami robekan adalah , a) 0ebagaimana ruptur derajat tiga b) Dinding depan retum '. Tan(a (an )e*ala Ruptur Perineum Perdarahan dalam keadaan dimana plasenta telah lahir lengkap dan kontraksi rahim baik, dapat dipastikan bahwa perdarahan tersebut berasal dari perlukaan jalan lahir (Depkes (., %&&2). 6anda+tanda yang menganam terjadinya robekan perineum antara lain , 1)-ulit perineum mulai melebar dan tegang. %)-ulit perineum berwarna puat dan mengkilap ') @da perdarahan keluar dari lubang !ul!a, merupakan indikasi robekan pada mukosa !agina. 2) Bila kulit perineum pada garis tengah mulai robek, di antara "ourhette dan s"ingter ani. E. Penanganan Ruptur Perineum Penanganan ruptur perineum diantaranya dapat dilakukan dengan ara melakukan penjahitan luka lapis demi lapis, dan memperhatikan jangan sampai terjadi ruang kosong terbuka kearah !agina yang biasanya dapat dimasuki bekuan+bekuan darah yang akan menyebabkan tidak baiknya penyembuhan luka. 0elain itu dapat dilakukan dengan ara memberikan antibiotik yang ukup ()otar, 1998). Prinsip yang harus diperhatikan dalam menangani ruptur perineum adalah 1) Bila seorang ibu bersalin mengalami perdarahan setelah anak lahir, segera memeriksa perdarahan tersebut berasal dari retensio plasenta atau plasenta lahir tidak lengkap. %) Bila plasenta telah lahir lengkap dan kontraksi uterus baik, dapat dipastikan bahwa perdarahan tersebut berasal dari perlukaan pada jalan lahir, selanjutnya dilakukan penjahitan. Prinsip melakukan jahitan pada robekan perineum , a) (eparasi mula+mula dari titik pangkal robekan sebelah dalam?proksimal ke arah luar?distal. 1ahitan dilakukan lapis demi lapis, dari lapis dalam kemudian lapis luar. b) (obekan perineum tingkat . , tidak perlu dijahit jika tidak ada perdarahan dan aposisi luka baik, namun jika terjadi perdarahan segera dijahit dengan menggunakan benang atgut seara jelujur atau dengan ara angka delapan. ) (obekan perineum tingkat .. , untuk laserasi derajat . atau .. jika ditemukan robekan tidak rata atau bergerigi harus diratakan terlebih dahulu sebelum dilakukan penjahitan. Pertama otot dijahit dengan atgut kemudian selaput lendir. =agina dijahit dengan atgut seara terputus+putus atau jelujur. Penjahitan mukosa !agina dimulai dari punak robekan. -ulit perineum dijahit dengan benang atgut seara jelujur. d) (obekan perineum tingkat ... , penjahitan yang pertama pada dinding depan rektum yang robek, kemudian "asia perirektal dan "asia septum rekto!aginal dijahit dengan atgut kromik sehingga bertemu kembali. e) (obekan perineum tingkat .= , ujung+ujung otot s"ingter ani yang terpisah karena robekan diklem dengan klem pean lurus, kemudian dijahit antara %+' jahitan atgut kromik sehingga bertemu kembali. 0elanjutnya robekan dijahit lapis demi lapis seperti menjahit robekan perineum tingkat .. F. Pen+egahan Ruptur Perineum )enurut )ohtar (1998) persalinan yang salah merupakan salah satu sebab terjadinya ruptur perineum. )enurut Buku @uan @suhan Persalinan Aormal (%&&8) kerjasama dengan ibu dan penggunaan perasat manual yang tepat dapat mengatur ekspulsi kepala, bahu, dan seluruh tubuh bayi untuk menegah laserasi atau meminimalkan robekan pada perineum. <ara+ara yang dianjurkan untuk meminimalkan terjadinya ruptur perineum diantaranya adalah , 1. 0aat kepala membuka !ul!a (/+7 m), penolong meletakkan kain yang bersih dan kering yang dilipat sepertiganya di bawah bokong ibu dan menyiapkan kain atau handuk bersih di atas perut ibu, untuk mengeringkan bayi segera setelah lahir. %. )elindungi perineum dengan satu tangan dengan kain bersih dan kering, ibu jari pada salah satu sisi perineum dan empat jari tangan pada sisi yang lain pada belakang kepala bayi. '. )enahan belakang kepala bayi agar posisi kepala tetap "leksi pada saat keluar seara bertahap melewati introitus dan perineum. 2. )elindungi perineum dan mengendalikan keluarnya kepala, bahu, dan seluruh tubuh bayi seara bertahap dengan hati+hati dapat mengurangi regangan berlebihan (robekan) pada !agina dan perineum. ). Bahaya (an %omplika!i Ruptur Perineum Bahaya dan komplikasi akibat terjadinya ruptur perineum antara lain adalah 1.Perdarahan Perdarahan pada ruptur perineum dapat menjadi hebat khususnya pada ruptur derajat dua dan tiga atau jika ruptur meluas ke samping atau naik ke !ul!a mengenai litoris. %..n"eksi 8aserasi perineum dapat dengan mudah terkontaminasi "eses karena dekat dengan anus. .n"eksi juga dapat menjadi sebab luka tidak segera menyatu sehingga timbul jaringan parut.