Anda di halaman 1dari 11

TRANSAKSI DENGAN PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN

ISTIMEWA, OFF BALANCE SHEET


Definisi Hubungan Istimewa
Pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah pihak-pihak yang dianggap
mempunyai hubungan istimewa bila satu pihak mempunyai kemampuan untuk
mengendalikan pihak lain atau mempunyai pengaruh signifikan atas pihak lain dalam
mengambil keputusan keuangan dan operasional.
Transaksi antara pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah suatu
pengalihan sumber daya atau kewajiban antara pihak-pihak yang mempunyai hubungan
istimewa, tanpa menghiraukan apakah suatu harga diperhitungkan.
Pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa, antara lain:
1) Perusahaan yang melalui satu atau lebih perantara, mengendalikan atau dikendalikan
oleh, atau berada dibawah pengemdalian bersama, dengan perusahaan pelapor, yang
termasuk dalam kategori ini yaitu : holding companyanak perusahaan (subsidiaries)
serta perusahaan dan anak perusahaan (fellow subsidiaries).
) Perusahaan asosiasi
!) Perorangan yang memiliki, baik se"ara langsung maupun tidak langsung, suatu
kepentingan hak suara di perusahaan pelapor yang berpengaruh se"ara signifikan dan
1
#aporan $euangan
dan #aba %ugi
Transaksi dan &aldo
'ipengaruhi
- keberadaan pihak yang
mempunyai hubungan istimewa
- Termasuk komitment dengan
pihak tersebut
anggota keluarga dekat dari perorangan tersebut, dimana yang dimaksud dengan
anggota keluarga dekat adalah mereka yang dapat diharapkan mempengaruhi atau
dipengaruhi perorangan tersebut dalam transaksinya dengan perusahaan pelapor.
() )anajemen kun"i, yaitu orang-orang yang mempunyai wewenang dan tanggung
jawab untuk meren"anakan, memimpin, dan mengendalikan kegiatan perusahaan
pelapor yang meliputi anggota dewan komisaris, direksi dan manajer dari perusahaan
serta anggota keluarga dekat orang-orang tersebut.
*) Perusahaan dimana suatu kepentingan substansial dalam hak suara dimiliki baik
se"ara langsung maupun tidak langsung oleh setiap orang yang diuraikan dalam
bagian !) dan (), atau setiap orang tersebut mempunyai pengaruh signifikan atas
perusahaan tersebut. +ni men"akup perusahaan-perusahaan yang dimiliki anggota
dengan komisaris, direksi atau pemegang saham utama dari perusahaan pelapor dan
perusahaan-perusahaan yang mempunyai anggota manajemen kun"i yang sama
dengan perusahaan pelapor.
&edangkan pihak-pihak yang tidak dianggap sebagai pihak-pihak yang mempunyai hubungan
istimewa, antara lain:
1) 'ua entitas hanya karena mereka memiliki direktur atau anggota manajemen kun"i
yang sama, atau karena anggota dari manejemen kun"i dari satu entitas mempunyai
pengaruh signifikan terhadap entitas lain.
) 'ua ,enturer hanya karena mereka mengendalikan bersama atas ,entura bersama.
!) Penyandang dana, serikat dagang, entitas pelayanan publik, departemen dan instansi
pemerintah yang tidak mengendalikan, mengendalikan bersama atau memiliki
pengaruh signifikan terhadap entitas pelapor.
() Pelanggan, pemasok, pemegang hak waralaba (fran"hise), distributor, atau
perwakilan-agen umum dengan siapa entitas mengadakan transaksi usaha dengan
,olume signifikan, semata-mata karena ketergantungan ekonomis yang diakibatkan
oleh keadaan.
.ubungan istimewa dengan suatu pihak dapat mempunyai dampak atas posisi
keuangan dan hasil usaha perusahaan pelapor, hal ini disebabkan pihak-pihak yang
mempunyai hubungan istimewa dapat melakukan transaksi yang tidak akan dilakukan oleh
pihak-pihak yang tidak mempunyai hubungan istimewa. Transaksi ini bahkan dapat
dilakukan dengan harga yang berbeda dengan transaksi yang sama yang dilakukan kepada
pihak-pihak yang tidak mempunyai hubungan istimewa.

Met!e Penentuan Ha"ga


&uatu "ara untuk menentukan harga dalam suatu transaksi antara pihak yang
mempunyai hubungan istimewa adalah dengan metode harga pasar bebas yang dapat
diperbandingkan yaitu barang atau jasa yang dipasok dalam suatu transaksi antara pihak yang
mempunyai hubungan istimewa, dan keadaan yang bersangkutan ini adalah serupa dengan
keadaan dalam transaksi perdagangan normal.
/ila barang dialihkan antara pihak yang mempunyai hubungan istimewa sebelum
dijual kepada pihak yang independen, maka akan digunakan metode harga penjualan
kembali. )etode harga penjualan kembali merupakan metode yang dilakukan dengan
membandingkan harga dalam transaksi suatu produk yang dilakukan antara pihak-pihak yang
mempunyai hubungan istimewa dengan harga jual kembali produk tersebut setelah dikurangi
laba kotor wajar, yang men"erminkan fungsi, aset dan risiko, atas penjualan kembali produk
tersebut kepada pihak lain yang tidak mempunyai hubungan istimewa atau penjualan kembali
produk yang dilakukan dalam kondisi wajar.
)etode lain yang dapat digunakan yaitu metode biaya-plus (cost plus method/CPM)
adalah metode yang dilakukan dengan menambahkan kenaikan (mark up) tertentu kepada
biaya pemasok. $ekurangan metode ini terletak pada penentuan unsur biaya yang dapat di
mark up tersebut.
Pengung#a$an
Transaksi antara pihak yang mempunyai hubungan istimewa yang memerlukan
pengungkapan oleh suatu perusahaan pelapor, antara lain:
a) Pembelian atau penjualan barang
b) Pembelian atau penjualan properti dan akti,a lain
") Pemberian atau penerimaan jasa
d) Pengalihan riset dan pengembangan
e) Pendanaan (termasuk pemberian pinjaman dan penyetoran modal baik se"ara tunai
maupun dalam bentuk natural).
f) 0aransi dan penjaminan ("ollateral)
g) $ontrak menajemen.
Perusahaan pelapor wajib mengungkapkan adanya hubungan istimewa bila terdapat
pengendalian (control), sehubungan dengan transaksi antara pihak yang mempunyai
hubungan istimewa sehingga pengguna laporan keuangan mendapatkan informasi mengenai
!
pengaruh hubungan istimewa. Pengungkapan transaksi dengan pihak yang mempunyai
hubungan istimewa perlu disertai dengan unsur-unsur berikut ini :
a) Petunjuk mengenai ,olume transaksi, baik jumlahnya maupun proporsinya.
b) 1umlah atau proporsi pos-pos terbuka
") $ebijakan harga
2nsur-unsur utama akun selisih transaksi perubahan ekuitas anak perusahaan-perusahaan
asosiasi-anak perusahaan harus diungkapkan se"ara terpisah pada "atatan atas laporan
keuangan.
Rest"u#tu"isasi Entitas Se$engen!a%i
&ejumlah entitas usaha di +ndonesia memiliki karakteristik kepemilikan mayoritas
dan- atau pengendalian oleh pihak yang sama, baik se"ara langsung maupun tidak langsung.
3ntitas usaha yang memiliki karakteristik seperti ini disebut entitas sepengendali. 'alam
transaksi restrukturisasi entitas sepengendali tidak terjadi perubahan substansi ekonomi
pemilikan, walaupun bentuk hokum (legal form) pemilikan saham atau aset atau kewajiban
atau instrument kepemilikan lainnya berubah.
'alam P&4$ !5 yang mengatur tentang akuntansi restrukturisasi entitas sepengendali
disebutkan bahwa transaksi restrukturisasi entitas sepengendali (restructuring transactions
among under common control companies) adalah transaksi pengalihan aset, kewajiban,
saham, atau bentuk instrument kepemilikan lainnya antara pihak-pihak (perorangan,
perusahaan, atau bentuk entitas lainnya), yang se"ara langsung atau tidak langsung (melalui
satu atau lebih perantara) mengendalikan atau dikendalikan oleh atau berada di pengendalian
yang sama.
Pengendalian dianggap ada apabila pihak pengendali (induk perusahaan) memiliki
lebih dari *67 hak suara pada suatu perusahaan terkendali (anak perusahaan), baik se"ara
langsung atau tidak langsung, (melalui anak perusahaan lain). &elain itu, walaupun suatu
perusahaan memiliki hak suara *67 atau kurang, pengendalian tetap dianggap ada apabila
dibuktikan adanya salah satu kondisi berikut:
a) )empunyai hak suara lebih dari *67 berdasarkan perjanjian dengan in,estor lain.
b) )empunyai hak untuk mengatur kebijakan keuangan dan operasi perusahaan lain
tersebut berdasarkan anggaran dasar atau perjanjian.
") $ekuasaan untuk mengangkat dan memberhentikan sebagian besar anggota pengurus
perusahaan lain tersebut.
d) )ampu menguasai suara mayoritas dalam rapat pengurus.
(
8ontoh-"ontoh transaksi antara entitas sepengendali: suatu induk perusahaan memindahkan
sebagian aset bersih dari anak perusahaan yang dimiliki induk perusahaan tersebut menjadi
asset induk perusahaan yang bersangkutan.
$arena transaksi restrukturisasi antara entitas sepengendali tidak mengakibatkan
perubahan substansi ekonomi kepemilikan atas asset, saham, kewajiban, atau instrument
kepemilikan lainnya yang dipertukarkan, maka asset maupun kepemilikannya dialihkan harus
di"atat sesuai dengan nilai buku seperti penggabungan usaha berdasarkan metode penyatuan
kepemilikan (pooling of interest).
&elisih antara harga pengalihan dengan nilai buku setiap transaksi restrukturisasi
antara entitas sepengendali dibukukan dalam akun 9selisih nilai transaksi restrukturiasi entitas
sepengendali:, dan selanjutnya disajikan sebagai unsur ekuitas.
T"ansa#si &ang Memi%i#i Bentu"an Ke$entingan
/enturan kepentingan adalah perbedaan antara kepentingan ekonomis perusahaan
dengan kepentingan ekonomis pribadi direktur, komisaris, pemegang saham utama
perusahaan, atau pihak terafiliasi dari direktur, komisaris, atau pemegang saham utama.
)enurut peraturan /apepam ;omor +<.3.1 tentang 9/enturan $epentingan Transaksi
Tertentu:, transaksi yang memiliki benturan kepentingan terlebih dahulu harus disetujui oleh
para pemegang saham independen atau wakil mereka yang diberi wewenang untuk itu dalam
%apat 2mum Pemegang &aham (%2P&). 1ika ren"ana transaksi tersebut tidak memperoleh
persetujuan pemegang saham independen dalam %2P& maka ren"ana transaksi tersebut tidak
dapat diajukan kembali dalam jangka waktu 1 bulan sejak tanggal keputusan penolakan.
Transaksi yang dike"ualikan atau tidak dikatakan memiliki benturan kepentingan
antara lain:
a) Transaksi antara perusahaan dengan perusahaan terkendali yang saham atau modalnya
dimiliki sekurang-kurangnya ==7 atau antara sesama perusahaan terkendali yang
saham atau modalnya dimiliki sekurang-kurangnya ==7 oleh perusahaan dimaksud,
jika laporan keuangan perusahaan tersebut dikonsolidasikan.
b) Transaksi antara perusahaan dengan perusahaan terkendali yang saham atau modalnya
tidak dimiliki seluruhnya dan tidak satupun saham atau modal perusahaan terkendali
dimiliki komisaris, direktur, pemegang saham utama perusahaan dimaksud, atau pihak
terafiliasinya.
*
") Transaksi yang melibatkan perusahaan atau perusahaan terkendali dengan pihak
terafiliasi jika:
- .ubungan dan jenis transaksi sudah ada sebelum perusahaan dimaksud
mengadakan Penawaran 2mum dan hubungan ini serta sifat hubungan yang
berlanjut.
- .ubungan dan jenis transaksi yang dimulai sesudah Penawaran 2mum, yang
telah memperoleh persetujuan pemegang saham independen yang mewakili
lebih dari *67 saham yang dimiliki pemegang saham independen.
d) Transaksi antara perusahaan baik dengan karyawan, direksi atau komisaris perusahaan
tersebut maupun dengan karyawan, direksi atau komisaris perusahaan terkendali, dan
transaksi antara perusahaan terkendali baik dengan karyawan, direksi atau komisaris
perusahaan terkendali tersebut, maupun dengan karyawan, direksi atau komisaris
perusahaan dengan persyaratan yang sama, sepanjang hal tersebut diungkapkan
kepada /apepam, para pemegang saham, dan semua karyawan.
e) Penggunaan setiap fasilitas yang diberikan oleh perusahaan atau perusahaan
terkendali kepada komisaris, direktur, atau pemegang saham utama yang juga sebagai
karyawan yang langsung berhubungan dengan tanggung jawab mereka terhadap
perusahaan tersebut sesuai dengan kebijaksanaan perusahaan yang disampaikan
kepada /apepam sebagai informasi kepada masyarakat.
f) +mbalan termasuk gaji, iuran dana pensiun, dan atau manfaat khusus yang diberikan
kepada komisaris, direktur, dan pemegang saham utama yang juga sebagai karyawan,
jika jumlah se"ara keseluruhan dari imbalan tersebut diungkapkan dalam laporan
keuangan berkala.
g) Pembelian tanah dan atau bangunan rumah tinggal dari seorang komisaris, direktur,
dan pemegang saham utama, atau setiap pihak yang mereka ketahui terafiliasi dengan
perusahaan pada saat itu dalam jumlah tidak lebih dari %p*.666.666.666 atau kurang
dari 6,*7 dari nilai kekayaan bersih perusahaan. Pembelian tersebut harus sesuai
dengan kebijakan perusahaan dan telah diungkapkan kepada /apepam, para
pemegang saham, dan karyawan.
h) Transaksi yang dilakukan baik se"ara langsung maupun tidak langsung oleh /adan
Penyesahatan Perbankan ;asional dalam rangka restrukturisasi perusahaan dan
pemulihan ekonomi nasional.
>
Off Balance Sheet Transaction
Off balance sheet adalah suatu aset atau hutang atau akti,itas pembiayaan (financing
activity) yang tidak ter"atat pada nera"a perusahaan. Off balance sheet dapat berupa kontrak
sewa (lease), anak perusahaan yang terpisah (separate subsidiary), dan utang gabungan.
&eperti surat utang (letter of credit).Off balance sheet meliputi transaksi yang belum dapat
dinyatakan se"ara efektif atau nyata dan baru dalam bentuk komitmen atau janji. Transaksi
ini la?im dilakukan dalam kegiatan perbankan. Transaksi off balance sheet adalah transaksi
yang mengandung resiko, oleh karena itu transaksi off balance sheet harus di"atat walaupun
belum mempengaruhi nera"a, agar dapat diperoleh informasi yang akurat.
'enis ( 'enis T"ansa#si Off Balance Sheet )
Pada dasarnya off balance sheet dapat digolongkan dalam ! kelompok:
1. 1aminan dan kewajiban kontingen atau sejenisnya meliputi:
0aransi bank adalah semua bentuk garansi atau jaminan yang diterima atau
diberikan oleh bank yang mengakibatkan pembayaran kepada pihak yang
menerima jaminan apabila pihak yang dijamin bank wanprestasi.
L/C atau letters of credit baik yang berbentuk stand by maupun do"umentary
letters of "redit.
. $omitmen bank yaitu suatu ikatan atau kontrak atau berupa janji yang tidak dapat
dibatalkan (irrovocable) se"ara sepihak oleh bank, baik dalam rupiah maupun ,aluta
asing, dan harus dilaksanakan apabila persyaratan yang disepakati bersama dipenuhi.
$omitmen ini dapat bersifat tagihan ataupun kewajiban bagi bank. $omitmen tagihan
adalah komitmen yang diterima oleh bank dari pihak lain, sedangkan komitmen
kewajiban adalah komitmen yang diberikan oleh bank kepada pihak lain.
Tagihan komitmen antara lain:
(a) @asilitas pinjaman yang diterima dari pihak lain yang belum digunakan.
(b) Posisi pembelian ,aluta asing
$omitmen kewajiban
(a) @asilitas kredit yang diberikan.
@asilitas kredit yang diberikan kadang tidak langsung di"airkan setelah
kredit disetujui dengan limit tertentu. &elama belum di"airkan, kewajiban
nasabah harus di"atat bank dengan nilai yang tepat sebagai dasar
pengelolaan dana dan likuiditasnya yang harus disediakan kepada nasabah
jika di"airkan.
A
(b) Letter of Credit (#-8) tidak dapat dibatalkan yang masih berjalan.
4dalah jaminan dalam bentuk penerbitan #-8 atau surat kredit
berdokumen dalam negeri (&$/';) yang tidak dapat dibatalkan dalam
rangka lalulintas perdagangan baik dalam negeri maupun luar negeri.
!. Transaksi dalam ,aluta asing, suku bunga dan stok indeB men"akup transaksi ,alutas
asing (forward foreign exchange transaction), mata uang dan tingkat bunga (currency
and interest rate swaps), kurs masa depan (currency future), dan opsi kurs mata uang
(currency options).
KASUS
SE*ISIH RESTRUKTURISASI ENTITAS SEPENGENDA*I
5
TE*K+M DAN IND+SAT
Perusahaan Perseroan (Persero) PT Telekomunikasi, Tbk., yang selanjutnya disebut
T3#$C) merupakan perusahaan penyelenggara jasa telekomunikasi terbesar di +ndonesia
dan tengah berkembang menjadi perusahaan informasi dan komunikasi (+nfo8om) yang
menyediakan jasa dan jaringan telekomunikasi (full service and network provider).
T3#$C) menyediakan jasa +nfo8om baik se"ara langsung maupun melalui perusahaan
asosiasi, men"akup antara lain jasa telepon tetap (fixedwireline), jasa telepon tetap nirkabel
(fixed wireless), jasa telepon bergerak (mobile phone), data dan internet, serta network dan
interkoneksi.
Pada tahun 1=56 PT +ndonesian &atellite 8orporation (+ndosat) didirikan untuk
menyelenggarakan jasa telekomunikasi internasional., terpisah dari Perusahaan 2mum
Telekomunikasi (Perumtel), dimana Perumtel yang menyelenggarakan jasa telekomunikasi
baik nasional maupun internasional. $emudian di tahun 1==1, Perumtel berubah bentuk
menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) Telekomunikasi +ndonesia (T3#$C)) berdasarkan
PP no. * tahun 1==1. Penawaran umum perdana saham T3#$C) (!nitial Public Offering-
!PO) dilakukan pada tanggal 1( ;o,ember 1==*.
'alam kepemilikan dan pengendalian perusahaan dikenal adanya dua jenis
kepemilikan, yaitu kepemilikan dengan sistem piramid dan kepemilikan silang. $epemilikan
dengan sistem piramid terdiri dari piramid dua tingkat dan pyramid tiga tingkat. 'alam
piramid yang terdiri dari dua tingkat, pemegang saham minoritas pengendali memegang
saham pengendali di dalam suatu perusahaan induk (holding company) yang selanjutnya
memegang saham pengendali (controlling stake) di perusahaan yang menjalankan
operasional (operating company). 'i dalam piramid yang terdiri dari tiga tingkat, perusahaan
induk utama (primary holding company) memegang kendali atas perusahaan induk sekunder
yang selanjutnya memegang kendali atas perusahaan yang menjalankan operasional. /erbeda
dengan sistem piramid holding, perusahaan-perusahaan dalam suatu struktur "ross-ownership
mempunyai hubungan kepemilikan yang bersilang se"ara hori?ontal (hori?ontal "ross-
holding) pada saham pengendali yang mempunyai kekuatan pengendalian se"ara terpusat.
'engan demikian, struktur kepemilikan silang berbeda dengan piramid terutama bahwa hak
suara yang digunakan untuk mengendalikan kelompok perusahaan tetap didistribusikan ke
seluruh anggota grup bukan terkonsentrasi di tangan satu perusahaan atau pemegang saham.
Cross Ownership terjadi antara PT Telekomunikasi +ndonesia Tbk dan PT +ndosat Tbk
dimana Telkom dan +ndosat bersama-sama memiliki saham di PT &atelindo dan di
Telkomsel. 8ross Cwnership ini terjadi karena ketentuan Pasal 1 ayat (1) 2ndang-2ndang
=
;omor ! Tahun 1=5= tentang Telekomunikasi, dimana ditentukan bahwa penyelenggaraan
telekomunikasi dilaksanakan oleh pemerintah, yang selanjutnya untuk penyelenggaraan jasa
telekomunikasi dasar dilimpahkan kepada /adan Penyelenggara. /adan lain sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 1 angka 11 2ndang-2ndang ;omor ! Tahun 1=5= tentang
Telekomunikasi hanya dapat menyelenggarakan jasa telekomunikasi dasar dengan bekerja
sama dengan /adan Penyelenggara.
'ua /adan 2saha )iliki ;egara (/2);) yang diberi kewenangan dan tanggung
jawab untuk mengelola dan menyelenggarakan jasa telekomunikasi dasar adalah PT
Telekomunikasi +ndonesia Tbk. yang merupakan /adan Penyelenggara jasa telekomunikasi
dalam negeri ($eputusan )enteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi ;omor
$).>1-PT.16- )PPT-=* tentang Penegasan &tatus Perusahaan Perseroan (Persero) PT
Telekomunikasi +ndonesia &ebagai /adan Penyelenggara 1asa Telekomunikasi 'alam
;egeri), dan PT +ndonesian &atellite 8orporation, Tbk yang merupakan /adan Penyelenggara
jasa telekomunikasi internasional, hal ini tertuang di dalam $eputusan )enteri Pariwisata,
Pos dan Telekomunikasi ;omor $).>-PT.16-)PPT-=* tentang Penyelenggaraan 1asa
Telekomunikasi 'asar +nternasional.
2ndang-2ndang ;omor ! Tahun 1=5= Tentang Telekomunikasi yang mengatur mengenai
penyelenggaraan telekomunikasi berbunyi sebagai berikut:
Pasal 1
"# Penyelenggaraan telekomunikasi dilaksanakan oleh pemerintah$ yang selan%utnya untuk
penyelenggaraan %asa telekomunikasi dapat dilimpahkan kepada badan penyelenggara#
&# 'adan lain selain badan penyelenggara sebagaimana dimaksud dalam ayat " dapat
menyelenggarakan %asa telekomunikasi dasar atas dasar ker%a sama dengan badan
penyelenggara$ menyelenggarakan %asa telekomunikasi bukan dasar badan lain dapat
melaksanakannya tanpa ker%a sama dengan badan lain#
'engan adanya ketentuan di atas, perusahaan yang ingin menjadi penyelenggara
telekomunikasi diharuskan bekerjasama dengan /adan Penyelenggara, yaitu Telkom untuk
telekomunikasi domestik dan +ndosat untuk telekomunikasi internasional. 4kibatnya dalam
perjalanan bisnis selanjutnya kedua badan penyelenggara ini se"ara bersama terlibat di dalam
pendirian berbagai perusahaan yang bergerak dalam penyelenggaraan telekomunikasi
sehingga terjadilah kepemilikan silang di antara kedua /adan Penyelenggara tersebut.
&ebagai akibat kebijakan dan pengaturan berdasarkan undang-undang telekomunikasi
tersebut, T3#$C) dan +;'C&4T memiliki kepemilikan silang (cross ownership) saham di
beberapa perusahaan, sebagai berikut:
16
1. /erdirinya Telkomsel pada tanggal > )ei 1==* dengan pemegang sahamnya adalah
T3#$C) sebesar *17 dan +ndosat sebesar (=7.
. Pada tahun 1==>, $P; dan &ed"o masuk ke Telkomsel sehingga komposisi
kepemilikan saham Telkomsel adalah T3#$C) (,A7, +ndosat !*7, $P; 1A,57
dan &ed"o *7.
!. PT. &atelit Palapa +ndonesia (&atelindo), sahamnya dimiliki oleh Telkom (,*67),
+ndosat (A,*7), 'eTe 4sia (*7), dan /imagraha ((*7).
(. PT. 4plikanusa #intasarta (#intasarta), sahamnya dimiliki oleh Telkom (!A,>>7),
+ndosat (!,>(7), dan #ain-lain (=,A67).
$epemilikan silang Telkom-+ndosat ini diselesaikan melalui cross transaction
(transaksi silang), dimana Telkom mengalihkan sahamnya di &atelindo dan #intasarta kepada
+ndosat dan +ndosat mengalihkan sahamnya di Telkomsel kepada Telkom.
Penyelesaian "ross ownership ini dilakukan atas desakan +)@ dalam rangka reformasi
sektor telekomunikasi di +ndonesia, dan atas desakan itu pada tanggal 6 1anuari 666,
Pemerintah mengirimkan Letter of !ntent kepada +)@ yang isinya pada butir A1 menyatakan
antara lain bahwa Pemerintah akan menyelesaikan kepemilikan silang antara Telkom dan
+ndosat.
11

Anda mungkin juga menyukai