Anda di halaman 1dari 17

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

LAPORAN PENDAHULUAN
HALUSINASI
I. Kasus(masalah utama)
Halusinasi
II. P!s"s t"#a$%&'a masalah
(. D")&%s%
Menurut V%$"*"+,- .//0- halusinasi merupakan gangguan sensori persepsi di mana
terjadi jika seseorang merasakan sensori persepsi yang salah tentang sesuatu, atau
merasakan suatu pengalaman yang sebenarnya tidak terjadi tetapi dianggap terjadi.
Halusinasi dapat melibatkan kelima panca indera dan sensasi tubuh. Pada awalnya klien
yang mengalami halusinasi memang benar-benar pernah merasakan halusinasi sebagai
pengalaman nyata, namun kemudian pada kondisi sakit, mereka menyadarinya sebagai
suatu halusinasi.
Sedangkan menurut Dictionary of Nursing- .//1- halusinasi merupakan
pengalaman dalam melihat pemandangan imaginer/tidak nyata, mendengar suara imaginer,
keduanya sejelas dan seolah-olah pemandangan serta suara tersebut benar-benar
ada/seperti nyata.
Halusinasi juga didefnisikan sebagai persepsi kesan yang dibentuk otak sebagai hasil
dari in!ormasi tentang dunia luar yang dikirim balik oleh panca indera" dan sensori deteksi
sensasi oleh sel-sel sara!" yang bersi!at palsu/tidak benar. Halusinasi dapat mempengaruhi
kelima oanca indera, pendengaran dan penglihatan adalah indera yang sering dipengaruhi.
Halusinasi juga berbeda dengan ilusi. #lusi merupakan persepsi yang keliru dalam realita.
Misalnya, dalam suatu pertunjukan sulap, si pesulap mengeset kartu untuk muncul atau
menghilang sesuai kehendaknya, hal tersebut dikatakan sebagai ilusi. Sedangkan halusinasi
bukan merupakan suatu interpretasi yang salah dari hal-hal tertentu, namun memang hal
yang tidak ada dianggap ada (W%ll%ams $a& Paula- .//2).
Sehingga dapat disimpulkan bahwa halusinasi merupakan suatu gangguan terhadap
kesan dan sensasi yang dirasakan oleh seseorang, padahal kesan dan sensasi tersebut
sebenarnya tidak ada secara nyata, atau hanya ada dalam pikiran indi$idu tersebut.
.. T%3" $a& ,aa,t"%st%,
Menurut 4a&+! 5 L"hma&&- .///- $alam V%"$"*"+,- .//0- beberapa tipe
halusinasi adalah sebagai berikut %
a. Halus%&as% au$%t!%63"&$"&7aa&8 merupakan tipe yang paling sering terjadi,
termasuk keadaan mendengar bunyi-bunyian, paling sering berupa suara-suara
atau pembicaraan. Halusinasi tipe ini dapat berupa satu/lebih suara, dan suara
tsb dapat seperti suara seseorang yang !amiliar ataupun tidak !amiliar, serta
dapat pula seolah-olah suara tsb berbicara. Command hallucination/ halusinasi
perintah dapat menjadi berbahaya karena suara yang bersi!at command biasanya
meminta klien untuk mengambil tindakan tertentu seperti mencelakai diri-sendiri
atau orang lain.
b. Halus%&as% 9%sual63"&7l%hata&8 merupakan penglihatan yang sebenarnya tidak
ada secara nyata, misalnya klien seolah-olah melihat cahaya-cahaya, orang yang
sudah mati, atau distorsi/penyimpangan seolah melihat perawat sebagai monster
yang menakutkan. &isual halusinasi merupakan jenis halusinasi kedua yang
sering terjadi.
c. Halus%&as% !l:a,t!%63"&+%uma&8 merupakan tipe halusinasi yang seolah-olah
membau aroma tertentu, misalnya urin atau !eses, bau anyir atau busuk. Pada
klien ski'o!renia, tipe halusinasi ini sering muncul bersamaan dengan demensia,
kejang, atau kecelakaan serebro$askular.
d. Tactile hallucination8 merupakan halusinasi dalam hal sensasi/rasa seperti
seolah-olah terdapat serangga yang merayap di kulit, atau merasa tersengat
listrik. Halusinasi tipe ini biasanya terjasi pada klien yang menjalani terapi
melepaskan diri dari alcohol, dan jarang terjadi pada ski'o!renia.
e. Gustatory hallucination8 merupakan perasaan seolah-olah merasakan rasa
sesuatu dalam mulut, atau merasakan rasa makanan berubah menjadi rasa
benda lain. Mungkin klien merasakan makanan menjadi lebih pahit, seperti baja,
atau rasa lain yang lebih spesifk.
!. Cenesthetic hallucination8 merupakan perasaan klien yang seolah merasakan
!ungsi tubuhnya yang seharusnya memang la'im tidak dirasakan, misalnya klien
merasakan pembentukan urin, atau merasakan impuls yang ditrasmisikan melalui
otak.
g. Halus%&as% ,%&"st"t%,8 merupakan halusinasi yang terjadi jika klien sedang tidak
bergerak, namun mengatakan sensasi tubuhnya bergerak. (iasanya pergerakan
tersebut tidak biasa, misalnya merasa tubuhnya melayang di atas tanah.
2. Ta&$a 5 ;"#ala
a. bicara, senyum dan tertawa sendiri
b. menarik diri dan menghindar dari orang lain
c. tidak dapat membedakan antara keadaan nyata dan tidak nyata
d. tidak dapat memusatkan perhatian
e. curiga, bermusuhan, merusak diri sendiri, orang lain, lingkungan", takut
!. eksspresi muka tegang, mudah tersinggung
(Bu$% A&&a K"l%at- (<<<).
0. Fa,t! 3"&'"*a* halus%&as%
)aktor penyebab halusinasi menurut Y!s"3 (./(/) terdiri dari %
P"$%s3!s%s%
a. Fa,t! 3","m*a&7a&
*ugas perkembangan klien yang terganggu misalnya rendahnya kontrol dan
kehangatan keluarga menyebabkan klien tidak mampu mandiri sejak kecil,
mudah !rustasi, hilang percaya diri dan lebih rentan terhadap stres.
*. Fa,t! s!s%!,ultual
Seseorang yang merasa tidak diterima lingkungannya sejak bayi unwanted child"
akan merasa disingkirkan, kesepian, dan tidak percaya pada lingkungannya
+. Fa,t! *%!,%m%a
Mempunyai pengaruh terhadap terjadinya gangguan jiwa. +danya stres yang
berlebihan dialami seseorang maka di dalam tubuh akan dihasilkan suatu 'at
yang dapat bersi!at halusinogenik neurokimia seperti Bufofenon dan
Dimetytransferase ,MP". +kibat stres berkepanjangan menyebabkan
terakti$asinya neurotransmiter otak. Misalnya erjadi ketidakseimbangan
acetylcolin dan dopamin.
$. Fa,t! 3s%,!l!7%s
*ipe kepribadian lemah dan tidak bertanggungjawab mudah terjerumus
penyalahgunaan 'at adikti!. Hal ini berpengaruh pada ketidakmampuan klien
dalam mengambil keputusan yang tepat demi masa depannya. -lien lebih
memilih kesengan sesaat dan lari dari alam nyata menuju alam hayal.
". Fa,t! 7"&"t%, $a& 3!la asuh
Penelitian menunjukkan bahwa anak sehat yang diasuh oleh orangtua ski'o!renia
cenderung mengalami ski'o!renia.
P"s%3%tas%
a. P"%la,u
.espon klien terhadap halusinasi dapat berupa curiga, ketakutan, perasaan
tidak aman, gelisah, dan bingung, perilaku merusak diri, kurang perhatian, tidak
mampu mengambil keputusan serta tidak dapat membedakan keadaan yang nyata
dan tidak nyata. Menurut .awlins dan Heacock /001" mencoba memecahkan
masalah halusinasi berlandaskan atas hakikat keberadaan seorang indi$idu sebagai
makhluk yang dibangun atas dasar unsur-unsur bio-psiko-sosio-spiritual sehingga
halusinasi dapat dilihat dari 2 dimensi yaitu %
*. D%m"&s% )s%,
Halusinasi dapat ditimbulkan oleh beberapa kondisi fsik seperti kelelahan
yang luar biasa, penggunaan obat-obatan, demam hingga delirium, intoksikasi
alkohol dan kesulitan untuk tidur dalam waktu yang lama.
+. D%m"&s% "m!s%!&al
Perasaan cemas yang berlebihan atas dasar problem yang tidak dapat diatasi
merupakan penyebab halusinasi itu terjadi. #si dari halusinasi dapat berupa perintah
memaksa dan menakutkan. -lien tidsk sanggup lagi menentang perintah tersebut
hingga dengan kondisi tersebut klien berbuat sesuatu terhadap ketakutan tersebut.
$. D%m"&s% %&t"l",tual
#ndi$idu dengan halusinasi akan memperlihatkan adanya penurunan !ungsi
ego. Pada awalnya halusinasi merupakan usaha dari ego sendiri untuk melawan
impuls yang menekan, namun merupakan suatu hal yang menimbulkan
kewaspadaan yang dapat mengambil seluruh perhatian klien dan tak jarang akan
mengontrol semua perilaku klien.
". D%m"&s% s!s%al
-lien mengalami gangguan interaksi sosial dalam !ase awal dan com!orting,
klien menganggap bahwa hidup bersosialisasi di alam nyata sangat membahayakan.
-lien asyik dengan halusiasinya, seolah-olah ia merupakan tempat untuk memenuhi
kebutuhan akan interaksi sosial, kontrol diri, dan harga diri yang tidak didapat di
dunia nyata.
:. D%m"&s% s3%%tual
Secara spiritual klien halusinasi mulai dengan kehampaan hidup, rutinitas
tidak bermakna, hilangnya aktiftas ibadah akti$itas ibadah dan jarang berupaya
secara spiritual untuk menyucikan diri. #rama sirkadiannya terganggu, karena ia
sering tidur larut malam dan bangun sangat siang. Saat terbangun merasa hampa
dan tidak jelas tujuan hidupnya. #a sering memaki takdir tetapi lemah dalam upaya
menjemput re'eki, menyalahkan lingkungan dan orang lain yang menyebabkan
takdir memburuk.
=. Taha3a& halus%&as% ,l%"&
Sta7" I > $%s!$" sl""3
Fas" a?al s"s"!a&7
s"*"lum mu&+ul
halus%&as%
-lien merasa banyak masalah, ingin menghindar dari
lingkungan, takut diketahui orang lain bahwa dirinya
banyak masalah. Masalah semaki sulit karena
berbagai stressor terakumulasi. Support system klien
kurang dan persepsi terhadap masalah buruk. Sulit
tidur berlangsung secara terus-menerus sehingga
terbiasa menghayal. -lien mengungkapkan lamunan-
lamunan awa tersebut sebagai pemecahan masalahl
Sta7" II > +!m:!t%&7
m!$"at" l"9"l !:
a&@%"t'
Halus%&as% s"+aa
Pasien mengalami emosi yang berlanjut seperti
adanya perasaan cemas, kesepian, perasaan berdosa,
ketakutan, dan mencoba memusatkan pemikiran pada
timbulnya kecemasan. #a beranggapan bahwa
umum %a t"%ma
s"*a7a% s"suatu 'a&7
alam%
pengalaman pikiran dan sensorinya dapat ia kontrol
bila kecemasannya diatur, dalam tahap 3 ada
kecenderungan klien merasa nyaman dengan
halusinya.
Sta7" III > 4!&$"m&%&7
s"9"" l"9"l !: a&@%"t'
S"+aa umum
halus%&as% s"%&7
m"&$ata&7% ,l%"&
Pengalaman sensori pasien menjadi sering datang dan
mengalami bias, klien merasa tidak mampu lagi
mengontrolnya dan mulai berupaya menjaga jarak
antara dirinya dengan objek yang dipersepsikan klien
mulai menarik diri dari orang lain dengan intensitas
waktu yang lama
Sta7" IV > 4!&t!ll%&7
S"9"" l"9"l !: a&@%"t'
Fu&7s% s"&s!% m"&#a$%
t%$a, "l"9a& $"&7a&
,"&'ataa&
-lien mencoba melawan suara-suara atau sensory
abnormal yang datang. -lien dapat merasakan
kesepian bila halusinasinya berakhir. ,ari sini dimulai
gangguan psycotic
Sta7" V > 4!&Au"%&7
3a&%+ l"9"l !: a&@%"t'
Kl%"& m"&7alam%
7a&77ua& $alam
m"&%la% l%&7,u&7a&&'a
Pengalaman sensorinya terganggu, klien mulai merasa
terancam dengan datangnya suara-suara terutama
bila klien tidak dapat menuruti ancaman atau perintah
yang ia dengar dari halusinasinya. Halusinasi dapat
berlangsung selama minimal 4 jam atau seharian bila
klien tidak mendapatkan komunikasi terapeutik. *erjadi
gangguan psikotik berat
B. A,%*at $a% Halus%&as%
+danya gangguan persepsi sensori halusinasi dapat berisiko menciderai diri
sendiri, orang lain dan lingkungan -eliat, /000". Menurut *owsen /005" suatu
keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara
fsik diri sendiri dan orang lain.
1. T%&$a,a& ,"3"a?ata&
a. C"m*a&tu ,l%"& m"&7"&al% halus%&as%
Perawat mencoba menanyakan pada klien tentang isi halusinasi, waktu terjadi
halusinasi, !rekuensi terjadinya halusinasi, situasi yang menyebabkan halusinasi
muncul dan perasaan pasien saat halusinasi muncul.
*. C"lat%h 3as%"& m"&7!&t!l halus%&as%
Membantu klien agar mampu mengontrol halusinasi, perawat dapat
mendiskusikan 4 cara mengontrol halusinasi pada klien. -eempat cara tersebut
meliputi %
%. C"&7ha$%, halus%&as%
Menghardik halusinasi adalah upaya megendalikan diri terhadap halusinasi
dengan cara menolak halusinasi yang muncul. Pasien dilatih untuk
mengatakan tidak terhadap halusinasi yang muncul atau tidak memedulikan
halusinasinya. Mungkin halusinasi tetap ada namun dengan kemampuan ini
pasien tidak akan larut untuk menuruti apa yang ada dalam halusinasinya.
*ahapan tindakan meliputi %
menjelaskan cara menghardik halusinasi
memperagakan cara menghardik
meminta pasien memperagakan ulang
memantau cara, menguatkan perilaku pasien
bercakap-cakap dengan orang lain
melakukan aktiftas yang terjadwal
menggunakan obat secara teratur
%%. P"m*"%a& 3s%,!:ama,!t"a3%
6ejala halusinasi sebagai salah satu gejala psikotik/ski'o!renia biasanya diatasi
dengan menggunakan obat-obatan anti psikotik antara lain %
6olongan butiro!enon% haloperidol, haldol, serenace, ludomer. 6olongan
!enotia'ine % 7hlorproma'ine/largactile/promactile.
%%%. C"ma&tau ":", sam3%&7 !*at
Perawat perlu memahami e!ek samping yang sering ditimbulkan oleh obat-
obat psikotik seperti% mengantuk, tremor, mata melihat ke atas, kaku-kaku
otot, otot bahu tertarik sebelah, hipersali$a, pergerakan otot yang tidak
terkendali. +pabila terjadi gejala-gejala yang dialami pasien tidak berkurang
maka perlu diteliti apakah obat betul-betul diminum atau tidak.
%9. C"l%*at,a& ,"lua7a $alam t%&$a,a&
,iantara penyebab kambuh yang paling sering adalah !aktor keluarga dan
klien itu sendiri. -eluarga adalah support system terdekat dan 34 jam
bersama-sama dengan klien. -eluarga yang mendukung klien secara konsisten
akan membuat klien mandiri dan patuh mengikuti program pengobatan. Salah
satu tugas perawat adalah melatih keluarga agar mampu merawat klien
gangguan jiwa di rumah. Perawat perlu memberikan pendidikan kesehatan
kepada keluarga, in!ormasi yang perlu diberikan kepada keluarga meliputi %
pengertian halusinasi
jenis halusinasi yang dialami pasien
tanda dan gejala halusinasi
Proses terjadinya halusinasi
cara merawat pasien halusinasi
cara berkomunikasi
pengaruh pengobatan dan tatacara pemberian obat
pemberian aktiftas fsik kepada klien
sumber-sumber pelayanan yang bisa dijangkau
pengaruh stigma masyarakat terhadap kesembuhan klien

D. P"&atala,sa&aa&
Penatalaksanaan pada pasien halusinasi dengan cara %
(. C"&+%3ta,a& l%&7,u&7a& 'a&7 t"a3"ut%,
8ntuk mengurangi tingkat kecemasan, kepanikan dan ketakutan pasien akibat
halusinasi, sebaiknya pada permulaan pendekatan di lakukan secara indi$idual
dan usahakan agar terjadi knntak mata, kalau bisa pasien di sentuh atau di
pegang. Pasien jangan di isolasi baik secara fsik atau emosional. Setiap perawat
masuk ke kamar atau mendekati pasien, bicaralah dengan pasien. (egitu juga
bila akan meninggalkannya hendaknya pasien di beritahu. Pasien di beritahu
tindakan yang akan di lakukan. ,i ruangan itu hendaknya di sediakan sarana
yang dapat merangsang perhatian dan mendorong pasien untuk berhubungan
dengan realitas, misalnya jam dinding, gambar atau hiasan dinding, majalah dan
permainan.
.. C"la,sa&a,a& 3!7am t"a3% $!,t"
Sering kali pasien menolak obat yang di berikan sehubungan dengan rangsangan
halusinasi yang di terimanya. Pendekatan sebaiknya secara persuati! tapi
instrukti!. Perawat harus mengamati agar obat yang di berikan betul di telannya,
serta reaksi obat yang di berikan.
2. C"&77al% 3"masalaha& 3as%"& $a& m"m*a&tu m"&7atas% masalah 'a&7
a$a
Setelah pasien lebih kooperati! dan komunikati!, perawat dapat menggali
masalah pasien yang merupakan penyebab timbulnya halusinasi serta
membantu mengatasi masalah yang ada. Pengumpulan data ini juga dapat
melalui keterangan keluarga pasien atau orang lain yang dekat dengan pasien.
0. C"m*"% a,t%9%tas 3a$a 3as%"&
Pasien di ajak mengakti!kan diri untuk melakukan gerakan fsik, misalnya berolah
raga, bermain atau melakukan kegiatan. -egiatan ini dapat membantu
mengarahkan pasien ke kehidupan nyata dan memupuk hubungan dengan orang
lain. Pasien di ajak menyusun jadwal kegiatan dan memilih kegiatan yang sesuai.
=. C"l%*at,a& ,"lua7a $a& 3"tu7as la%& $alam 3!s"s 3"a?ata&
-eluarga pasien dan petugas lain sebaiknya di beritahu tentang data pasien agar
ada kesatuan pendapat dan kesinambungan dalam proses keperawatan, misalny
dari percakapan dengan pasien di ketahui bila sedang sendirian ia sering
mendengar laki-laki yang mengejek. *api bila ada orang lain di dekatnya suara-
suara itu tidak terdengar jelas. Perawat menyarankan agar pasien jangan
menyendiri dan menyibukkan diri dalam permainan atau akti$itas yang ada.
Percakapan ini hendaknya di beritahukan pada keluarga pasien dan petugaslain
agar tidak membiarkan pasien sendirian dan saran yang di berikan tidak
bertentangan.
III. A. P!h!& masalah
*. Data 'a&7 3"lu $%,a#%
Pada tahap ini perawat menggali !aktor-!aktor yang ada dibawah ini yaitu %
i. )aktor predisposisi.
+dalah !aktor resiko yang mempengaruhi jenis dan jumlah sumber yang dapat
dibangkitkan oleh indi$idu untuk mengatasi stress. ,iperoleh baik dari pasien
maupun keluarganya, mengenai !actor perkembangan sosial kultural, biokimia,
psikologis dan genetik yaitu !actor resiko yang mempengaruhi jenis dan jumlah
sumber yang dapat dibangkitkan oleh indi$idu untuk mengatasi stress.
)aktor Perkembangan
9ika tugas perkembangan mengalami hambatan dan hubungan interpersonal
terganggu maka indi$idu akan mengalami stress dan kecemasan.
)aktor Sosiokultural
(erbagai !aktor dimasyarakat dapat menyebabkan seorang merasa
disingkirkan oleh kesepian terhadap lingkungan tempat klien di besarkan.
)aktor (iokimia
Mempunyai pengaruh terhadap terjadinya gangguan jiwa. ,engan adanya
stress yang berlebihan dialami seseorang maka didalam tubuh akan
dihasilkan suatu 'at yang dapat bersi!at halusinogenik neurokimia seperti
(u:o!enon dan ,imetytran!erase ,MP".
)aktor Psikologis
Hubungan interpersonal yang tidak harmonis serta adanya peran ganda yang
bertentangan dan sering diterima oleh anak akan mengakibatkan stress dan
kecemasan yang tinggi dan berakhir dengan gangguan orientasi realitas.
)aktor genetik
6en apa yang berpengaruh dalam ski'oprenia belum diketahui, tetapi hasil
studi menunjukkan bahwa !aktor keluarga menunjukkan hubungan yang
sangat berpengaruh pada penyakit ini.
ii. )aktor Presipitasi
;aitu stimulus yang dipersepsikan oleh indi$idu sebagai tantangan, ancaman /
tuntutan yang memerlukan energi ekstra untuk koping. +danya rangsang lingkungan
yang sering yaitu seperti partisipasi klien dalam kelompok, terlalu lama diajak
komunikasi, objek yang ada dilingkungan juga suasana sepi / isolasi adalah sering
sebagai pencetus terjadinya halusinasi karena hal tersebut dapat meningkatkan
stress dan kecemasan yang merangsang tubuh mengeluarkan 'at halusinogenik.
iii. Perilaku
.espon klien terhadap halusinasi dapat berupa curiga, ketakutan, perasaan tidak
aman, gelisah dan bingung, prilaku merusak diri, kurang perhatian, tidak mampu
mengambil keputusan serta tidak dapat membedakan keadaan nyata dan tidak
nyata. Menurut .awlins dan Heacock, /001 mencoba memecahkan masalah
halusinasi berlandaskan atas hakekat keberadaan seorang indi$idu sebagai mahkluk
yang dibangun atas dasar unsur-unsur bio-psiko-sosio-spiritual sehingga halusinasi
dapat dilihat dari dimensi yaitu %
,imensi )isik
Manusia dibangun oleh sistem indera untuk menanggapi rangsang eksternal
yang diberikan oleh lingkungannya. Halusinasi dapat ditimbulkan oleh
beberapa kondisi fsik seperti kelelahan yang luar biasa, penggunaan obat-
obatan, demam hingga delirium, intoksikasi alkohol dan kesulitan untuk tidur
dalam waktu yang lama.
,imensi <mosional
Perasaan cemas yang berlebihan atas dasar problem yang tidak dapat diatasi
merupakan penyebab halusinasi itu terjadi. #si dari halusinasi dapat berupa
perintah memaksa dan menakutkan. -lien tidak sanggup lagi menentang
perintah tersebut hingga dengan kondisi tersebut klien berbuat sesuatu
terhadap ketakutan tersebut.
,imensi #ntelektual
,alam dimensi intelektual ini menerangkan bahwa indi$idu dengan halusinasi
akan memperlihatkan adanya penurunan !ungsi ego. Pada awalnya halusinasi
merupakan usaha dari ego sendiri untuk melawan impuls yang menekan,
namun merupakan suatu hal yang menimbulkan kewaspadaan yang dapat
mengambil seluruh perhatian klien dan tak jarang akan mengontrol semua
prilaku klien.
,imensi Sosial
,imensi sosial pada indi$idu dengan halusinasi menunjukkan adanya
kecenderungan untuk menyendiri. #ndi$idu asyik dengan halusinasinya,
seolah-olah ia merupakan tempat untuk memenuhi kebutuhan akan interaksi
sosial, kontrol diri dan harga diri yang tidak didapatkan dalam dunia nyata. #si
halusinasi dijadikan sistem control oleh indi$idu tersebut, sehingga jika
perintah halusinasi berupa ancaman, dirinya atau orang lain indi$idu
cenderung untuk itu. =leh karena itu, aspek penting dalam melaksanakan
inter$ensi keperawatan klien dengan mengupayakan suatu proses interaksi
yang menimbulkan pengalaman interpersonal yang memuaskan, serta
mengusakan klien tidak menyendiri sehingga klien selalu berinteraksi dengan
lingkungannya dan halusinasi tidak berlangsung.
,imensi Spiritual
Manusia diciptakan *uhan sebagai makhluk sosial, sehingga interaksi dengan
manusia lainnya merupakan kebutuhan yang mendasar. Pada indi$idu
tersebut cenderung menyendiri hingga proses diatas tidak terjadi, indi$idu
tidak sadar dengan keberadaannya dan halusinasi menjadi sistem kontrol
dalam indi$idu tersebut. Saat halusinasi menguasai dirinya indi$idu
kehilangan kontrol kehidupan dirinya.
i$. Sumber -oping
Suatu e$aluasi terhadap pilihan koping dan strategi seseorang. #ndi$idu dapat
mengatasi stress dan an>ietas dengan menggunakan sumber koping dilingkungan.
Sumber koping tersebut sebagai modal untuk menyelesaikan masalah, dukungan
sosial dan keyakinan budaya, dapat membantu seseorang mengintegrasikan
pengalaman yang menimbulkan stress dan mengadopsi strategi koping yang
berhasil.
$. Mekanisme -oping
*iap upaya yang diarahkan pada pelaksanaan stress, termasuk upaya penyelesaian
masalah langsung dan mekanisme pertahanan yang digunakan untuk melindungi
diri.
IV. D%a7&!sa K"3"a?ata&
a. .esiko mencederai diri sendiri
b. 6angguan sensori perceptual berhubungan dengan perubahan stimulus
c. 6angguan pola tidur berhubungan dengan adanya gangguan persepsi berupa
suara-suara yang bising atau mendengung yang sangat mengganggu.
V. R"&+a&a t%&$a,a& ,"3"a?ata&
N! R"&+a&a K"3"a?ata&
D%a7&!sa
K"3"a?ata&
Tu#ua& $a& K%t"%a
Has%l
I&t"9"&s% $a& Ras%!&al
/ .isiko
mencederai diri
sendiri
a. Tu#ua&>
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
selama 3 > 34 jam, klien
tidak mencederai dirinya
sendiri
/. Salam terapeutik ? perkenalan diri ?
jelaskan tujuan ? ciptakan lingkungan
yang tenang ? buat kontrak yang jelas
waktu, tempat, topic"
R> menjalin komunikasi yang baik
antara perawat dan klien.
*. ,%t"%a has%l%
i. pasien merasa
lebih percaya diri
ii. pasien tidak akan
melakukan
tindakan/akti$itas
yang akan
mencederai
dirinya sendiri
iii. pasien akan
mengidentifkasi
aspek-aspek
positi! yang ada
pada dirinya
i$. pasien akan
mengimplementa
sikan dua respons
protekti! diri yang
adapti!
$. pasien akan
mengidentifkasi 3
sumber dukungan
sosial yang
berman!aat
$i. pasien akan
mampu
menguraikan
rencana
pengobatan dan
rasionalnya.
$ii. pasien merasa
lebih tenang
3. (eri kesempatan mengungkapkan
perasaan
R% menggali lebih dalam apa yang
menyebabkan klien berhalusinasi
1. +jak membicarakan hal-hal yang ada
di lingkungan
R> mengalihkan perhatian klien
terhadap hal-hal yang mungkin akan
menyebabkan halusinasi
4. =bser$asi lingkungan sekitar pasien,
pindahkan barang-barang yang
berbahaya seperti pisau, kaca dll
R> obser$asi dan memindahkan
barang-barang berbahaya sebagai
upaya akti$itas penyelamatan hidup
pasien
2. (erikan lingkungan yang aman dan
pantau akti$itas pasien
R% perilaku pasien harus diawasi
sampai kendali diri memadai untuk
keamanan
@. #denti!kasi kekuatan-kekuatan pasien
dan ajak untuk berperan serta dalam
akti$itas yang disukai dan dapat
dilakukannya
R> perilaku destrukti!-diri
mencerminkan depresi yang mendasar
dan terkait dengan harga diri rendah
serta kemarahan terhadap diri sendiri
A. (antu pasien untuk mengenal
mekanisme koping yang tidak sehat
dan beri imbalan untuk perilaku koping
yang sehat
R% mekanisme koping maladapti! harus
diganti dengan yang sehat untuk
mengatasi stres dan ansietas
5. (antu orang terdekat untuk
berkomunikasi secara konstrukti!
dengan pasien dan meningkatkan
hubungan keluarga yang sehat
R % isolasi sosial menyebabkan harga
diri rendah dan depresi yang
mencetuskan perilaku destrukti!
terhadap diri sendiri
0. Bibatkan pasien dan orang terdekat
dalam perencanaan tindakan yang
diberikan dan modifkasi rencana
berdasarkan umpan balik pasien
R% pemahaman dan peran derta dalam
perencanaan pelayanan kesehatan
meningkatkan kepatuhan.
/C. Mendekati klien secara
interpersonal
R% mendekatkan diri dan mudah untuk
menggali in!ormasi
//. ,orong untuk mengungkapkan
perasaan saat terjadi halusinasi
R> membantu memecahkan masalah
/3. #dentifkasi bersama tentang cara
klien mengatasi halusinasinya
R% agar klien mampu mengalihkan/
mengatasi jika halusinasi terjadi
sewaktu-waktu.
/1. ,iskusikan man!aat cara yang
digunakan klien dan cara baru untuk
mengontrol halusinasinya
R> cara yang tepat untuk mengontrol
halusinasi bisa memberikan dampak
yang baik untuk mental klien
/4. (eri pendidikan kesehatan pada
pertemuan keluarga tentang gejala,
cara, memutus halusinasi, cara
merawat, in!ormasi waktu !ollow up
atau kapan perlu mendapat bantuan
R% peran serta keluarga dalam
memutus halusinasi akan sangat
membantu pemulihan kondisi klien
/2. (eri kesempatan melakukan cara
yang telah dipilih dan beri pujian jika
berhasil
R% pujian meningkatkan semangat
untuk terus melakukan hal yang serupa
3 6angguan
sensori persepsi
halusinasi
berhubungan
dengan
perubahan
stimulus
a. Tu#ua&>
setelah dilakukan
4>pertemuan,
halusinasi klien
berkurang.
*. K%t"%a has%l>
/. -lien dapat membina
hubungan saling
percaya dasar untuk
kelancaran
hubungan interaksi
seanjutnya
3. -lien dapat
mengenal
halusinasinya
/. (ina hubungan saling percaya
dengan menggunakan prinsip
komunikasi terapeutik dengan cara %
a. Sapa klien dengan ramah baik $erbal
maupun non $erbal
b. Perkenalkan diri dengan sopan
c. *anyakan nama lengkap klien dan
nama panggilan yang disukai
d. 9elaskan tujuan pertemuan
e. 9ujur dan menepati janji
!. *unjukkan sikap empati dan
menerima klien apa adanya.
g. (erikan perhatian kepada klien dan
perhatian kebutuhan dasar klien.
3. +dakan kontak sering dan singkat
secara bertahap.
- =bser$asi tingkah laku klien terkait
dengan halusinasinya% bicara dan
tertawa tanpa stimulus memandang ke
kiri/ke kanan/ kedepan seolah-olah ada
teman bicara
- (antu klien mengenal halusinasinya
a. *anyakan apakah ada suara
yang didengar
b. +pa yang dikatakan
halusinasinya
c. -atakan perawat percaya klien
mendengar suara itu , namun
perawat sendiri tidak
1. -lien dapat
mengontrol
halusinasinya
4. -lien mendapat
dukungan dari keluarga
dalam mengontrol
halusinasinya
mendengarnya.
d. -atakan bahwa klien lain juga
ada yang seperti itu
e. -atakan bahwa perawat akan
membantu klien
- ,iskusikan dengan klien %
a. Situasi yang menimbulkan/tidak
menimbulkan halusinasi
b. Daktu dan !rekuensi terjadinya
halusinasi pagi, siang, sore,
malam"
- ,iskusikan dengan klien apa yang
dirasakan jika terjadi halusinasi marah,
takut, sedih, senang" beri kesempatan
klien mengungkapkan perasaannya
1. #dentifkasi bersama klien cara
tindakan yang dilakukan jika terjadi
halusinasi tidur, marah, menyibukkan
diri dll".
- ,iskusikan man!aat cara yang
digunakan klien, jika berman!aat ber
pujian
- ,iskusikan cara baru untuk
memutus/mengontrol timbulnya
halusinasi%
a. -atakan E saya tidak mau
dengarF
b. Menemui orang lain
c. Membuat jadwal kegiatan
sehari-hari
d. Meminta
keluarga/teman/perawat untuk
menyapa jika klien tampak
bicara sendiri
- (antu klien memilih dan melatih
cara memutus halusinasinya secara
bertahap.
- (eri kesempatan untuk melakukan
cara yang telah dilatih.
2. -lien meman!aatkan
obat dengan baik
- <$aluasi hasilnya dan beri pujian jika
berhasil.
- +njurkan klien mengikuti *+-,
orientasi, realita, stimulasi persepsi.
4. +njurkan klien untuk memberitahu
keluarga jika mengalami halusinasi
- ,iskusikan dengan keluarga pada
saat berkunjung/pada saat kunjungan
rumah"%
a. 6ejala halusinasi yang dialami
klien
b. 7ara yang dapat dilakukan klien
dan keuarga untuk memutus
halusinasi
c. 7ara merawat anggota keluarga
yang halusinasi dirumah, diberi
kegiatan, jangan biarkan sendiri,
makan bersama, bepergian
bersama
d. (eri in!ormasi waktu !ollow up
atau kenapa perlu mendapat
bantuan % halusinasi tidak
terkontrol, dan resiko
mencederai diri atau orang lain
2. ,iskusikan dengan klien dan
keluarga tentang dosis, !rekuensi dan
man!aat minum obat
- +njurkan klien meminta sendiri obat
pada perawat dan merasakan
man!aatnya
- +njurkan klien bicara dengan dokter
tentang man!aat dan e!ek samping
minum obat yang dirasakan
- ,iskusikan akibat berhenti obat-obat
tanpa konsultasi
- (antu klien menggunakan obat
dengan prinsip @ benar.
1 6angguan pola
tidur
berhubungan
dengan adanya
gangguan
persepsi berupa
suara-suara yang
bising atau
mendengung
yang sangat
mengganggu.
a. Tu#ua& %
Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan selama
3 > 34 jam, pola tidur
klien kembali
membaik.
*. K%t"%a Has%l%
/. -lien jarang
terbangun di
malam hari
3. -lien mampu
tidur dalam 1C
menit istirahat
dan tidur @-5 jam
tanpa terbangun
/. (uat catatan secara rinci tentang
pola tidur klien
Ras%!&al% 7atatan pola tidur klien
dapat digunakan sebagai tolak
ukur keberhasilan dalam inter$ensi
yang telah dilakukan
3. -olaborasi dalam pemberian obat-
obatan anti psikotik sebelum tidur
Ras%!&al% =bat-obatan psikotik
membantu merelaksasikan pikiran
agar klien lebih cepat tertidur
1. Bakukan latihan relaksasi
menggunakan music yang lembut
sebelum tidur.
Ras%!&al% *ekhnik relaksasi yang
tepat dapat meregangkan otot dan
juga pikiran agar lebih nyaman
untuk beristirahat
4. (atasi masukan minuman dan
makanan yang mengandung ka!ein
Ras%!&al% -andungan ka!ein
membuat seseorang akan lebih
terjaga.
DAFTAR PUSTAKA
*ownsend, M.7. /005". Diagnosa Keperawatan Pada Keperawatan Psikiatri : Pedoman Untuk
Pembuatan Rencana Keperawatan. 9akarta % <67
Stuart, 6.D. dan Sundeen, S.9. /002". Principles nd Practice !f Psychiatric "ursing. 2th
ed". St louis% Mosby ;ear (ook
Ganda #nternational. 3C/1. "ursing Diagnoses : De#nitions nd Classi#cation $%&$'$%&(.
9akarta % <67
Price, Syl$ia + dan Borraine M. Dilson. /004. Pato#siologi) Konsep Klinis Proses'Proses
Penyakit. 9akarta % <67
M7, closky 9 dan (ulaceck. 3CCC. "ursing *nter+ension Classi#cation ,"*C-. Mosby %
Philadelphia
Stuart, 6ail Discar'. /002. Buku /aku Keperawatan 0iwa) Sandra 9. Sundeen%alih bahasa,
+chir ;ani S. Hamid % editor dalam bahasa #ndonesia. <d.1. 9akarta% <67
-usmawati, )arida dan ;udi Hartono. 3C/C. Buku 1ar Keperawatan 0iwa. 9akarta % Salemba
Medika

Anda mungkin juga menyukai