Prosedur Pengujian Mutu Obat Tradisional, meliputi antara lain:
1. Pengujian secara organoleptik : menilai bentuk, warna, bau, rasa dan tanda- tanda lain dengan mata. 2. Uji Kemasan : menilai kemasan, penandaan, bobot / volume dengan membandingkan nilai normal. 3. Pengujian Secara Makroskopik : untuk simplisia, melihat bentuk, ukuran (panjang, lebar, tebal, bekas patahan). Catatan : umur, cara panen, pengeringan, penyimpanan mempengaruhi simplisia. 4. Kebenaran Simplisia/Komposisi : dilakukan dengan cara kimia atau cara mikroskopis. 5. Kadar Air: Kadar air berlebih mempercepat pertumbuhan mikroorganisme dan hidrolisis senyawa kimia (syarat menurut farmakope kadar air = 8- 14%). 6. Kadar Abu Total : abu dapat berasal dari jaringan tanaman atau pengotoran (tanah / pasir) hanya untuk bentuk simplsia dan bukan bentuk sediaan 7. Abu yang Tidak Larut Asam : tujuan untuk mengetahui pengotoran dari pasir atau tanah silikat (simplisia/non sediaan) 8. Kadar Sari Etanol dan Air : tujuannya untuk mengetahui jumlah senyawa tersari dengan etanol dan air (simplsia), biasanya spesifik pada simplsia (tidak sediaan) 9. Uji Keseragaman Bobot : dilakukan untuk menilai kandungan simplisia sediaan (serbuk, pil tablet, kapsul) 10. Uji Waktu Hancur : jika sediaan bentuk pil, tablet, kapsul. Catatan : obat diserap dalam bentuk larut 11. Cemaran Mikroba / Jamur : terdapat mikroorganisme menunjukkan kebersihan pada (proses pembuatan simplisia, pembuatan sediaan, kadar air).Syarat obat tradisional adalah tidak boleh mengandung mikroba patogen dan jamur penghasil aflatoksin 12. Cemaran Logam Berat : logam dari alat pada proses pembuatan tidak boleh mempengaruhi / meninggalkan sisa pada Obat Tradisional, karena dapat mempengaruhi kesehatan. Terutama uji logam Pb, Hg, dan As. Syarat tidak boleh lebih 50 bpj dihitung sebagai logam Pb 13. Cemaran Bahan Organik Asing : yang dimaksud adalah bagian tanaman atau seluruh tanaman asal simplisia, tertera atau dibatasi jumlah dalam monografi, hewan utuh / bagian / zat yang dikeluar. Jumlah bahan organik asing menunjuk tingkat kemurnian simplisia. Simplisia dapat tercemari pula serangga/ bagian serangga/zat yang dikeluarkan, bila terdapat itu maka semuanya harus dipisahkan sebelum digunakan 14. Kadar Etanol/Metanol : disyaratkan bahwa Obat Tradisional tidak boleh mengandung etanol >1% (jika lebih maka termasuk golongan minuman beralkohol) dan tidak boleh mengandung metanol > 0,1% terhadap etanol. catatan : untuk sediaan cair secara oral. 15. Zat Tambahan : PEWARNA : untuk tablet/pil bersalut dan sediaan cair (persyaratan = makanan) PENGAWET : untuk sediaan menggunakan air (cairan/sirup dls). Syarat tidak boleh lebih 0,1% sebagai asam benzoat / propil hidroksi benzoate PEMANIS BUATAN : sediaan cairan dan bentuk serbuk secara oral. Syarat tidak boleh lebih 0,15% untuk sakarin dan 2% untuk siklamat 16. Cemaran Pestisida : terutama simplisia dari tanaman budidaya, dilakukan untuk sediaan obat tradisional dalam bentuk serbuk, rajangan, cairan, dll. 17. Kandungan Obat Sintetik : dilakukan dengan cara reaksi kimia seperti; reaksi warna, pengendapan, KLT, Spektrofotometri, Kromatografi Gas, atau cara lain yang sesuai Sumber : Materi Kuliah Obat Tradisional