Anda di halaman 1dari 22

1

HUBUNGAN ANTARA KEMANDIRIAN BELAJAR TERHADAP HASIL


BELAJAR KIMIA SISWA KELAS X SMK HUSADA PRIMA
SAMARINDA TAHUN AJARAN 2013/2014

Disusun sebagai salah satu tugas semester dua mata kuliah aplikasi statistik
dalam penelitian pendidikan

Oleh :

INDRIANTI RAMADHANI
NIM. 1305126002



PROGRAM S2 PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2014
2

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena
berkat, rahmat, dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas aplikasi
statistik dalam penelitian pendidikan.
Dalam tugas ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun. Atas perhatian dan
sumbangan pikirannya penulis mengucapkan terima kasih.

Samarinda, April 2014

Penulis









3

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................ i
KATA PENGANTAR .......................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................. 3
C. Tujuan Penelitian .............................................................. 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kemandirian Belajar ......................................................... 4
B. Hasil Belajar Kimia ............................................................ 4
C. Hipotesis ............................................................................ 4
BAB III METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian ........................................................ 5
B. Tempat Penelitian............................................................... 5
C. Populasi dan Sampel ......................................................... 5
D. Definisi Konsepsional ........................................................ 5
E. Teknik Analisis Data ......................................................... 5
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.................... 9
BAB V KESIMPULAN........................................................................ 18





4

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual kegamaan, pengendalian diri,
kecerdasan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan oleh
dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Penyelenggaraan pendidikan di tanah air
secara normatif wajib mengedepankan pengembangan inteligensi dan kemandirian
Siswa. Karena belajar merupakan suatu proses perubahan pada diri individu.
Pendidikan diselenggarakan berdasarkan rencana yang mantap, jelas,
lengkap, menyeluruh berdasarkan pemikiran rasional-objektif. Oleh karena itu
sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan formal, secara sistematis
merencanakan bermacam-macam lingkungan, yakni lingkungan pendidikan yang
menyediakan berbagai kesempatan bagi siswa untuk melakukan berbagai kegiatan
belajar yang meliputi kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler secara terarah,
terpadu, dan terencana untuk mencapai tujuan.
Peningkatan mutu pendidikan merupakan upaya rumit dan besar,
mencakup semua komponen Sistem Pendidikan Nasional dengan segala aspeknya.
Keberhasilan dalam belajar tidak lepas dari proses pembelajaran yang terjadi di
dalam kelas. Pada dasarnya proses pembelajaran dipengaruhi banyak faktor dan
secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dapat dikelompokkan
menjadi 6 (enam) kelompok yaitu: (1) siswa, (2) guru, (3) interaksi guru atau
murid, (4) siswa sebagai kelompok, (5) lingkungan fisik, dan (6) faktor pendorong
dari luar. Selain itu faktor yang mempengaruhi pembelajaran dapat pula
dikelompokkan menjadi 2 (dua) kelompok yaitu: (1) faktor yang berasal dari diri
orang yang belajar, dan (2) faktor yang berasal dari luar diri orang yang belajar
(Moesa & Natawijaya, 1992).
5

Salah satu komponen yang berpengaruh sangat penting adalah siswa itu
sendiri. Sarana dan prasarana yang memadai, guru yang berkualitas, kurikulum
yang bagus, dan lingkungan yang sangat menunjang kurang memberikan
sumbangan yang cukup berarti tanpa adanya kemauan dari siswa itu untuk belajar
dan berubah ke arah yang lebih baik, dalam hal ini kemauan siswa itu berupa
dorongan untuk belajar disertai suatu tindakan yang nyata untuk merealisasikan
apa yang dia inginkan (Depdikbud, 1994).
Belajar harus dilakukan oleh individu untuk dirinya sendiri dan bahwa
hasil belajar maksimal diperoleh apabila siswa bekerja menurut kecepatannya
sendiri, terlibat aktif dalam melaksanakan berbagai tugas belajar khusus dan
mengalami keberhasilan dalam belajar. Rendahnya mutu pendidikan disebabkan
karena terbatasnya sarana dan prasarana pendidikan yang dapat mengakibatkan
tertinggalnya IPTEK.
Kimia merupakan ilmu pengetahuan yang konsep-konsep di dalamnya
banyak menunjang ilmu-ilmu yang lain. Oleh karena itu dalam proses
pembelajaran di sekolah guru diharapkan dengan belajar matematika dapat
meningkatkan produktivitas, baik secara kualitas maupun kuantitas dari para
siswa yang memahami matematika. Pembelajaran kimia di sekolah tidak semudah
yang diharapkan, hal ini dikarenakan karakter dan kemampuan siswa yang
berbeda-beda, ada yang mudah memahami kimia dan ada pula yang mengalami
kesulitan memahami kimia. Tidak sedikit siswa yang mengalami kesulitan dalam
belajar kimia yang mengakibatkan kegagalan dalam mencapai hasil yang
maksimal.
Berpijak dari uraian tentang rendahnya hasil belajar siswa dan merosotnya
mutu pendidikan Indonesia dibeberapa sekolah adalah sangat dipengaruhi oleh
faktor internal dan eksternal dalam pembelajaran bagi siswa. Faktor internal
adalah intelegensi dan kemandirian belajar siswa. Sedangkan dari faktor eksternal
yang mempengaruhi pembelajaran antara lain yaitu metode pengajaran kurikulum,
pola, dan strategi pembelajaran, sarana serta lingkungan pembelajaran.
Usaha mempersiapkan siswa dalam menghadapi masa depan yang serba
kompleks, salah satunya dengan mengembangkan kemandirian. Proses pendidikan
6

yang lebih menekankan pentingnya penghargaan terhadap potensi siswa,
pemberian reward, dan menciptakan kompetensi positif akan memperlancar
perkembangan kemandirian.
Menurut guru bidang studi kimia di SMK Husada Prima Samarinda bahwa
kimia cukup digemari, tetapi siswa masih sulit untuk menerima pengajaran yang
diberikan oleh guru sehingga matematika dianggap sulit. Oleh karena itu proses
pembelajaran kimia yang dilaksanakan belum mencapai hasil yang memuaskan.
Faktor penyebab lainnya adalah karena buku-buku di perpustakaan sekolah
kurang lengkap. Siswa juga harus pandai mengatur jadwal materi formal.
Aktivitas siswa juga terbagi antara kehidupan sehari-hari yaitu seperti makan,
mencuci pakaian, dan sebagainya yang dilakukan secara mandiri dengan kegiatan
mempersiapkan buku pelajaran baik untuk sekolah formal. Semua aktivitas
dilakukan sendiri dan dimanajemen sendiri.
Berdasarkan pemikiran dari uraian di atas, maka penulis tertarik untuk
melakukan suatu penelitian tentang: Hubungan Antara Kemandirian Belajar
Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa Kelas X SMK Husada Prima Samarinda
Tahun Ajaran 2013/2014.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada
hubungan antara kemandirian belajar terhadap hasil belajar kimia siswa kelas
X SMK Husada Prima Samarinda Tahun Ajaran 2013/2014 ?.
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan
antara kemandirian belajar terhadap hasil belajar kimia siswa kelas X SMK
Husada Prima Samarinda Tahun Ajaran 2013/2014.





7

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Kemandirian Belajar
Kemandirian belajar menurut Mudjiman (2007) adalah kegiatan belajar
aktif yang didorong oleh niat atau motif untuk menguasai suatu kompetensi
guna mengatasi suatu masalah, dan dibangun dengan bekal pengetahuan atau
kompetensi yang telah dimiliki.
Menurut Kartono dalam Ormrod (2008) pribadi yang mandiri berarti
mampu memiliki pandangan yang jelas tanpa mengabaikan saran dan nasehat,
mampu mengambil keputusan sendiri, bebas dari pengaruh berlebihan dari
orang lain, mampu bertindak sesuai dengan nilai baik yang dihayati dalam
lubuk hatinya dan bilamana perlu melawan arus.
B. Hasil Belajar Kimia
Hasil belajar kimia adalah perubahan tingkah laku siswa yang
cenderung menetap dari ranah kognitif, afektif, dan psikomotoris dalam
mempelajari materi kimia setelah melakukan tes yang dinyatakan dalam
bentuk huruf atau angka yang diberikan secara periodik oleh guru kimia serta
merupakan kriteria keberhasilan seseorang dalam proses belajar kimia.
C. Hipotesis
H
0
: Tidak terdapat hubungan antara kemandirian belajar terhadap hasil
belajar kimia siswa kelas X SMK Husada Prima Samarinda Tahun Ajaran
2013/2014.
H
a
: Terdapat hubungan antara kemandirian belajar terhadap hasil belajar
kimia siswa kelas X SMK Husada Prima Samarinda Tahun Ajaran
2013/2014.
Secara statistik, hipotesis tersebut dijabarkan sebagai berikut.
H
0
: = 0 > 0
H
a
: 0

8

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif
korelasional, yaitu penelitian yang dirancang untuk menentukan tingkat
hubungan variabel-variabel yang berbeda dalam suatu populasi. Penelitian
deskriptif menitikberatkan tidak hanya pada upaya menemukan sebab dan
akibat hubungan, tetapi juga menggambarkan variabel yang berperan dalam
memberikan situasi atau keadaan, dan kadang-kadang juga untuk
menggambarkan hubungan yang eksis di antara variabel-variabel tersebut.
Jadi penelitian deskriptif korelasional adalah penelitian yang
menggambarkan atau mencari tingkat hubungan antara variabel yang satu
dengan variabel yang lainnya.
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas variabel bebas
disimbolkan dengan tanda X yaitu kemandirian belajar, sedangkan variabel
terikat disimbolkan dengan tanda Y yaitu hasil belajar kimia.
Penelitian ini dirancang dalam gambar berikut ini.


Keterangan :
X = Kemandirian belajar siswa
Y = Hasil belajar matematika
r = Hubungan kemandirian belajar dengan hasil belajar kimia
B. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMK Husada Prima Samarinda, yang
beralamat di Jl. Ruhui Rahayu I No. 27 Samarinda.
C. Populasi dan Sampel
Poulasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMK Husada
Prima. Sedangkan untuk sampel penelitian sebanyak 40 orang.
r X Y
9

D. Definisi Konsepsional
Untuk mempertegas variabel yang diteliti, maka perlu didefinisikan
beberapa konsep yang berhubungan dengan penelitian sebagai berikut:
1. Kemandirian belajar adalah keadaan seseorang yang dapat melakukan
sendiri tanpa tergantung kepada orang lain dalam melakukan kegiatan
belajar. Kegiatan belajar yang dilakukan seseorang tanpa dibantu atau
dibimbing oleh orang lain, melainkan secara sadar mau melakukan
perencanaan, penjadwalan, dan aktivitas belajar secara mandiri.
2. Hasil belajar adalah usaha seseorang setelah melakukan kegiatan belajar.
Penelitian ini hasil usaha siswa yang telah mempelajari kimia yang
diperoleh melalui evaluasi atau penelitian.
E. Teknik Analisis Data
Untuk menganalisis data menggunakan uji statistik korelasi dan regresi
sederhana, yaitu analisis tentang hubungan antara variabel bebas dengan
variabel. terikat.
1. Uji Persyaratan untuk Analisis Regresi
Sebelum pengujian hipotesis terlebih dahulu dilakukan pengujian
persyaratan regresi yaitu :
a) Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui data yang
terkumpul berdistribusi normal atau tidak. Dengan uji normalitas
akan diketahui sampel yang diambil berasal dari populasi yang
berdistribusi normal atau tidak. Apabila pengujian normal, maka
hasil perhitungan statistik dapat digeneralisasi pada populasinya. Uji
normalitas dilakukan dengan baik dengan menggunakan paket
program SPSS. Dalam penelitian ini uji normalitas dapat digunakan
uji Kolmogorov-smirnov (Santoso, 2000), kriterianya adalah
signifikansi untuk uji dua sisi perhitungan lebih dari 0,05 berarti
berdistribusi normal.
10

Untuk menguji normalitas data dapat dilakukan dengan
membandingkan harga p, data dapat dikatakan normal apabila harga
probabilitas (p) > ) 05 , 0 ( ,
b) Uji Linearitas
Uji kedua harus dipenuhi untuk analisis regresi adalah uji
linearitas, bertujuan untuk memastikan hubungan antara variabel
bebas dan variabel terikat bersifat linier, kuadratik atau dalam derajat
yang lebih tinggi lagi. Untuk melihat kelinieritasan ini menggunakan
Scaterplot, jika data tersebar dari arah kiri bawah ke kanan atas
membentuk garis lurus berarti regresinya adalah linier.
2. Uji Hipotesis
Untuk menguji hipotesis penelitian, langkah-langkahnya adalah (1)
uji regresi, (2) Uji korelasi sederhana, dan (3) perhitungan koefisien
determinasi.
a) Uji Regresi
Pada model regresi linier sederhana dengan satu variabel bebas
yaitu kemandirian belajar (X) dan satu variabel terikatnya hasil
belajar matematika (Y). Model hubungan diselidiki melalui
b a
i
. Harga-harga yang diperlukan untuk menghitung a dan
b dalam regresi b a

adalah: (1) X, (2) Y, (3) XY, (4)


X
2
, dan (5) Y
2
.
Rumus untuk mendapatkan nilai a dan b, didapatkan nilai-
nilainya seperti perhitungan berikut.
2 2
2
) X ( ) X ( n
) XY )( X ( ) X )( Y (


a
2 2
) X ( ) X ( n
) Y ( ) X ( ) XY ( n


b
Keterangan: Y = Nilai pengamatan bagian variabel terikat
X = Nilai pengamatan bagian variabel bebas
a = Koefisien konstanta regresi
11

b = Koefisien variabel X
Setelah melakukan perhitungan di atas, selanjutnya dilakukan
pengujian keberartian persamaan regresi, dengan hipotesis:
H
0
: a = b = 0 (regresi tidak berarti)
H
1
: 0 b a (regresi berarti)
Statistik F inilah yang digunakan untuk menguji keberartian
regresi linier atau H
0
diterima jika p (probablitas) > (taraf
signifikansi), dengan membandingkannya terhadap nilai F tabel pada
tingkat signifikansi .
b) Uji Korelasi Sederhana
Uji korelasi sederhana digunakan untuk menguji hipotesis.
Teknik korelasi sederhana yang digunakan adalah korelasi Pearson
untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas dengan variabel
terikatnya. Untuk menentukan kekuatan hubungan/korelasi
antarvariabel tersebut diberikan nilai-nilai koefisien korelasi (r)
sebagai patokan di bawah ini.
Interval Nilai Koefisien Korelasi dan Kekuatan Hubungan
R Interpretasi
0,01 0,20 Sangat Rendah
0,21 0, 40 Rendah
0,41 0, 60 Sedang
0,60 0,80 Cukup
0,80 0,99 Sangat Tinggi
1 Korelasi mutlak

Apabila diperoleh angka negatif berarti korelasinya negatif. Ini
menunjukkan adanya kebalikan hubungan, untuk indeks korelasi
tidak pernah lebih dari 1,00.
c) Perhitungan Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi (R
2
) digunakan untuk menentukan
korelasi antara Y dengan X bersama-sama digunakan korelasi dalam
regresi linier sederhana.

12

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Analisis Korelasi Pearson Product Moment
No X Y
X^2 Y^2 XY
1. 63 84 3969 7056 5292
2. 59 76 3481 5776 4484
3. 53 76 2809 5776 4028
4. 70 78 4900 6084 5460
5. 52 60 2704 3600 3120
6. 67 76 4489 5776 5092
7. 54 76 2916 5776 4104
8. 52 64 2704 4096 3328
9. 55 76 3025 5776 4180
10. 65 78 4225 6084 5070
11. 60 80 3600 6400 4800
12. 60 78 3600 6084 4680
13. 63 76 3969 5776 4788
14. 61 76 3721 5776 4636
15. 54 72 2916 5184 3888
16. 53 76 2809 5776 4028
17. 66 78 4356 6084 5148
18. 62 76 3844 5776 4712
19. 64 74 4096 5476 4736
20. 70 78 4900 6084 5460
21. 56 76 3136 5776 4256
22. 64 78 4096 6084 4992
23. 64 76 4096 5776 4864
24. 70 80 4900 6400 5600
25. 58 76 3364 5776 4408
26. 67 78 4489 6084 5226
27. 63 78 3969 6084 4914
28. 64 78 4096 6084 4992
29. 64 76 4096 5776 4864
13

30. 55 64 3025 4096 3520
31. 66 80 4356 6400 5280
32. 67 78 4489 6084 5226
33. 67 76 4489 5776 5092
34. 69 76 4761 5776 5244
35. 64 68 4096 4624 4352
36. 69 78 4761 6084 5382
37. 69 80 4761 6400 5520
38. 72 76 5184 5776 5472
39. 64 78 4096 6084 4992
40. 68 84 4624 7056 5712
Jumlah
2503 3042 157917 232212 190942



556 . 0
)} 3042 232212 ( 40 )}{ 2503 157917 ( 40 {
) 3042 )( 2503 ( ) 190942 ( 40
2 2



r



125 . 4
556 . 0 1
2 40 556 . 0
2

hitung
t
Secara inferensial diperoleh bahwa terdapat hubungan yang erat antara
kemandirian belajar dan hasil belajar siswa dengan koefosien korelasi sebesar
0.556 yang termasuk kriteria korelasi sedang. Jika diperhatikan t
hitung
pada =
0.05 ternyata (t
hitung
= 4.125) > (t
tabel
= 2.021). Hal ini menunjukkan bahwa H
0

yang ditemukakan di atas dilotak. Sebaliknya Ha diterima. Artinya terdapat
hubungan antara kemandirian belajar dan hasil belajar kimia.



14

Menghitung Koefisien Korelasi Menggunakan SPSS
Correlations
Y X
Pearson Correlation
Y 1,000 ,556
X ,556 1,000
Sig. (1-tailed)
Y . ,000
X ,000 .
N
Y 40 40
X 40 40
Korelasi hasil olahan SPSS adalah 0.556 yang sama dengan hasil olahan
secara matematis. Nilai t tidak muncul lagi sebagaimana yang telah dihitung
secara matematis diatas. Sebagai gantinya adalah Sig (1-tailed) = 0.000. Artinya
korelasi antara variabel X dan variabel Y adalah signifikan dengan probabilitas
0.000, atau = 0.05 > 0.000,.














15

Analisis Regresi Sederhana

No X Y
X^2 Y^2 XY

1. 63 84 3969 7056 5292

2. 59 76 3481 5776 4484

3. 53 76 2809 5776 4028

4. 70 78 4900 6084 5460

5. 52 60 2704 3600 3120

6. 67 76 4489 5776 5092

7. 54 76 2916 5776 4104

8. 52 64 2704 4096 3328

9. 55 76 3025 5776 4180

10. 65 78 4225 6084 5070

11. 60 80 3600 6400 4800

12. 60 78 3600 6084 4680

13. 63 76 3969 5776 4788

14. 61 76 3721 5776 4636

15. 54 72 2916 5184 3888

16. 53 76 2809 5776 4028

17. 66 78 4356 6084 5148

18. 62 76 3844 5776 4712

19. 64 74 4096 5476 4736

20. 70 78 4900 6084 5460

21. 56 76 3136 5776 4256

22. 64 78 4096 6084 4992

23. 64 76 4096 5776 4864

24. 70 80 4900 6400 5600

25. 58 76 3364 5776 4408

26. 67 78 4489 6084 5226

27. 63 78 3969 6084 4914

28. 64 78 4096 6084 4992

29. 64 76 4096 5776 4864

30. 55 64 3025 4096 3520

31. 66 80 4356 6400 5280

32. 67 78 4489 6084 5226

33. 67 76 4489 5776 5092

34. 69 76 4761 5776 5244

16

35. 64 68 4096 4624 4352

36. 69 78 4761 6084 5382

37. 69 80 4761 6400 5520

38. 72 76 5184 5776 5472

39. 64 78 4096 6084 4992

40. 68 84 4624 7056 5712

Jumlah 2503 3042 157917 232212 190942

X = 2503, Y = 3042, X
2
=157917, Y
2
= 232212, XY = 190942,
(X)
2
= 6265009 (Y)
2
= 9253764 Rata-rata X = 62.58, Rata Y = 76.05
Keterangan :
X = Kemandirian belajar
Y = Hasil belajar kimia
Koefisien dan konstanta persamaan regresi diperoleh dengan mensubtitusi nilai
nilai, X, Y, X
2
, XY, (X)
2
, dan n kedalam rumus yang dikemukakan di atas
seperti di bawah ini.
a =

2 2
2
) (
) )( ( ) )( (
X X n
XY X X Y
atau
_ _
X b Y a
b =

2 2
) (
) )( (
X X n
Y X XY n

A =((3042*157917)-( 2503*190942))/((40*157917)-( 2503^2)) = 47.525
B =((40*190942)-( 2503*3042))/((40*157917)-( 2503^2)) = 0.456
Jadi persamaan regresi dapat ditulis sebagai berikut.
Y = 47.525 + 0.456X
Menguji Hipotesis
H
0
: Tidak terdapat hubungan X terhadap Y
H
a
: Terdapat hubungan X terhadap Y
Atau
H
0
: = 0 melawan H
a
: 0

dengan

,
17

= S
yy
- bS
xy
X = 2503, Y = 3042, X
2
=157917, Y
2
= 232212, XY = 190942,
(X)
2
= 6265009 (Y)
2
= 9253764 Rata-rata X = 62.58, Rata Y = 76.05
Skorskor yang diperlukan untuk menggunakan uji t adalah
S
yy
= (40 232212) (3042)
2
= 34716
S
xx
= (40 157917) (2503)
2
= 51671

= 613.02663

= 613.02663


= 4.125
t = 4.125, = 0,05, t = 2.021. Karena t
hitung
> t
tabel
, tentu Ho yang mengatakan
tidak terdapat hubungan antara kemandirian belajar ditolak artinya, Ha yang
diterima.






18

Menghitung Regresi Sederhana Menggunakan SPSS
Regression

Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation N
Y 76,05 4,717 40
X 62,58 5,755 40

Berdasarkan data kemandirian belajar (X) yang diolah menggunakan
program SPSS diperoleh mean sebesar 62.58 dan standar deviasi 5.755 sedangkan
data hasil belajar kimia (Y) yang diolah menggunakan program SPSS diperoleh
mean sebesar 76.05 dan standar deviasi 4.717.
Correlations
Y X
Pearson Correlation
Y 1,000 ,556
X ,556 1,000
Sig. (1-tailed)
Y . ,000
X ,000 .
N
Y 40 40
X 40 40

Variables Entered/Removed
a

Model Variables
Entered
Variables
Removed
Method
1 X
b
. Enter
a. Dependent Variable: Y
b. All requested variables entered.

Model Summary
b

Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 ,556
a
,309 ,291 3,972
a. Predictors: (Constant), X
b. Dependent Variable: Y

19

Berdasarkan hasil analisis seperti yang ditampilkan Tabel di atas (Tabel
Model Summary) diketahui bahwa korelasi parsial antara kemandirian belajar dan
hasil belajar kimia dengan korelasi product moment by Pearson. Hasil korelasi
parsial didapat nilai r hitung sebesar 0.556. Nilai korelasi ini tergolong sedang (<
0,600) dan memiliki nilai positif sehingga dapat dikatakan pola hubungan antara
kemandirian belajar dan hasil belajar kimia adalah searah. Artinya, semakin tinggi
kemandirian belajar maka hasil belajar kimia pun akan semakin tinggi, begitu pula
sebaliknya, semakin rendah kemandirian belajar maka hasil belajar kimia pun
akan semakin rendah. R Square adalah koefisien determinasi (KD) menunjukkan
nilai sebesar 0,309 atau sebesar 30,90% (dibulatkan 31 %) dari hasil (r
2
x 100%).
Artinya variasi hasil belajar kimia dipengaruhi oleh kemandirian belajar sebesar
31 % dan sisanya 69 % dipengaruhi faktor lain selain kemandirian belajar.
ANOVA
a

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1
Regression 268,425 1 268,425 17,015 ,000
b

Residual 599,475 38 15,776

Total 867,900 39

a. Dependent Variable: Y
b. Predictors: (Constant), X

Tabel diatas digunakan untuk menentukan taraf signifikansi atau linieritas
dari regresi. Kriterianya dapat ditentukan berdasarkan uji F atau uji nilai
Signifikansi (Sig.). Cara yang paling mudah dengan uji Sig., dengan ketentuan,
jika Nilai Sig. < 0,05, maka model regresi adalah linier, dan berlaku sebaliknya.
Berdasarkan tabel diatas, diperoleh nilai Sig. = 0,000 yang berarti < kriteria
signifikan (0,05), dengan demikian model persamaan regresi berdasarkan data
penelitian adalah signifikan artinya, model regresi linier memenuhi kriteria
linieritas.
Berdasarkan tabel Anova diperoleh nilai F hitung sebesar 17.015 dengan
nilai P atau Sig. sebesar 0,000 (lebih rendah dari 0.05). Sehingga dapat dikatakan
bahwa terdapat korelasi bersama yang positif dan signifikan antara variabel
kemandirian belajar dengan variabel hasil belajar kimia.
20

Coefficients
a

Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 47,525 6,944

6,844 ,000
X ,456 ,111 ,556 4,125 ,000
a. Dependent Variable: Y

Berdasarkan Tabel Coefficients diatas, maka dapat disusun persamaan
regresinya yaitu : Y = 47.525 + 0.456X
Konstanta sebesar 47.525 menyatakan bahwa jika variabel kemandirian belajar
bernilai nol, maka hasil belajar kimia adalah sebesar 47,525 satuan.
Koefisien regresi sebesar 0,456 pada variabel kemandirian belajar, maka akan
menyebabkan kenaikan sebesar 0,456 satuan hasil belajar kimia.
Residuals Statistics
a

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N
Predicted Value 71,23 80,35 76,05 2,623 40
Residual -11,229 7,756 ,000 3,921 40
Std. Predicted Value -1,837 1,638 ,000 1,000 40
Std. Residual -2,827 1,953 ,000 ,987 40
a. Dependent Variable: Y

Charts


21



Berdasarkan hasil uji terlihat bahwa Grafik Histogram memperlihatkan
sebaran data menyebar ke seluruh daerah kurva normal, sehingga dapat
dinyatakan bahwa data mempunyai distribusi normal. Sementara hasil uji
menggunakan P-P Plot menunjukkan bahwa data mengikuti garis diagonal
sehingga dinyatakan bahwa data berdistribusi normal.
Uji Hipotesis
Dari hasil perhitungan didapat kesimpulan bahwa kemandirian belajar (X)
memiliki hubungan yang siginifikan dengan hasil belajar kimia (Y). Hasil uji t
(Tabel Coefficients) diperoleh nilai t hitung sebesar 4.125.
Sedangkan statistik tabel (t tabel) diperoleh sebesar 2.021 artinya t hitung >
t tabel (4.125 > 2.021). Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa, variabel bebas
kemandirian belajar (X) secara parsial memiliki hubungan positif dan signifikan
terhadap hasil belajar kimia (Y). Hasil uji t ini sejalan dengan sig 0.000 yang jauh
lebih kecil dari alpha 0.05 sehingga disimpulkan bahwa X memiliki hubungan
signifikan terhadap Y.



22

BAB V
KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, kesimpulan yang dapat
diambil adalah terdapat hubungan positif dan signifikan kemandirian belajar
terhadap hasil belajar kimia siswa kelas X SMK Husada Prima Samarinda
Tahun Ajaran 2013/2014.

Anda mungkin juga menyukai