Anda di halaman 1dari 15

1

Laporan Praktikum
MODUL C UJI PUNTIR






Oleh :

Nama : SOMAWARDI
NIM : 23107012
Kelompok : 13

Tanggal Praktikum : November 2007
Nama Asisten (Nim) :















Program Studi Teknik Mesin
Fakultas Teknologi Industri
Institut Teknologi Bandung
2007

2
BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Tegangan geser terjadi pada bidang material, berbeda dengan tegangan normal yang tegak
lurus dengan bidang. Kondisi tegangan geser dapat terjadi dengan melakukan geseran secara
langsung (Direct Shear) dan tegangan puntir (torsional Stress). Fenomena geseran secara
langsung dapat dilihat pada saat kita menancapkan paku ke balok kayu. Pada setiap
permukaan di paku dan kayu yang bersinggungan langsung dengan paku akan mengalami
geseran secara langsung. Sedangkan fenomena tegangan puntiran, dapat terjadi apabila suatu
specimen mengalami torsi.
1.2 Tujuan Praktikum
a. Mengetahui standard dan prosedur Uji punter
b. Mengetahui pengaruh tegangan geser terhadap sifat mekanik material
c. Mampu menghitung besaran- besaran sifat mekanik material dari uji punter
d. Memahami mekanisme terbentuknya patahan material oleh tegangan geser.














3

BAB II
Teori Dasar
Besaran yang terukur dari uji puntir adalah momen putar dan sudut putar specimen.
Untuk mengukur sudut putar digunakan alat yang disebut dengan troptometer

Momen putar didapatkan dari persamaan :
} }
=
=
=
=
= =
a r
r
a r
r
dA r
r
rdA M
0
2
0
t
t t
Sedangkan sudut putar (u ) didapatkan dari tan | dimana
L
ru
| = tan




t M = Momen Torsi ( Nm)
t = Tegangan Geser (Pa)
r = jarak radial dihitung dari pusat (m)
L = Panjang Spesimen (m)
a = Jari jari (m)
setelah mendapatkan hasil kurva yang berupa Momen Putar (M) dengan sudut putar (u )
seperti gambar dibawah, dapat dihitung regangan geser dan modulus elastisitas gesernya.


4


Regangan geser adalah
L
ru
| = = tan
Modulus Elastisitas Geser (G) didapat dari t G =
Ketika regangan geser sudah semakin besar, sehingga hubungan antara tegangan dan
regangan elastis sudah tidak linier lagi, maka persamaan diatas sudah tidak berlaku lagi.
Ketika kondisi regangan begitu besar, dibuat kurva antara momen dengan sudut putar
perpanjang specimen. Dari kurva ini akan didapatkan kondisi regangan dan tegangan
geser yang sebenarnya.
Regangan geser sebenarnya didapatkan dari
'
u r = dengan
L
u
u = ' sedangkan untuk
menghitung tegangan geser sebenarnya didapat dengan cara menurunkan persamaan
momen torsinya.
} }
=
=
=
=
= =
a r
r
a r
r
dr r rdA M
0
2
0
. 2 t t t t
Karena sekarang tegangan geser merupakan fungsi dari regangan gesernya, ) ( t f =
sedangkan regangan geser merupakan fungsi dari sudut putar per panjang specimen.
Maka didapatkan persamaan sebagai berikut:
Offset
Angle of Twist

5
a
a
d
dM
M t u t
u
t
u u t
2 3 3 2
) ' ( 2
'
) ' ( ) ' ( 3 = +
Kemudian didapatkan pula


Dari persamaan ini dapat dihitung tegangan gesernya dari kurva.


Dari persamaan 7 kita dapat ubah persamaan itu dengan melihat dari gambar 3.5 menjadi:
) 3 (
2
1
3
CD BC
a
a
+ =
t
t

Setelah didapatkan tegangan geser dan regangan gesernya maka diubah kedalam tegangan dan
regangan sebenarnya dengan menggunakan lingkaran Mohr dan memasukkan ke dalam criteria
dari tresca dan Von Mises. Untuk mengubah dari tegangan dan regangan geser ke tegangan dan
regangan sebenarnya, harus diperhatikan kondisi tegangan uji puntir.

u
B
C
A
t M
Mmax
Offset
Angle of Twist
D
t
u
t
u
t
t M
d
dM
a
a
3 )
'
' (
2
1
3
+ =

6
PROSEDUR PERCOBAAN


Ukur dimensi dari spesimen
Pilih beban momen puntir skala
penuh pada mesin uji puntir
Tentukan kecepatan Puntiran dan
kecepatan kertas
Letakkan specimen pada mesin uji
punter, dan pastikan specimen
terpasang dengan kuat
Beri tanda pada specimen dengan
tinta atau tip-ex
Jalankan Mesin Uji Puntir
Perhatikan perubahan yang terjadi
pada pena dan kertas perekam data
Saat specimen patah, lepaskan
specimen dari mesin uji puntir
Ukur diameter di tempat patahan dan
daerah deformasi plastis

7
BAB III
Data dan Hasil Percobaan
material : st-37
Kekerasan awal : 37.5 HRA
Kekerasan akhir : 46 HRA
panjang spesimen : 66 mm
diameter spesimen : 6.85 mm
kecepatan putar mesin : 16 rpm
jumlah putaran spesimen : 5.6
diameter spesimen di tempat yang patah : 5.3 mm
mesin uji yang digunakan : Tarno Grocki

Kurva dari mesin uji puntir:


39.91796875
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
0 1 2 3 4 5 6 7 8
M
o
m
e
n

P
u
n
t
i
r

(
N
m
)

Putaran (n)
Kurva Uji Puntir

8
PENGOLAHAN DATA
Dengan persamaan 2 n u t = , maka diperoleh kurva u vs M
T
sebagai berikut:

Untuk menentukan batas luluh geser material uji kita dapat melihat kelinearan
kurva. Selain itu kita dapat menentukan batas luluh gesernya dengan cara offset yaitu
0,04 rad/m dari gage length. Dengan persamaan '
L
u
u = , dimana L adalah panjang
gage length. Maka didapat kurva ' u vs M
T
sebagai berikut:

-5
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00
M
o
m
e
n

P
u
n
t
i
r

(
N
m
)

u
u vs MT
-5
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
0 0.0002 0.0004 0.0006 0.0008
M
T

u'
u' vs MT

9

Untuk memperoleh kurva tegangan regangan geser, dilakukan perhitungan
dengan :


Dari perhitungan dengan formula di atas, didapatkan kurva tegangan regangan
geser sebagai berikut:

Dengan persamaan:
2
o
t = dan 2 c = , diperoleh kurva Tresca yaitu:

-100
0
100
200
300
400
500
600
700
0 0.0005 0.001 0.0015 0.002 0.0025 0.003
s
h
e
a
r

s
t
r
e
s
s

(
N
/
m
m
2
)

(rad)
vs shear stress (N/mm2)
933.7850731
-200
0
200
400
600
800
1000
1200
1400
0 0.0002 0.0004 0.0006 0.0008 0.001 0.0012 0.0014
o

c
Tresca curve (c vs o)

10
Dengan persamaan:
3
o
t = dan 3 c = , diperoleh kurva von Misces yaitu:

Apabila disatukan, menjadi:

-50
0
50
100
150
200
250
300
350
400
450
0 0.0005 0.001 0.0015
o

c
von miscesh
-200
0
200
400
600
800
1000
1200
1400
0 0.0005 0.001 0.0015
o

c
Tresca + Von Miscesh
Von Miscesh
Tresca

11


Menentukan koefisien kekuatan (K) dan koefisien strain hardening (n):
o Pada kurva Tresca:

Diketahui persamaan tegangan alir:
t
o
n
Ke =

e n K
t
ln ln ln + = o

dengan cara regresi lineardidapat persamaan garis: y = 0.224x + 8.721
jadi: koefisien strain hardening (n) = 0,224
koefisien kekuatan (K) ln K = 8.721
K = 6130 MPa







y = 0.2244x + 8.7211
6.6
6.8
7
7.2
7.4
7.6
7.8
8
-8.5 -8 -7.5 -7 -6.5 -6
l
n
o

ln c
tresca

12
o Pada kurva von Misces:

Dengan cara sama didapat:
koefisien strain hardening (n) = 0.224
koefisien kekuatan (K) ln K = 7.446
K = 1713 MPa








y = 0.2244x + 7.4464
5
5.2
5.4
5.6
5.8
6
6.2
6.4
-8.5 -8 -7.5 -7 -6.5 -6
l
n
o

ln c
von miscesh

13
BAB IV
Analisis Data
Uji puntir dilakukan untuk menentukan tegangan alir (flow stress) dari material,
menentukan batas luluh geser, dan menentukan modulus elastisitas geser dari material. Flow
stress adalah ketahanan material terhadap perubahan bentuk. Jadi pada kurva , flow stress
dimulai dari batas luluhnya hingga titik fracture-nya.
Pada uji puntir ini digunakan penampang berbentuk lingkaran karena merupakan
geometri paling sederhana untuk perhitungan tegangan. Ketika material diberi beban puntir
didapat diameter dan panjang spesimen yang berubah. Seharusnya pengujian yang kita
lakukan tidak merubah dimensi geometris dari spesimen karena beban yang kita berikan
hanya beban puntir dan tidak ada beban tarik ataupun tekan. Perubahan dimensi ini dapat
diakibatkan karena mesin uji puntir dan spesimen tidak tepat sesumbu. Hal ini terlihat dari
spesimen hasil uji yang bengkok sehingga ada kemungkinan terjadi beban bending ataupun
beban lainnya pada spesimen tersebut. Walaupun demikian untuk mendapatkan flow stress
yang lebih baik kita menggunakan uji puntir ini karena pada uji puntir tidak terjadi necking
(pengecilan penampang setempat) dan barreling (pembesaran penampang setempat).
Dari kuva MT n yang kita dapatkan melalui percobaan, dapat diolah menjadi kurva
MT - ' . Lalu dengan cara membuat gradien regangan dan gradien tegangan gesernya kita
dapatkan kurva tegangan regangan geser. Penentuan gradien pada beberapa titik ini perlu
dilakukan untuk didapatkan hasil yang merepresentasikan tegangan regangan gesernya.
Setelah itu, kita dapat membuat kurva tegangan regangan sebenarnya dengan metode
Tresca dan metode von Misces. Sesungguhya konversi-konversi grafik yang kita lakukan
adalah untuk meminimalisir kesalahn akibat geometri specimen.
Tujuan dari pembuatan kurva tegangan regangan sebenarnya dengan metode Tresca
dan von Misces sesungguhnya sama yaitu untuk menunjukkan kapan tepatnya suatu material
terdeformasi plastis. Hanya saja peninjauannya yang berbeda. Menurut Tresca, suatu material
tepat terdeformasi plastis ketika tegangan gesernya sama dengan tegangan geser
maksimumnya. Sedangkan menurut von Misces, suatu material tepat terdeformasi plastis
ketika energi maksimum yang bekerja pada benda sama dengan energi distorsi

14
maksimumnya. Dari pengertian dan kurva yang diperoleh kita ketahui bahwa kurva yang
akan menggambarkan lebih dahulu suatu material terdeformasi plastis adalah kurva von
Misces. Hal ini disebabkan karena von Misces meninjau dari tiga energi yang bekerja pada
benda tersebut sedangkan Tresca hanya meninjau dari tegangan pada bendanya.
Setelah kita mendapatkan kurva alir (flow curve) melalui metode Tresca dan Von Misces
kita dapat menentukan koefisien tegangan dan koefisien strain hardening material uji dengan
membuatnya kedalam persamaan logaritma natural. Dari perhitungan yang telah dilakukan,
diperoleh nilai koefisien tegangan dan koefisien strain hardening yang sedikit berbeda
dengan data literatur. Hal ini bisa disebabkan karena adanya perubahan ukuran geometri
(panjang dan diameter) akibat gaya yang bekerja tidak murni gaya puntir saja. Selain itu
sulitnya membuat gradien tegangan dan regangan gesernya membuat kurva yang didapat
kurang tepat.













15
BAB V
Kesimpulan
1. Dari uji puntir ini, kita memperoleh :
a. Batas luluh geser dari material = 466.89 MPa
b. Koefisien kekuatan (K) = 6130 MPa (Tresca)
1713 MPa (Von Misces)
c. Koefisien strain hardening (n) = 0.224
2. Hasil percobaan jika dibandingkan dengan data literature sesuai bahan uji menunjukkan
nilai yang relative sama.


BAB VI
Daftar Pustaka
1. Callister, William Materials and Science Engineering, McGraw-Hill Book Co.
2. Dieter, G.E Mechanical Metallurgy, McGraw-Hill Book Co.USA, 1978.

Anda mungkin juga menyukai