obat tradisional berdasarkan Undang-Undang Kesehatan RI
no 23 tahun 1992 adalah bahan atau ramuan bahan yang
berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik) atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun-temurun telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman. Sesuai dengan Keputusan Kepala Badan POM no.HK.00.05.41.1384 tahun 2005, obat tradisional dilarang menggunakan : 1. Bahan kimia hasil isolasi atau sintetik berkhasiat obat. 2. Narkotika atau psikotropika. 3. Hewan atau tumbuhan yang dilindungi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Komposisi Momordicae fructus (20%) Orthosiphonis folium(30%) Myristicae semen(25%) Murrayae folium(25%) Khasiat dan kegunaan Membantu mengurangi gejala akibat asam urat yang berlebihan, misalnya badan pegal linu. Dosis 3-4 bungkus dalam seminggu Berat Bersih 7 gram / bungkus
Khasiat Simplisia
Pare (Momordica charantia L.) Kandungan Kimia zat pahit, minyak lemak, asam damar, protein, besi, kalsium, fosfor, vitamin A, B1 dan C. Khasiat dan Manfaat membersihkan darah (buah yang belum masak), anti radang, menambah nafsu makan, menurunkan panas, dan menyegarkan.
Kumis kucing (Orthosiphon aristatus) Kandungan Kimia orthosiphon glikosida, zat samak, minyak atsiri, saponin, garam kalium, tanin, sinensitin, dan myoinositol. Khasiat dan Manfaat daun tanaman ini bermanfaat untuk pengobatan radang ginjal, reumatik, diuretik, antibakteri, dan lain-lain.
Pala (Myristica fragrans Houtt.) Kandungan Kimia minyak atsiri, saponin, miristisin, elemisi, enzim lipase, pektin, lemonena, dan asam oleanolat. Khasiat Mengobati rasa sakit otot, mencegah muntah dan mual, mengobati liver, sakit gigi, mencegah bau mulut, dan mengobati kembung serta gangguan pencernaan lainnya. Kemuning (Murraya paniculata L. Jack) Kandungan Kimia Daun kemuning mengandung cadinene, methyl- anthranilate, bisabolene, -caryophyllene, geraniol, carene-3, eugenol, citronellol, methyl- salicylate, s-guaiazulene, osthole, paniculatin, tannin, dan coumurrayin. Khasiat dan kegunaan Berkhasiat sebagai pemati rasa (anestisia), penenang (sedatife), antiradang, anti-rematik, anti-tiroid, penghilang bengkak, pelancar peredaran darah, dan penghalus kulit.
BKO yang Ditambahkan Metampiron Indikasi Meringankan rasa sakit seperti sakit kepala, nyeri pinggang, nyeri otot dan sendi. Efek Samping Reaksi hipersensitifitas, gangguan GI, Agranulosit, Kontra Indikasi Hipersensitifitas, wanita amil dan menyusui, pasien dengan tekanan darah rendah
1. Uji Kualitatif Cara Kerja Test I : Masukkan sampel ke dalam plat tetes kemudian tambahkan FeCl3. Hasil positif jika terbentuk warna ungu biru, kemudian hijau, kemudian kuning, kemudian warna hilang. Test II : Masukkan sampel ke dalam plat tetes kemudian tambahkan AgNo3. Hasil positif jika terbentuk warna ungu keruh gemerlapan. 2. Uji Kuantitatif Cara Kerja a. Timbang dengan teliti 400 mg sampel masukkan dalam Erlenmeyer. b. Tambahkan 50 ml aquadest bebas CO2. c. Campur dengan 5 ml HCL 0,2 N. d.Kemudian tambahkan larutan amilum 1 % sebanyak 1 ml sebagai indikator e.Titrasi melalui buret dengan larutan Iodium sampai terbentuk warna biru yang stabil selama 1-2 menit (hasil positif) f. Baca volume larutan Iodium yang terpakai. g. 1 ml larutan Iodium 0,01 N setara dengan 1,767 mg atau 0,001767 gr metampiron.
Analisis kandungan metampiron dalam sediaan jamu Amurat perlu dilakukan, meskipun sediaan tersebut sudah ditarik dari peredaran. Hal tersebut untuk mencegah adanya pihak yang masih tidak peduli, dan masih mengedarkan produk tersebut. Adapun analisis kandungan metampiron dalam jamu, dapat dilakukan dengan uji kualitatif, ataupun kuantitatif.