3 Blended Learning And Cyber Non Formal Education Oleh: Great Teacher Ary Senpai Copyright 2013 by Great Teacher Ary Senpai Desain Cover : Great Teacher Ary Senpai
4 YANG AKAN DIBAHAS
- Sekilas Dunia Pendidikan Non Formal di Era Informasi - Sekilas Tentang Blended Learning -Blended Learning dan Pendidikan Non formal -Implementasi Blended Learning Dalam Pendidikan Non Formal Era Informasi
5 KATA PENGANTAR Pertama, penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT karena telah memberikan banyak anugerah dalam hidup ini. Kemudian penulis berterima kasih pada orang tua/keluarga karena selalu mendukung dalam setiap langkah penulis mencari ilmu.Penulis juga berterima kasih kepada pihak Flip Academy dan pelatihan animasi (Aaq, Kris, adit dan Riza) yang telah membantu memberikan konsep- konsep baru tentang cyber non formal education serta keterampilan pengembangan media edukasi. Penulis berharap lebih agar buku ini bisa bermanfaat bagi dunia pendidikan terutama pendidikan non formal. Selain itu penulis juga berharap agar buku ini mampu dijadikan sebagai referensi utama maupun tambahan bagi praktisi dunia pendidikan non formal. Penulis masih menyadari kekurangn dalam karya ini. Akan tetapi penulis
6 sangat berharap agar ilmu penulis yang terdapat dalam buku ini bisa bermanfaat.
Penulis
7 BAGIAN 1 Sekilas Dunia Pendidikan Non Formal di Era Informasi 1. Apa pendidikan non formal itu? Dalam pembahasan kali ini, penulis ingin sharing tentang pendidikan non formal dengan penyampaian yang santai, dan aplikatif sehingga pembaca dari kalangan manapun dapat dengan tujuan mudah di pahami sekaligus dapat diaplikasikan. Berbicara mengenai pendidikan non formal, hendaknya kita tahu apa sih pendidikan itu? Pendidikan adalah suatu upaya yang disengaja untuk membentuk manusia menjadi lebih baik. Pendidikan hendaknya tidak hanya mencakup masalah akademik ataupun pekerjaan yang akan dicapai seseorang. Pendidikan hendaknya mampu membuat seorang individu menjadi lebih baik lagi. Pendidikan bisa
8 juga diguanakan sebagai bekal untuk seorang individu dalam menghadapi tantangan-tantangan kedepan. Dalam ranah pendidikan kita mengenal 3 ranah pendidikan, yaitu pendidikan formal, pendidikan informal, dan pendidikan non formal. 1. Pendidikan Informal Sebuah proses pendidikan yang dialami seorang individu dalam lingkungan keluarga untuk mempelajari nilai-nilai, sikap, keterampilan, dan pengalaman sehari- hari. Pendidikan informal berlangsung pada keluarga, dimana seorang individu akan belajar tentang nilai maupun sosialisasi pertama kali dalam hidupnya. Proses pembelajaran didalam keluarga sangatlah penting bagi seorang individu. Karena hal ini
9 mempengaruhi bagaimana seorang individu akan beraktivitas (seperti sossialisasi) setelah individu tersebut memasuki dunia di luar lingkungan kelurga. Secara umum hal-hal yang dipelajari dan diperoleh dalam pendidikan informal berupa norma dalam keluarga yang nantinya dapat diaplikasikan dalam sosialisasi seorang individu setelah memasuki dunia baru misalnya sekolah formal, pergaulan/teman bermain. 2. Pendidikan Formal Pendididikan formal adalah sebuah usaha yang dilakukan dalam struktur dan lembaga pendidikan formal, pendidikan formal tersusun dengan kurikulum yang sudah ditentukan oleh lembaga pendidikan
10 formal secara berjenjang, mulai dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Adapun ciri-ciri dari pendidikan formal adalah : - Memiliki jenjang tertentu seperti SD, SMP, SMA - Memiliki jangka waktu tertentu ( SD 6 tahun, SMP 3 tahun, SMA 3 tahun) - Biaya yang dikeluarkan cukup banyak - Sistem kurikulum tebentuk/tersistem sesuai dengan peraturan pendidikan formal - Kebanyakan dari pendidikan formal bersifat kognitif/pengetahuan Pendidikan formal memiliki pengaruh dalam perkembangan
11 seorang individu. Akan tetapi akhir- akhir ini banyak kesalahpahaman yang bersangkutan tentang dunia pendidikan formal. kesalahpahaman itu adalah - Pendidikan formal digunakan sebagai tempat untuk mencari pekerjaan disektor pegawai negeri - Pendidikan formal cenderung digunakan sebagai sarana mencari ijasah/sertifikat - Pendidikan formal cenderung memiliki nilai lebih jika lembaga pendidikan formal mampu menyalurkan murid- muridnya yang sudah lulus ke arah sektor industri.
12 Seperti itulah sedikit gambaran kesalahpahaman tentang dunia pendidikan formal yang sering dikaitkan terhadap mata pencaharian seorang individu. Mengapa terdapat anggapan semacam itu? Kita lihat tentang kebiasan yang dilakukan masyarakat, disini kita lihat kebiasaan-kebiasaan berupa pola pikir yang tertanam dalam masyarakat yaitu : a. Kebiasaan konsumtif/instan Kebiasaan konsumtif ini bisa dilihat ketika ada seorang lulusan perguruan tinggi belum mendapatkan pekerjaan yang tetap. Maka akan ada pihak misalnya orang tua atau
13 tetangga sekitar mengatakan bahwa orang yang baru lulus tersebut termasuk orang yang gagal dalam belajar. Kebiasaan seperti ini memang tidak berbahaya, tetapi jika kebiasaan berfikir demikian fungsi dari pendidikan bukanlah menjadikan manusia lebih terampil/mengerti, akan tetapi semakin lama masyarakat pun ,menganggap fungsi pendidikan formal sebagai sarana mencari pekerjaan disektor tertentu seperti pegawai negeri sipil (PNS). b. Belum siapnya masyarakat tentang perkembangan zaman Menuju dunia yang lebih modern, banyak hal yang membuat masyarakat belum siap dengan perkembangan zaman yang begitu pesat. Pada zaman dahulu orang yang
14 lulus dari SMA atau perguruan tinggi dapat langsung bekerja disektor pegawai negeri atau sektor swasta asing tanpa harus belajar TOEFL/bahasa asing khusus ataupun kemampuan lain. Pada perkembangan zaman persiapan-persiapan yang dilakukan pendidikan formal memang belum begitu baik. Mengapa? Penulis sedikit mengamati tentang kebijakan kepada guru sekolah dasar. Pada sekitar tahun 2008 banyak lowongan CPNS yang membutuhkan guru sekolah dasar. Setelah itu banyak universitas-universitas yang membuka program PGSD (Pendidikan Guru Sekolah Dasar). Dari hal ini masyarakat seperti murid yang belajar dibangku SMA pun sudah diberi cerita dari guru-guru mereka tentang lowongan PGSD. Hasilnya banyak
15 sekali murid-murid SMA yang mendaftarkan diri ke jurusan PGSD dengan harapan banyak lowongan pekerjaan menuju pegawai negeri. Penulis sempat berfikir bahwa kalau daftar di jurusan yang sama nantinya kan terlalu mainstream/biasa, dan juga untuk kedepannya apakah masih sama kebijakan yang berhubungan dengan hal tersebut? Tanpa melihat minat, ataupun bakat yang dimiliki seseorang semuanya menjadi berubah ketika hal ini berkaitan dengan mata pencaharian kedepannya. Inilah yang sering terjadi ketika kita sudah terbiasa melihat banyak kemewahan tanpa melihat prosesnya. Itulah sedikit gambaran tentang mindset-mindset yang selama ini sudah
16 tertanam dan menjadi kebiasaan dalam lingkungan masyarakat. Apakah bisa diubah? Pola pikir semacam itu bisa diubah dengan cara - Membiasakan diri untuk memaksimalkan potensi diri - Untuk orang tua, sebaiknya terus mendukung anaknya dalam menggapai mimpinya entah apapun impiannya asalkan bersifat positif - Berfikir berani beda
17 3. Pendidikan Non Formal Setelah kita membahasa tentang pendidikan informal dan formal, saatnya kita berbicara tentang pokok bahasan yaitu apa sih pendidikan non formal itu? Dalam berbagai kesempatan penulis sering mengajak diskusi kepada teman-teman mahasiswa tentang apa sih pendidikan non formal itu? Berikut adalah tanggapan dari teman-teman mahasiswa.
Pertanyaan dengan seorang aktivis kampus (nama disamarkan) Sebut saja mas kembang api Penulis : menurutmu pendidikan non formal itu apa? Mas kembang api : ah nggak jelas, paling-paling juga tentang anak-anak cacat Penulis : masak sih? Katanya masnya aktivis yang disegani banyak cewek kok tidak tahu .
18
Pertanyaan dengan seorang penggemar kartun (nama Disamarkan) Sebut saja Sukinem Penulis : bagaimana menurutmu tentang pendidikan non formal? Sukinem : pendidikan yang ngajarin tentang keterampilan selain disekolah formal Penulis : Alhamdulilah, keren banget jawabannya Diskusi dengan seorang pengurus dinas pelatihan (nama disamarkan) sebut saja mas heru Mas Heru : Masnya jurusan apa sih? Penulis : saya jurusan pendidikan luar sekolah/pendidikan non formal Mas Heru : Hah... orang luar sekolah kok diajar Penulis : ?????
19 Seperti itu pengalaman penulis yang ingin mendapatkan jawaban dari beberapa pihak tentang pendidikan non formal. hal ini bukanlah salah dari pihak yang diajak diskusi tadi, tetapi banyaknya pihak yang belum mengerti tentang dunia pendiidkan non formal mungkin belum begitu memiliki banyak petualangan dalam perjalanan hidupnya Pembahasan kali ini adalah membahas tentang pendiidkan non formal, akan kita bahas secara santai dan lebih ringan karena kita bisa berkreativitas didalamnya. Pendidikan non formal adalah sebuah usaha yang dilakukan diluar sistem persekolahan atau pendidikan formal, yang bertujuan untuk memberi hal-hal yang tidak diajarkan dalam sistem pendidikan formal. Hal-hal yang diberikan dalam pendidikan non formal berupa keterampilan yang nantinya akan digunakan oleh individu dalam masyarakat. Pendidikan non formal memiliki banyak manfaat pada masyarakat karena biasanya dalam pendidikan non formal diajarkan hal-hal yang tidak
20 didapat dalam pendidikan formal. karena hal itu pendidikan non formal juga sangatlah penting. Ciri- ciri dari pendidikan non formal adalah - Sistem kurikulum maupun pembelajaran diluar sistem persekolahan/pendidikan formal - Hal yang diberikan berupa keterampilan serta kreativitas yang tidak diajarkan dalam pendidikan non formal - Bersifat aplikatif, karena lebih mengutamakan keterampilan - Jangka waktu bebas, karena bisa diikuti oleh siapapun - Memiliki manfaat dalam memberikan keterampilan
21 kepada individu atau masyarakat Menurut pembaca, apakah pendidikan non formal itu dan apa manfaatnya bagi masyarakat? Tulis pendapatmu disini
Kita sudah mengerti tentang perbedaan pendidikan formal, informal maupun non formal. Namun pada hal ini kita akan membahas tentang pendidikan non formal. Apa saja cakupan dari
22 pendidikan non formal? Atau konsep pendidikan non formal itu sendiri bagaimana? Pendidikan non formal mencakup : a. Pendidikan keterampilan hidup Pendidikan keterampilan hidup bertujuan untuk memberikan keterampilan kepada seorang individu atau kelompok yang nantinya akan digunakan seorang individu atau kelompok tersebut dikemudian hari. Pendidikan keterampilan hidup juga dapat menjadi suatu sarana untuk mengembangkan potensi ataupun kemampuan sesorang dalam hal tertentu yang nantinya akan dikembangkan lebih lanjut/dimaksimalkan. Contoh lembaga yang berhubungan dengan pendidikan keterampilan hidup adalah lembaga kursus. Lembaga kursus mengajarkan keterampilan kepada seorang individu atau kelompok agar memiliki
23 keterampilan, bahkan untuk mengembangkan keterampilan dari individu atau kelompok tersebut. Keterampilan-keterampilan yang diberikan oleh lemabaga pendidikan non formal bersifat aplikatif serta inovatif karena bertujuan untuk memberikan bekal terhadap individu/masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Sehingga dalam pendidikan keterampilan hidup lebih mengedepankan kemampuan praktik bukan teori. Pendidikan keterampilan hidup juga dapat dijadikan sebagai sarana memberikan keterampilan dalam bentuk pelatihan kerja sehingga keterampilan yang sudah didapatkan dapat digunakan untuk bekal mata pencaharian. Pelatihan kerja tidak hanya ditujukan untuk mereka yang masih belum bekerja, tapi pelatihan keterampilan kerja juga dapat diberikan kepada orang yang sudah
24 bekerja untuk meningkatkan kemampuan kinerjanya dalam pekerjaannya. Bagaimana pendidikan keterampilan hidup memberikan manfaat? Bisa kita simak skema berikut (kita mengambil contoh lembaga kursus).
Lembaga Kursus BINA SEJAHTERA Kegiatan Kursus Mingguan
Aplikasi keterampilan dari kursus yang sudah diikuti -Wirausaha - Bekerja
25 Lembaga kursus memberikan pengajaran tentang keterampilan yang diberikan kepada peserta kursus, setelah peserta kursus menguasai keterampilan, peserta kursus dapat menerapkan ilmunya dalam mencari mata pencaharian seperti bekerja ataupun berwirausaha. Sedikit pertanyaan untuk pembaca, lembaga kursus apa saja yang ada dilingkunganmu? Tulis disini
26 b. Pendidikan anak usia dini Pendidikan anak usia dini dalam arti sederhana dapat dartikan sebagai suatu kegiatan pendidikan yang ditujukan kepada usia pra sekolah dengan tujuan memaksimalkan usia emas dari seorang anak. Mengapa pendidikan anak usia dini itu penting? Pendidikan anak usia dini memiliki fungsi untuk membentukanak berkembang sesuai tingkat perkembangannya. Kenapa pendidikan usia dini begitu penting? Dalam taraf perkembangannya anak usia dini atau istilah kerennya adalah usia emas (Golden Age) memiliki potensi yang sangat besar dalam perkembangan anak usia dini tersebut dalam hal memaksimalkan kemampuan anak usia dini tentunya dengan pembelajaran yang sesuai dengan taraf perkembangan (PAUD).
27 Menurut pembaca apa saja yang dipelajari dalam PAUD yang ada dilingkunganmu? Tulis disini
c. Pemberdayaan masyarakat Pada dasarnya pemberdayaan masyarakat adalah suatu usaha yang dilakukan secara sengaja untuk mengembangkan kemampuan serta
28 kemandirian masyarakat agar mampu mengembangkan potensi masyarakat. Apa tujuan dari pemberdayaan masyarakat? Tujuan dari pemberdayaan masyarakat adalah : - Meningkatkan potensi daerah - Memberdayakan daerah sesuai potensi yang telah ada - Memberikan pengetahuan kepada masyarakat untuk memiliki semangat dalam pembangunan daerah
29 Menurut pembaca, apa saja yang dibutuhkan dalam pemberdayaan masyarakat? Tulis disini
d. Pendidikan kesetaraan Pendidikan kesetaraan adalah satuan dari pendidikan non formal yang meliputi kelompok belajar program paket A, paket B dan paket C yang dapat diselenggarakan melalui sanggar kegiatan belajar (SKB), pusat kegiatan belajar masyarakat (PKBM) atau
30 satuan lainnya. Pendidikan kesetaraan dalam ranah dunia pendidikan non formal bukanlah hal yang sepele. Kebanyakan masyarakat jaman sekarang menganggap bahwa pendidikan lewat jalur kesetaraan adalah pendidikan yang kurang bermutu. Padahal pendidikan jalur kesetaraan misalnya SKB (Sanggar Kegiatan Belajar) menurut penulis adalah lembaga pendidikan yang mampu mengasah kreativitas bagi warga belajar. Mengapa? Kita bisa lihat ketika banyaknya kasus yang terjadi dalam dunia pendidikan formal seperti seorang murid memiliki nilai matematika 9, akan tetapi tidak dapat menghitung uang belanja ketika ditugasi ibunya untuk berbelanja. Hal ini kurang baik jika aspek kognitif saja yang diperhatikan. Namun dalam dunia pendidikan non formal (misalnya SKB atau lembaga kesetaraan)
31 memiliki pengaruh dalam tumbuhnya kreativitas seorang individu karena sesuai dengan berkembangnya jaman jalur pendidikan non formal pun dapat di modifikasi dalam berbagai trik. Untuk lebih jelasnya bisa lihat di pembahasan- pembahasan berikutnya. Menurut pembaca bagaimana pengaruh pendidikan kesetaraan terhadap masyarakat? Tulis disini
32 e. Pendidikan keaksaraan Pendidikan yang ditujukan kepada masyarakat untuk mengatasi permasalahan masyarakat yang berkaitan dengan permasalahn membaca, menulis dan berhitung. Pada zaman dahulu pendidikan keaksaraan begitu dilakukan dengan cara yang masih terhitung tradisional, akan tetapi pada zaman sekarang hal tersebut dapat dikombinasikan dengan berbagai trik. Misalnya dengan pengenalan keaksaraan yang didalamnya terdapat unsur-unsur aktivitas warga sehari-hari. Menurut pembaca bagaimana pengaruh pendidikan keaksaraan terhadap masyarakat? Tulis disini
33 Hal-hal tersebut adalah cakupan- cakupan dasar dari pendidikan non formal yang memiliki aplikasi-aplikasi didalamnya. Dalam pelaksanaan dan perkembangannya pendidikan non formal memiliki pembaharuan-pembaharuan sesuai dengan keadaan mayarakat atau jaman. Dalam pembahasan ini penulis ingin sharing tentang bagaimana gambaran umum dari pendidikan non formal di era informasi ini. Bagiamana gambaran umum pendidikan non formal di era informasi? Kita bisa simak di pembahasan berikutnya.
34 Gambaran Umum Pendidikan Non Formal Era Informasi Apa era informasi itu? Menurut pembaca apa era informasi itu?
Era informasi dapat diartikan sebagai sebuah zaman dimana segala macam informasi mudah didapatkan dengan bantuan teknologi modern. Era informasi juga dapat diartikan secara sederhana sebagai era yang berkaitan dengan adanya informasi yang dapat diakses secara mudah. Adapun ciri-ciri dari era informasi adalah :
35 a. Informasi dapat diakses dengan mudah b. Informasi dapat diakses dengan bantuan teknologi c. Keterbukaan informasi d. Masyarakat memanfaatkan teknologi modern untuk mencari informasi hingga memanfaatkanny dengan tujuan tertentu Dalam pemanfaatan informasi yang didapat, informasi yang didapatkan digunakan untuk memenuhi kebutuhan maupun tujuan seorang individu dalam memenuhi kebutuhan. Dalam ini seorang individu membutuhkan informasi untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Begitu pula dengan dunia pendidikan khususnya pendidikan non formal pada era informasi seperti saat ini. Pendidikan non formal yang pada awalnya hanya terbatas pada lingkup-lingkup seperti pendidikan
36 kesetaraan, pendidikan anak usia dini maupun pendidikan keaksaraan, pada era informasi saat ini pendidikan non formal juga bisa digunakan dan diaplikasikan sebagai pendidikan untuk mencari keterampilan hidup. Pendidikan non formal yang seperti ini sedang digunakan untuk meningkatan keterampilan individu, kelompok maupun masyarakat yang ingin belajar. Bagaimana era informasi mempengaruhi dunia pendidikan non formal? Dunia pendidikan non formal yang begitu kompleks tidak hanya mencakup permasalahan buta aksara maupun pendidikan kesetaraan. Akan tetapi pendidikan non formal bisa juga mengadopsi teknologi informasi dalam pengembangannya. Karena begitu kompleksnya ranah dalam pendidikan non formal butuh sebuah spesialisasi dalam
37 penanganan pelaksanaan pendidikan non formal, ada spesialisasi untuk keaksaraan, hingga spesialisasi yang lainnya juga. Dalam pembahasan kali ini penulis berusaha mengangkat bagaimana pendidikan non formal pada era informasi seperti saat ini. Jadi fokus pada buku ini adalah hanya fokus pada pemanfaatan teknologi informasi untuk melaksanakan pendidikan non formal yang dapat dilaksanakan pendidikan non formal berbasis pemanfaatan teknologi maupun teknologi informasi. Pendidikan non formal pada era informasi seperti saat ini memanglah begitu menarik untuk dibahas, menarik dari segi pemanfaatan teknologi informasi dalam penyampaian materi maupun menarik dari segi pengemasan materi yang sudah mengadopsi canggihnya teknologi saat ini. Bagaimana gambaran umum pendidikan non
38 formal yang semacam ini? Kita sudah kenal dengan internet, komputer, televisi, radio, majalah, surat kabar maupun media lainnya dalam penyampaian informasi. Seorang praktisi pendidikan non formal dapat memanfaatkan media-media tersebut untuk menyampaiakan materi hingga mampu membantu dalam mempelajari materi/ keterampilan tertentu. Bagaimana hal ini bisa terjadi? Kita bisa lihat skema berikut ini
39
Media informasi seperti internet, komputer, televisi, radio, majalah, surat kabar maupun media lainnya dapat dijadikan bahan media pembelajaran yang dapat membantu penyampaian materi oleh instruktur atau tutor. Diharapkan warga belajar dapat memahami materi yang disampaikan bahkan mampu mengembangkannya lebih lanjut. Hal tersebut bisa kita lihat dalam sebuah pelatihan yang berbasis Media Informasi - Internet - Komputer - Televisi - Radio - Majalah - Surat kabar dll -Instruktur - Pendidik/guru - pembimbing - praktisi PNF -Penyampaian materi - penerapan dan pengembangan
40 online maupun offline yang menggunakan media tertentu. Bagaimana caranya? Kita akan bahas pada pembahasan berikutnya dalam pembahasan mengenai penerapan blended learning pada dunia pendidikan non formal pada era informasi. Berbicara mengenai era informasi yang saat ini sudah menjamur dikalangan masyarakat, hal ini pun sedikit akan kita bahas tentang pemanfaatannya dalam bidang pendidikan terutama pendidikan non formal. Media yang saat ini banyak kita jumpai sehari-hari mungkin akan lebih bermanfaat jika media tersebut dapat membuat masyarakat lebih baik. Mengapa? Kita tahu ketika teknologi informasi yang semakin pesat ini, arus informasi yang positif maupun yang negatif juga dapat diakses dengan mudah. Kita akan bagi menjadi 2 kategori informasi yang didapat pengguna teknologi informasi (kita ambil contoh internet)
41
Hal yang bersifat Positif 1. Sebagai media informasi untuk pembelajaran Contoh : a. Informasi tambahan mata pelajaran sekolah b. Informasi tentang keterampilan tertentu Misalnya : - Tutorial alat musik gitar - Tutorial animasi - Tutorial hijab dll 2. Peningkatan sumber daya manusia Misalnya : Pak Rofiqi adalah pemilik perusahaan, pada kesempatan khusus ia meminta seluruh karyawannya untuk mempelajari keterampilan baru yaitu keterampilan marketing melalui sistem online. Ia mewajibkan seluruh karyawannya untuk mengikuti pelatihan di lembaga pelatihan dengan tujuan karyawan- karyawannya memiliki kemampuan yang lebih dalam hal marketing. 3. Pemberian informasi berkaitan dengan pekerjaan tertentu Misalnya : - Lowongan pekerjaan - Peluang usaha dll Hal yang bersifat negatif Sebenarnya yang harus digaris bawahi dalam hal-hal yang bersifat negatif adalah mental para pengguna teknologi informasi seperti : 1. Menghabiskan waktu Pengguna teknologi informasi seperti twitter atau sejenisnya jika tidak dapat memanajemen diri akan lebih sering menghabiskan waktu untuk hal itu 2. Penyimpangan tertentu Penyimpangan ini bisa berupa pelanggaran seperti video porno, doktrin- doktrin yang tidak sesuai dengan aturan negara dsb.
42
Apakah Teknologi informasi itu baik? Pada dasarnya teknologi itu dikembangkan untuk mempermudah manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Pemanfaatan teknologi yang bijak mampu membuat manusia dapat mencukupi kebutuhan hidupnya. Akan tetapi jika manusia itu sendiri sudah malas dan ketergantungan dengan teknologi, ini adalah hal yang sangat berbahaya bagi manusia itu sendiri. Mengapa? Kita bisa kegiatan sehari-hari manusia yang tidak dapat memanajemen dirinya sendiri atau bisa dikatakan ketergantungan dengan teknologi contohnya adalah ketika berbelanja dengan jarak 100 meter saja menggunakan sepeda motor, berkomunikasi dengan teman sebaya yang jaraknya hanya 200 meter saja menggunakan handphone atau sejenisnya. Hal inilah yang terkadang manusia menyalahkan teknologi, padahal tujuan
43 pengembangan teknologi adalah untuk memudahkan manusia. Terlepas dari permasalahan tentang hal tersebut, kita kaitkan dengan teknologi informasi, apakah baik? Menurut saya teknologi informasi sangat baik, karena meberikan informasi yang membuat manusia modern lebih mengerti/lebih update tentang informasi yang dibutuhkan. Mengapa banyak pihak yang menganggap informasi itu tidak baik? Karena banyak manusia yang tidak dapat memanajemen dirinya sendiri dalam arus pesatnya perkembangan teknologi informasi. Apakah Teknologi baik dalam dunia pendidikan? Dilihat dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa teknologi informasi baik, bagaimana dengan penggunaan teknologi di dunia pendidikan? Sebelum kita simpulkan lebih dalam, kita bisa simak sebuah cerita nyata berikut :
44 Cerita 1 Kasus pertama ini tentang seorang teman penulis yang senang sekali mempelajari tentang ilmu astronomi. (Nama samaran: Klepun) Mas Klepun adalah mahasiswa dari jurusan geografi, dalam kuliah yang ditekuninya ia sangat terobsesi dengan dunia astronomi, setiap hari ia mencari berbagai informasi tentang astronomi dari mencari informasi di internet hingga membeli buku tentang teleskop, bintang dll. Akan tetapi semua informasi yang didapatkan lebih banyak ia dapatkan dari smartphonenya karena dia bisa bereksplorasi dengan adanya aplikasi sejenis stellarium di smartphonenya. Setelah ia belajar dari informasi yang didapatkannya ia pun sering mengajak diskusi teman- temannya untuk membahas lebih lanjut.
45 Cerita 2 Pada kisah kedua ini adalah kisah teman dari penulis yang sangat terobsesi dengan dunia sejarah khususnya sejarah praaksara seperti jaman kerajaan, maupun masa purbakala (atlantis dll). Teman saya yang satu ini memang begitu serius mencari informasi dari media/teknologi internet ataupun media lain untuk memperdalam ilmunya dalam bidang sejarah. Cerita 3 Ini adalah cerita yang dialami penulis sendiri
Penulis adalah mahasiswa di jurusan pendidikan luar sekolah(pendidikan non formal) universitas negeri semarang. Penulis sangat suka dengan pengembangan media edukasi khususnya untuk dunia pendidikan non formal. selain itu penulis juga berusaha mengikuti sebuah komunitas animasi
46 3D kota semarang. Dengan adanya internet semua tutorial dari youtube dapat diunduh dan dipelajari. Tak hanya mengunduh tutorial, penulis juga mencoba berbagi ilmu lewat tutorial yang dibuat sendiri sebagai sarana belajar untuk menjadi seorang pendidik. Dari 3 cerita tersebut kita bisa tahu apakah teknologi itu baik/tidak untuk dunia pendidikan. Menurut pengalaman penulis ada beberapa dampak positif dan negatif dari penggunaan teknologi dalam dunia pendidikan : Dampak positif - Kreatif - Belajar hal baru - Peningkatan pembelajaran - Pembelaajaran yang semakin nyata
47 Dampak Negatif - Malas - Ketergantungan Teknologi dalam dunia pendidikan memiliki dampak baik selama penggunaan teknologi sesuai dengan kebutuhan tentang informasi dunia pendidikan. Pendidikan Non Formal Era Informasi Pendidikan non formal selalu berkembang baik dalam hal model pembelajarannya ataupun medianya. Ketika kita melihat masa-masa dahulu, pendidikan non formal yang kita ketahui hanyalah sebatas pendidikan untuk buta aksara saja. Akan tetapi semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan kebutuhan tentang keterampilan. Pendidikan non formal tidak hanya menangani permasalahan buta aksara, tapi memiliki peran penting dalam peningkatan sumber daya manusia. Mengapa?
48 Lembaga pendidikan formal yang cenderung bersifat kognitif membuat kebutuhan masyarakat tentang keterampilan baru untuk memecahkan kehidupan sehari-hari mereka. Sedikit kritik tentang pendidikan formal yang selama ini terjadi adalah tidak adanya hubungan materi pelajaran yang ada di bangku sekolah formal dengan kebutuhan sehari-hari. Contohnya ketika belajar matematika kita selalu dituntut untuk mengerjakan soal dengan cara yang sudah ada dalam buku. Ketika ada siswa yang memiliki cara mengerjakan dengan cara yang berbeda mungkin dia dianggap bodoh atau sejenisnya. Inilah ketika sebuah lembaga pendidikan formal tidak menghargai betapa pentingnya kreativitas siswanya. Selain itu kita bisa lihat (mohon maaf) menururnnya moral siswa-siswa jaman sekarang. Penulis pernah melihat adanya tawuran antar pelajar dikalangan sekolah menengah, dan juga sering mendengar berita dari berbagai media tentang
49 maraknya pergaulan bebas dikalangan remaja usia sekolah. Mengapa hal ini terjadi? Menurut penulis keadaan yang tidak sama antara teori yang berada dibangku sekolah dengan hal dikehidupan nyata membuat keadaan negatif muncul. Kok bisa? Bisa, karena ketika murid selalu diajarkan tentang mengejar nilai untuk lulus ujian nasional, sebenarnya murid tersebut kehilangan banyak hal dari hidupnya, yaitu a. Pengalaman berpetualang Ketika seorang murid hanya diberikan materi untuk mengejar nilai, ia hanya akan fokus untuk mengejar nilai, dan mengabaikan kemampuan terpendam dalam dirinya. Hari ini seorang murid diajarkan untuk mendapat nilai 9, ia akan selalu mencari cara agar mendapat nilai 9, bukan cara untuk meningkatkan kemampuan yang ada didalam dirinya.
50 Ketika siswa-siswa diberikan pengertian orang sukses itu memiliki nilai 9, kerjanya menjadi pegawai pemerintah, siswa-siswa tersebut akan kehilangan pengalaman berpetualangnya(memaksimalkan potensi diri). Seluruh hidupnya akan selalu terkonsep bahwa ia harus mendapatkan nilai 9, dan harus menjadi pegwai pemerintahan. Akan tetapi mereka lupa bahwa mereka juga harus memaksimalkan potensi diri mereka yang sebenarnya merupakan potensi yang akan menjadikan siswa-siswa tersebut benar-benar merasakan petualangan yang akan memberi konsep baru dalam pola pikir yaitu Kembangkanlah potensi dirimu, bukan kejar nilai 9 b. Kurangnya Moral/Moral semakin turun
51 Ketika murid hanya diajarkan untuk mencari nilai 9, ia hanya akan mencari nilai 9, bukan untuk menjadi orang yang berguna dimasyarakat. Yang ada dalam otaknya adalah nilai, nilai dan nilai. Tak heran jika sekarang maraknya tawuran pelajar hingga (mohon maaf) aborsi yang mungkin sudah menjadi gaya baru pelajar jaman sekarang. Membahas moral, ketika di bangku sekolah hanya diajarkan konsep teori, akan ada dampak pula ketika konsep teori tersebut kurang bisa dipahami oleh pelajar yang seharusnya belajar dengan cara yang menyenangkan. Belajar bukan menjadi suatu kebutuhan untuk mengembangakn potensi atau pengetahuan, akan tetapi belajar adalah sarana untuk mendapat nilai 9. Benarkah? c. Kurang Peka Terhadap Lingkungan Sekitar
52 Pagi hari sudah dihadapkan dengan rumus-rumus yang begitu menakutkan untuk dilihat, siangnya tetap harus menghafal teori-teori dan akhirnya para siswa pun hanya mengenal teori yang ada disekolah sehingga mereka kurang peka terhadap lingkungan sekitar. Hal ini bisa dilihat ketika keadaan lingkungan sekitar misalnya ketika membeli suatu barang, kita kadang harus mengantri dalam membeli, kemudian ketika kita harus berhubungan dengan orang lain kita juga harus tahu bagaimana berkomunikasi, namun apakah pernah pembaca membayangkan bagimana kalau mereka tidak diajarkan nilai-nilai yang sebenarnya begitu penting dalam kehidupan sehari- hari? Kejujuran, kedisiplinan (contohnya mengantri), kerukunan dll tidak diperhatikan, hasilnya jangan heran ketika
53 banyak pelajar yang sering tawuran daripada sering membantu orang lain. Hal-hal yang sudah kita bicarakan tadi adalah tentang sedikit kritik untuk pendidikan formal. bagaimana dengan pendidikan non formal? Penulis sedikit tidak setuju dengan pernyatan Pendidikan non formal digunakan sebagai pelengkap, ataupun pendiidkan non formal sebagai sarana untuk kalangan yang terbelakang. Menurut penulis pendidikan non formal adalah pendidikan yang menggali kreativitas yang dapat dihubungkan manfaatnya dengan pendidikan formal, pendidikan formal dan pendidikan non formal tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Pendidikan formal sangatlah penting untuk memberikan pengetahuan yang
54 memang dibutuhkan dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sedangkan pendidikan non formal memiliki manfaat dalam peningkatan keterampilan dan kreativitas yang tidak dapat dipelajari dalam pendidikan formal. Bagaimana hubungan antar keduanya? Bisa kita simak berikut ini
Pendidikan Formal: - Pengetahuan - Kognitif
Pendidikan Non formal - Keterampilan - Psikomotor - afektif
55
Kita bisa lihat tentang saling berhubungannya pendidikan formal dan non formal, tapi kali ini kita akan membahas tentang pembaharuan dalam dunia pendidikan non formal, mengapa? Karena kita sudah tahu bagaimana pelaksanaan pendidikan formal. Dan kali ini penulis berusaha memberi gambaran umum tentang pendidikan non formal era informasi. Pendidikan non formal memang sering disepelekan, baik dari segi lembaganya, pamongnya ataupun materinya. Selama ini yang masyarakat tahu tentang lembaga pendidikan non formal hanya berupa SKB (Sanggar kegiatan belajar) yang hanya mengajarkan Paket B dan Paket C. Akan tetapi sebenarnya pendidikan non formal tidak hanya sebatas itu (kita sudah membahas tentang pendidikan non formal pada pembahasan sebelumnya).
56 Pendidikan non formal juga dapat sedikit dimodifikasi dengan perkembangan teknologi terkini, yaitu teknologi informasi. Perkembangan teknologi informasi yang semakin canggih juga mempengaruhi model pembelajaran pendidikan. Dengan adanya teknologi informasi yang semakin pesat, akses informasi yang nantinya akan digunakan sebagai sara belajar akan lebih mudah untuk didapatkan. Ketika pembelajaran dengan meanfaatkan perkembangan teknologi, proses belajar pun tidak lagi mengkhawatirkan waktu, biaya ataupun jarak. Mengapa? Jawabannya akan kita bahas pada pembahasan berikutnya.
57 BAGIAN 2 SEKILAS TENTANG BLENDED LEARNI NG Apa itu Blended Learning? Sebelum kita berbicara lebih lanjut tentang pembahasan utama yaitu Blended Learning, kita akan melihat beberapa contoh nyata dalam kehidupan sehari-hari yang sebenarnya jika dikembangkan lebih janjut dalam dunia pendidikan hal tersebut akan menjadi hal yang baik, akan tetapi masyarakat/guru belum mengerti bagaimana cara memanfaatkan hal tersebut. Kita berbicara lagi mengenai teknologi, kenapa teknologi? Karena Blended Learning identik dengan pengembangan media/teknologi dalam pembelajarannya. Pada era yang serba modern ini kita tak bisa terpisahkan dengan perkembangan teknlogi yang
58 semakin pesat. Dalam perkembangan teknologi pun dapat diaplikasikan sebagai sarana dalam belajar/pembelajaran, mengapa? Karena dengan teknologi pembelajaran akan lebih mudah dan nyata. Kita bisa lihat teknologi sederhana sebagai media edukasi yaitu alat peraga buah-buahan yang biasanya digunakan oleh pendidik TK untuk mengenalkan nama buah-buahan untuk peserta didik. Dari hal ini kita tahu bagaimana peran teknologi dalam penyampaian materi ataupun sebagai media edukasi. Bayangkan jika seorang pendidik tak mampu memberikan contoh nyata dari pembelajaran yang sedang berlangsung. Sedikit pengamatan tentang pola pembelajaran yang terjadi adalah tidak adanya contoh nyata dari pembelajaran yang berlangsung. Misalnya ketika pelajaran SD yang berkaitan tentang konduktor dan isolator, biasanya guru akan langsung memberikan pengertian konduktor dan isolator dengan contoh yang ada dibuku. Sebenarnya jika
59 menggunakan contoh nyata akan lebih memudahkan siswa dalam memahami konsep materinya. Konduktor adalah penghantar panas yang baik, disekitar kita banyak sekali konduktor contohnya besi. Sedangkan isolator adalah penghambat panas yang buruk contohnya adalah plastik. Dari kasus tersebut guru tak harus membeli berbagai perlengkapan mahal untuk memberikan contoh nyata dari pelajaran yang sedang berlangsung. Guru bisa membawa plastik atau besi kedalam kelas untuk ditujukan kepada siswa sebagai contoh dari konduktor dan isolator. Pemanfaatan benda disekitar kita sebagai media edukasi adalah bagian dari pengembangan media edukasi. Mengapa? Karena pada dasarnya teknologi dalam pengembangan media edukasi sebenarnya dapat dilakukan dengan cara yang inovatif dan kreatif. Inovatif dan kreatif bisa diartikan sebagai cara untuk memaksimalkan keterbatasan yang dimiliki. Keterbatasan dalam pengembangan
60 media ini bisa diambil contoh adalah keterbatasan tentang biaya. Tak harus membeli perlengkapan yang mahal untuk menciptakan inovasi dalam pembelajaran, tapi tentang bagaimana memaksimalkan keterbatasan yang ada. Kita sudah membahas tentang teknologi dalam dunia pendidikan. Selanjutnya sesuai dengan pembahasan dalam bagian ini adalah tentang Blended Learning. Apa itu blended learning? Secara umum Blended Learning dapat didefinisikan sebagai suatu pembelajaran yang menggunakan media tertentu untuk mengajarkan materi kepada warga belajar atau yang mengkombinasikan dengan tatap muka sehingga dalam pembelajaran ini dapat memunculkan kemandirian warga belajar untuk terus belajar. Semler menegaskan dalam Husamah (2014:11) bahwa Blended Learning mengkombinasikan aspek
61 terbaik dari pembelajaran online, aktivitas tatap muka terstruktur, dan praktek dunia nyata. Blended Learning memiliki penerapan yang mengkombinasikan media tertentu agar memudahkan penyampaian materi kepada warga belajar. Menurut Husamah Blended Learning memiliki kategori yaitu : a. hybrid learning Pada pembelajaran model ini memungkinkan untuk menggunakan media seperti internet sehingga dapat mengurangi frekuensi tatap muka antara tutor/instruktur dalam memberikan materinya tetapi tidak menghilangkan tatap muka antara instruktur/tutor dengan warga belajar. Pada pembelajaran ini instruktur tidak harus bertatap muka secara langsung. Sehingga warga belajar meanfaatkan media tertentu untuk mendapat materi yang akan dipelajari maupun dikembangkan.
62 Kenapa harus hybrid learning? Sering kali ketika seorang individu ingin mengembangkan keterampilan tertentu ia akan bersusah payah dalam belajar. Tapi juga ada yang hanya berkata ah, tidak ada waktu untuk belajar, tempat kursus kan jauh dari rumahku . Dengan adanya hybrid learning materi dapat diakses kapan saja, sehingga hal ini akan memudahkan juga untuk seseorang yang sudah bekerja tapi ingin mengembangkan potensi dirinya yang mungkin tidak tersalurkan di dunia kerjanya.
Untuk lebih jelasnya tentang hal ini bisa dilihat pada skema berikut ini :
63
Keterangan : 1. Instruktur (bisa mewakili lembaga pendidikan tertentu ) memanfaatkan media seperti internet/CD Interaktif dalam penyampaian materi. 2. Warga belajar yang menjadi sasaran belajar materi yang sudah diberikan untuk memahami dan mengembangkannya sendiri. 3. Jika ada hal-hal tertentu warga belajar dapat bertemu dengan tutor/instruktur. Media : - Internet - CD Interaktif Warga belajar: - Belajar - Mengembang kan materi a. Tutor/pamong belajar/instruktur/ pembimbing/guru b. Jika ada hal-hal tertentu warga belajar dapat bertemu dengan tutor/instruktur
64
b. Peningkatan bentuk aktivitas tatap muka (face-to-face). Blended Learning merujuk pada pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam aktivitas tatap muka ataupun pembelajaran, baik dengan memanfaatkan jejaring terikat (web- dependent) maupun jejaring-pelengkap (web- supplemented) yang tidak mengubah model aktivitas belajar mengajar. Blended Learning dapat pula digunakan sebagai pelengkap dalam proses belajar mengajar dalam dunia pendidikan non formal. Secara umum kita mengetahui beberapa karakteristik Blended Learning yaitu : 1. Pembelajaran menggabungkan berbagai macam cara penyampaian materi ajar, model pengajaran, gaya hingga teknologi tertentu atau media tertentu dalam proses
65 pembelajarannya. Blended Learning pun dapat dilakukan secara maksimal agar proses pembelajarannya mempunyai hasil yang maksimal 2. Pembelajaran berbasis media serta teknologi khususnya teknologi informasi, maksudnya Blended Learning mampu menggabungkan proses pembelajaran dengan menggunakan media online dengan metode konvensional lainnya. 3. Instruktur atau pembimbing menjadi fasilitator, sehingga warga belajar mampu belajar secara mandiri hingga belajar dalam mengembangkan materi yang telah didapatkan.
66 Bagaimana Blended Learning diterapkan? Semakin pesatnya teknologi informasi, Blended Learning semakin pula dibutuhkan, mengapa? Blended Learning dibutuhkan pada saat-saat seperti berikut : a. Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Keefektifan waktu Pada saat-saat tertentu, proses belajar mengajar memungkinkan untuk tidak secara tatap muka. Pembelajaran pun bisa dilakuakan dengan cara memanfaatkan teknologi seperti internet. Sehingga hal ini mampu mengatasi permasalahan- permasalahn tertentu dalam belajar mengajar seperti :
67 - Jarak - Biaya - Waktu dll b. Proses Komunikasi Secara Kontinyu Proses belajar mengajar dalam pelaksanakannya tidak hanya dilakukan pada satu waktu. Akan tetapi proses belajar mengajar dapat dilakukan dalam waktu yang banyak. Sehingga terjadi komunikasi antara instruktur dengan tutor. Dengan adanya komunikasi dalam pembelajaran hal ini pun akan memacu warga belajar/peserta didik dalam pemahaman materi yang nantinya dapat dikembangkan atau diaplikasikan.
68 c. Mengatasi Permasalahan warga belajar terkait menyampaikan pendapat Terkadang warga belajar tidak berani menyampaikan pendapat secara langsung, maka dengan Blended Learning warga belajar berani menyampaikan pendapatnya melalui media tertentu dalam proses belajar mengajar. Dengan proses ini diharapkan pembelajaran dapat terjadi secara kontinyu. Jika pembelajaran terjadi secara kontinyu seorang individu yang belajar akan memiliki pola pembiasaan/habits yang nantinya warga belajar akan dapat memiliki kemampuan dari pembiasaan/habits yang dilakukan secara kontinyu. d. Mengatasi permasalahan belajar terkait jarak
69 Terkadang pada suatu saat dibutuhkan pembelajaran jarak jauh. Blended Learning mampu mengatasi permasalahan ini, dengan pesatnya teknologi informasi pun akan memudahkan dalam pebelajara jarak jauh. e. Pembelajaran Secara Mandiri Dengan adanya Blended Learning akan memungkin untuk warga belajar dalam belajar mandiri. Dengan melakukan belajar mandiri, warga belajar akan mampu memiliki pembiasaan dan pengalaman yang begitu penting untuk memahami serta mengembangkan materi yang telah ia dapat.
70 Secara umum, pemaparan singkat tersebut dari penulis tentang Blended Learning yang memiliki karakteristik yang begitu berbeda dari pembelajaran konvensional. Hal apa saja yang menjadi keunggulan dan kekurangan blended learning? Mengenai keunggulan dan kekurangan blended learning bisa kita lihat sebagai berikut : Keunggulan a. Independent Learning Warga belajar dapat dengan mudah belajar secara leluasa untuk mengembangkan imajinasinya secara luas. Dengan kata lain, warga belajar diberikan kesempatan untuk
71 mengembangkan materi secara mandiri, sehingga warga belajar memiliki pengalaman dan pembiasaan terkait materi yang didalami. b. Pemanfaatan Majunya Teknologi Informasi Dengan majunya teknologi informasi, manusia modern pun dituntut untuk memaksimalkan kemampuan dalam hal ini. blended learning dapat dimanfaatkan sebagai sarana untuk menguasai teknologi informasi agar tetap mampu mengakses informasi secara baik dan akurat. Dengan adanya model ini, warga belajar secara tidak langsung akan diajarkan tentang pemanfaatan teknologi informasi. c. Mengatasi permasalahan belajar terkait jarak maupun waktu Pada suatu saat dibutuhkan pembelajaran jarak jauh. Blended Learning mampu mengatasi permasalahan ini, dengan pesatnya teknologi
72 informasi pun akan memudahkan dalam pebelajara jarak jauh. Selain itu Pada saat-saat tertentu, proses belajar mengajar memungkinkan untuk tidak secara tatap muka. Pembelajaran pun bisa dilakuakan dengan cara memanfaatkan teknologi seperti internet. Sehingga hal ini mampu mengatasi permasalahan-permasalahn tertentu dalam belajar mengajar. d. Proses Komunikasi Secara Kontinyu Proses belajar mengajar dalam pelaksanakannya tidak hanya dilakukan pada satu waktu. Akan tetapi proses belajar mengajar dapat dilakukan dalam waktu yang banyak. Sehingga terjadi komunikasi antara instruktur dengan tutor. Selain itu terkadang warga belajar tidak berani menyampaikan pendapat secara langsung, maka dengan Blended Learning warga belajar berani menyampaikan pendapatnya melalui media tertentu dalam proses belajar mengajar.
73 e. Ketika begitu maraknya kasus maupun isu-isu negatif tentang perbuatan kurang terpuji yang dilakukan oknum-oknum tertentu dari pihak sekolah, blended learning dapat dijadikan solusi yang jelas dalam persoalan ini. Kekurangan : Pemanfaatan media yang diperlukan begitu kompleks, sehingga terkdang dalam penerapannya sangat sulit diaplikasikan apabila sarana dalam proses belajar maupun mengajar tidak mendukung. Apabila medianya beraneka ragam, hal ini akan berdampak pula pada lembaga pendidikan non formal yang tidak memiliki penguasaan teknologi canggih/teknologi yang diharapkan.
74 Bagaimana cara memaksimalkan blended learning dalam keterbatasannya?
75 BAGIAN 3 Blended Learning dan Pendidikan Non Formal Era Informasi 1. Konsep Blended Learning Semler menegaskan dalam Husamah (2014:11) bahwa Blended Learning mengkombinasikan aspek terbaik dari pembelajaran online, aktivitas tatap muka terstruktur, dan praktek dunia nyata. Sistem pembelajaran online, latihan di kelas, dan pengalaman on-the-job akan memberikan menggunakan pendekatan memberdayakan berbagai sumber informasi yang lain. Selain itu Moebs dan Weibelzahl mendefinisikan dalam Husamah (2014:12) Blended Learning sebagai pencampuran antara online dan pertemuan tatap muka dalam suatu aktivitas pembelajaran yang terintegrasi.
76 Secara umum Blended Learning dapat didefinisikan sebagai suatu pembelajaran yang menggunakan media tertentu untuk mengajarkan materi kepada warga belajar atau yang mengkombinasikan dengan tatap muka sehingga dalam pembelajaran ini dapat memunculkan kemandirian warga belajar untuk terus belajar. Menurut Husamah (2014:15) dalam bukunya Pembelajaran Blended Learning,Blended Learning memiliki dua kategori utama, yaitu : a. Peningkatan bentuk aktivitas tatap muka (face-to-face). Banyak pengajar menggunakan istilah Blended Learning untuk merujuk pada penggunaan teknologi informasi dan komunikasi dalam aktivitas tatap muka, baik dengan memanfaatkan jejaring terikat (web- dependent) maupun jejaring-pelengkap (web- supplemented) yang tidak mengubah model aktivitas.
77 b. Pembelajaran campuran (hybrid learning) Pembelajaran model ini mengurangi aktivitas tatap muka tapi tidak menghilangkannnya, sehingga memungkinkan peserta diidk untuk belajar secara online. Sesuai yang dijelaskan oleh Husamah, kita bisa mengetahui proses dari blended learning kedalam 3 komponen, yaitu : 1. Penggunaan E-Learning Online Penggunaan E-Learning Online dapat dilakukan dengan banyak cara ataupun kegiatan. Contoh sederhanya proses ini warga belajar diberikan materi yang nantinya akan didownload untuk dipelajari, kemudian warga belajar akan berinteraksi lebih lanjut dengan instruktur atau tutor dengan media Online.
78 2. Penggunaan E-Learning Offline Penggunaan E-Learning Offline dapat dilaksanakan dengan media yang dapat juga melibatkan keaktifan dari warga belajar. Contoh dari penerapan E-Learning Offline adalah : - Video pembelajaran - Presentasi - Multimedia interaktif 3. Kombinasi E-Learning Offline dan E- Learning Online Dalam proses ini terjadi kombinasi antara E-Learning Offline dan E-Learning Online, dalam pelaksanaannya warga belajar dapat belajar secara Online maupun Offline. Dengan kombinasi diantara keduanya akan memudahkan warga belajar dalam memahami hingga mengembangkan materi.
79 2. Gambaran Proses Pendidikan Non Formal Dengan Blended Learning 2.1 Pola-pola Pendekatan Belajar Pada Pendidikan Non Formal Menurut Siswanto(2011:52) Pola pendekatan belajar untuk kegiatan pendidikan non formal seperti pelatihan atau kursus singkat. Pola pendekatan tersebut antara lain : a. Resource based learning ( Belajar Berbasis Sumber) Pendekatan belajar berbasis sumber tidak lagi menjadikan pelatih atau pendidik sebagai sumber beljar satu- satunya. Aktivitas peserta dalam belajar memanfaatkan segala sumber yang bisa diakses. b. Mastery learning (Belajar Tuntas) Pendekatan belajar tuntas artinya penguasaan penuh semua materi yang
80 diperlajari. Diidentifikasi bahwa faktor- faktor yang mempengaruhi prestasi belajar sehingga dicapai penguasaan penuh adalah : 1. Bakat 2. Mutu pembelajaran 3. Kesanggupan mengikuti pembelajaran 4. Ketekunan belajar 5. Waktu yang tersedia untuk belajar
c. Free learning (Belajar Bebas) Semua aktivitas pembelajaran mengutamakan pengembangan pribadi bebas, berani, bertanggung jawab tanpa terikat oleh pendapat keinginan, harapan apalagi paksaan dari pihak lain. d. Self motivated learning (Belajar Mandiri) Upaya untuk membangun motivasi perlu dilakukan unttuk menggiatkan cara
81 belajar efektif. Hal itu bisa dilakukan dengan memberi informasi yang lengkap tentang manfaat kompetensi bagi para . Pada self motivated learning (Belajar Mandiri) memiliki ciri-ciri sebagai berikut : a. Warga belajar tidak tergantung orang lain termasuk pelatih b. Tukar pengalaman lebih disenangi peserta atau c. mengarahkan diri sendiri d. Semua masalah diupayakan pemecahannya sendiri e. Berbuat dalam belajar selalu lebih baik daripada mendengarkan Metode-metode pembelajaran yang bisa dipertimbangkan untuk digunakan dalam Pendidikan non formal yang bisa pelatihan ataupun kursus adalah :
82 a. Ceramah
Metode pembelajaran ceramah adalah penerangan secara lisan tentang suatu materi bahan kepada sekelompok pendengar ataupun siswa untuk memahami suatu materi dengan tujuan bisa menguasai materi tersebut. b. Pengayaan Proses yang diberikan kepada individu atau kelompok untuk memberikan materi tambahan agar memiliki wawasan yang lebih. c. Diskusi kelompok Diskusi kelompok dilakukan oleh dua orang atau lebih untuk bertukar pendapat tentang suatu permasalahan. d. Diskusi kelas Diskusi kelas dilakukan untuk bertukar pendapat dalam permasalahan yang sedang
83 dibicarakan dalam sebuah kelas, agar siswa dapat menemukan informasi. e. Diskusi panel Diskusi panel dilakukan dengan cara menggunakan narasumber yang berbeda ilmu dengan tujuan untuk melihat sudut pandang dalam permasalahan tertentu. f. Demonstrasi Demonstrasi dilakukan dengan cara seorang individu melakukan sebuah tindakan yang menunjukan tindakan atau keadaan tertentu, sehingga orang lain akan mengetahui hal tersebut dan dijadikan sebagai bahan pembelajaran. g. Penugasan individual Penugasan individual dilakukan dengan memberi sebuah tugas atau kegiatan kepada seorang individu untuk mengerjakannya sehingga individu tersebut akan belajar. h. Penugasan kelompok
84 Penugasan kelompok dilakukan dengan memberi sebuah tugas atau kegiatan kepada seorang individu untuk mengerjakannya sehingga dalam kelompok tersebut terjadi tukar pemikiran. i. Pemecahan masalah Pemecahan masalah dilakukan untuk merangsang daya pikir warga belajar agar warga belajar mampu menemukan solusi tentang permasalahan yang dihadapkan. j. Simulasi Kegiatan yang menunjukkan seakan-akan warga belajar berhadapan dengan sebuah permasalahan tertentu.
85 2.2 Fungsi Blended Learning Dalam Pendidikan Non Formal 2.2.2 Fungsi Motivasi Siswanto (2013:47) Menyimpulkan motivasi adalah suatu dorongan dalam diri seseorang. Dorongan itu ditandai adanya dorongan afeksi dari reaksi-reaksi dalam mencapai tujuan. Tafsirannya adalah : (1) Motivasi dimulai adanya perubahan dari seseorang. (2) Motivasi ditandai dengan dorongan afeksi. Bisa kuat bisa tidak seberapa kuat. Dorongan afeksi yang kuat mudah teramati dalam perilaku, sedangkan yang kurang sulit dicermati. (3) Motivasi ditandai oleh reaksi-reaksi mencapai tujuan. Dalam hal ini motivasi bisa diartikan sebagai dorongan yang terdapat dalam diri seseorang untuk melakukan hal-hal yang menjadi tujuan, sehingga seseorang
86 berperilaku untuk mencapai tujuan tersebut hingga tercapai. Motivasi mampu mendorong seseorang untuk melakukan hal-hal untuk meraih tujuannya. Dengan dorongan tersebut seorang individu mampu berperilaku yang diharapkan mampu untuk meraih tujuannya tersebut. Motivasi pada umumnya memiliki siklus. Motivasi timbul memicu perilaku seseorang untuk mencapai tujuan. Setelah tujuan tersebut sudah tercapai motivasi akan berhenti. Motivasi akan kembali pada keadaan semula apabila ada sesuatu kebutuhan lagi. Hingga demikian motivasi dapat digambarkan berupa siklus. Bagaimana hubungannya dalam Blended Learning Sebagai fungsi motivasi? Kita telah mengetahui bahwa motivasi adalah dorongan yang terdapat dalam diri seseorang untuk melakukan sesuatu. Bagaimana dengan blended learning dalam fungsi motivasi ini?
87 Haris Mujiman menjelaskan dalam Siswanto (2013:58) bahwa yang dimaksud dengan teknik motivasi adalah teknik membangun motivasi belajar dalam pendidikan non formal. Sajian ini mengacu pada kerangka model pengembangan motivasi. Dalam hal seperti ini motivasi belajar memberikan efek pada seorang individu ataupun untuk berbuat. Jika motivasi tinggi akan melakukan sebuah perilaku berlajar, apabila motivasi lemah maka tidak akan ada perilaku belajar. Menurut Haris Mujiman dalam Siswanto (2013:58) ada delapan faktor yang berpengaruh pada pertumbuhan motivasi belajar. Faktor-faktor itu adalah : a. Pengalaman tentang manfaat belajar b. Kebutuhan belajar c. Kemampuan melakukan aktivitas belajar d. Kesenangan terhadap ide melakukan belajar e. Pelaksanaan aktivitas belajar f. Hasil belajar
88 g. Kepuasan terhadap hasil belajar h. Karakteristik pribasi dan lingkungan.
Blended Learning dan fungsi motivasi Dari pemaparan tersebut, kita bisa mengetahui bagaimana blended learning memiliki fungsi motivasi dalam pendidikan non formal. Adapun penjelasan lebih lanjutnya sebagai berikut. a. Pengalaman tentang manfaat dan kebutuhan belajar Dengan menggunakan model blended learning seorang warga belajar akan mudah menemukan pengalaman tentang manfaat belajar yang sedang atau sudah mereka lakukan. Dengan menemukan pengalaman tentang manfaat belajar seorang individu akan mempunyai rasa butuh belajar lebih. Hal ini menunjukkan bahwa dengan model blended
89 learning /individu memiliki motivasi belajar yang lebih untuk menguasai sebuahn materi yang ingin mereka kuasai. Sehingga dapat digambarkan seperti berikut Blended Learning
b. Kesenangan belajar yang berdampak pada hasil belajar Dengan menggunakan model blended learning kita sudah mengetahui tentang manfaat serta keunggulan dari blended learning yang sudah kita bahas. Dari hal tersebut kita dapat mengetahui bahwa blended Materi Warga belajar - Pengalaman dan manfaat belajar - kebutuhan belajar
90 learning pada dasarnya memungkinkan warga belajar senang dalam belajar karena warga belajar dapat mengembangkan ide sesuai imajinasi ataupun keinginan mereka. Ketika individu merasa senang belajar, hal itu akan memungkinkan seorang individu melakukan repetisi-repetisi dalam belajar, sehingga dalam hal ini terbentuklah kebiasaan belajar yang secara terus menerus. 2.2.3 Fungsi Belajar Mandiri Konsep belajar mandiri dalam pendidikan non formal Siswanto (2013:27) menjelaskan dalam bahwa pendekatan belajar mandiri (self motivated learning) adalah suatu aktivitas yang dilakuakn agar terjadi belajar aktif bagi seoarang individu/warga belajar dalam rangka memperoleh dan memahami suatu ilmu pengetahuan. Dalam hal ini diperlukan
91 motivasi yang sangat kuat dari dalam diri individu tersebut untuk terus melakukan proses belajar secara terus menerus. Tanpa motivasi belajar mandiri tidak akan bisa terjadi. Setelah kita lihat pada bagian fungsi motivasi kita bisa menghubungkannya dengan konsep belajar mandiri. Dalam motivasi belajar, apabila seorang individu/kelompok (bisa dikatakan sebagai warga belajar) memiliki kemauan untuk belajar lebih hal ini akan memungkinkan terjadinya belajar secara mandiri. Ciri-ciri jika warga belajar sudah menerapkan belajar mandiri adalah sebagai berikut : a. Pembelajaran secara terus menerus b. Tidak ada paksaan dari pihak lain c. Pemahaman dan pengembangan materi
92 dilakukan oleh individu tanpa adanya ketakutan. d. Terjadinya sharing ataupun aktivitas belajar yang aktif. Dari pemaparan tersebut, kita bisa mengetahui bagaimana blended learning memiliki fungsi belajar mandiri dalam pendidikan non formal. Dan fungsi tersebut memiliki keterkaitan dengan fungsi motivasi.
Untuk mengetahui bagaimana konsep belajar mandiri berbasis Blended Learning, hal ini dapat dijelaskan dengan cara melihat dari bagaimana proses Blended Learning yang terdapat dalam lembaga kursus tertentu (misalnya kursus keterampilan komputer)
93 Berikut adalah skema belajar mandiri berbasis E-Learning Online, ataupun E-Learning Offline yang nantinya dapat pula dikombinasikan dalam pembelajaran. a. E-Learning Online
E-Learning Online : Materi - Materi 1 - Materi 2 - Materi 3 - Test - Pengembangan warga belajar : - Download materi - Belajar - Upload/kirim karya yang sudah dibuat/hasil test ke instruktur yang mewakili lembaga kursus - Diskusi tentang materi : Social media, email dll (Belajar Mandiri )
94 Dalam E-Learning Online terjadi sebuah pola yaitu : 1. Materi diberikan kepada warga belajar 2. Setelah materi tersebut di unduh oleh warga belajar, hal ini akan memungkinkan terjadinya proses belajar mandiri. 3. Dalam belajar mandiri pun warga belajar dapat berdiskusi dengan lain dalam jejaring sosial ataupun forum khusus yang sudah disediakan secara online. 4. Dengan adanya pola seperti ini, warga belajar akan memiliki kemandirian dalam belajar sehingga mereka benar-benar menguasai dan mampu mengembangkan materi yang telah diberikan.
95 b. E-Learning Offline
E-Learning Offline : - Proses pembelajaran menggunakan media - Pendidik/instruktur memberikan contoh nyata dari materi yang diberikan - Presentasi interaktif dengan warga belajar dengan penjelasan lanjut dari instruktur warga belajar: - Mempelajari materi - Bertanya/berdiskusi tentang materi hingga mengembangkan lebih lanjut (Belajar Mandiri)
96
Dalam E-Learning Offline terjadi pola : 1. Instruktur memberi materi hingga mencontohkan aplikasi dari materi yang dibahas. 2. warga belajar mampu memahami materi hingga mengembangkan materi lebih lanjut yang dijelaskan oleh instruktur.
c. Kombinasi E-Learning Online dan E-learning Offline Dalam kombinasi antara E- Learning Online dan E-learning Offline dapat digambarkan dalam skema berikut.
warga belajar : - Download materi - Belajar - Upload/kirim karya/hasil test maupun pengembangan awal ke instruktur - Diskusi tentang materi : Social media, email dll
Gathering/Kumpul mingguan yang terjadwal Kondisi A
98
E-Learning Offline - Pendidik/instruktur memberikan contoh nyata dari materi yang diberikan - Presentasi interaktif dengan warga belajar dengan penjelasan lanjut dari instruktur
warga belajar: - Mempelajari materi - Bertanya/berdiskusi tentang materi hingga mengembangkan lebih lanjut
Kondisi B Kondisi B
99
Penjelasan mengenai skema tersebut adalah sebagai berikut : 1. Kondisi A a. Materi diberikan kepada warga belajar melalui media online b. Setelah materi tersebut di unduh oleh warga belajar, hal ini akan memungkinkan terjadinya proses belajar mandiri. c. Dalam belajar mandiri pun warga belajar dapat berdiskusi dengan lain dalam jejaring sosial ataupun forum khusus Goal/Tujuan
Kondisi C
100 yang sudah disediakan secara online. d. Dengan adanya pola seperti ini, warga belajar akan memiliki kemandirian dalam belajar sehingga mereka benar- benar menguasai dan mampu mengembangkan materi yang telah diberikan. 2. Kondisi B a. Pada kondisi B, setelah melalui E-learning online diadakan kegiatan kumpul atau gathering yang akan membahas materi yang dipermasalahkan. b. Instruktur memberi materi hingga mencontohkan aplikasi dari materi yang dibahas.
101 c. warga belajar mampu memahami materi hingga mengembangkan materi lebih lanjut yang dijelaskan oleh instruktur. 3. Kondisi C Pada kondisi C, semua kegiatan yang dilakukan ditujukan untuk memiliki sebuah product/outcome, hasil dari kegiatan pembelaran tersebut memiliki tujuan yang telah disepakati dan ditujukan kepada warga belajar. Dengan cara itu warga belajar akan belajar secara mandiri hingga mengembangkan materi yang telah didapat.
102 2.3 Pelaksanaan Blended Learning Dalam Pendidikan Non Formal Dengan menggunakan berbagai media yang telah digunakan dalam Blended Learning dalam pendekatan belajar mandiri hal ini akan membantu warga belajar dalam menerima dan menerapkan materi yang sudah didapat. Sehingga dengan model tersebut perserta didik akan diajarkan tentang keaktifan diri sendiri dalam belajar yang berkaitan erat dengan motivasi instrinsik dan ekstrinsik dari seorang warga belajar. Dengan model Blended Learning warga belajar akan memiliki sebuah pembiasaan sebagai berikut : a. Terbiasa dalam belajar secara mandiri yang berkatian dengan motivasi intrinsik dan ektrinsik warga belajar.
103 b. Memungkinkan Terjadinya Interaksi Pembelajaran di mana pun dan kapan pun c. Membuat proses komunikasi non-stop antara pengajar dan warga belajar menjadi mudah dan cepat. Pembiasaan yang sudah terjadi pada warga belajar ini diharapkan mampu membuat warga belajar lebih terampil dan mandiri dalam mengembangkan keterampilan yang dimiliki. Pada kemjuan dalam bidang teknologi informasi pun memiliki pengaruh besar dalam pelaksanaan pendidikan non formal. Pelaksanaan-pelaksanaan pembelajaran yang memudahkan untuk akses belajar semakin dipermudah. Dalam blended learning pun sebenarnya dapat pula diaplikasikan dalam dunia pendidikan non formal khususnya pada pengembangan media pendidikan non formal yang sudah berbasis teknologi modern. Bagimana implementasinya dalam media pendidikan non formal? Dalam pembahasan kali ini penulis akan
104 sedikit berbicara tentang media pada pendidikan non formal beserta penerapannya. Media adalah sebuah alat yang digunakan untuk memperoleh tujuan tertentu dengan cara menyampaikan pesan-pesan tertentu kepada sasaran dari media tersebut. Media pendidikan non formal dapat diartikan sebagai sebuah alat yang digunaka untuk menyampaikan pesan kepada sasaran dengan tujuan untuk mengarahkan sasaran ke hal-hal positif dalam lingkup pendidikan non formal. Bagaimana hubungan blended learning dengan media pendidikan non formal? Kita sudah mengetahui banyak hal tentang kedua hal tersebut, dengan menggunakan model blended learning akan memudahkan dalam penyampaian pesan dalam bentuk media yang nantinya akan memudahkan sasaran dari pendidikan non formal untuk menerima pesan tersebut. Bagaimana implementasinya dalam dunia pendidikan
105 non formal? Pendidikan non formal yang sudah semakin maju ini jika dihubungkan dengan model blended learning akan memudahkan dalam proses pelaksanaan pendidikan non formal. Berikut adalah implementasi blended learning dalam dunia pendidikan non formal : a. Online Education : WEB, Social media, Online Plus Offline education (face to face) b. Game digital c. animasi edukatif d. Multimedia interaktif f. CD/DVD tutorial g. Siaran Radio
106 h. Iklan Layanan masyarakat i. video pembelajaran j. Cyber Learning Comminity dll
107 BAGIAN 4 Implementasi Blended Learning Dalam Pendidikan Non Formal Era Informasi A. Online Offline Education Serta Perpaduan Didalamnya Penerapan dari Online Offline Education adalah : a. E-Learning Online b. E-Learning Offline c. Kombinasi E-learning Online-offline Kita akan bahas satu persatu untuk memahami hal tersebut. 1. E-Learning Online Penggunaan E-Learning Online dapat dilakukan dengan banyak cara ataupun kegiatan. Contoh sederhanya proses ini warga belajar diberikan materi yang
108 nantinya akan didownload untuk dipelajari, kemudian warga belajar akan berinteraksi lebih lanjut dengan instruktur atau tutor dengan media Online. Penggunaan E-Learning Online dalam pelaksanaakannya sebaiknya memperhatikan aspek-aspek berikut : a. Aspek kognitif Mengapa aspek kognitif perlu diperhatikan dalam E-Learning Online? Dalam pembelajaran pasti memiliki tujuan, dengan memperhatikan tujuan belajar kita akan tahu bagaimana kita akan belajar, serta bagaimana warga belajar akan melangkah. Jika aspek kognitif tidak diperhatikan proses belajar pun cenderung bersifat formalitas saja, sehingga pemahaman serta pengembangan materi tidak akan bisa terjadi. Pemahaman dalam pembelajaran perlu
109 diperhatikan secara benar, karena untuk mengembangkan materi menjadi sebuah produk dari pendidikan non formal harus adanya pemahaman yang khusus dari warga belajar. Dari cara itu pembelajaran akan berlangsung dengan baik. b. Aspek psikomotorik Dalam E-Learning Online aspek psikomotorik juga harus diperhatikan, mengapa? Kita tahu bahwa E-Learning Online dapat mengurangi intensitas tatap muka, dari hal tersebut kita juga tahu bahwa kontrol terhadap warga belajar juga diperhatikan. Bagaimana mengetahui perkembangan aspek psikomotor dari warga belajar dalam E-Learning Online? Cara pertama instruktur bisa meminta warga belajar untuk mengirim portofolio karya yang telah dibuat sendiri. Cara kedua, instruktur bisa mewajibkan untuk merekam warga
110 belajar dan dikirimkan ke instruktur. Cara ketiga instruktur memberikan kasus dimana hal ini melibatkan aspek psikomotorik seperti pemecahan masalah ataupun aktivitas- aktivitas lain sesuai kebijakan dari instruktur. c. Aspek Afektif Dalam pelaksanaan E-learning online juga memperhatikan aspek afektif, kita tidak menginginkan warga belajar yang hanya aktif dan cerdas namun moralnya hancur. Bagaimana instruktur mengontrol aspek psikomotorik pada saat e-learning online? Pertama pihak instruktur/lembaga kursus online mengadakan kerja sama kepada orang tua agar orang tua juga tetap memantau keadaan warga warga belajar. Sama halnya seperti warga belajar, orang tua juga harus mengumpulkan laporan tentang
111 perkembangan/catatan tertenu yang berhubungan dengan afektif. Bagaimana pelaksanaan dari E- Learning Online secara umum? Kita bisa lihat pada skema berikut ini untuk mengetahui proses pembelajaran E- Learning Online pada penerapannya bisa saja dikombinasikan dengan model lain untuk mencapai hasil yang maksimal. : Proses E-Learning Online
E-Learning Online : Materi - Materi 1 - Materi 2 - Materi 3 - Test - Pengembangan
112
Kita bisa lihat : -Instruktur memberikan materi kepada warga belajar -Setelah materi tersebut di unduh oleh warga belajar, hal ini akan memungkinkan terjadinya proses belajar yang dilakukan oleh warga belajar. -Dalam belajar warga belajar dapat berdiskusi dengan lain dalam jejaring warga belajar : - Download materi - Belajar - Upload/kirim karya yang sudah dibuat/hasil test ke instruktur yang mewakili lembaga kursus - Diskusi tentang materi : Social media, email dll
113 sosial ataupun forum khusus yang sudah disediakan secara online. 2. E-learning Offline Selain penggunaan E-learning online, implementasi blended learning dapat juga dilakukan dengan melalui E-learning offline. Penggunaan E- Learning Offline dapat dilaksanakan dengan media yang dapat juga melibatkan keaktifan dari warga belajar. Contoh dari penerapan E- Learning Offline adalah : - Video pembelajaran - Presentasi - Multimedia interaktif Penggunaan E-learning offline juga harus memperhatikan aspek- aspek berikut ini :
114 a. Aspek kognitif Mengapa aspek kognitif perlu diperhatikan dalam E-Learning Offline Seorang instruktur/tutor juga harus dapat mengetahui perkembangan kognitif dari warga belajarnya agar m memahami materi yang diajarkan. b. Aspek psikomotorik Setelah warga belajar paham tentang materi yang disampaikan oleh instruktur/tutor, warga belajar harus memiliki keterampilan yang telah mereka pelajari. Bagaimana instruktur melihat perkembangan psikomotorik dari warga belajar? Seorang instruktur/tutor dapat memberikan sebuah proyek
115 kepada . Proyek ini ditujukan keapda agar memiliki kemampuan bekerja keras , pengalaman hingga kemampuan untuk mengembangkan materi. c. Afektif Dalam E-learning offline aspek afektif dapat dipantau dengan cara : - Selalu mengajak warga belajar untuk berkomunikasi - Memberikan motivasi/cerita motivasi kepada warga belajar. Berikut adalah gambaran bagaimana E-learning Offline berlangsung, pada penerapannya bisa saja dikombinasikan untuk mencapai hasil yang maksimal.
116 Proses E-Learning Offline
E-Learning Offline : - Proses pembelajaran menggunakan media (misalnya video pembelajaran/presentasi) - Pendidik/instruktur memberikan contoh nyata dari materi yang diberikan - Presentasi interaktif dengan warga belajar dengan penjelasan lanjut dari instruktur warga belajar: - Mempelajari materi - Bertanya/berdiskusi tentang materi hingga mengembangkan lebih lanjut
117 Dalam E-Learning Offline terjadi pola : - Instruktur memberi materi hingga mencontohkan aplikasi dari materi yang dibahas. - warga belajar mampu memahami materi hingga mengembangkan materi lebih lanjut yang dijelaskan oleh instruktur. 3. Kombinasi E-learning Online dan E-learning Offline Mengapa perlu kombinasi diantara keduanya? Kombinasi antara E-learning Offline dan E-learning online dibutuhkan perlu karena : - Untuk mengetahui keadaan warga belajar
118 - Sebagai sarana mengakrabkan diri - Melihat bagaimana warga belajar belajar - Sebagai sarana untuk menjadikan kesinambungan antara proses belajar yang baik dengan hasil yang baik pula. Bagaimana kombinasi antara E-learning Online dan offline berlangsung? Proses Kombinasi E- Learning Online dan E-learning Offline Dalam kombinasi antara E- Learning Online dan E-learning Offline dapat digambarkan dalam skema berikut:
warga belajar : - Download materi - Belajar - Upload/kirim karya/hasil test maupun pengembangan awal ke instruktur - Diskusi tentang materi : Social media, email dll
Kondisi A Kondisi A
120
Gathering/Kumpul mingguan yang terjadwal E-Learning Offline - Pendidik/instruktur memberikan contoh nyata dari materi yang diberikan - Presentasi interaktif dengan warga belajar dengan penjelasan lanjut dari instruktur
warga belajar: - Mempelajari materi - Bertanya/berdiskusi tentang materi hingga mengembangkan lebih lanjut
Kondisi B Kondisi B
121
Penjelasan mengenai skema tersebut adalah sebagai berikut : Kondisi A - Materi diberikan kepada warga belajar melalui media online dan dapat diunduh. - Setelah materi tersebut di unduh oleh warga belajar, hal ini akan memungkinkan terjadinya proses belajar mandiri. Tujuan/Goal Kondisi C
122 - Dalam belajar warga belajar dapat berdiskusi dengan lain dalam jejaring sosial ataupun forum khusus yang sudah disediakan secara online. Kondisi B - Pada kondisi B, setelah melalui E-learning online diadakan kegiatan kumpul atau gathering yang akan membahas materi yang dipermasalahkan. - Instruktur memberi materi hingga mencontohkan aplikasi dari materi yang dibahas. - warga belajar mampu memahami materi hingga mengembangkan materi lebih lanjut yang dijelaskan oleh instruktur. Kondisi C
123 Pada kondisi C Semua kegiatan yang dilakukan ditujukan untuk memiliki sebuah product/outcome, hasil dari kegiatan pembelaran tersebut memiliki tujuan yang telah disepakati dan ditujukan kepada warga belajar. Dengan cara itu /peseta didik akan belajar hingga mengembangkan materi yang telah didapat. Biasanya pengembangannya berupa proyek atau semacamnya.
124
B. Game Digital Menurut John Naisbitt game merupakan sebuah sistem partisipatoris dinamis karena game memiliki tingkat penceritaan yang tidak dimiliki film karena dapat berinteraksi dengan penggunanya. Game digital dapat juga dikatakan sebagai sebuah aplikasi yang didukung oleh media tetentu untuk membantu penggunanya dalam menjalankan sebuah keinginan yang terdapat dalam aplikasi tersebut. Bagaimana keunggulan dan kekurangan game dalam dunia edukasi?
125 Keunggulan Kekurangan 1. Menampilkan konsep dan alur yang dapat menyampaikan informasi secara partisipatf (dapat diikuti oleh pemain) 2. Mempunyai efek ataupun pengaruh baik dalam perkembangan kognitif 3. Mengasah kreativitas dan imajinasi 4. Sarana edukatif lebih menyenangkan 5. Hiburan yang menyenangkan 1. Apabila tidak ada pengawasan akan membuat kecanduan 2. Jika kecanduan yang akut akan menjadikan seseorang kurang bersosialisasi dengan orang lain. 3. Efek penggunaan teknologi yang berkaitan dengan radiasi atau gangguan pengliatan
126 Bagaimana menyiasati agar memaksimalkan game di dunia edukasi? Caranya adalah sebagai berikut Game memiliki sasaran tersendiri, misalnya Game GTA (Grand Theft Auto) adalah game yang dimainkan oleh orang dewasa. Sedikit kritik terhadap apa yang terjadi dipusat permainan game/Playstasion, penulis sering kali melihat anak-anak usia SD-SMP sering bermain game-game yang sebenarnya tidak dimainkan oleh usia-usia tersebut seperti halnya GTA. Yang salah bukan gamenya tapi yang sedikit harus dibiasakan adalah pemilik palystation dan orang tua agar dapat mengawasi keadaan anak-anak mereka. Bagaimana game sebagai edukasi dalam dunia pendidikan non formal?
127 Dalam penyampaian materi dalam pendidikan non formal game dapat dimanfaatkan sebagai : 1. Sarana mengenalkan hal baru kepada warga belajar. 2. Sebagai sarana simulasi tentang hal tertentu, misalnya simulasi menyebrang jalan atau berkendara seperti game Safe On The Road dari Studio game Enthrean Salatiga (Bisa diakses di http://enthrean.com/games/ya maha-safe-road)
128
sumber:http://enthrean.com/games/ya maha-safe-road 3. Sebagai sarana edukasi lain (misalnya untuk anak-anak, maupun orang dewasa, game tentang olahraga dll) .
129 C. ANIMASI
Menurut Wahyu Aditya, animasi adalah seolah-olah memberikan ilusi gerakan. Pada dasarnya animasi menyampaikan pesan tertentu kepada sasarannya. Dalam proses animasi tersebut menyampaikan pesan-pesan tertentu juga memperhatikan prinsip- prinsip dalam animasi agar benar-benar sampai pesannya. Adapun prinsip-prinsip dasar animasi adalah 1. Squash and stretch (mengkerut dan merenggang) 2. Anticipation (ancang-ancang) 3. Staging (sajian) 4. Straight Ahead Action and Pose to pose (gerak berkelanjutan)
130 5. Follow Through and overlapping action (variasi gerakan penututp sebelum diam/berhenti) 6. Slow in and slow out (gerakan melambat) 7. Arcs (gerakan lengkungan/pola) 8. Secondary action (gerakan pelengkap) 9. Timing(waktu) 10. Exaggeration (melebih-lebihkan) 11. Appeal (daya tarik) 12. Solid drawing (gambar sempurna) Bagaimana animasi bisa dijadikan sebagai sarana edukasi dalam dunia pendidikan non formal? Kita pasti pernah menonton televisi yang berupa animasi misalnya Keluarga Somat yang dibuat oleh Dreamtoon Indonesia. Dalam film animasi tersebut diceritakan banyak hal dari cerita yang dapat dijadikan hiburan maupun diambil kebaikannya.
131 Selain itu animasi juga dapat menggambarkan suatu keadaan yang memiliki pesan tertentu. Contoh kita bisa lihat karakter Lintang (Original karakter Kris Adi Candra, profil creatornya/selebihnya bisa dilihat di https://www.facebook.com/kris.candra?fre f=ts,ataupun http://www.youtube.com/watch?v=lrCSE YvDKow Ipul Cangkul)
Creator : Kris Adi Candra
132 Tokoh lintang sedang senang dan menunjukkan jempolnya. Pesan yang disampaiakan oleh lintang bermacam-macam dan tergantung pesan apa yang ingin disampaikan kepada sasarannya. Secara garis besar manfaat animasi dalam dunia pendidikan non formal adalah : a. Sebagai sarana edukasi b. Dapat membantu menyampaikan informasi c. Hiburan yang edukatif d. Pengenalan budaya , ataupun pengenalan produk tertentu e. Pemberi pesan motivasi Bagaimana dengan isu bahwa animasi itu jelek untuk media edukasi? Pada dasarnya animasi juga memiliki sasaran tertentu, misal animasi kartun keluarga somat memiliki sasaran anak- anak, ataupun Naruto yang sebenarnya sasarannya adalah remaja hingga orang dewasa. Semua itu tergantung
133 pengawasan dan pemanfaatannya, bukan animasi/animatornya yang salah. D. CD/DVD TUTORIAL PEMBELAJARAN CD/DVD Tutorial pembelajaran merupakan sebuah produk edukasi yang didalamnya berisi langkah-langkah untuk menguasai suatu keterampilan. Misalnya cd/dvd pembelajaran tentang komputer grafis. Pihak pembuat tutorial ini membuat tutorial dengan harapan dapat berbagi ilmu kepada orang lain melalui cd/dvd tutorial. Dengan menggunakan CD/DVD Tutorial memiliki keuntungan/kelebihan diantaranya : a. Mempermudah dalam pembelajaran karena tidak terikat oleh waktu b. Biaya terjangkau
134 c. Meningkatkan kreativitas dan inovasi dalam pembelajaran modern Bagaimana sebuah cd/dvd tutorial mampu memberikan informasi/materi kepada sasaran?
CD/DVD Tutorial Konsumen / pembeli produk
135 Pihak pembuat tutorial ini membuat tutorial dengan harapan dapat berbagi ilmu kepada orang lain melalui cd/dvd tutorial. Setelah konsumen membeli produk tutorial tersebut, konsumen akan mempelajari keterampilan yang terdapat dalam tutorial tersebut karena terdapat panduan panduannya. Dengan cara seperti itu pembelajaran melalui tutorial akan dimanfaatkan lebih untuk menguasai keterampilan-keterampilan yang diinginkan. E. Siaran Radio Siaran radio adalah sebuah pengiriman informasi dengan bantuan pemancar radio yang melibatkan stasiun radio. Dalam hal media edukasi radio dapat digunakan sebagai media edukasi karena dapat memberikan informasi kepada pendengarnya. Radio memiliki kemampuan untuk menyampaikan informasi-informasi kepada banyak orang. Akan tetapi radio juga mempunyai kekurangan dalam
136 penyampaian informasi. Bagaimana pemanfaatan media radio sebagai media edukasi untuk pendidikan non formal?
Siaran radio yang berisi informasi akan didengarkan oleh pendengar, sehingga pendengar mengetahui informasi yang terdapat dalam siaran tersebut.
Siaran Radio Informasi Pendengar
137 Bagaimana kelebihan dan kekurangan radio sebagai media edukasi khususnya dalam dunia pendidikan non formal? Kelebihan Kekurangan 1. Harga murah 2. Praktis dan dapat dibawa kemanapun 3. Pemakaian yang sangat mudah 4. Jaringan luas 5. Dapat mengembangkan imajinasi serta penalaran 1. Sifat komunikasi hanya searah 2. Siaran tidak dapat dikontrol 3. Penjadwalan yang masih belum terkoordinasi dengan baik 4. Permasalahan tentang daya ingat yang dimiliki manusia 5. Kurang interaktif
138 Setelah kita mengetahui bagaimana kelebihan dan kekurangan radio sebagai media edukasi dalam pendidikan non formal. Kita dapat mengurangi permasalahan yang terdapat pada kekurangan media radio yaitu dengan cara : a. Menggunakan radio sebagi pelengkap dalam pembelajaran b. Radio digunakan pada saat seorang instruktur/tutor membutuhkan media khusus c. Penjadwalan dari siaran yang terdapat dalam radio d. Perekaman dalam siaran radio e. Pemilihan serta klasifikasi chanel yang akan digunakan.
F. MULTIMEDIA INTERAKTIF Multimedia interaktif adalah sebuah media yang menggunakan media komputer (bisa berbentuk presentasi interaktif), didalam media
139 tersebut seorang pengguna dapat diajak berpartisipasi dalam materi yang ada di dalam multimedia interaktif tersebut. Penggunaan multimedia interaktif ini sangat diperlukan mengingat pada era yang serba modern ini dalam pembelajaran dibutuhkan media yang dapat mengajak untuk aktif bagi warga belajarnya. Bagaimana penggunaannya dalam pendidikan non formal?
Multimedia Interaktif : - Materi - Media interaktif - Edukatif warga belajar - Belajar materi secara aktif - Berpartisipasi dalam pembelajaran - Menguasai dan memahami konsep - Mampu mengembangkan materi
140 Penggunaan multimedia interaktif akan memacu imajinasi serta keaktifan dari warga belajar. Mengapa hal ini bisa terjadi? Secara umum, warga belajar akan menyukai hal-hal yang bersifat unik dan tidak monoton. Dengan cara warga belajar akan memiliki minat dalam belajar. Ketika memiliki minat yang tinggi hal ini akan meningkatkan keingintahuan serta pengembangan diri yang dilakukan oleh sendiri. Sehingga akan belajar dengan senang hati hingga mampu memahami materi yang disampaikan dengan multimedia interaktif. G. IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Iklan layanan merupakan iklan yang berisi ajakan tertentu kepada masyarakat dalam meningkatkan kepedulian atau memiliki maksud lain dalam kontrol masyarakat. Dalam Wikipedia dijelaskan bahwa
141 Menurut dewan periklanan di Amerika Serikat yang mensponsori ILM ada beberapa kriteria yang digunakan untuk menentukan sebuah iklan tertentu merupakan iklan layanan masyarakat atau bukan. Adapun kriteria tersebut adalah 1. Tidak komersil (contoh: iklan pemakaian helm dalam berkendara) 2. Tidak bersifat keagamaan. 3. Tidak bersifat politis. 4. Berwawasan nasional 5. Diperuntukkan untuk semua lapisan masyarakat. 6. Diajukan oleh organisasi yang telah diakui dan diterima. 7. Dapat diiklankan. 8. Mempunyai dampak dan kepentingan tinggi sehingga patut memperoleh dukungan media lokal maupun nasional.
142 Fungsi iklan layanan masyarakat dalam dunia pendidikan non formal 1. Sebagai kontrol masyarakat Iklan layanan masyarakat digunakan untuk mengontrol masyarakat agar tetap menjadi masyarakat yang baik dan tidak menyimpang. Dengan adanya kontrol terhadap masyarakat perilaku-perilaku menyimpang dapat dikurangi, dan iklan layanan masyarakat dapat dijadikan sebagai media persuasif. 2. Sebagai sarana meningkatkan kesadaran masyarakat Iklan layanan masyarakat dapat dijadikan sebagai sarana untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang suatu permaasalahan, misalnya pentingnya kebersihan. Bentuk bentuk iklan layanan masyarakat
143 1. Iklan masyarakat yang berupa video 2. Iklan masyarakat yang berupa pamflet atau poster 3. Baliho/reklame Pada penerapannya dalam dunia pendidikan non formal iklan layanan masyarakat di era informasi seperti saat ini sangat beraneka ragam. Iklan layanan masyarakat pun ada yang ditayangkan di televisi ataupun media internet. Dengan hal ini proses belajar yang dilakukan oleh masyarakat secara tidak langsung akan menyerap informasi dari iklan layanan masyarakat tersebut. Iklan layanan masyarakat pada era informasi saat ini pun memiliki banyak variasi diantaranya adalah sebagai berikut : 1. Variasi bentuk : iklan layanan masyarakat dapat berupa animasi, ataupun video pembelajaran singkat.
144 Dengan variasi dalam bentuk animasi iklan layanan masyarakt maupun video pembelajaran singkat, iklan layanan masyarakat mampu mempengaruhi pikiran masyarakat sehingga masyarakat akan tergerak untuk melakukan sesuatu.
Contoh : Ada sebuah iklan rokok yang didalamnya menjelaskan tentang bahaya rokok. Setelah dijelaskan dalam bentuk video atau sejenisnya masyarakat pun paham tentang bahay rokok, dan diharapkan akan meninggalkan kebiasaannya tersebut.
145 2. Variasi penyebaran Pada zaman dahulu, sebelum memasuki era informasi, iklan layanan masyarakat berupa papan reklame atau papan pengumuman. Akan tetapi pada masa informasi seperti iklan layanan masyarakat bisa ditemukan dalam media seperti internet maupun gadget yang sekarang sudah mulai menjadi trend. Dengan berkembang pesatnya teknologi informasi ini diharapkan masyarakat akan mudah menerima informasi yang disebarkan melalui iklan layanan masyarakat yang dikemas dan disebar dengan media yang seba canggih. Kita sudah mengerti tentang blended learning serta implementasinya dalam dunia pendidikan non formal. Akan tetapi
146 pemahaman tentang semua itu tidaklah begitu berharga ketika semua itu hanya menjadi konsep tanpa adanya praktik. Mengapa demikian? Karena pada pendidikan non formal yang diperlukan adalah praktik. Blended learning adalah sebuah model yang nantinya akan berguna jika model trsebut benar-benar digunakan dengan tetap maupun tepat sasaran. Penulis menyarankan untuk menerapkan blended learning yang dalam prosesnya akan dikembangkan lebih lanjut oleh praktisi pendidikan non formal.
147 F. Cyber Learning Community Apa itu Learning Community? Learning Community adalah suatu komunitas belajar yang di dalamnya berlangsung proses belajar-mengajar antara satu orang dengan orang lain demi terwujudnya kemajuan. Dalam bahasa yang sederhana learning community dapat dikatakan sebagai sebuah komunitas belajar. Yang didalamnya terjadi saling bertukar pengalaman satu sama lain Setelah mengertik tentang Learning Community , saya akan sedikit menceritakan tentang sebuah Learning Community di Kota Semarang . Apa itu ? akan saya ceritakan satu persatu sabar ya hahahaha
148 4 Jagoan Semarang dan BERANG (Blender Army Regional Semarang) Mereka adalah Aaq, Kris, Adit dan Riza Emmm, mungkin masih begitu asing, akan tetapi mereka adalah jagoan dari semarang di bidang animasi 3D . Keempat jagoan inilah yang membangun komunitas belajar blender army semarang (BERANG , bisa di akses : https://www.facebook.com/groups/berang/?re f=ts&fref=ts) . Dengan bermodal keberanian dan kemampuan yang diatas rata-rata mereka membuat sebuah studio animasi 3D bernama ARK Animasi (http://arkanimasi.com/), lokasinya di sampangan, semarang (tepatnya deket ama SMP N 13 Semarang) . Studio 3D ini menghasilkan karya yang sangat luar biasa
149 contohnya Happy Moslem Kids, dan project- project animasi lainnya Komunitas Blender Army Semarang adalah sebuah komunitas yang disana kita dapat bertukar pikiran tentang animasi 3D khususnya Blender. Ini adalah bagian dari Learning Community Wharmad Sang Inovator Namanya Misthaiq Husain (Creator Ksatria Wharmad), nick namenya Aaq sang animator/mas aaq/aaq . Beliau mendirikan sebuah sekolah animasi online bernama Flip Academy (bisa diakses di : http://www.flip- studio.com/Home/) . Sekolah animasi ini pun menyediakan berbagai macam tutorial baik online ataupun dalam bentuk CD pembelajaran yang dijual secara luas
150 Wah selain belajar animasi, Mas Aaq juga mengajarkan juga ya KEREN N gag pelit ilmu SALUT bingit dech
Lintang, Pelatihan Animasi dan Great Teacher Ary Senpai
Ini adalah cerita yang memang perlu diceritakan terkait pembahasan kita dalam hal Learn & Teach. Pada Bulan November 2013, seorang pemuda bernama Kris Adi Chandra (Creator Lintang) mengadakan sebuah kegiatan tentang pelatihan animasi 3D. Awalnya Mas Lintang (Kris Adi Chandra) membuat sebuah postingan di facebook yang seingat saya kata-katanya seperti ini Yang baru belajar Animasi menggunakan Blender harap isi data dibawah ini. Kemudian dengan google docs saya mencoba ikut-ikutan dan akhirnya ikut pelatihan animasinya Mas Lintang . Pelatihan animasi dari mas lintang
151 (bisa di akses di: http://pelatihananimasi.blogspot.com/) memang sangat berbeda dari pelatihan yang pernah saya ikuti . Selama 6 hari Mas Lintang mengupload tutorial- tutorial dasar ke blognya (bisa diakses di http://pelatihananimasi.blogspot.com/) setelah materi itu di download, peserta pelatihan mengerjakan project. Seminggu kemudian peserta pelatihan dikumpulkan dalam kegiatan Gathering untuk membahas kesulitan-kesulitan yang ada. (Ini adalah bagian dari model blended learning sekaligus learning community, dibangku perkuliahan sering dijelaskan, tapi penerapannya baru kali ini hehehehe). Setelah dilakukan pembahasan kemudian peserta pelatihan diminta untuk mengembangkan lebih lanjut dan mahir . Memang pelatihan sudah selesai, tapi pada suatu ketika mas lintang mengajak saya untuk ikut menjadi donatur tutorial relawan dari pelatihan yang bersifat online. Awalnya memang tak percaya diri, tapi setelah terbiasa lama-lama juga bisa Banyak ilmu yang saya dapat dari membuat tutorial,
152 dari cara ngomong yang bener, hingga banyak mendapat pertanyaan ke inbox facebook saya tentang kesulitan dari teman-teman yang baru belajar blender (wah bener2 GREGET) meski kadang tidak bisa menjawab hehehehehe . Dalam bangku kuliah diajarkan tentang strategi pembelajaran, model pembelajaran, pengembangan media edukasi hingga evaluasi. Akan tetapi setelah menjadi freelance tutor rasanya belum ada apa-apanya dalam hal pendidikan (pendidikan non formal). Karena teori di bangku kuliah tidak seperti didunia nyata bahasa kerennya adalah praktik itu lebih GREGET dari pada cuman ngomongin teori yang rumit
153
DAFTAR PUSTAKA
Siswanto. 2013. Membangun Motivasi Belajar Pendidikan Non Formal. Semarang : UNNES Press Siswanto.2011. Pengantar Pengembangan Kurikulum Pelatihan Pendidikan Non Formal.Semarang : UNNES Press. Husamah, 2014. Pembelajaran Blended Learning. Jakarta : Prestasi Pustaka. Marzuki, Saleh. 2010. Pendidikan Non Formal. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Sukiman. 2012.Pengembangan Media Pembelajaran. Yogyakarta: PEDAGOGIA Djamarah, Syaiful Bachri. 2008. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. A.S, Ranang, Basnendar H, Asmoro N.P. 2010. Animasi Kartun dari analog sampai digital. Jakarta : Indeks.
154 (Wahyu Aditya CEOHellomotion,http://www.youtube.com/watch?v= -e0jBkHsMpE, acara Tonight Show, diakses 25 Okt 2013, pukul 15.24 WIB) (Ipul Cangkul,Kris Adi Candra(http://www.youtube.com/watch?v=lrCSEYv DKow, diakses tanggal 1 Mei 17.00 WIB) (http://id.wikipedia.org/wiki/Keluarga_Somat, diaskes pada 9 mei 2014 pukul 06.34) (http://enthrean.com/games/yamaha-safe-road), diakses 4 februari 2014 pukul 06.45) (http://carapedia.com(Pengertian Game Digital), diakses tanggal 5 Mei 2014, pukul 20.30 WIB) (http://id.wikipedia.org/wiki/Iklan_layanan_masyara kat, diaskes 9 mei 2014 pukul 14.35 WIB) (Djarto,http://pendidikankeaksaraan.blogspot.com/, diakses tanggal 4 mei 2014, pukul 16.05) (http://sekolahpkbm.blogspot.com/diaskses tanggal 1 mei 2014, pukul 09.07 WIB) (http://www.bpmpd.baliprov.go.id/, diakses tanggal 4 mei 2014, pukul 16.12 WIB)
155 (PNF Pedia http://hptikpnf.org/pnfpedia/?act=pnfpedia&list=detai l&id=19, diaskses tanggal 4 Mei 2014, Pukul 10.20 WIB) (purtadi Sr, Blended Learning http://purtadi.blogspot.com/2011/04/blended- learning-definisi.html) , diakses 27 april 2014 pukul 15.03) (Agung,Agung-Media (http://agung- media.blogspot.com/2011/06/sbm.html), diakses 27 april 2014 pukul 15.10 WIB)
156 TENTANG PENULIS Wah, langsung kesini aja ya Fb : Ari Tri Winarno Twitter : @AriSenpai Email : Aryistimewa@gmail.com