Anda di halaman 1dari 75

ABSTRAK

Ketetpan bahwa hak milik atas tanah harus berfungsi social (pasal 6 UUPA) berkaitan
erat dengan ketetapan bahwa hak tersebut dapat dicabut untuk kepentingan umum, termasuk
kepentingan bangsa dan negara serta kepentingan-kepentingan bersama dari rakyat dengan
memberi ganti kerugian yang layak (pasal 18 UUPA) yang memang pasal tersebut
merupakan realisasi dari pasal 6 UUPA. Sedangkan ketentuan tentang hak milik dalam
hukum Islam menjelaskan bahwa pada dasarnya pemilik mutlak atas alam semesta ini adalah
Allah SWT., sedang manusia hanya berfungsi sebagai pengambil manfaat di bumi ini selama
tidak merugikan kepentingan umum.

J enis penelitian ini adalah penelitian pustaka (library research), dan sifat penelitiannya
diskriptif analitik dengan pendekatan normative. Dalam menganalisa data menggunakan
metode deduksi dan metode komparatif.

Hak milik menurut UUPA adalah hak atas tanah yang turun temurun, terkuat dan
terpenuh yang dapat dipunyai orang atas tanah, dengan mengingat ketentuan dalam pasal 6
UUPA. Ketentuan bahwa semua hak mengandung fungsi social berarti bahwa pemerintah
mempunyai wewenang untuk melakukan pembatasan hak milik sesuai dengan ketentuan
pasal 7 UUPA dan dalam Hukum Islam juga mengakui dan membenarkan adanya UU
tentang pembatasan hak milik yang dimiliki oleh individu menurut kadar yang ditentukan
sehingga kehidupan rakyat meningkat dan terlindungi dari penindasan para hartawan dan
kekayaan yang diberikan Allah SWT dapat bermanfaat bagi kemaslahatan hidup manusia dan
tidak dikuasai oleh beberapa orang saja.


Key word: fungsi social, hak milik individu, UUPA, Hukum Islam

Anda mungkin juga menyukai