Anda di halaman 1dari 18

1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG

Di alam ini dikenal dengan berbagai macam makhluk hidup dengan
berbagai jenis dan karakter. Semua makhluk hidup tersebut telah terklasifikasi
dan dikelompokan berdasarkan persamaannya. Alga merupakan salah satu
makhluk hidup yang bersifat prokariotik dan merupakan makhluk hidup
dengan berbagai filum. Dan filum-filum tersebut mempunyai devisi yang
berbeda pula. Beberapa devisi yang akan di bahaas dalam makalah ini adalah
Pyrrophyta dan Chrysophyta
Kedua devisi ini mempunyai ciri-ciri, karakter, perkembang biakan yang
berbeda-beda. Selain itu keduanya juga mempunyai perananan dalam
kehidupan yang berbeda-beda. Untuk itu dalam makalah ini akan di bahas
mengenai Pyrrophyta merupakan alga yang terkenal dengan sebutan alga
api. Alga api ini hidup secara berkoloni dan mempunyai habitatnya sendiri .
Sedangkan Chrysophyta merupakan alga keemasan karena mempunyai
pigmen xantofil yang memberikan waarna keemasan.
Keunikan dan semakin bermacam-macamnya jenis alga inilah yang menjadi
latar belakang penulisan makalah ini. Selain itu karena keduanya mempunyai
ciri , karakter dan habitat yang berbeda.





2


1.2 RUMUSAN MSALAH
Dari latar belakang yang penulis sampaikan, dapat diambil beberapa rumusan
masalah yang menjadi acuan dalam penulisan makalah ini. Diantaranya adalah
sebagai berikut.
a. Apa itu alga Pyrrophyta dan Chrysophyta ?
b. Bagaimana siklus hidup Pyrrophyta dan Chrysophyta ?
c. Bagamana kehihidupan Pyrrophyta dan Chrysophyta ?
d. Apa peranan Pyrrophyta dan Chrysophyta ?

1.3 TUJUAN
a. Untuk mengetahui apa itu Pyrrophyta dan Chrysophyta
b. untuk mengetahui siklus hidup Pyrrophyta dan Chrysophyta
c. Untuk mengetahui bagaimana kehidupan dari Pyrrophyta dan
Chrysophyta
d. Untuk mengetahui apa saja peranan Pyrrophyta dan Chrysophyta





3

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 . Gambaran Umum Phyrophyta
Pyrrophyta adalah alga uniselular (bersel satu) dengan dua flagel yang
berlainan, berbentuk pita, keluar dari sisi perut dalam suatu saluran. Mengandung
pigmen (klorofil A,C2 dan pirimidin, sementara yang lain memiliki klorofil
A,C1,C2 dan fucosantin) yang dapat berfotosintesis. Hanya dinoflagellata yang
memiliki kemampuan untuk berfotosintesis.
Pyrophyta disebut juga dinoflagellata dimana tubuhnya tersusun atas satu
sel, memiliki dinding sel dan dapat bergerak aktif serta habitat di laut bersifat
fosforesensi yaitu memiliki fosfor yang memancarkan cahaya, yang
kemampuannya disebut bioluminescent (dapat menghasilkan cahaya sendiri).
Nama dinoflagellata berasal dari gerakan berputar dari sel swimming. Meskipun
kebanyakan dinoflagellata adalah flagellata uniselular, koloni dari sel flagellata,
sel non-flagellata, pengumpulan palmelloid, dan filamen telah diketahui.
Cadangan makanan berbentuk tepung atau minyak.(Chapman. 1973)
Ciri-ciri alga api yaitu sebagai berikut :
a. Alga yang termasuk alga api ini disebut dinoflagellata.
b. Tubuh tersusun atas satu sel memiliki dinding sel dan dapat bergerak aktif.
c. Di sebelah luar terdapat celah dan alur, masing-masing mengandung satu flagel.
d. Berkembangbiak dengan membelah diri.
e. Kebanyakan hidup di laut dan sebagian kecil hidup di air tawar.
(Chapman:1973)

2. 1.1 Morfologi

Pyrrophyta merupakan alga uniselular (bersel satu) dengan dua flagel yang
berlainan, berbentuk pita, keluar dari sisi perut dalam suatu saluran. Mengandung
pigmen (klorofil A,C2 dan piridinin, sementara yang lain memiliki klorofil
A,C1,C2 dan fucosantin) yang dapat berfotosintesis. Hanya dinoflagellata yang
memiliki kemampuan untuk berfotosintesis.


4

Alga api ini berbentuk sel tunggal dan bentuk filamennya bercabang.
Anggota yang memiliki dinding sel terdiri dari selulosa dan lempeng-lempeng.
Contoh : Glenodinium dan Peridinium terdapat lekukan pada tubuh selnya.
selain itu terdapat butir-butir kromatin yang berupa untaian (hal ini merupakan
ciri khas dari alga api). Dikelompokkan sebagai protista autotrof oleh adanya
klorofil a dan c, tetapi tidak mempunyai klorofil b pigmen xantofil yang khas
yaitu peridinin, neoperidinin, dinoxanthin dan neodinoxanthin) dan b karoten
yang memberikan warna coklat atau warna coklat emas.
Pyrrophyta memiliki alat gerak berupa flagel sebanyak 2 buah, satu buah
melingkar sedangkan satu lagi berada dibagian posterior. Ada juga flagel yang
terletak di bagian lateral. Bila flagel yang melingkar bergerak, maka sel akan
berputar dan bila flagel bagian posterior yang bergerak maka sel akan maju.
Pyrrophyta bersifat fotoautotrof atau heterotrof, sebagai saprofit, parasit,
hidup bersimbiosis atau holozoik. Karakteristik organisme ini dari eukariotik
lainnya adalah tetap memadatnya kromosom pada semua stadia sehingga dikenal
dengan sifat mesokariotik.
Yang paling umum dinoflagellata fosil yaitu dalam bentuk kista. Namun,
beberapa spesies memiliki kista dinding sel terbuat dari selulosa, yang tidak
menjadi fosil. Spesies yang menjadi fosil biasanya memiliki dinding yang terbuat
dari bahan yang mirip dengan sporopollenin. ( Budi rasetijo. 2011.)
2.1.2 Klasifikasi
Pyrrophyta kelas dinophyceae (Dinoflagellates) di bagi menjadi 3 ordo.
1. Ordo Gymnodiniales
Famili : Gymnodiniaceae
Genus : Gymnodinium
Spesies : G. Caudatum, G. Fuscum, G. Polustre

2. Ordo Peridineales
Famili : Glenodiniaceae
Genus : Glenodinium
Spesies : G. Borgei, G. Gymnodinium, G. Palustre , G. Quadridens



5

Famili : Peridineaceae
Genus : Peridinium
Spesies : P. Cinctum, P. Getunensa, P. Inconspicuum
Famili : Ceratiaceae
Genus: Ceartium
Spesies: C. Carolinianum ,C.Cornutum, C. Hirundinella

3. Ordo Dinococales
Famili : Dinococcaceae
Genus :Cystodinium
Spesies :C. Cornifax
. ( Budi rasetijo. 2011.)

2.1.3 Struktur Sel
Pembagian pyrrophyta dalam 2 golongan berdasarkan pada ada tidaknya
penutup sel (ampiesma) yaitu yang telanjang (unarmored) dan mempunyai
penutup sel (theca). Pada theca terdapat pelat-pelat seperti baja dengan komponen
utama sellulosa. Jumlah dan letak pelat digunakan sebagai dasar dalam pemberian
nama Peridinium.
Mempunyai bintik mata (stigma), berupa kumpulan butir lipid yang
mengandung pigmen karetinoid.Tubuh dinoflagellata primitif pada umumnya
berbentuk ovoid tapi asimetri, mempunyai dua flagella, satu terletak di lekukan
longitudinal dekat tubuh bagian tengah yang disebut sulcus dan memanjang ke
bagian posterior. Sedangkan flagella yang lain ke arah transversal dan
ditempatkan dalam suatu lekukan (cingulum) yang melingkari tubuh atau bentuk
spiral pada beberapa belokan. Lekukan tranversal disebut girdle, merupakan
cincin yang sederhana dan jika berbentuk spiral disebut annulus. Flagellum
transversal menyebabkan pergerakan rotasi dan pergerakan kedepan, sedangkan
flagellum longitudinal mengendalikan air ke arah posterior.
Sel Dinoflagellata terbagai secara transversal oleh cingulum menjadi
epiteka dan hipoteka. Pada Peridinium, epiteka tersusun atas 2 seri yaitu apical
dan precingular. Pada beberapa genus terdapat seri pelat yang tidak sempurna


6

pada permukaan dorsal dengan 1-3 pelat interkalar anterior . Hipoteka tersusun
atas 2 seri transversal yaitu cingular dan antapikal juga sering terdapat seri yang
tidak sempurna yaitu interkalar posterior
Beberapa spesies yang termasuk dalam divisi pyrrophyta yaitu :








a. (Gambar gynnodinium ) b. (Gambar ceratium)
Gambar spesies yang termasuk pada divisi Pyrrophyta
Gymnodinium merupakan contoh Dinoflagellata yang tubuhnya tidak
tersusun oleh pelat-pelat. Banyak dijumpai hidup di air tawar dan air laut,
merupakan dinoflagellata yang cingulumnya terletak di tengah-tengah dan
melingkari sel dengan sempurna dan berakhir pada permukaan ventral.
Ceratium hidup di air laut ataupun air tawar, mempunyai tiga prosesus
dinding sehingga berbentuk seperti terompet, yang satu pada akhir tubuh, sedang
yang dua ditempat tubuh lain yang tidak digunakan untuk berlabuh. Histiophysis
mempunyai bentuk seperti kendi dan Ornithocercus mempunyai bentuk seperti
layar atau sayap.

2.1.4 Habitat dan Ekologi
Pyrrophyta berasal dari lautan (dominan) tetapi ada beberapa ratus spesies
yang lain yang berada di air segar. Pyrrophyta memiliki variasi nutrisi yang besar
dari autototropik ke bentuk heterotropik yang mana terdapat vertebrata parasit dan
ikan atau alga phagocytiza yang lain.
Mayoritas dari dinoflagellata berasal dari lautan, tetapi ada beberapa ratus
spesies yang lain yang berada di air segar. Dinoflagellata adalah komponen yang
penting dari plankton, khususnya pada kondisi hangat sebagai penambahan,


7

beberapa spesies adalah benthic atau terjadi dalam peristiwa simbiotik.
Dinoflagellata memiliki variasi nutrisi yang besar, dari ragenutu tropik ke bentuk
heterotropik yang mana terdapat juga invertebrata parasit dan ikan atau alga
phagocyt yang lain. Dinoflagellata yang memiliki sistem fotosintesis dan
membutuhkan vitamin disebut autotrop dan yang membutuhkan energi disebut
heterotrop. . ( Budi rasetijo. 2011.)
Pertumbuhan yang cepat dari plankton dinoflagellata mungkin akan
menghasilkan warna coklat atau merah dimana perubahan wama air disebut red
tide. Red tide biasanya terjadi pada air pesisir pantai dan muara. Beberapa
dinoflagellata menghasilkan red tide adalah Luminescent, spesies lain mungkin
mengandung racun yang dapat dilepaskan kedalam air atau terakumulasi dalam
rantai makanan. Dalam beberapa kasus, racun dapat menyebabkan kematian ikan
atau menyebabkan keracunan manusia yang makan makanan yang terkontaminasi
oleh moluska atau ikan.
Red tide merupakan blooming Pyrrophyta dengan 1- 20 juta sel per liter.
Red tide dapat menyebabkan:
a) Kematian ikan dan invertebrata, jika yang blooming adalah Ptychodiscus brevis.
b) Kematian invertebrata jika yang blooming adalah Gonyaulax, Ceratium dan
Cochlodinium.
c) Kematian organisme laut, yang lebih dikenal sebagai paralytic shellfish
poisoning, jika yang blooming adalah Gonyaulax.Penyebab dari berkembangnya
dinoflagellata umumnya berhubungan dengan kondisi lokal.
. ( Budi rasetijo. 2011.)

2.1.5 Reproduksi
Pyrrophyta memiliki 2 cara perkembangbiakan, yaitu secara aseksual dan seksual.
a. Secara Aseksual
Yaitu dengan pembelahan sel yang bergerak. Jika sel memiliki panser,
maka selubung akan pecah. Dapat juga dengan cara protoplas membelah
membujur, lalu keluarlah dua sel telanjang yang dapat mengembara yang
kemudian masing masing membuat panser lagi. Setelah mengalami waktu


8

istirahat zigot yang mempunyai dinding mengadakan pembelahan reduksi,
mengeluarkan sel kembar yang telanjang.
Dengan pembelahan biner, yaitu pembelahan sel dengan sel anak
mendapatkan sebagian dari sel induk (sel anak yang membentuk dinding baru).
Contoh : Peridinium.
b. Secara Seksual
Dalam sel terbentuk 4 isogamet yang masing-masing dapat mengadakan
perkawinan dengan isogamet dari individu lain.
Sporik, yaitu dengan zoospora contohnya Gloeonidium dan aplanospora
(contohnya Gleonodinium).
Di antara protista, siklus hidupnya dapat berupa :
Haplontic, di mana vegetatif (yaitu pakan dan asexually aktif mereproduksi)
adalah sel haploid, yang menjadi satu-satunya zigot sel diploid dalam siklus
hidup.
Sel vegetatif adalah diploid, yang gamet menjadi satu-satunya sel haploid
dalam siklus hidup.
Diplohaplontik, di mana ada selingan dari diploid dan vegetatif generasi
haploid. ( Abdul Aziz:2008)



9

2.2 Chrysophyta

Chrysophyta atau ganggang keemasan (yunani, chrysos = emas) memiliki
pigmen dominan karoten berupa xantofil yang memberikan warna keemasan.
Pigmen lainnya adalah fukoxantin, klorofil a dan klorofil c. Bentuk tubuh
ganggang keemasan ada yang uniseluler soliter (misal ochromonas) atau ada juga
yang berkoloni tidak berflagellum, dan ada juga yang multiseluler (missal
vaucheria). Dinding sel chrysophyta mengandung hemiselulose, silica yang
berperan sebagai cadangan minyak bumi dan pectin. Inti sel pada chrysophyta
sebagian besar adalah besifat eukariota dan sebagian lagi bersifat prokariota. Pada
diatom (contohnya navicula) dinding selnya berbentuk seperti cangkang yang
tediri atas bagian dasar atau hipoteca dan bagian penutup atau epiteca. Cadangan
makanan pada hrysophyta berupa lemak dan karbohidrat. ( Abdul Aziz:2008)
Ganggang keemasan sebagian besar hidup di air tawar tetapi ada juga yang
hidup di air laut dan ada yang hidup di tanah. Meskipun ada anggota chrysophyta
yang hidup di laut, reproduksinya dilakukan secara aseksual dengan pembelahan
biner. Pada ganggang uniseluler reproduksi atau perkembangbiakan dilakukan
dengan pembentukan spora. Sedangkan pada ganggang yang multiseluler
reproduksi seksualnya dilakukan melalui penyatuan dari jenis gamet. Ontoh dari
ganggang keemasan atau ganggang pirang adalah navicula, synura, dan nishoous.


10

Berdasarkan pada persediaan karbohidrat, struktur kloroplas dan
heterokontous flagellanya maka divisi hrysophyta dibagi menjadi 3 klas. Dalam
chrysophyta, prinsip fotosintesis pigmen biasanya terdiri dari klorofil a dan
klorofil c dan karatenoid fukosantin. Pengelompokan chrysophyta menunjukkan
perbedaan struktur kloroplas dan sering kali tedapat tiga thylakoids di sekitar
periphery kloropla (girdle lamena). Kloroplast dan retikulum endoplasma sempit
dan kurang adanya perbedaan struktur : Ribosom terdapat pada permukaan luar
CER. Tingkat flagenta yang paling tinggi yaitu heterokontoun. Sel heterokontous
mempunyai dua flagel, yaitu age licin dan flagel dengan bulu kaku seperti pipa
atau mastigonema dalam dua baris. ( Abdul Aziz:2008)
Tabel 1 karakteristik Pengelompokan Divisi Chryophyta
Kelompok
(noxari Umum)
Mayor Photo
Synthetio
Pigmen
Persediaan
karbohidrat
Dinding Sell Flegella
Chysophyeeae
(alga Coklat
Keemasan)
Chl A
,
C
1
dan
C
2
fukosantin
Chrysolaminarin
(lukasin)
Skala
Loricae
Heterokontus
Tribophyceae
(Xanuhopyeae)
alga hijau
kekuningan
Chl A
,
C
1
dan
C
2

Chrysolami narin Pectin / dind
selulosa
Heterokontus
Bacillariophy
ceae (diatomo
phyceae)
Chl A, C
1
dan
C
2
fukosantin
Chrysolami Narin Silica
frustula
Gamet jan
tandengan
satu flagel dan
masti genema
Mestiginema dibentuk dalam gelembung antar sel dalam Chrusophyta, prinsip
fotosinteis pigmen biasanya terdiri dari klorofil A dan C
1
/ C
2
da karotenoid yang
memberikan kesan warna keemasan dan juga fukosantin.


11

Diatom merupakan komponen besar planktonic dan komunitas benthic di samudra
dan air jernih, kadang-kadang diatom dikelompokkan menjadi tiga jenis
berdasarkan strategi ekologi:
(1) diatom,
(2) diatom benthic (priphytic) dan
(3) diatom meroplanktonic (tycoplanktonic).
Spesies euplanktonic merupakan anggota plankton tetap. Hampir semua diatom
sentrik adalah planktonic dan ditemukan di air jernih dan samudra. Distom
pennate yang sedikit merupaan planktonic. Diatom planktonic, sering berproduksi
pada musin semi dan musim gugur berkembang pada latitude tinggi. Contoh
diatomic planktonic ditunjukkan pada gambar. Hanya sedikit diatom yang
diketahui menghasilkan toksin (dari spesies Nitzschia dan Chaetoceros).
Semua diatom benthic adalah pennate. Pada air jernih dan habitat marine, diatom
sering merupakan inisial koloni alga pada substrat dibawah permukaan air.
Sekresi mucilage oleh diatom dan bakteri membentuk bioflm yang menyediakan
substrat berikutnya oleh organisma yang lain. Kepadatan pertumbuhan diatom
menghasilkan diskolorasi coklat keemasan. Alat gerak pada chrysophyta berupa
flagel yang mempunyai tipe whiplash dan tinsel yaitu 9+2
(Huzaifah Hamid,: 2009.)
Klasifikasi Chrysophyta dibagi menjadi 3 klas yaitu:
1. Klas xantophyceae atau alga hijau kuning
Ganggang ini banyak ditemukan hidup di air tawar, air laut dan tanah. Susunan
tubuhnya mempunyai 3 bentuk yaitu berbentuk sel tunggal (contohnya
Botrydiopsis), berbentuk filament (contohnya Tribonema) dan yang terakhir
berbentuk tubular (contohnyavaucheria). Umumnya ganggang ini tidak
mempunyai dinding sel. Bila mempunyai dinding sel, biasanya terdiri dari pectin


12

dan silica. Terdiri dari 2 bagian yang saling menutupi, seperti halnya pada
tribonema,sp. Ganggang jenis ini mempunyai alat gerak yang berupa 2 buah
flagella yang tidak sama panjangnya, satu bagian terletak di ujung atau apical dan
bagian yang lain terletak pada bagian anteriornya. Cadangan makanan berupa
krisolaminarin yaitu lutein. (Huzaifah Hamid,: 2009.)
Algae jenis ini mempunyai klorofil atau yang sering disebut dengan pigmen hijau
daun dan xantofil atau pigmen kuning, karena itu warnanya hijau kekunung-
kuningan. Contohnya adalah Vaucgeria. Vaucheria tubuhnya tesusun atas banyak
sel yang bebentuk benang, bercabang tapi tidak bersekat. Filament mempunyai
banyak inti dan menyebar yang disebut dengan Coenocytic. Vaucheria tumbuh
melekat pada substrat dengan menggunakan alat yang berbentuk akar.
Berkembang biak secaravegetatif dan generatif.
Perkembangbiakan vegetatif Vaucheria berlangsung dengan pembentukan
zoospora yang berkumpul dalam sporangium pada ujung filament.
Selanjutnya inti di dalam sporangium membelah secara meiosis dan
menghasilkan zoospora. Zoospora tersebut berinti banyak dan mempunyai
flagel yang tumbuh di seluruh permukaannya. Setelah sporangium masak,
zoospora akan keluar dan tumbuh menjadi Vaucheria baru.
Perkembang biakan generatif Vaucheria berlangsung dengan pembuahan
ovum dan spermatozoid. Ovum dibentuk di dalam oogonium, sedang
spermatozoid dibentuk dalam anteredium, keduanya terdapat pada benang
yang sama atau homotalus. Zigospora hasil pembuahannya akan
membelah secara meiosis dan menghasilkanspora yang selanjutnya
terlepas dari induknya dan kemudiantumbuh menjadi ganggang yang baru.
2. Klas chrysophyceae atau alga coklat keemasan
Ganggang ini kebanyakan hidup di air laut atau air tawar. Susunan tubuhnya ada
yang berbentuk sel tunggal (contohnya ochromonas) dan ada yang berbentuk
koloni (contohnya synura). Umumnya ganggang ini tidak mempunyai dinding sel.
Bila mempunyai dinding sel, biasanya terdiri dari lorika atau bisa juga tersusun
dari lempengan silicon atau bisa juga dari cakram kalsim karbonat. Ganggang


13

jenis ini mempunyai alat gerak yang berupa flagella yang tidak sama jumlahnya
tiap marga Cadangan makanan berupa tepung krisolaminarin
Algae jenis ini mempunyai pigmen keemasan yang sering disebut dengan
karoten, klorofil a, b, dan c, beta karoten, xantofil berupa lutein, dindinoxantin,
fukoxantin, dan dinixantin. Contoh ochromonas. Ochromonas sel tubuhnya
berbentuk bola yang dlengkapi dengan 2 flagel yang digunakan sebagai alat gerak.
Kedua flagel tersebut panjangnya tidak sama. Di dalam sitoplasmanya terdapat
beberapa organel penting seperti kloroplas yang berbentuk lembaran melengkung,
vakuola, stigma dan nucleus. Ochromonas berkembang biak dengan membelah
diri secara longitudinal dan dengan fragmentasi. Fragmentasi ada dua macam,
yaitu:
Koloni memisah menjadi dua bagian atau lebih. Sel tunggal melepaskan
diri dari koloni kemudian membentuk koloni yang baru.
Sporik, dengan membentuk zoospore dan statospora
Statospora yaitu tipe spora paling unik yang diketemukan pada Chryaophyta,
khususnya pada kelas Chrysophyceae dengan bentuk speris dan bulat. Dinding
spora bersilia, tersusun atas 2 bagian yang saling tumpang tindah. Mempunyai
lubang atau pore dan ditutupi oleh sumbat yang mengandung glatin.
Beberapa spesies bentuk statosporanya bermacam-macam, yaitu :
Ada yang berdinding halus
Berornamen dan
Berduri
Contoh: chrysomonodales
Pada genus yang motil statospora yang diketemukan berada pada fase istirahat,
yaitu : flagel tertarik ke dalam dan membentuk bagian yang sperik atau bulat
selanjutnya flagel mengalami diferensiasi internal dari protoplasma yang sperik.
Yang terpisah hanya bagian membran plasma dari bagian periferi protoplasma


14

asli. Kemudian sekresi dari dinding antara dua membran plasma yang baru
terbentuk, kecuali daerah sirkuler, nantinya akan membentuk lubang atau pore.
(Huzaifah Hamid,: 2009.)
3. Klas Bacillariophyceae atau alga diatomae
Ganggang ini banyak ditemukan hidup di air tawar, air laut dan tanah-tanah yang
lembab.
Susunan tubuhnya ada yang berbentuk sel tunggal dan ada juga yang berbentuk
koloni dengan bentuk tubuh simetri bilateral (Pennales) dan simetri radial
(centrals).
Terdapat dinding sel yang disebut frustula yang tesusun dari bagian dasar yang
dinamakan hipoteka dan bagian tutup dinamakan epiteka dan juga sabuk atau
singulum. Frustula ini tersusun oleh zat pectin yang dilapisi oleh silicon.
Cadangan makanan berupa tepung krisolaminarin.
Klas Bacillariophyceae mempunyai alat gerak yang berupa flagel yang terdapat
pada sperma. Isi sel berinti tunggal dan berinti diploid. Klas Bacillariophyceae ini
disebut juga klas diatom. Tanah yang mengandung diatom berwarna kuning
keemasan. Contoh: Navicula,sp. Tubuh Navicula terdiri atas dua bagian yaitu
kotak atau hipoteka dan tutup atau epiteka. Diantara bagian kotak dan tutup
terdapat celah yang disebut rafe. Perkembang biakan Navicula secara vegetatif
dan generatif.
Perkembang biakan vegetatif Navicula dengan membelah diri. Setiap inti
diatom membelah menjadi dua, diikuti pembagian sitoplasma menjadi dua
bagian. Selanjtnya, dinding sel Navicula memisah menjadi kotak dan
tutup. Pada sel anakan baik kotak maupun tutup akan berfungsi sebagai
tutup dan masing-masing akan membentuk kotak baru. Dengan demikian
sel anakan yang berasal dari kotak akan mempunyai ukuran lebih
kecildaripada sel anaknya. Peristiwa ini berlangsung berulang kali.


15

Perkembang biakan generatif Navicula berlangsung dengan konjugasi. bila
ukuran tubuh Navicula tidak memungkinkan untuk mengadakan
pembelahan lagi inti selnya akan mengalami meiosis dan menghasilkan
gamet. Gamet ini kemudian akan meninggalkan sela dan setelah terjadi
pembuahan di dalam air akan menghasilkan zigot. Zigot selanjutnya
tumbuh menjadi sel Navicula baru dan membentuk kotak dan tutup yang
baru.
(Chapman:1973)
Kegunaan alga pirang dalam kehidupan manusia, yaitu:
Sebagai bahan penggosok
Contoh: diatomea
Sebagai isolasi dinamit
Contoh: diatomae
Sebagai campuran semen
Sebagai penyerap nitrogliserin pada bahan peledak
Selain berguna bagi kehidupan manusia tapi bukan berarti semuanya
menguntungkan, kehadiran mikroalga dalam habitat air dapat mencemari air
tersebut. Selain akan mengakibatkan timbulnya kotoran juga dapat menurunkan
kualitas air. Hal ini disebabkan karena:
Alga dapat menimbulkan rasa dan bau yang tidak enak
Alga dapat menurunkan PH
Menyebabkan warna dan kekeuhan
Beberepa jenis alga dapat mengeluarkan racun
Dapat mengeluarka lender yang mengakibatkan waterbloom
Ganggang keemasan sering disebut ganggang kersik karena mengandung silikat.
Ganggang jenis ini tidak begitu membahayakan karena tidak menghasilkan racun


16

akan tetapi ganggang ini dapat menimbulkan bau yang tidak enak. Selain itu juga
menyebabkan kekeruhan pada air.
(Chapman:1973)




17

BAB III
KESIMPULAN
Pyrrophyta adalah alga uniselular (bersel satu) dengan dua flagel yang
berlainan, berbentuk pita, keluar dari sisi perut dalam suatu saluran.
Pyrrophyta memiliki alat gerak berupa flagel sebanyak 2 buah, satu buah
melingkar sedangkan satu lagi berada dibagian posterior.
Pyrophyta disebut juga dinoflagellata dimana tubuhnya tersusun atas satu
sel, memiliki dinding sel dan dapat bergerak aktif serta habitat di laut.
Pyrrophytabersifat fotoautotrof atau heterotrof, sebagai saprofit, parasit,
hidup bersimbiosis atau holozoic.
Gymnodinium merupakan contoh Dinoflagellata yang tubuhnya tidak
tersusun oleh pelat-pelat. Banyak dijumpai hidup di air tawar dan air laut
Pyrrophyta memiliki 2 cara perkembangbiakan, yaitu secaraaseksual dan
seksual.
Chrysophyta atau ganggang keemasan memiliki pigmen dominan karoten
berupa xantofil yang memberikan warna keemasan. Pigmen lainnya adalah
fukoxantin, klorofil a dan klorofil c.
Bentuk tubuh ganggang keemasan ada yang uniseluler soliter (misal
ochromonas) atau ada juga yang berkoloni tidak berflagellum, dan ada
juga yang multiseluler (missal vaucheria).
Anggota chrysophyta yang hidup di laut, reproduksinya dilakukan secara
aseksual dengan pembelahan biner. Pada ganggang uniseluler reproduksi
dengan pembentukan spora. Sedangkan pada ganggang yang multiseluler
reproduksi seksualnyadilakukan melalui penyatuan dari jenis gamet.
Contoh dari ganggang keemasan atau ganggang pirang adalah navicula,
synura, dannishoous.





18

DAFTAR PUSTAKA
Aziz, Abdul. 2008. Dan Alampun Bertasbih. Jakarta: Balai Pustaka.
Chapman, V ; D. Chapman. 1973. The algae. London: Macmillan
Hamid, Huzaifah. 2009. Chrysophyta, (Online),
http://zaifbio.wordpress.com/2009/01/30/chrysophyta/, diakses 27
Februari 2014.
Kovacs M. 1992. Biological Indicators of Environmental Pollution. In: Kovacs M.
ed. Biological Indicators in Environmental Protection, Ellis Horwood,
New York.
Prasetijo, Budi. 2011. Pyrrophyta Green Algae, (Online),
http://pobersonaibaho.wordpress.com/2011/03/07/pyrrophyta/, diakses 01
Maret 2014.

Anda mungkin juga menyukai