Pengelolaan Persalinan Preterm
Pengelolaan Persalinan Preterm
2 kali abortus Merokok >10 batang per Kenaikan BB <13 kg sampai ;2 ininggu
hari
3 kali abortus Rekeria herat
----- ---------
Kontr.1,i tueru,
I C)
Gambar I. Mekani sme persali nan preterm
Somber: Lockwood,201 1
1\kti\ usi pr()scs I lF(-l
rn;rrortnl lcrrl
- Srr'us
- Alir r\ ilsi I isr(,1(f!.is
Drcrrlrr\rr
Inflarrlalsi rl:r!r rrr liksr
- lntrirarllrtrorl
- licrvils ilrilu (lc.:'.1il,,
'S isrerl i l<
I)cndrf rhrli (lcsi(i!ra
irt:rrr Itorrltrosis
' S,,lilsr., pl:rsunGr
'TrorrrLrdsilii
[)tstcnsi Lr(erus pu(()l(r.q]'
. Kcharrril3u rnuhali:lus
- l,olrhi(lrrnrnt('rl
- ,\nDnloli str!rktrrr ut.'rtrs
- Sat()krn
pfctattlarnosi
- Srndr()rn.r tEslt<)us
- a;al-.jLu?(tit)n
rrrllilrrrrrsi l;'l\rs
- a-( t n I nr a l i a t t | - a.\ -s. rL i.t I r ( l
/),r)/.'itt-t
- Rcsept()r clcsilosrrt
' .Androgcn adrerlal lctrrs
- Estr(rHen-pr()Feste|otr
plrsent:t
Cambar l. Mekanisrne persalinan preterm
Sumber: Lockwood. 20 I I
Funneling
Funneling adalah dilatasi ostium servikalis, merupakan
proses pendataran dengan lebar >5 mm. Gambaran
perkembangan morfologi funneling dapat digambarkan
sebagai proses TYVU.
Gambar 2 : Gambaran morfologifunneling
Gambaran serviks normal
Normal serviks :
Nulipara : 24 minggu : 40 8 mm
28 minggu : 33 8 mm
Multipara : 24 minggu : 36 8 mm
28 minggu : 35 9 mm
Panjang serviks < 25 mm pada 16-24 minggu
mernpunyai risiko 6 kali lebih besar untuk persalinan
preterm.
Panjangfunne/ Iebih dari 50% mempunyai prognosk
buruk, 79% terjadi persalinan.
Normal funneling adalah gambaran T.
Panjang serviks > 40 mm, risiko persalinan preterm
0,2%, bila panjang serviks 5 mm persalinan preterm
mencapai 78%
Perdarahan (bercak, bercampur lendir/show)
Memberikan nilai sensitifitas yang relatif rendah namun nilai
prediksi positifnya tinggi
Pemeriksaan fibronektin fetus
10
Funneling
Funneling adalah dilatasi ostium servikalis. merupakarr
proses pendataran dengan lebar
>5
mm. Gambaran
perkembangan
morfologi
.funneling
dapat digambarkarr
sebagai proses TWU.
dLr
&Y
//(
{v
&u
Y-.>
\_-/
Gambar 2 : Gambaran morfologi
funneling
Carrbaran serviks normal
.
Normal serviks :
.
Nulipara
.24 ninggu : 40
+
B mm
o
28 rninggu : 33
a
8 mm
.
Multipara : 24 minggu : 36
+
8 mm
23minggu :35+9mm
.
Panjang serviks
<
25 mm pada 16-24 mulggrl
mernpunyai risiko 6 kali lebih besar untuk persalinan
prelerm.
.
Panjang
Jimnel
lebih dari 500/o rnernpunyai progrrt'sr,
bu rr-r k, 7 9o/o terjadi persal i nan .
.
Norrrral
Junneling
adalah gambaran
T.
.
Panjang serviks
>
40 mm, risiko persalinan preternr
0,2o/o.bila panjang
serviks 5 mm persalinan preternt
mencapai 780%
.
Perdaralran (bercak,
bercampur lendirlshow)
Memberikarr nilai sensitifitas yang
relatif rendah namun rrilar
prediksi positifn_va
tinggi
r
o
Pemeriksaan fibronektin fetus
l0
Fibronektin fetus merupakan salah satu penanda terbaik,
kadar dalam sekret servikovagina >50 ng/mL pada gestasi
>22 minggu meningkatkan risiko terjadinya persalinan
preterm spontan.'
VI. INTERVENSI MEDISINALIS DAN OPERATIF
Manajemen persalinan kurang bulan mencakup:
1. Tirah baring (bedrest)
Hidrasi dan sedasi
3. Pemberian tokolitik
4. Pemberian steroid
5. Pemberian antibiotik
6. Emergency Cercloge
7. Perencanaan persalinan
1. Tirah baring (bedrest)
Kepentingan istirahat rebah disesuaikan dengan kebutuhan ibu,
namun secara statistik tidak terbukti dapat mengurangi kejadian
kurang bulan secara statistik.24
2. Ilidrasi dan sedasi
Hidrasi oral maupun intravena sering dilakukan untuk
mencegah persalinan preterm, karena sering terjadi
hipovolemik pada ibu dengan kontraksi premature, walaupun
mekanisme biologisnya belum jelas. Preparat morfin dapat
digunakan untuk mendapatkan efek sedasi.
3. Pemberian Tokolitik
Tokolitik akan menghambat kontraksi miometrium dan dapat
menunda persalinan
a. Nifedipin
Nifedipin adalah antagonis kalsium diberikan per oral. Dosis
inisial 20 mg, dilanjutkan 10-20 mg, 3-4 kali perhari,
disesuaikan dengan aktivitas uterus sampai 48 jam. Dosis
maksimal 60mg/hari, komplikasi yang dapat terjadi adalah
sakit kepala dan hipotensi
11
Fibronektin fetus merupakan salah satu penanda terbaik,
kadar dalam sekret servikovagina
>50
ng/ml pada gestasi
>22
minggu meningkatkan risiko terjadinya persalinan
preterm spontan.'
VI. INTERVENSI MEDISINALIS DAN OPERATIF
Manajemen persalinan kurang bulan mencakup:
l. Tirah baring (bedrest)
l. Hidrasi dan sedasi
,1. Pemberiantokolitik
4. Pemberian steroid
5. Pernberianantibiotik
6. Entergency Cerclage
1. Perencanaan persalinan
l. Tirah baring (bedrest)
Kepentingan istirahat rebah disesuaikan dengan kebutuhan ibu.
namun secara statistik tidak terbukti dapat mengurangi kejadian
kurang bulan secara statistik.2a
2. Hitlrasi dan sedasi
Hidrasi oral maupun intravena sering dilakukan untuk
mencegah persalinan preterm, karena sering terjadi
hipovolemik pada ibu dengan kontraksi premature, walaupun
mekanisme biologisnya belum
jelas.
Preparat morfin dapat
digunakan untuk mendapatkan efek sedasi.
i. Pernberian Tokolitik
Tokolitik akan menghambat kontraksi miornetritrn.t dan dapat
menunda persalinan
a. Nifedipin
Nifedipin adalah antagonis kalsium diberikan per oral. Dosis
inisial 20 mg, dilanjutkan l0-20 ffig, 3-4 kali perhari,
disesuaikan dengan aktivitas uterus sampai 48
jam.
Dosis
maksimal 60rng/hari, komplikasi yang dapat terjadi adalah
sakit kepala dan hipotensi
ll
Pemeriksaan Panjang Serviks dengan USG Transvaginal (USGTV)
Membran utuh
PPROM
<34 Minggu
>34 Minggu
USGTV
Mungkin USGTV
Tidak
USG
diperlukan
perlu
USGTV
Panjang Serviks Panjang Serviks
<3cm
>3cm
Pertimbangkan Tidak ada
untuk: ntervensi
- Konsultasi.
- Rujuk
- Steroid
- Rawat inap
- Cerclage
-Pembatasan aktivitas
PPROM= Preterm Premature Rupture of Membranes
Garnbar 3. Pemeriksaan panjang serviks dengan lISG fransvaginal Se". 1TV)
Sumber Van den Hof. 200 I
IJ
Pemeriksaan Panjang Serviks dengau tlSG Transvaginal (LISGTV)
Nlenrbran utulr PPRO}I
>36 Nl <.14 Nlinggu
I
-l-idak
perlu
t_rsGt'\,
>.14 Nlinggu
<36 \Iinggu nggu
l..lSG'l V Mungkin LISGl'\'
'I'idali
perlu
US(]TV
diperlukan
Panjang Serviks Panjang Serviks
<3cm >3cm
tl
tl
Pertimbangkan
"I'idak
ada
untuk: nterven$i
- Konsultasi
.|
- Itujuk
- Steroitl
- Rawat inap
- Cerclage
-Pernbatasa n aktivitas
PPRON{
:
Preterm Premature Rupture of Membranes
Gambar -1.
Perneriksaan panjang serviks dengan I
lS(i
Iransvaginal ttlSGTV)
Sumber Van den Hof. 200 I
tJ
b. COX (cyclo-oxygenase)-2 inhibitors
Indomethacin
Dosis awal 100 mg, dilanjutkan 50 mg per oral setiap 6 jam
untuk 8 kali pemberian. Jika pemberian lebih dari dua hari,
dapat menimbulkan oligohidramnion akibat penurunan renal
blood flow janin. Indometachin direkomendasikan pada
kehamilan >32 rninggu karena dapat mempercepat
penutupan duktus arteriosus (PDA).28
c. Magnesium sulfat
Magnesium sulfat dipakai sebagai tokolitik yang diberikan
secara parenteral. Dosis awal 4-6 gr IV diberikan dalam 20
menit, diikuti 1-4 gram per jam tergantung dari produksi urin
dan kontraksi uterus. Bila terjadi efek toksik, berikan
kalsium glukonas 1 gram secara IV perlahan-lahan.28
d. Atosiban
Atosiban adalah suatu analog oksitosin yang bekerja pada
reseptor oksitosin dan vasopresin.I8 Dosis awal 6,75mg bolus
dalam satu menit, diikuti 18mg/jam selama 3 jam per infus,
kemudian 6mg/jam selama 45 jam. Dosis maksimal
330mg.27
e. Beta2-sympathomimetics
Saat ini sudah banyak ditinggalkan.
Preparat yang biasa dipakai adalah ritodrine, terbutaline,
salbutamol, isoxsuprine, fenoterol and hexoprenaline.
Contoh: Ritodrin (Yutopar)
Dosis:
50 mg dalam 500 ml larutan glukosa 5%. Dimulai dengan
10 tetes per menit dan dinaikkan 5 tetes setiap 10 menit
sampai kontraksi uterus hilang. Infus harus dilanjutkan 12
48 jam setelah kontraksi hilang. Selanjutnya diberikan dosis
pemeliharaan satu tablet (10 mg) setiap 8 jam setelah makan.
Nadi ibu, tekanan darah dan denyut jantung janin harus
dimonitor selama pengobatan. Kontra indikasi pemberian
adalah penyakit jantung pada ibu, hipertensi atau hipotensi,
hipertiroidi, diabetes dan perdarahan antepartum.
Efek samping yang dapat terjadi pada ibu adalah palpitasi,
rasa panas pada muka (flushing), mual, sakit kepala, nyeri
dada, hipotensi, aritmia kordis, edema paru, hiperglikemia
13
b. C OX
( cy c I o- oxy g e nas e) -2 in h i b it ors
Indomethacin
Dosis awal 100 mg, dilanjutkan
50 rng per oral setiap 6
jam
untuk 8 kali pemberian. Jika
pemberian lebih dari dua hari,
clapat rnenirnbulkarr oligohiciramnion
akibat penttrttnan renal
blootl
flov,
janir-r. Indonletacltin direkomendasikan
pada
kelramilan
>32
rninggu karerta., dapat mempercepat
penutupan duktus arteriosus
(
PDA).-"
Magnesium sulfat
Magnesium sulfat dipakai sebagai tokotitik
yang diberikan
secara
parenteral. Dosis ar,val
zl-6
gr IV diberikan dalam 20
rnenit, diikuti l-4 gratrt per
jarn
tergantung dari produksi urin
clan kontraksi
utertts. Biln terjadi et-ek toksik- berikan
kalsiurn glukonas I grarn secara IV perlahan-lahan.l8
Atosiban
Atosiban
acialah suatu analog oksitosin
yang bekerja
pada
reseptor oksitosin dan vasopresin.rs Dosis awal 6-75mg bolus
dalam satu menit, diikuti 18mg/jam selatna 3
-iam
per infus,
kemudial
6mg/jam selama
45
jam. Dosis rnaksimal
3 30mg.''
B et a2 - sy mp at h o mimetic s
Saat ini sudah banyak ditinggalkan.
Preparat
yang biasa dipakai adalah ritodrine, terbutaline,
s al b utam o l, is oxs upr ine,
fen
o t e r ol and h e x opr e n a I ine'
Contoh:
Ritodrin
(YutoPar)
Dosis:
50 mg dalam 500 ml larutan
glukosa 50%- Dirnr'rlai dengan
l0 tetes
per menit dan dinaikkan
5 tetes setiap
l0 menit
sampai
kontraksi uterus hilang' Infus harus dilanjLrtkan l2
-
48
jam
setelah kontraksi
hilang. Selanjutnya
diberikan dosis
pemeliharaan satu tablet
(10 mg) setiap 8
janr
setelah makan'
Nadi ibu, tekanan darah dan denyut
.iarrtung .iarrin
harus
dirnonitor
selama
pengobatan. Kontra indikasi
pernberian
adalah
penyakit
jantung pada ibu. hipertensi
atau hipotensi,
hipertiroidi,
diabetes dan perdarahan antepartum.
Efek samping
yang dapat terjadi
pada ibu adalah
palpitasi'
rasa
panas pada muka
(flushing), mLral, sakit kepala, nyeri
dada, hipotensi, aritmia kordis, edema
paru, hiperglikemia
e.
l3
dan hipokalenn. Efek samping pada janin antara lain ft.tal
takhikardia. Inpoglikemia, hipokalemi, ileus dan hipotensi
f. Progesteron
Progesteron dapat mencegah persalinan preterm. Injeksi
alpha-hi.drax-ffirogesterone caproate menurunkan
persalinan preternz berulang. Dosis 250 mg (1 mL) im tiap
minggu sampai 37 minggu kehamilan atau sampai
persalinan. Pemberian dimulai 16-21 minggu kehamilan.2 8
4. Pemberian steroid
Pemakaian kortikosteroid dapat menurunkan kejadian RDS.
kematian neonatal dan perdarahan intraventrikuler. Dianjurkan
pada kehamilan 24 34 minggu, namun dapat dipertimbangkan
sampai 36 ITI i nggu .2 1
Kontra infeksi sistemik yang berat, (tuberkulosis dan
korioamnionitis).
Betametason merupakan obat terpilih, diberikan secara injeksi
intramuskuler dengan dosis 12 mg dan diulangi 24 jam
kernudian. Efek optimal dapat dicapai dalam I - 7 hari
pemberian, setelah 7 hari efeknya masih meningkat. Apabila
tidak terdapat betametason, dapat diberikan deksametason
dengan dosis 2 x 5 mg intramuskuler per hari selama 2 hari.
5. Antibiotika
Pemberian antibiotika pada persalinan tanpa infeksi tidak
dianjurkan karena tidak dapat meningkatkan luaran persalinan.2 3
Pada ibu dengan ancaman persalinan preterm dan terdeteksi
adanya vaginosis bakterial, pemberian klindamisin ( 2 x 300 mg
sehari selama 7 hari) atau metronidazol ( 2 x 500 mg sehari
selama 7 hari). atau eritromisin (2 x 500 mg sehari selama 7
hari) akan bermanfaat bila diberikan pada usia kehamilan
minggu.
6. Emergency cerclage
Di negara maju telah dilakukan emergency cerclage pada ibu
hamil dengan pembukaan dan pendataran serviks yang nyata
tanpa kontraksi. Secara teknik hal ini! sulit dilakukan dan
berisiko untuk terjadi pecah ketuban. 2 6
14
1.
dan hipokalerni. Efek samping pada janin
antara lairr f'etal
takhikardia, hipoglikemia, hipokalemi.
iler-rs dan hipotensi
f. Progesteron
Progesteron
dapat rnencegah persalinan
preterm. Injeksi 1
--
alpha-h.t,droxyprogesterone
caproate
menurunkarr
persalinarr preterrn
berulang. Dosis 250 rng (l
mL) im tiap
rninggu
sar-npai 37 minggu
kehamilan atau sampai
persalinarr.
Pemberian dimulai l6-2 I minggu kehamilan.rs
Pemberian steroid
Pemakaian kortikosteroid
dapat menurunkan
kejadian RDS.
kematian neonatal dan perdarahan
intraventrikuler.
Dianjurkan
pada
kehamilan 24
-
34 rninggu, namun dapat dipertimban-ekan
sampai 36 minggu.2r
Kontra indikasi: infeksi sistemik yang
berat. (tuberkulosis
dan
korioanrn iorr itis
).
Betalletasorr rrerupakan
obat terpilih, diberikan
secara inleks
intramuskuler
derrgan dosis 12 mg dan diulangi 24 pm
kemudian. Efek optimal dapat dicapai dalam I -
7
lrarr
pemberian.
setelah 7 hari efeknya masih meningkat. Apabila
tidak terdapat betametason, dapat diberikan deksametason
dengan dosis 2 x 5 mg intramuskuler per hari selama 2hari.
Antibiotika
Pemberian
antibiotika pada persalinan
tanpa infeksi tidak
dianjurkan
karena tidak dapat meningkatkan
luaran persalinan.2r
Pada ibu dengan ancaman persalinan
preterm
dan terdeteksi
adanva vaginosis
bakterial, pemberian
klindamisin ( 2 x 300 rng
sehari selama 7 hari) atau metronidazol ( 2 x 500 mg seharr
selarna 7 hari). atau eritromisin (2
x 500 mg sehari selama
7
hari) akar berrnarrlaat bila diberikarr pada usia kehamilan
.<ll
lniltgglt.
--
Emergenc.y,
cerclage
Di negara rnaju telah dilakukan emergency
cerclage pada ibu
hamil dengan pembukaan
dan pendataran
serviks yang
nyara
tanpa kontraksi. Secara teknik hal inir sulit dilakLrkarr dan
berisiko untuk ter.jadi pecah
ketuban.26
l4
7. Perencanaan Persalinan
Persalinan preterm harus dipertimbangkan kasus perkasus,
dengan mengikutsertakan pendapat orang tuanya. Untuk
kehamilan <32 minggu sebaiknya ibu dirujuk ke tempat yang
mempunyai fasi I itas neonatal intensive care unit (NICU).
Kehamilan <24 minggu dilahirkan pervaginam. Kehamilan 24-
37 minggu diperlakukan sesuai dengan risiko obstetrik lainnya
dan disamakan dengan aturan persalinan aterm. Tidak
dianjurkan forseps atau episiotomi elektif.23
15
7. Perencanaan Persalinan
Persalinan preterm harus dipertimbangkan kasus perkasus,
dengan mengikutsertakan pendapat
orang tuanya.
Untuk
kehamilan
<32
minggu sebaiknya ibu dirujuk ke tempat yang
mempunyai fasilitas neonatal intensiive care unit (NICU).
Kehamilan
<24
minggu dilahirkan pervaginam.
Kehamilan 24-
37 minggu diperlakukan sesuai dengan risiko obstetrik lainnya
dan disamakan dengan aturan persalinan
aterm. Tidak
dianjurkan forseps atau episiotomi elektif.23
l5
Terapi Berhasil Terapi Gagal
;
Kontraksi preterm
Anamnesis
Diagnosis Klinik
Diagnosis USG
Manajemen:
Tirah Baring
Hidrasi dan sedasi
Tokolitik
Kortikosteroid
Antibiotika
Emergency cerclage
Rencana persalinan
Observasi
Pemeriksaan kehamilan
intensif
Persalinan *
Persalinan <- 24 minggu pervaginam
Persalinan 24 37 minggu: sesuai dengan
indikasi obstetri, disesuaikan dengan
persalinan aterm..Fidak menganjt4kan tbrseps
elektif dan episiotomi elektif
ksi preternt
I
I
I
Kontra
a
a
a
Anamnesis
Diagnosis Klinik
Diagnosis USG
Manajemerr:
r
Tirah Baring
.
Hidrasi dan sedasr
r
Tokolitik
r
Kortikosteroid
r
Antibiotika
t
Emergency cerclage
o
Rencana persalinan
Observasi
Terapi Berhasil
Pemeriksaan
kehamilan
intens if' o
a
Persalinan
*
Persalinan 24 minggu pervaginanr
Persalinan 24 .37 minggu. sesuai dengan
indikasi obstetri, disesuaikan dengan
persalinan aterrn.
'l'idak
rnengan juqlgn
tirrseps
elektif dan enisiotorrri clektif
VII. KEPUSTAKAAN
1. Greer l, Norman J. Preterm Labor. Managing Risk in Clinical
Practice. Cambridge University Press.2005.pp 1-26.
2. Slattery MM, Morrison JJ. Preterm Delivery. Lancet 2002;
360(9344): 1089-97.
3. Centers for Disease Control and Prevention. (CDC) 2007.
"Bhirts: Final data for 2005". Tersedia pada
http://www.cdc.gov/nchs/datainvsr/nvsr56/nvsr56 06.pdf
(diakses 13 Maret 2008)
4. Spong C.Y. Prediction and Prevention of Recruitment
Spontaneous Preterm Birth. Obset Gynecol 2007; l 10:405-15.
5. Profil Kesehatan Indonesia 2005, Diterbitkan olehDepartemen
Republik Indonesia tahun 2007.
6. Alisjahbana A, HamzahES, Tanuwidjaja S. Perinatal Mortality
and Morbidity Survey and Low BirthWeight. 1983. Final
Report V
7. Krisnadi SR, "The Use of Clyndamycin to Reduce LBW infant
rateapplied to Bacterial Vaginosis. withor without Group B
Streptococcal Colon ization and Chlamydia trachomatis
lnfection". Disertation. Padjadjaran University. Bandung
Indonesia, 2000.
8.
Moutquin JM, Classification and Heterogeneity of Preterm
Birth. Br J Obstet Gynaecol. 2003; 110 (Supl 20):30-33.
9. Iams JD. Abnormal Cervical Competence. In: Creasy RK,
Resnik R, Iams JD, eds. Maternal-fetal medicine. 5t h ed.
Philadelphia: Saunders; 2004. P.603-22
10.
SmithGC, Pell JP, Dobbie R. Interpregnancy Interval and risk
of Preterm birthand neonatal death: Retrospective co-hort
study. Bmj. 2003;327:9.
11. Behrman RE, Butler AS. (Eds). Preterm Birth. Causes,
Consequences and Prevention. Committee on Understanding
Kurang bulane Birthand Assuring Healthy Outcomes Board on
HealthSciences Policy. Institute of Medicine of National
Academies. The National Academies Press. Washington. 2006
12.
KalishRB, Vardhana S, Gupta M, Perni SC. Witkin SS.
Interleukin-4 and -10 Gene Polymorphisms and Spontaneous
Preterm
Birthin Multifetal Gestations. Am J Obstet Gynaecol.
2004;190:702-6
17
VII. KEPUSTAKAAN
l. Greer I, Norman J. Preterm Labor. Managing Risk in Clinical
Practice. Cambridge Universitl'
Press.2005.pp | -26-
2. Sfattery MM, Morrison JJ. Pretcrnt Delivery'. Lancet 2002:
360(9344): 1 089-97.
l. Centers for Disease Control and Prerention. (CDC) 2007
"Bhirts: Final data for 2005". Tersedia
pada
littp ://wr,vw.cdc. gov/nchsidata/nvsr/nvs15
6/nvs15 6-06.pdf
(diakses
l3 Maret 2008)
4. Spong C.Y. Prediction
and Prevention
of Recruitment
Spontaneous
Preterm Birth. Obset Gyrrecol 2001, | 10:405-15-
5. Profil Kesehatan Indonesia
2005. Diterbitkan oleh Departemen
Republik Indonesia tahun 2007.
6. Alisjahbana A, Hamzah ES, Tanuwidjaja S Perinatal Mortality
and Morbidity Survey and Low Birth Weight. 1983. Final
Report V
1. Krisnadi SR,
"The Use of Clyndam;-cin
to Reduce LBW infant
rateapplied to Bacterial
Vaginosis.
with or without Group B
Streptococcal Colonization
and Chlam-n.-dia trachomatis
Infection".
Diserlation. Padjadjaran
Universitl. Bandung
Indonesia, 2000.
8. Moutquin JM, Classification
and Heterogerreit) of Pretern't
Birth. Br J Obstet Gynaecol.
2003; I l0
(Supl 20):30-33.
g.
Iams JD. Abnormal Cervical Conrpetence.
In: Creasy. RK,
Resnik R, Iams JD, eds. Maternal-fetal medicine. 5t" ed.
Philadelphia: Saunders;
2004. P.603-22
10. Smith GC, Pell JP, Dobbie R. Interpregnancy
Interval and risk
of Preterm birth and neonatal death: Retrospective co-hot1
study. Bmj. 2003;327 :9.
I l. Behrman RE. Butler AS.
(Eds). Preternt Birth. Causes,
Consequences
and Prevention. Committee
on Understanding
Kurang bulane Birth and Assuring
Healthy Outcomes
Board on
Health Sciences Policy.
Institute of Medicine of National
Academies. Tlre National Academies
Press' Washington' 2006
12. Kalish RB, Vardhana S, Gupta M. Perni SC- Witkin SS'
Interleukin-4
and -10 Gene Polyrnorphisms
and Spontaneous
Preterm Birth in Multifetal
cestations.
Am J Obstet Gynaecol.
2004:'190:102-6
17
13. Krktin Peterson Oehlke. Genetics, genomic, preterm labor and
birth. I he Minnesota department of health. 2004.
14.
Romero R, Espinoza J, Mazor M, Chaiworapongsa T. The
prctcrm parturition Syndrome. ln: Critchley H, Bennett P,
Thornston S, editors. Preterm Birth. London: RCOG Press;
2004.p.28-60
15. McCormick MC. The Contribution of low birth weight to infant
mortality and childhood morbidity. N Engl J Med 1985; 312:
82-90.
16. American College of Obstetricians and Gynaecologist. "preterm
Labor". Technical Bulletin no. 206. Washington DC:ACOG,
1995.\
17. Royal College of Obstetricians and Gynaecologist. Tocolytic
drugs for women in preterm labour, Guideline No.1B. London:
RCOG; 2002.
18. Papatsonis D, Flenady V, Cole S, Liley H. Oxytocin receptor
antagonists for inhibiting preterm labour. Cochrane Database
Syst Rev 2005;3:CD004452.
19. Kashanian M, Akbarian AR, Soltanzadeh M. Atosiban and
nifedipine for the treatment of preterm labor. Int J Gynaecol
Obstet. 2005 Oct; 91( 1 ):10-4
20.
Al-Omari WR, Al-Shammaa HB, Al-Tikriti EM et aI. Atosiban
and nifedipine in acute tocolysis: a Comparative study. Eur J
Obstet Gynecol Reprod Biol 2006.
21. Roberts D, Dalziel S. Antenatal Corticosteroids foraccelerating
fetal lung maturation for women at risk of preterm birth.
Cochrane Database Syst Rev. 2002; 3: CD002860
22. King J, Flenady V. prophylactic antibiotics for preterm labour
with intake membranes. Cochrane Database Syst Rev
2002;4:CD000426.
23. Grant A, Penn Zj, Steer Pj. Elective or selection cesarean
delivery of the small baby? A systematic review of the
controlled trials. Br Obstet Gynaecol 1996; 103:1197-1200.
24. Read JS, Klebanoff MA. Sexual intercourse during
pregnancyand preterm delivery: Effects of vaginal
microorganisms. Am J Obstel and Gynaecol.
1993.1668(2):5149.
18
l)
l4
Kri,,t irr I)t'lcrsorr
()elrlke.
Genetics, genomic, preterm labor and
birllr I lrc Nlirrrrcsota department of health. 2004.
l{orrrero l{. [:spinoza J. Mazor M, Clraiworapongsa T. The
l)r'(t(,t'Dt ltarlurition
SVndrome. Irr: Critchley H, Benrrett P,
'l
lr()r'l)ston S. editors. Preterm Birth. t-ondon: RCOG Press-
2004.p.2 B-60
McCornrick l\4C. The Contribution of lorv birth weight to infarrt
nortalitr and childhood nrorbidity. N Engl J Med l9B5; 312:
82-90.
American College of Obstetricians and Gynaecologist. "pretertn
Labor". Technical Bulletin no. 206. Washington DC:ACOG,
I 995.\
Royal College of Obstetricians and Gynaecologist. Tocolytic
drugs for \\'olrell in prelernt labour, Guideline No. IB. London:
RCOC; 2002.
Papatsonis D. Flcnadl V. Cole S, Liley H. Oxytocin receptor
antagonists for inhibitir:rg preterm labour. Cochrane Database
Syst Rev 2005;3 :CD004452.
Kashanian M. Akbarian AR, Soltanzadeh M. Atosiban and
nifedipine fbr thc treatment of preterm labor. Int J Gvnaecol
Obstet. 2005 Oct: 9l( |
):
l0-.1
Al-Orlari U/R. ,Al-Slrarnnraa IlU. Al-fikr-iti EM et al. Atosiban
arrd nil-edipirre in acrrtc tocolysis: a Comparative strrdy. Lur J
Obstet G)'rtecol Reprgcl Biol 2006.
Roberts D. Dalziel S. Antenatal Corticosteroids foraccelerating
fetal lung maturation fbr wornen at risk of preterm birlh.
Coclrrane Database Sr st Rer,. 2002;3: CD002860
King .1, Flenady, V prophylactic
antibiotics for preterm labour
u,ith intake nternbranes. Cochrane Database Syst Rev
2002:4:CD000426.
Ciranl A- Penn Zj. Steer Pj. Elective or selection cesarean
dclivcry of the snrall baby? A systernatic revierv of the
corrtrolled trials. Br'.1 Obsret Gynaecol 1996: 103: I 197-1200.
Ileacl .lS. Klebanoff
MA. Sexual intercourse
during
lrrcgrurnc,r'uncl
pre[ernl
delivery: tsffects of vaginal
rnicroorsarr isnts. ,Artr .f Obstel and Gynaecol.
l 99i 1 66[i( ] ):5 1
.1q
l5
t1.
16.
l8
19.
20.
1l
LI
22.
23
24.
l8