Anda di halaman 1dari 2

Belajar lebih manusiawi lewat físika 4: Rasa memiliki

Leo Sutrisno

Kepemilikan merupakan suatu konsep yang menarik tetapi sulit dirumuskan dengan kata
sederhana. Kepemilkan mengisyaratkan penguasaan yang bersifat tetap, permanen.
Tetapi, semua hal yang ada di nunia ini dan bahkan hidup kita sendiri ;bukan milik’ kita.

Tidak seorang pun di antara kita dapat memilih di mana dilahirkan. Tidak juga dapat
menentukan siapa yang akan menjadi orang tuanya. Demikian juga kelak. Tidak ada satu
orang pun dapat menentukan kapan saat meninggalkan bumi ini. Lahir dan mati di luar
kendali kita.

Tetapi, sesungguhnya tidak hanya lahir dan mati yang tidak kita miliki. Kegiatan kita
sehari-hari pun demikian juga. Memang kita sudah menyususn rencana dengan baik dan
seksama. Selebihnya? Kita berharap semoga sesuai dengan apa yang telah direncanakan.

Marilah kita mengamati kejadian fisis di sekitar kita. Tidak tampak dengan mata namun
keberadaannya kita rasakan dan kita perlukan. Apa? Udara!. Bayangkan apa yang akan
terjadi seandainya tiba-tiba udara disekitar kita ini menghilang beberapa saat. Kita semua
tidak akan dapat bernapas. Ternyata udara memiliki kekuatan yang besar yang membuat
manusia dapat melanjutkan hidupnya.

Perhatikan air yang mengalir tenang di sungai. Semakin dalam air itu semakin tenang
mengalirnya. Kita mengenal nasehat orang tua dulu, air beriak tanda tak dalam. Tetapi
apa yang terjadi jika seseorang tercenur ke dalam sungai yang dalam. Bahaya yang
mengancam jiwa telah emnunggu. Ternyata, air yang ’tenang’ itu juga memiliki kekuatan
yang besar sehingga mampu mengancam jiwa seseorang.

Mari kita andaikan kejadian yang lain. Apa yang akan terjadi seandainya untuk bebarapa
bulan matahari menghilang dari padangan kita. Dunia akan menjadi gelap gulita. Berapa
besar energi yang diperlukan untuk membuat Bumi ini menjadi terang seperti sebelum
Matahari menghilang. Luar biasa. Matahari yang berada sangat jauh dari kita pun
memiliki daya yang luar biasa.

Pada suatu waktu saya membelikan sepeda kecil anak kami. Sepeda itu kami beli di pasar
loak, depan eks bioskop Menara. Saya katakan kepadanya, ’Ini sepedamu. Gunakan dan
rawatlah dengan baik’. Malam harinya, sepda tersebut dibawa masuk ke dalam kamarnya.
Ia tidur bersama sepeda. Ketika bangun pagi, ia bangun lebih awal dari biasanya,
langsung mengelap sepeda itu. Walaupun, ia tahu bahwa masih bersih.

Kepemilikan membuat seseorang menjadi berbeda. Kepemilikan akan sesuatu membuat


kita mencurahkan semua energi untuk menjaga barang yang kita miliki itu. Kepemilikan
membangunkan kekuatan besar dalam diri kita.
Sesungguhnya, kita juga menerima ’warisan’ besar. Bumi beserta isinya ini ’diserahkan’-
Nya kepada kita untuk dirawat dan dipelihara. Andaikan, kita menyadari akan warisan itu
tentu sikap kita terhadap Bumi ini sudah berbeda. Andaikan kita tahu bahwa Bumi
beserta isinya ini merupakan milik kita tentu kita akan berbeda dari sekarang ini.

Rasa memiliki memberi dampak besar pada diri kita. Rasa memiliki menumbuhkan
kekuatan besar dalam diri kita. Rasa memiliki dapat mengubah diri kita. Rasa memiliki
menumbuhkan sikap lebih positip kita. Rasa memiliki membuat diri kita bercahaya.

Nah, kini saatnya kita menumbuhkan rasa memiliki diri kita sendiri. Dengan begitu, tentu
kita ’wajib’ merawat dan memelihara diri kita dengan baik. Kita ’wajib’ menghormati
diri diri kita sendiri. Semoga!

Anda mungkin juga menyukai