Obat Antidiabetik oral (ADO)dapat di bagi dalam 5 golongan, yaitu : Sulfonilurea, meglitinid, biguanid, penghambat alfa oksidase, dan tiazolidinedion. A. Insulin Secretatogues (1) Sulfonilurea cara kerja : merangsang sekresi insulin dari sel beta pankreas, penurunan konsentrasi glukagon serum, dan penutupan kanal. farmakodinamik : penurunan kadar glukosa darah yang terjadi setelah pemberian sulfonilurea disebabkan oleh perangsang sekresi insulin di pankreas farmakokinetik : absorpsi derivat sulfonilurea melalui usus baik, sehingga dapat di berikan per oral. Setelah di absorpsi obat ini tersebar keseluruuh cairan ekstrasel. Keamanan : penggunaan sulfonilurea dalam jangka panjang tidak ada efek yang tidak di inginkan pada sistem kardiovaskular. - Sulfonilurea generasi pertama Tolbutamid : diabsorpsi dengan baik namun cepat di metabolisme di hati . lama kerja dengan waktu paruh 4-5 jam. Klorpopamid : lama kerja dengan waktu paruh 32 jam dan di metabolisme secara perlahan di hati, cepat di ekskresikan melalui ginjal. Kontra indikasi : insufisiensi hati atau ginjal . dosis tinggi menyebabkan ikterus. Tolazamid : diserap lebih lambat di ususu dari pada sediaan yang lain. Masa paruh kira-kira 7 jam. - Sulfonilurea Generasi kedua . efek samping lenih jarangdan kurang berinteraksi dengan obat lain . hati-hati pada pasien dengan penyakit kardiovaskuler dan pada lansia karena hipoglikemik Gliburid : dimetabolisme di hati menjadi produk dengan aktifitas hipoglikemik yang sangat rendah. Efek samping : hipoglikemik. Kontra indikasi : gangguan hati dan ginjal.
Glibenclamid : Glipizide : mempunyai waktu paruh terpendek (2-4 jam). Diberikan 30 menit sebelum makan untk mengurangi efek hiperglikemik. Gliburid : di metabolisme dalam hati, hanya 25% metabolit diekresi melalui empedu dan tinj. Efektif dengan pemberian dosis tunggal Efek samping sulfonilurea : gejala saluran cerna ( mual, diare, sakit perut, hipersekresi asam lambung). Gejala susunan saraf pusat (vertigo,bingung, ataksia), gejala hematogik ( leukopenia dan agranulosis), hipotiroidisme, hipoglikemia. Indikasi : pasien yang timbul diabetes diatas umur 40 tahun.
(2) Meglitinid Repaglinid dan nateglinid , mekanisme kerjanya sama dengan sulfinilurea. Golongan ini merangsang insulin dengan menutup kanal K yang ATP independent di sel beta pankreas . absorpsinya cepat dan kadar puncaknya di capai dalam waktu 1 jam. Masa paruhnya 1 jam. Diberikan sebelum makan. Metabolisme uta ma nya di hepar dan metabolitnya tidak aktif. Pada pasien dengan gangguan hati dan gunjal harus diberikan secara hati- hati. Efek samping : hipoglikemia dan gangguan saluran pencernaan. Serta reaksi alergi. Dapat digunakan pada gangguan ginjal.
B. Insulin Sensitizer
(1) Biguanid 3 jenis : fenformin , buformin dan metformin. Mekanisme kerja : - menurunkan produksi glukosa di hepar dan meningkatkan sensitivitas jaringan otot dan adipose terhadap insulin. Tidak menghambat ataupun merangsangperubahan glukosa menjadi lemak, mengalami absorpsi di interstin, masa paruhnya sekita 2 jam. Dosis awl 2 x 500 mg, umumnya dosis pemeliharaan 3 x 500 mg, dosis maksimal 2,5 gram. Efek samping : mual, muntah, diare, kecap logam. Pasien dengan gangguan fungsi ginjal dan sistem kardiovaskuler dapat meningkatkan kadar asam laktat dalam darah sehingga dapat mengganggu elektrolit dalam tubuh. Indikasi : terapi diabetes dewasa. Kontraindikasi : tidak boleh di berikan pada ibu hamil., penyakit hepar berat, penyakit ginjal dengan uremia, penyakit jantung kongestif dan penyakit patu dengan hipoksia kronik.
(2). Tiazolidinedion Jenisnya : pioglitazone, rosiglitazone Menurunkan resistensi insulin, mengatur gen yang terlibat dalam metablisme lipid dan glukosa dan diferensiasi adiposit. Mekanisme kerja : aktifkan peroxisome proliferator acivated receptor gamma (PPAR) di inti sel tingkatkan sensitifitas insulin, kurangi curah glukosa dari hati, dan tingkatkan metabolisme glukosa perifer. Metabolisme di hati. Dapat di nerikan pada insufisiensi renal. Indikasi : untuk dm tipe 2 yang tidak memberi respons dengan diet. Efek Samping : hepatotoksik, anemia, peningkatan berat badan, edema, menambah volume plasma dan memperburuk gagal jantung kongestif.
C. Obat Baru
(1). Inhibitor Enzim alfa glikosidase Jenis : Akarbose. dapat memperlambat absorpsi polisakarida ,dekstrin, dan disakarida di intestin. Dengan menghambat kerja enzim alfa glikosidase dapat mencegah peningkatan glukosa plasma pada orang normal dan pasien DM. Tidak sebabkan hipoglikemia karna kerjanya tidak merangsang sekresi insulin. Akarbose dapat digunakan sebagai monoterapi DM usia lanjut atau DM yang glukosa postprandialnya sangat tinggi dan efektif bila diberikan bersama makanan yang berserat Obat golongan ini diberikan pada waktu mulai makan. Absorpsi obat ini buruk. Efek samping : malabsorpsi , flatulen, diare, abdominal bloating.
D. Terapi Insulin Insulin masih merupakan obat utama DM tipe 1 dan beberapa jenis Dm tipe 2. Suntikan Insulin dapat dilakukan dengan berbagai cara , antara lain intravena, intramuskular, dan subkutan. - Klasifikasi Insulin Preparat dengan mula kerja cepat dan lama kerja singkat antara lain Solusi regular atau Crystalline zinc insulin, Kerja sedang (NPH isophan,lente), Kerja panjang (protamin zinc,ultralente,glargin). Umumnya disuntikan (IV atau IM) 30-45 menit sebelum makan, glukosa darah akan cepat menurun dalam waktu 20-30 menit. - Indikasi dan tujuan terapi Insulin subkutan terutama diberikan pada DM tipe 1 , DM tipe 2 yang tidak dapat di atasi hanya dengan diet dan atau antidiabetik oral, pasien DM dengan kehamilan, DM dengan ketoasidosis, koma nonketosis, atau komplikasi lain. Tujuan pemberian insulin untuk menurunkan kadar glukosa dalam darah dan memperbaiki metabolisme tubuh. - Efek Samping : Hipoglikemia Reaksi alergi dan resistensi Lipatrofi dan lipohipertrofi (terjadi penumpukan lemak subkutan yang terjadi akibat efek lipogenik insulin yang kadarnya tinggi pada daerah tempat suntikan. Edema Rasa kembung Gangguan visus