Anda di halaman 1dari 12

GEOTHERMAL SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF

Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas MID AMISCA 2008



Disusun oleh:
Kelompok 1 Kelompok 2
Fazri Azhar (10507001) Dinda Husna (10507057)
Mila Vanesa (10507013) Sukmawati Ayu D (10507032)
Yedika Sari (10507033) Audisny (10507038)
Martalia W S (10507034) Arifin (10507004)
Febrina M (10507039) Hasan Ramdhan (10507056)
Metalia Yuliyanti (10507078) Henzo Bernando (10507011)
Robertus Agung (10507064) Rinaldi Maulana (10507043)
Ahmad Muwahhid (10507095) Arlyn Hannesia (10507067)
Mujianto (10507101) Tiara Pelangi (10507066)
Atika Iskandar (10507050)







Program Studi Kimia
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Institut Teknologi Bandung
2008
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
hanya atas limpahan rahmat-Nya maka makalah dengan judul GEOTHERMAL
SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF dapat diselesaikan tepat pada
waktunya.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan pada
saat acara MID AMISCA 2008. Dalam makalah ini, penulis mencoba mengangkat
suatu topik tentang sumber energi alternatif. Pada saat ini, sumber energi alternatif
sangat dibutuhkan karena persediaan minyak bumi mulai menipis sedangkan
kebutuhan akan energi semakin meningkat. Oleh karena itu, dibutuhkan sumber
energi alternatif baru yang dapat digunakan oleh masyarakat sebelum minyak
bumi benar-benar habis. Geothermal merupakan salah satu pilihan tepat untuk
dijadikan sumber energi alternatif yang cukup bisa menggantikan minyak bumi
terutama di daerah Indonesia. Dalam penulisan makalah ini, penulis banyak
mendapat bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terima kasih kepada panitia MID AMISCA 2008 serta pihak-pihak
lainnya yang telah membantu dalam proses penulisan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
mengingat keterbatasan serta kelemahan penulis. Oleh karena itu, penulis sangat
mengharapkan masukan berupa kritik dan saran yang membangun dari para
pembaca demi penyempurnaan makalah ini.
Penulis berharap agar makalah ini dapat memberikan banyak manfaat bagi
para pembaca. Atas perhatian para pembaca. Penulis mengucapkan terima kasih.



Bandung, 9 Agustus 2008


Tim Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Pada zaman ini krisis energi merupakan masalah yang cukup serius dan
perlu penanganan lebih lanjut. Diperlukan energi alternatif selain energi yang
mengandalkan bahan bakar fosil. Energi alternatif tersebut setidaknya harus
memiliki sifat ramah lingkungan.
Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya krisis energi, diantaranya
cadangan minyak bumi menipis, pemanasan global, harga komoditas semakin
tinggi, dan budaya konsumtif semakin meluas. Orang seperti lupa bahwa selain
minyak masih ada bahan bakar lain sebagai bahan bakar. Sudah banyak terobosan
baru sumber energi alternatif pengganti minyak tetapi pemerintah belum bisa
mengembangkan secara maksimal energi alternatif yang ada, salah satunya energi
geothermal.
Geothermal merupakan salah satu pilihan tepat untuk dijadikan sumber
energi alternatif yang cukup bisa menggantikan minyak bumi terutama di daerah
Indonesia yang mempunyai lima ratus gunung api, yang sekitar 130 diantaranya
masih aktif. Geothermal adalah energi panas bumi yang berasal dari uap air yang
terpanaskan dalam perut bumi, panasnya menyebabkan air yang mengenainya
berubah menjadi uap bertekanan tinggi yang akhirnya muncul di muka bumi.
Geothermal dapat menghasilkan listrik sebesar 27.000 megawatt. Harga energi
listrik geothermal cuma 30% dari energi listrik BBM. Lumayan murah dan
terpenting merupakan energi yang ramah lingkungan. Oleh karena itu, penulis
memilih topik mengenai geothermal untuk diangkat menjadi topik makalah ini.

1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, rumusan masalah yang penulis
ajukan, sebagai berikut :
1. Apakah energi geothermal?
2. Apa keuntungan energi geothermal dibandingkan energi alternatif lain?
3. Bagaimana pemanfaatan energi geothermal di Indonesia?
4. Apa saja kendala pemanfaatan energi geothermal tersebut?

1.3 Tujuan
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, penulisan makalah
ini bertujuan
Mengetahui lebih jauh bahwa geothermal dapat dimanfaatkan sebagai
sumber energi alternatif.
Mensosialisasikan bahwa geothermal berpotensi menjadi sumber
energi pengganti minyak bumi.
1.4 Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan penulis adalah melalui studi
literatur, yaitu dengan cara mengumpulkan informasi dari internet.















BAB II
PEMBAHASAN


2.1 Pengertian Geothermal
Energi geothermal adalah energi yang berasal dari panas bumi. Dahulu,
energi ini kurang diminati, tetapi saat ini energi tersebut telah menjadi sebuah
harapan bagi kebutuhan energi dunia. Hal itu dikarenakan, energi geothermal
merupakan sumber energi yang tidak akan habis dan dapat didaur ulang, serta
dapat menghasilkan energi listrik yang sangat besar.
Pada pertemuan tahunan Geothermal Resource Council di Reno, Nevada,
para pembicara mengatakan bahwa dukungan keuangan sektor swasta dan
kebijakan pemerintah akan mendukung pengembangan geothermal sebagai
alternative yang bisa menggantikan batubara, gas alam dan nuklir. Saat ini,
meskipun geotermal hanya memberi kontribusi sebesar 0,5% dari kebutuhan
suplai energi di Amerika, para pembicara merasa optimis akan perkembangan
industri tersebut di masa mendatang. Tetapi untuk mencapai tujuan tersebut
dibutuhkan usaha secara nasional yang terfokus untuk menyusun kebijakan
peranan energi geothermal dan memudahkan akses pendanaan dari pemerintah
dan sektor swasta kepada industri geotermal.
Beberapa keuntungan pemakaian energi geothermal sebagai energy
alternatif antara dapat menyediakan listrik dengan dampak negatif yang kecil
terhadap lingkungan, terbaharukan, dan tanpa emisi gas. Energi geotermal
mempunyai potensi beban dasar yang signifikan, serta tidak membutuhkan media
penyimpanan, sehingga bisa digunakan untuk melengkapi energi terbarukan
lainnya, seperti surya, angin dan air.

2.2 Proses dan Perkembangan Teknologi Geothermal
Sumber geothermal memiliki panas yang berbeda dari satu daerah dengan
daerah lainnya. Akibatnya, untuk mendapatkan dan memanfaatkan panas tersebut
diperlukan metode yang berbeda-beda. Secara garis besar sumber geothermal
memiliki temperatur dari 50 derajat hingga 350 derajat Celsius. Bentuk yang
dihasilkan pun bisa beragam, dari uap hingga cairan. Untuk mendapatkan panas
geothermal dari bumi tersebut, air merupakan salah satu medium yang masih
digunakan hingga saat ini. Pada umumnya, mencari sumber mata air merupakan
hal yang penting untuk dilakukan dalam melakukan eksplorasi.
Teknologi yang umumnya dipakai untuk mengalihkan sumber energi yang
bertemperatur tinggi menjadi listrik dibagi menjadi beberapa 3, yaitu:
1. Flash Steam Power Plant
Tipe ini merupakan yang paling umum digunakan dalam pembangkit
listrik yang menggunakan geothermal. Uap yang telah dipisahkan dari air
disalurkan ke pipa menuju rumah pembangkit. Kemudian uap yang sudah
terkumpul tersebut digunakan untuk menggerakkan turbin uap. Uap yang
meninggalkan turbin dikondensasikan, sehingga menciptakan kehampaan
sementara yang dapat memaksimalkan pembangkit listrik yang
digerakkan oleh turbin-generator. Umumnya uap panas tersebut
dikondensasikan dengan cara direct contact condenser, atau heat
exchanger type condenser.
Dalam direct contact condenser, air yang sudah didinginkan disemprotkan
sehingga bercampur dengan uap panas. Uap yang sudah terkondensasi
tersebut menjadi bagian dari sirkuit air yang sudah didinginkan tersebut,
sementara sebagian lagi menguap dan bergabung dengan atmosfer melalui
cooling tower. Hasil keluaran dari air yang sudah didinginkan ini
dinamakan blow down sering dibuang ke dalam sumur injeksi yang
dangkal.


2. Binary Cycle Power Plants
Dalam reservoirs, di mana temperatur umumnya kurang dari 220 derajat
Celsius (430 Farenheit) binary cycle plants umumnya digunakan. Cairan
yang berasal dari reservoir, baik berupa air, uap, maupun campuran
keduanya, disalurkan melalui heat exchanger.
Cairan dalam binary plant kemudian didaur ulang ke dalam heat
exchanger. Cairan yang sudah dingin tersebut kemudian diinjeksikan lagi
ke dalam reservoir. Umumnya efisiensi binary cycle type plants mencapai
7 sampai 12 persen tergantung dari temperatur primer cairan yang ingin
dikondensasikan. Binary Cycle plant secara tipikal bervariasi antara 500
KW hingga 10 MW.
3. Combined Cycle (Flash and Binary) Combined Cycle Power Plants
Pembangkit semacam ini merupakan kombinasi dari teknologi turbin uap
yang konvensional dengan teknologi binary cycle. Dengan memadukan
kedua teknologi ini, efisiensi penggunaan peralatan bisa dilakukan karena
pada dasarnya turbin uap konvensional jauh lebih efisien dalam
membangkitkan listrik dari uap yang bertemperatur tinggi. Sementara itu
teknologi binary cycle berguna untuk memisahkan air dari uap yang
bertemperatur sangat rendah. Sebagai tambahan, untuk menggantikan
condenser-cooling tower, sistem pendingin yang digunakan dalam
teknologi gabungan ini bisa menghasilkan panas yang bisa digunakan lagi
untuk memproduksi listrik.
Selain berbagai teknologi yang digunakan dalam pembangkit bertenaga
geothermal, sebenarnya geothermal bisa juga digunakan secara langsung (direct
use). Hal ini berarti geothermal dapat digunakan secara langsung tanpa perlu
disalurkan dulu ke dalam bentuk pembangkit listrik. Umumnya penggunaan
geothermal secara langsung dilakukan bila sumber geothermal memiliki
temperatur yang lebih rendah, kurang dari 150 derajat Celsius.
Terlepas dari penggunaan langsung maupun sebagai pembangkit listrik,
pemanfaatan geothermal umumnya memiliki beberapa implikasi. Terkadang
cairan geothermal mengandung sejumlah gas, seperti hidrogen sulfida yang bisa
berbahaya. Untuk itu dalam proyek pemanfaatan geothermal ini diperlukan
perencanaan yang matang, sehingga peralatan yang digunakan tidak mudah rusak.
Beberapa teknologi bisa dimanfaatkan untuk mencegah terjadinya kerusakan-
kerusakan tersebut.

2.3 Pemanfaatan Geothermal di Indonesia dan Permasalahannya
Dengan pasokan yang diperkirakan bisa menghasilkan listrik sebesar
27.000 megawatt (mw). Geothermal atau panas bumi seharusnya bisa menjadi
salah satu sumber energi terbesar di Indonesia. Kesalahpahaman dan kurangnya
investasi menjadi faktor masih terpendamnya sumber daya tersebut.
Indonesia memiliki setidaknya 500 gunung berapi dan 130 diantaranya masih
aktif. Seharusnya Indonesia dapat menjalankan ekonominya melalui energy panas
bumi dari gunung berapi tersebut, tidak hanya berbicara tentang potensinya
saja.sampai sekarang. Dari hal itu, terungkap betapa panas bumi di Indonesia bisa
mengalahkan potensi minyak bumi yang menjadi teramat mahal saat ini. namun,
membuka dan memanfaatkan potensi ini terbukti masih menjadi masalah sulit
hingga saat ini, lantaran tingginya teknologi yang harus dipakai.
Terlepas dari hal itu, saat ini pemerintah Indonesia dan beberapa pihak
swasta telah menyatakan komitmennya untuk mengimplementasikan penggunaan
energy geothermal. Bahkan beberapa perusahaan besar seperti PLN, Pertamina,
Medco Energy dan Supreme Energy sejak beberapa tahun yang lalu telah
membentuk divisi khusus yang akan menangani proyek pembangunan pembangkit
listrik menggunakan energy geothermal.
Namun, hal itu tidak berarti tidak terlepas dari permasalahan yang
mungkin terjadi. Sama seperti permasalahan yang di hadapi energy terbarukan
lainnya, proyek geothermal ini membutuhkan modal yang besar dan jangka waktu
yang lama untuk menyelesaikannya. Hal itu mengakibatkan para pengembang
merasa kesulitan untuk menjamin kebutuhan keuangan pokok tersebut. Selain itu,
ilmu pengetahuan dan teknologi yang digunakan untuk menentukan lokasi energy
geothermal masih harus dikembangkan lagi serta akibat tingginya biaya yang
dipergunakan untuk melakukan pengeboran, seringkali terjadi kompetisi antara
industry geothermal dan industry bahan bakar fosil dalam penggunaan peralatan
peralatan yang biasanya digunakan industry bahan bakar fosil untuk menentukan
lokasi pengeboran minyak dan gas.
Dukungan pemerintah yang konsisten juga sulit didapat oleh industri geotermal.
Penjamin pinjaman, asuransi resiko, insentif kredit juga dibutuhkan untuk tetap
berjalannya suatu proyek geotermal. Permasalahan - permasalahan itulah yang
menyebabkan energy geothermal di Indonesia masih belum terdayagunakan
hingga sekarang.




















BAB III
SIMPULAN DAN SARAN


3.1 Simpulan
Salah satu energi alternatif yang dapat menghasilkan energi listrik dalam
jumlah yang sangat besar dan ramah lingkungan adalah energi geothermal. Energi
geothermal berasal dari panas bumi yang tidak membutuhkan media penyimpanan
seperti energi alternatif lainnya sehingga bisa digunakan untuk melengkapi energi
terbarukan lainnya, seperti matahari, angin dan air. Selain memiliki dampak
negatif yang kecil terhadap lingkungan, energi geothermal juga tidak
menghasilkan emisi gas. Selain itu, keuntungan dari energi alternatif yang berasal
dari geothermal adalah sumber energi yang tidak akan habis dan bisa di daur
ulang.
Teknologi yang umumnya dipakai untuk mengubah energi geothermal
menjadi energi listrik dibagi menjadi 3, yaitu Flash Steam Power Plant, Binary
Cycle Power Plants, dan Combined Cycle (Flash and Binary) Combined Cycle
Power Plants. Selain menggunakan teknologi di atas, energi geothermal juga
dapat digunakan secara langsung ( direct use ) tapi dengan syarat sumber energi
geothermal tersebut memiliki temperatur rendah, yaitu kurang dari 150 derajat
celcius.
Permasalahan yang dihadapi oleh Indonesia dalam masalah pengembangan
energi alternatif yang berasal dari geotermal adalah besarnya dana yang
dibutuhkan dan waktu yang relative lama untuk eksplorasi gheotermal itu sendiri.
Selain itu teknologi yang di gunakan untuk pemanfaatan geotermal itu sendiri juga
menjadi permasalahan. Jadi permasalahan sumber energi geotermal adalah pada
pemanfaatannya yang masih belum maksimal.


3.2 Saran
Saran yang penulis berikan adalah:
Penggunaan energi alternatif yang berasal dari energi geotermal patut
dicoba karena ramah lingkungan dan merupakan sumber energi yang tidak akan
habis dan dapat di daur ulang. Energi alternatif geothermal perlu lebih
disosialisasikan lagi ke masyarakat, agar seluruh lapisan masyarakat dapat
mengembangkan teknologi ini. Selain itu pemerintah diharapkan dapat
memberikan perhatian lebih kepada lapisan masyarakat yang mau mempelajari
dan mengembangkan teknologi ini.


























DAFTAR PUSTAKA

http://www.balipost.co.id/balipostcetak/2005/5/17/i2.htm
http://tv.kompas.com/content/view/4094/2/

http://www.energiportal.com/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&cid=41&
artid=626
http://www.ugm.ac.id/index.php?page=rilis&artikel=1427

Anda mungkin juga menyukai