A. Pengertian Perencanaan Tambang Mine Planning merupakan proses penentuan persyaratan pelaksaan teknis dalam kegiatan pertambangan untuk mencapai suatu tujuan dan sasaran tertentu dalam kegiatan tersebut. Perencanaan tambang merupakan bagian penting dalam pertambangan, karena perencanaan tambang ini mencakup berbagai kegiatan, mulai dari kegiatan prospeksi, eksplorasi, studi kelayakan,dimana pada kegiatan studi kelayakan ini mencakup berbagai hal selain aspek tekis, dalam studi kelayakan pun dikaji masalah ekonomi, analisis dampak lingkungan (AMDAL), persiapan infrastruktur tambang, K3, dsb. Lalu dalam perencanaan tambang pun mencakup kegiatan eksploitasi, pengolahan, pemasaran, hingga penutupan tambang (reklamasi).
Sumber : Emashitam.blogspot.com Gambar 1 Diagram alir Cakupan Perencanaan Tambang
B. Tahapan Perencanaan Tambang Menuru Lee (1984), dan Taylor (1977), perencanaan tambang dibagi ke dalam 3 tahap yaitu : 1. Studi konseptual Studi ini biasanya dijadikan sebagai bahan evaluasi awal, karena studi ini merupakan tahapan mengubah suatu ide proyek menjadi kajian investasi secara umum, dimana kajian investasi ini mencakup masalah estimasi modal dan biaya produksi yang didasarkan pada data historik dan perkiraan, dan juga menggunakan data yang masih belum lengkap sehingga tingkat keyakinan dari hasil studi ini masih rendah. Tujuan dari studi konseptual ini adalah untuk memberikan gambaran investasi secara umum, dan mengidentifikasi suatu masalah, sehingga masalah tersebut dapat di kaji lebih jauh pada tahapan selanjutnya. 2. Pra studi kelayakan Studi ini bukanlah studi untuk mengambil suatu keputusan layak atau tidak layak terhadap suatu proyek, karena studi ini merupakan studi dengan tingkat intermediet atau menengah, dimana tujuan dari studi ini ialah untuk mengidentifikasi masalah yang apabila masalah dalam suatu proyek tidak kritis maka akan dilanjutkan dengan tahapan studi kelayakan, namun apabila proyek dalam keadaan kritis maka diperlukan suatu studi pendukung lebih lanjut, sehingga hasil dari studi ini ialah perlu atau tidaknya dilakukan studi kelayakan. Biasanya pada suatu perusahaan yang besar hasil dari studi ini menjadi masalah internal, sedangkan pada perusahaan menengah kebawah biasanya hasil studi ini dipublikasikan di pasar modal untuk mencari dana untuk studi pendukung lainnya. 3. Studi kelayakan Bankable feasibility study atau studi kelayakan adalah suatu studi yang meliputi kajian teknis hingga kajian ekonomis suatu proyek, dan biasanya dari hasil studi kelayakan ini di publikasikan ke pasar modal dalam rangka mencari dana untuk membiayai proyek yang akan dijalankan tersebut.
C. Tugas tugas Dalam Perencanaan Tambang Ada beberepa tugas dalam perencanaan tambang agar dapat dilakukan dengan lebih mudah, berikut ini adalah tugas yang perlu diselesaikan dalam merencanakan tambang : 1. Penentuan batas pit Maksud dari penentuan batas pit ialah menetukan batas akhir (limit) dari proses penambangan, dimana seorang mine plan harus dapat merencanakan berapa banyak bahan galian yang akan ditambang, namun dalam penentuan batas pit ini masih belum memperhitungkan waktu dan biaya. 2. Perancangan squence Dalam perancangan geometri penambangan, perancangan squence merupakan suatu tahapa yang penting, karena pada tahapan ini membuat penentuan pit limit menjadi bagian bagian yang lebih kecil lagi, sehingga lebih mudah untuk dikerjakan, dan dalam perancangan bentuk tiga dimensi tambang menjadi lebih mudah pula. 3. Penjadwalan produksi Tahap selanjutnya setelah perancangan squence, ialah penjadwalan produksi, dimana pada tahap ini jumlah tanah penutup dengan jumlah bahan galian yang akan ditambang dalam periode tertentu berdasarkan urutan waktu dan target produksi. 4. Pemilihan alat Setelah diketahui produksi yang akan dicapai, maka tahap selanjutnya adalah pemilihan alat alat yang akan digunakan dalam kegiatan penambangan tersebut, selain pemilihan alat untuk produksi, alat pun dipilih untuk proses pengembangan tambang. 5. Perhitungan biaya operasi dan kapital Tahap selanjutnya dalam perencanaan tambang ialah perhitungan biaya operasi dan kapital, dimana perhitungan biaya operasi dan kapital ini berdasarkan target produksi yang akan dicapai serta pemilihan alat yang akan digunakan, selain itu pada tahap ini juga dapat ditentukan jumlah waktu kerja dan shift kerja yang diperlukan untuk mencapai target produksi yang telah direncanakan.
D. Perancangan Tambang Secara umum rancangan tambang ialah penentuan kriteria teknik, dan spesifikasi teknik rinci, yang akan digunakan dalam kegiatan penambangan dalam rangka mecapai sasaran produksi yang telah direncanakan. Ada dua tahap dalam perancangan tambang yang perlu dilaksanakan, seperti : 1. Rancangan konsep Adalah suatu rancangan awal yang perlu dilakukan dalam merancang tambang, dimana rancangan ini didasarkan pada beberapa data secara umum, yang mana data tersebut diambil dari beberapa hal penting saja, lalu kemudian di analisis lebih lanjut untuk disesuaikan di lapangan. 2. Rancangan rekayasa Rancangan ini sering disebut juga dengan rancangan rekacipta, dimana rancangan ini merupakan tahap rancangan lanjutan dari rancangan konsep, dasar dari rancangan ini ialah data yang diperoleh dari hasil uji laboratorium dan data sesungguhnya di lapangan. Perbedaan antara kedua rancangan tersebut ialah terletak pada kegunaannya, dimana rancangan konsep biasa digunakan untuk urutan pelaksanaan teknis hingga pada tahap studi kelayakan, sedangkan rancangan rekayasa biasa digunakan untuk pedoman pelaksanaan di lapangan yang meliputi penentuan batas pit, penentuan operasi penambangan, penjadwalan produksi, hingga penentuan buangan tanah penutup, rancangan rekayasa ini biasanya diperjelas dengan membagi kedalam beberapa periode waktu tertentu seperti, rancangan harian, mingguan, hingga bulanan.
E. Data yang Diperlukan Dalam Perencanaan Tambang Ada beberapa input data yang diperlukan untuk perencanaan tambang, yaitu : Peta topografi dengan skala 1:500 atau 1:1.000 Kondisi iklim Data curah hujan (minimal 10 tahun), falling head test, untuk penirisan tambang Struktur geologi Kondisi permukaan : flora, fauna, dsb. Tipe dan jenis batuan serta bahan galian yang akan ditambang Lokasi untuk konsentrator Lokasi tambang Lokasi preparasi Talling disposal Fasilitas pemeliharaan Tailing pond Lokasi pipa Jalan: informasi jalan-jalan yang ada: lebar, permukaan, batas maksimum, beban, pemeliharaan. Sumber listrik Kepemilikan lahan, kepemilikan: negara, pribadi, tata guna lahan, harga tanah Pemerintah: suasana politik, hukum, UU pertambangan, sosial budaya Kondisi ekonomi: industri utama yang ada, kesediaan tenaga kerja, struktur pajak, ketersediaan sarana, toko, rumah sakit, sekolah, rumah, ketersediaan material, termasuk bensin, semen, gravel Lokasi pembuangan (waste dump) Aksesibilitas dari kota utama ke luar: metode transportasi, realibilitas dan transportasi yang tersedia, komunikasi
DAFTAR PUSTAKA
Bullah, Hazi, 2014, Perencanaan Tambang, Tambang.blogspot.com, Diakses pada tanggal 20 September 2014 pukul 22.00 WIB. Anonim, 2013, Mine Plan, Emashitam.blogspot.com, Diakses pada tanggal 20 september 2014 pukul 22.20 WIB Kristianto, Jaya, 2012, Perancangan Tambang, buruhtambang.blogspot.com, Diakses pada tanggal 20 September 2014 pukul 22.35 WIB.
LAMPIRAN
TUGAS
1. Metode penambangan untuk batubara (pengertian serta gambar atau foto) 2. Rumus produksi 3. Perbaikan Diagram Alir menjadi lebih sederhana
Jawab 1. Metode penambangan batubara ialah metode tambang terbuka dengan tipe strip mine, dimana strip mine adalah metode penambangan yang biasa digunakan untuk endapan bahan galian dengan bentuk mendatar ataupun sedikit miring, sehingga metode penambangan ini biasa digunakan untuk batubara atau endapan-endapan garam.
Sumber : mineforyourlife.blogspot.com Foto 1 Strip Mine
2. Perhitungan untuk produksi Produksi alat muat Qm = ( 60/Ct ) x Cm x F x sf x E Keterangan : Qm = Kemampuan produksi alat muat (BCM/jam) Ct = Waktu edar alat muat sekali pemuatan (menit) Cm = Kapasitas baku mangkuk alat muat (m 3 ) F = Faktor pengisian (%) E = Effisiensi kerja (%) Sf = Swell factor Produksi alat angkut Qa = Na ( 60/Ct ) x Ca x sf x E Keterangan : Qa = Kemampuan produksi alat angkut (BCM/jam) Na = Jumlah alat angkut (unit) Ct = Waktu edar alat angkut (menit) Ca = Kapasitas bak alat angkut (m3) = n x Cam x F n = Jumlah pengisian bucket alat muat untuk penuhi bak alat angkut Cam = Kapasitas mangkuk alat muat (m3) F = Faktor pengisian (%) E = Effisiensi kerja (%) Sf = Swell factor