Anda di halaman 1dari 25

TUGAS

PERLAKUAN MEKANIK
NERACA BAHAN PADA
PENGAYAKAN
Oleh:
HERJUN PRABOWO (08!0"0#
AKADEMI TEKNOLOGI INDUSTRI PADANG
(ATIP#
TAHUN AKADEMIK !00"
NERACA BAHAN PADA PENGAYAKAN
A$ Pe%&e'()*% Pe%&*+*,*%
Pe%&*+*,*% *(*- .e%+*')%&*% adalah proses pemisahan secara mekanik berdasarkan
perbedaan ukuran partikel. Pengayakan (screening) dipakai dalam skala industri,
sedangkan penyaringan (sieving) dipakai untuk skala laboratorium.
Produk dari proses pengayakan/penyaringan ada 2 (dua), yaitu :
- Ukuran lebih besar daripada ukuran lubang-lubang ayakan (oversie).
- Ukuran yang lebih kecil daripada ukuran lubang-lubang ayakan (undersie)
!alam proses industri, biasanya digunakan material yang berukuran tertentu dan
seragam. Untuk memperoleh ukuran yang seragam, maka perlu dilakukan pengayakan.
Pada proses pengayakan at padat itu di"atuhkan atau dilemparkan ke permukaan
pengayak. Partikel yang di ba#ah ukuran atau yang kecil (undersize), atau halusan
(fines), lulus mele#ati bukaan ayak, sedang yang di atas ukuran atau yang besar
(oversize), atau buntut (tails) tidak lulus. Pengayakan lebih laim dalam keadaan kering
($c%abe, &''', halaman ()*).
+eberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengayakan, yaitu:
,enis ayakan
%ara pengayakan
-ecepatan pengayakan.
Ukuran ayakan
/aktu pengayakan
0i1at bahan yang akan diayak
T-/-*% 0*') .'12e2 .e%&*+*,*% )%) *0*l*h: 3T*&&*'(4"!56
$empersiapkan produk umpan (1eed) yang ukurannya sesuai untuk beberapa
proses berikutnya.
$encegah masuknya mineral yang tidak sempurna dalam peremukan (Primary
crushing) atau oversie ke dalam proses pengolahan berikutnya, sehingga dapat
dilakukan kembali proses peremukan tahap berikutnya (secondary crushing).
Untuk meningkatkan spesi1ikasi suatu material sebagai produk akhir.
$encegah masuknya undersie ke permukaan.
Pengayakan biasanya dilakukan dalam keadaan kering untuk material kasar, dapat
optimal sampai dengan ukuran &2 in (&2 mesh). 0edangkan pengayakan dalam
keadaan basah biasanya untuk material yang halus mulai dari ukuran 22 in sampai
dengan ukuran (3 in.
Pe'7-,**% *+*,*% +*%& 0)&-%*,*% .*0* 28'ee% 9e':*')*2)4 +*)(-: 3B'1;%4"<06
Plat yang berlubang (punched plate, bahan dapat berupa ba"a ataupun karet keras.
4nyaman ka#at (#oven #ire), bahan dapat berupa ba"a, nikel, perunggu,
tembaga, atau logam lainnya.
0usunan batangan logam, biasanya digunakan batang ba"a (pararel rods).
0istem bukaan dari permukaan ayakan "uga bervariasi, seperti bentuk lingkaran,
persegi ataupun persegi pan"ang. Penggunaan bentuk bukaan ini tergantung dari
ukuran, karakteristik material, dan kecepan gerakan screen.
=*,(1'>?*,(1' +*%& 7e7.e%&*'-h) ,e8e.*(*% 7*(e')*l -%(-, 7e%e'1912 -,-'*%
*+*,*% *0*l*h :
&. Ukuran buhan ayakan
0emakin besar diameter lubang bukaan akan semakin banyak material
yang lolos.
2. Ukuran relati1 partikel
$aterial yang mempunyai diameter yang sama dengan pan"angnya akan
memiliki kecepatan dan kesempatan masuk yang berbeda bila
posisinya berbeda, yaitu yang satu melintang dan lainnya membu"ur.
(. Pantulan dari material
Pada #aktu material "atuh ke screen maka material akan membentur kisi-
kisi screen sehingga akan terpental ke atas dan "atuh pada posisi yang
tidak teratur.
5. -andungan air
-andungan air yang banyak akan sangat membantu tapi bila hanya sedikit
akan menyumbat screen.
B$ Al*( A+*,*%
+erdasarkan gerak pengayak, alat ayakan dibagi men"adi 2 "enis:
0tationary screen
!ynamic screen.
+eberapa alat ayakan :
&. 0tationary
2. 6rily
(. 7ibrating
5. 8scillating
3. 9eciprocating
*. :romel/9evolving
;aktor yang harus diperhatikan dalam pemilihan screen:
kapasitas, kecepatan hasil yang diinginkan.
-isaran ukuran ( sie range),
0i1at bahan : densitas, kemudahan mengalir (1lo#ability),
Unsur bahaya bahan : mudah terbakar, berbahaya, debu yang ditimbulkan.
4yakan kering atau basah.
Pemilihan screen berdasarkan ukuran disa"ikan di 1ig. &' < &5 (Perry, =th ed.).

C$ K*.*2)2(*2 S8'ee%
K*.*2)(*2 28'ee% 2e8*'* -7-7 (e'&*%(-%& .*0*: 3Kell+4"8!6
&. >uas penampang screen
2. Ukuran bahan
(. 0i1at dari umpan seperti? berat "enis, kandungan air, temperature
5. :ipe mechanical screen yang digunakan.
$ S-79e' B'1;%4 "<0.
C1%(1h : :ersedia vibrating screen dengan luas permukaan@ * 1t, aperture @
2 mm. +erapa kisaran kapasitas yang memungkinkan screen iniA
Pe%+ele2*)*% :
-apasitas @ ( 3 s/d 22 ) B * B 2
@ *2 s/d 252 :ons/25 hr.
!$ S-79e': Pe''+4 8h*.$ " $

D$ E=ISIENSI SCREEN
C1ektivitas ayakan dihitung berdasarkan rekoveri desired material dalam produk dan
rekoveri undesired material di arus re"ect.
!esired matDl @ matDl dengan ukuran yang diinginkan.
C1isiensi screen dalam mechanical engineering dide1inisikan sebagai perbandingan dari
energi keluaran dengan eneri masukan. !engan demikian dalam screening bukannya
e1isiensi melainkan ukuran kee1ekti1an dari operasi.
C1%(1h : 0uatu produk dengan spek tidak lebih dari &2E berat berukuran
tidak lebih besar dari 222 mesh. :ampak, batasannya adalah partikel dengan ukuran F
222 mesh maksimum &2E. ,adi, desired matDl @ partikel lolos 222 mesh.
E?)2)e%2) 0*') .'12e2 .e%&*+*,*% )%) 9e'&*%(-%& .*0*: 3B'1;%4"<06
9asio ukuran minimal partikel yang bisa mele#ati lubang ayakan, yaitu: 2,&=-
&,23 B ukuran lubang ayakan.
Persentase total area ayakan yang terbuka.
:eknik pengumpanan dan kecepatan pengumpanan.
-eadaan 1isik dari material itu sendiri (kekerasan bi"ih, pola bongkahan bentuk
partikel seperti bulat, gepeng, ataupun "arum, kandungan air).
4da atau tidak adanya penyumbatan lubang screen.
4da atau tidak adanya korosi pada ayakan (ka#at).
$ekanisme gerakan pengayakan (getaran).
!esign mekanis dari ayakan tersebut dan -emiringan ayakan (biasanya &2
o
-&)
o
).
Me%e%(-,*% e?e,():)(*2 *+*,*%.
D)()%/*- 2-*(- *+*,*%:


!i lapangan, penimbangan ;, P G 9 tidak mudah dan tidak praktis, maka
perlu dicari persamaan lain yang menggunakan data analisis cuplikan (sample)
distribusi ukuran pada arus ;, P dan 9.
H$ desired matDl di sekitasr screen:
@=$ = A @P $ P B @R $ R (#
undesired matDl di sekitar screen :
( C @= # = A ( > @P # P B ( >@R # R (!#
NM
NM (1(*l 0) 2e,)(*' 28'ee% :
= A P B R (D#
$enggunakan persamaan (&) dan ((), buktikan bah#a :


E$ Ne'*8* B*h*% P*0* Pe%&*+*,*%
Heraca bahan sederhana pada satu ayak dapat dituliskan, dan ini dapat digunakan untuk
menghitung rasio umpan, 1raksi-kasar, dan limpahan-ba#ah analisis ayak dari ketiga arus
dan pengetahuan tentang diameter potong yang dikehendaki.
Umpamakan
; @ la"u aliran masa umpan
! @ la"u aliran masa limpahan-atas
+ @ la"u aliran masa limpahan ba#ah
B;@ 1raksi masa bahan 4 di dalan umpan
x!@ 1raksi masa bahan 4 di dalam lapisan atas
x+@ 1raksi masa bahan 4 di dalam lapisan ba#ah
;raksi masa bahan + di dalam umpan, limpahan atas, limpahan ba#ah adalah &- B;,&- x!,
dan &- x+.
8leh karena total bahan yang diumpankan ke ayak harus meninggalkan ayak sebagai
limpahan ba#ah atau limpahan atas.
= A D B B (D0$#
+ahan 4 di dalam umpan harus pula keluar dalam kedua arus itu
=x= A DxD B BxB (D0$!#
eliminasi + dari Pers ((2.&) dan ((2.2) memberikan
D A E= > xB
= A xD > xB (D0$D#
Climinasi ! menghasilkan
B A xD > E=
= A xD > xB (D0$F#
T*9el A%*l)2)2 A+*,*%
Me2h U,-'*% G A%*l)2)2 *+*,4 H
?( 77 K-7-l*()? D)?e'e%2)*l
8 0$0058 !4D5 84< "5 D
" 0400I< 4"8 54 "D F
0 0400<F 4I< <4" 8F "
! 0400FI 4F0 <40 5F 0
F 0400D8 4I F4! I D
I 0400DD 40 D4I F8 D
!" 0400!5 048! D40 D< D
!F 0400!D 0450 !4< !< 0
!8 0400" 04<8 !4 5 8
D! 0400I 04F" 48 I
D< 0400F 04FD 4< I <
F! 0400 04DF 4! F !
$ S(*%0*' -,-'*% *+*,*% (28'ee%#
Ukuran yang digunakan bisa dinyatakan dengan mesh maupun mm (metrik).
Iang dimaksud mesh adalah "umlah lubang yang terdapat dalam satu inchi persegi
(sJuare inch), sementara "ika dinyatakan dalam mm maka angka yang ditun"ukkan
merupakan besar material yang diayak.
Perbandingan antara luas lubang bukaan dengan luas permukaan screen disebut
prosentase opening. Pelolosan material dalam ayakan dipengaruhi oleh beberapa hal,
yaitu :
Ukuran material yang sesuai dengan lubang ayakan
Ukuran rata-rata material yang menembus lubang ayakan
0udut yang dibentuk oleh gaya pukulan partikel
-omposisi air dalam material yang akan diayak
>etak perlapisan material pada permukaan sebelum diayak
!alam pengayakan mele#atkan bahan melalui ayakan seri ( sieve shaker) yang
mempunyai ukuran lubang ayakan semakin kecil. 0etiap pemisahan padatan
berdasarkan ukuran diperlukan pengayakan. screen mampu mengukur partikel dari =*
mm sampai dengan () Km. 8perasi screening dilakukan dengan "alan mele#atkan
material pada suatu permukaan yang banyak lubang atau openings dengan ukuran
yang sesuai.
Ditinjau sebuah ayakan :
='*,2) 1:e'2)Ge A ?'*,2) .*0*(*% +*%& (e'(*h*% *+*,*%$
='*,2) -%0e'2)Ge A ?'*,2) .*0*(*% +*%& l1l12 *+*,*%$
,ika ayakan lebih dari 2 ayakan yang berbeda ukuran lubangnya, maka
akan diperoleh 1raksi-1raksi padatan dengan ukuran padatan sesuai
dengan ukuran lubang ayakan. Pengayakan biasanya dilakukan dalam keadaan kering
untuk material kasar, dapat optimal sampai dengan ukuran &2 in (&2 mesh).
0edangkan pengayakan dalam keadaan basah biasanya untuk material yang halus
mulai dari ukuran 22 in sampai dengan ukuran (3 in.
!$ A%*l)2)2 0*(* -,-'*% .*'(),el 7e%&&-%*,*% 28'ee% 2h*,e'$
Pe%+*/)*% 0*(* 0)2(')9-2) -,-'*% 2-*(- 8*7.-'*% (.*'()8le 2)Ge
0)2(')9-()1%#
D)()%/*- : Se/-7l*h 8*7.-'*% .*'(),el 0)*+*, 0*l*7 2-*(- 2-2-%*%
*+*,*%4 0) l*91'*(1')-7 ( 7e%&&-%*,*% 2)e:e 2h*,e'#:
M*2)%&>7*2)%& .*0*(*% +*%& 0).e'1leh 0)()79*%& 0*% 0)/-7l*h,*%4
Se()*. *+*,*% -,-'*% (e'(e%(- 0)h)(-%& ?'*,2) 7*22* .*'(),el +*%&
l1l12
='*,2) 7*22* +*%& (e'(*h*% 0*% 0)*7e(e' '*(*>'*(*%+*4
D*(* ?'*,2) 7*22* 0*% 0)*7e(e' 0)(*9-l*2),*%4
D*(* 0) *(*2 0)2*/),*% 0*l*7 &'*?),$
C1%(1h :
$enentukan ukuran partikel pada ayakan antara -5) L *3 mesh :
6i @ berat partikel pada -5)L*3 mesh.
6t @ berat total @ berat umpan total.
M*,* :
A:e'*&e .*'()8le 2)Ge
E:*l-*2) H*2)l A%*l)2)2 A+*,*%
Be9e'*.* ,*'*,(e' .*0*(*% +*%& 0*.*( 0)*%*l)2)2 0*') 0*(* h*2)l *+*,*%:
A:e'*&e 0)*7*(e'
D)*7e(e' +*%& /),* 0),*l),*% 0e%&*% /-7l*h .*'(),el *,*%
7e79e'),*% /-7l*h (1(*l 0)*7e(e' 0*l*7 8*7.-'*% )(-$
D*:& E (/-7l*h .*'(),el# A D (1(*l 8*7.-'*%$
A:e'*&e 2-'?*8e
S-'?*8e *:e'*&e E (/-7l*h .*'(),el# A 2-'?*8e (1(*l
A:e'*&e :1l-7e
J1l-7e *:& E (/-7l*h .*'(),el# A 2-'?*8e (1(*l
A:e'*&e 7*22
M*22 *:& E (/-7l*h .*'(),el# A 7*22* (1(*l
Be9e'*.* 0)7e%2) *(*- -,-'*% +*%& 0)&-%*,*% -%(-, 7e%+*(*,*%
-,-'*% 2-*(- 8*7.-'*% *%(*'* l*)%:
$ T'-e A')(h7*()8 A:e'*&e D)*7e(e' (TAAD#
D)*7e(e' (1(*l A N$D B N!$D!B ND$DDBK$$BKKAL (N) $ D) #
J-7l*h .*'(),el (1(*l A N B N! B ND B$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$A L (N)#
D*l*7 .'*,(e,%+*4 7e%&h)(-%& /-7l*h .*'(),el 2*%&*(l*h 2-l)(4 le9)h
7e%e%(-,*% 7*22* 0*') 7*2)%&>7*2)%& -,-'*%$ Oleh ,*'e%* )(-4 0)8*')
h-9-%&*% *%(*'* /-7l*h .*'(),el 0e%&*% 7*22* .*0* 7*2)%&>7*2)%& -,-'*%
(e'2e9-($ Pe%0e,*(*% +*%& 0)*79)l 299$:
!$ Me*% S-'?*8e D)*7e(e' (D.#
D)*7e(e' +*%& 0*.*( 7e;*,)l) -%(-, 7e%&h)(-%& l-*2 .e'7-,**% (1(*l$
D$ Me*% J1l-7e D)*7e(e' (D:#
D)*7e(e' +*%& 0*.*( 7e;*,)l) -%(-, 7e%&h)(-%& :1l-7 (1(*l 8*7.-'*%$
F$ S-'?*8e *'e*
D*l*7 .'*,(e,%+*4 l-*2 .e'7-,**% 2e/-7l*h .*'(),el 0*l*7 8*7.-'*%
2-l)( 0)-,-'4 7*,* .e'l- 0)8*' 8*'* l*)%4 +*)(- 7e%&e:*l-*2) l-*2
.e'7-,**% .*0*(*% .e' 2*(-*% 7*22* .*0*(*%$
S.e8)?)8 2-'?*8e 0*.*( 0)h)(-%& 0e%&*% 7-0*h /),* &e17e(') .*'(),el 0),e(*h-)$
C1%(1h :
U%(-, 2e9-*h 91l* : l-*2 .e'7-,**% A$$$$$$$M
M*22* 91l* A $$$$M
M*,*4 2.e8)?)8 2-'?*8e A$$$$M
P*0* *l*( 28'ee%4 +*%& (e'*%*l)2)2 *0*l*h D*:&4 /),* D N D*:& 7*,*
.e'2*7**% 0) *(*2 .e'l- 0),1'e,2)$ B)*2*%+* 7e%&&-%*,*% .e'9*%0)%&*%
2.e8)?)8 2-'?*8e *(*- '*()1 1? 2.e8)?)8 2-'?*8e A %$
H-9-%&*% 2.e8)?)8 2-'?*8e 0e%&*% D*:& -%(-, 9e9e'*.* 7*(e')*l 0)2*/),*% 0)
?)&-'e I B'1;%$
H-9-%&*% % 0e%&*% D*:& 0)2*/),*% 0*l*7 ?)&$ 5.
S8'ee% *.e'(-'e (l-9*%& *+*,*%#
Ke(e'*%&*% : U%(-, -,-'*% l-9*%& +*%& 9e'9e0*4 0)&-%*,*% 0)*7e(e' ,*;*( +*%&
9e'9e0* .-l*$

Me2h : "umlah lubang dalam & inchi linear.
C1%(1h : 4yakan &2 mesh, artinya sepan"ang & inch terdapat &2 lubang dan
ka#atnya.
M*,*: ,arak antar pusat ka#at yang satu dengan ka#at berikutnya @ &/&2 @2,& in.
4perture @ 2,& < (diameter ka#at) in.
!ari table :yler screen, untuk &2 mesh ternyata diameter ka#at @ 2,2(3 in, maka,
4perture @ 2,& < 2,2(3 @ 2,23 in.

I%(e':*l *+*,*%$
,ika interval ayakan yang dipilih sbb.: &, 2, (,..., ), ', &2 in, maka interval ini mempunyai
kelemahan, yaitu:
4ntara & dan 2 in : perbedaan ukurannya terlalu besar.
4ntara ' dan &2 in : secara praktek, ukuran dengan kisaran ini hampir sama
Untuk partikel berukuran di ba#ah & in sampai & mikron akan terdapat dalam
satu 1raksi.

0aat ini, telah ada standard screen yang digunakan untuk menganalisis
distribusi ukuran partikel dari suatu campuran, yaitu mempunyai kisaran ( in
sampai dengan 2,22&3 in ( atau =* mm s/d () mikron). !asar dari interval standard
screen ini adalah : 9asio luas lubang yang berurutan adalah 2.
S(*%0*' *+*,*% +*%& 0)&-%*,*% 0) USA 7e%&&-%*,*% )%(e':*l ! ( TYLER
STANDARD SCREEN#$ S(*%0*' *+*,*% +*%& l*)% : SIEJE SERIES$
T*9el 2(*%0*' *+*,*% 0*.*( 0)l)h*( 0) (*9le < (B'1;%# 0*% (*9le ">I (Pe''+45
(h
e0$#$
C1%(1h :
!alam suatu analisis secara grain counting didapatkan data sebagai berikut :
U,-'*% Be'*( J-7l*h B-()' M)%e'*l A J-7l*h B-()' M)%e'*l B
(7e2h# (&'*7# Be9*2 Te'),*( Be9*2 Te'),*(
L2) 22 5 *,3 * 2,3
L(3 32 &2 &2,23 ) *,=3
-(3 (2 &2 2 &2 2
Mitung dera"at liberasi bi"ih maupun kadar bi"ih bila +, mineral 4 @ = dan +, mineral + @
2,3 N
,a#ab :
!era"at >iberasi 1raksi (L2) in) mineral 4 @ 5B= B&22E/(&2,3B=) @ (),2' -adar mineral
4 pada 1raksi (L2) in) @ &2,3B= B&22E/((&2,3B=)L(),23B2,3)) @ ==,3=
!engan cara yang sama dapat dihitung kadar (-!) maupun !era"at >iberasi (!>) tiap
1raksi.
U,-'*% Be'*( DL ='*,2) K*0*' ='*,2) DL E Be'*( KD E Be'*(
L 2) 22 (',2' ==,3= =)&,) &33&,53
L (3 32 55,'5 )2,)= 225=,&' 5252,)(
- (3 (2 )3,=& =3,)2 23=&,5( 22=5,**
,umlah &22 ,umlah 3*22,52 =)*','5
!era"at >iberasi bi"ih @ "umlah kolom 3 : "umlah kolom 2 @ 3*22,52 : &22 @ 3*E
-adar +i"ih @ "umlah kolom * : "umlah kolom 2 @ =)*','5 : &22 @ =),*'' E.

!alam mencari kadar bi"ih "angan sampai kadar tiap 1raksi di"umlahkan dan hasilnya
dibagi tiga. Mal ini salah karena berat tiap 1raksi tidak sama.
6erakan partikel pada permukaan ayakan itu dipengaruhi oleh gaya gravitasi dan
kekuatan yang digunakan oleh permukaan. !engan kemiringan ayakan (22o-52o)
menyebabkan adanya dorongan yang cukup dari permukaan sehingga partikel ringan
terdorong ke ba#ah. 6erakan biasanya bersi1at translasi (translation) cepat pada kapasitas
besar, sentuhan yang kontinyu, berguling (turn over) yang menyebabkan orientasi
pergantian partikel serta pengeluaran (e"ecting) yaitu pembuangan keluar partikel.
menyebabkan material bergerak kesana kemari. +eker"a dengan 1rekuensi 322-2322 rpm.
+iasanya pada ayakan >ight !uty 0creen.
DA=TAR PUSTAKA
h((.:OO9'1;%h*')%(1$9l1&2.1($817O!00"OO28'ee%)%&>.e%&*+*,*%$h(7l
0)2(*%()%*$2(*??$-%2$*8$)0O?)le2O!00"O08O!> 28'ee% $.0?
;;;$7-(h)*el7*$G1172h*'e$817O?)le2OKel17.1,PI$..(
0)2(*%()%*$2(*??$-%2$*8$)0O?)le2O!00"O$$$O>8*'*>7e%e%(-,*%>-,-'*%>.*'(),el$.0?
h((.:OO,-l)*h0D?*(e,$9l1&2.1($817O!00"O0<O9*9>)))>.e%&1l*h*%>9*h*%>&*l)*%$h(7l
h((.:OO,-l)*h0D?*(e,$9l1&2.1($817O!00"O0<O9*9>))>.e%&1l*h*%>9*h*%>&*l)*%$h(7l

Anda mungkin juga menyukai