0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
61 tayangan3 halaman
1. Kedua kelompok melakukan eksperimen osmosis menggunakan kentang dan kulit katak.
2. Hasil eksperimen menunjukkan ketidaksesuaian dengan teori osmosis.
3. Ketidaksesuaian disebabkan oleh berbagai kesalahan teknis dalam pelaksanaan eksperimen seperti ukuran potongan kentang/penyambungan kulit katak yang terlalu besar atau longgar.
1. Kedua kelompok melakukan eksperimen osmosis menggunakan kentang dan kulit katak.
2. Hasil eksperimen menunjukkan ketidaksesuaian dengan teori osmosis.
3. Ketidaksesuaian disebabkan oleh berbagai kesalahan teknis dalam pelaksanaan eksperimen seperti ukuran potongan kentang/penyambungan kulit katak yang terlalu besar atau longgar.
1. Kedua kelompok melakukan eksperimen osmosis menggunakan kentang dan kulit katak.
2. Hasil eksperimen menunjukkan ketidaksesuaian dengan teori osmosis.
3. Ketidaksesuaian disebabkan oleh berbagai kesalahan teknis dalam pelaksanaan eksperimen seperti ukuran potongan kentang/penyambungan kulit katak yang terlalu besar atau longgar.
a. Kenaikan larutan gula pada pipa gelas berskala (ml) ( Kentang )
Pengamatan 5 menit ke- Pertambahan volume cairan dalam pipa kaca berskala Sukrosa 0% Sukrosa 50% awal 0 0 1 - 0,01 ml - 0 ml 2 - 0,02 ml - 0,04 ml 3 - 0,02 ml - 0,06 ml
Seperti terlihat dalam tabel, pada pipa berskala yang berisi larutan sukrosa 0% terjadi penurunan pada setiap 5 menitnya. Pada pipa berskala yang berisi larutan sukrosa 50% juga terjadi penurunan volume pada tiap menitnya. Hal yang membedakan adalah penurunan pada pipa berskala dengan sukrosa 50% lebih banyak dari pada penurunan pada pipa berskala dengan sukrosa 0 % pada interval waktu yang sama. Penurunan cairan dalam pipa berskala menandakan bahwa air yang berada didalam pipa mengalir ke luar melewati kentang menuju cawan petri yang berisi air. Konsentrasi cairan sukrosa lebih tinggi dibandingkan dengan air dan dibatasi oleh kentang . Osmosis adalah gerakan pelarut dari suatu larutan lemah/larutan murni ke larutan kuat jika kedua larutan dipisahkan oleh selaput semi permiabel ( Dahlia, 2001 : 64). Kebanyakan zat terlarut tidak dapat berdifusi langsung melewati membran fosfolipid bilayer, mereka harus melalui protein transfor yang ada pada membran. Transpor aktif memerlukan energi agar berfungsi, tidak seperti pada transpor pasif (Cambell, 2008:276). Karena glukosa zat terlarut maka glukosa tidak dapat keluar akan tetapi air lah yang masuk ke dalam, atau osmosis . Jadi membran sel tumbuhan bersifat permeabel terhadap air tetapi tidak terhadap glukosa maka seharusnya molekul air bergerak dari cawan petri menuju ke pipa berskala yang berisi cairan sukrosa dengan cara melewati sel sel kentang, dengan kata lain terjadi osmosis. Akan tetapi hasil praktikum tidak sesuai dengan teori ini, cairan didalam pipa mengalir keluar menuju cawan petri. Hal ini disebabkan karena lubang yang dibuat untuk memasukkan pipa berskala terlalu besar, sehingga masih menyisakan ruang dan membuat ruang kehilangan tekanan sehingga osmosis terjadi tidak sempurna. b. Kenaikan larutan gula ( skala atau cm) dalam pipa osmometer ( Kulit Katak) Pengamatan 5 menit ke- Pertambahan volume cairan dalam pipa kaca berskala Cairan sukrosa 100% awal 0 1 + 0,01 ml 2 + 0,005 ml 3 + 0,01 ml
Seperti terlihat dalam tabel, terjadi kenaikan pada osmometer dengan cairan sukrosa 100% pada setiap 5 menitnya meskipun tidak konsisten besarnya. Seperti halnya sel tumbuhan sel hewan juga memiliki struktur membran yang sama, yang membedakan adalah adanya dinding sel pada tumbuhan. Saat sel berada di larutan hipotonis sel hewan akan lisis sedangkan sel tumbuhan akan turgid karena adanya dinding sel ini. Dengan struktur membran yang sama, pada praktikum menggunakan sel kulit katak ini secara teori akan terjadi peristiwa difusi air atau osmosis. Berdasarkan data, hasil praktikum sudah sesuai teori yang menyebutkan akan adanya osmosis air ke dalam osmometer . Hal ini ditandai dengan naiknya skala pada osmometer.
KELOMPOK 1 a. Kenaikan larutan gula pada pipa gelas berskala (ml) ( Kentang ) Pengamatan 5 menit ke- Pertambahan volume cairan dalam pipa kaca berskala Sukrosa 0% Sukrosa 5% awal 0 0 1 0 - 0,02ml 2 0 - 0,005 ml 3 0 - 0,001 ml
Berdasarkan tabel terlihat bahwa pada pipa berskala dengan sukrosa 0% tidak mengalami kenaikan maupun penurunan dalam tiap 5 menit pengamatan. Pada pipa berskala dengan cairan sukrosa 5 % mengalami penurunan pada tiap 5 menitnya, akan tetapi volume penurunan semakin sedikit pada tiap 5 menitnya. Seperti yang dijelaskan diatas, seharusnya terjadi peristiwa osmosi akan tetapi hasil praktikum tidak menunjukkan demikian. Hal ini dapat disebabkan karena potongan pada kentang terlalu besar sehingga ada ruang dan menyebabkan air tidak dapat melakukan osmosis dengan sempurna. b. Kenaikan larutan gula ( skala atau cm) dalam pipa osmometer ( Kulit Katak) Pengamatan 5 menit ke- Pertambahan volume cairan dalam pipa kaca berskala Cairan sukrosa 0 % awal 0 1 - 0,005 ml 2 - 0,015 ml 3
Berdasarkan tabel tersebut hasil praktikum menggunkan kulit katak mengalami penurunan cairan sukrosa pada tiap 5 menitnya. Hal ini tidak sesuai dengan teori yang ada, seharusnya terjadi kenaikan skala pada osmometer karena adanya peristiwa osmosis. Ketidakberhasilan ini dapat disebabkan karena penalian kulit katak ke osmometer yang terlalu longgar sehingga permukaan cairan sukrosa turun, dan adanya gelembung gelembung didalam pipa osmometer. Adanya gelembung akan menggangu pengamatan karena naiknya cairan menjadi tidak jelas untuk dilihat tandanya.