0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
108 tayangan34 halaman
Dokumen tersebut merangkum hasil survei monitoring populasi ular sanca batik (Phyton reticulatus) di Sulawesi Selatan. Survei ini bertujuan untuk mengumpulkan data karakteristik penangkap dan pengumpul ular, teknik tangkapan dan pengolahan, jumlah hasil tangkapan, harga, pemasaran, dan tantangan usaha guna menunjang penentuan kuota tangkapan berkelanjutan. Metode penelitian menggunakan wawancara dan observasi
Dokumen tersebut merangkum hasil survei monitoring populasi ular sanca batik (Phyton reticulatus) di Sulawesi Selatan. Survei ini bertujuan untuk mengumpulkan data karakteristik penangkap dan pengumpul ular, teknik tangkapan dan pengolahan, jumlah hasil tangkapan, harga, pemasaran, dan tantangan usaha guna menunjang penentuan kuota tangkapan berkelanjutan. Metode penelitian menggunakan wawancara dan observasi
Dokumen tersebut merangkum hasil survei monitoring populasi ular sanca batik (Phyton reticulatus) di Sulawesi Selatan. Survei ini bertujuan untuk mengumpulkan data karakteristik penangkap dan pengumpul ular, teknik tangkapan dan pengolahan, jumlah hasil tangkapan, harga, pemasaran, dan tantangan usaha guna menunjang penentuan kuota tangkapan berkelanjutan. Metode penelitian menggunakan wawancara dan observasi
Phyton reticulatus di Balai Besar KSDA Sulawesi Selatan, Makassar
Nur Buana 1 , Dwi Apriani Wahab 2 , Muhammad Daud 3 , Andi Khairil A. Samsu 4
1,2) Balai Besar KSDA Sulawesi Selatan 3,4) Lembaga Studi Ular, Yayasan Sioux Ular Indonesia
Latar Belakang Indonesia Memiliki Keanekaragaman Tinggi Perlunya Menjaga Keanekaragaman Tinggi CITES Permintaan Hewan Liar Tinggi Ular Sanca Batik (Phyton reticulatus) Appendix II CITES CITES Permit Non Detrimental Findings (NDF) Monitoring Populasi Phyton reticulatus di Sulawesi Selatan
Tujuan Penelitian
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk memperoleh data perkiraan populasi Phyton reticulatus di lokasi tangkap sebagai bahan untuk memperbaiki penetapan kuota dan penyusunan laporan non detritment findings (NDF) Tujuan khusus untuk memperoleh data dan informasi : 1) Karakteristik penangkap ular; 2) Asal dan cara pengumpulan serta teknik pengolahan; 3) Hasil pengumpulan dan permasalahan usaha; dan 4) Dampak pemanfaatan ular tersebut terhadap kelestariannya serta upaya pelestariannya
METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Kab. Luwu, Kota Palopo, Luwu Utara dan Luwu Timur, Provinsi Sulawesi Selatan Waktu penelitian dilakukan selama 10 hari pada bulan November 2013.
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat-tulis, alat ukur, perekam, kamera digital dan komputer untuk penyusunan laporan. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah label, tally sheet, ular Phyton reticulatus, dan responden, yaitu orang atau kelompok orang yang memiliki keterkaitan/peran terhadap pemanfaatan komersial ular sanca batik.
Jenis dan Sumber Data
Data Primer Data primer diperoleh dengan melakukan pengamatan langsung (observasi lapangan) dan wawancara langsung ke para pelaku perdagangan satwaliar jenis ular sanca batik yang terdiri dari penangkap dan pengumpul. Data Sekunder. Data sekunder pada penelitian ini diperoleh dari instansi terkait, Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Sulawesi Selatan, Makassar termasuk studi literatur dari data Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam, Kementerian Kehutanan selaku CITES Management Authority di Indonesia.
Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian kegiatan monitoring Phyton reticulatus ini dilakukan dengan metode survey pada para pedagang ular (Sidik, 2012). Pemilihan responden penangkap pada Balai Besar KSDA Sulawesi Selatan yang memiliki database penangkap ular yang ada di Provinsi Sulawesi Selatan. Pengambilan responden penangkap dan pengumpul akan dilakukan dengan metode (purpossive sampling), yaitu dengan memilih pengumpul yang paling aktif melakukan kegiatan. pengumpul ular
Pengumpulan Data Primer
Data umum penangkap, terdiri dari umur, jenis kelamin, agama, sukubangsa, pendidikan, pekerjaan, status dalam keluarga, jumlah tanggungan, asal daerah, lama tinggal, lama pengalaman usaha dan alasan menjadi penangkap. : Kegiatan penangkapan, terdiri dari upaya penangkapan, terdiri dari lama penangkapan dalam sehari, waktu, penangkapan, durasi penangkapan, frekuensi penangkapan, daerah tangkapan, jarak daerah tangkapan dari tempat tinggal dan teknik penangkapan. Hasil tangkapan, terdiri dari jumlah hasil tangkapan, kegunaan satwa (dijual dan atau digunakan sendiri), harga jual dan cara pembayaran. Pemasaran hasil tangkapan, terdiri dari tujuan pemasaran, rantai dan system pemasaran, kondisi produk yang dijual dan tingkat pembelian. Pendapatan, terdiri dari sumber-sumber pendapatan keluarga, besar pendapatan dalam sebulan dan kegunaan hasil pendapatan dari penangkapan ular. Permasalahan-permasalahan. Indikator tidak langsung terhadap kelestarian populasi dan keberlangsungan pendapatan, terdiri dari perbandingan upaya penangkapan (jumlah, ukuran, biaya, jarak, frekuensi, durasi, pergerakan penangkapan) sekarang dengan tahun-tahun sebelumnya (kurun waktu 3 tahun belakangan). Pandangan penangkap terhadap kondisi populasi di alam dan ancaman kepunahannya.
Data Dari Pengumpul Data-data primer yang dikumpulkan dari pengumpul adalah: Data umum pengumpul, terdiri dari umur, jenis kelamin, agama, sukubangsa, pendidikan, pekerjaan, status dalam keluarga, jumlah tanggungan, asal daerah, lama tinggal, lama pengalaman usaha dan alasan menjadi pengumpul. Kegiatan pengumpulan, terdiri dari Usaha pengumpulan, terdiri dari daerah asal spesimen, teknik pengumpulan dan teknik pengolahan. Hasil pengumpulan, terdiri dari jumlah hasil pengumpulan, harga beli dari penangkap, harga jual dan cara pembayaran. Pemasaran, terdiri dari tujuan pemasaran, rantai dan sistem pemasaran, kondisi/bentuk produk yang dijual dan tingkat pembelian. Pendapatan, terdiri dari sumber-sumber pendapatan keluarga, besar pendapatan dalam sebulan. Permasalahan-permasalahan. Indikator tidak langsung terhadap kelestarian populasi dan keberlangsungan pendapatan, terdiri dari perbandingan upaya dan hasil pengumpulan (jumlah, ukuran, biaya, jarak) kondisi sekarang bila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya (kurun waktu 3 tahun belakangan). Pandangan pengumpul terhadap kondisi populasi di alam dan ancaman kepunahannya.
Metode Pengolahan dan Analisis Data
Analisis Deskriptif pola dan sistem perdagangan/tataniaga satwaliar jenis ular sanca batik di Provinsi Sulawesi Selatan, Analisis deskriptif adalah analisis yang berkaitan dengan pengumpulan dan penyajian suatu gugus data sehingga memberikan informasi yang berguna. Analisis deskriptif digunakan untuk mengindentifikasi : karakteristik umum penangkap, pengumpul dan pedagang luar negeri (eksportir), teknik-teknik penangkapan, pengumpulan dan pengedaran kedua jenis ular tersebut.
Analisis Kuantitatif. Analisis kuantitatif dilakukan dalam mengkaji karakteristik ular yang ditangkap dan dikumpulkan termasuk trend ukuran morfologi dan populasi ular yang tertangkap. Kajian kelestarian Penangkapan Dari Alam Satwaliar Jenis Ular Sanca Batik (Python reticulatus). Dalam menentukan kuota penangkapan satwaliar yang lestari (Maximum Sustainable Yield) dan kelestariannya di alam Hasil dan Pembahasan J u m l a h
( L e m b a r )
Waktu Total Rata-Rata Gambar 1. Jumlah Ular dari Penangkap pada UD Abadi Jaya Gambar 2. Jumlah Ular dari Penangkap pada PT Sumber Murni Lestari L e m b a r
Bulan Total Rata-Rata Jumlah, Izin Tangkap, 13700 Jumlah, Total Terkumpul, 11038 Jumlah, Sisa Quota, 2662 J u m l a h
( e k o r )
Karakteristik Pengumpul
Persent ase (%), 15-25, 0.00, Persent ase (%), 25-35, 33.3 Persent ase (%), 35-45, 44.4 Persent ase (%), 45-55, 22.2 Persent ase (%), 55-65, 0.00, 15-25 25-35 35-45 45-55 55-65 Persen tase (%), Laki- laki, 88.89, 89% Persen tase (%), Wanita , 11.11, 11% Laki-laki Wanita Pe rse nta se ( Persen tase (%), SD, 22.2 Persen tase (%), SMP, 22.2 Persen tase (%), SMA, 44.4 Persen tase (%), Sarjan a, Tidak Sekolah SD SMP SMA Perse ntase (%), 0- 10, 44.44, 45% Perse ntase (%), 10-30', 33.33, 33% Perse ntase (%), > 40, 22.22, 22% 0-10 10-30' > 40
Asal, Cara Pengumpulan dan Teknik Pengolahan
No. Nama Tujuan Pemasaran Rantai Kondisi Produk 1 Abdullah UD Abadi Jaya Langsung Kulit, empedu 2 H. Asiz UD Abadi Jaya Langsung Kulit 3 Riyanto UD Abadi Jaya Langsung Kulit 4 Muli Acong UD Abadi Jaya Langsung Kulit 5 Lenny Wijaya PT Sumber Murni Lestari Langsung Kulit 6 Harmal Mawir UD Abadi Jaya Langsung Kulit, empedu, lemak ular 7 Agus UD Abadi Jaya Langsung Kulit 8 H. Atong UD Abadi Jaya Langsung Kulit 9 Boy Herman W. PT Sumber Murni Lestari Langsung Kulit No Nama Asal daerah spesimen 1 Abdullah Malangke, Salotongko (Malangke Barat) 2 H. Azis Bastem, Gunung Latimojong, Posi (Bua), Padang sappa, Karompong Selatan, malangke 3 Riyanto Luwu 4 Muli Acong Kec. Bebunta 5 Lenny Wijaya Bastem 6 Harmal Mawir Malangke,Walenrang Barat 7 Agus Masamba, Soroako, Malangke, Bone-Bone 8 H. Atong Lamasi, Malili, Mangkutana, Malangke, Lampuawa, Lambarese 9 Boy Herman W. Bastem No Nama Teknik Pengumpulan Teknik Pengolahan 1 Abdullah Langganan bebas Kepala Dipukuli + Dikuliti 2 H. Azis Langganan bebas Kepala Dipukuli + Dikuliti 3 Riyanto Langganan bebas Kepala Dipukuli + Dikuliti 4 Muli Acong Langganan bebas Kepala Dipukuli + Dikuliti 5 Lenny Wijaya Langganan bebas Kepala Dipukuli + Dikuliti 6 Harmal Mawir Langganan bebas Kepala Dipukuli + Dikuliti 7 Agus Langganan bebas Kepala Dipukuli + Dikuliti 8 H. Atong Langganan bebas Kepala Dipukuli + Dikuliti 9 Boy Herman W. Langganan bebas Kepala Dipukuli + Dikuliti Hasil Tangkpan dan Permasalahan Usaha No Nama Jumlah Hasil Pengumpulan Per Bulan (ekor/bulan) Harga Beli (Rp/ekor) Harga Jual Kulit (Rp/m) 1 Abdullah 30-60 70,000-100,000 100,000-150,000 2 H. Asiz 30-60 70,000-100,000 100,000-150,000 3 Riyanto 30-100 70,000-100,000 100,000-150,000 4 Muli Acong 40-120 100,000-100,000 100,000-150,000 5 Lenny Wijaya 40-50 100,000-100,000 100,000-150,000 6 Harmal Mawir 40-60 70,000-100,000 100,000-150,000 7 Agus 20-50 70,000-100,000 100,000-150,000 8 H. Atong 20-50 70,000-100,000 100,000-150,000 9 Boy Herman W. 40-50 70,000-100,000 100,000-150,000 No. Nama Kendala 1 Abdullah Tidak ada kendala berarti, ular yang dikumpulkan cukup banyak 2 H. Asiz Harga jual menurun 3 Riyanto Tidak ada kendala berarti 4 Muli Acong Harga menurun 5 Lenny Wijaya Banyak pesaing sehingga jumlah ular yang terkumpul menurun 6 Harmal Mawir Harga jual menurun 7 Agus Harga jual menurun 8 H. Atong Harga jual menurun 9 Boy Herman W. Harga jual menurun Indikator Kelestarian
Persenta se (%), Menurun, 66.67, 67% Persenta se (%), Relatif Sama, 33.33, Persenta se (%), Meningka t, 0.00, 0% Menurun Relatif Sama Persent ase (%), Menu Persent ase (%), Relati Persent ase (%), Meni Menurun Relatif Sama Meningkat Persent ase (%), Menuru n, Persent ase (%), Relatif Sam Persent ase (%), Mening kat, Menurun Relatif Sama Meningkat Persent ase (%), Menuru n, Persent ase (%), Relatif Sama Persent ase (%), Mening kat, Menurun Relatif Sama Meningkat Perse ntase (%), Menur un, 0.00 Perse ntase (%), Relatif Sama, 44.4 Perse ntase (%), Menin gkat, 55.5 Menurun Relatif Sama Meningkat Persent ase (%), Menuru n, 44.44, Persent ase (%), Relatif Sama, 55.56, Persent ase (%), Meningk at, 0.00, 0% Menurun Relatif Sama Meningkat Jumlah Pengumpulan Ukuran Frekuensi Durasi Pengumpulan Pergerakan Pengumpulan Pandangan Terhadap Populasi Upaya Pelestarian No. Nama Standar Ukuran yang Dibeli Perlakuan Ular yang Diriject (Panjang < 2,5 m) 1 Abdullah Panjang 2,5 m Dilepaskan Kembali 2 H. Asis Panjang 2,5 m Dilepaskan Kembali 3 Riyanto Panjang 2,5 m Dilepaskan Kembali 4 Muli Acong Panjang 2,5 m Dilepaskan Kembali 5 Lenny Wijaya Panjang 2,5 m Dilepaskan Kembali 6 Harmal Mawir Panjang 2,5 m Dilepaskan Kembali 7 Agus Panjang 2,5 m Dilepaskan Kembali 8 H. Atong Panjang 2,5 m Dilepaskan Kembali 9 Boy Herman W. Panjang 2,5 m Dilepaskan Kembali No. Panjang Total (cm) Panjang Kepala (cm) Lebar Kepala (cm) Panjang Tubuh (cm) Diameter Tubuh (cm) Panjang Ekor (cm) Diameter Ekor (cm) Jenis Kelamin 1 415 15 7 351 10.5 49 5 Betina 2 250 8 3 222 5.4 20 1.5 Betina 3 310 10 4 260 8.0 40 3.2 Jantan 4 422 15 7 386 8.6 21 4.1 Jantan 349 12 5 305 8 33 3 Persent ase (%), Jantan, 50, 50% Persent ase (%), Betina, 50, 50% Jantan Betina SURVEY HABITAT Kondisi Habitat Ular Phyton ruticulatus Survey Pakan Daya Dukung Habitat
Kesimpulan dan saran Ada dua perusahaan pengumpul ular sanca batik terutama yang berasal dari Kab. Luwu, Kota Palopo, Luwu utara dan Luwu Timur. Perusahaan tersebut adalah UD Abadi Jaya dan PT Sumber Murni. Jumlah ular(kulit ular) yang dikumpulkan pada kedua perusahaan ini bervariasi berdasarkan musim. Peningkatan jumlah ular terjadi pada musim penghujan (Maret- Juni). Pada umumnya pengumpul ular sanca batik adalah berumur 35-45 tahun (44,44%), didominasi laki-laki (88,89%), tingkat pendidikan SMA (44,44%), pengalaman di bawa 10 tahun (44,44%). Proses pemasaran ini dilakukan secara langsung (tanpa rantai pemasaran perantara). Kondisi produk yang dipasarkan pada umumnya dalam bentuk kulit dan empedu. Asal daerah specimen ular sanca batik bervariasi dan menyebar di wilayah Kab. Luwu, Kota Palopo, Luwu Utara dan Luwu Timur, Provinsi Sulawesi Selatan. Teknik pengumpulan ular sanca batik umumnya dilakukan dengan langganan bebas. Para penangkap ular sanca batik umumnya bukan pekerjaan tetap Penangkapan ular sanca batik ini dilakukan ketika ular ini masuk ke pemukiman, mengganggu hewan ternak atau pada saat musim hujan. Ular yang dikumpulkan dari penangkap umumnya dalam bentuk hidup dengan ukuran standar panjang 2,5 m, kemudian di tempat pengumpulan kepanya dipukuli sampai mati kemudian dikuliti. Ular yang dikumpulkan berkisar antara 20-120 ekor/bulan, tergantung pada musim. Pada saat musim penghujan (Oktober-Februari) jumlah ular yang dikumpulkan biasanya lebih tinggi dibandingkan pada musim kemarau (Maret-September. Harga beli ular dari penangkap adalah berkisar Rp. 70.000-100,000 per ekor dan dijual dalam bentuk kulit dengan harga Rp 100,000-150,000/m.
Kesimpulan dan saran Kajian indikator kelestarian penangkapan ular sanca batik menunjukkan bahwa proses penangkapan dan pengumpulan yang dilakukan selama ini serta penetapan quota masih lestari yang yang ditunjukkan dengan jumlah populasi ular yang terkumpul relative sama meskipun terdistribusi pada beberapa pengumpul, ukuran ular relatif sama, frekuensi penangkapan/pengumpulan realtif sama, meskipun durasi pengumpulan dan pergerakan pengumpulan relatif meningkat, jumlah populasi sedikit mengalami penurunan. Upaya pelestarian ular telah diupayakan dengan memberikan standarisasi ukuran yang dapat dikomsialkan dengan standar minimal ukuran panjang 2,5 m. Daya dukung habitat dan ketersediaan pakan masih mendukung perkembangan dan kelestarian ular sanca batik. Meskipun demikian konversi hutan menjadi lahan pertanian, pemukiman dan perkebunan merupakan ancaman daya dukung habitat ular sanca batik.
Saran Dalam mendukung upaya pelestarian ular sanca batik (Phyton reticulatus) merupakan salah satu satwa liar yang masuk dalam appendix II CITES maka perlu dilakukan penentuan quota hasil maksimum lestari (maximum sustainable yield) sehingga tidak akan merusak populasinya di alam (non detrimental findings). Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian tentang kondisi eksisting populasi ular sanca batik di Sulawesi Selatan. Selain itu, diperlukan upaya penangkaran ular sanca batik sebagai upaya substitusi pemanfaatan ular dari habitat aslinya yang terus mengalami gangguan.