Anda di halaman 1dari 45

III.

PELAKSANAAN

A. Waktu dan Lokasi

Kegiatan PKL dilaksanakan selama 59 hari, dimulai pada tanggal 28

Januari s/d 28 Maret 2019. Dengan waktu yang singkat ini harus dimanfaatkan

semaksimal mungkin untuk menimba ilmu dan keterampilan di lapangan. Maka

dari itu, SMKN PP Pelaihari ini menyelenggarakan PKL di lapangan untuk

mewujudkan lulusan sekolah yang terampil dan berkualitas. Lokasi kegiatan PKL

yang penulis tempati adalah Balai Inseminasi Buatan (BIB) Banjarbaru

bertempat di Jalan Ahmad Yani Km 33 Nomor 32, Kelurahan Loktabat Selatan,

Banjarbaru Selatan. Berikut identitas peternakan yang ditempati :

a. Nama instansi : Balai Inseminasi Buatan (BIB) Banjarbaru

b. Moto : Mani Banua Bangun Nusantara

c. Alamat kantor instansi : Jalan Ahmad Yani Km 33 Nomor 32,

Kelurahan Loktabat Selatan, Banjarbaru

Selatan

d. Alamat kendang : Jalan Ahmad Yani Km 33 Nomor 32,

Kelurahan Loktabat Selatan, Banjarbaru

Selatan

e. Nama Kepala Balai : Dr. Ani Sulistiawati, S.Pi., M.Si.

f. Nama kepala Tata Usaha : Wuri Handayani, S.Pt., MP.

g. Nama Kasi Produksi dan : Drh. Sasongko Nugroho

Distribusi

h. Nama Kasi Pengkajian : Fathurrahman, S.Pt.

15
dan Pemeliharaan

i. Nama staf Tata Usaha : Nelly Yanur S.Pt, Mardalinda S.Pt, Riana

Ruspi, Normanita A.Md, Sukadi, Febrianur,

Setiawan, Noordiansyah, Siti Syaidah, Deo

Airlangga Putra ST, Muhammad Supian,

Normansyah, Lita Agustina, Hery Asarif,

Akhmad Daudi

j. Nama pengelola : Nani Sumarni, Sakiman S.Pt, Tumijan, Diah

laboratarium Kusuma D.W. S.Pt, Willy Syabana S.Pt,

Nurul Maulidda Isbandini S.Pt, Akhmad

Maulid Akbar, Silvi Arniasih Perbawanti

k. Nama Paramedic : Emilda Andriani A.Md, Anang Wahyudi

Veteriner A.Md, Drh. Dian Fithriani, Drh. Bornea

Pertiwi Putri

l. Nama perawat bull : Ramlan, Agus Muslim, Salapudin, Yudha

Wicaksono, Tri Wahyudi, Isnaini, Andrianus

Harry Pratama

m Bentuk badan hokum : Dinas Perkebunan dan Peternakan

n. Berdiri tahun : 2001

o. Sejarah berdirinya instansi : Awalnya berasal dari UPT Dinas Peternakan

p. Jumlah kendang : 4

q. Kapasitas kandang : Kandang 1 : 15 ekor

Kandang 2 : 7 ekor

16
Kandang 3 : 4 ekor

Kandang 4 : 4 ekor

r. Sistem penggajian : Sesuai dengan peraturan PERGUB

karyawan

s. Persyaratan calon : Terampil, jujur, dan bisa berkejasama serta

karyawan patuh terhadap pimpinan

t. Jaminan kesehatan dan BPJS

hari tua

B. Teknik Produksi

Teknik produksi merupakan kunci utama sebuah keberhasilan dalam

suatu usaha di sektor agribisnis maupun sektor – sektor yang lain. Teknik

produksi pada pemeliharaan sapi pejantan unggul meliputi kegiatan–kegiatan

penyadapan sperma, produksi semen beku, memilih bangunan dan perkandangan,

pemeliharaan, pemberian pakan hijauan dan konsentrat, kesehatan ternak,

pembersihan kandang, dan penanganan kotoran ternak.

Kegiatan teknik produksi pemeliharaan Ternak Pejantan Unggul di Balai

Inseminasi Buatan (BIB) Banjarbaru adalah sebagai berikut:

1. Pemilihan Ternak Pejantan Unggul

Balai Inseminasi Buatan (BIB) Banjarbaru melakukan usaha di

bidang pemeliharaan Ternak Pejantan Unggul dan produksi semen beku.

Populasi pejantan di Balai Inseminasi Buatan (BIB) Banjarbaru sampai saat

ini berjumlah 30 ekor, yang terdiri dari 16 Ekor Sapi Bali, 5 Ekor Sapi

17
Limousin, 4 Ekor Sapi Simental, 3 Ekor Sapi Peranakan Ongole (PO), 1 Ekor

Sapi Brahman, dan 1 Ekor kerbau darat.

Bangsa ternak yang diusahakan di Balai Inseminasi Buatan (BIB)

Banjarbaru berasal dari penjaringan ternak masyarakat dan instansi

pemerintahan di bidang peternakan contohnya BPTU Bali, BET Cipelang,

dan juga dari negara yang peternakannya maju seperti Australia serta ada

yang berasal dari Jawa Timur dan Kalimantan Selatan sendiri.

Pejantan unggul yang dipelihara harus memiliki persyaratan sebagai

berikut :

a. Persyaratan umum

1) Berasal dari pembibitan yang sesuai dengan pedoman pembibitan sapi

potong yang baik.

2) Sehat dan bebas penyakit hewan menular yang dinyatakan oleh dokter

hewan berwenang.

3) Bebas dari segala cacat fisik.

4) Bebas cacat alat reproduksi, ambing normal.

5) Bebas cacat alat kelamin, memiliki libido yang tinggi, memiliki

kualitas dan kuantitas sperma yang baik.

b. Persyaratan khusus

1) Sapi Bali

a.Warna bulu Hitam, lutut ke bawah putih, pantat putih berbentuk

setengah bulan, ujung ekor warna hitam.

b. Tanduk Tumbuh baik dan berwarna hitam

c.Bentuk kepala Lebar dengan leher kompak dan kuat.

18
Gambar 1. Pejantan Unggul Sapi Bali

2) Sapi Peranakan Ongole (PO)

a. Warna bulu putih, abu-abu, kipas ekor (bulu cambuk ekor)

dan bulu sekitar mata berwarna hitam.

b. Badan besar, gelambir longgar bergantung, punuk besar dan

leher pendek.

c. Tanduk pendek.

Gambar 2. Pejantan Unggul Sapi Peranakan Ongole

3) Sapi Brahman

a. Berbulu tipis dan berwarna putih, pada leher dan bahu

berwarna abu-abu tua.

b. Tanduk lebih pendek dari betina.

c. Kepala relatif pendek dan besar dibanding sapi betina.

d. Telinga lebar dan tergantung.

e. Berpunuk besar, punggung lurus dan lebar.

f. Bergelambir dari rahang sampai preputium.

g. Tubuh cembung kompak dan lebih besar dari sapi betina.

19
h. Kaki panjang dan besar.

i. Pantat berbentuk bulat.

Ganbar 3. Pejantan Unggul Sapi Brahman

4) Sapi Limousin

a. Bentuk kepala besar dan seimbang dengan bentuk tubuh

b. Leher besar, tebal, kuat, serta bergelambir.

c. Memiliki punggung yang lurus sejajar serta tidak bengkok atau

melengkung.

d. Mulut datar.

e. Tidak terdapat kecacatan pada alat kelamin.

f. Kaki kuat.

Gambar 4. Pejantan Unggul sapi Limousin

20
5) Sapi Simental

a. Kaki kuat dan kokoh.

b. Warna bulu dari lutut kebawah berwarna putih.

c. Tidak terdapat kecacatan pada alat kelamin.

d. Kepala besar.

e. Kualitas dan kuantitas produksi semen baik.

Gambar 5. Pejantan Unggul Sapi Simental

6) Kerbau Darat

a. Kulit berwarna abu-abu atau abu-abu tua

b. Tanduk mengarah kebelakang, bentuk bulat panjang, besar

dengan bagian ujung membentuk setengah lingkaran

c. Bagian belakang penuh dengan penuh dengan otot yang

berkembang baik, padat dan komplek, leher kompak dan kuat.

Gambar 6. Pejantan Unggul Kerbau Darat

21
Selain pemilihan bibit yang harus mempunyai standar dan performa

yang baik, semen beku juga harus mempunyai kualitas dan kuantitas yang

juga harus berstandar. Berikut adalah standar nasional Indonesia semen beku

dan persyaratan yang harus dipenuhi :

Tabel 1. Nomor SNI Semen Beku Ternak


No Nomor SNI Jenis Bibit atau Bibit ternak

1 SNI 4869.1:2008 Semen Beku Sapi

2 SNI 4869.2:2008 Semen Beku Kerbau

Adapun persyaratan nya sebagai berikut :

1. Semen Beku Sapi

a. Semen beku tidak mengandung mikroorganisme penyebab penyakit

menular.

b. Semen beku sesudah dicairkan kembali (post thawing) pada suhu

antara 37°C dan 38°C selama 15-30 detik harus menunjukkan :

a) Motilitas spermatozoa minimal 40%; dan

b) Derajat gerakan individu spermatozoa minimal 2 (dua).

c. Pengambilan contoh dilakukan secara acak pada kode batch

masingmasing minimal 2 (dua) straw oleh Petugas Pengambil Contoh

(PPC).

d. Pemeriksaan Contoh :

a) Pemeriksaan dilakukan oleh petugas pemeriksa yang berwenang

b) Pemeriksaan dilakukan setelah proses pembekuan dan sebelum

dikirim kepada konsumen dan setelah diterima konsumen paling

lambat 24 jam.

22
c) Pemeriksaan dilakukan segera sesudah semen beku dicairkan

kembali (post thawing) pada suhu antara 37°C dan 38°C selama 15-

30 detik.

d) Pemeriksaan dilakukan pada sekurang-kurangnya 5 (lima) lapangan

pandang di bawah mikroskop pembesaran 10 x 10, 20 x 10 atau 40

x 10 dengan menggunakan meja penghangat 37°C - 38°C.

e. Kemasan

a) Semen beku sapi dikemas dalam bentuk straw dengan ukuran: 1)

mini straw volume 0,25 ml dengan jumlah sel spermatozoa

minimal 25 juta; dan 2) medium straw volume 0,50 ml dengan

jumlah sel spermatozoa minimal 30 juta.

b) Penandaan straw: 1) kode pejantan; 2) nama pejantan; 3) kode

batch; 4) nama produsen; dan 5) breed/bangsa pejantan.

f. Penyimpanan

Semen beku disimpan dengan menggunakan goblet dan canister

serta terendam penuh dalam nitrogen cair suhu -196°C pada kontainer

kriogenik dilengkapi dengan kartu petunjuk isi kontainer.

2. Semen Beku Kerbau

a. Semen beku tidak mengandung mikroorganisme penyebab penyakit

menular.

b. Semen beku sesudah dicairkan kembali (post thawing) pada suhu

antara 37°C dan 38°C selama 15-30 detik harus menunjukkan:

a) Motilitas spermatozoa minimal 30%; dan

b) Derajat gerakan individu spermatozoa minimal 2 (dua).

23
c. Pengambilan contoh dilakukan secara acak pada kode batch

masingmasing minimal 2 (dua) straw oleh PPC.

d. Pemeriksaan Contoh

a) Pemeriksaan dilakukan oleh petugas pemeriksa yang berwenang.

b) Pemeriksaan dilakukan setelah proses pembekuan dan sebelum

dikirim kepada konsumen dan setelah diterima konsumen paling

lambat 24 jam.

c) Pemeriksaan dilakukan segera sesudah semen beku dicairkan

kembali (post thawing) pada suhu antara 37°C dan 38°C selama

15 detik sampai dengan 30 detik.

d) Pemeriksaan dilakukan pada sekurang-kurangnya 5 (lima)

lapangan pandang di bawah mikroskop pembesaran 10 x 10, 20 x

10 atau 40 x 10 dengan menggunakan meja penghangat 37°C -

38°C.

e. Kemasan

a) Semen beku kerbau dikemas dalam bentuk straw dengan ukuran:

1) mini straw volume 0,25 ml dengan jumlah sel spermatozoa

minimal 25 juta; dan 2) medium straw volume 0,50 ml dengan

jumlah sel spermatozoa minimal 30 juta.

b) Penandaan straw: 1) kode pejantan; 2) nama pejantan; 3) kode

batch; 4) nama produsen; dan 5) breed/bangsa pejantan.

24
f. Penyimpanan

Semen beku disimpan dengan menggunakan goblet dan canister

serta terendam penuh dalam nitrogen cair suhu -196°C pada kontainer

kriogenik dilengkapi dengan kartu petunjuk isi kontainer.

2. Perkandangan

Kandang dalam suatu usaha peternakan sangat mutlak keberadaannya,

karena disanalah semua aktifitas ternak dan peternak berlangsung.

Menurut Siregar (2013 : 59), kandang yang dibangun untuk ternak

harus memberikan kemudahan dalam perawatan, mencegah ternak supaya

tidak berkeliaran, dan tetap terjaga kebersihan lingkungannya. Lokasi

kandang yang terdapat pada Balai Inseminasi Buatan (BIB) Banjarbaru

sudah cukup memenuhi persyaratan karena lokasi kandang berjarak sekitar

50 meter dari pemukiman penduduk dan jarak antar kandang yaitu sekitar 5

meter.

Luas areal Balai Inseminasi Buatan (BIB) Banjarbaru adalah 1 ha,

akan tetapi luas areal untuk perkandangan dan pengolahan hasil hanya 0,5

ha. Lokasi tersebut dilengkapi dengan sarana dan prasarana penunjang

peternakan seperti kandang pejantan unggul, kandang karantina, gudang

pakan, tempat chopper rumput, kebun rumput, lahan exercise, kantor, mess

karyawan, tempat penampungan, dan laboratorium produksi.

25
Tabel 2. Ukuran kandang di Balai Inseminasi Buatan (BIB) Banjarbaru

Kandang Ukuran Ukuran Ukuran sekat


kandang (M) kandang (M2)
Kandang 1 20 x 7 140 3 x 1,5
Kandang 2 15 x 7 105 2 x 1,5
Kandang 3 7x5 35 2 x 1,5
Kandang 4 7x6 42 3 x 1,5

Sumber : Balai Inseminasi Buatan (BIB) Banjarbaru, (2019).

Balai Inseminasi Buatan (BIB) Banjarbaru memiliki kandang

berjumlah 4 buah, yang terdiri dari kandang eksotik (kandang 1 dan kandang

2) berukuran 20 x 7 meter dan 15 x 7 meter yang dibagi menjadi 15 kandang

individual.

Terdapat 2 buah kandang ternak lokal ( kandang 2 dan kandang 3)

dengan ukuran masing-masing kandang 15 x 7 meter dan 7 x 5 meter. Di

setiap lokasi kandang terdapat 1 flock sebelah kanan dan 3 flock sebelah kiri.

Lantai kandang yang digunakan terbuat dari semen dengan kemiringan

30, serta dilengkapi selokan di belakang kandang yang bertujuan untuk

memudahkan peternak atau anak kandang dalam membersihkan kotoran.

Atap kandang menggunakan tipe gable dengan bahan atap terbuat dari asbes

dengan kemiringan atap 450, untuk melindungi ternak & pakan dari hujan

dan dapat menyerap panas serta tahan lama. Penyangga atap terbuat dari

kayu, tiang terbuat dari beton.

26
Gambar 7. Kandang Pejantan Tampak Depan
(Sumber : Dokumen pribadi, 2019).

Tempat pakan di Balai Inseminasi Buatan (BIB) Banjarbaru bermodel

rata memanjang setiap kandang. Sedangkan tempat air minum terbuat dari

semen berlapis keramik dengan diameter 60 cm, dan tinggi 60 cm, berjumlah

30 buah dari 4 buah kandang.

Gudang Hijauan Makanan Ternak (HMT) dan konsentrat di BIB

Banjarbaru terbuat dari semen beton dengan ukuran 9 x 3 meter dan

berkapasitas hingga 10 ton hijauan sedangkan untuk kapasitas gudang

konsentrat yaitu sekitar 50 karung dengan berat perkarungnya 50 kg. Hijauan

yang diberikan selalu dalam keadaan segar. Pemasokan hijauan dilakukan

setiap hari.Tempat pakan di Balai Inseminasi Buatan (BIB) Banjarbaru

bermodel rata memanjang setiap kandang. Sedangkan tempat air minum

terbuat dari semen berlapis keramik dengan diameter 60 cm, dan tinggi 60 cm,

berjumlah 30 buah dari 4 buah kandang.

Gudang Hijauan Makanan Ternak (HMT) dan konsentrat di BIB

Banjarbaru terbuat dari semen beton dengan ukuran 9 x 3 meter dan

berkapasitas hingga 10 ton hijauan sedangkan untuk kapasitas gudang

konsentrat yaitu sekitar 50 karung dengan berat perkarungnya 50 kg. Hijauan

27
yang diberikan selalu dalam keadaan segar. Pemasokan hijauan dilakukan

setiap hari.

Gambar 8. Kandang Pejantan Tampak Belakang


(Sumber : Dokumen pribadi, 2019).

3. Pakan dan Minum

Menurut Siregar (2013 : 69), pakan yang diberikan pada ternak

yang dipelihara tergantung pada sistem pemeliharaan yang diterapkan.

Tabel 3 . Pemberian Pakan untuk Ternak Pejantan Unggul


Waktu Jenis Pakan Jumlah Pemberian Keterangan

-Rumput Gajah 28 Kg Setiap Hari

Pagi 07:30 -Konsentrat Jadi KSP7 NC63B 2,5 Kg Senin-Jumat

-Kecambah 0,27 Kg Senin-Jumat

-Rumput Gajah 28 Kg Setiap Hari


Sore 14:00
-Konsentrat Jadi KSP7 NC63B 2,5 Kg Senin-Jumat

Sumber : Balai Inseminasi Buatan (BIB) Banjarbaru, (2019)

Kebutuhan nutrisi untuk hidup pokok dan produktifitas semen ternak pejantan

unggul belum sepenuh nya terpenuhi karena pada hari sabtu dan minggu hanya diberikan

pakan berupa hijauan saja, sedangkan pakan berupa konsentrat jadi KSP7 NC63B dan

pakan tambahan berupa kecambah hanya diberikan pada hari senin-jumat, sehingga

28
kebutuhan nutrisi ternak pejantan unggul untuk produktifitas semen pada hari senin tidak

terpenuhi.

Konsentrat yang diberikan oleh Balai Inseminasi Buatan (BIB) Banjarbaru

ini adalah hasil dari pembelian dari PT. Charoen Pokphand dengan kode produksi

KSP7 NC63B.

Berikut tabel nutrisi yang terkandung dalam bahan pakan yang

digunakan :

Tabel 4. Bahan pakan yang digunakan di Balai Inseminasi Buatan (BIB)


Banjarbaru
PK TDN
Bahan BK (%)
(%) (%)
Rumput gajah *) 21 8,3 50
Konsentrat KSP7 NC63B
88 16 60-75
**)
Kecambah ***) 67 6,3 1,1
Sumber : *) Hariyatun (2016)
**) PT. Charoen Phokphand Tbk.
***) Team Kreatif Boosterfish

Tabel 5. Kebutuhan Nutrisi Pakan Pejantan

Berat Bahan Protein TDN


No
Badan kering (Kg) Kasar (Kg) (Kg)
1 300 8,8 0,90 5,6
2 400 11,0 1,03 7,0
3 500 12,2 1,07 7,5
4 600 12,0 1,02 7,3
5 700 12,9 1,08 7,7
6 800 10,5 0,89 5,8
7 900 11,4 0,99 6,3
8 1000 12,4 1,05 6,9
Sumber : Arthur E. Cullison Dkk (1987)

29
Tabel 6. Perhitungan Ransum Pejantan dengan BB 500 kg

Kandungan nutrien

BK PK TDN

Jumlah Harga Jumlah


Nama Bahan
(Kg) (Rp) (Rp)

*)% Kg *)% kg *)% Kg

Rumput Gajah 56 800 22400 21 11,76 8,3 0,976 50 5,88

Konsentrat KSP7 NC63B 5 8000 40000 88 4,4 16 0,704 65 2,86

Kecambah 0,27 20000 5400 67 0,180 6,3 0,011 1,1 0,001

Total 33,57 67800 16,34 1,69 8,74

Kebutuhan **) 12,2 **) 1,07 **) 7.5

30
Kesimpulan Melebihi Melebihi Melebihi

Sumber : *) Hariyatun (2016)


**) Arthur E. Cullison Dkk (1987)

Gambar 9. Memberi Pakan


(Sumber : Dokumen pribadi, 2019).
4. Kesehatan
Kesehatan ternak juga memegang peranan penting terhadap

keberhasilan usaha pemeliharaan pejantan unggul, karena ternak yang sakit

tidak akan tumbuh dan berkembang dengan baik. Penyakit pada ternak

merupakan proses yang berjalan secara dinamis dan merupakan hasil interaksi

tiga faktor, yaitu ternak, agen penyakit (pathogen) dan lingkungan. Untuk

menjaga kondisi ternak pejantan unggul agar tetap sehat, Balai Inseminasi

Buatan (BIB) Banjarbaru melakukan program biosecurity dan sanitasi

kandang secara rutin, biosecurity dilakukan setiap hari dengan cara

penyemprotan terhadap transportasi ataupun petugas yang masuk kedalam

area kandang. .

Sanitasi kandang dilakukan dengan cara melakukan penyemprotan

kandang dan peralatan kandang menggunakan desinfektan, selain melakukan

31
penyemprotan kandang juga dilakukan penyemprotan terhadap area

penampungan dan bangunan lain nya. Dilakukan tiap seminggu sekali yaitu

pada hari senin.

Alat yang sering digunakan untuk penyemprotan kandang adalah

sprayer dan untuk bahan desinfektan yang digunakan yaitu bermerk

destan/cyperkiller.

Gambar 10. Kegiatan sanitasi kandang


(Sumber : Dokumen pribadi, 2019).

Selain melaksanakan program biosecurity maupun sanitasi, upaya lain

dalam melakukan pencegahan penyakit adalah dengan melakukan

penanganan pengobatan terhadap ternak yang sakit dan memisahkan ternak

yang terserang penyakit dengan ternak yang sehat, biasanya ternak yang

sakit akan dipindah ke kandang karantina.

Di Balai Inseminasi Buatan (BIB) Banjarbaru ada beberapa penyakit

yang dijumpai penulis saat melakukan kegiatan PKL yaitu sebagai berikut :

a) Abces

32
Penyakit abces yang penulis temui di lokasi PKL ini sekitar 1 ekor

dari sekian banyaknya ternak. Hal ini biasanya terjadi pada ternak yang

dijadikan sebagai teaser, karena lutut ternak sering bergesekan dengan tiang

penyangga tempat penampungan sehingga lutut ternak tersebut lecet lalu

infeksi dan bernanah. Akibatnya ternak sering berjalan dengan pincang

sampai mengakibatkan kelumpuhan. Ternak yang pincang dipindah ke

kandang karantina dan kandang dibersihkan setiap hari agar lantai tidak

licin.

Gambar 11. Lutut ternak yang terkena abces


(Sumber : Dokumen pribadi, 2019).

b) Penyakit E. Coli

Penyakit E. Coli ini menyerang satu ekor pejantan unggul di lokasi

PKL. Hal ini diakibatkan oleh bakteri E. Coli yang menyerang saluran

pencernaan ternak. Pencegahan nya dapat dilakukan dengan program

sanitasi yang lebih baik dan memperhatikan palungan maupun bak air agar

selalu terjaga kebersihan nya.

33
Gambar 12. Penyakit e. coli
(Sumber : Dokumen pribadi, 2019).

5. Pemeliharaan

Di lokasi PKL pemeliharaan dilakukan secara intensif, yaitu ternak

dikandangkan sepanjang hari (24 jam).

Pemeliharaan sistem intensif menuntut perhatian penuh peternak

karena ternak sepenuhnya berada di dalam kandang. Semua kebutuhan sapi

dipenuhi oleh peternak mulai dari pembersihan kandang secara berkala

untuk kenyamanan ternak maupun peternak, dan pengumpulan feses,

penyediaan pakan secara teratur, perawatan ternak hingga penanganan

penyakit. Keuntungan pemeliharaan sistem intensif ini antara lain adalah

sebagai berikut :

a. Ternak dapat termonitor dan terkontrol dengan baik.

b. Pemberian pakan, dan pengecekan air minum dapat dilakukan dengan

mudah.

c. Setiap kegiatan ternak mudah diawasi dan ditangani.

d. Kualitas dan kuantitas hasil produksi ternak lebih terjamin.

Adapun kelemahan dari sistem pemeliharaan intensif ini yaitu antara lain :

34
a. Membutuhkan modal awal yang besar.

b. Membutuhkan tenaga kerja yang banyak.

c. Membutuhkan biaya fasilitas yang besar.

d. Waktu yang harus digunakan peternak untuk memelihara lebih

banyak karena untuk pengontrolan setiap ternak.

C. Penanganan Hasil

Penanganan hasil ternak di Balai Inseminasi Buatan (BIB) Banjarbaru adalah

dengan mendistribusi semen beku kepada Dinas peternakan dan para inseminator.

1. Penampungan semen segar

Penampungan semen segar merupakan kegiatan rutin yang

dilakukan di pemeliharaan pejantan unggul, dimana pejantan disadap

semennya dan dibawa ke laboratarium produksi untuk pemprosesan

selanjutnya. Penampungan semen segar pejantan unggul memiliki jadwal

penampungan setiap hari yaitu dari hari senin sampai kamis yang

dilakukan pada pagi hari. Jadwal penampungan yang teratur dan

seimbang akan memberikan produksi semen yang lebih baik.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum penampungan adalah

sebagai berikut:

a. Memerlukan pejantan yang sehat

Untuk menentukan pejantan unggul tersebut sehat, sebaiknya

dilakukan pemeriksaan kesehatan secara teratur ke petugas kesehatan

35
hewan setempat. Pejantan unggul yang mempunyai 12 penyakit

menular dilarang untuk ditampung karena dapat menurunkan kualitas

semen beku. Adapun 12 penyakit menular tersebut adalah sebagai

berikut :

1. Anthrax

2. Bovine Viral Diarrhea (BVD)

3. Brucellosis

4. Bovine Tuberkulosis

5. Campylobacteriosis

6. Enzootic Bovine Leucosis (EBL)

7. Infectius Bovine Rhinotrachheitis (IBR)

8. Jembrana untuk sapi bali

9. Leptospirosis

10. Paratuberculosis

11. Septicaemia Epizootica (SE)

12. Trichomoniasis

b. Kesehatan pekerja

Penampung semen segar (kolektor) harus benar-benar sehat dan bersih.

Sebelum penampungan dilakukan, pekerja harus mematuhi dan

mengikuti Standar Operasional Prosedur (SOP).

c. Kebersihan pejantan

Sebelum dilakukan penampungan sebaiknya pejantan unggul tersebut

dimandikan terlebih dahulu terutama pada bagian preputiumnya harus

36
bersih dari kotoran yang melekat. Semen segar yang terkontaminasi

dengan kotoran bisa mengakibatkan sel sperma tersebut mati.

d. Peralatan

Peralatan yang digunakan untuk penampungan semen segar harus

terbuat dari bahan-bahan yang tidak mudah bereaksi, kuat dan tahan

lama serta mudah dibersihkan. Peralatan tersebut sebaiknya terbuat

dari bahan berupa karet, dan jangan menggunakan bahan yang terbuat

dari logam besi atau tembaga.

Di Balai Inseminasi Buatan (BIB) Banjarbaru penampungan semen

dilakukan dengan menggunakan artificial vagina (AV). Lama

penampungan untuk setiap pejantan unggul kurang lebih 7 - 10 menit.

Beberapa jenis peralatan yang digunakan di Balai Inseminasi Buatan

(BIB) Banjarbaru untuk proses penampungan antara lain :

1. Artificial Vagina (AV), sebagai alat yang berfungsi untuk

menyadap semen segar.

2. Tabung ukur, berfungsi sebagai mengukur produksi semen segar

yang dihasilkan.

3. Kain basah, berfungsi untuk membersihkan daerah preputium.

Gambar 13. Artificial Vagina

37
(Sumber : Dokumen pribadi, 2019).

e. Kebersihan tempat penampungan

Tempat untuk penampungan harus bersih dan bersuasana tenang.

Membersihkan tempat penampungan secara teratur sangat membantu

bagi pekerja dalam melakukan kegiatan penampungan.

f. Menyiapkan teaser atau ternak pemancing

Sebelum penampungan yang harus disiapkan terlebih dahulu yaitu

teaser, karena teaser merupakan ternak yang memancing libido dari

ternak yang akan ditampung tersebut.

g. Handling pejantan unggul yang akan ditampung

Pejantan unggul yang akan ditampung digiring satu persatu secara

bergantian dari kandang menuju tempat penampungan. Untuk pejantan

unggul eksotik ditampung setiap hari Senin dan Kamis sedangkan

pejantan unggul lokal ditampung setiap hari Selasa dan Rabu.

h. Proses penampungan

Setelah pejantan digiring terlebih dahulu dilakukan teasing, tujuannya

agar libido mencapai titik maksimal. Selanjutnya dilakukan

penyadapan sperma menggunakan artificial vagina (AV).

38
Gambar 14. Kegiatan penampungan semen segar
(Sumber : Dokumen pribadi, 2019).

2. Pemeriksaan Semen Segar

Setelah selsai proses penampungan maka semen dibawa ke

laboratorium untuk di evaluasi, evaluasi atau pemeriksaan semen

merupakan tindakan yang perlu dilakukan untuk melihat kuantitas

(jumlah) dan kualitas semen, kualitas dan kuantitas semen yang rendah

dapat menurunkan angka kebuntingan. Salah satu faktor yang

mempengaruhi nya adalah frekuensi ejakulasi, perlu dilakukan

pembatasan pemakaian seekor pejantan dalam satuan waktu tertentu

karena frekuensi ejakulasi terlampau sering akan menurunkan kualitas

semen yang di hasilkan.

Pemeriksaan semen terbagi menjadi 2 yaitu pemeriksaan secara

makroskopik dan pemeriksaan secara mikroskopik.

a. Pemeriksaan secara makroskopik

Pemeriksaan secara makroskopik yaitu pemeriksaan semen segar

secara garis besar tanpa memerlukan alat bantu yang rumit. Pada saat

melakukan pemeriksaan semen yang diamati yaitu :

39
1) Volume, pada tabung semen segar berskala rata-rata: sapi 4-8 cc,

dan kerbau 1-4 cc.

2) Warna, warna yang diamati ada terbagi dua macam yaitu warna

normal dan warna tidak normal. Warna sperma yang normal yaitu

apa bila putih susu, putih keruh, krem, kekuningan, dan putih ke

abu-abuan itu menandakan semen normal. Adapun semen yang

tidak normal warnanya putih kemerahan, putih kehijauan.

3) Bau, Bau semen segar yang normal yaitu berbau amis, sedangkan

bau semen segar yang tidak normal yaitu berbau menyengat.

4) Kekentalan, pemeriksaan kekentalan semen segar bisa dilakukan

dengan cara memiringkan tabung, apabila tabung di tegakan

kembali dan semen segar lansung turun kedasar tabung maka

tandanya semen segar tersebut encer, lain hal nya apabila semen

segar tersebut lambat kembali ke dasar tabung maka semen segar

tersebut menandakan kekentalan nya sangat baik.

Gambar 15. Pemeriksaan makroskopik


(Sumber : Dokumen pribadi, 2019).

b. Pemeriksaan secara miksroskopik

Pemeriksaan secara mikroskopik yaitu pemeriksaan semen segar

secara detail dengan memerlukan alat bantu yang rumit seperti

40
mikroskop. Pada saat melakukan pemeriksaan semen secara

mikroskopik yang diamati yaitu :

1) Pemeriksaan Gerakan Spermatozoa, sperma dalam suatu

kelompok mempunyai kecenderungan bergerak bersama-sama

kesuatu arah yang mempunyai gelombang tebal dan tipis, bergerak

cepat dan lamban sesuai spermatozoa yang hidup di dalam nya.

Gerakan spermatozoa dapat dilihat dengan jelas menggunakan

pembesaran (10x10) dan cahaya yang kurang.

Berdasarkan penilaian gerakan massa, kualitas semen dapat

ditentukan sebagai berikut:

a. (0) Tidak ada gelombang massa, tipis dan lambat berpindah

tempat.

b. (+) Gelombang massa tipis dan lambat.

c. (++) Gelombang massa tebal tetapi lambat berpindah tempat.

d. (+++) Gelombang massa tebal dan cepat berpindah tempat.

2) Pemeriksaan Gerakan Individu/Motillitas

Pada pembesaran pandangan mikroskop (20x10) pada

selapis tipis semen di atas gelas objek yang di tutupi glas penutup

akan terlihat gerakan-gerakan individual spermatozoa. Pada

umumnya yang terbaik adalah pergerakan progresif atau gerakan

aktif maju kedepan. Gerakan maju dan mundur merupakan tanda

cold shock atau media yang tidak isonik dengan semen. Gerakan

berayun atau berputar di tempat biasanya terjadi pada semen yang

tua, jika semen tidak bergerak maka semen dianggap mati.

41
Atur jarak lensa dengan objek yang dilihat sehingga

terlihat gerakan Individu/motilitas semen dengan cara

membandingkan gerakan individu yang maju kedepan dengan

gerakan sperma yang bergetar, berputar, mundur dan

mengembang/mati dengan nilai %, standar motillitas adalah 70%.

Gambar 16. Pemeriksaan motilitas


(Sumber : Dokumen pribadi, 2019).

3. Pengenceran dan Equllibrasi

Dalam berbagai percobaan, penggunaan semen dalam pengencer-

pengencer fospat dan sitrat-kuning telur untuk inseminasi buatan

menunjukan hasi konsepsi yang sama, namun demikian karena sifat-sifat

visual yang lebih menguntungkan, maka pengencer sitrat-kuning telur

lebih populer dan diterima sebagai standar perbandingan terhadap

pengencer-pengencer lain.

Di Balai Inseminasi Buatan (BIB) Banjarbaru pemeriksaan

mengenai motillitas dan konsentrasi spermatozoa bisa di perlukan waktu

10-15 menit, jika kualitas nya memuaskan, semen segar di encerkan

dengan suatu pengencer pada suhu antara 21 derajat celsius-32 derajat

celsius, di tempatkan dalam bejana berisi air dalam suhu sama kemudian

42
dimasukkan dan disimpan dalam lemarin es untuk di dinginkan secara

perlahan-lahan sampai mencapai suhu 5 derajat celsius dalam waktu 1

sampai 1,5 jam semen tersebut dapat langsung di pakai sebagai semen

cair dalam waktu 3-4 hari atau di bekukan menjadi semen beku.

Gambar 17. Pengenceran


(Sumber : Dokumen pribadi, 2019).

4. Pembuatan Bahan Pengencer

Pengenceran di BIB Banjarbaru ada beberapa tahap mulai dari

tahap pembuatan larutan pengencer semen sampai dengan proses

pengenceran. Adapun proses yang pertama yaitu membuat buffer

antibiotik untuk 1000 cc memerlukan susu skim 100 gram dan aquabides

960 cc, buffer di panaskan sampai suhu 92 derajat C, di diamkan 12 menit

dan disaring, setelah dingin ditambahkan antibiotika dengan perbandingan

100:1. Antibiotika yang digunakan penicillin 3 juta IU dan streptomycin

gram dicampur dan ditambah aquabides 30 cc. Pembuatan bahan

pengencer part A untuk 500 cc di perlukan buffer antibiotika 450 cc dan

kuning telur 50 cc, dan untuk membuat bahan pengencer part B untuk 500

cc di perlukan buffer antibiotika 360 cc, glyserol 80 cc, kuning telur 50

cc, glukosa 10 gram.

43
Masing-masing pengencer dicampur samapi homogen/rata lalu di

simpan dalam kulkas dengan suhu 3-5 derajat celsius pengencer siap

digunakan untuk 1-2 minggu.

Gambar 18. Bahan pengencer


(Sumber : Dokumen pribadi, 2019).

Perlu dilakukan analisis jika suatu bahan hendak dijadikan sebagai

bahan pengencer, bahan pengencer yang baik harus memiliki syarat

sebagai berikut:

a. Mempunyai tekanan osmosis isonic itu selama penyimpanan.

b. Memberikan imbangan unsur mineral yang di butuhkan untuk

kehidupan spermatozoa.

c. Menyediakan bahan makanan bagi spermatozoa untuk proses

metabolisme.

d. Memiliki lipoprotein atau lesitin untuk melindungi spermatozoa

terhadap kejutan dingin (cold shock).

e. Menyediakan penyanggah terhadap produksi akhir metabolisme yang

bersifat racun terhadap spermatozoa.

44
f. Merupakan sumber bahan reduksi untuk melindungi enzim seluler

yang mengandung sulfyhydryl dan bebas dari subtansi produk

kuman-kuman.

Bahan pengencer kuning telur mempunyai nilai gizi yang tinggi

dan lengkap, harga relatif lebih murah serta merupakan bahan pangan

yang hampir tidak di tolak semua kalangan. Khasiat kuning telur terletak

pada lipoprotein dan lecihtin yang terkandung di dalam nya.

Kuning telur juga mengandung glucosa yang lebih suka di

pergunakan oleh sel-sel sperma sapi untuk metabolismenya daripada

fructosa yang terdapat dalam semen.

5. Pemeriksaan Before Freezing

Pemeriksaan before frezzing dilakukan sebelum proses filling &

sealling yaitu 2 jam setelah pencampuran pengencer, pemeriksaan di

bawah mikroskop dengan pembesaran 20x10.

6. Printing Straw

Seluruh semen beku dari seluruh bangsa sapi sebelum dimasukkan

kedalam straw harus jelas identitasnya. Untuk itu setiap straw harus diberi

lebel sesuai dengan standar internasional tentang semen beku.

Straw merupakan wadah untuk semen/sperma ternak pejantan

pada saat inseminasi buatan (IB). Dengan melalui alat yang bernama

minijet, straw di masukkan ke rak tempat straw printing dengan posisi

sumbat pabrik disebelah kiri, straw dicetak dengan aneka informasi

seperti jenis pejantan, kode pejantan, batch number, dan lembaga yang

memproduksi semen.

45
Straw warna nya ber beda-beda dengan tujuan agar tidak tertukar

yaitu warna merah tua untuk sapi bali, biru tua untuk sapi brahman, biru

muda untuk sapi ongole, putih transparan untuk sapi simental, merah

muda untuk limousin, ungu untuk kerbau, abu-abu untuk freis holland dan

yang terakhir kuning untuk kambing, akan tetapi Balai Inseminasi Buatan

(BIB) Banjarbaru tidak lagi memproduksi semen kambing dan sapi jenis

Fries Holland.

Gambar 19. Printing straw


(Sumber : Dokumen pribadi, 2019).

7. Filling dan Sealling

Pengisian semen dengan menggunakan syring khusus yang

menyatu dengan secara vakum. Tabung plastic, dimasukkan melalui salah

satu ujung straw secara otomatis. Proses pengisian yang berjalan secara

otomatis itu, mempercepat proses filling. Volume semen yang akan

dimasukkan pun telah di atur sesuai dengan dosis yang akan di gunakan

secara otomatis. Proses filling & sealling dilakukan di dalam coll top

dengan suhu 4 derajat celsius.

Cara mengoperasikan alat:

a. Siapkan corong semen, fleksibel tube, jarum panjang, jarum pendek.

46
b. Hidupkan mesin filling & sealling.

c. Pasang jarum pendek (penghisap) max 3 detik, tekan exc, lalu pasang

corong semen pada tempat nya.

d. Masukan straw yang diisi pada tempatnya.

e. Masukan semen kedalam corong semen

f. Tekan star pada layar untuk menjalankan mesin dan atur letak straw.

g. Ganti jarum panjang untuk setiap semen yang berlainan jenis maupun

nama bull.

h. Apabila telah selesai, lepas jarum panjang dengan cara menekan

excvac untuk melepas jarum pendek.

i. Matikan mesin dengan cara menekan tombol power.

j. Dan yang terakhir susun straw di rak dan hitunglah jumlah straw yang

sudah berisi semen.

Gambar 20. Mesin Filling dan Sealling


(Sumber : Dokumen pribadi, 2019).

8. Frezzing

Straw yang telah di sealling ditebarkan di atas rak untuk di

bekukan. Proses pembekuan harus dilaksanakan dengan waktu yang

singkat, pembekuan dilakukan di atas permukaan liquid nitrogen di dalam

47
storage container dengan suhu-140 derajat celsius selama 9 menit. Tujuan

pembekuan tersebut adalah untuk menekan angka kematian semen.

Setelah angka titik pembekuan tercapai,maka straw-straw tersebut

dapat langsung dimasukkan kedalam goblet untuk selanjut nya

dimasukkan ke dalam container yang telah berisi nitrogen cair, semen

yang di simpan di dalam container di tempatkan pada goblet yang dasar

nya tertutup rapi. Golet ditempatkan pada kanister dengan dasar tertutup,

bila semen langsung di tempatkan dalam kanister (tanpa goblet) maka

harus digunakan kanister dengan alas tertutup. Permukaan N2 cair dalam

kanister harus selalu dijaga agar seluruh semen segar terendam dalam

cairan, kekurangan N2 cair atau penguapan akan menyebab kan

spermatozoa yang tersimpan di dalama nya akan mati. Pemindahan semen

dari container yang satu ke yang lain harus di lakukan sebagai berikut:

a. Harus tersedia canister dengan goblet kosong dalam container yang

berisi N2 cair dengan temperatur -196 derajat celsius.

b. Kedua canister harus diletakan sedekat mungkin.

c. Canister diangkat sampai ke mulut container dan di jepit tangkai nya

dengan pinset. Semen dipindahkan secepat mungkin dari container A

ke container B.

48
Gambar 21. Freezing
(Sumber : Dokumen pribadi, 2019).

9. Penyimpanan Semen Beku

Semen disimpan pada container depo yang di dalamnya terdapat

beberapa canister. Setiap container dapat menyimpan sekitar 2.400-

13.200 dosis mini straw dalam rendaman 34-50 liter N2 cair untuk

menjaga volume N2 cair yang hilang karena penguapan, maka di BIB

Banjarbaru setiap hari selasa dan jumat ditambahkan 5 liter N2 cair untuk

setiap container depo.

Gambar 22. Penyimpanan straw


(Sumber : Dokumen pribadi, 2019).

10. Pemeriksaan Kualitas Semen Beku Setelah Penyimpanan

Pemeriksaan kualitas semen beku meliputi persiapan tabung test

dan simpan dalam water incubator yang berisi aquabides dengan suhu 37 0

49
celcius. Ambil 1 dosis straw semen beku yang akan dilakukan

pemeriksaan, lakukan thawing pada air hangat dengan suhu 37 0 celsius

selama 30 detik dan keringkan dengan tissue. Lakukan pemotongan pada

ujung straw menggunakan gunting, lalu teteskan semen ke objek glass

yang telah disiapkan di atas warmer stage dan ditutup dengan cover glass,

dengan melihat di bawah mikroskop dengan pembesaran 20x10.

Hitunglah presentase motil spermatozoa yang masih hidup dengan cara

melihat jumlah spermatozoa yang hidup progresif kedepan, standar

presentase motil spermatozoa sapi minimal 40%, sedangkan untuk kerbau

minimal 30%.

Gambar 23. Pemeriksaan kualitas


(Sumber : Dokumen pribadi, 2019)

11. Pendistribusian semen beku

Pendistribusian adalah tahap akhir dari produksi semen beku, Dan

pada saat ini Balai Inseminasi Buatan (BIB) Banjarbaru telah

mendistribusi kebeberapa daerah di Indonesia yaitu Banten, Jambi, Pekan

Baru, Aceh, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan,

Dll. Melalui keberadaan Balai Inseminasi Buatan (BIB) Banjarbaru,

50
Diharapkan dapat ikut berkontribusi dalam memenuhi kebutuhan semen

beku sapi dan kerbau secara mandiri indonesia.

Adapun besar tarif yang di tentukan Balai Inseminasi Buatan

(BIB) Banjarbaru sesuai dengan Peraturan Daerah No. 2 Tahun 2015

tentang Retribusi Jasa Usaha.

Tabel 7. Tarif Retribusi Penjualan Produksi Semen Beku Ternak


No Jenis ternak Besar Tarif (RP) keterangan
1. Sapi Rp. 7.000,- Per Straw
2. Kerbau Rp. 7.000,- Per Straw
3. Kambing Rp. 7.000,- Per Straw
4. Ternak Sexing Rp. 36.000,- Per Straw
Sumber : Balai Inseminasi Buatan (BIB) Banjarbaru, (2019).

Gambar 24. Pendistribusian


(Sumber : Dokumen pribadi, 2019)

D. Analisis Usaha Tani dan Tata Niaga

Pejantan unggul yang di analisis adalah pejantan unggul sebanyak 30 ekor,

dalam satu periode pemeliharaan 365 hari.

51
1. Investasi dan Modal Kerja

a. Tabel 8. Investasi Usaha Tani dan Tata Niaga


No Uraian Ukuran Jumlah NB NS UE/th
Kandang 20 x 7
1 4 buah Rp 400.000.000,00 Rp 100.000.000,00 30
pejantan meter
Ternak
2 pejantan 30 ekor Rp 720.000.000,00 Rp 648.000.000,00 10
unggul
3 Tangki air 1.100 liter 4 buah Rp 8.960.000,00 Rp 2000.000,00 10

4 Mesin air 4 buah Rp 4.000.000,00 Rp 1000.000,00 5


Gerobak
5 5 buah Rp 2.000.000,00 Rp 500.000,00 2
dorong
6 Skrop 5 buah Rp 700.000,00 Rp 100.000,00 2
Ember
7 3 buah Rp 30.000,00 Rp 0 2
plastik
Gancu
8 3 buah Rp 120.000,00 Rp 15.000,00 2
rumput
Garuk 3 buah Rp 60.000,00 Rp 0 1
9
10 Arit/sabit 5 buah Rp 250.000,00 Rp 0 1

11 Sapu lidi 5 buah Rp 75.000,00 Rp 0 1


Keranjang
12 30 buah Rp 1.500.000,00 Rp 0 1
pakan
13 Selang air 60 meter 2 buah Rp 200.000,00 Rp 0 5
Gudang
konsentrat
14 1 buah Rp 30.000.000,00 Rp 5.000.000,00 20
100.000.00
Gudang
15 1 buah Rp 54.000.000,00 Rp 10.000.000,00 20
HMT
Timbangan
16 1 buah Rp 2.000.000,00 Rp 500.000,00 10
rumput
Mesin
17 1 buah Rp 18.000.000,00 Rp 2.000.000,00 10
chooper
Area
18 penampun 2 buah Rp 32.000.000,00 Rp 10.000.000,00 20
gan
Articial
19 15 buah Rp 30.000.000,00 Rp 750.000,00 5
vagina
Lab.
20 9x8 meter 1 buah Rp. 150.000.000,00 Rp 50.000.000,00 30
Produksi
Rp
21 Minitube 2 buah Rp 400.000.000,00 20
1.800.000.000,00
22 Mikroskop 2 buah Rp 60.000.000,00 Rp 30.000.000,00 5

52
23 Container 15 buah Rp 127.500.000,00 Rp 45.000.000,00 10

24 Kulkas 2 pintu 1 buah Rp 1.000.000,00 Rp 200.000,00 5

25 Microwave 2 buah Rp 2.000.000,00 Rp 600.000,00 6

26 Socorex 4 buah Rp 8.000.000,00 Rp 2000.000,00 5


Tabung
27 100 ml 30 buah Rp 1.500.000,00 Rp 300.000,00 5
ukur
28 Gelas ukur 100 ml 10 buah Rp 250.000,00 Rp 50.000,00 5

Jumlah Rp 3.702.145.000,00

b. Modal Kerja

Modal kerja dihitung selama 1 tahun sekali, dikarenakan biaya pakan

diambil dari hasil pendistribusian semen beku.

Konsentrat jadi KSP7 NC63B

= 5 kg x 30 ekor x 240 hari x Rp 8.000,00 = Rp 288.000.000,00

Rumput gajah

= 56 kg x 30 ekor x 365 hari x Rp 800,00 = Rp 490.560.000,00

Kecambah

= 0,27 kg x 30 ekor x 240 hari x Rp 20.000,00 = Rp 38.880.000,00

1) Kesehatan

Obat – obatan = 30 ekor x 365 hari x 3.000,00 = Rp 32.850.000,00

2) Bahan bakar chooper

0,3 x 365 hari x Rp 5.500,00 = Rp 602.250,00

Jumlah modal kerja = Rp 850.892.250,00

Total biaya keseluruhan

= Investasi + Modal kerja milik sendiri

53
= Rp 3.702.145.000,00 + Rp 850.892.250,00

= Rp 4.553.037.250,00

2. Input

a. Input Tetap

1) Penyusutan Sarana tahan lama :

Penyusutan/tahun = NB - NS = jumlah penyusutan pertahun


UE

1) Kandang ternak =Rp 400.000.000,00 – Rp 100.000.000,00 = Rp 10.000.000,00


30

2) Ternak pejantan =Rp 720.000.000,00 – 648.000.000,00 = Rp 7.200.000,00


10

3) Tangki air =Rp 8.960.000,00 – Rp 2000.000,00 =Rp 696.000,00


10

4) Mesin air =Rp 4.000.000,00 – Rp 1.000.000,00 =Rp 600.000,00


5

5) Gerobak dorong =Rp 2000.000,00 – Rp 500.000,00 =Rp 750.000,00


2

6) Skrop =Rp 700.000,00 – Rp 100.000,00 =Rp 300.000,00


2

7) Ember plastik =Rp 30.000,00 – Rp 0 =Rp 15.000,00


2

8) Gancu rumput =Rp 120.000,00 – Rp 15.000,00 =Rp 52.500,00


2

9) Garuk =Rp 60.000,00 – Rp 0 =Rp 60.000,00


1

10) Arit/sabit =Rp 250.000,00 – Rp 0 =Rp 250.000,00


1

11) Sapu lidi =Rp 75.000,00 – Rp 0 =Rp 75.000,00

54
1

12) Keranjang pakan =Rp 1.500.000,00 – Rp 0 =Rp 1.500.000,00


1

13) Selang air =Rp 200.000,00 – Rp 0 =Rp 40.000,00


5

14) Gudang HMT =Rp 54.000.000,00 – Rp 10.000.000,00=Rp 2.200.000,00


20

15) Timbangan =Rp 2000.000,00 – Rp 500.000,00 =Rp 150.000,00


10

16) Mesin chooper =Rp 18.000.000,00 – Rp 2.000.000,00=Rp 1.600.000,00


10

17) Area penampungan=Rp 32.000.000,00–Rp 10.000.000,00=Rp 1.100.000,00


20

18) Artificial Vagina =Rp 30.000.000,00 – Rp 750.000,00 =Rp 5.850.000,00


5

19) Gudang Konsentrat=Rp 30.000.000,00 – Rp 5000.000,00 =Rp 1.475.000,00


20

20) Lab.produksi =Rp 150.000.000,00 – Rp 50.000.000,00=Rp 3.333.334,00


30

21) Minitube =Rp 1.800.000.000,00-Rp 400.000.000,00=Rp 70.000.000,00


20

22) Mikroskop =Rp 60.000.000,00 – Rp 30.000.000,00 =Rp 6.000.000,00


5

23) Container =Rp 127.500.000,00 – Rp 40.000.000,00 =Rp 8.750.000,00


10

24) Kulkas =Rp 1000.000,00 – Rp 200.000,00 =Rp 400.000,00


5

25) Mikrowave =Rp 2000.000,00 – Rp 600.000,00 =Rp 233.334,00


6

26) Socorek =Rp 8.000.000,00 - Rp 2.000.000,00 =Rp 1.200.000,00


5

55
27) Tabung ukur =Rp 1.500.000,00 – Rp 300.000,00 =Rp 240.000,00
5

28) Gelas ukur =Rp 250.000,00 – Rp 50.000,00 =Rp 40.000,00


5

Jumlah penyusutan/tahun = Rp 124.110.168,00

2) Bunga Modal Milik Sendiri/1 tahun

= Suku bunga/tahun x Total biaya keseluruhan x Lama pemeliharaan (1 tahun)

= 12% x Rp 4.553.037.250,00 x 1 tahun

= 546.364.4

3) Total input tetap

= Penyusutan selama 1 tahun + bunga modal milik sendiri

= Rp 124.110.168,00 + Rp 546.364.470,00

= Rp 670.474.368,00

b. Input variabel

1) Pakan

Konsentrat jadi KSP7 NC63B

= 5 kg x 30 ekor x 240 hari x Rp 8.000,00 = Rp 288.000.000,00

Rumput gajah

= 56 kg x 30 ekor x 360 hari x Rp 800,00 = Rp 490.560.000,00

Kecambah

= 0,27 kg x 30 ekor x 240 hari x Rp 20.000,00 = Rp 38.880.000,00

2) Kesehatan

56
= 30 ekor x 365 hari x Rp 3.000,00 = Rp 32.850.000,00

3) Bahan bakar chooper

= 0,3 liter x 365 hari x Rp 5.500,00 = Rp 602.250,00

4) Bahan pengencer (skim milk Tropicana slim)

= 24 kotak x Rp 150.000,00 = Rp 3.600.000,00

5) Bahan pengencer (Telur)

= 8 biji x 192 hari x Rp 1000,00 = Rp 1.536.000,00

6) Aqubidest (500 ml/botol)

= 1 botol (500 ml) x 192 hari x Rp 100.000,00 = Rp 19.200.000,00

7) N2 cair

= 9 liter x 365 hari x Rp 36.000,00 = Rp 118.260.000,00

8) Straw

= 1 pak x 192 hari x Rp 25.000 = Rp 4.800.000,00

9) Biaya tenaga kerja

= 15 orang x Rp 2.800.000,00 x 12 bulan = Rp 504.000.000,00 +

Jumlah input variabel = Rp 1.502.288.250,00 per tahun

c.Total input

= Input tetap + Input variabel

= Rp 670.474.638,00 + Rp 1.502.288.250,00

= Rp 2.172.762.888,00

57
d. Output

1. Output utama

Produksi straw semen beku selama 2 bulan adalah 28.507, dapat dilihat pada lampiran 10.

Produksi straw untuk 1 tahun adalah :

= Produksi straw selama 2 bulan x 6

= 28.507 straw x 6 Bulan = 171.042 straw

Pendistribusian semen beku ke dinas peternakan dan inseminator

= 171.042 straw x Rp 7000,00 = Rp 1.197.294.000,00 +

Jumlah output utama = Rp 1.197.294.000,00

2. Output sampingan

Penjualan pupuk kandang = 360 karung x Rp 10.000,00 = Rp 3.600.000,00

3. Total Output = Output utama + Output sampingan

= Rp 1.197.294.000,00 + Rp 3.600.000,00

= Rp 1.200.894.000,00

b. Perhitungan – perhitungan

1) Pendapatan Pengelola (PP)

PP = Total Output – Total Input

= Rp 1.200.894.000,00 – Rp 2.172.762.888,00

= -Rp 971.868.888,00

58
2) Pendapatan Keluarga Tani ( PKT)

PKT = PP + Biaya TK petani & keluarganya + Biaya sewa milik sendiri +

Bunga modal (milik sendiri)

= -Rp 971.868.888,00 + Rp 0,00 + Rp 0,00 + Rp 546.364.470,00

= -Rp 425.504.418,00

Dari hasil perhitungan analisa usaha, Balai Inseminasi Buatan (BIB)

Banjarbaru mengalami kerugian sebesar Rp 971.868.888,00. Tetapi usaha

tersebut masih dapat dilanjutkan karena biaya yang dikeluarkan hanya untuk

biaya pakan dan kesehatan, sedangkan biaya fasilitas laboratorium dan biaya

tenaga kerja masuk dalam anggaran pemerintah. Selain itu misi dari Balai

Inseminasi Buatan (BIB) Banjarbaru adalah untuk mengembangkan dan

menyediakan semen beku ternak berkualitas unggul khususnya untuk wilayah

Kalimantan Selatan dan sekitarnya.

59

Anda mungkin juga menyukai