Latar Belakang
Ikan nila bukan ikan asli perairan Indonesia. Ikan nila (Oreochromis
niloticus) merupakan ikan air tawar yang termasuk dalam famili Cichlidae dan
merupakan ikan asal Afrika. Ikan ini merupakan spesies ikan yang memiliki berat
antara 200 - 400 gram, bersifat omnivora sehingga bisa mengkonsumsi makanan
berupa hewan dan tumbuhan (Amri dan Khairuman, 2003). Ikan nila memiliki
banyak jenis, salah satunya adalah Ikan Nila Merah.
Ikan nila merah merupakan salah satu jenis ikan budidaya air tawar yang
mempunyai prospek cukup baik untuk dikembangkan karena banyak digemari
masyarakat. Hal ini disebabkan ikan nila merah memiliki beberapa keunggulan
dibandingkan dengan jenis ikan air tawar lainnya, yaitu mudah dibudidayakan,
memiliki daging yang tebal, dan kandungan duri yang sedikit sehingga dapat
diolah menjadi berbagai produk olahan (Centyana dkk., 2014).
1
Ikan nila berhabitat di air tawar seperti danau, rawa-rawa, sungai, dan
waduk tetapi karena toleransi ikan nila tersebut sangat luas terhadap salinitas
(eury haline) sehingga dapat pula hidup dengan baik di air payau dan air laut. 0-
35 PPT (Part Per Thousand) merupakan salinitas yang cocok untuk ikan nila,
untuk pertumbuhan optimal ikan nila salinitas yang dibutuhkan sekitar 0-30 PPT.
Ikan nila juga dapat hidup pada salinitas 31-35 PPT, tetapi pertumbuhannya akan
sangat lambat. Semua organisme di bumi, saat melakukan aktivitasnya pasti akan
beradaptasi agar dapat bertahan hidup dalam lingkungan nya. Adaptasi setiap
makhluk hidup berbeda-beda, adaptasi ikan air tawar dapat dilihat secara
morfologi dan secara fisiologi.
Ikan nila memiliki morfologi, morfometrik, dan ciri meristik. Untuk dapat
mengindentifikasi morfologi, morfometrik, dan ciri meristik, maka diperlukan
penelitian mengenai hal tersebut.
Tujuan Penelitian
Metodologi
2
- Baki - Tempat menyimpan ikan
2. Bahan
- Ikan Nila Merah - Objek pengamatan
jantan
(Oreochromis
Niloticus)
- Ikan Nila Merah - Objek pengamatan
betina
(Oreochromis
Niloticus)
- Alkohol - Sebagai bahan pembersih alat
C. Metode
Penelitian ini dilakukan dengan membeli sampel ikan nila merah pada 2
lokasi berbeda yang telah ditentukan berdasarkan 1 variteas yang ditemukan.
Varietas ikan nila, diambil sampel sebanyak 1 ekor jantan dan 1 ekor betina.
Sampel ikan nila yang telah diambil kemudian dilakukan analisis morfologi,
pengukuran karakter morfometriknya dan penghitungan ciri meristiknya.
Data-data yang telah didapatkan kemudian dihitung menggunakan teknik
analisis data. Hasil analisis data kemudian dideskripsikan dalam bentuk
pembahasan. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan
teknik observasi yaitu suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
kegiatan pengamatan dan pencatatan langsung terhadap objek yang diamati
dengan keterangan.
3
nila (Oreochromis niloticus) yang ada di Pasar Koja Baru, Jakarta Utara dan
Pasar Cikande, Kabupaten Serang.
Morfologi
Morfologi ikan yaitu ilmu yang mempelajari jenis ikan berdasarkan ciri-
ciri yang mudah dilihat dan diingat yang terdapat pada bentuk luar tubuh ikan.
Bentuk luar ikan seringkali mengalami perubahan mulai dari ikan itu lahir hingga
ikan itu tua. Perubahan bentuk ini ada yang sangat mencolok dan ada yang tidak.
Ikan memiliki pola yang sama yaitu terdiri dari bagian kepala (cephala), badan
(abdomen), dan ekor (caudal).
Bagian kepala ikan dimulai dari mulut paling depan sampai akhir tutup
insang (operculum). Pada bagian kepala terdapat mulut, rahang, gigi, sungut,
hidung, mata, insang, operculum, otak, dan jantung. Bagian badan dimulai dari
akhir operculum sampai awal dari sirip dubur atau anal fin. Pada bagian badan
terdapat sirip punggung atau dorsal fin, sirip dada atau pectoral fin, sirip perut
atau ventral fin, organ-organ pencernaan, gonad, ginjal, dan gelembung renang.
Bagian ekor dimulai awal dari sirip dubur sampai ujung sirip ekor. Pada bagian
ekor terdapat sirip dubur, sirip ekor atau caudal fin dan anus.
4
Bentuk tubuhnya memanjang dan ramping, sisik ikan nila relatif besar, matanya
menonjol dan besar dengan tepi berwarna putih. Ikan nila mempunyai lima buah
sirip yang berada di punggung, dada, perut, anus, dan ekor. Pada sirip dubur (anal
fin) memiliki 3 jari-jari keras dan 9-11 jari-jari sirip lemah. Sirip ekornya (caudal
fin) memiliki 2 jari-jari lemah mengeras dan 16-18 jari-jari sirip lemah. Sirip
punggung (dorsal fin) memiliki 17 jari-jari sirip keras dan 13 jari-jari sirip lemah.
Sementara sirip dadanya (pectoral fin) memiliki 1 jari-jari sirip keras dan 5 jari-
jari sirip lemah. Sirip perut (ventral fin) memilki 1 jari-jari sirip keras dan 5 jari-
jari sirip lemah. Ikan nila memiliki sisik cycloid yang menutupi seluruh tubuhnya.
Morfimetrik
Morfometrik adalah ciri yang berkaitan dengan ukuran tubuh atau bagian
tubuh ikan misalnya panjang total. Ukuran ini merupakan salah satu hal yang
dapat digunakan sebagai ciri taksonomik saat mengidentifikasi ikan. Hasil
pengukuran biasanya dinyatakan dalam milimeter atau centimeter, ukuran ini
disebut ukuran mutlak. Tiap spesies akan mempunyai ukuran mutlak yang
berbeda-beda. Perbedaan ini disebabkan oleh umur, jenis kelamin dan lingkungan
hidupnya. Faktor lingkungan yang dimaksud misalnya makanan, suhu, pH dan
salinitas merupakan aktor yang berpengaruh terhadap pertumbuhan. Ciri meristik
merupakan ciri-ciri dalam taksonomi yang dapat dipercaya, karena sangat mudah
digunakan. Ciri meristik ini meliputi apa saja pada ikan yang dapat dihitung
antara lain jari-jari dan duri pada sirip, jumlah sisik, panjang linea literalis dan ciri
ini menjandi tanda dari spesies (Affandi, et al., 1992).
5
tinggi sirip punggung dan sirip dubur, panjang sirip dada dan sirip perut, panjang
jari-jari sirip dada yang terpanjang, panjang jari-jari keras dan jari-jari lemah,
panjang hidung, panjang ruang antar mata, lebar mata, panjang bagian kepala di
belakang mata, tinggi di bawah mata, panjang antara mata dengan sudut
preoperkulum, tinggi pipi, panjang rahang atas, panjang rahang bawah, dan lebar
bukaan mulut. Dalam Priyanie (2006) dan Julita (2006) dirincikan menjadi 34
karakter morfometrik yang dihitung.
Gambar 2. Ukuran bagian tubuh ikan untuk diidentifikasi. (a) panjang baku, (b)
panjang total, (c) panjajng kepala, (d) panjang pra dorsal, (e) panjang hdung, (f)
panjang mata, (g) panjang pangkal ekor, (h) tinggi tubuh, (i) tinggi batang ekor,
(j) panjang dasar dorsal, (k) panjang dasar anal.
Tabel 2. Morfometrik Ikan Nila Jantan dan Betina dalam ukuran (mm)
Ikan nila
(Oreochromis
Morfometrik Nila jantan Nila betina niloticus) (Jihan
(Oreochromis (Oreochromis Syafitri, et al.,
niloticus) niloticus) 2016)
c 52 61 40
d 100 57 -
e 7 9 20
f 8 12 10
6
g 20 23 40
h 73 80 25
i 26 29 20
j 108 108 -
k 29 29 -
Meristik
Meristik adalah ciri yang berkaitan dengan jumlah bagian tubuh dari ikan,
misalnya jumlah sisik pada garis rusuk, jumlah jari-jari keras dan lemah pada sirip
punggung (Affandi, et al., 1992). Ciri meristik merupakan ciri-ciri dalam
taksonomi yang dapat dipercaya, karena sangat mudah digunakan. Ciri meristik
ini meliputi apa saja pada ikan yang dapat dihitung antara lain jari-jari dan duri
pada sirip, jumlah sisik, panjang linea literalis dan ciri ini menjandi tanda dari
spesies. Salah satu hal yang menjadi permasalahan adalah kesalahan penghitungan
pada ikan kecil. Faktor lain yang dapat mempengaruhi ciri meristik yaitu suhu,
kandungan oksigen terlarut, salinitas, atau ketersediaan sumber makanan yang
mempengaruhi pertumbuhan larva ikan (Resmayeti, 1994).
Ikan nila memiliki lima sirip di badannya, yaitu sirip Sirip pectoral (P)
terletak dibagian dada. Sirip dorsal (D) terletak di bagian punggung. Sirip ventral
(V) terletak di bagian lambung. Sirip anal (A) terletak di bagian dubur. Sirip
caudal (C) terletak di bagian ekor.
7
Ikan nila (Oreochromis niloticus) memiliki 3 jenis jari-jari, yaitu jari-jari
keras, jari-jari lemah mengeras, dan jari-jari lemah. Jari-jari keras bersifat keras,
tidak beruas-ruas dan tidak mudah dibengkokan. Jari-jari lemah bersifat
transparan, seperti tulang rawan, beruas-ruas dan mudah dibengkokkan. Jari-jari
lemah ini ada yang sebagian mengeras atau keras, pada salah satu sisinya
bergerigi,bercabang-cabang atau satu dengan lainnya berlekatan.
Jantan Betina
(Muhotimah, (Muhotimah,
Karakter meristik Jantan et al., 2013) Betina et al., 2013)
Jari-jari keras sirip punggung XV XVI-XVIII XVII XV-XVIII
Jari-jari mengeras punggung i - i -
Jari-jari lemah punggung 11 8-13 12 10-14
Jari-jari keras sirip dada - - - -
Jari-jari mengeras sirip dada - - - -
Jari-jari lemah sirip dada 11 12-13 11 11-14
Jari-jari keras sirip perut I I I I
Jari-jari mengeras sirip perut i - i -
Jari-jari lemah sirip perut 4 3-5 4 5
Jari-jari keras sirip dubur 3 3 3 3
8
Jumlah sisik pada LL 30 30-39 28 29-38
Jumlah sisik diatas LL 4 3-4 4 3-4
Jumlah sisik dibawah LL 10 9-13 11 10-12
Sampel ikan nila jantan yang kami identifikasi memiliki 1 sirip punggung
yang memiliki 15 jari-jari keras, 1 jari-jari mengeras, dan 11 jari-jari lemah.
Sepasang sirip perut yang memiliki 1 jari-jari keras, 1 jari-jari mengeras, dan 4
jari-jari lemah. Sepasang sirip dada yang memiliki 11 jari-jari lemah. Sirip caudal
terdiri dari 1 jari-jari mengeras, 15 jari-jari lunak. Sirip anal terdiri dari 3 jari-jari
keras, 8 jari-jari lunak. Serta memiliki linea lateralis sebanyak 30 buah.
Serta ikan nila betina yang kami identifikasi memiliki 1 sirip punggung
yang memiliki 17 jari-jari keras, 1 jari-jari mengeras, dan 12 jari-jari lemah.
Sepasang sirip perut yang memiliki 1 jari-jari keras, 1 jari-jari mengeras, dan 4
jari-jari lemah. Sepasang sirip dada yang memiliki 11 jari-jari lemah. Sirip caudal
terdiri dari 1 jari-jari mengeras, 15 jari-jari lunak. Sirip anal terdiri dari 3 jari-jari
keras, 9 jari-jari lunak. Serta memiliki linea lateralis sebanyak 28 buah.
Kesimpulan
9
Daftar Pustaka
10