Anda di halaman 1dari 12

ANALISIS KARAKTERISTIK MORFOLOGI, MORFOMETRIK, DAN

MERISTIK IKAN NILA MERAH (Oreochromis niloticus)

Deliya1), Jundi Putra Suryono2)

Jurusan Ilmu Perikanan, Fakultas Pertanian, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

Email: deliya133@gmail.com1) , jundiptr4@gmail.com2)

Abstrak

Ikan nila memiliki banyak jenis, salah satunya adalah Ikan Nila Merah
(Oreochromis niloticus). Perbedaan ikan nila merah jantan dengan ikan nila
merah betina dapat diketahui dari penampakan morfologi, susunan morfometrik,
dan ciri meristik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ciri
morfologi, morfometrik, meristik ikan nila merah jantan dan ikan nila mera betina
serta mengetahui perbedaan ciri morfologi, morfometrik, dan meristik dari ikan
nila merah jantan dan ikan nila merah betina. Analisis terhadap ciri morfologi,
morfometrik, dan meristik dilakukan dengan metode deskriptif eksploratif. Hasil
penelitian menunjukan bahwa morfologi ikan nila merah jantan dan ikan nila
merah betina tidak terdapat perbedaan. Pada ikan nila merah jantan memiliki
panjang total 210 mm dan ikan nila merah betina memiliki panjang total 215 mm
dan tinggi tubuh pada ikan nila merah jantan 91 mm dan ikan nila merah betina 80
mm. Meristik ikan nila jantan yang kami identifikasi memiliki 1 sirip punggung
yang memiliki 15 jari-jari keras, 1 jari-jari mengeras, dan 11 jari-jari lemah. Serta
memiliki linea lateralis sebanyak 30 buah. Meristik ikan nila betina yang kami
identifikasi memiliki 1 sirip punggung yang memiliki 17 jari-jari keras, 1 jari-jari
mengeras, dan 12 jari-jari lemah. Serta memiliki linea lateralis sebanyak 28 buah..
Dapat disimpulkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan bahwa morfologi
ikan nila merah jantan dan betina tidak memiliki perbedaan sedangkan
morfometrik ikan nila merah jantan dan ikan nila merah betina memiliki
perbedaan. Meristik ikan nila merah jantan dan ikan nila merah betina relatif
sama. Adanya perbedaan tersebut karena dipengaruhi oleh faktor umur, jenis
kelamin, iklim, habitat, suhu dan kondisi lingkungannya.

Kata Kunci: betina, jantan, Nila merah, meristik, morfologi, morfometrik

Latar Belakang

Potensi budidaya perikanan di Indonesia diperkirakan sebesar 15,59 juta


hektar yang terdiri atas potensi budidaya perikanan air laut sebesar 12,14 juta
hektar, air payau 1,22 juta hektar, dan air tawar sebesar 2,23 juta hektar. Pada saat

1
ini, masing-masing budidaya tersebut baru mencapai 0,01% untuk budidaya air
laut, 40% untuk budidaya air payau, dan 10,1% untuk budidaya air tawar. Ikan
nila (Oreochromis niloticus) merupakan ikan air tawar yang menjadi komoditas
ekspor bernilai tinggi dan sudah banyak dibudidayakan di Indonesia.

Ikan nila bukan ikan asli perairan Indonesia. Ikan nila (Oreochromis
niloticus) merupakan ikan air tawar yang termasuk dalam famili Cichlidae dan
merupakan ikan asal Afrika. Ikan ini merupakan spesies ikan yang memiliki berat
antara 200 - 400 gram, bersifat omnivora sehingga bisa mengkonsumsi makanan
berupa hewan dan tumbuhan (Amri dan Khairuman, 2003). Ikan nila memiliki
banyak jenis, salah satunya adalah Ikan Nila Merah.

Ikan nila merah (Oreochromis sp) termasuk jenis ikan yang


diintroduksikan dari luar negeri. Bibit ikan ini didatangkan ke Indonesia secara
resmi oleh Balai Penelitian Perikanan air Tawar pada tahun 1969 (Djarijah, 1995).
Ikan nila merah diduga hasil perkawinan silang antara Oreochromis niloticus atau
Oreochromis mosambicus dengan Oreochromis hornorum, Oreochromis aureus
atau Oreochromis zilii (Santoso, 1996).

Ikan nila merah adalah salah satu jenis ikan budidaya air tawar yang
mempunyai prospek cukup baik untuk dikembangkan karena banyak digemari
masyarakat. Hal ini disebabkan ikan nila merah memiliki beberapa keunggulan
dibandingkan dengan jenis ikan air tawar lainnya, yaitu mudah dibudidayakan,
memiliki daging yang tebal, dan kandungan duri yang sedikit sehingga dapat
diolah menjadi berbagai produk olahan (Centyana dkk., 2014).

Ikan nila berhabitat di air tawar seperti danau, rawa-rawa, sungai, dan
waduk tetapi karena toleransi ikan nila tersebut sangat luas terhadap salinitas
(eury haline) sehingga dapat pula hidup dengan baik di air payau dan air laut. 0-35
PPT (Part Per Thousand) merupakan salinitas yang cocok untuk ikan nila, untuk
pertumbuhan optimal ikan nila salinitas yang dibutuhkan sekitar 0-30 PPT. Ikan
nila juga dapat hidup pada salinitas 31-35 PPT, tetapi pertumbuhannya akan
sangat lambat. Semua organisme di bumi, saat melakukan aktivitasnya pasti akan
beradaptasi agar dapat bertahan hidup dalam lingkungan nya. Adaptasi setiap
makhluk hidup berbeda-beda, adaptasi ikan air tawar dapat dilihat secara
morfologi dan secara fisiologi.

Menurut Affandi et al. (1992) secara umum bentuk tubuh ikan adalah

simetris bilateral, yang berarti jika ikan tersebut dibelah pada bagian
tengah-tengah tubuhnya (potongan sagittal) akan terbagi menjadi dua bagian yang
sama antara sisi kanan dan sisi kiri. Selain itu, terdapat beberapa jenis ikan

2
berbentuk non-simetris bilateral, yaitu jika tubuh ikan tersebut dibelah secara
melintang (crosssection) maka terdapat perbedaan antara sisi kanan dan sisi kiri
tubuh. Ikan memiliki keanekaragaman bentuk, ukuran, habitat serta distribusi
jenis berdasarkan perbedaan ruang dan waktu sehingga membutuhkan
pengetahuan tentang pengelompokan atau pengklasifikasian ikan (Burhanuddin
2010). Pada umumnya bentuk tubuh ikan berkaitan erat dengan habitat dan cara
hidupnya.

Karakter morfologi meliputi studi morfometrik dan meristik dari ikan.


Morfometrik adalah ciri yang berkaitan dengan ukuran tubuh atau bagian tubuh
ikan misalnya panjang total dan panjang baku. Ukuran ini merupakan salah satu
hal yang dapat digunakan sebagai ciri taksonomik saat mengidentifikasi ikan.
Hasil pengukuran dinyatakan dalam satuan milimeter atau centimeter, ukuran
yang dihasilkan disebut ukuran mutlak. Adapun meristik adalah ciri yang
berkaitan dengan jumlah bagian tubuh dari ikan, misalnya jumlah sisik pada garis

rusuk, jumlah jari-jari keras dan lemah pada sirip punggung (Affandi, et
al.,1992). Data yang dihasilkan dari ciri morfometrik bersifat continuous data
untuk selanjutnya diolah dan dianalisa melalui pendekatan statistik, sedangkan
data yang dihasilkan dari ciri meristik bersifat discrete data (Turan,1998).
Pengukuran morfometrik merupakan beberapa pengukuran standar yang
digunakan pada ikan antara lain panjang standar, panjang moncong atau bibir,
panjang sirip punggung atau tinggi batang ekor. Pengukuran morfometrik
merupakan pengukuran yang penting dalam mendekripsikan jenis ikan. Ciri
meristik merupakan ciri-ciri dalam taksonomi yang dapat dipercaya, karena sangat
mudah digunakan. Ciri meristik ini meliputi apa saja pada ikan yang dapat
dihitung antara lain jari-jari dan duri pada sirip, jumlah sisik, panjang linea
literalis dan ciri ini menjandi tanda dari spesies. Salah satu hal yang menjadi
permasalahan adalah kesalahan penghitungan pada ikan kecil. Faktor lain yang
dapat mempengaruhi ciri meristik yaitu suhu, kandungan oksigen terlarut,
salinitas, atau ketersediaan sumber makanan yang mempengaruhi pertumbuhan
larva ikan (Resmayeti, 1994). Perbedaan ikan nila merah jantan dengan ikan nila
merah betina dapat diketahui dari penampakan morfologi, susunan morfometrik,
dan ciri meristik.

Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh data informasi mengenai


morfologi, morfometrik, dan meristik ikan nila merah jantan dan betina serta
untuk mengetahui perbedaan morfologi, morfometrik, dan meristik ikan nila
merah jantan dan ikan nila merah betina. Dengan dilakukan Penelitian ini
mengenai pengukuran morfometrik dan meristic diharapkan dapat bermanfaat

3
untuk melatih mahasiswa agar berkreativitas dan menggali pengetahuannya secara
mandiri mengenai teknik identifikasi ini.

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ciri morfologi,


morfometrik, meristik ikan nila jantan dan betina, serta mengetahui apa perbedaan
ciri morfologi, morfometrik, dan meristik dari ikan nila jantan dan ikan nila
betina.

Metodologi

A. Alat dan Bahan

Tabel 1. Alat dan Bahan Yang Digunakan Beserta Kegunaannya


No Alat dan bahan Satuan Kegunaan
1. Alat
- Mistar Cm Mengukur tubuh ikan
- Gunting - Menggunting objek amatan
- Pinset - Menjepit objek amatan
- Lap halus dan - Membersihkan tempat praktek
lap kasar
- Alat tulis - Mencatat hasil pengamatan
- Tisu - Membersihkan alat praktek
- Kamera - Sebagai alat dokumentasi
- Baki - Tempat menyimpan ikan
2. Bahan
- Ikan Nila Merah - Objek pengamatan
jantan
(Oreochromis
Niloticus)
- Ikan Nila Merah - Objek pengamatan
betina
(Oreochromis
Niloticus)
- Alkohol - Sebagai bahan pembersih alat

B. Metode

Jenis penelitian ini adalah deskriptif eksploratif. Metode penelitian


deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha mengungkap fakta

4
suatu kejadian, objek, aktivitas, proses secara apa adanya pada waktu sekarang
atau jangka waktu yang masih memungkinkan dalam ingatan responden
(Prastowo, 2011). Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan
deskriptif secara kualitatif dan kuantitatif karena data yang dikumpulkan
berupa kajian tentang warna (kualitatif) dan angka-angka (kuantitatif) terkait
morfologi, morfometrik, dan ciri meristik ikan nila merah (Oreochromis
niloticus).

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan sampel ikan nila merah


pada 2 lokasi berbeda yang telah ditentukan berdasarkan 1 variteas yang
ditemukan. Varietas ikan nila, diambil sampel sebanyak 1 ekor jantan dan 1
ekor betina. Sampel ikan nila yang telah diambil kemudian dilakukan analisis
morfologi, pengukuran karakter morfometriknya dan penghitungan ciri
meristiknya. Data-data yang telah didapatkan kemudian dihitung
menggunakan teknik analisis data. Hasil analisis data kemudian
dideskripsikan dalam bentuk pembahasan. Teknik pengumpulan data dalam
penelitian ini dilakukan dengan teknik observasi yaitu suatu teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan kegiatan pengamatan dan
pencatatan langsung terhadap objek yang diamati dengan keterangan.

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang dapat terdiri dari


manusia, benda, hewan ,tumbuhan, gejala, nilai tes atau peristiwa sebagai
sumber data mewakili karakteristik tertentu dalam suatu penelitian. (Subana
dkk., 2000). Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah ikan nila
(Oreochromis niloticus) yang ada di Pasar Koja Baru, Jakarta Utara dan Pasar
Cikande, Kabupaten Serang.

Sampel adalah sebagian dari anggota populasi yang diambil dengan


menggunakan teknik tertentu yang disebut teknik sampling. Teknik sampling
yang digunakan dalam penelitian ini adalah ikan nila merah yang diambil
dengan teknik Purposive sampling, dimana ikan nila merah yang ada di kolam
pedagang diambil berdasarkan 1 varietas yang ada, kemudian diambil sampel
sebanyak 2 ekor.

Pembahasan dan Hasil

Morfologi

Morfologi ikan yaitu ilmu yang mempelajari jenis ikan berdasarkan ciri-
ciri yang mudah dilihat dan diingat yang terdapat pada bentuk luar tubuh ikan.
Bentuk luar ikan seringkali mengalami perubahan mulai dari ikan itu lahir hingga
ikan itu tua. Perubahan bentuk ini ada yang sangat mencolok dan ada yang tidak.

5
Ikan memiliki pola yang sama yaitu terdiri dari bagian kepala (cephala), badan
(abdomen), dan ekor (caudal).

Gambar 1. Morfologi ikan nila (Oreochromis niloticus)

Bagian kepala ikan dimulai dari mulut paling depan sampai akhir tutup
insang (operculum). Pada bagian kepala terdapat mulut, rahang, gigi, sungut,
hidung, mata, insang, operculum, otak, dan jantung. Bagian badan dimulai dari
akhir operculum sampai awal dari sirip dubur atau anal fin. Pada bagian badan
terdapat sirip punggung atau dorsal fin, sirip dada atau pectoral fin, sirip perut
atau ventral fin, organ-organ pencernaan, gonad, ginjal, dan gelembung renang.
Bagian ekor dimulai awal dari sirip dubur sampai ujung sirip ekor. Pada bagian
ekor terdapat sirip dubur, sirip ekor atau caudal fin dan anus.

Menurut Amri dan Khairuman (2007) morfologi ikan nila (Oreochrmis


niloticus) yaitu, lebar badan ikan nila umumnya sepertiga dari panjang badannya.
Bentuk tubuhnya memanjang dan ramping, sisik ikan nila relatif besar, matanya
menonjol dan besar dengan tepi berwarna putih. Ikan nila mempunyai lima buah
sirip yang berada di punggung, dada, perut, anus, dan ekor. Pada sirip dubur (anal
fin) memiliki 3 jari-jari keras dan 9-11 jari-jari sirip lemah. Sirip ekornya (caudal
fin) memiliki 2 jari-jari lemah mengeras dan 16-18 jari-jari sirip lemah. Sirip
punggung (dorsal fin) memiliki 17 jari-jari sirip keras dan 13 jari-jari sirip lemah.
Sementara sirip dadanya (pectoral fin) memiliki 1 jari-jari sirip keras dan 5 jari-
jari sirip lemah. Sirip perut (ventral fin) memilki 1 jari-jari sirip keras dan 5 jari-
jari sirip lemah. Ikan nila memiliki sisik cycloid yang menutupi seluruh tubuhnya.

Nila jantan mempunyai bentuk tubuh membulat dan agak pendek


dibandingkan dengan nila betina. Warna ikan nila jantan umumnya lebih cerah
dibandingkan dengan betina. Pada bagian anus ikan nila jantan terdapat alat
kelamin yang memanjang dan terlihat cerah. Alat kelamin ini semakin cerah
ketika telah dewasa atau matang gonad dan siap membuahi telur. Sementara itu,
warna sisik ikan nila betina sedikit kusam. Pada bagian anus ikan nila betina
terdapat dua tonjolan membulat. Satu merupakan saluran keluarnya telur dan yang

6
satunya lagi saluran pembuangan kotoran. Ikan nila mencapai masa dewasa pada
umur 4 sampai 5 bulan. Induk betina bertelur 1.000 sampai 2.000 butir. Setelah
telur dibuahi oleh induk, telur akan dierami dimulut induk betina hingga menjadi
larva (Lukman et al., 2014).

Morfometrik

Morfometrik adalah ciri yang berkaitan dengan ukuran tubuh atau bagian
tubuh ikan misalnya panjang total. Ukuran ini merupakan salah satu hal yang
dapat digunakan sebagai ciri taksonomik saat mengidentifikasi ikan. Hasil
pengukuran biasanya dinyatakan dalam milimeter atau centimeter, ukuran ini
disebut ukuran mutlak. Tiap spesies akan mempunyai ukuran mutlak yang
berbeda-beda. Perbedaan ini disebabkan oleh umur, jenis kelamin dan lingkungan
hidupnya. Faktor lingkungan yang dimaksud misalnya makanan, suhu, pH dan
salinitas merupakan aktor yang berpengaruh terhadap pertumbuhan. Ciri meristik
merupakan ciri-ciri dalam taksonomi yang dapat dipercaya, karena sangat mudah
digunakan. Ciri meristik ini meliputi apa saja pada ikan yang dapat dihitung
antara lain jari-jari dan duri pada sirip, jumlah sisik, panjang linea literalis dan ciri
ini menjandi tanda dari spesies (Affandi, et al., 1992).

Menurut Affandi, et al., (1992) ada 26 karakter morfometrik yang biasa


digunakan dalam mengidentifikasi ikan diantaranya panjang total, panjang ke
pangkal cabang sirip ekor, panjang baku, panjang kepala, panjang bagian di depan
sirip punggung, panjang dasar sirip punggung dan sirip dubur, panjang batang
ekor, tinggi badan, tinggi batang ekor, tinggi kepala, lebar kepala, lebar badan,
tinggi sirip punggung dan sirip dubur, panjang sirip dada dan sirip perut, panjang
jari-jari sirip dada yang terpanjang, panjang jari-jari keras dan jari-jari lemah,
panjang hidung, panjang ruang antar mata, lebar mata, panjang bagian kepala di
belakang mata, tinggi di bawah mata, panjang antara mata dengan sudut
preoperkulum, tinggi pipi, panjang rahang atas, panjang rahang bawah, dan lebar
bukaan mulut. Dalam Priyanie (2006) dan Julita (2006) dirincikan menjadi 34
karakter morfometrik yang dihitung.

7
Gambar 2. Ukuran bagian tubuh ikan untuk diidentifikasi. (a) panjang baku, (b)
panjang total, (c) panjajng kepala, (d) panjang pra dorsal, (e) panjang hdung, (f)
panjang mata, (g) panjang pangkal ekor, (h) tinggi tubuh, (i) tinggi batang ekor,
(j) panjang dasar dorsal, (k) panjang dasar anal.

Tabel 2. Morfometrik Ikan Nila Jantan dan Betina dalam ukuran (mm)
Ikan nila
(Oreochromis
Morfometrik Nila jantan Nila betina niloticus) (Jihan
(Oreochromis (Oreochromis Syafitri, et al.,
niloticus) niloticus) 2016)

a 178 190 100

b 210 215 150

c 72 61 40

d 78 57 -

e 7 9 20

f 15 12 10

g 20 23 40

h 91 80 25

i 37 29 20

j 108 108 -

k 31 29 -

8
Meristik

Meristik adalah ciri yang berkaitan dengan jumlah bagian tubuh dari ikan,
misalnya jumlah sisik pada garis rusuk, jumlah jari-jari keras dan lemah pada sirip
punggung (Affandi, et al., 1992). Ciri meristik merupakan ciri-ciri dalam
taksonomi yang dapat dipercaya, karena sangat mudah digunakan. Ciri meristik
ini meliputi apa saja pada ikan yang dapat dihitung antara lain jari-jari dan duri
pada sirip, jumlah sisik, panjang linea literalis dan ciri ini menjandi tanda dari
spesies. Salah satu hal yang menjadi permasalahan adalah kesalahan penghitungan
pada ikan kecil. Faktor lain yang dapat mempengaruhi ciri meristik yaitu suhu,
kandungan oksigen terlarut, salinitas, atau ketersediaan sumber makanan yang
mempengaruhi pertumbuhan larva ikan (Resmayeti, 1994).

Ikan nila memiliki lima sirip di badannya, yaitu sirip Sirip pectoral (P)
terletak dibagian dada. Sirip dorsal (D) terletak di bagian punggung. Sirip ventral
(V) terletak di bagian lambung. Sirip anal (A) terletak di bagian dubur. Sirip
caudal (C) terletak di bagian ekor.

Gambar 3. Menunjukan bagian-bagian sirip ikan nila (Oreochromis


nilotcus)

Ikan nila (Oreochromis niloticus) memiliki 3 jenis jari-jari, yaitu jari-jari


keras, jari-jari lemah mengeras, dan jari-jari lemah. Jari-jari keras bersifat keras,
tidak beruas-ruas dan tidak mudah dibengkokan. Jari-jari lemah bersifat
transparan, seperti tulang rawan, beruas-ruas dan mudah dibengkokkan. Jari-jari
lemah ini ada yang sebagian mengeras atau keras, pada salah satu sisinya
bergerigi bercabang-cabang atau satu dengan lainnya berlekatan.

9
Jari-jari keras dilambangkan dengan angka romawi, walaupun jari-jari itu
pendek atau rudimeter. Perumusan untuk jari-jari lemah atau lemah mengeras
dilambangkan dengan angka biasa. Sedangkan jari-jari lemah ditulis hanya
dengan angka biasa.

Tabel 3. Meristik Ikan Nila Jantan dan Betina

Jantan Betina
(Muhotimah, (Muhotimah,
Karakter meristik Jantan et al., 2013) Betina et al., 2013)

Jari-jari keras sirip XV XVI-XVIII XVII XV-XVIII


punggung
Jari-jari mengeras i - i -
punggung
Jari-jari lemah punggung 11 8-13 12 10-14
Jari-jari keras sirip dada - - - -
Jari-jari mengeras sirip dada - - - -
Jari-jari lemah sirip dada 11 12-13 11 11-14
Jari-jari keras sirip perut I I I I
Jari-jari mengeras sirip i - i -
perut
Jari-jari lemah sirip perut 4 3-5 4 5
Jari-jari keras sirip dubur 3 3 3 3
Jari-jari mengeras sirip - - - -
dubur
Jari-jari lemah sirip dubur 8 8-10 9 8-10
Jari-jari keras sirip ekor - - - -
Jari-jari mengeras sirip ekor i - i -
Jari-jari lemah sirip ekor 15 16 15 16
Jumlah sisik pada LL 30 30-39 28 29-38
Jumlah sisik diatas LL 4 3-4 4 3-4
Jumlah sisik dibawah LL 10 9-13 11 10-12

10
Sampel ikan nila jantan yang kami identifikasi memiliki 1 sirip punggung
yang memiliki 15 jari-jari keras, 1 jari-jari mengeras, dan 11 jari-jari lemah.
Sepasang sirip perut yang memiliki 1 jari-jari keras, 1 jari-jari mengeras, dan 4
jari-jari lemah. Sepasang sirip dada yang memiliki 11 jari-jari lemah. Sirip caudal
terdiri dari 1 jari-jari mengeras, 15 jari-jari lunak. Sirip anal terdiri dari 3 jari-jari
keras, 8 jari-jari lunak. Serta memiliki linea lateralis sebanyak 30 buah.

Serta ikan nila betina yang kami identifikasi memiliki 1 sirip punggung
yang memiliki 17 jari-jari keras, 1 jari-jari mengeras, dan 12 jari-jari lemah.
Sepasang sirip perut yang memiliki 1 jari-jari keras, 1 jari-jari mengeras, dan 4
jari-jari lemah. Sepasang sirip dada yang memiliki 11 jari-jari lemah. Sirip caudal
terdiri dari 1 jari-jari mengeras, 15 jari-jari lunak. Sirip anal terdiri dari 3 jari-jari
keras, 9 jari-jari lunak. Serta memiliki linea lateralis sebanyak 28 buah.

Kesimpulan

Dapat disimpulkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan bahwa


morfologi ikan nila merah jantan dan betina tidak memiliki perbedaan sedangkan
morfometrik ikan nila merah jantan dan ikan nila merah betina memiliki
perbedaan. Meristik ikan nila merah jantan dan ikan nila merah betina relatif
sama. Pada ikan nila merah jantan memiliki panjang total 210 mm dan ikan nila
merah betina memiliki panjang total 215 mm dan tinggi tubuh pada ikan nila
merah jantan 91 mm dan ikan nila merah betina 80 mm. Adanya perbedaan
tersebut karena dipengaruhi oleh faktor umur, jenis kelamin, iklim, habitat, suhu
dan kondisi lingkungannya.

11
Daftar Pustaka

12

Anda mungkin juga menyukai