Anda di halaman 1dari 38

UDIATI WIDIASTUTI

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS PANCASILA
2014
Kalimat tunggal dapat berupa kalimat aktif
atau kalimat pasif.

Pembedaan kalimat aktif dan kalimat pasif
bertolak dari hubungan antara Subjek dan
Predikat yang dilihat dari peran yang
dilakukan oleh Subjek terhadap perbuatan
yang dinyatakan Predikat.
Kalimat tunggal disebut kalimat aktif jika Subjek
merupakan pelaku perbuatan yang dinyatakan Predikat.
Subjek kalimat aktif = pelaku perbuatan Predikat
Predikat = perbuatan yang diwujudkan dengan verba (kata
kerja)

Pelaku berupa insan/makhluk hidup atau noninsan (kata
benda) yang diibaratkan sebagai insan.

Pelaku berupa insan/makhluk hidup
Insan, misalnya, Soekarno, pedagang, okter
Kata ganti orang, misalnya, saya, engkau, dia, kami, kita
Sapaan, misalnya, Bapak, Ibu, Anda, Saudara

Pelaku noninsan (kata benda) yang diibaratkan sebagai
insan, misalnya, Indonesia, Jakarta, pembangunan, masa
resesi

Pola Kalimat Aktif
Subjek Predikat
Subjek Predikat Pelengkap
Subjek Predikat Keterangan
Subjek Predikat Objek
Subjek Predikat Objek Pelengkap

1. Predikat berupa verba tak
berawalan

Contoh:
1. Anak-anak sedang tidur.
S=pelaku P=perbuatan

2. Sebagian mahasiswa tidak duduk.
S=pelaku P
2. Predikat berupa verba
berawalan me-

Contoh:
1. Para korban gempa menangis.
S = pelaku P

2. Kami tidak akan menyerah.
S P

3. Sebagian mahasiswa merokok.
S P
3. Predikat berupa verba
berawalan ber-

Contoh:
1. Beberapa mahasiswa telah bekerja.
S = pelaku P

2. Kami ingin belajar.
S P

3. Masyarakat di daerah sedang bergolak.
S P
3. Predikat berupa verba
berawalan ter-

Contoh:

1. Bayi itu tersenyum.
S=pelaku P

2. Mereka tertawa.
S P

1. Predikat berupa verba berawalan me-
yang memerlukan Pelengkap

Contoh:
1. Pak Bondan menjadi ketua RT.
S P Pel
2. Surat kabar sudah merupakan
S P
kebutuhan masyarakat.
Pel
3. Planet itu menyerupai bintang.
S P Pel

2. Predikat berupa verba berawalan
ber- yang memerlukan Pelengkap

Contoh:
1. Negara Indonesia berdasarkan Pancasila.
S P Pel
2. LSM ini berlandaskan asas kekeluargaan.
S P Pel
3. Predikat berupa verba berawalan ber-
yang diikuti verba berawalan me- dan
memerlukan Pelengkap

Contoh:

Polisi itu berhasil menangkap pencuri.
S P Pel

Pencuri itu berhasil melarikan diri.
S P Pel
Predikat berupa verba tak berawalan atau
verba berawalan ber-

Contoh:
1. Dia (bertempat) tinggal di Bogor.
S P K
2. Sebagian bonek berasal dari kota Malang.
S P K
3. Mereka berdomisili di permukiman elite.
S P K



Subjek = pelaku berupa kata ganti orang
Predikat berupa verba berawalan me- yang memerlukan
objek
Contoh:
1. Saya menyetujui usul Saudara.
S P O
2. Kami menolak kenaikan harga BBM.
S P O
3. Kita mencintai produksi dalam negeri.
S P O
4. Kamu harus menghemat uang belanja.
S P O
5. Dia telah mengirimkan surat lamaran pekerjaan.
S P O
6. Mereka sedang membangun jalan layang.
S P O
Subjek = pelaku berupa sapaan
Predikat berupa verba berawalan me- yang
memerlukan objek

Contoh:
1. Bapak sudah membicarakan masalah sampah.
S P O
2. Ibu akan melaporkan peristiwa pencurian ini.
S P O
3. Anda wajib membayar pajak bumi dan bangunan.
S P O
4. Saudara harus menyerahkan ijazah yang dilegalisasi.
S P O

Subjek = pelaku berupa nomina yang diibaratkan
sebagai insan
Predikat berupa verba berawalan me- yang
memerlukan objek
Contoh:
1. Masa resesi melanda dunia usaha.
S P O
2. Pemerintah akan menaikkan harga BBM.
S P O
3. Universitas Pancasila akan mengeluarkan
S P
peraturan baru.
O
4. Indonesia meraih juara pertama bulutangkis.
S P O
Predikat berupa verba berawalan me- yang
memerlukan objek dan pelengkap

Contoh:
1. Pengusaha itu meminjami ayah uang.
S P O Pel
2. Bagian Pendidikan Fakultas Hukum
S
membelikan stafnya sepeda.
P O Pel



Kalimat tunggal disebut kalimat pasif jika
Subjek merupakan penderita/sasaran
perbuatan yang dinyatakan Predikat

Subjek = penderita/sasaran
Predikat = perbuatan



Subjek-Predikat
Subjek-Predikat-Pelengkap
Subjek-Predikat-Keterangan

Predikat- Subjek atau Keterangan-Predikat-
Subjek
Tidak ada Objek
Subjek = penderita/sasaran
Predikat = perbuatan berupa verba berawalan
ke-...-an yang memerlukan pelengkap
atau tidak memerlukan pelengkap

Contoh:
1. Warga Cileduk kebanjiran.
S P
2. Kemarin saya kehujanan.
K S P
3. Anak itu kejatuhan durian.
S P Pel

Subjek = penderita/sasaran
Predikat = perbuatan berupa verba
berawalan ter-yang memerlukan
pelengkap atau tidak
memerlukan pelengkap
Contoh:
1. Kami terpeleset.
S P
2. Saya sangat terkejut.
S P
3. Jarinya tertusuk duri.
S P Pel
4. Kaki saya terinjak orang.
S P Pel

Subjek = penderita/sasaran
Predikat = perbuatan berupa kena + verba
tak berawalan yang memerlukan
pelengkap atau tidak memerlukan
pelengkap
Contoh:
1. Dia kena peras.
S P
2. Kami kena bujuk orang.
S P Pel
3. Kakinya kena tendang lawan main.
S P Pel

Kalimat pasif hanya dapat dibentuk dari
kalimat aktif yang Predikatnya memerlukan
Objek, misalnya kalimat yang berpola SPO,
SPOPel, dan SPOK.

Kalimat aktif yang berpola SP, SPK, dan SPPel
tidak dapat menjadi kalimat pasif.

I. Kalimat aktif: Subjek berupa kata ganti
orang dan Predikat berupa verba berawalan
me- yang memerlukan objek


Objek Subjek

Predikat verba kata ganti orang +
berawalan me- verba tak
berawalan
Kalimat Aktif Kalimat Pasif
1. Saya menyetujui usul Saudara. (kal. aktif)
S P O
Usul Saudara saya setujui. (kal pasif)
S P

2. Kami menolak kenaikan harga BBM.
S P O
Kenaikan harga BBM kami tolak. (kal.pasif)
S P
1. Kami mengucapkan terima kasih. (kal. Aktif)

Terima kasih kami ucapkan. (kal. Pasif) atau
S P
Kami ucapkan terima kasih.
P S
2. Kami sudah membaca buku itu. (kal. Aktif)
Buku itu sudah kami baca. (kal.pasif) atau
S P
Sudah kami baca buku itu.
P S
1. Saya menyetujui usul Saudara. (kal. aktif)
S P O
Usul Saudara disetujui oleh saya. (kal. pasif salah)

2. Kami menolak kenaikan harga BBM. (kal. Aktif)
S P O
Kenaikan harga BBM ditolak oleh kami.(kal. pasif salah)

3. Kami sudah membaca buku itu. (kal. Aktif)
S P O
Buku itu sudah dibaca oleh kami. (kal. Pasif salah)
Kami sudah baca buku itu. (kal. Pasif salah)
II. Kalimat aktif: Subjek berupa sapaan dan
Predikat berupa verba berawalan me- yang
memerlukan objek




Objek Subjek

Predikat verba Sapaan +
berawalan me- verba tak
berawalan
Kalimat Aktif Kalimat Pasif
1. Bapak sudah membicarakan masalah sampah .
S P O
(kal. Aktif)

Masalah sampah sudah Bapak bicarakan. (kal. Pasif)
S P
K
2. Anda harus membayar pajak bumi dan
S P O
bangunan. (kal. Aktif) Pajak bumi dan bangunan
S
harus Anda bayar. (kal. Pasif)
P

III. Kalimat aktif: Subjek berupa nomina yang
diibaratkan sebagai insan dan Predikat berupa
verba berawalan me- yang memerlukan objek




Objek Subjek

Predikat verba Predikat verba
berawalan me- berawalan di- atau
ter-

Subjek Keterangan pelaku
oleh + pelaku
Kalimat Aktif Kalimat Pasif
1. Masa resesi melanda dunia usaha. (kal. Aktif)
S P O
Dunia usaha dilanda oleh masa resesi. (kal. Pasif)
S P K pelaku

2. Pemerintah akan menaikkan harga BBM.
S P O
Harga BBM akan dinaikkan oleh pemerintah.

3. Universitas Pancasila akan mengeluarkan
peraturan baru. Peraturan baru akan
dikeluarkan oleh Universitas Pancasila.


Contoh Kalimat Aktif Predikat me-
Kalimat Pasif Predikat ter-

Contoh:
Buah tomat mengandung likopena. (kal. Aktif)
S P O
Dalam buah tomat terkandung likopena.
K P S
(kal. pasif)

Likopena dikandung buah tomat. (tidak lazim)


Keterangan Pelaku (oleh siapa) tidak wajib
dinyatakan dalam kalimat pasif jika oleh
siapa tidak diketahui atau oleh siapa tidak
ingin dinyatakan.

Contoh:
Bentuk logika dalam argumentasi
S
dibedakan atas argumentasi deduksi dan
P K
argumentasi induksi [oleh ...].





Mengapa kalimat berikut salah?

Dalam konferensi tingkat tinggi negara-
negara nonblok tidak memutuskan tempat
penyelenggaraan konferensi berikutnya.

Kal. Pasif Dalam konferensi tingkat tinggi
negara-negara nonblok tidak diputuskan
tempat penyelenggaraan konferensi
berikutnya.

Kal. Aktif Dalam konferensi tingkat tinggi
negara-negara nonblok ketua panitia tidak
memutuskan tempat penyelenggaraan
konferensi berikutnya.
1. Saat ini di Indonesia sedang meningkatkan
ekspor nonmigas.

2. Untuk menyelesaikan proyek pembuatan jalan
layang memerlukan lima ratus tenaga kerja
baru.

3. Kepada mahasiswa yang berada di luar harap
segera memasuki ruang seminar.

4. Pada Konferensi APEC 1994 di Istana Bogor
menjadi pusat perhatian dunia.

5. Bagi yang sudah mengerjakan soal harap
mengumpulkan hasil pekerjaannya.
6. Dalam sidang kasus penyelundupan itu telah memutuskan
hukuman lima tahun penjara bagi terdakwa.

7. Dalam rapat pengurus senat mahasiswa kemarin telah
memutuskan program kerja baru.

8. Kepada para pengusaha yang ingin mengajukan
permohonan kredit harap segera menghubungi kantor
bank terdekat.

9. Untuk memperoleh data tentang kasus pengedaran
narkotika memerlukan ketelitian, kesabaran, dan waktu
yang cukup.

10. Untuk pemberantasan penyakit menular harus
mendapatkan prioritas utama.

Anda mungkin juga menyukai