Makalah Luka Tembak
Makalah Luka Tembak
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di dalam menghadapi kasus kriminal yang melibatkan pemakaian senjata api
sebagai alat yang dimaksudkan untuk melukai atau mematikan seseorang, maka
dokter sebagai orang yang melakukan pemeriksaan khususnya atas diri korban
mempunyai wewenang dalam melakukan pemeriksaan seperti yang tercantum pada
pasal 133 ayat (1) KUHAP dan pasal 179 ayat (1) KUHAP yang menjelaskan bahwa
penyidik berwenang meminta keterangan ahli kepada ahli kedokteran kehakiman atau
dokter atau bahkan ahli lainnya. Keterangan ahli tersebut adalah Visum et Repertum,
dimana di dalamnya terdapat penjabaran tentang keadaan korban, baik korban luka,
keracunan, ataupun mati yang diduga karena tindak pidana. Oleh karena itu dokter
yang memeriksa perlu secara hati-hati, cermat dan teliti dalam menafsirkan hasil yang
didapatnya1.
Untuk dapat menjelaskan tugas dan fungsi sebagai pemeriksa maka dokter
harus menjelaskan berbagai hal, diantaranya: apakah luka tersebut memang luka
tembak, jenis luka tembak masuk atau keluar, jenis senjata yang dipakai, jarak
tembak, arah tembakan, perkiraan posisi korban sewaktu ditembak, berapa kali
korban ditembak dan luka tembak mana yang menyebabkan kematian. Interpretasi
yang benar mengenai luka tembak oleh para ahli patologi tidak hanya memberikan
informasi berharga yang dapat menunjang pelaksanaan hukum selama investigasi,
tetapi juga penting untuk penentuan akhir jenis kematian.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi dan batasan pengertian luka tembak
Luka tembak merupakan suatu cedera pada tubuh yang diakibatkan oleh
senjata api. Senjata api adalah suatu senjata yang menggunakan tenaga hasil
peledakan mesiu, dapat melontarkan proyektil (anak peluru) yang berkecepatan tinggi
melalui larasnya.2
2.2 Arti Klinis Luka Tembak
Kulit terdiri dari lapisan epidermis, dermis dan subkutis. Jika dilihat dari
elastisitasnya, epidermis kurang elastis bila dibandingkan dengan dermis. Bila sebutir
peluru menembus tubuh, maka cacat pada epidermis lebih luas dari pada dermis.
Diameter luka pada epidermis kurang lebih sama dengan diameter anak peluru,
sedangkan diameter luka pada dermis lebih kecil. Keadaan tersebut dikenal sebagai
kelim memar (contusio ring).3
Contusio ring ini didapatkan pada luka tembak masuk dan luasnya tergantung
pada arah peluru pada kulit. Peluru yang masuk tegak lurus, maka contusio ringnya
akan besar, sedangkan peluru yang masuknya miring, contusio ringnya akan lebih
lebar dibagian dimana peluru membentuk mulut yang terkecil pada kulit. Peluru juga
mengandung lemak pembersih senjata. Lemak ini juga akan memberi gambaran pada
luka tembak berupa kelim lemak yang berupa pita hitam, tetapi kelim lemak ini tidak
selalu terdapat misalnya pada senjata yang jarang dibersihkan.
pengembangan senjata dengan dasar masa yang rendah dengan kecepatan yang tinggi
sehingga menghasilkan energi kinetic yang maksimum untuk kerusakan jaringan.
Rata-rata kecepatan peluru berkisar 340m/s, dimana banyak digunakan pada panah,
senapan angin, serta revolver. Dari system mekanik ini akan mengakibatkan daya
dorong peluru ke suatu jaringan sehingga terjadi laserasi, kerusakan sekunder terjadi
kalau adanya rupture pembuluh darah atau struktur lainnya dan terjadi luka yang
sedikit lebih besar dari diameter peluru. Jika kecepatan melebihi kecepatan udara,
lintasan dari peluru yang menembus jaringan akan terjadi gelombang tekanan yang
mengkompresi jika terjadi pada jaringan seperti otak, hati ataupun otot akan
mengakibatkan kerusakan dengan adanya zona-zona disekitar luka.
Dengan adanya lesatan peluru dengan kecepatan tinggi akan membentuk
rongga disebabkan gerakan sentrifugal pada peluru sampai keluar dari jaringan dan
diameter rongga ini lebih besar dari diameter peluru, dan rongga ini akan mengecil
sesaat setelah peluru berhenti, dengan ukuran luka tetap sama. Organ dengan
konsistensi yang padat tingkat kerusakan lebih tinggi daripada yang berongga. Efek
luka juga berhubungan dengan gaya gravitasi. Pada pemeriksaan harus dipikirkan
adanya kerusakan sekunder seperti infark atau infeksi4,5.
5. Track
a. penetrasi organ
b. arah
- depan ke belakang (belakang ke depan)
- kanan ke kiri(kiri ke kanan)
- atas ke bawah
c. kerusakan sekunder
- perdarahan
- daerah sekitar luka
d. kerusakan organ individu
6. Penyembuhan luka tembakan
a. titik penyembuhan
b. tipe misil
c. tanda identifikasi
d. susunan
7. Luka keluar
a. lokasi
b. karakteristik
8. Penyembuhan fragmen luka tembak
9. Pengambilan jaringan untuk menguji residu
Pada korban mati, tidak ada tuntutan dalam mengatasi gawat darurat. Meskipun
demikian, tubuhnya dapat saja sudah mengalami perubahan akibat penanganan gawat
darurat dari pihak lain. Sebagai tambahan, tubuh bisa berubah akibat perlakuan
orang-orang yang mempersiapkan tubuhnya untuk dikirimkan kepada pihak yang
bertanggung jawab untuk menerimanya. Di lain pihak, tubuh mungkin sudah
dibersihkan, bahkan sudah disiapkan untuk penguburan, luka sudah ditutup dengan
lilin atau material lain. Penting untuk mengetahui siapa dan apa yang telah
dikerjakannya terhadap tubuh korban, untuk mengetahui gambaran luka.
peluru yang mengenai benda lain terlebih dulu, seperti jendela yang bergerak
otomatis, sebelum mengena tubuh. Kecepatan peluru teredam setelah mengena media
perantara, hal ini yang menyebabkan terbentuknya abrasi tepi yang tidak khas pada
luka tembak masuk, ketika peluru mengena kulit. Jenis lain dari luka masuk yang
tidak khas terjadi ketika mulut senjata api mengalami kontak langsung dengan kulit di
atas permukaan tulang, seperti pada tulang tengkorak atau sternum. Ketika senjata
ditembakkan, maka hal ini akan menghentikan gas secara langsung dari mulut senjata
ke dalam luka di sekitar peluru. Gas akan mengalami penetrasi ke dalam jaringan
subkutan, dimana gas tersebut meluas sehingga menyebabkan kulit di sekitar luka
tembak masuk menjadi meregang dan robek. Luka robek atau laserasi menyebar dari
bagian tengah dengan memberikan defek berbentuk stellata atau penampakan seperti
bintang. Luka tembak masuk dapat dibedakan lagi, yaitu :
a. Luka tembak masuk jarak jauh. Luka tembak masuk ini dibentuk oleh
komponen anak peluru.
b. Luka tembak masuk jarak dekat. Luka tembak masuk ini dibentuk oleh
komponen anak peluru dan butir-butir mesin yang tidak habis terbakar.
c. Luka tembak masuk jarak sangat dekat atau menempel dengan kulit. Dibentuk
oleh komponen anak peluru, butir mesin, jelaga dan panas api.
Pada saat seseorang melepaskan tembakan dan kebetulan mengenai sasaran
yaitu tubuh korban, maka pada tubuh korban, maka pada tubuh korban tersebut
akan didapatkan perubahan yang diakibatkan oleh berbagai unsur atau komponen
yang keluar dari laras senjata api tersebut .
Bentuknya tidak sirkular melainkan bervariasi dari seperti celah (slitlike), seperti
bintang, iregular, atau berjarak (gaping). Bentuk luka tembak keluar tidak dapat di
prediksi. Latar belakang variasi bentuknya adalah sebagai berikut:
a. Anak peluru terpental dari dalam tubuh sehingga keluar dari tempatnya masuk
b. Anak peluru mengalami perubahan bentuk selama melewati tubuh sehingga
memberi bentuk iregular saat keluar.
c. Anak peluru hancur di dalam tubuh, sehingga keluar tidak dalam 1 kesatuan
melainkan dalam potongan-potongan kecil. Jika memiliki jaket, maka jaket
dapat terpisah komplit atau sebagian.
d. Anak peluru yang mengenai tulang atau tulang rawan, dapat membuat
fragmen tulang tersebut ikut terlontar keluar bersama anak peluru.
e. Anak peluru yang melewati kulit yang tidak ditopang oleh struktur anatomi
apapun akan membuat kulit tersebut koyak, hal ini sedikit berhubungan
dengan bentuk anak peluru yang menyebabkannya.
Luka tembak keluar akan meghasilkan gambaran acak atau tdak teratur,
tergantung pada struktur anatominya serta tulang dan jaringan, khasnya
bergerigi,laserasi yang tidak teratur dengan sisi luar yang membuka dan kemungkinan
fraktur komunitf. Luka tembak pada dada dan perut selalu sulit keluar karena adanya
hambatan yang cukup besar. Tidak adanya penahan pada kulit akan menyebabkan
anak peluru mengoyak kulit pada saat keluar. Dalam beberapa keadaan dimana kulit
memiliki penahan, maka bentuk luka tembak sirkular atau mendekati mendekati
sirkular yang disekelilingnya dibatasi oleh abrasi.
Teka-teki ilmiah forensik klasik membedakan luka tembak masuk dan luka
tembak keluar. Luka tembak masuk dan luka tembak keluar sulit dibedakan apabila
pada luka tembak luar terdapat penahan kulit, pada luka tembak masuk terdapat
pakaian yang menghalangi residu lain, senjata yang digunakan kaliber kecil (kaliber
22), dan tulang tidak langsung berada di bawah kulit.
Luka tembak luar bentuk shored umumnya ditemukan pada pemakaian
pakaian, pada posisi bagian tubuh tertentu seperti pakaian yang sangat ketat, bagian
ikat pinggang dari celana panjang, celana pendek, atau celana dalam, bra, kerah baju,
dan dasi. Luka jenis sama juga terjadi karena bagian tangan menahan tempat keluar
anak peluru kemudian posisi pasien tiduran, duduk, atau menempel pada objek yang
keras. Tidak semua anak peluru dapat keluar dari tubuh. Terdapat banyak tulang dan
jaringan padat yang dapat menghalangi lewatnya peluru. Peluru jarang dapat
dihentikan oleh tulang, terutama tulang-tulang yang tipis seperti skapula dan ileum
atau bagian tipis dari tenglorak. Kebanyakan anak peluru masuk ke dalam tubuh dan
menghabiskan energi kinetiknya di kulit. Kulit adalah penghalang kedua yang paling
menghalangi lewatnya anak peluru. Anak peluru yang mengenai lokasi yang tidak
biasa dapat menyebabkan luka dan kematian tetapi luka tembak masuk akan sangat
sulit untuk ditemukan. Contohnya telinga, cuping hidung, mulut, ketiak, vagina, dan
rektum.
Gambar 2. Luka tembak masuk di sebelah kiri dan luka tembak keluar di sebelah
kanan
peluru keluar dari selongsongnya, dan selanjutnya menimbulkan suara yang keras.
Gas tersebut sangat panas dan kemungkinan tampak seperti kilatan cahaya, yang jelas
pada malam hari atau ruangan yang gelap.
Terdapat tiga faktor yang mempengaruhi bentuk luka yaitu hasil kombinasi
antara gas dan anak peluru: (1) sejumlah gas yang diproduksi oleh pembakaran bubuk
mesiu; (2) efektivitas pelindung antara kulit dan anak peluru; dan (3) ada tidaknya
tulang dibawah jaringan yang terkena tembakan. Faktor pertama, jumlah gas yang
diproduksi oleh bubuk mesiu yang terbakar memilik hubungan dengan kecepatan
melontar senjata. Secara jelas dapat dikatakan dengan meningkatkan kecepatan
melontar berarti juga meningkatkan kecepatan anak peluru. Meningkatnya jumlah gas
yang diproduksi merupakan suatu prinsip untuk meningkatkan dorongan terhadap
anak peluru. Faktor kedua yang berpengaruh terhadap efektifitas pelindung antara
kulit dan anak peluru. Makin efisien pelindung tersebut makin banyak gas yang gagal
ditiupkan di sekitar moncong senjata sehingga makin banyak gas yang dapat
ditemukan di jaringan tubuh. Faktor terakhir adalah keberadaan lapisan tulang dalam
jarak yang dekat di bawah kulit yang dapat dibuktikan menjadi pembatas terhadap
penetrasi yang masif dan ekspansi gas menuju jaringan yang lebih dalam6.
Ketika senjata ditembakkan dengan menempel pada kulit, gambaran akan
tampak bermacam-macam tergantung apakah moncong senjata ditekan ke permukaan
kulit sehingga melekat erat, atau apakah tidak menempel pada kulit. Gambaran akan
tampak beda jika terdapat pakaian diantara moncong senjata dan kulit. Pada jaringan
lunak, seperti ekstremitas, abdomen, dan juga dada, luka akan tampak kecil dan
sirkuler. Akan ada pembakaran dan penghitaman pada dinding luka,. Jika antara
moncong senjata denga kulit menempel kuat akan ada sedikit bahkan tidak ada nyala
api dan debu, kecuali kalau pakaian menutupinya. Dalam luka, pada jaringan akan
ada beberapa bintilk-bintik kotoran dengan jelaga atau partikel-partikel amunisi.
Kebanyakan amunisi senjata tampak bersih, dibandingkan dengan peluru senjata api
sehingga jelaga bisa tidak ditemukan.Biasanya hyperemia terdapat disebelah luar
cetakan diameter moncong senjata, dan karbon monoksida akan diserap oleh
Hemoglobin dan Mioglobin disekitar kulit luka dan pada bekas yang lebih dalam.
10
Kemungkinan akan ada luka memar yang kadang meluas meskipun bentuknya tidak
simetris dan jarang. Perluasan jaringan karena gas yang masuk memaksa kulit lebih
keras melawan ujung laras, dan jejak moncong senjata mungkin akan terbentuk. Jika
luka tempel di atas tulang terutama tulang tengkorak, terjadi fenomena yan sama
dengan luka senjata api. Tampak gambaran linier atau seperti bintang7.
Pada umumnya luka tembak masuk kontak adalah merupakan perbuatan
bunuh diri. Cara yang biasa dilakukan:
1) Ujung laras ditempelkan pada kulit dengan satu tangan menarik alat penarik
senjata.
2) Adakalanya tangan yang lain memegang laras supaya tidak bergerak dan
tidak miring.
Sasarannya, yaitu :
- Daerah temporal
- Dahi sampai occiput
- Dalam mulut, telinga, wajah dibawah dagu dengan arah yang menuju otak.
Luka pada kulit tidak bulat, tetapi berbentuk bintang dan sering ditemukan
cetakan/jejas ujung laras daun mata pejera. Terjadinya luka berbentuk bintang
disebabkan karena ujung laras ditempelkan keras pada kulit, maka seluruh gas masuk
kedalam dan akan keluar melalui lubang anak peluru. Desakan keluar ini
menembakkan cetakan laras dan robeknya kulit. Bila korban menggunakan senjata
api dengan picu, maka picu akan menimbulkan luka lecet pada kulit antara ibu jari
dan jari telunjuk. Luka lecet ini dinamakan schot hand.
Pada tembakan tempel di kepala, sisa mesiu yang ikut menembus kulit, dapat
dicari antara kulit dengan tulang kepala (tabula eksterna), dan antara tulang kepala
dengan selaput otak keras (tabula interna).2,3,8
11
12
bintik atau titik-titik. Karena bentuk gumpalan lebih kecil dari bentuk serpihan
sehingga daerah berkelim tato pada gumpalan lebih halus.
Luas area tato menunjukkan jarak tembak. Makin besar jarak tersebut, makin
besar area, namun semakin halus. Metode pengukuran luas yang umum dipakai
adalah dengan mengukur dua koordinat, potongan longitudinal dan transversal. Untuk
kemudian dibuat luka percobaan, dengan menggunakan senjata yang sama, amunisis
yang sama, kondisi lingkungan yang sama dengan hasil luka terlihat yang sama persis
dengan korban, dapat di ukur jarak tembak.2,3,8
13
adanya pakaian yang menghalangi jelaga atau bubuk mesiu mencapai kulit; dan (4)
Jelaga atau bubuk mesiu telah tersingkir. Hal tersebut terjadi bila tidak ada
pengetahuan pemeriksa dan dapat berakibat serius terhadap penyelidikan6.
Pada luka tembak masuk jarak jauh ini, yang mengenai sasaran hanyalah anak
peluru saja. Sedangkan partikel lainnya tidak didapatkan. Pada luka tembak jarak jauh
ini hanya ditemukan luka bersih dengan contusio ring. Pada arah tembakan tegak
lurus permukaan sasaran (tangensial) bentuk contusio ringnya konsentris, bundar.
Sedangkan pada tembakan miring bentuk contusio ringnya oval.
Luka tembak pada jaringan lunak sukar dibedakan antara inshoot dan
outshoot, oleh karena itu perlu dilakukan pemeriksaan mikroskopis, untuk mencari
adanya pigmen mesiu, jelaga, minyak senjata atau adanya serat pakaian yang ikut
masuk kedalam luka.
Luka tembak jarak jauh adalah luka tembak dimana jarak antara moncong senjata
dengan korban diatas 50 cm, atau diluar jarak tempuh atau jangkauan butir-butir
mesiu.
a. Terjadi bila jarak antara moncong senjata dengan tubuh korban di luar
jangkauan atau jarak tempuh butir-butir mesiu yang tidak terbakar atau terbakar
sebagian.
b. Luka berbentuk bundar atau oval dengan disertai adanya kelim lecet.
c. Bila senjata sering dirawat (diberi minyak) maka pada kelim lecet dapat dilihat
pengotoran bewarna hitam berminyak, jadi ada kelim kesat atau kelim lemak.
14
Bila luka tembak keluar ukurannya lebih besar dari luka tembak masuk, maka
biasanya sebelum keluar anak peluru telah mengenai tulang hingga berpecahan
dan beberapa serpihannya ikut keluar. Serpihan tulang ini bisa menjadi peluru
baru yang membuat luka keluar menjadi lebih lebar.
b.
Bila luka tembak keluar ukurannya sama dengan luka tembak masuk, maka hal
ini didapatkan bila anak peluru hanya mengenai jaringan lunak tubuh dan daya
tembus waktu keluar dari kulit masih cukup besar.
15
16
- Adanya benda menahan atau menekan kulit pada daerah dimana peluru akan
keluar yang berarti menghambat kecepatan peluru, luka tembak keluar akan
lebih kecil bila dibandingkan dengan luka tembak masuk.
Beberapa variasi luka tembak keluar9
Luka tembak keluar sebagian (partial exit wound), hal ini dimungkinkan oleh
karena tenaga peluru tersebut hampir habis atau ada penghalang yang menekan
pada tempat dimana peluru akan keluar, dengan demikian luka dapat hanya
berbentuk celah dan tidak jarang peluru tampak menonjol sedikit pada celah
tersebut.
Jumlah luka tembak keluar lebih banyak dari jumlah peluru yang ditembakkan, ini
dimungkinkan karena :
- Peluru pecah dan masing-masing pecahan membuat sendiri luka tembak keluar.
- Peluru menyebabkan ada tulang yang patah dan tulang tersebut terdorong
keluar pada tempat yang berbeda dengan tempat keluarnya peluru.
Dua peluru masuk ke dalam tubuh melalui satu luka tembak masuk (tandem bullet
injury), dan di dalam tubuh ke dua peluru tersebut berpisah dan keluar melalui
tempat yang berbeda.
17
1. Pemeriksaan Mikroskopik
Perubahan mikroskopis yang tampak diakibatkan oleh dua faktor, yaitu akibat
trauma mekanis dan termis1,3.
Luka tembak tempel dan luka tembak jarak dekat1,3 :
a. Kompresi ephitel,di sekitar luka tampak epithel yang normal dan yang
mengalami kompresi,elongasi,dan menjadi pipihnya sel-sel epidermal serta
elongasi dari inti sel,
b. Distorsi dari sel epidermis di tepi luka yang dapat bercampur dengan butirbutir mesiu.
c. Epitel mengalami nekrose koagulatif,epitel sembab,vakuolisasi sel-sel basal,
d. Akibat panas, jaringan kolagen menyatu dengan pewarnaan HE, akan lebih
banyak mengambil warna biru (basofilik staining)
e. Tampak perdarahan yang masih baru dalam epidermis (kelainan ini paling
dominan), dan adanyabutir-butir mesiu
f. Sel-sel pada dermis intinya mengkerut, vakuolisasi dan pignotik
g. Butir-butir mesiu tampak sebagai benda tidak beraturan, berwarna hitam atau
hitam kecoklatan
1)
Pada luka tembak tempel hard contact permukaan kulit sekitar luka
tidak terdapat butir-butir mesiu atau hanya sedikit sekali, butir-butir
mesiu akan tampak banyak dilapisan bawahnya, khususnya disepanjang
tepi saluran luka
2)
Pada luka tembak tempel soft contact butir-butir mesiu terdapat pada
kulit dan jaringan dibawah kulit.
3)
Pada luka tembak jarak dekat, butir-butir mesiu terutama terdapat pada
permukaan kulit, hanya sedikit yang ada pada lapisan-lapisan kulit
18
2. Pemeriksaan Kimiawi
Pada black gun powder dapat ditemukan kalium, karbon, nitrit, nitrat, sulfis,
sulfat, karbonat, tiosianat dan tiosulfat. ,Pada smokeles gun powder dapat
ditemukan nitrit dan selulosa nitrat. Pada senjata api yang modern, unsur kimia yang
dapat ditemukan ialah timah, barium, antimon, dan merkuri.Unsur-unsur kimia yang
berasal dari laras senjata dan dari peluru sendiri dapat di temukan ialah timah,
antimon, nikel, tembaga, bismut perak dan thalium. Pemeriksaan atas unsur-unsur
tersebut dapat dilakukan terhadap pakaian, didalam atau di sekitar luka. Pada pelaku
penembakan, unsur-unsur tersebut dapat dideteksi pada tangan yang menggenggam
senjata1.
19
Foto rontgen dapat menyatakan ada peluru yang mungkin tidak berhubungan
dengan penembakan yang sedang diselidiki. Yang kedua, kaliber dari peluru tidak
dapat ditentukan dengan tepat dengan menggunakan foto rontgen. Adanya distorsi
dengan menggunakan foto rontgen besar dan tergantung jarak peluru dari film X ray.
Sangat sulit memperkirakan kaliber yang tepat dari peluru berdasarkan penampilan
peluru di foto rontgen. Pemeriksaan radiografi yang lain kadang-kadang digunakan
pada pemeriksaan luka tembak. Ini terdiri dari soft X-rays yang terkadang dinamakan
grenz rays.
Pemeriksaan secara radiologik dengan sinar-X ini pada umumnya untuk
memudahkan dalam mengetahui letak peluru dalam tubuh korban, demikian pula bila
ada partikel-partikel yang tertinggal. Pada tandem bullet injury dapat ditemukan
dua peluru walaupun luka tembak masuknya hanya satu. Bila pada tubuh korban
tampak banyak pellet tersebar, maka dapat dipastikan bahwa korban ditembak dengan
senjata jenis shoot gun , yang tidak beralur, dimana dalam satu peluru terdiri dari
berpuluh pellet. Bila pada tubuh korban tampak satu peluru, maka korban ditembak
oleh senjata jenis rifled.
Pada keadaan dimana tubuh korban telah membusuk lanjut atau telah rusak
sedemikian rupa, sehingga pemeriksaan sulit, maka dengan pemeriksaan radiologi ini
akan dengan mudah menentukan kasusnya, yaitu dengan ditemukannya anak peluru
pada foto rongent (Idris, 1997). Pramono (1996) menyatakan luka tembak masuk
dilukis dalam keadaan asli atau dibuat foto. Pada luka tembak jarak dekat dibuat
percobaan parafin, yang kegunaannya untuk menentukan sisa mesiu pada tangan
penembak atau sisa-sisa mesiu sekitar luka tembak untuk jarak dekat1.
20
c. Baju harus dilepaskan dari korban, tapi jika hal ini dapat merusak maka
dilakukan manipulasi sehingga luka dapat dilihat.
d. Korban yang meninggal, sekarat, dan potensial untuk resusitasi
kardiopulmonologi dirawat oleh petugas medis. Berkaitan dengan hal ini,
baju koraban harus dipotong atau dirobek.
Pemeriksaan baju pada korban dapat dilakukan dengan menggunakan tehnik yang
berbeda. Ini meliputi :
a. Dengan mata telanjang
b. Dengan menggunakan gelas
c. Dengan mikroskop binokular
d. Dengan fotografi inframerah
21
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Luka tembak merupakan suatu cedera pada tubuh yang diakibatkan oleh senjata
api. Senjata api adalah suatu senjata yang menggunakan tenaga hasil peledakan
mesiu, dapat melontarkan proyektil (anak peluru) yang berkecepatan tinggi melalui
larasnya. Berdasarkan panjang larasnya, senjata api ini dikelompokan menjadi senjata
api laras pendak dan senjata api laras panjang, sedangkan berdasarkan alur pada laras,
senjata api dikelompokan menjadi senjata api baralur dan senjata api tanpa alur.
Pada luka tembak terjadi robekan dan kerusakan jaringan yang diakibatkan
daya dorong peluru dalam menembus jaringan. Luka tembak dikelompokan menjadi
luka tembak masuk dan luka tembak keluar, namun pada klasifikasi ini yang tidak
kalah penting adalah jarak tembakan yaitu luka tembus masuk tempel, luka tembus
masuk jarak dekat maupun luka tembus masuk jarak jauh. Penentuan jarak ini juga
dapat menentukan efek dari tembakan. Efek dari tembakan ini diakibatkan oleh
komponen peluru yang mengenai tubuh yaitu anak peluru, mesiu, asap jelaga, api dan
partikel logam
Pendeskripsian luka tembak dilakukan demi kepentingan medikolegal.
Deskripsi luka ini mencakup lokasi luka, ukuran dan bentuk luka, lingkaran abrasi,
lipatan kulit yang utuh dan robek, bubuk hitam sisa tembakan (jika ada), dan bagian
tubuh yang ditembus. Selain dekripsi luka, kita juga harus menentukan jarak
tembakan dan arah tembakan. Penentuan jarak tembakan ini dapat dilihat dari adanya
jejas laras, kelim api, kelim jelaga, atau kelim tato. Pemeriksaan khusus pada luka
tembak masuk seperti pemeriksaa nmikroskopik, kimiawi, sinar x mungkin
diperlukan.
22
DAFTAR PUSTAKA
1. Idries AM. 1997. Pedoman Ilmu Kedokteran Forensik. Edisi I. Jakarta: Binarupa
Aksara; p.131-168.
2. Hueske E. 2006. Firearms and Tool Mark The Forensic Laboratory Handbooks,
Practice and Resource.
3. Anonim. 2007. Arti Klinis Luka Tembak. (online). (http://medlinux.blogspot.com/
2007/11/arti-klinis-luka-tembak.html, diakses pada 19 Agustus 2014).
4. Pounder D.J. 2008. Department of Forensic Medicine, University of Dundee,
Lecture Note, Gunshot Wounds. (online). (http://www.dundee.ac.uk/
forensicmedicine/notes/gunshot.pdf, diakses pada 19 Agustus 2014).
5.
23