Anda di halaman 1dari 6

TITRASI ARGENTOMETRI DENGAN METODE MOHR

Oleh: Rendhika Taufik Yudoseno (1112016200036)


Aini Nadhokhotani Herpi,Annisa Etika Arum,Fikri Sholiha
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2014

ABSTRACT
Kebanyakan klorida larut dalam air, sehingga banyak sekali kemungkinan limbah
hasil produksi yang berupa cairan mengandung klorida, dan jika limbah ini mengalir dan
bercampur pada air sungai, danau, laut, dan meresap dalam tanah dalam jumlah yang
berlebihan akan mengakibatkan kerusakan lingkungan, karena klorida mempunyai sifat yang
beracun pada lingkungan. Oleh sebab itu perlu adanya analisis klorida dengan menggunakan
berbagai macam metode untuk menentukan besarnya kadar klorida yang terkandung dalam
suatu sampel. Pada percobaan ini ditentukan kadar klorida yang terkandung dalam air yang
mengandung magnesium klorida dengan menggunakan metode argentometri
Metode titrasi argentometri yang melibatkan garam perak. Perak tak dapat dititrasi
langsung dengan ion klorida, dengan menggunakan indikator kromat. Tetapi dengan
menambahkan larutan klorida standar secara berlebihan dan mentitrasi dengan menggunakan
indikator kromat.

INTRODUCTION
Dalam dunia industri erat kaitannya berbicara bahan-bahan kimia. Tak dipungkiri
bahan kimia banyak terkandung dalam segala kebutuhan hidup. Tak hanya itu, bahan kimia
juga tak terlepas dari lingkungan sekitar. Namun jika jumlahnya sudah diluar batas normal
maka hal itulah yang menyebabkan adanya bahaya bagi kehidupan. Sehingga berapa banyak
jumlah zat atau komponen yang terkandung didalam suatu sampel merupakan sesuatu yang
diperlukan untuk diketahui. Dalam analisis kauntitatif hal hal tersebut merupakan
cakupannya. Analisis kuantitatif menyediakan berbagai teknik untuk memenuhi permintaan
tersebut diatas.
Salah satu teknik dalam menentukan jumlah zat suatu sampel adalah analisis titrimetri.

Istilah analisis titrimetri mangacu pada analisis kimia kuantitatif yang dilakukan dengan
menciptakan volume suatu larutan yang konsentrasinya diketahui dengan tepat, yang
diperlukan untuk bereaksi secara kuantitatif dengan larutan dari zat yang akan ditetapkan.
Larutan dengan kekuatan konsentrasi yang diketahui tetap itu, disebut larutan standar. Bobot
zat yang hendak ditetapkan dihitung dari volume larutan standar yang digunakan dan hukumhukum stoikiometri yang diketahui (Vogel,1994: 359).
Titrasi argentometri didasarkan pada reaksi :
AgNO3 + Cl - AgCl(s) + NO3Kalium kromat dapat digunakan sebagai suatu indicator, menghasilkan warna merah
dengan kelebihan ion Ag+ . titrasi yang lebih banyak dapat digunakan adalah metode titrasi
balik. Kelebihan AgNO3 ditambahkan ke dalam sampel yang mengandung ion klorida atau
bromida. Kelebihan AgNO3 kemudian dititrasi dengan ammonium tiosinat, dan ammonium
fero sulfat digunakan sebagai indicator pada kelebihan SCN-.
AgNO3 + NH4SCN AgSCN(s) + NH4NO3Sebelum titrasi balik dapat dilakukan, AgCl yang mengendap harus disaring atau
dilapisi dengan dietilftalat untuk mencegah SCN- menyebabkan penguraian AgCl. Klorin
yang dikombinasikan secara organic harus dibebaskan melalui hidrolisis dengan natrium
hidroksida sebelum titrasi. Suatu halogen yang menempel pada cincin aromatik tidak dapat
dibebaskan melalui hidrolisis dan halida aromatik harus dibakar dalam tabung oksigen agar
dapat melepaskan halogen untuk titrasi.
Persis seperti sistem asam basa bisa dipergunakan sebagai indikator untuk sebuah
titrasi asam basa, pembentukan suatu endapan lain dapat dipergunakan untuk
mengindikasikan selesainya sebuah titrasi pengendapan. Contoh yang paling terkenal dari
kasus ini adalah yang disebut titrasi Mohr klorida dengan ion perak, di mana ion kromat
dipergunakan sebagai indikator. Kemunculan awal endapan perak kromat berwarna kemerahmerahan diambil sebagai titik akhir dari titrasi (Underwood: 1998).
Tentu saja penting bahwa pengendapan indikator terjadi pada titik ekivalen atau
didekat titik ekivalen dari titrasi tersebut. Perak kromat lebih mudah larut dari pada perak
klorida. Jika ion-ion perak ditambahkan dalam suatu larutan yang mengandung ion klorida
dengan konsentrasi besardan ion kromat dengan konsentrasi kecil, perak klorida akan
mengendap terlebih dahulu,perak kromat tidak terbentuk sebelum konsentrasi ion perak
meningkat sampai nilai yang cukup besar untuk melebihi Ksp dari perak kromat. Titrasi Mohr
terbataspadalarutan-larutan dengan nilai pH sekitar 6 sampai 10. Dalam larutan-larutan yang
lebih alkalin, perak oksida mengendap. Dalam larutan-larutan asam, konsentrasi kromat
secara besar-besaran menurun (Underwood: 1998).
Metode Mohr dapat pula diaplikasikandalamtitrasidengan ion bromidadenganperak,
danjuga ion sianidadalamlarutan-larutan yang sedikitalkalin. Efekefekadsorbsimembuattitrasidari ion-ion iodidadantiosianattidakmemungkinkan. Perak
tidakdapatdititrasisecaralangsungdengankloridamenggunakanindikatorkromat. Perak

kromatmengendap, terlihatsecarasekilas,
teruraikembalisecaralambatsaatdekatdengantitikekivalen. Bagaimanapunjuga orang
dapatmenambahkanlarutankloridastandarlebihdankemudianmelakukantitrasimundurdenganm
enggunaknindikatorkromat (Underwood: 1998).

MATERIAL AND METHODS

A. Alat dan bahan

Tabung Erlenmeyer

Gelas kimia

Buret

Statif dan klip

Larutan MgCl2 x M

AgNO3 10%

AgNO3 0,3 M

Larutan K2CrO4

B. Langkah kerja

Siapkan alat dan bahan

Masukkan AgNO3 10% kedalam buret dan Larutan MgCl2 x M kedalam tabung
erlenmeyer

Tambahkan indicator Larutan K2CrO4 kedalam larutan MgCl2 x M

Titrasi sampai dengan muncul perubahan warna pada larutan MgCl2 x M

RESULTS AND DISCUSSION

Hasil
Persamaan reaksi
Ag+ + Cl- AgCl
2Ag+ + CrO42- Ag2CrO42Perhitungan
Volume MgCl2 = 10 mL

Volume AgNO3 = 4,5 mL

[AgNO3]= = 1,22 .10. 1% = 0,072 M


Mr

170
[MgCl2] = [AgNO3] . V AgNO3
V MgCl2
= 0,072 M . 4,5 mL
10 mL
= 0,0324 M

Pembahasan
Percobaan titrasi argentometri ini menggunakan garam perak. Titrasi ini dilakukan
untuk mencari konsentrasi dari larutan MgCl2 sebagai sampel yang akan ditentukan kadar
kloridanya. Titrasi argentometri ini selesai apabila telah teradi perubahan warna pada sampel
dan juga menghasilkan endapan perak seperti serbuk.
Dalam titrasi yang melibatkan garam perak, terdapat tiga indicator yang telah
digunakan dengan berhasil selama bertahun-tahun. Metode Mohr menggunakan ion kromat
untuk mengendapkan Ag2CrO4 yang coklat. Titrasi Mohr terbatas untuk larutan dengan pH 610. Dalam larutan yang lebih basa perak oksida akan mengendap. Dalam larutan asam
konsentrasi ion kromat akan sangat dikurangi, HCrO4- hanya terionisasi sedikit sekali.
Banyak endapan menunjukkan kelarutan yang meningkat dalam larutan yang
mengandung ion-ion yang tidak bereaksi secara kimia dengan ion-ion endapan. Besaran
kelarutan yang meningkat, untuk perak klorida dalam larutan kalium nitrat 0,010 M kelarutan
AgCl naik sekitar 12% dibandingkan kelarutan dalam air.
Titrasi dilakukan hingga mencapai titik ekivalen, titik ekivalen adalah titik dimana

larutan standar tepat habis bereaksi dengan sampel. Titik ekivalen pada titrasi kali ini yaitu
ditandai dengan adanya perubahan warna pada sampel dari bening tak berwarna menjadi
warna keunguan atau warna yang mendekati ungu, serta munculnya endapan yang permanen.
Reaksi yang terjadiadalah
Cl- + Ag+ AgCl
Endapan perak klorida yang seperti dadih dan putih tidak larut dalam air dan dalam
asam nitrat encer, tetapi larut dalam larutan amonia encer dan dalam larutan-larutan kalium
sianida dan tiosulfat, jika endapan ini disaring dan dicuci dengan air suling dan lalu dikocok
dengan larutan natriun atsenit, endapan diubah menjadi perak arsenit yang kuning. Reaksi ini
boleh dipakai untuk sebagai uji pemastian terhadap klorida (Vogel II: 1985).
Setelah dilakukan titrasi pada larutan MgCl2 diketahui konsentrasinya sebesar 0,0324 M

CONCLUSION

Berdasarkan hasil dari percobaan yang telah kita lakukan,maka dapat disimpulkan sebagai
berikut :
1. Titrasi argentometri menggunakan garam perak dengan indicator kromat.
2. Konsentrasi larutan MgCl2 0,0324 M

REFERENCE

Basset, J dkk. 1994. Buku Ajar Vogel: Kimia Analisis Kuantitatif. Jakarta: Buku Kedokteran EGC

Cairns, Donald. 2004. Intisari Kimia FarmasiEdisi 2. Jakarta: PenerbitBukuKedokteran EGC.


Svehla, G. 1985. Vogel II: BukuTeksAnalisisAnorganikKualitatifMakrodanSemimikro
EdisiKe Lima. Jakarta: PT Kalman Media Pustaka
Underwood, A.L., 1980. Analisa Kimia kuantitatif. Jakarta :Erlangga
Watson, David G. 2007. AnalisiFarmasiUntukMahasiswaFarmasidanPraktisi
KimiaFarmasiEdisi 2. Jakarta: PenerbitBukuKedokteran EGC

Pinilih, Intyastiwi .dkk. 2007. Argentometri


(http://imamsamodra.files.wordpress.com/2008/02/microsoft-word-argentometri.pdf)
diakses pada tanggal 9 April 2014 pukul 22.39 WIB

Anda mungkin juga menyukai