Anda di halaman 1dari 21

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK USIA PRA SEKOLAH DENGAN

GANGGUAN BICARA DI POLI TUMBUH KEMBANG


OLEH : SUBHAN

I.

Pendahuluan
Kemampuan bahasa membedakan manusia dan binatang. Kemampuan bahasa
merupakan indikator seluruh perkembangan anak.Karena kemampuan berbahasa
sensitif terhadap keterlambatan atau kerusakan pada siystem lainnya, sebab
melibatkan kemampuan kognitif, sensori, motorik, psikologis, emosi dan lingkungan
disekitar anak. ( Soetjiningsih.1995 ).
Perkembangan ucapan serta bahasa yang didapat diperlihatkan oleh seorang
anak merupakan petunjuk yang kelak penting untuk menentukan kemampuan anak
tersebut untuk belajar. Perkembangan bicara dan berbahasa merupakan petunjuk dini
yang lazim untuk mengetahui ada atau tidak adanya disfungsi serebral atau gangguan
neorologik ringan, yang kelak dapat dapat mengakibatkan kesulitan-kesulitan tingkah
laku dan kemampuan belajar. Bahasa dapat dirumuskan sebagai pengetahuan tentang
sistim lambang yang dipergunakan dalam komunikasi yang dilakukan secara lisan
(Nelson, 1994).
Bahasa berhubungan dengan kemampuan kognitif. Kemampuan bahasa dapat
diperlihatkan dengan berbagai cara seperti dengan cara bagaimana anak tersebut
memberikan respon atas petunjuk-petunjuk lisan yang diberikan kepadany, dengan
gerakan-gerakan

yang

diperlihatkan

oleh

anak

yang

bersangkutan

untuk

mengkomunikasikan kebutuhan-kebutuhan, keinginan-keinginan serta pengetahuan


tentang lingkungan yang berada di sekelilingnya serta memulai permainan keatif dan
imajinatif yang diperlihatkan oleh anak itu ( Nelson, 1994 ). Kemampuan berbahasa
merupakan indikator seluruh perkembangan anak, emosi dan lingkungannya.
Menurut NCHS berdasar atas laporan orang tua, diperkirakan gangguan
wicara dan bahasa pada anak sekitar 4-5% ( diluar gangguan pendengaran serta cela
platum ). Deteksi dini perlu ditegakan, agar penyebabnya segera dicari, sehingga
pengobatannya dapat dilakukan seawal mungkin.
II.

Perkembangan bahasa secara normal pada anak.


Dapat dibagi dalam beberapa fase yaitu :
1. Umur 1 tahun dapat berbicara dua atau tiga kata yang sudah bermakna.
Contoh

menirukan

suara

binatang,

menyebutkan

nama

papa ,mama.Dalam berbicara 25% kata-katanya tidak jelas dan


kedengarannya tidak biasa ( unfimiliar ).
2. Umur 2 tahun dapat menggunakan 2 sampai 3 phrase serta memiliki
perbendaharaan bahasa kurang lebih 300 kata, serta mampu menggunakan
kata saya, milikku. 50% kata-katanya konteksnya belum jelas.
3. Umur 3 tahun berbicara 4 hingga 5 kalimat serta memiliki sekitar 900 kata.
Dapat menggunakan kata siapa, apa, dan dimana dalam menanyakan suatu
pertanyaan. 75% kata-kata dan kalimat jelas.
4. Umur 4-5 tahun memiliki 1500-2100 kosa kata. Dapat menggunakan grammar
dengan benar terutama yang berhubungan dengan waktu. Dapat menggunakan
kalimat dengan lengkap baik, kata-kata, kata kerja, kata depan, kata sifat
maupun kata sambung. 100% kata-kata sudah jelas dan beberapa ucapan
masih belum sempurna.
5. Umur 5-6 tahun memiliki 3000 kata, dapat menggabungkan kata jika, sebab,
dan mengapa.
III.

Kegagalan yang sering ditemukan pada komunikasi selama perkembangan


anak.
1. Kesalahan dalam bahasa

Kesalahan dalam mengartikan suatu kata

Kesalahan dalam mengorganisir kata dalam kalimat

Kesalahan bentuk kata

2. Kegagalan bicara

IV.

Gagap

Kekurangan dalam artikulasi

Kerusakan alat artikulasi

Macam-macam kegagalan bicara yang ditemukan pada anak-anak.


1.

Umur 2 tahun kesalahan dalam mengartikan kata-kata, kesulitan dalam


mengikuti ucapan, gagal dalam berespon terhadap suara.

2.

Umur 3 tahun bicara yang tidak jelas, kegagalan menggunakan 2 atau 3 kata,
lebih banyak menggunakan vokal dibanding konsonan.

3.

Umur 5 tahun struktur kata tidak benar.

V.

PATOFISIOLOGI

Lingkungan
1. Sosek rendah.
2. Tekanan Keluarga.
3. Keluarga bisu.
4. Bahasa.

Masalah Pendengaran
Kongenital.
Didapat.

Kerusakan Otak
1. Kerusakan
Neuromuskuler.
2. Sensori motor.
3. Serebral Palsi.
4. Masalah Persepsi.

Gangguan Bahasa
Ekspresif.
Reseptik.

Emosi
1. Ibu tertekan.
2. Gangguan
serius
pada orangtua/anak

Perkembangan
Terlambat

Gangguan
Bicara
Keluarga
1. Cemas.
2. Kurang Pengetahuan.
3. Koping Keluarga tak
efektif.

Hubungan Sosial
1. Gangguan
Komunikasi verbal.
2. Gangguan Bermain.
3. Isolasi sosial.
4. Interaksi sosial.

Perkembangan
Intelegensia
Produktifitas
Resiko
Ketergantungan

VI.

Asuhan Keperawatan
Pengkajian
Fokus pengkajian pada anak 2 3 tahun yang mengalami gangguan bicara :

A. Data Subyektif :
1.

Pada anak yang mengalami gangguan bahasa :


a.

Umur berapa anak saudara mulai mengucapkan satu kata ?

b.

Umur berapa anak saudara mulai bisa menggunakan kata dalam suatu
kalimat ?

c.

Apakah anak anda mengalami kesulitan dalam mempelajari kata baru ?

d.

Apakah anak anda sering menghilangkan kata-kata dalam kalimat yang


diucapkan dalam kalimat yang diucapkan ?

2.

e.

Siapa yang mengasuh di rumah ?

f.

Bahasa apa yang digunakan bila berkomunikasi di rumah ?

g.

Apakah pernah diajak mengucapkan kata-kata.

h.

Apakah anak anda mengalami kesulitan dalam menyusun kata-kata ?

Pada anak yang mengalami gangguan bicara :


a.

Apakah anak anda sering gugup dalam mengulang suatu kata ?

b.

Apakah anak anda sering merasa cemas atau bingung jika ingin
mengungkapkan suatu ide ?

c.

Apakah

anda

pernah

perhatikan

anak

anda

memejamkan

mata,

menggoyangkan kepala, atau mengulang suatu frase jika diberikan kata-kata


baru yang sulit diucapkan ?
d.

Apa yang anda lakukan jika hal di atas ditemukan ?

e.

Apakah anak anda pernah/sering menghilangkan bunyi dari suatu kata ?

f.

Apakah anak anda sering menggunakan kata-kata yang salah tetapi


mempunyai bunyi yang hampir sama dngan suatu kata ?

g.

Apakah anda kesulitan dalam mengerti kata-kata anak anda ?

h.

Apakah orang lain merasa kesulitan dalam mengerti kata-kata anak anda ?

i.

Perhatikan riwayat penyakit yang berhubungan dengan gangguan fungsi SSP


seperti infeksi antenatal (Rubbela syndrome), perinatal (trauma persalinan),
post natal (infeksi otak, trauma kepala, tumor intra kranial, konduksi elektrik
otak).

B. Data Obyektif :
1.

Kemampuan menggunakan kata-kata.

2.

Masalah khusus dalam berbahasa seperti (menirukan, gagap, hambatan bahasa,


malas bicara).

3.

Kemampuan dalam mengaplikasikan bahasa.

4.

Umur anak.

5.

Kemampuan membuat kalimat.

6.

Kemampuan mempertahankan kontak mata.

7.

Kehilangan pendengaran (Kerusakan indra pendengaran).

8.

Gangguan bentuk dan fungsi artikulasi.

9.

Gangguan fungsi neurologis.

VII.

DIAGNOSA KEPERAWATAN

Diagnosa keperawatan yang muncul pada anak yang mengalami gangguan bicara
meliputi :
1.

Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan kurangnya stimulasi bahasa.

2.

Gangguan komunikasi berhubungan dengan kerusakan fungsi alat-alat artikulasi.

3.

Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan gangguan pendengaran.

4.

Gangguan komunikasi berhubungan dengan hambatan bahasa.

5.

Kecemasan orang tua berhubungan dengan ketidakmampuan anak berkomunikasi.

6.

Gangguan komunikasi berhubungan dengan kecemasan.

7.

Gangguan komunikasi berhubungan dengan kurangnya kemampuan memori dan


kerusakan sistem saraf pusat.

D. Rencana Intervensi Keperawatan


Diagnose Keperawatan
Gangguan
komunikasi
verbal -

Intervensi
Lakukan latihan komunikasi dengan memperhatikan -

Rasional
Latihan bicara yang sesuai dengan perkembangan

berhubungan

perkembangan mental anak

anak akan menghindari ekploatasi yang berakibat

dengan

kurangnya

stimulasi bahasa

penekanan fungsi mental anak.


-

Lakukan komunikasi secara komprehensif baik -

Komunikasi

yang

komprehensif

akan

verbal maupun non verbal.

memperbanyak jumlah stimulasi yang diterima anak


sehingga akan memperkuat memori anak terhadap
suatu kata.

Berbicara sambil bermain dengan alat untuk -

Bermain akan menigkatkan daya tarik anak

mempercepat persepsi anak tentang suatu hal.

sehingga frekwensi dan durasi latihan bisa lebih


lama.

Berikan lebih banyak kata meskipun anak belum -

Anak lebih suka mendengarkan kata-akat dari pada

mampu mengucapkan dengan benar.

mengucapkan karena biasanya kesulitan dalam


mengucapkan.

Lakukan sekrening lanjutan dengan mengggunakan -

Untuk mengetahui jenis dan beratnya gangguan

Denver Speech Test.

serta keterlambatan dalam berbicara pada anak.

Gangguan komunikasi berhubungan -

Stimulasi bahasa dan latihn bicara tetap dilakukan -

Untuk mengindari

dengan kerusakan fungsi alat-alat

sesuai dengan perkembangan mentak anak.

mental, bahasa maupun bicara ketika alat artikulasi

artikulasi

keter-lambatan perkembangan

sudah bisa diperbaiki.


-

Kolaborasi: dengan ahli bedah untuk perbaikan alat- -

Perbaikan alat-alat artikulasi hanya bisa dilakukan

Gangguan

komunikasi

berhubungan

dengan

verbal gangguan

pendengaran
-

alat artikulasi.

secara optimal dengan pembedahan.

Lakukan latihan komunikasi, dan stimulasi dini -

Agar stimulasi tetap diterima anak sesuai dengan

dengan benda-benda atau dengan menggunakan

perlembangan mental anak yang didasarkan atas

bahasa isyarat serta biasakan anak melihat artikulasi

kemampuan penerimaan anak terhadap informasi

orang tua dalam berbicara.

yang diberikan

Perhatikan kebersihan telinga anak

Ganguan pendengaran sering disebabkan oleh


adanya hambatan pendengaran akibat adanya
kotoran ditelinga.

Kolaborasi dengan rehabilitasi untuk penggunaan -

Alat bantu dengar diharapkan mampu mengatasi

alat bantu dengar.

hambatan pendengaran pada telinga anak.

Gangguan komunikasi berhubungan -

Gunakan bahasa yang

sederhana dan umum -

dengan hambatan bahasa

digunakan dalam komunikasi sehar-hari.

Untuk memudahkan pemahaman

menghindari

stress dan kebingungan anak yang akibat bahasa


yang berubah-ubah.

Gunakan verifikasi bahasa sesuai dengan tingkat -

Difersifikasi

bahasa

dapat

diberikan

jika

kematangan dan pengetahuan anak.

kemampuan mental anak sudah matang seperti


setelah umur 9 tahun, karena perkembangan selsel
otak anak sudah mulai maksimal.

Kecemasan orang tua berhubungan -

Gali kebiasaan komunikasi dan stimulasi orang tua -

Untuk dapat menggali efektivitas dan kemampuan

dengan

terhadap anak.

serta usaha yang telah dilakukan oleh orang tua,

berbicara

ketidakmampuan

anak

untuk

mengindari

overlaping

tindakan

yang

berakibat orang tua menjadi bosan.


-

Gangguan komunikasi berhubungan -

Berikan penjelasan tentang kondisi anaknya secara -

Pengikutsertaan keluarga terhadap perawatan anak

jelas, serta kemungkinan penanganan lanjutan,

secara langsung akan mampu mengurangi tingat

prognose serta lamanya tindakan atau pengobatan.

kecemasan orang tua terhadap keadaan anaknya.

Hindari bicara pada saat kondisi bising.

dengan kecemasan

Komunikasi tidak efektif sehingga anak menjadi


irritabel.

Lakukan komunikasi dengan posisi lawan bicara -

Untuk

meningkatkan

pandangan

mata

dan

setinggi badan anak.

efektivitas komunikasi sehingga anak merasa lebih


nyaman.

Lakukan latihan bicara sambil bermain dengan -

Agar anak lebih tertarik dan tidak lekas bosan.

mainan kesukaan anak.


Gangguan komunikasi berhubungan -

Lakukan observasi dan pemeriksaan fisik neurologi -

Untuk mengetahui kemungkinan posisi kelainan

dengan

secara mendetail.

dalam otak.

kurangnya

kemampuan

memori dan kerusakan sistem saraf pusat.

Kolaborasi pemeriksaan EEG

Untuk mengetahui kemungkinan kelainan pada SSP


anak.

ASUHAN KEPERAWATAN
ANAK PRA SEKOLAH DENGAN GANGGUAN BICARA DI POLI TUMBUH
KEMBANG RSUD DR SOETOMO SURABAYA

I.

Pengkajian
Tanggal masuk

: 29 juli 2002

Ruang

: Poliklinik tumbuh kembang anak

Pengkajian

: 29 juli 2002 jam 11.00

No.Register Medik

1.1 Identitas
Nama Klien

: An. Ilham Sadewo

Nama Orang Tua

: Tn. Moh.Najib

Tgl Lahir/umur: 26 Agustus 1998 / 3,9 thn

Umur

: 30 tahun

Suku/bangsa : Jawa/Indonesia

Suku/Bangsa

: Jawa/Indonesia

Agama

: Islam

Agama

: Islam

Pendidikan

:-

pendidikan

: SLTA

Pekerjaan

:-

Pekerjaan

: Swasta

Alamat

: -Krembangan bakti/Surabaya

1.2 Alasan datang ke rumah sakit


Anak sudah umur 2 tahun belum bisa bicara. Dan pada umur 3 tahun 9 bulan saat ini
anak baru bisa mengucapkan kata : mama papa
1.3 Riwayat Penyakit Sekarang
Anak belum bisa bicara, hanya bisa mengucapkan kata mama papa . lain-lain
tidak bisa.Menyebut nama benda tidak bisa. Kalau dipanggil atau ada bunyi suara,
anak tidak berespon terhadap sumber bunyi. Saat ini anak bisa berlari,berjalan,
menendang bola, menggosok gigi dengan bantuan, berpakaian dengan bantuan, dan
menggambar.
1.4 Riwayat Kehamilan
Selama kehamilan ibu tidak pernah menderita penyakit, Ibu tidak menderita penyakit
demam, campak, atau perdarahan serta mules yang berlebihan. Ibu juga tidak pernah
mengalami trauma fisik selama kehamilan.
Selama kehamilan ibu selalu memeriksakan dirinya ke Puskesmas dan mendapatkan
obat tambah darah. Ibu tidak pernah dianjurkan oleh petugas kesehatan untuk

menjalani pengobatan khusus selama hamil. Ibu tidak mengkonsumsi jamu atau obatobatan selama hamil kecuali yang didapatkan dari Puskesmas.
1.5 Riwayat Persalinan
Persalinan spontan di rumah sakit ditolong oleh dokter, Bayi menangis spontan, tidak
ada biru. Berat badan lahir 4000 gram, Panjang badan tidak diketahui (+ 45 50 Cm).
Berat placenta tidak diketahui.
1.6 Riwayat Penyakit Sebelumnya
Menurut ibu waktu lahir kepala anak membesar tetapi setelah di periksa dokter dan di
periksa dokter dan di foto kesimpulan dokter tidak apa-apa. Anak tidak pernah jatuh
dari tempat tidur atau mengalami trauma serius.

1.7 Riwayat Penyakit Keluarga


Orang tua tidak ada yang menderita penyakit jantung, paru, penyakit kencing manis,
penyakit gondok atau penyakit kronis lainnya. Dari keluarga tidak ada riwayat
keturunan yang mengalami Epilepsi atau menderita penyakit seperti klien.
1.8 Riwayat Perkembangan
Kemampuan untuk :
- tersenyum

:1 bulan

- Menggerakkan kepala

: 1 bulan

- Mengangkat kepala 45O

: 2 bulan

- Mengangkat kepala 90O

:3 bulan

- Telungkup

:1 bulan

- Mengambil mainan

: usia 5 bulan

- Duduk dengan bantuan tangan :6 bulan


- Berdiri

: umur 8 bulan

- Berjalan

: umur 2 tahun

- Umur 2 tahun belum bisa mengucapkan kata, pada umur 3 tahun 9 bulan baru
bisa mengucapkan kata mama dan papa.
1.9 POLA POLA KESEHATAN
1. Pola Manajemen Kesehatan
Anak biasanya dibawa ke Puskesmas atau ke rumah sakit bila mengalami
sakit.

2. Pola Kebutuhan Nutrisi


Anak mendapatkan minuman ASI mulai umur O bulan hingga umur satu
tahun. Anak mendapatkan makanan selain ASI mulai umur 3 bulan (diberi
pisang dan bubur). Umur 15 bulan baru mendapatkan nasi biasa. Ibu
memberikan makanan nasi biasa tiga kali sehari dengan lauk sama dengan
keluarga. Lauk tersering adalah tempe, tahu dan krupuk.
3. Pola Eliminasi
Jika klien b.a.b atau b.a.k klien masih mengompol. Klien belum pernah diajari
untuk berak (toilet training). Saat ini klien b.a.b kurang lebih sehari sekali,
konsistensi biasa dan b.a.k kurang lebih 4-6 kali sehari.
4. Pola Aktivitas Latihan
Anak biasanya diajak ibunya untuk berjalan disekitar rumah dengan
digendong dan sejak sekitar dua bulan yang lalu ibunya melatih anaknya.
Frekuensi latihan tidak pasti (sekitar 2-3 kali seminggu). Lama latihan sekitar
5- 10 menit. Untuk belajar bicara atau mengucapkan kata atau kalimat sudah
dicoba oleh keluarga tetapi anak tetap tidak bisa bicara. Saat pemeriksaan ibu
tampak cemas dari ekspresi non verbalnya. Ibu banyak bertanya tentang
kemampuan bicara anaknya, ibu mengatakan cemas dengan masa depan
anaknya bila tidak sembuh dan ingin langsung penanganan anaknya oleh
dokter ahli.
5. Pola Isitirahat Tidur
Klien biasanya tidur siang dari pukul 11.00- 15.00 WIB dan malam hari dari
pukul 19.30 06.00 WIB. Klien tidak sering terbangun saat tidur.
1.10Pemeriksaan Fisik
Kesadaran

: Composmentis

Nadi

: 96 X/menit

Pernafasan

: 24X/ menit

Suhu tubuh

: 36,8O C

Panjang Badan

: 104 Cm

Berat Badan

: 13 Kg

Kulit :
Tidak terdapat lesi, hiper/hipopigmentasi tidak ada, cyanosis tidak ada, icterus tidak
ada, tumor dan oedema tidak ditemukan.
Kepala :

Penyebaran, lingkar kepala 54 Cm, bentuk kepala simetris, rambut merata, sutura dan
fontanella menutup. Tidak terdapat tumor. Break vase sign tidak ditemukan.
Mata :
Posisi simetris,sunset sign tidak ditemukan, kornea jernih, iris simetris ukuran 10
mm, reflek pupil pisitif simetris, conjungtiva ananemis, sclera anicteric, hifema tidak
ditemukan, ptosis, nigtagmus tidak ditemukan. Koordinasi gerak bola mata simetris
dan mampu mengikuti pergerakan benda. Visus tidak diketahui.
Hidung

Simetris, bersih, Conchae tidak membesar, tidak ada pernafasan cuping hidung
Telinga:
Simetris, bersih, tidak ada tanda radang telinga/mastoid. Membrana timphani utuh.
Refleks terhadap suara atau bunyi kurang.
Mulut :
Bibir tidak cyanosis, mukosa mulut lembab, bibir tremor tidak ditemukan, tonsil tidak
membesar, oropharing tidak hiperemis. Kemampuan bicara kurang, suara tidak jelas,
tangisan kuat. Tidak dapat mengikuti suara satu suku kata.
Leher :
Tidak terdapat pembesaran kelenjar thiroid dan kelenjar submandibular. Tidak
ditemukan distensi vena jugularis.
Dada :
Lingkar dada 51 Cm, bentuk simetris, trhill apex tidak ditemukan, gerak dada
simetris, focal fremitus simetris. Tidak ditemukan pekak abnormal, Suara napas
lapang paru vesikuler tanpa wheezing dan ronchii. Suara jantung S1S2 tanpa split/
suara jantung tambahan.
Perut :
Bentuk simetris, tidak ditemukan massa, kulit supel, distensi vena abdominal tidak
ditemukan, nyeri tekan tidak terindikasi, Bising usus tidak meningkat, abdominal
bruits tidak ditemukan, Tidak ditemukan pembesaran limfe / hepar.
Ekstremitas

Lingkar lengan kiri 14 Cm, bentuk simetris tanpa ada lesi/bekas lesi.
ditemukan deformitas, krepitasi, artikulasi sendi patella femur kaku,

Tidak
Artikulasi

sendi tangan tidak kaku.


Genital
Testis sudah turun, simetris, tidak terdapat pembesaran abnormal, tidak terdapat
fimosis.
1.11Tes tumbuh kembang berdasar DDST menurut umur 3 tahun 9 bulan
Hubungan sosial : Sudah dappat mengambil makan, menggosok gigi dengan
bantuan, berpakaian dengan bantuan.
Motorik halus : Dapat memilih garis yang lebih panjang, dapat mencontoh dan
menggambar di kertas.
Bahasa : Hanya bisa mengucapkan kata mama, papadan tidak bisa
menyebut empat warna.
Motorik kasar : Dapat berdiri, berjalan dan berlari. Dapat menendang bola dan
dapat berdiri dengan satu kaki lebih dari satu detik.
Pemeriksaan Penunjang
Diagnosa Medik

: Sedang dianjurkan untuk dilakukan keluarga.

: Speech Delayed

Analisa Data
Data
DS (allo) :
-

Usia anak 3 tahun 9

ETIOLOGI
Menurunnya fungsi

MASALAH
Kerusakan

pendengaran

komunikasi verbal

Kurang pengetahuan

Cemas

bulan
-

Keluarga

mengatakan

anak Pada umur 2 tahun


belum

dapat

mengucapkan

kata dan pada umur 3 tahun 9


bulan baru bisa mengucapkan
kata mama dan papa, serta
tidak bisa mengucapkan katakata yang lain seperti empat
warna.
DO :
-

Anak rewel

Anak

tidak

pernah

menjawab bila ditanya, ada


bunyi atau suara anak tidak
berespon ke sumber bunyi.
Reflek pendengaran terhadap
bunyi atau suara kurang.
DS (allo) :
-

Ibu menanyakan apakah


kemampuan bicara anaknya
dapat kembali normal.

Ibu mengatakan cemas


dengan masa depan anaknya
bila tidak bisa sembuh.

DO :
-

Ekspresi non verbal ibu


tampak cemas dengan kondisi
anaknya.

tentang gangguan
perkembangan bicara yang
dialami anaknya.

II.

Diagnosa keperawatan
1. Gangguan perkembangan bicara : kerusakan komunikasi verbal berhubungan
dengan menurunnya fungsi pendengaran pada anak.
2. Cemas pada

keluarga ( ibu ) berhubungan dengan kurang pengetahuan

tentang gangguan perkembangan bicara yang dialami anaknya.


III.

Planing
1. Gangguan perkembangan bicara : kerusakan komunikasi verbal berhubungan
dengan menurunnya fungsi pendengaran pada anak.
Goal : Dalam waktu 6 bulan kemampuan komunikasi verbal anak akan
kembali normal.
Kriteria : Anak dapat mengucapkan kata-kata kurang lebih 1500 2100 kosa
kata dan dapat berbicara 4 hingga 5 kalimat dengan jelas dan memiliki arti.
Tindakan

1. Kaji tingkat pertumbuhan dan perkembangan anak dengan DDST.


R/ : Mengetahui kesesuaian tugas perkembangan yang dicapai anak dengan
tugas-tugas yang seharusnya sudah tercapai sesuai perkembangan usianya.
2. Ukur : TB, BB, Lingkar kepala, Lingkar dada dan lingkar lengan.
R/ : Gambaran dari status gizi anak yang berpengaruh terhadap proses tumbuh
kembang anak dan ukuran kepala anak dapat memberi gambaran dari
perkembangan dari sel-sel otak.Anak usia lebih dari 2 tahun lingkar kepala
sedikit lebih kecil dari lingkar dada.
3.Ajarkan orang tua untuk sementara tetap melatih anak untuk berkomunikasi
secara verbal dan juga bisa menggunakan alternatif komunikasi non verbal
yang lebih sering dan efektif, misalnya menulis pesan di kertas yang mudah
dimengerti.
R/ : Penggunaan teknik komunikasi yang efektif akan menghasilkan
penyampaian pesan yang mudah dimengerti dan sebagai stimulasi terhadap
otak sehingga terjadi suatu memori. Latihan bicara yang sesuai dengan
perkembangan anak akan menghindari eksplorasi yang berakibat penekanan
fungsi mental anak.
4. Anjurkan ibu/keluarga untuk selalu mengajak anak berkomunikasi di rumah
atau ajak bermain ke tetangga.
R/ Keikutsertaan keluarga atau lingkungan sosial secara langsung akan
banyak membantu perkembangan bicara anak.

2. CEMAS PADA
KURANG

KELUARGA ( IBU ) BERHUBUNGAN DENGAN


PENGETAHUAN

TENTANG

GANGGUAN

PERKEMBANGAN BICARA YANG DIALAMI ANAKNYA.


Goal : Dalam waktu 1 jam, orang tua ( ibu ) dapat menerima keadaan
putranya.
Kriteria : Ibu tidak tampak cemas, ibu dapat menguraikan hal-hal yang positip
yang dapat dikembangkan yang berkaitan dengan keadaan anaknya seperti
mau melatih anaknya dirumah, mengajak anak bermain, setuju untuk
melakukan suatu pemeriksaan yang lengkap yang dianjurkan pihak medis
dalam penanganan masalah kemampuan bicara anaknya.
Intervensi :
a. Terangkan bahwa anak mengalami keterlambatan perkembangan
bicara dan dapat di perbaiki secara maksimal dalam batas waktu
tertentu dengan usaha yang keras.
R/ Peningkatan pemahaman dan kesadaran orangtua untuk bisa
menerima keadaan anaknya dan menggali koping yang positip
terhadap kemampuan yang ada pada anaknya.
b. Dorong keluarga untuk mau melakukan pemeriksan yang lengkap
terhadap gangguan perkembangan bicara yang di alami anaknya.
R/ Membantu di dalam proses penegakan penyebab gangguan yang
lebih pasti dan mempercepat proses penanganan yang lebih cepat dan
tepat.
c.

Support keluarga dalam melakukan stimulasi pada anak


R/ : Meningkatkan harapan dan kemauan keluarga dalam melakukan
stimulasi.

d. Kuatkan koping keluarga dalam menerima kondisi anak.


R/ Meningkatkan penerimaan keluarga terhadap kondisi anak.

IV.

IMPLEMENTASI
Tanggal 29 juli 2002 jam 11.00
1. Mengukur : nadi : 96 x/menit, RR : 24x/menit, suhu : 36,8oC.
2. Mengukur PB : 104 cm, BB : 13 kg, LK : 54 cm, L D : 51 cm, LL : 14 cm
3. Mengisi lembar DDST
4. Mengisi kurva TB/BB
5. Mengisi kurva lingkar kepala
6. Menjelaskan tentang perkembangan anak yang harus sudah dilalui untuk anak
usia 3 tahun 9 bulan.
7. Memberikan penjelasan tentang perkembangan anaknya dan program
pemeriksaan selanjutnya yang telah dianjurkan dokter.
8. Melatih anak untuk mengucapkan kata sederhana ( mama papa ).
9. Menganjurkan ibu untuk selalu melatih anak bicara dan memancing anak
untuk menyebut benda atau warna yang diinginkan.
10. Mendiskusikan upaya orang tua melatih anak berkomunikasi : ibu selalu
mengajarkan anak menyebut benda di rumah.
11. Menyarankan ibu untuk sabar dan rajin dalam melakukan pemeriksaan dan
pengobatan terhadap anaknya.

V.

Evaluasi
Tanggal 29 juli jam 13.00 untuk diagnosa keperawatan no. 1.
S:O : Anak lebih banyak rewel, tidak respon terhadap bunyi atau suara.
A : Masalah belum teratasi
P : Dorong orang tua untuk terus melatih anaknya dirumah baik secara verbal atau
dengan alternatif lain seperti menggambar, menulis pesan di kertas dengan mudah di
mengerti dan kontrol anak yang teratur ke poli anak.
Tanggal 29 juli jam 13.00 untuk diagnosa keperawatan no. 2.
S : Ibu mengungkapkan mengerti keadaan anaknya, ibu mengungkapkan akan selalu
melatih kemampuan bicara anaknya dan akan membawa anaknya ke dokter ahli untuk
pengobatan lanjutan.
O : Ibu tampak tenang.
A : Ibu mulai menerima dan mengerti apa yang harus dilakukan demi perkembangan
anaknya.
P : Anjurkan ibu untuk tetap sabar di dalam penanganan anaknya.

R/ : Meningkatkan harapan

Kegiatan

Evaluasi

dan kemauan keluarga


dalam melakukan stimulasi
DS (allo) :
-

Menganjurkan
keluarga

Usia anak 4 tahun

kepada

untuk

Keluarga

melakukan stimulasi fisik

S : - Keluarga
menya-takan

akan

melatih

lebih

anak

mengatakan anak Pada baik aktif maupun pasif

sering de-ngan teknik

umur

aktif dan pasif.

tahun

belum -

Menerangkan

dapat bicara dan pada Pertum-buhan

dan -

umur 4 tahun baru bisa perkemba-ngan


bicara mama dan papa.

Fisik

Fisiologis pada keluarga


-

DO :
-

Anak rewel

Anak
keterlambatan

Keluarga
menanyakan

fisik pada anaknya

Anjurkan O : - Keluarga mengang-

keluarga untuk melakukan

guk

pemeriksaan

lengkap

untuk melakukan kom-

anjuran

pres panas dingin

mengalami sesuai

dengan

bicara. dokter untuk memastikan A:

Umur anak 4 tahun tetapi kelainan bicara pada anak


sehingga

memudahkan

dalam

pemelihan

penanganan.
untuk
dengan

Stimulasi

anak

bermain

sesuai
tahapan

perkembangan anak dan


ajak anak bergaul dengan
teman atau tetangga.

saat

Masalah

dianjurkan

teratasi

sebagian

baru bisa mengatakan dua disebabkan oleh faktor apa, P:


suku kata.

kondisi

Implementasi

rumah

di

Diagnosa II : Resiko tinggi cidera b.d gangguan pendengaran dan mobilitas,


keseimbangan dan gerakan tidak stabil
Data
DS (allo) :

Kegiatan
Menerangkan

Evaluasi
S : Menyebutkan kembali

Usia anak 22 bulan

pada keluarga adanya

resiko

Anak

resiko cidera pada anak

anak, mengatakan su-

dan

semakin

dah membuatkan peng-

penyakit

aman

mampu

belum
me-ngucapkan

kata-kata
-

parah-nya

Anak belum dapat


duduk dan merangkak

akibat cidera
-

DO :
-

Blink

refleks

negatif
-

Anak tidak dapat


duduk

sendiri,

duduk

posisi

tidak

dengan

tetap/stabil, kepala selalu

Menganjurkan

merangkak

tidur,

membuat

akan
pengaman

pada keluarga untuk

bagi tempat bermain

mem-buatkan

dan akan memperha-

pengaman bagi anak

tikan kondisi kebersih-

untuk tempat bermain,

an dan keamanan tem-

berlatih

pat anak. Mengatakan

Anak belum dapat

tempat

pada

menyatakan

dan

tempat

tidur

terjatuh kedepan
-

resiko

cidera

bahwa anaknya mendaMenganjurkan

patkan perhatian dan

pada keluarga untuk

diawasi

tidak

ibunya

menempatkan

barang

A :

Menganjurkan
keluarga
mengawasi
anak

oleh

berbahaya O : -

didekat anak
-

penuh

untuk P
akti-vitas

Masalah

teratasi

sebagian
:

Implementasi

rumah

di

Diagnosa III : Kurangnya Pengetahuan keluarga tentang perawatan anak b.d


kurang informasi
Data
DS : (Allo)
-

Keluarga

tingkat

Respon
S : Mengatakan akan

ke-sembuhan menerima

anak

dan

menanyakan bagaimana

yang mung-kin dicapai merawat anak, Menya-

kesembuhan anaknya

oleh anak

Keluarga
menanyakan

Kegiatan
Menerangkan

takan akan melaksanakan

membuat rencana perawatan sesuai rencana

program

ber-sama

pengobatan yang harus

keluarga

dijalankan

pengembangan

A :

kemampuan anak

sebagian

Ibu

menyatakan

anaknya dilatih berdiri

dan berjalan

keluarga
melakukan

ada yang memberitahu cara

pada anak
-

untuk O : Tampak diam

Mensupport

Keluarga mengatakan tidak


perawatan anak yang baik

dengan yang dibuat.

Kuatkan
kelu-arga

Masalah
:

Implementasi

dalam kegiatan di rumah


stimulasi
koping
dalam

menerima kondisi anak

teratasi

Diagnosa IV : Gangguan pemenuhan nutrisi b.d asupan nutrisi yang relatif


kurang
Data
DS (allo)
-

Ibu memberi makan


3

kali

sehari,

Lauk

jenis

biasanya

sama dengan keluarga


-

Anak kurang mau

pertumbuhan

O;: -

perkembangan anak

A;

Buat

(ideal 12,2 kg)


Lingkar lengan kiri 12 Cm

keluarga P

teratasi

Implementasi

pembe-rian kegiatan di rumah

Anjurkan

pada

kelu-arga

untuk

memerik-sakan

status

kesehatan

Masalah

rencana sebagaian

makanan di rumah
Berat badan 7,8 kg

memperhatikan

makanan anak di rumah

untuk

DO :

akan

optima-lisasi

bersama

makan
-

S;

Respon
Menyatakan

pentingnya nutrisi bagi lebioh

makanan nasi
-

Kegiatan
Terangkan

dan

secara berkala

gizi

Anda mungkin juga menyukai