Anda di halaman 1dari 5

SEMEN SENG FOSFAT

Seng fosfat adalah bahan semen tertua sehingga mempunyai catatan terpanjang. Semen ini
menjadi tolak ukur bagi sistem-sistem yang lebih baru. Seng fosfat terdiri atas bubuk dan
cairan di dua botol yang terpisah.

Komposisi. Bahan utama dari bubuknya adalah oksida seng (90%) dan oksida magnesium
(10%). Bahan-bahan dari bubuk diaduk bersama pada temperatur 1000-1400oC menjadi cake
yang kemudian ditumbuk menjadi bubuk halus. Ukuran partikel bubuk mempengaruhi
kecepatan pengerasan. Umumnya, semakin kecil ukuran partikelnya, semakin cepat semen
mengeras.
Cairannya mengandung asam fosfor, air, aluminium fosfat, dan dalam beberapa keadaan seng
fosfat. Kandungan air dari sebagian besar cairan adalah 33% 5%. Air mengendalikan
ionisasi dari asam, yang pada gilirannya mempengaruhi kecepatan reaksi cairan-bubuk
(asam-basa).
Ketika bubuk dicampur dengan cairan, asam fosfor berkontak dengan permukaan partikel dan
melepaskan ion-ion seng ke dalam cairan. Aluminium, yang sudah membentuk ikatan dengan
asam fosfor, bereaksi dengan seng dan menghasilkan gel seng aluminofosfat pada permukaan
partikel sisanya. Jadi, semen yang mengeras adalah sebuah struktur inti yang terutama terdiri
atas partikel oksida seng yang tidak bereaksi, dibungkus dengan matriks padat yang tidak
berbentuk dari seng aluminofosfat.
Karena air sangat berpengaruh untuk reaksi asam-basa, maka jelas komposisi cairan harus
dipelihara untuk menjamin adanya reaksi yang konsisten. Perubahan di dalam komposisi dan
kecepatan reaksi bisa terjadi karena degradasi semen atau karena penguapan air dari cairan.
Ini berarti, perubahan komposisi dapat berpengaruh pada reaksi. Efek degradasi dapat
dikenali dengan memburamnya cairan yang sudah terlalu lama. Akibatnya adalah semen yang
berkualitas rendah. Selain itu, tidak dianjurkan untuk saling menukar bubuk dan cairan dari
merek yang berlainan, karena ada perbedaan yang cukup besar yang dapat mengubah sifat
manipulasi dan sifat fisik dari semen yang dihasilkan.
Waktu Kerja dan Pengerasan. Waktu kerja adalah waktu yang diukur dari awal
pengadukan selama kekentalan adukan cukup rendah untuk bisa mengalir di bawah tekanan
guna membentuk lapisan yang tipis. Jelas bahwa kecepatan pembentukan matriks akan
mempengaruhi waktu kerja. Di sisi lain, waktu pengerasan berarti pembentukan matriks telah
mencapai titik dimana gangguan fisik dari luar tidak akan mengakibatkan perubahan dimensi

yang menetap. Ini diukur dengan jarum Gilmore 4,5-N (1 pound) pada temperatur 37oC dan
kelembaban relatif 100%. Didefinisikan sebagai waktu antara awal pengadukan sampai saat
dimana jarum tidak lagi dapat menembus semen ketika ditekan masuk ke permukaan semen.
Praktisnya, inilah waktu dimana kelebihan semen seng fosfat harus dibuang dari tepi
tambalan. Waktu pengerasan yang memadai dari semen seng fosfat adalah antara 5 sampai 9
menit.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Waktu Kerja dan Pengerasan. Waktu kerja dan
pengerasan dari sebuah produk komersial adalah sifat yang dikendalikan oleh proses
pembuatannya. Umumnya, praktisi menginginkan perpanjangan waktu pengerasan semen
sehingga tersedia waktu kerja yang cukup. Berikut ini adalah beberapa cara untuk
memperpanjang waktu pengerasan di ruang praktik;
1. Rasio bubuk:cairan. Waktu kerja dan pengerasan dapat ditingkatkan dengan mengurangi
rasio bubuk:cairan. Tetapi prosedur ini bukan cara yang bisa diterima untuk
memperpanjang waktu pengerasan karena tindakan ini mengganggu sifat fisik dan dan
menghasilkan semen dengan pH awal yang rendah. Berkurangnya kekuatan kompresi
yang menyertai penurunan rasio bubuk:cairan. pH awal dari adukan juga menurun dengan
ditingkatkannya rasio bubuk:cairan.
2. Kecepatan penggabungan bubuk. Sejumlah bubuk yang secara bertahap dalam jumlah
kecil dicampur ke dalam cairan akan menambah waktu kerja dan pengerasan dengan
mengurangi jumlah panas yang ditimbulkan dan memungkinkan lebih banyak bubuk yang
bisa digabungkan ke dalam adukan. Karena itu, cara seperti ini merupakan prosedur yang
dianjurkan untuk semen seng fosfat.
3. Waktu

pengadukan.

Operator

yang

memperpanjang

waktu

pengadukan

akan

menghancurkan matriks yang sedang terbentuk. Pecahnya matriks berarti dibutuhkan


tambahan waktu untuk membangun kembali matriks ini. Ini berbeda dari apa yang terjadi
pada pengadukan gipsum dimana matriks yang terpecah akan menjadi inti baru untuk
kristalisasi yang dibutuhkan guna pembentukan struktur.
4. Teperatur alas aduk. Metode yang paling efektif untuk mengendalikan waktu kerja dan
pengerasan adalah mengatur temperatur alas aduk. Pendinginan alas akan memperlambat
reaksi kimia antara bubuk dan cairan sehingga pembentukan matriks juga diperlambat. Ini
memungkinkan dimasukkannya bubuk dalam jumlah optimal ke dalam cairan tanpa
adonan menjadi sangat kental (tidak diinginkan).

Sifat Fisik dan Biologi. Dua sifat fisik dari semen yang relevan untuk retensi protesa cekat
adalah sifat mekanis dan daya larutnya. Protesa dapat terungkit jika semen yang ada di
bawahnya mendapat tekanan yang lebih besar daripada kekuatannya. Daya larut yang tinggi
dapat menyebabkan hilangnya semen yang dibutuhkan untuk retensi dan menciptakan daerah
retensi untuk plak.
Jika dimanipulasi dengan benar, semen seng fosfat mempunyai kekuatan tekan sebesar 104
Mpa dan kekuatan tarik garis tengah 5,5 MPa. Semen seng fosfat mempunyai modulus
elastisitas sekitar 13 Gpa. Jadi, cukup kaku dan seharusnya dapat menahan perubahan bentuk
elastik bahan jika digunakan untuk sementasi restorasi yang terkena tekanan pengunyahan
yang besar.
Kekuatan kompresi bervariasi sesuai dengan rasio bubuk:cairan. Rasio yang dianjurkan untuk
semen seng fosfat adalah sekitar 1,4 gram bubuk dengan 0,5 ml cairan. Peningkatan kekuatan
yang didapatkan dengan menambahkan lebih banyak bubuk daripada yang dianjurkan akan
cukup berarti dibandingkan pengurangan kekuatan yang diakibatkan oleh penurunan jumlah
bubuk di dalam adukan. Penurunan rasio bubuk:cairan akan menghasilkan semen yang sangat
lemah. Hilangnya atau bertambahnya kandungan air dari cairan akan mengurangi kekuatan
kompresi dan tarik dari semen.
Semen seng fosfat menunjukkan daya larut yang relatif lebih rendah di dalam air bila dites
menurut spesifikasi ADA.
Retensi. Pengerasan semen seng fosfat tidak melibatkan reaksi apapun dengan jaringan keras
di sekitarnya atau bahan restorasi lainnya. Oleh sebab itu, ikatan utama adalah berupa kunci
mekanis pada pertemuan kedua permukaan dan bukan oleh interaksi kimia.
Sifat Biologi. Dengan adanya asam fosfor, keasaman semen cukup tinggi pada saat protesa
ditempatkan pada gigi. Dua menit setelah awal pengadukan, pH semen seng fosfat berkisar 2.
Kemudian pH menaik dengan cepat tetapi masih sekitar 5,5 pada jam ke-24. Jika digunakan
adukan yang encer, pH akan lebih rendah dan tetap rendah untuk jangka waktu yang lama.
Dari data ini, terbukti bahwa kerusakan pulpa akibat serangan asam dari semen seng fosfat
mungkin terjadi selama jam-jam pertama setelah pemasangan. Namun, penelitian pada semen
seng fosfat yang dibuat dengan cairan yang mengandung asam fosfor radioaktif menunjukkan
bahwa di beberapa gigi, asam dari semen dapat menembus ketebalan dentin sampai sebesar
1,5 mm. Jadi, jika dentin yang terletak di bawah semen tidak dilindungi terhadap penembusan
asam melalui tubulus dentin, dapat terjadi cidera pulpa.

Manipulasi.
1. Mungkin tidak perlu menggunakan alat ukur untuk membagi jumlah bubuk dan cairan,
karena kekentalan yang diinginkan bisa bervariasi menurut kebutuhn klinisnya. Meskipun
demikian, dianjurkan penggunaan jumlah maksimal dari bubuk (sejauh masih
menghasilkan adukan yang bisa dikerjakan) untuk meminimalkan daya larut dan
memaksimalkan kekuatan.
2. Sebaiknya digunakan alas aduk yang dingin. Alas aduk yang dingin akan memperpanjang
waktu kerja dan pengerasan serta memungkinkan operator menggunakan bubuk dalam
jumlah yang maksimal sebelum pembentukan matriks berlanjut ke titik dimana adukan
menjadi kaku. Cairan tidak boleh dituang ke alas aduk sampai pengadukan siap dimulai,
karena kandungan airnya akan menguap.
3. Pengadukan diawali dengan penambahan sejumlah kecil bubuk. Pada mulanya, sejumlah
kecil bubuk dicampur dengan pengadukan yang cepat. Harus digunakan area yang cukup
luas dari alas aduk. Sebuah aturan yang baik untuk diikuti adalah mengaduk setiap
penambahan bubuk selama 15 detik sebelum dilakukan penambahan berikutnya. Waktu
pengadukan tidaklah terlalu kritis. Pengadukan biasanya selesai dalam waktu sekitar satu
setengah menit. Seperti telah dinyatakan sebelumnya, kekentalan bervariasi sesuai dengan
maksud peyemenan. Tetapi, kekentalan yang diinginkan harus selalu didapatkan dengan
menambahkan lebih banyak bubuk dan jangan pernah menunggu dan membiarkan adonan
yang encer menjadi kaku. Untuk gigi tiruan sebagian cekat, waktu ekstra diperlukan untuk
mengulaskan semen. Karena itu, harus digunakan kekentalan yang sedikit dikurangi.
4. Tuangan harus segera dipasang, jika mungkin dengan gerakan getar, sebelum terjadi
pembentukan matriks. Setelah tuangan didudukkan pada tempatnya, harus ditahan dengan
ditekan sampai semen mengeras untuk mengurangi rongga udara. Selama seluruh
prosedur, daerah kerja harus tetap kering.
5. Kelebihan semen dapat dibuang setelah mengeras. Dianjurkan untuk mengulaskan selapis
vernis atau lapisan anti-tembus lain pada daerah tepi. Tujuan lapisan vernis adalah
memberi lebih banyak waktu bagi semen untuk menjadi matang dan mengembangkan
daya tahan yang lebih tinggi terhadap pelarutan di cairan mulut.

Kelebihan

Kekurangan

1. Mempunyai compreesive strength yang 1. Tidak memiliki sifat adhesif sehingga


cukup baik dan kuat

daya larutnya tinggi

2. Waktu kerja dapat diperpanjang dan 2. dapat menyebabkan iritasi pulpa


dikontrol
3. Dapat dicampur dengan mudah
4. Sebagai tambalan sementara

3. tensile strength rendah sehingga menjadi


sangat rapuh
4. efek anti-bakteri sangat kecil

5. Dapat digunakan untuk menutup daerah- 5. keasaman


daerah undercut yang kecil
6. Memberikan perlekatan yang efektif
7. Mudah dimanipulasi

yang

tinggi

hingga

menyebabkan daya larut dari email


6. cepat mengeras sehingga dituntut dengan
waktu pengerjaan yang singkat
7. menimbulkan dekalsifikasi enamel

Fungsi. Fungsi semen seng fosfat dapat digunakan sebagai;


1. bahan tumpatan sementara
2. bahan basis dan pelapik
3. bahan perekat inlay, jembatan dan pasak inti

Sumber; Anusavice, Kenneth J. Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi. Jakarta: EGC, 2003.

Anda mungkin juga menyukai