Konsep Hukum Islam Dalam Menata Clean Governance Dan Good Governance
Konsep Hukum Islam Dalam Menata Clean Governance Dan Good Governance
Sayyed Hossein Nasr, The Heart of Islam Enduring Values for Humanity
diterjemahkan oleh Nurasiah Fakih Sutan Harahap dengan judul Pesan-pesan
Universal Islam untuk Kemanusiaan (Cet. I; Bandung : Mizan, 2003), h. 145.
Ibid, h. 145-146
II. PEMBAHASAN
A. Mura>faat
Mura>faat
atau
mukha>sanat
adalah
hukum
acara
masa
mura>faat
masih
yang
dibawa
oleh
pelapor
dan
sumpah
bagi
yang
merupakan
tempat
untuk
berperkara7.
Sebagai
Abdul Wahha>b Khalla>f, Al-Sult}a>n al-Tsala>ts fi al-Isla>m : AlTas{ri>, al-Qad{a>, al-Tanfiz (Cet.II, Kuwait : Dar al-Qala>m, 1405 H/1985 M) h.
24.
6
Lihat Al-Bayhaqi, Al-Sunan al-Qubra, Vol. X, h. 252 dalam Software alMaktabah al-Sha>milah. Hadis senada juga diriwayatkan oleh Al-Tirmidzi dalam
Al-Ja>mi al-S{hahi>h Sunan Al-Tirmidzi, Vol. III, h. 626. Hadis No. 1341.
7
Dalam
hukum
acara
peradilan
agama
pada
masa
hukum
acara
peradilan
Islam
dalam
perkara-perkara
khusus,
seperti
pengadilan
dagang
tahun
1864
T.M. Hasbi Ash Shiddieqy, Sejarah Peradilan Islam (Cet. III; Jakarta :
Bulan Bintang, 1970), h.17.
9
T.M. Hasbi Ash Shiddieqy, Peradilan dan Hukum Acara Islam (Cet. I;
Semarang : PT. Pustaka Rizki Putra, 1997), h.21.
10
satu-satunya
institusi
yang
memiliki
otoritas
dalam
bidang
administrasi kehakiman.11
Setelah Indonesia merdeka dalam UUD 1945 keberadaan
Peradilan
Agama
diakui
termasuk
dalam
lingkungan
badan
yang
mengatur
secara
khusus
susunan,
diakui,
namun
mengenai
susunan
dan
kekuasaan
dan
perkara
yang
berkenan
dengan
perkawinan,
perkembangan
selanjutnya,
dewasa
ini
telah
Islam,
seperti
Turki,
Mesir
dan
lain-lain,
karena
Ibid.
datang kepadamu.17
Ayat di atas menegaskan tentang adanya kewajiban untuk
menerapkan dan melaksanakan hukum syariat Islam yang
bersumber dari kitab yang diturunkan oleh Allah yaitu al-Quran.
Kewajiban tersebut ditugaskan kepada Rasulullah dalam fungsi
rangkapnya sebagai ulil amri. Dengan hukum pidana Islam
bukanlah hukum yang dilaksanakan oleh perorangan (individu),
melainkan diatur dan dilaksanakan oleh ulil amri (pemerintah)
selaku wakil dari seluruh rakyat.
Kewajiban ulil amri dalam melaksanakan hukum pidana
Islam ini, juga dapat dilihat dalam hampir setiap ayat yang
berkenaan dengan hukuman. Setiap ayat dalam al-Quran yang
menjelaskan tentang hukuman, seperti hukuman pencurian, zina,
penuduhan zina18 dan lain-lainnya, selalu disampaikan dalam
bentuk amar dan jamak. Ini berarti bahwa perintah tersebut bukan
ditujukan kepada individu (perorangan), melainkan kepada
pemerintah.
Dalam sebuah riwayat dikatakan bahwa, pernah seorang
laki-laki muslim yang telah beristeri berbuat zina mendatangi
Rasulullah dengan mengakui perbuatannya, maka Nabi langsung
memerintahkan kepada para sahabatnya untuk melaksanakan
17
10
Muhammad Ibn Ismail Al-Kahlani, Subul As-salam, Juz IV (Cet. IV; Mesir
: Syarikah Maktabah wa Mathbaah Must{afa Al-Baby Al-Halaby, 1060), h. 6.
20
Ibid., h. 28.
11
21
12
Muhammad Dhiya al-Din al-Rayis, al-Nazhariya>t al-Siya>sat alIsla>miyat (Mishr : maktabat al-Anjlu, 1957), h. 15.
13
14
15
28
Philip K. Hitti, History of The Arabs (London : The Macmillan Press LTD,
1970), h. 183.
16
17
ilmu hukum internasional adalah ilmu baru yang lahir di Eropa sejak
tiga atau empat abad yang lalu dan kemudian berkembang di
Amerika.
Kebanyakan ahli-ahli hukum Eropa dan Amerika itu berkata
demikian hanyalah didorong oleh rasa fanatik dan karena mereka
hanya sedikit saja mengetahui kenyataan yang sebenarnya
tentang hukum internasional. Grotius, seorang ahli hukum
internasional bangsa Belanda, yang dikenal sebagai Bapak
Hukum Internasional mengatakan bahwa hukum internasional
pada hakekatnya telah tumbuh sejak lahirnya masyarakat manusia
di dunia ini, aka tetapi sebagai ilmu yang komplit telah dilahirkan
dari hukum Islam, sebab agama Islam yang dibawa oleh Nabi
Muhammad saw. yang bersumber pada al-Quran memuat ajaran
prinsip-prinsip hukum internasional itu.
Pendapat Grotius digarisbawahi oleh Prof. Baron Michel de
Tubb, seorang guru besar di bidang ilmu hukum internasional pada
akademi ilmu negara di Den Haag menegaskan bahwa
sesungguhnya bagi hukum internasional itu banyak dilandasi oleh
prinsip-prinsip dasar yang terdahulu diletakkan oleh agama Islam,
terutama sekali yang berkaitan dengan hukum perang dan damai.
Yang demikian itu dapat dibuktikan apabila ditelusuri data sejarah
dunia dan pertumbuhan serta perkembangan kebudayaan bangsabangsa.30
30
18
Lihat Departeman Agama RI, op.cit., QS. An-Kabut : 67, h. 638, QS. Ali
Imran : 96 dan 97, h. 91-92, QS. Al-Qashas : 619, h. 54, dan QS. At-Taubah : 36,
h. 283-284.
19
34
20
21
tentang
kekuasaannya,
bentuk
cara
pemerintahan
pemilihan
(kepala
dan
negara),
batasan
batasan
22
hakekatnya
implementasi
prinsip-prinsip
tersebut
menumbuhkan
demokrasi
dalam
berbagai
aspek
kehidupan.
4. Daulyah yang dikenal dengan hukum internasional pada
hakekatnya telah tumbuh sejak lahirnya masyarakat manusia
di dunia ini, akan tetapi sebagai ilmu yang komplit telah
dilahirkan dari hukum Islam, sebab agama Islam yang dibawa
oleh Nabi Muhammad saw. yang bersumber pada al-Quran
memuat ajaran prinsip-prinsip hukum internasional tersebut.
23
DAFTAR PUSTAKA
Arifin Bustanul H., Peradilan Agama di Indonesia, (Makalah disajikan
dalam Dialog tentang Pembangunan Hukum Nasional
Memperingati 8 Windu Pondok Modern Gontor 18 Juni 1991),
h. 9.
Ash Shiddieqy T.M. Hasbi, Peradilan dan Hukum Acara Islam, Cet. I;
Semarang : PT. Pustaka Rizki Putra, 1997.
-------, Sejarah Peradilan Islam, Cet. III; Jakarta : Bulan Bintang, 1970.
-------, Peradilan dan Hukum Acara Islam, Cet. II; Jakarta : Pustaka Reski
Putra, 2001.
Al-Bayhaqi, Al-Sunan al-Qubra, Vol. X, h. 252 dalam Software al-Maktabah
al-Sha>milah.
Departemen Agama RI, al-Quran dan Terjemahnya, Jakarta: Yayasan
Penyelenggara dan Penerjemah/Penafsiran al-Quran, 1971.
H. Hamka Haq, Syariat Islam : Wacana dan Penerapannya, Ujung
Pandang : Yayasan Al-Ahkam, 2001.
Hisyam Ibn, Si>rat al-Nabawiyat, Jilid I, Mathbaat Muhammad Ali
Shabih, t.t.
Hitti Philip K., Capital Cities of Arab Islam, Minneapolis : University of
Minnesota, 1973.
------, History of The Arabs, London : The Macmillan Press LTD, 1970.
Hossein Nasr Sayyed, The Heart of Islam Enduring Values for
Humanity diterjemahkan oleh Nurasiah Fakih Sutan Harahap
dengan judul Pesan-pesan Universal Islam untuk
Kemanusiaan, Cet. I; Bandung : Mizan, 2003.
Kahlani Al- Muhammad Ibn Ismail, Subul As-salam, Juz IV, Cet. IV;
Mesir : Syarikah Maktabah wa Mathbaah Must{afa Al-Baby AlHalaby, 1060.
Khalid Masud Muhammad, Pencarian Landasan Normatif Syariah
Para Ahli Hukum Islam dalam Dinamika Kontemporer dalam
Masyarakat Islam, dihimpun oleh Dick van der Meij, diterjemahkan
oleh Soemardi, Jakarta : INIS, 2003.
Lubis Sulaikin Hj. et.al, Hukum Acara Perdata Peradilan Agama di
Indonesia, Cet. I; Jakarta : Kencana, 2005.
Mansur Ali, Asysya>riah al-Islamiyyah wa Qanu>nut Dalliyu al-Am,
Kairo : Dar wa Mathaabius Syabi, Min Mansurati Majlis al-ala
Lissuni al-Islamiyah , 1965.
Muslish Ahmad Wardi H., Pengantar Asas Hukum Pidana Islam (Fikih
Jina>yah), Cet.I; Jakarta : Sinar Grafika, 2004.
an-Naim Abdullah Ahmed, Islam dan Negara Sekuler :
Menegoisasikan Masa Depan Syariah, Cet. I; Bandung : Mizan,
2007.
Nasution Harun, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya, jilid I, Jakarta : UIPress, 1986.
Pahlevi M. Erza, diakses pada tanggal 15 Juni 2010, pada :
http://blog.re.or.id/hukum Islam dalam ruang publik.htm.
Panji Masyarakat No. 352 edisi 1 Maret 1982 mengenai wawancara
dengan Presiden Zia Ul-Haq,
-------, No. 414 edisi 21 Nopember 1983, halaman 45, tentang
Penerapan Syariat Islam di Sudan
24
Oleh :
ABDURAHIM RIDUANG
NIM : 80100208267
Dosen / Pemandu :
25
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN (UIN)
MAKASSAR
2010