Anda di halaman 1dari 10

ARAH LANDASAN PACU

Landasan pacu tidak dapat dibangun begitu saja tanpa memperhatikan angin yang bertiup,karena
gerakan pesawat sanagat dipengaruhi oleh kondisi angin.

Angin haluan (head wind) adalah angin yang bertiup berlawanan arah dengan gerakan pesawat.
Landasan yang diperlukan lebih pendek jika bertiup angin haluan.
Angin buritan (tail wind) adalah angin yang bertiup searah dengan arah gerakan pesawat.
Landasan yang dibutuhkan menjadi lebih panjang, angin buritan yang diizinkan bertiup adalah
sebesar 4 knot.
Angin sisi (cross wind) adalah angin yang bertiup dengan arah tegak lurus arah pesawat. Angin
ini sangaat berbahaya bagi penerbangan karena dapat melemparkan pesawat ke samping.

Arah angin selain angin buritan angin haluan, dan angin sisi, akan memberikan komponen arah
angin dalam arah sejajar dan tegak lurus arah pesawat. Komponen arah tegak lurus pesawat ini
juga dinamakan angin sisi.

Analisa angin sangat dibutuhkan dalam menentukan arah landasan pacu, sehingga pesawat tidak
menderita cross wind yang akan merugikan keselamatan penumpang.
Kecepatan dan arah angin dapat diukur dengan mempergunakan anemometer ataupun gada-gada.

Pada saat pesawat mendarat dan lepas landas pesawat terbang diusahakan tidak menerima
komponen angin yang tegak lurus arah bergeraknya pesawat (cross wind) yang berlebihan. Cross
wind yang berlebihan dapat mengakibatkan pesawat terdorong keluar, yang dapat
membahayakan penerbangan. Besarnya cross wind yang dapat diterima oleh sebuat pesawat
terbang dipengaruhi oleh ukurang pesawat dan susunan sayap. ICAO menetapkan besarnya cross

wind maksimum yang di izinkan berdasarkan panjang landasan pacu standar (ARFL) dari
pesawat rencana. Menurut ICAO landasan pacu harus berorientasi sedemekian rupa, sehingga
95% dari waktu pelayanan, cross wind yang terjadi haruslah lebih kecil dari cross wind
maksimum yang diizinkan.

Tabel 1. Batasan Angin Sisi (cross wind) Maksimum


ARFL
> 1500
1200 1499
< 1200

Angin sisi maksimum


Km/jam
37
24
19

Knot
20
13
10

Mil/jam
23
15
11,5

Sumber : ICAO,Aerodromes 1990

Mawar Angin (Wind Rose)


Mawar angin adalah salah satu cara menggambarkan data angin secara grafis. Dengan mawar
angin dapat dilihat apakah angin dengan arah dan kecepatan tertentu mempunyai cross wind
yang melampaui batas cross wind maksimum atau tidak. Sebagai contoh angin dari arah timur
laut dengan kecepatan antara 20 30 knot akan menghasilkan cross wind yang besar dari 10
knot, jika arah gerak pesawat dari barat timur. Ini dengan mudah terlihat kalau gambar mawar
angin itu dilengkapi dengan 3 garis batas yang sejajar. Masing-masing dari garis batas tersebut
menunjukkan :
TL

a
A
c

20

1. Arah sumbu landasan pacu (garis batas tengah a-a)


2. Batas cross wind maksimum, kiri dan kanan arah sumbu (garis b-b dan c-c)

Angin dari timur laut dengan kecepatan sebesar 27.5 knot (terletak antara 20 30 knot)
mempunyai cross wind sebesar yang ditunjukkan oleh garis BC, jika arah penerbangan dari
barat ke timur. Hal ini dapat terlihat pada gambar diatas, dimana garis BC terletak diluar
daerah yang dibatasi oleh garis b-b dan c-c . semua liputan arah dan besar kecepatan angin
yang terletak antara garis b-b dan c-c mempunyai cross wind lebih kecil dari 10 knot. Garis
b-b dan c-c merupakan garis sejajar dengan garis a-a yang diletakan pada posisi nilai cross
wind maksimum yang diizinkan .
Keterandalan dari arah landasan pacu yang ditunjukan oleh garis a-a merupakan jumlah
liputan angin ang terletak antara garis b-b dan c-c. ICAO menetapkan batas keterandalan
minimum dari arah landasan pacu yang dipilih adalah 95%. 5% merupakan nilai
kemungkinan dari landasan pacu tersebut tidak dapat dipergunakan, yang dapat disebabkan
oleh factor cuaca, kecepatan angina tau cross wind yang terlalu besar.
Data angin diperoleh dari Badan Meterologi dan Geofisika atau instansi-instansi didekat
rencana lapangan terbang yang melakukan pengukuran arah dan kecepatan angin. Data angin
yang diperlukan minimum merupakan data selama 5 tahun. Arah angin dapat dikelompokkan
dalam 8 atau 16 kelompok ( 8 atau 16 titik kompas), dan kecepatan angin dikelompokkan
atas besarnya batasan kecepatan cross wind yang diperkenankan.
Keadaan cuaca dan ketinggian awan sehubungan dengan penerbangan dapat dibedakan
atas :
1. Kondisi VFR
Visibility/jarak pandang > 4,8 km (3 mile)
Ceiling/ketinggian awwan > 305 m (1000 feet)
2. Kondisi IFR
Visibility/jarak pandang 0,8 4,8 km (1/2 3 mile)
Ceiling/ketinggian awan 61 305 m (200 1000 feet)
3. Tak dapat dilakuan penerbangan jika tanpa peralatan yang memadai
Visibility/jarak pandang < 0,8 km (1/2 mile)
Ceiling/ketinggian awan < 61 m ( 200 feet)

Data angin yang sudah di kelompokkan berdasarkan ketinggian awan dan jarak pandangan serta
besarnya kecepatan angin disusun dalam bentuk table. Dari data ini akan diperoleh persentase
setiap kecepatan angin untuk setiap arah. Umumnya dikelompokkan menjadi 16 arah angin.
Data kecepatan dan arah angin selanjutnya digambarkan dalam bentuk mawar angin (wind
rose).setiap lingkaran menunjukkan batasan kecepatan cross wind, besarnya sehubungan dengan
batasan yang diberikan oleh ICAO yaitu :
0 2,6 knot (4 mil/jam), disebut angin pelan/kalm
4 10 knot
10 13 knot
13 20 knot
> 20 knot
Tabel 2. Contoh Data Angin
Arah Angin
Utara
Utara - Timur laut
Timur laut
Timur laut-timur timur
Timur
Timut tenggara
Tenggara
Tenggara selatan
Selatan
Selatan barat daya
Barat daya
Barat daya barat
Barat
Barat barat laut
Barat laut
Barat laut - utara
Angin kalm
Total

Persentase Angin
4 13 13 31 31 47
Mil/jam Mil/jam Mil/jam
4,8
1,3
0,1
3,7
0,8
1,5
0,1
2,3
0,3
2,4
0,4
5,0
1,1
6,4
3,2
0,1
7,3
7,7
0,3
4,4
2,2
0,1
2,6
0,9
1,6
0,1
3,1
0,4
1,9
0,3
5,8
2,6
0,2
4,8
2,4
0,2
7,8
4,9
0,3

Total
6,2
4,5
1,6
2,6
2,8
6,1
9,7
15,3
6,7
3,5
1,7
3,5
2,2
8,6
7,4
13,0
4,6
100

Sumber : ICAO, Master Planning;Part 1, 1977

Pada mawar angin terlihat 4 lingkaran dari 16 sektor. Setiap bagian dari sector menunjukkan
persentase kecepatan angin yang besarnya ditunjukkan oleh garis batas sector dan arah angin
ditunjukkan oleh letak sector.
Contoh data angin dapat dilihat pada table 2

Sektor yang diarsir menunjukkan persentase kecepatan angin antara 4 10 knot, arah utara = 4,8
%.

Dapatkan anda menjelaskan bagaimana mengolah data pengukuran angin sehingga diperoleh
hasil pengolahan data seperti pada tabel berikut :
Tabel 3. Contoh pengelompokkan data angin menjadi 8 arah angin
Kecepatatan
Angin
(Knot)

>20
13 20
10 - 13
4 - 10
4
Total

Utara
(U)
0.3
2.7
5.5
4.6

Timur
Laut
(TL)
0.2
3.8
3.4
4.7

Timur
(T)
0.5
2.3
4.4

Persentase data angin (%)


Arah angin
Tenggara Selatan
Barat
(TG)
(S)
Daya
(BD)
1.1
2.1
3.6
5.4
2.1
4.7
5.5
3.5
5.8
6.1

Barat
(B)
1.5
3.5
5.6

Barat
Laut
(BL)
1.9
1.2
0.8
0.7

Total

3.5
20.8
27.8
35.4
12.5
100

Contoh pada tabel diatas menunjukkan pengelompokkan data angin sesuai arah dan
kecepatannya, jadi terbaca dari tabel bahwa dari seluruh data angin yang diperoleh, 0,2%
menunjukkan bahwa nagin bertiup dengan kecepatan lebih besar dari 20 knot dengan arah timur
laut. Persentase angin kalm tidak perlu dibedakan dalam arah angin karena tidak mempengaruhi
pergerakan pesawat.
Besarnya crosswind sebagai komponen kecepatan angin dari data angin yang disajikan pada
tabel secara visual sulit terlihat. Oleh karena itu untuk mengetahui besarnya crosswind harus
dilakukan perhitungan terlebih dahulu sesuai arah runway yang direncanakan. Untuk mengatasi
kesulitan itu maka data seperti pada tabel 3 disajikan dalam bentuk windrose seperti pada gambar

Lingkaran-lingkaran pada windrose meninjukkan secara grafis, batasan crosswind yang diizinkan
yang digambar, dengan mempergunakan skala, jadi radiusnya sama dengan batas crosswind
maksimum yang ada pada tabel, yaitu 4, 10, 13, 20 dan sama atau lebih besar 20 knot. Sector
yang terbentuk akan sama banyak dengan jumlah pengelompokkan arah angin, garis radial
menunjukkan batasan arah angin dari masing-masing kelompok. Setiap arah angin digambarkan
menuju titik pusat windrose.
Dengan mempergunakan windrose, anda dapat dengan mudah melihat apakah angin dengan arah
dan kecepatan tertentu mempunyai crosswind yang melampaui batas crosswind maksimum atau
tidak.
Sebagai contoh dengan mempergunakan gambar dibawah dengan mudah terlihat (tanpa
menghitung) bahwa angin dari arah timur laut (titik A) dengan kecepatan lebih besar dari 20
knot memiliki crosswind lebih besar dari 13 knot, sedangkan angin dengan kecepatan yang sama
tetapi bergerak dari arah timurlaut-timur (titik B) memiliki crosswind lebih kecil dari 13 knot.

Gambar 4 Crosswind pada wind rose

Analisis data angin untuk menentukan arah runay dilakukan dengan mempergunakan tiga garis
bantu sejajar yang melengkapi gambar windrose. Pada gambar 4 ketiga garis sejajar itu adalah :

Garis a-a, adalah garis yang menunjukkan arah sumbu runway, digambarkan melalui titik
pusat windrose.

Garis b-b dan c-c adalah garis yang menunjukkan batas crosswind maksimum untuk
pesawat rencana, digambarkan sejajar arah runway dan terletak dikiri dan kanan arah
sumbu runway. Jadi garis a-a sejajar dengan garis b-b dan garis c-c.

Semua liputan data angin dengan arah dan besar kecepatan angin yang terletak antara garis b-b
dan c-c mempunyai crosswind lebih kecil dari nilai crosswind maksimum yang diizinkan untuk
pesawat rencana.
Sebagai contoh pada gambar 4 batas crossind itu adalah 13 knot, maka data angin yang terletak
antara garis b-b dan c-c semuanya memiliki crosswind arah runway a-a lebih kecil atau sama
dengan 13 knot.
Windcoverage runway adalah persen data angin yang emenuhi persyaratan penerbangan,
atau persen data angin yang terletak antara garis b-b dan c-c, jika pesawat beroperasi dari dua
arah
Usability runway adalah nilai persentase data angin (windcoverage) yang menunjukkan
kondisi dimana runway memenuhi persyaratan untuk dipergunakan berdasarkan nilai crosswind
yang mungkin terjadi. ICAO menetapkan batas usability minimum dari arah landasan pacu yang
dapat dipilih adalah 95%. 5% merupakan nilai kemungkinan dari landasan pacu tersebut tidak
dapat dipergunakan selama masa pelayanan yang disebabkan oleh factor arah dan kecepatan
angin.
Usability runway adalah jumlah persentase data angin yang terleak antara kedua garis b-b
dan c-c , atau 100% dikurangi persentase data angin yang berada diluar garis b-b dan c-c.
persentase data angin yang terletak pada sector yang terpotong oleh garis batas crosswind
maksimum diperhitungkan berdasarkan perbandingan lusa dari sector yang terpotong terhadap
luas sector itu sendiri. Jadi wincoverage bagian I pada gambar 5 sama dengan luas bagian abuabu

dibagi luas dari seluruh sector bergaris tebal dikalikan data angin disektor tersebut.
Windcoverage bagian I =

x 3,5% = ..%

Penentuan luas

cukup diperkirakan secara visual saja. Persentase bagian

dinyatakan

dalam :
a. Dua decimal, jika data angin dinyatakan dalam satu decimal
b. Satu esimal, jika data angin dinyatakan dalam bilangan bulat

Gambar 5. Sektor yang terpotong


Windcoverage untuk pesawat yang beroperasi dari satu arah adalah jumlah data angin
yang terletak diarah berlawanan dengan arah operasi pesawat, ditambah dengan besarnya
angin kalm.dari gambar diatas windcoverage operasi pesawat dari A adalah jumlah
persentase data angin di daerah

yang dibatasi oleh garis tebal.

Penentuan arah landasan dengan menggunakan wind rose


A. Analisa berdasarkan seluruh liputan angin tanpa memperhatikan IFR dan VFR
1. Mengumpulkan data dan kecepatan dan arah angin di lokasi Bandar udara. Data dapat
diperoleh dari badan meterologi dan geofisika, atau institusi yang melakukan pengukuran
secara periodic disekitar rencana lokasi. Data pengukuran untuk paling sedikit 5 tahun
pengamatan dan pengukuran dilakukan minimal delapan kali setiap harinya. Ketinggian
awan dan jarak pandang diabaikan.

2. Data angin diolah sehingga diperoleh bentu data seperti tabel 3.


3. Hasil olahan data angin berbentu tabel digambarkan dalam bentuk windrose
4. Pesawat rencana ditentukan berdasarkan data jenis pesawat dan frekwensi penerbangan
yang akan dilayanai oleh runway.
5. Dari data pesawat diperoleh ARFL pesawat rencana
6. Permissible crosswind (crosswind maksimum yang diizinkan) ditentukan berdasarkan
ARFL dari pesawat rencana.
7. Kertas transparan disediakan dengan skala yang sama dengan skala untuk
menggambarkan windrose. Lebar kertas sama dengan dua kali nilai batas crosswind yang
diizinkan . garis tengah dari lebar kertas digambarkan dengan warna yang mencolok.
8. Kertas transparan diletakan diatas windrose sedemikian rupa sehingga garis tengah kertas
melalui titik pusat windrose.
9. Usability runway yang mempunyai arah seperti yang ditunjukkan oleh arah garis tengah
kertas transparan diperoleh sebagai jumlah persentase angin (windcoverage) yang terletak
didalam kertas transparan. Arah runway yang memenuhi persyaratan ditunjukkan oleh
arah sumbu kertas transparan dengan jumlah persentase liputan angin 95%
10. Jika persentase total liputan angin (windcoverage) < 95%, maka kertas transparan diputar
dengan titik pusat windrose sebagai sumbu putar, sehingga diperoleh arah runway dengan
usability 95%
11. Jika tidak ada arah runway yang memenuhi usability 95%, maka perlu ditentukan arah
runway kedua sehingga usability total dari kedua arah runway 95%. Usability total
kedua arah runway adalah jumlah persentase data angin yang menutupi kedua kertas
transparan.

Hal-hal yang perlu diperhatikan


1. Mawar angin merupakan alat untuk menentukan arah landas pacu pada tahap
perencanaan.
2. Setiap bagian dari mawar angin menunjukkan persentase angin dengan arah dan
kecepatan tertentu, tidak menunjukkan luas. Persentase yang tertulis tidak sebanding
dengan luas dari bagian mawar angin tersebut.

Anda mungkin juga menyukai