(A) Dilihat dan struktur centa, bagian itu terasa datang sekonyongkonyong tidak memenuhi logika cerita karena tidak ada alasan
mengapa ayah dibunuh.
(B) Bahasanya segar, lancar, menjalin, dan bersih serta terasa puitis
dalam imajinasi kopi yang pecah seperti kopi yang bisa diminum ayah.
(C) Penulis dengan manis membayangkan kopi yang pecah adalah
duinya dan ibunya yang ditinggal sang ayah dengan cara yang
mengenaskan.
(D) Melihat bahasanya yang bersih dan kemampuannya membangun
asosiasi dalam cerita, pengarang jelas memiliki bakat menjadi seorang
penulis.
(E) Klimaks tidak berfungsi sekadar menimbulkan ketegangan atau
memperkuat rasa haru, tetapi juga harus berkaitan dengan peristiwa.