Anda di halaman 1dari 1

Permasalahan Dalam Pengisian Template SPM Untuk Provinsi Aceh 1.

Permasalahan Non-Teknis:
a) Penanggung jawab SPM yang telah dilatih pada saat BIMTEK dipindah tugaskan

sehingga menyebabkan proses koordinasi dan pengisian template terhambat. Hal ini terjadi dibeberapa SKPD di tingkat Kabupaten/Kota yaitu Banda Aceh (Dinas Perhubungan) dan Kota Subulussalam (Bagian Organisasi). b) Kurangnya respon dan kemauan SKPD untuk mengisi template SPM karena tidak ada dorongan dari atas. c) Terjadinya musibah gempa bumi di Kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah yang menyebabkan proses koordinasi terhenti beberapa minggu dikarenakan Pemerintah setempat memfokuskan sumber daya aparatur yang pada untuk penangananan tanggap darurat gempa. d) Peserta yang dikirim oleh SKPD untuk Bimtek tidak sesuai dengan tanggungjawab pekerjaan di SKPD tersebut, misalnya peserta yang dikirim Oleh Dinas PU Cipta Karya Provinsi Aceh adalah staf bagian keuangan, dimana seharusnya adalah bagian program agar memudahkan proses pengisian. 2. Permasalahan Teknis:
a) Data yang dibutuhkan tidak tersedia, misalnya tidak tersedia data NBM (Neraca

b)

c)

d)

e)

Bahan Makanan) untuk Indikator 1 pada SPM bidang Ketahanan Pangan dan SPM bidang Lingkungan Hidup Kabupaten/Kota untuk Indikator 3. Rumus perhitungan yang tidak sesuai dengan kondisi di Provinsi Aceh, yakni pada SPM bidang KB dan KS untuk Indikator 8 dimana penyediaan alat kontrasepsi selama ini dipenuhi oleh Pemerintah Pusat dan tidak dibebankan kepada Pemerintah Kabupten/Kota yang ada di Aceh (perlakuan khusus terhadap 7 provinsi terpilih, dan Provinsi Aceh termasuk salah satu diantaranya) , sehingga apabila mengikuti rumus yang ada maka presentasenya sangat kecil. Data yang tersebar diberbagai instansi sehingga menghambat dan memperlambat proses pengisian, misalnya SPM bidang PP dan PA, SPM bidang Ketahanan Pangan dan SPM Bidang Sosial. Beberapa bidang SPM melibatkan lebih dari 1 SKPD yang bertanggungjawab dalam penerapan SPM tersebut sehingga agak menyulitkan dalam proses koordinasi, pengumpulan data dan pengisian templet dikarenakan tidak ada penunjukan dari bagian organisasi di Kabupaten/Kota terhadap penanggungjawab utama (leading sector) yang bertanggungjawab terhadap proses Khusus untuk SPM bidang Pendidikan, proses pengisian Template Juknis Pembiayaan agak terkendala karena Sekolah menggunakan Tahun Ajaran sebagai acuan pelaporan (Periode Juli s/d Juni tahun berikutnya) bukan Tahun Anggaran (periode Januari s/d September).

Anda mungkin juga menyukai