ABSTRAK
Makalah ini mendeskripsikan tentang teori sebab akibat dan aplikasinya dalam bidang
agama dan kesehatan. Aspek-aspek yang diuraikan dalam tulisan ini mencakup pandangan filsafat
teori sebab akibat dari beberapa filosof, teori sebab akibat (kausalitas) secara umum, definisi dan
prinsip-prinsip teori sebab akibat serta aplikasinya pada bidang agama dan kesehatan.
Teori sebab akibat secara umum adalah bahwa setiap akibat ada penyebabnya. Terdapat
banyak kesamaan dan sedikit pertentangan tentang toeri sebab akibat. Manifestasi teori sebab
akibat pada bidang agama dan kesehatan menunjukkan realitas akan komprehansif dan keterkaitan
antara bidang agama dan kesehatan.
Agama dan kesehatan memiliki asosiasi yang timbal balik. Mengacu pada teori sebab
akibat bahwa setiap akibat ada penyebabnya, maka setiap penyakit ada penyebab dan juga ada
obatnya sehingga diperlukan kesadaran untuk menjaga dan meningkatkan kesehatan. Kata Kunci:
filsafat, teori, kausalitas, agama dan kesehatan.
A. Pendahuluan
Sebagaimana definisi yang dikemukakan oleh Aristoteles dan N.
Driyakara tentang filsafat3, pengkajian Teori Sebab Akibat merupakan salah satu
objek pemikiran dalam filsafat. Istilah lain dari Teori Sebab Akibat yang biasa
disebut adalah Hukum Sebab Musabab4, Kausalitas dan Hukum Sebab Akibat5.
Menurut Sutan Takdir Alisjahbana, Fuad Hasan, Fung Yu Lan dan Harun
Nasution6, filsafat termasuk filsafat tentang sebab akibat pada dasarnya adalah
berfikir. Dengan kata lain filsafat teori sebab akibat bekerja berdasarkan akal
pikiran dengan logika-logika.
1
Makalah diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Islam Thought (Pemikiran Isalm) pada
Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2012.
2
Staf di Direktorat Bina Kesehatan Kerja dan Olahraga Kementerian Kesehatan, mahasiswa Program
Doktoral Agama dan Kesehatan Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
3
Amsal Bakhtiar. Filsafat Agama: Wisata Pemikiran dan Kepercayaan Manusia. Jakarta: PT.
Rajawali Pers, 2009, 7-8. Aristoteles menyebut filsafat adalah menyelidiki sebab dan asas segala benda.
Selanjutnya, N. Driyakara memandang filsafat sebagai permenungan yang sedalam-dalamnya tentang
sebab-sebab ada dan berbuat permenungan tentang kenyataan yang sedalam-dalamnya, sampai
mengapa yang penghabisan.
4
Sudarsono. Filsafat Islam. Jakarta: Rineka Cipta, 2010, 47.
5
Juraid Abdul Latief. Manusia, Filsafat dan Sejarah. Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2012, 85.
6
Amsal Bakhtiar. Filsafat Agama: Wisata Pemikiran dan Kepercayaan Manusia, 8-9. Sutan Takdir
Alisjahbana menyatakan bahwa filsafat adalah berpikir dengan insaf (teliti, menurut suatu atuarn yang pasti).
Fuad Hasan berpendapat bahwa filsafat adalah suatu ikhtiar untuk berpikir radikal (mulai dari radix-nya
sesuatu gejala, dari akarnya sesuatu yang hendak dipermasalahkan, dan Fung Yu Lan memandang filsafat
adalah pikiran yang sistematis dan refelekasi tentang hidup serta Harun Nasution menyebutkan bahwa filsafat
adalah berpikir menurut tata tertib (logika) dengan bebas (tidak terikat pada tradisi, dogma, dan agama) dan
dengan sedalam-dalamnya, sehingga sampai ke dasar-dasar persoalan.
sesuatu
yang
lain
dan
memustahilkan
kejamakan sebab.
Berdasarkan definisi tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa sebab
merupakan realitas wujud yang meniscayakan kebergantungan mutlak dan hakiki
segala eksistensi eksternal lainnya. Contohnya, secara hakiki api dan panas
memiliki hubungan khusus yang disebut kausalitas atau hubungan sebab akibat.
11
Hume berbeda pendapat dengan Kant dalam hal bahwa walaupun pengetahuan
kita di peroleh dari realitas-realitas empiris, ini bukan berarti semua pengetahuan
berasal dari realitas empiris14.
Dalam pendekatan sejarah dijelaskan berbagai peristiwa (masalah) dengan
merangkaikan berbagai fakta dalam sintesis hubungan kausalitas sebagai akibat
(cause-effect) sehingga setiap fenomena merupakan akibat (consequence) dari
sebab sebelumnya (antecendent cause). Masalah kausalitas merupakan bagian dari
masalah eksplanasi sejarah yang luas dan mendalam serta merupakan masalah
metodologis. Peristiwa yang terjadi hampir merupakan aksioma bahwa segala
sesuatu mempunyai sebab-sebab. Kausalitas adalah suatu rangkaian peristiwa
yang mendahului dan peristiwa yang menyusul15.
beberapa ayat Al-Quran dan hadits Nabi di atas, dapat tarik sebuah korelasi
(hubungan) bahwa Islam sangat menekankan tentang kebersihan, baik kebersihan
jasmani maupun rohani. Di satu sisi Allah memerintahkan untuk menjaga
kesehatan dan kebersihan fisik, di sisi yang lain Allah juga memerintahkan untuk
menjaga kesehatan mental dan jiwa (rohani). Kesehatan manusia dapat
diwujudkan dalam beberapa dimensi, yaitu jasmaniah material yang disembuhkan
oleh keseimbangan nutrisi, kesehatan fungsional organ yang disembuhkan oleh
energi aktivitas jasmaniah, kesehatan pola sikap yang dikendalikan oleh pikiran,
dan kesehatan emosi-ruhaniah
spiritual
keagamaan.19.
Dalam konsep umum dan realitas tentang kesehatan sesungguhnya banyak
yang sejalan dengan teori sebab akibat. Status kesehatan seseorang maupun
masyarakat sebagai akibat dipengaruhi oleh banyak faktor yang merupakan sebab.
Sebagai contoh adalah ketika seseorang melaksanakan PHBS (Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat), maka kecenderungan ia akan dalam kondisi kesehatan yang
baik. Demikian juga berlaku sebaliknya. Contoh lain adalah kejadian kecelakaan
yang banyak disebabkan oleh faktor manusia, dan masih banyak lagi kejadian atau
teori-teori dalam kesehatan yang intinya adalah perwujudan dari teori sebab
akibat.
Secara ilmiah, penyakit (disease) dapat diartikan sebagai gangguan fungsi
fisiologis dari suatu
saja pusing, reaksi emosional yang tinggi dan tidak saat makan. Orang yang
terkena hujan, perut kosong, jarang olahraga, kemudian dia menderita sakit
demam. Kemudian orang yang terlalu capai dan tidak disiplin dalam akut makan
bisa terkena sakit maag yang menyebabkan komplikasi penyakit tifus. Dalam
hukum alam penyakit seseorang ini di lingkungan kedokteran pun diakui
tentang tidak adanya hukum kausalitas yang monoliti (satu sebab dengan satu
akibat)21.
Islam memiliki aturan dan tuntunan yang bersifat komprehensif, harmonis,
jelas dan logis. Islam mengajarkan kesehatan bagi individu maupun masyarakat.
Nabi Muhammad SAW bersabda, Kesehatan merupakan salah satu hak bagi
tubuh manusia. Kesehatan merupakan hak asasi manusia, sesuatu yang sesuai
dengan fitrah manusia. Islam menegaskan perlunya istiqomah memantapkan
dirinya
dengan
menegakkan
agama
Islam.
Satu-satunya
jalan
dengan
''Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan
penyembuh-penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan
petunjuk dan rahmat bagi orang-orangnya yang beriman'' (QS:Yunus 57).
Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
Setiap penyakit pasti memiliki obat. Bila sebuah obat sesuai dengan penyakitnya
maka dia akan sembuh dengan seizin Allah Subhanahu wa Taala. (HR.
Muslim).
Dari Abu Hurairah Radhiallahu anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu
alaihi wa sallam bersabda:
21
143.
24
Agus Purwadianto. Peranan Ilmu Kedokteran Forensik dalam Menopang Sistem Etikolegal untuk
Membingkai Profesionalisme Dokter. Etikolegak Edisi Desember 2007 (Vol. 7 No. 5). (diakses: 3/12/2012)
yang baik, tidak berlebih dalam makan, larangan meniup tempat makan/minum,
mencuci tangan sebelum tidur, bersuci sebagian dari iman, bersyiwak, mencuci
tangan setelah tidur, mandi, kebersihan hati dan jiwa, olahraga dan berobat25.
D. Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa secara umum,
Hukum Kausalitas berbunyi, Setiap Akibat Membutuhkan Sebab. Hal penting
dalam teori sebab akibat, mencakup diantaranya Prinsip Kausalitas, Gamblangnya
Teori Kausalitas, Hakikat Kausalitas, Keidentikan Sebab dan Akibat, Hubungan
Keniscayaan Sebab dan Akibat, Kebersamaan Hakiki Sebab dan Akibat, serta
Hubungan Sebab Akibat Hanya Pada Wujud.
Agama dan kesehatan memiliki asosiasi yang timbal balik. Mengacu pada
teori sebab akibat bahwa setiap akibat ada penyebabnya, maka setiap penyakit ada
penyebabnya. Demikian juga akibat berupa sehat juga ada penyebabnya, misalnya
saja perilaku hidup yang bersih dan sehat. Hal yang sama pada penyakit, baik
secara agama maupun kesehatan diharapkan untuk dilakukan pengobatan karena
menurut agama setiap penyakit ada obatnya. Selain mengobati, hal penting
lainnya adalah melakukan promosi, proteksi dan pencegahan terhadap gangguan
kesehatan dan keagamaan secara parsial maupun menyeluruh.
DAFTAR PUSTAKA
Bakhtiar, Amsal. Filsafat Agama: Wisata Pemikiran dan Kepercayaan Manusia.
Jakarta: Rajawali Pers, 2009
Departemen Pendidikan Nasional, Pusat Bahasa. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Edisi Keempat. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Umum, 2008
Hashman, Ade. Rahasia Kesehatan Rasulullah: Meneladani Gaya Hidup Sehat
Nabi Muhammad SAW. Jakarta: PT. Mizan Republika, 2012.
http://kangmuz.wordpress.com/2011/07/29/memahami-ayat-ayat-dan-hadits-nabitentang-kesehatan/
http://kesehatan.kompasiana.com/medis/2012/06/09/hadits-dan-kesehatanlarangan-minum-sambil-berdiri/
http://arifcahya.blogspot.com/2011/01/hadist-tentang-kesehatan.html
http://argumentislam.wordpress.com/2009/12/25/al-quran-menjawab-kesimpulanmengingkari-premis-%E2%80%9Ccausa-prima%E2%80%9D-melaluifilsafat-kosmologi-qalam/
25
10
http://ustanobasaperadaban.blogspot.com/2012/06/proses-dan-causa-primatuhan.html
http://id.shvoong.com/humanities/religion-studies/2039097-hakikat-hukumkausalitas/#ixzz2DyTQezuD
http://maulanusantara.wordpress.com/2012/01/05/keberadaan-tuhan/
http://id.shvoong.com/humanities/religion-studies/2039097-hakikat-hukumkausalitas/
http://ustanobasaperadaban.blogspot.com/2012/06/proses-dan-causa-primatuhan.html
Ismail, Ilyas, Hotman, Prio. Filsafat Dakwah: Rekayasa Membangun Agama dan
Peradaban Islam. Jakarta: Kencana, 2011
Latief, Juraid Abdul. Manusia, Filsafat dan Sejarah. Jakarta: PT. Bumi Aksara,
2012.
Nata, Abuddin. Studi Islam Komprehensif. Jakarta: Kencana, 2011, cet. I.
Purwadianto, Agus. Peranan Ilmu Kedokteran Forensik dalam Menopang Sistem
Etikolegal untuk Membingkai Profesionalisme Dokter. Etikolegak Edisi
Desember 2007 (Vol. 7 No. 5)
Sudarsono. Filsafat Islam. Jakarta: Rineka Cipta, 2010
11