Anda di halaman 1dari 7

Tonggak Sejarah Bangsa Indonesia

Di atas telah dikemukakan bahwa tonggak sejarah atau milestone adalah suatu peristiwa yang
bermakna bagi perkembangan serta kemajuan adab bagi suatu masyarakat, bangsa atau ummat manusia
di dunia. Marilah kita mencoba untuk menemukan tonggak sejarah bagi bangsa Indonesia, dalam hal
ini kami hanya membatasi pada periode abad yang terakhir.
Tonggak Sejarah Pertama
Tonggak sejarah pertama yang diangkat oleh bangsa Indonesia dalam rangka mewujudkan
suatu Negara-bangsa modern yang adil dan makmur adalah tahun 1908, tepatnya tanggal 20 Mei 1908,
yakni kelahiran suatu organisasi kemasyarakatan yang diberi nama Boedi Oetomo. Tahun itu disebut
oleh bangsa Indonesia sebagai tahun kebangkitan nasional bangsa Indonesia. Berdirinya organisasi
Boedi Oetomo mendorong atau memicu lahirnya berbagai organisasi pemuda seperti Tri Koro Dharmo
yang kemudian berkembang menjadi Jong Java, yang diikuti oleh lahirnya organisasi pemuda-pemuda
dari luar Jawa seperti Jong Soematranen Bond, Jong Minahasa, Jong Ambon, Jong Celebes dan
sebagainya. Organisasi-organisasi pemuda tersebut tidak berorientasi politik praktis secara nyata,
meskipun tujuannya tiada lain adalah berdirinya suatu Negara Indonesia Merdeka. Di samping
organisasi pemuda yang besifat nasional, terdapat juga organisasi pemuda yang berorientasi
keagamaan, yakni Jong Islamieten Bond yang lebih berorientasi pada politik praktis. Organisasiorganisasi pemuda tersebut yang pada tahun 1928 bersatu padu mendeklarasikan Sumpah Pemuda.
Tonggak Sejarah Kedua
Tonggak sejarah kedua adalah Deklarasi Sumpah Pemuda yang berlangsung pada Kongres
Pemuda Indonesia ke II pada tanggal 28 Oktober 1928. Isi deklarasi tersebut adalah pernyataan para
pemuda: bertanah air yang satu, tanah Indonesia; berbangsa yang satu, bangsa Indonesia; menjunjung
tinggi bahasa persatuan, bahasa Indonesia. Sumpah pemuda ini merupakan peristiwa yang sangat
mendasar dan monumental bagi bedirinya negara-bangsa Indonesia; merupakan peristiwa heroik yang
dilancarkan oleh para pemuda yang memerlukan keberanian dengan mengandung penuh resiko, karena
pada waktu itu bangsa Indonesia masih dijajah oleh Belanda.
Sumpah pemuda ini menjadi pendorong bagi para pemuda untuk berjuang lebih keras lagi
dalam mewujudkan negara Indonesia yang merdeka. Berdirilah berbagai partai politik yang berhaluan
non kooperatif dengan pihak penjajah Belanda, sehingga banyak pemuda yang ditangkap dan
diasingkan ke berbagai tempat yang sangat terpencil agar tidak dapat berhubungan dengan masyarakat
pendukungnya. Namun semangat untuk merdeka tidak pupus, tumbuh terus di hati para pemuda dengan
keyakinan bahwa waktu untuk merdeka sudah di ambang pintu.
Tonggak Sejarah Ketiga
Menurut hemat kami tonggak sejarah berikut bagi bangsa Indonesia dalam mencapai
kemerdekaan adalah :Pidato Bung Karno tanggal 1 Juni 1945, di depan Sidang BPUPKI. Bung
Karno pada waktu itu mengusulkan dasar negara bagi negara yang akan didirikan, yang beliau sebut
Pancasila. Dan setelah melalui perdebatan dan musyawarah yang cukup intens, akhirnya dengan
beberapa perubahan, rumusan Pancasila diterima sebagai dasar negara dan dicantumkan dalam
Pembukaan UUD, meski tidak dengan menyebut kata Pacasila. Bangsa Indonesia dalam
menyelenggarakan pemerintahan telah mengalami beberapa kali perubaan UUD, namun demikian
rumusan Pancasila selalu terdapat dalam Pembukaan atau Mukaddimah UUD yang bersangkutan.
Sementara itu pada masa pemerintahan Presden Sokarno dan pemerintahan Presiden Soeharto
diupayakan untuk mengimplementasikan Pancasila secara nyata dalam kehidupan bermasyarakat,
bebangsa dan bernegara. Pancasila disamping sebagai dasar negara, didudukkan pula sebagai ideologi
nasional dan pandangan hidup rakyat Indonesia. Dengan demikian kedudukan Pancasila sangat sentral
bagi kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara bagi bangsa Indonesia.
Tonggak Sejarah Keempat
Tonggak sejarah keempat adalah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17
Agustus 1945, suatu peristiwa yang maha penting bagi kehidupan suatu negara-bangsa. Sejak saat itu

bangsa Indonesia menjadi bangsa yang merdeka, suatu kemerdekaan yang dicapai dengan perjuangan
putra-putri bangsa, bukan suatu pemberian dari bangsa atau negara lain. Bung Karno menyebutnya
kemerdekaan ini sebagai jembatan emas, di seberang jembatan ini bangsa Indonesia membangun
bangsanya menjadi bangsa yang serba kecukupun, orang Inggris menyebutnya sebagai afluent society.
Ternyata proklamasi saja tidaklah cukup, karena berdirinya suatu negara harus mendapat pengakuan
dari dunia internasional.
Tonggak Sejarah Kelima
Proklamasi kemerdekaan Indonesia ini tidak dapat diterima oleh Belanda yang ingin menguasai
kembali negara jajahannya setelah usainya perang Asia Timur Raya. Dengan mengerahkan kekuatan
militernya pemerintah Belanda berusaha menguasai kembali wilayah demi wilayah Negara Republik
Indonesia. Pada tanggal 19 Desember 1948 Yogyakarta, yang menjadi pusat pemerintahan Negara
Republik Indonesia diserbu, Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Moh. Hatta ditahan oleh Belanda.
Tentara Nasional Indonesia menyisih ke luar kota untuk menyusun kekuatan kembali dalam rangka
merebut kembali wilayah yang dikuasai Belanda.
Pada tanggal 1 Maret 1949 terjadilah Serangan Umum di kota Yogyakarta, yang
berdampak terbukanya mata dunia, bahwa Indonesia masih ada, dan memiliki tentara yang
terkoordinir, sehingga dapat menguasai kota Yogyakarta, meski hanya untuk beberapa jam saja.
Peristiwa ini mendukung berlangsungnya diplomasi antara pemerintah Belanda dan wakil pemerintah
Indonesia untuk mengakui berdirinya Negara Republik Indonesia. Pada tanggal 27 Desember 1949
berlangsung pengakuan kedaulatan Negara Republik Indonesia dalam bentuk Negara Indonesia Serikat.
Obessi para pejuang untuk mendirikan negara kesatuan tidak kunjung padam, ternyata Negara
Indonesia Serikat tidak berumur lebih dari satu tahun. Pada tanggal 15 Agustus 1950 Presiden
Soekarno membacakan Piagam terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Tonggak Sejarah Keenam
Meskipun sejak tanggal 15 Agustus 1950, telah terwujud Negara Kesatuan Republik Indonsia,
namun sistem pemerintahan yang diterapkan masih berpola pada sistem pemerintahan parlementer.
UUD yang berlaku adalah Undang-Undang Dasar Sementara yang lebih bersifat liberalistis. Sebagai
akibat tidak terjadinya kemantapan dalam penyelenggaraan pemerintahan. Dengan berdalih bahwa
situasi penyelenggaraan pemerintahan dan kenegaraan pada waktu itu dinilai membahayakan persatuan
dan keselamatan Negara, Nusa dan Bangsa, serta merintangi pembangunan semesta untuk mencapai
masyarakat yang adil dan makmur, maka Presiden Republik Indonesia/ Panglima Tertingi Angkatan
Perang menetapkan berlakunya kembali UUD 1945. Peristiwa tersebut yang biasa disebut sebagai
:Dekrit Kembali ke UUD 1945, yang berlangsung pada tanggal 5 Juli 1959. Sejak saat itu Negara
Republik Indonesia menerapkan UUD 1945, baik pemerintahan Presiden Soekarno, maupun Presiden
Soeharto berusaha untuk menerapkan UUD 1945 sesuai interpretasi masing-masing. Ada pihak-pihak
yang menyatakan terjadi penyimpangan dalam aktualisasi UUD 1945, namun realitas menunjukkan
bahwa pada masa Orde Lama maupun Orde Baru ada upaya untuk mengaktualisasikan UUD 1945
dalam kenyataan.
Perlu dicatat bahwa pada tahun 1948 terjadi pemberontakan PKI di Madiun. Pada tanggal 18
September 1948 Partai Komunis Indonesia/Front Demokrasi Rakyat merebut kota Madiun, dan pada
tanggal 19 September 1948 memproklamasikan negara Soviet Republik Indonesia, dengan Muso
sebagai pemimpinnya. Peristiwa ini tidak dapat didudukkan sebagai tonggak sejarah bangsa Indonesia,
karena tidak memiliki pengaruh lebih jauh bagi perkembangan dan pembangunan bangsa Indonesia.
Orang biasa mendudukkan sebagai lembaran hitam sejarah bangsa Indonesia. Memang sangat mungkin
bagi anggota Partai Komunis Indonesia, yang telah dibubarkan pada tahun 1966, memandang peristiwa
Madiun sebagai tonggak sejarah perjuangan mereka.
enam tonggak sejarah bangsa Indonesia, yakni:
1. Tahun 1908, kelahiran organisasi Boedi Oetomo yang dinilai memiliki pengaruh yang sangat
signifikan terhadap kehidupan bangsa Indonesia dalam mewujudkan negara-bangsa
Indonesia.

2. Tahun 1928, yakni deklarasi Pemuda Indonesia yang berikrar satu nusa, satu bangsa dan satu
bahasa.
3. Tanggal 1 Juni 1945, dipidatokannya usulan dasar negara oleh Ir Soekarno yang diberi nama
Pancasila, yang sampai kini tetap diakui sebagai dasar negara, meski telah beberapa kali
terjadi perbuhaan UUD.
4. Tahun 1945, proklamasi kemerdekaan Indonesia, suatu momentum perubahan yang sangat
mendasar, yakni dari sistem penjajahan menjadi sistem negara merdeka.
5. Tanggal 1 Maret 1949, Serangan Umum kota Yogyakarta, yang merubah jalan sejarah negara
bangsa Indonesia. Memperkuat posisi Indonesia dalam berdiplomasi, yang berakhir dengan
pengakuan resmi Negara Republik Indonesia secara internasonal.
6. Tanggal 5 Juli 1959, Dekrit Presiden Republik Indonesia/Panglima Tertingi Angkatan Perang
RI, kembali ke UUD 1945, yang merubah sistem pemerintahan parlementer menjadi sitem
pemerintahan presidensiil, yang dapat bertahan sampai 40 tahun.
Tonggak Sejarah Ketujuh
Konferensi Asia-Afrika yang berlangsung di Bandung dari tanggal 18 25 April 1955.
Konferensi ini diprakarsai oleh Indonesia, India, Pakistan, Birma dan Sri Langka dan diikuti oleh 29
Negara Asia dan Afrika, yakni Afganistan, Birma, Ethiopia, Gold Coast (Ghana), India, Indonesia,
Irak, Iran, Jepang, Kamboja, Laos, Libanon, Liberia, Libia, Mesir, Muang Thai, Nepal, Pakistan,
Philipina, Republik Rakyat Cina, Saudi Arabia, Sri Langka, Sudan, Suriah, Turki, Vietnam Selatan,
Vietnam Utara, Yaman dan Yordania.
Konferensi ini didorong oleh situasi perang dingin yang semakin intens antara Blok Barat yang
dimotori oleh Amerika Serikat dan Blok Timur dengan pimpinan Uni Sovyet. Terjadilah pertandingan
yang semakin tajam dalam menciptakan senjata pemusnah massal yang semakin canggih. Timbullah
kerisauan di antara negara-negara Asia-Afrika yang baru saja merdeka Mereka berusaha untuk tidak
terlibat dalam perang dingin dimaksud, maka dibentuklah suatu kelompok yang kemudian diberi nama
Negara Non Blok.
Prinsip kerjasama yang dihasilkan dalam konferensi di antaranya : (a) koeksis-tensi antar
negara, (b) perlucutan senjata, (c) pembatasan terhadap senjata pemusnah massal. Konfernsi ini
memiliki pengaruh yang luar biasa sehingga mendorong terwujudnya blok tengah atau non blok yang
anggotanya lebih dari 100 negara. Organisasi negara Non Blok ini mejadi tidak efektif setelah
berakhirnya perang dingin antara Blok Barat dengan Blok Timur pada awal dekade terakhir abad ke20.
Tonggak Sejarah Kedelapan
Salah satu peristiwa lain yang dapat dianggap sebagai tonggak sejarah bangsa Indonesia adalah
kemenangan Tim Thomas Cup Indonesia yang pertama, yang terjadi pada tanggal 15 Juni 1958 di
Singapura. Tim Thomas Cup pertama kali tersebut terdiri dari Ferry Sonneville, Tan Yoe Hok, Eddy
Yusuf, Tan King Gwan dan Nyoo Kim Bie. Peristiwa tersebut membuka mata masyarakat Indonesia,
bahwa dalam olah raga bulu tangkis Indonesia dapat berbicara dikancah internasional.
Sejak itulah perbulu-tangkisan Indonesia maju dengan pesat, dan selalu dapat menjuarai dalam
perebutan berbagai piala bertaraf internasional, seperti All England, Uber Cup dan sebagainya. Bahkan
pada waktu pertama kali bulu tangkis dipertandingkan dalam olimpiade pada dekade terakhir abad
keduapuluh, Indonesia dapat meraih salah satu, bahkan pernah meraih dua medali emas dalam cabang
bulu tangkis. Sampai dewasa ini Indonesia masih diperhitungkan dalam percaturan olah raga bulu
tangkis secara internasional.
Tonggak Sejarah Kesembilan
Surat Perintah 11 Maret 1966, atau yang biasa disebut Super Semar merupakan tonggak
sejarah berikut. Meskipun beberapa pihak masih mempersoalkan Surat Perintah tersebut, namun

realitas menunjukkan, dengan terbitnya Surat Perintah tersebut terjadi perubahan yang sangat
signifikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara bagi bangsa Indonesa. Surat Perintah ini tidak
dapat terlepas dari gerakan yang dilakukan oleh Angkatan 1966.
Surat Perintah 11 Maret 1966 dikeluarkan oleh Presiden/Pangti ABRI/Pemimpin Besar
Revolusi yang ditujukan kepada Letnan Jenderal Soeharto, Menteri Panglima Angkatan Darat untuk
atas nama Presiden/Pangti ABRI/Pemimpin Besar Revolusi mengambil segala tindakan yang dianggap
perlu guna terjaminnya keamanan, ketenangan dan kestabilan jalannya pemerintahan. Surat Perintah 11
Maret 1966 dianggap sebagai tonggak sejarah sebagai titik awal pemerintahan Orde Baru, yang
memiliki visi Melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen
Dengan berbekal Surat Perintah 11 Maret 1966 ini berlangsung peralihan kekuasaan dari
presiden Soekarno kepada presiden Soeharto, yang mampu mengendalikan dan mempertahankan
pemerintahan hingga tiga dasa warsa lebih.
Tonggak Sjarah Kesepuluh
Tonggak sejarah kesepuluh adalah peristiwa lengsernya presiden Soeharto pada bulan Mei
1998, dan dimulainya pemerintahan era reformasi. Dampak dari peristiwa ini masih berlangsung,
sehingga perlu diadakan evaluasi secara cermat, dapatkah peristiwa lengsernya presiden Soeharto
dikategorikan sebagai tonggak sejarah bangsa Indonesia. Di depan telah kita kemukakan bahwa
tonggak sejarah adalah peristiwa penting yang memberikan dampak kemajuan bagi ummat manusia
atau bangsa, sehingga masih perlu dievaluasi apakah peristiwa tersebut berdampak kemajuan atau
kemerosotan.

Masa kerajaan
2. Masa penjajahan
3. Masa persiapan Kemerdekaan
4. Masa kemerdekaan
Masa-masa tonggak perjuangan bangsa
1. 1512-1570
: Zaman Penjajah Potugis
2. 1596-1800
: Zaman Penjajah VOC
3. 1811-1916
: Zaman Penjajah Inggris
4. 1800-1942
: Zaman Penjajahan Hindia Belanda
5. 1942-1945
: Zaman Penjajah Jepang
6. 1945-

: Zaman Kemerdekaan

Potugis (1512-1570)
Bangsa Portugis memasuki wilayah nusantara dari Malaka pada tahun 1512 melalui laut dipimpin
oleh antonio dAreu. Indonesia telah dikenal kaya akan rempah-rempah, khususnya di Maluku.
Semula Portugis berniat dagang namun karena mental tamaknya, pada tahun itu juga Portugis
mulai kekuasaan di Ternate dan pada akhirnya seluruh Maluku dijajahnya.
Sifat mereka yang tamak, kejam dan tidak memiliki peri kemanusiaan ini mendorong rakyat
Maluku melakukan perlawanan dipimpin oleh raja Baabullah.
Akhirnya pada tahun 1570 penjajah Portugis diusir dari tanah Maluku.
VOC (1596-1800)
Tahun 1596 pedagang Belanda masuk ke Indonesia. Mereka mendirikan persatuan perseroan
dagang yang dinamakan Verenigde Oost Indiche Compagnie (VOC).
Mereka jadi kuat dan mulai Jayakarta dan kerajaan Banten dan tahun 1619. Jayakarta diganti
dengan nama Batavia. Kerajaan Banten dan Mataram berusaha merebut kembali Batavia namun
selalu gagal karena kurangnya rasa persatuan.
Melalui devide et impera, VOC berhasil menguasai Indonesia. Kerajaan-kerajaan di tanah air
menjadi lemah karena tidak memiliki rasa persatuan, contohnya :
Raja Goa, Hasanuddin bermusuhan dengan raja Bone, Aru Palaka (1669);
Sultan Ageng Tirtayasa (Banten) bertengkar dg putranya, Sultan Haji (1683);
Di Mataram, Amangkurat I bermusuhan dg Trunojoya, Amangkurat III dg Pangeran Puger, dan
Mangkubumi Mas Sahid (1683).
VOC dibubarkan tahun 1800 dan Hindia Belanda dijajah langsung oleh Belanda
Masa Inggris (1811-1916)
Tahun 1803, Kerajaan Belanda mengirim Daendels sbg gubernur jenderal di Indonesia dengan
maksud untuk mempertahankan diri dari ancaman Inggeris.
Tahun 1811 Inggeris berhasil merebut Indonesia dan menunjuk Raffles sebagai Letnan Gubernur
di Indonesia.
Tahun 1916 Inggeris mengembalikan Indonesia kepada Belanda kembali.
Masa Hindia Belanda (1800-1942)
Tahun 1800 VOC dibubarkan dan Hindia Belanda diperintah negeri Belanda;
Awal tonggak perjuangan bangsa dapat dimulai pada masa ini ditandai :
1) 20 Mei 1908, mendirikan Boedi Oetomo (Hari Kebangkitan Nasional) oleh dr. Soetomo dan dr.
Sudiro Husodo (Yogya). Reaksi trerhadap politik etika Belanda.
2) 1911, mendirikan Sarekat Dagang Islam oleh H. Samanhudi di Surakarta. Reaksi terhadap
imprialisme ekonomi Belanda.
3) 1912, mendirikan partai politik Indische Partaj di Bandung oleh dr. EFS Douwes Dekker alias dr.
Setia Budi danudirdja, dr. tjipto Mangunkoesoemo dan Ki Hadjar Dewantara alias RM Suwardi
Surjadiningrat, menuntut kemerdekaan.
4) 1913, Sarekat Dagang Islam menjadi partai politik Syarekat Islam dipimpinHOS Tjokroaminoto.
Reaksi terhadap imprialisme politik Belanda.
5) 1928, Ir. Soekarno mendirikan Partai Nasional Indonesia, menuntut Satoe Indonesia yang
Bersatoe.
6) 28 Oktober 1928, diselenggarakan Kongres Pemuda Indonesia
(Soempah Pemoeda).
7) Tahun 1939, partai-partai politik bersatu dalam Gabungan Politik Indonesia atau GAPI yg
menuntut berpemerintahan sendiri, bukan menuntut kemerdekaan penuh.
Masa pemerintahan Jepang (1942-1945)
Tahun 1942 Jepang merebut Indonesia dengan slogan politik bagi bangsa Indonesia hakka Ichi
U (dunia sebagai suatu keluarga besar negara-negara).

Selama tiga setengah tahun lebih mengerikan daripada masa penjajahan Belanda. Fasisme
Jepang sangat kejam dan serakah demi perang.
Api semangat perjuangan rakyat tidak pernah padam apa lagi melihat peluang pada saat Jepang
menyerah pada tanggal 14 Agustus 1945.
Saat-saat terakhir PD II, Jepang banyak mengalami kekalahan. Jepang menjanjikan kemerdekaan
kepada bangsa Indonesia
Semasa dibawah kekuasaan Jepang, terjadi hal-hal penting antara lain:
Pembentukan BPUPKI (1 Maret 1945)
Masa Persidangan Pertama BPUPKI (29 Mei1 Juni 1945)
Masa Persidangan Kedua BPUPKI (1016 Juli 1945)

Pembentukan BPUPKI
1 Maret 1945 Jepang meyakinkan Indonesia tentang kemerdekaan dg membentuk Badan
Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) atau Dokuritsu Junbi
Tyosakai.
28 April 1945, Jenderal Kumakichi Harada, Komandan Pasukan Jepang Jawa melantik anggota
BPUPKI di Gedung Cuo Sangi In, Pejambon Jakarta (sekarang Gedung Kemlu).
Ketua BPUPKI ditunjuk Jepang adalah dr. Rajiman Wedyodiningrat dg wakilnya Icibangase
(Jepang) serta Sekretaris R.P. Soeroso. Jml anggota BPUPKI 63 orang yang mewakili hampir
seluruh wilayah Indonesia.
Masa Persidangan Pertama BPUPKI
29 Mei sd 1 Juni 1945, BPUPKI mengadakan persidangan pertama, utamanya membahas
rumusan dasar negara Indonesia merdeka.
Pada persidangan dikemukakan pendapat2 ttg dasar negara al oleh Mr. Mohammad Yamin, Mr.
Supomo, dan Ir. Soekarno.
1 Juni 1945, Ir Sukarno menyampaikan rumusannya yg disebut Pancasila (menjadi hari lahir
Pancasila).
Sampai sidang berakhir, rumusan dasar negara belum disepakati. Oleh karenanya, BPUPKI
membentuk panitia perumus yang beranggotakan 9 orang, disebut Panitia Sembilan diketuai oleh
Ir. Soekarno
Tanggal 22 Juni 1945 Panitia Sembilan menghasilkan Piagam Jakarta sebagai hasil kesepakatan
nasional demi persatuan dan kesatuan.
Rumusan Dasar Negara Dalam Piagam Jakarta
1.

Ke-Tuhanan dengan kewajiban menjalankan syareat Islam bagi pemeluk-pemeluknya

2.

Kemanusiaan yang adil dan beradab

3.

Persatuan Indonesia

4.

Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan

5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia


Rumusan Pancasila Ir. Sukarno, 1 Juni 1945
1.

Kebangsaan Indonesia;

2.

Internasionalisme atau perikemanusiaan;

3.

Mufakat atau demokrasi;

4.

Kesejahteraan sosial;

5.

Ketuhanan Yang Maha Esa

Masa Persidangan Kedua BPUPKI


10 - 16 Juli 1945, BPUPKI mengadakan sidang kedua untuk membahas rancangan UUD yang
kemudian membentuk Panitia Perancang UUD yang diketuai Ir. Sukarno.
11 Juli 1945 menyetujui preambule yang diambil dari Piagam Jakarta.
14 Juli 1945, setelah disempurnakan kebahasaannya oleh Panitia Penghalus Bahasa (Husein
Jayadiningrat, H. Agus Salim, dan Mr. Supomo), Ir. Sukarno melaporkan hasil kerjanya pada
sidang.
Inti laporan penting menyangkut tiga hal pokok, yaitu :

pernyataan Indonesia merdeka,


pembukaan undang-undang dasar,
undang-undang dasar (batang tubuh).
15 dan 16 Juli 1945 diadakan sidang untuk membahas R UUD hasil kerja Panitia Perancang UUD.

PANITIA PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA (PPKI)


Tanggal 7 Agustus 1945 BPUPKI dibubarkan Jepang dan untuk menindaklanjuti BPUPKI,
Jepang membentuk Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) atau Dokuritsu Junbi Iinkai
.
PPKI beranggotakan 21 orang yang mewakili seluruh lapisan masyarakat Indonesia dipimpin oleh
Ir. Sukarno, dengan wakilnya Drs. Moh. Hatta serta penasihatnya Ahmad Subarjo.
Tanggal 14 Agustus 1945 Jepang menyerah kalah setelah bom atom dijatuhkan di Nagasaki dan
Hirosima.
Kondisi di Indonesia tidak menentu namun membuka peluang baik karena Jepang menyatakan
kalah perang namun Sekutu tidak ada. Inilah waktu yang tepat sebagai klimaks tonggak-tonggak
perjuangan berabad-abad untuk memnjadi bangsa yang berdaulat.
3 hari setelah Jepang tak berdaya, yaitu tanggal 17 Agustus 1945, pukul 10.00 dinyatakan
proklamasi kemerdekaan Indonesia keseluruh dunia.

Anda mungkin juga menyukai