(PENGANGGARAN)
Literatur:
1. Budgeting Profit Planning and Control
Glenn A Welsch
2. Anggaran Perusahaan
Gunawan Adisaputra dan Marwan Asri
3. Dasar-dasar dan Prosedur Budget
John R Bartizal dan Sukanto Reksohadiprojo
4. Budget Perusahaan
R Soemita Adikusuma
5. Dasar-dasar dan Prosedur Budget Perusahaan
Teguh Djiwanto
6. Penganggaran
M Nafarin
DEFINISI BUDGET/BUDGETING:
1. Menurut John R Bartizal
Budget adalah suatu pengira-iraan yang diperhit. yang
didasarkan pd. data yang benar walaupun dg.
probabilitas tertentu. Budget adalah suatu
forecast/ramalah yang mendetail daripada hasil
perencanaan kegiatan perusahaan yang didasarkan pd.
pengharapan yang berasaskan tentang kapasitas
perusahaan.
2. Menurut P Bakker
Budgeting berarti memimpin, mengurus, dan mengatur
badan usaha melalui Budget dan merupakan alat yang
diperlukan bagi pimpinan suatu badan usaha.
INTI SISTEM
PERENCANAAN & PENGAWASAN LABA
Pemasaran
Produksi
Keuangan
Struktur
Organisasi
Analisis
Data
Internal
Angka
Standar
Data &
Analisis
Akuntansi
Data dan
Analisis
Ekonomi
Data dan
Analisis
Produk
Struktur
Harga dan
Persaingan
Caranya:
Masing-masing bagian menyusun Budget untuk
bagiannya sendiri kemudian dikumpulkan oleh Bagian
TU. Budget-budget yang telah dipersatukan ini disebut
Budget Inti (Master Budget) yang selanjutnya
diserahkan kepada pimpinan perusahaan untuk
dimintakan persetujuanya. Bila pimpinan perush.
menyetujuinya (dengan membubuhkan fiat/tanda
persetujuan), maka Budget itu dapat dilaksanakan untuk
tahun anggaran berikutnya.
Pada perusahaan-perusahaan basar biasanya terdapat
Panitia Budget (Budget Committee) yang terdiri para
fungsionaris tertinggi dan bertugas memberikan nasehat
kepada direktur.
150.000
20.000 +
170.000
15.000
155.000
PERIODE BUDGET
Berbeda-beda antara masing-masing perush/industri karena
faktor internal yg. ada atau karena sistem kontrol yg berbeda.
Pendekatan Budgeting ada 2:
1. Periodical Budgeting
Meliputi pemilihan Budget dg. periode tertentu, umumnya
satu tahun, disebut Annual Budget, sesuai periode
akuntansi. Digun. oleh perush. yg. dpt. membuat estimasi
utk masa satu tahun yad dg. tingkat kesaksamaan yg. tinggi.
2. Continuous Budgeting
Dipakai bila suatu rencana tertentu dan estimasi yg. seksama
hanya dpt. dibuat utk. periode yg. relatif pendek, mis. 1
triwulan, 1 semester, shg. ada Budget triwulanan, Budget
semesteran dsb. yg. hrs. diperbaiki setiap bulan dg. cara
melewatkan bulan yg. baru berakhir dan menambahkan
bulan yg. lain pada masa yad. Mis. Budget untuk periode
satu tahun dg. jk. waktu semesteran.
- Forecast Penjualan:
Suatu proyeksi teknis mengenai permintaan
pelanggan potensial untuk suatu waktu tertentu dg.
berbagai asumsi.
- Forecast penjualan berpengaruh thd.:
a. Kebij. perencanaan produksi
b. Kebij. persed. barang jadi
c. Kebij. penggun. mesin
d. Kebij. investesi dlm. aktiva tetap
e. Kebij. pembelian bahan mentah
f. Kebij. aliran kas.
- Kesimpulan: Forecat penjualan merup pusat dari
seluruh perencanaan perusahaan.
menggunakan judgment
(pendapat)
Kuantitatif
Pengukuran
Pendapat salesman
Pendapat sales manager
Pendapat para ahli (konsultan)
Pendapat/Survey konsumen
- Pendpt salesman
subyektif
dibandingkan
lebih obyektif
dpt. diketahui
Market Share
proyeksi
Demand perush
Market Share =
X 100%
Demand industri
Contoh:
Data historis suatu perush. selama 9 tahun terakhir ttg.
Demand perush. dan demand industri sbb.:
Demand indust
1.100 ton
1.150
1.200
1.300
1.400
1.350
1.650
1.800
2.000
. ?
MS
10%
12%
14%
16%
18%
22%
22%
24%
25%
Kenaikan
2%
2%
2%
2%
4%
2%
1%
X 100%
Demand industri
Demand perush.
27%
X 100%
2.210
596,70 ton
Data tsb. dpt langsung digambarkan grafiknya dan garis trend dpt. ditarik
begitu saja.
180
160
Penjualan(unit)
140
120
100
80
60
40
20
0
1
Garis trend
5
Tahun
b
n
X
( kelompok II ) ( kelompok I )
= ----------------------------------------n
= jml. tahun kelompok I dan kelompok II
= jml. tahun dihitung dari periode dasar
Soal :
Sebuah perush. tekstil membuat forecast penjualan di
suatu daerah untuk beberapa tahun mendatang dg.
menggambarkan garis trend. Data penjualan tahuntahun sebelumnya sbb.:
Tahun
Penjualan (ribu yard)
(X)
(Y)
1997
1.800
1998
1.900
kelompok I
1999
2.000
2000
1.950
2001
1.900
2002
1.950
kelompok II
2003
2.000
2004
2.200
Data dibagi 2 kelompok untuk menentukan nilai a
dan b
Tahun
Penjualan (Y)
(X)
1997
1998
1999
2000
1.800
1.900
2.000
1.950
-3
-1
+1
+3
Semi Total
Semi Average
7.650
7.650 = 1.912,5
4
4 th (n-4)
2001
2002
2003
2004
1.900
1.950
2.000
2.200
+5
+7
+9
+11
8.050
8.050 = 2.012,5
4
= 1.912,5
2.012,5 - 1.912,5
b = --------------------------- = 25
4
1 tahun bernilai 2
b = 25 : 2 = 12,5
Persamaan garis trend :
Y = 1.912,5 + 12,5 X
Tahun 2005 :
Hitung sendiri nilai trend untuk th. 1997 s/d 2004 dan
gambarkan grafik penjualan serta garis trend-nya.
Yi
XiYi
Xi2
0
1
2
3
4
130
145
150
165
170
0
145
300
495
680
0
1
4
9
16
132
142
152
162
172
10
760
1.620
30
Tahun
2000
2001
2002
2003
2004
Yi
760
= n.a + bXi
= 5a + 10b
(II)
(III)
(II) x 2
(III)
(II)
10a + 20b
10a + 30b
- 10b
- b
b
=
=
=
=
=
1.520
1.620
- 100
- 10
10
5a + 10b
5a + 100
5a
5a
a
=
=
=
=
=
760
760
760 100
660
132
Y = 132 + 10X
Y = 132 + 10X
= 132
= 142
= 152
= 162
= 172
= . ?
Tahun
Xi
Yi
XiYi
Xi2
2000
2001
2002
2003
2004
-2
-1
0
1
2
130
145
150
165
170
-260
-145
0
165
340
4
1
0
1
4
132
142
152
162
172
760
100
10
Xi
Yi
XiYi
Xi2
2000
2001
2002
2003
2004
-2
-1
0
1
2
130
145
150
165
170
-260
-145
0
165
340
4
1
0
1
4
132
142
152
162
172
760
100
10
Yi
a =
760
=
n
XiYi
b =
= 152
5
100
=
Xi2
Pers. garis trend :
= 10
10
Y = 152 + 10X
= 132
= 142
= 152
= 162
= 172
= . ?
BUDGET PENJUALAN
Alasan penyusunan:
a. Perush. miliki keterbatasan dlm. menjual hasil produksinya.
b. Pembelian material, vol. produksi, pengadaan modal dan
peralatan hrs. disesuaikan dg. kemampuan menjual.
c. Manajer penjualan hrs. mengusahakan keseimbangan antara
antusiasme dan logika. Pertimb. ttg., apa, di mana, kepada
siapa, kapan, dan bagaimana menjualnya, jangan sampai
diabaikan.
d. Konsep Bgt Penjualan mencakup sgl. keg. di bid. penjualan,
meliputi:
1. Dasar-dasar penyusunan Budget Penjualan:
- tujuan perusahaan
- strategi pemasaran
- forecast penjualan
2. Penyusunan Budget Penjualan:
- Budget promosi dan advertensi
- Budget biaya-biaya penjualan
- Rencana pemasaran.
BUDGET PRODUKSI
Dalam arti luas:
Budget Produksi merupakan penjabaran
rencana penjualan ke dalam rencana produksi.
Berarti kegiatan produksi bukan kegiatan yg.
berdiri sendiri, melainkan sbg. penunjang
rencana penjualan. Dg. demikian meliputi
perenc. ttg. jumlah produksi, kebutuhan persed.
barang jadi, persed. bahan mentah, tenaga
kerja, dan kapasitas produksi.
Penjualan (Unit)
14.000
15.000
16.000
17.000
17.000
15.000
16.000
19.000
16.000
18.000
17.000
20.000
200.000
b. Tingkat persediaan:
Persediaan awal
Persediaan akhir
: 30.000 unit
: 50.000 unit
Diminta:
a. Tentukan jumlah yang harus diproduksi dalam
satu tahun
b. Susunlah Budget Produksi, dengan pendekatan
stabilitas tingkat produksi dan pendekatan
pengendalian tingkat persediaan
Penyelesaian:
a. Penentuan jumlah produksi
Rencana penjualan
200.000
Persed. akhir
50.000
Hrs. tersedia
250.000
Persed. Awal
30.000
Produksi
220.000
b.
Budget Produksi
Dengan pendekatan stabilitas tingkat produksi:
Produksi setahun
Produksi per bulan =
12
220.000
=
12
= 18.333,33
18.333 unit
0,33 X 12 = 3,96
4
Tambahkan ke
bulan yg. memiliki
tingkat penjualan
tertinggi
Rumus Hitungan
KEBUTUHAN BAHAN MENTAH (dalam unit):
Kebutuhan Bahan = SUR x Jumlah Produksi
PEMBELIAN BAHAN MENTAH (dalam unit):
Kebutuhan bahan
.......
Persediaan akhir
....... +
Harus tersedia
.......
Persediaan awal
....... Pembelian
....... .
= Kebutuhan x Harga/unit
Biaya Pembelian BM
= Pembelian x Harga/unit
Januari
Februari
Maret
Tw II
Tw III
Tw IV
Jenis
Barang
Jml. Produksi
Barang X
1.100
1.200
1.400
2.900
3.400
3.500
Jumlah
13.500
Bahan Mentah A
Bahan Mentah B
SUR Kebutuhan
SUR Kebutuhan
...............
...............
...............
...............
...............
...............
...............
...............
...............
...............
...............
...............
...............
...............
Kebut.
Bahan
Mentah
Pembelian
Persed.
Harus
Akhir Tersedia
Persed.
Awal
Unit
Harga
Jumlah
(ribu rp)
Bahan A
Januari
Februari
Maret
Tw II
Tw III
Tw IV
60.000
56.000
68.000
152.000
160.000
180.000
8.500
8.700
8.800
9.000
9.200
9.300
68.500
64.700
66.800
161.000
169.200
189.300
7.000
8.500
8.700
8.800
9.000
9.200
61.500
..........
..........
..........
..........
..........
2.000
123.000
..........
..........
..........
..........
..........
Jumlah
..........
..........
..........
..........
..........
..........
..........
Jumlah
Bhn Mth Y
Januari
Februari
Maret
Tw II
Tw III
Tw IV
Jumlah
Barang A
Keb. Hrg
Bhn
(Unit) (Rp)
Bag Produksi II
Barang B
Biaya
(Rp)
Keb. Hrg
Bhn
(Unit) (Rp)
Barang B
Biaya
(Rp)
Keb. Hrg
Bhn
(Unit) (Rp)
Biaya
(Rp)
Jumlah
Keb.
Bhn
(Unit)
Biaya
(Rp)
Motion Analysis:
suatu analisis yang bertujuan mengetahui
banyaknya GERAKAN yang dibutuhkan
untuk menghas. satu satuan barang jadi.
Time Analysis:
suatu analisis yang bertujuan mengetahui
banyaknya WAKTU yang dibut. untuk
masing-masing gerakan dalam proses
produksi.
Penghitungan kebutuhan jam kerja dan
biaya tenaga kerja :
BOP
BUDGET
BIAYA OVERHEAD PABRIK
( Biaya Pabrik Tidak Langsung )
Sub Bagian
Produksi
Sub Bagian
Jasa
Sub Bag
Produksi 1
Sub Bag
Adm. Pabrik
Sub Bag
Produksi 2
Sub Bag
Bengkel
JASA
Sub Bag
Produksi 3
Sub Bag
Diesel
Sub Bag
Produksi 4
Sub Bag
Supervisi
Contoh:
PT ABC yg memiliki 2 Sub Bag Produksi yaitu
Sub Bag Prod I dan Sub Bag Prod II, dan 2 Sub
Bag Jasa yaitu Sub Bag Jasa X dan Sub Bag
Jasa Y sedang menyusun Budget BOP untuk
tahun 2013. Data yg tersedia adalah sbb.:
a. BOP semula:
Sub Bag Prod I
Sub Bag Prod II
Sub Bag Jasa X
Sub Bag Jasa Y
=
=
=
=
Pemakai Jasa
SB Prod I
SB Prod II
50%
40%
40%
50%
SB Jasa X
-10%
SB Jasa Y
10%
--
Diminta:
a. Hitung BOP masing-masing Sub Bag Jasa setelah saling
memberi dan menerima jasa.
b. Susunlah Anggaran BOP PT ABC tahun 2013.
Penyelesaian:
a) Perhitungan BOP dilakukan menggunakan rumus sbb.:
X
= a1 + b1Y
Y
= a2 + b2X
Keterangan:
X : BOP SB Jasa X stl menerima jasa dari SB Jasa Y
Y : BOP SB Jasa Y stl menerima jasa dari SB Jasa X
a1 : BOP semula pada Sub Bag Jasa X
a2 : BOP semula pada Sub Bag Jasa Y
b1 : persentase penggunaan jasa Y oleh SB Jasa X
b2 : persentase penggunaan jasa X oleh SB Jasa Y
X
Y
= a1 + b1Y
= a2 + b2X
X
X 0,01X
0,99X
X
X
X
Y
=
=
=
=
=
=
=
=
500.000 + 0,10(Y)
500.000 + 0,10(500.000 + 0,10X)
500.000 + 50.000 + 0,01X
550.000
550.000
(550.000 : 0,99)
555.555,56
555.556
=
=
=
=
Jadi:
BOP Sub Bag. Jasa X setelah menerima
jasa dari Sub Bag. Jasa Y = Rp 555.556, BOP Sub Bag. Jasa Y setelah menerima
jasa dari Sub Bag. Jasa X = Rp 555.556,-
b)
PT ABC
Budget Biaya Overhead Pabrik
Tahun 2013
PEMAKAI JASA
URAIAN
Bag Prod I
Bag Prod II
Bag Jasa X
Bag Jasa Y
1.000.000
1.000.000
500.000
500.000
Jasa X
277.778
222.222
(555.556)
55.556
Jasa Y
222,222
277.778
55.556
(555.556)
Jumlah
1.500.000
1.500.000
BOP
Semula
Total
3.000.000
BOP
Alokasi
3.000.000
Hitungan:
SB Prod I
SB Prod II
Atau:
SB Prod I
SB Prod II
ANGGARAN VARIABEL
ANGGARAN VARIABEL
Anggaran yg merencanakan secara rinci tentang tingkat
perubahan/variabilitas biaya, terutama biaya tdk langsung sehub. dg
perubahan aktivitas perusahaan dari waktu ke waktu selama
periode yad.
Menunjukkan tingkat kepekaan biaya thd perub aktivitas
perusahaan (DLH, DMH, unit hasil).
Dimaksudkan untuk merencanakan biaya-biaya tidak langsung:
biaya pabrik tdk langsung, biaya administrasi, biaya penjualan.
Golongan biaya tidak langsung:
1. Biaya Tetap
Biaya (Rp)
P2 .
P1 .
Biaya Tetap
Aktivitas (DLH, Unit, ... )
Q1
Q2
Q3
Rp (per unit)
B1
B2
Bn
0 Q1 Q2
By tetap
Qn
Aktivitas
Misal:
Produksi
= 1.000 unit
Biaya Tetap = Rp 1.000.000
Biaya tetap rata-rata = Rp 1.000.000 : 1.000
= Rp 1.000,-/unit
2. Biaya Variabel
%
Perubhn
(2)
Jml. Biaya
(Rp)
(3)
%
Perubhn
(4)
Rata2/DLH
(Rp)
(5)
10.000
20.000
30.000
40.000
50.000
60.000
100
50
33
25
20
150.000
300.000
450.000
600.000
750.000
900.000
100
50
33
25
20
15
15
15
15
15
15
Aktivitas
(DLH)
(1)
% Perub.
% Perub.
(2)
Jml. Biaya
(Rp)
(3)
(4)
Rata2/DLH
(Rp)
(5)
10.000
20.000
30.000
40.000
50.000
60.000
100
50
33
25
20
150.000
301.000
453.000
606.000
760.000
915.000
100,67
50,50
33,77
25,41
20,39
15,00
15,05
15,10
15,15
15,20
15,25
% Perub.
% Perub.
(2)
Jml. Biaya
(Rp)
(3)
(4)
Rata2/DLH
(Rp)
(5)
10.000
20.000
30.000
40.000
50.000
60.000
100
50
33
25
20
150.000
299.000
447.000
594.000
740.000
885.000
99,33
49,50
32,89
24,58
19,59
15,00
14,95
14,90
14,85
14,80
14,75
By semi variabel
Yg sulit diketahui besarnya unsure tetap dan
unsur variabel
tdp. unsur teknis di luar
wewenang pimp. perush.
Misal: Biaya pemeliharaan gedung, mesin, dan
peralatan (ditentukan oleh aspek teknis)
Akt. Min.
(April 2012)
Selisih
(peningk)
60.000 DLH
Rp 550.000
10.000 DLH
Rp 175.000
50.000DLH
Rp 375.000
Rp 375.000
Peningk. by. rata-rata =
d. Metoda Regresi
Y = a + bX
Model Regresi Linier
( I)
Y = n.a + bX
(II)
XY = aX + bX2
Keterangan:
a
= unsur biaya tetap
b
= unsur biaya variabel
Y
= biaya semi variabel
X
= aktivitas perusahaan
Y
( I)
( II)
(III)
= a + bX + cX2
Model RegresiNon Linier
Y = n.a + bX + cX2
XY = aX + bX2+ cX3
X2Y = aX + bX3+ cX4
Contoh:
Jumlah (Rp)
DEPARTEMEN I
Gaji tenaga kerja
Bahan penolong
Pemeliharaan
Depresiasi
450.000
125.000
300.000
15,00
10,00
-
DLH
DLH
-
DEPARTEMEN II
Gaji tenaga kerja
Bahan pembantu
Pemeliharaan
Depresiasi
400.000
100.000
250.000
12,50
7,50
-
DLH
DLH
-
Keterangan
Unsur Variabel
Unit aktivitas
BIAYA UMUM
Pemeliharaan gedung
Depresiasi gedung
Y = 100.000 + 5,00X
Y = 300.000
Y = 350.000
Y = 4,50X
Y = 75.000 + 2,50X
DEPARTEMEN II
Bahan Pembantu
Depresiasi alat-alat
Y = 12,50X
Y = 250.000
BAGIAN SEKRETARIAT
Gaji karyawan
Bahan-bahan
Y = 1.200.000
Y = 75.000 + 0,60X
100
Biaya Tetap
DLH
DLH
300
Penyustn. gedung
(Biaya Tetap)
DLH
ANGGARAN PIUTANG
Tunai
kas
Kredit
piutang
Penjualan
kas
Timbulnya piutang:
1. Penjualan kredit barang dagangan
2. Penjualan kredit aktiva tetap
Anggaran Piutang:
Anggaran yg. merencanakan secara rinci
tentang besarnya piutang beserta perubahanperubahannya dari waktu ke waktu selama
periode yg. akan datang.
Contoh:
PT Citramas memiliki rencana penjualan atas dasar perkiraan
akhir bulan untuk semester pertama tahun 2013 dengan rincian
sbb.:
a.
b.
Rencana penjualan:
Bulan
Januari
Pebruari
Maret
April
Mei
Juni
Penjualan
Rp 2.000.000,-Rp 2.250.000,-Rp 2.500.000,-Rp 2.750.000,-Rp 3.000.000,-Rp 3.250.000,--
c. Penjualan bulan Nop. dan Des. 2012 masingmasing Rp 1.500.000,- dan Rp 2.000.000,d. Jumlah bad debts diperkirakan sebesar 0,5%.
Penyelesaian soal:
a. Skedul penjualan menurut bentuk pembayaran
Bulan
Januari
Pebruari
Maret
April
Mei
Juni
Tunai (Rp)
400.000
450.000
500.000
550.000
600.000
650.000
Kredit (Rp)
1.600.000
1.800.000
2.000.000
2.200.000
2.400.000
2.600.000
Penjualan
400.000
450.000
500.000
550.000
600.000
650.000
Potongan
20.000
22.500
25.000
27.500
30.000
32.500
Kas
380.000
427.500
475.000
522.500
570.000
617.500
c. Skedul Piutang
Bulan
Piutang kotor
Penj.Nop.12 300.000
Penj.Des.12 1.600.000
Januri
1.600.000
Pebruari
1.800.000
Maret
2.000.000
April
2.200.000
Mei
2.400.000
Juni
2.600.000
Jumlah
14.500.000
Bad debt
1.500
8.000
8.000
9.000
10.000
11.000
12.000
13.000
72.500
Piutang Neto
298.500
1.592.000
1.592.000
1.791.000
1.990.000
2.189.000
2.388.000
2.587.000
14.427.500
Peb
Mar
Apr
Mei
Juni
Sisa
298.500
1.194.000
398.000
1.194.000
-
398.000
1.343.250
-
447.750
1.492.500
-
497.500
1.641.750
-
547.250
1.791.000
-
597.000
2.587.000
1.492.500 1.592.000
1.741.250
1.940.250
2.139.250
2.338.250
3.184.000
Penj tunai
Piutang
380.000
1.492.500
427.500
1.592.000
475.000
1.741.250
522.500
1.940.250
570.000
2.139.250
617.500
2.338.250
Jumlah
1.872.500
2.019.500
2.216..250
2.462.750
2.709.250
2.955.750
Contoh:
Diketahui:
Biaya tatap
= Rp 5.000
Biaya variabel
= Rp 1.000/unit
Harga jual
= Rp 1.500/unit
Berapa jumlah produk yg harus dijual apabila
perusahaan mengharapkan laba sebesar 25% dari
jumlah penjualan?
Penyelesaian:
Misal jumlah unit penjualan = X
Rumus:
S = FC + VC + Profit
PENDEKATAN ARITHMATIS
Pendekatan total:
Total Fixed Cost
BE =
(Rp)
Variable Cost
1 Sales
Contoh:
Rencana penjualan pada PT ABC tahun 2014 sbb.:
Jumlah unit penjualan yg dianggarkan 200.000 unit dg
harga @ Rp 25,--/unit.
Total biaya tetap
= Rp 1.800.000,- Total biaya variabel
= Rp 2.600.000,-Berdasarkan data tsb dapat diketahui bahwa:
Harga jual per unit
= Rp 25,-Biaya variabel per unit
= Rp 13,--
(=
2.600.00
200.000
PENDEKATAN TABELARIS:
(dalam ribuan)
Unit penj. 100
Harga/unit 25
Hasil penj. 2.500
125
25
3.125
150
25
3.750
200
25
5.000
VC
FC
TC
1.300
1.800
3.100
1.625
1.800
3.425
1.950
1.800
3.750
2.600
1.800
4.400
Laba/Rugi
- 600
- 300
+ 600
PENDEKATAN GRAFIS:
Cost/Rev. (Rp)
Garis Penjualan
5.000
Biaya Total
4.000
BEP
3.000
Biaya Variabel
2.000
Biaya Tetap
1.000
Penj./ Prod. (Unit)
0
50
100
150
200
Fixed Cost
BE
unit
=
Price/unit - Variabtle Cost/unit
1.800.000
BE
=
25 - 13
=
150.000 unit
Kesimpulan:
Kebijakan pemerintah manaikkan harga
BBM mengakibatkan perubahan bbg faktor
penghitungan BEP shg mempengaruhi
tingkat BEP dari Rp 3.750.000,- atau
150.000 unit menjadi Rp 3.955.665,- atau
131.855 unit.
Meskipun BEP dlm rupiah meningkat,
namun krn harga jual juga dinaikkan maka
BEP dlm unit justru menurun.
Kemungkinan yg terjadi:
1.Produk A laba dan produk B rugi, tapi laba
rugi tsb sama besar.
2.Sebaliknya, produk A rugi dan produk B
laba, tapi laba rugi tsb sama besar.
3.Kedua produk tsb sama-sama tidak laba
tidak rugi.
Contoh:
Produk A
Penjualan/produksi
Biaya variabel total
Biaya tetap total
Harga jual per unit
= 1.000 unit
= Rp 500.000,= Rp 200.000,= Rp 1.000,-
Produk B
Penjualan/produksi
Biaya variabel total
Biaya tetap total
Harga jual per unit
= 2.500 unit
= Rp 3.500.000,= Rp 1.200.000,= Rp 2.000,-
Rekonsiliasi:
Penj. produk A 700 unit @ Rp 1.000
= Rp 700.000,-Biaya variabel 50% dari penjualan
= Rp 350.000,-Pendapatan marginal
= Rp 350.000,-Biaya tetap
= Rp 200.000,-Laba produk A
= Rp 150.000,-Penj. Produk B 1.750 unit = Rp 3.500.000,-Biaya variabel 70% dr penj = Rp 2.450.000,-Pendapatan marginal
= Rp 1.050.000,-Biaya tetap
= Rp 1.200.000,-Rugi produk B
= (Rp 150.000,--)
Laba rugi perusahaan
= Rp 0,-- (BE)
Anggaran Kas
ANGGARAN KAS
Kas sangat vital untuk menjaga kelancaran operasi
perusahaan, sehingga kas harus direncanakan dan
diawasi dengan baik.
Jumlah kas yang tersedia harus memadai, tidak terlalu
besar atau terlalu kecil.
2. Kegiatan investasi.
Kegiatan ini dapat meningkatkan dan
menurunkan aktiva tidak lancar yang
digunakan oleh perusahaan, seperti
menjual/membeli surat-surat berharga,
menjual/membeli aktiva tetap
3. Kegiatan pendanaan
Kegiatan ini berkaitan dengan utang dan modal
sendiri, meliputi:
a.Menerima utang/pinjaman dari kreditor
b.Membayar pokok dan bunga pinjaman
c.Menerima uang dari investor
d.Membayar dividen kepada pemegang saham
Semakin banyak modal yang disetor dan
semakin banyak utang yang diterima, semakin
besar kas masuk, dan sebaliknya.
Aktiva Tetap
...............
...............
...............
Kewajiban Lancar
.............
Kewajiban Jk Panjang
.............
Ekuitas: - Modal
- Cadangan
- Laba Ditahan
.............
.............
.............
2
Kewajiban Lancar
++
+++++
Non Kas
Kewajiban Jk Panjang
Ekuitas: - Modal
- Cadangan
- Laba Ditahan
Aktiva Tetap
-
1+ Penambahan
2 + Penambahan
karena:
karena:
+ Utang Lancar
+ Utang Jk Panjang
+ Ekuitas: Modal/Cadangan/
Laba Ditahan