Anda di halaman 1dari 152

BUDGETING

(PENGANGGARAN)
Literatur:
1. Budgeting Profit Planning and Control
Glenn A Welsch
2. Anggaran Perusahaan
Gunawan Adisaputra dan Marwan Asri
3. Dasar-dasar dan Prosedur Budget
John R Bartizal dan Sukanto Reksohadiprojo
4. Budget Perusahaan
R Soemita Adikusuma
5. Dasar-dasar dan Prosedur Budget Perusahaan
Teguh Djiwanto
6. Penganggaran
M Nafarin

DEFINISI BUDGET/BUDGETING:
1. Menurut John R Bartizal
Budget adalah suatu pengira-iraan yang diperhit. yang
didasarkan pd. data yang benar walaupun dg.
probabilitas tertentu. Budget adalah suatu
forecast/ramalah yang mendetail daripada hasil
perencanaan kegiatan perusahaan yang didasarkan pd.
pengharapan yang berasaskan tentang kapasitas
perusahaan.

2. Menurut P Bakker
Budgeting berarti memimpin, mengurus, dan mengatur
badan usaha melalui Budget dan merupakan alat yang
diperlukan bagi pimpinan suatu badan usaha.

3. Menurut Glenn A Welsch


Budget adalah suatu bentuk statement daripada rencana
dan kebijakan manajemen yang dipakai sebagai
petunjuk atau blueprint dalam periode tertentu.
4. Menurut Stridiron JE Spinosa Cattela (Budgeting and
Control Budget)
Budgeting adalah penentuan tanggungjawab dalam
angka bagi jalannya perusahaan di kemudian hari.
5. Menurut Gunawan Adisaputra
Bussines Budget adalah suatu pendekatan yang formal
dan sistematis drpd. pelaksanaan tanggungjawab
manajemen dalam masalah perencanaan, koordinasi,
dan pengawasan.
Budget merupakan kata benda yaitu hasil yang diperoleh
setelah menyelesaikan tugas perencanaan.

6. Menurut Teguh Djiwanto


Budget adalah suatu rancana yang
dinyatakan dalam bentuk angka-angka
(unit barang atau uang) sebagai suatu
proyeksi dari kegiatan yang akan datang
dan merupakan pedoman dan garis
kebijakan bagi tindakan-tindakan di masa
depan serta merupakan alat kontrol yang
baik bagi manajemen.

TUGAS DAN TUJUAN BUDGETING


1. Memberi garis kebijakan/pedoman bagi
tindakan di masa depan.
2. Menciptakan alat pengamat-amatan (control)
yang baik bagi pimpinan perusahaan.
FUNGSI BUDGET (menurut Glenn A Welsch)
1. Sebagai pemberi tugas (Task setting)
2. Sebagai pemberi otorisasi (Machtiging)

SYARAT PENYUSUNAN BUDGET YANG BAIK


1. Organisasi dari perusahaan yang
bersangkutan harus baik
2. Bagian administrasi/tatausaha harus dapat
menyediakan angka-angka standar yang
diperlukan untuk penyusunan anggaran.
3. Setiap orang yang berhubungan dengan
budget harus dibuat budget minded (sadar akan
pentingnya budget).
4. Budget harus seimbang, selaras, dan integral.
5. Budget harus fleksibel (luwes).
6. Budget harus tepat waktu.
7. Budget harus realistis dan netral, tidak terlalu
pesimistis atau terlalu optimistis.

MANFAAT PENYUSUNAN BUDGET


1. Masalah Rentabilitas menjadi normatif (dijadikan
ukuran)
L
R=
X 100%
M
2. Budget mengajarkan kepada semua pihak untuk
berfikir dalam hal uang.
3. Budget memungkinkan pimpinan perusahaan untuk menyelidiki
mengapa realisasi lebih rendah/tinggi daripada budget.
4. Budget memberikan dasar untuk perhitungan harga pokok yang
tepat.
5. Budget mendorong pada analisis diri sendiri, sesuai dengan
fungsinya sebagai alat pengendalian.
6. Budget mengajarkan kepada para fungsionaris untuk berhemat.
7. Budget membantu dalam memperoleh kredit dari bank.

KEUNTUNGAN DARI PENYUSUNAN BUDGET YANG


BAIK
1. Mencegah pemborosan waktu dan bahan.
2. Mencegah kapasitas lebih dan kapasitas kurang.
3. Memperlancar dan mempercapat proses produksi.
4. Menjamin koordinasi yang baik.
KEKURANGAN/KELEMAHAN BUDGET
1. Rencana budget didasarkan pada taksiran-taksiran
atau pengira-iraan.
2. Program budget harus secara kontinyu disesuaikan
(erat hubungannya) dengan keadaan.
3. Pelaksanaan rencana budget tidak akan terjadi secara
otomatis.
4. Budget tidak dapat menggantikan tempat manajer
atau bagian administrasi.

BUDGET SEBAGAI SUATU SISTEM


Sistem adl. kumpulan yg. terorganisir dp. orang, tugas,
teknik, program, dan prosedur yg. masing-masing
memiliki fungsi dlm. pencapaian tujuan tertentu yg. tlh.
ditetapkan.

INTI SISTEM
PERENCANAAN & PENGAWASAN LABA
Pemasaran

Produksi

Keuangan

SUBSISTEM LINGKUNGAN (Faktor Internal)


Tertib
Administrasi

Struktur
Organisasi

Analisis
Data
Internal

Angka
Standar

Data &
Analisis
Akuntansi

SUBSISTEM PENUNJANG (Faktor Eksternal


Data dan
Analisis
Industri

Data dan
Analisis
Ekonomi

Data dan
Analisis
Produk

Struktur
Harga dan
Persaingan

TATACARA MENYUSUN BUDGET


Pada permulaan orang menyusun Budget akan
mengalami banyak kesalahan, artinya angka-angka
anggarannya akan jauh berbeda dengan angka-angka
sesungguhnya. Hal ini disebabkan kurangnya data dan
belum menguasai teknik penyusunannya.
Bila Budget diterapkan pada perusahaan yang telah
berjalan, maka pada pertengahan tahun pimpinan
perush. menyodorkan rencana Budget kepada para
fungsionaris perush. khususnya para kepala bagian.
Mereka mempelajari Budget tsb. kemudian
mengemukakan pendapat serta kesulitan-kesulitan yg.
mungkin timbul dalam melaksanakan Budget tsb. Bila
perlu mereka dapat mengusulkan perubahan-perubahan
dan perbaikan.

Caranya:
Masing-masing bagian menyusun Budget untuk
bagiannya sendiri kemudian dikumpulkan oleh Bagian
TU. Budget-budget yang telah dipersatukan ini disebut
Budget Inti (Master Budget) yang selanjutnya
diserahkan kepada pimpinan perusahaan untuk
dimintakan persetujuanya. Bila pimpinan perush.
menyetujuinya (dengan membubuhkan fiat/tanda
persetujuan), maka Budget itu dapat dilaksanakan untuk
tahun anggaran berikutnya.
Pada perusahaan-perusahaan basar biasanya terdapat
Panitia Budget (Budget Committee) yang terdiri para
fungsionaris tertinggi dan bertugas memberikan nasehat
kepada direktur.

LANGKAH PENYUSUNAN BUDGET:


1.Berdas. taksiran penjualan (sales forecast) maka
Bagian Penjualan menyusun Budget Penjualan dan
Budget lainnya yg. berhub. dg. penjualan spt. Budget
Biaya Penjualan dan Pemasaran. Disamping itu
disusun pula sub budget (budget pendukung) misal
budget panjualan menurut daerah penjualan, budget
panjualan menurut jenis produk, dsb.

2.Berdas. Kebijakan yg. tlh. ditetapkan ttg. persed. awal


dan persed. akhir barang jadi maka dapat disusun
Budget Produksi menurut jenis produk sejalan dg.
Budget Penjualan yg. tlh. disusun sebelumnya.
Rencana penjualan
Persed. akhir
Jml. yg. hrs. tersedia
Persed. Awal
Tingkat produksi

150.000
20.000 +
170.000
15.000
155.000

3.Berdas. Budget Produksi maka dpt. dihitung besarnya


kebutuhan bahan mentah, tenaga kerja langsung, dan
biaya produksi tak langsung yang dibutuhkan. Dg.
dmk. secara serentak dpt. disusun Budget Bahan
Mentah, Budget Tenaga Kerja, dan Budget Biaya
Pabrik Tak Langsung.
4.Dg. menetapkan besarnya persediaan maka dari
Budget tsb. di atas dpt. disusun Budget Harga
Pokok produk yg. akan dijual.
5.Di samping itu dpt. disusun Budget operasional
lainnya, yi. Budget Biaya Administrasi.
6.Berdas. Budget tsb. di atas dpt disusun Budget
keuangan yg. meliputi Budget penerimaan dan
pengeluaran kas, Budget Piutang, dan Budget
Penambahan Modal.
7.Langkah terakhir adl. penyus. Laporan Budget
berupa hasil analisis perbandingan antara Budget dan
realisasinya (Budget Variance).

PERIODE BUDGET
Berbeda-beda antara masing-masing perush/industri karena
faktor internal yg. ada atau karena sistem kontrol yg berbeda.
Pendekatan Budgeting ada 2:

1. Periodical Budgeting
Meliputi pemilihan Budget dg. periode tertentu, umumnya
satu tahun, disebut Annual Budget, sesuai periode
akuntansi. Digun. oleh perush. yg. dpt. membuat estimasi
utk masa satu tahun yad dg. tingkat kesaksamaan yg. tinggi.
2. Continuous Budgeting
Dipakai bila suatu rencana tertentu dan estimasi yg. seksama
hanya dpt. dibuat utk. periode yg. relatif pendek, mis. 1
triwulan, 1 semester, shg. ada Budget triwulanan, Budget
semesteran dsb. yg. hrs. diperbaiki setiap bulan dg. cara
melewatkan bulan yg. baru berakhir dan menambahkan
bulan yg. lain pada masa yad. Mis. Budget untuk periode
satu tahun dg. jk. waktu semesteran.

SALES FORECASTING (Peramalan Penjualan)


Memperkirakan hal-hal yg. terjadi di masa depan
merup. langkah penting dlm. dunia usaha sbg. dasar
pengambilan keputusan.
Dua pendekatan yang dpt. dianut :
1. Speculative approach.
2. Calculated risk approach.
Faktor-faktor yg. mempengaruhi kegiatan
perusahaan dibedakan atas: faktor internal dan
faktor eksternal.

- Forecast Penjualan:
Suatu proyeksi teknis mengenai permintaan
pelanggan potensial untuk suatu waktu tertentu dg.
berbagai asumsi.
- Forecast penjualan berpengaruh thd.:
a. Kebij. perencanaan produksi
b. Kebij. persed. barang jadi
c. Kebij. penggun. mesin
d. Kebij. investesi dlm. aktiva tetap
e. Kebij. pembelian bahan mentah
f. Kebij. aliran kas.
- Kesimpulan: Forecat penjualan merup pusat dari
seluruh perencanaan perusahaan.

Teknik dalam Sales Forecasting


Forecasting merup. suatu cara untuk mengukur/menaksir
kondisi bisnis di masa mendatang.
Kualitatif

menggunakan judgment
(pendapat)

Kuantitatif

dg. metode statistik dan


matematik

Pengukuran

A. Forecast berdas. pendapat digunakan untuk menyusun forecast


penjualan dan kondisi bisnis pd. umumnya.
Sumber pendapat yg. dipakai:

Pendapat salesman
Pendapat sales manager
Pendapat para ahli (konsultan)
Pendapat/Survey konsumen

- Pendpt salesman

subyektif
dibandingkan

- Pendpt sales mgr

lebih obyektif

B. Forecast berdas. perhit. statistik


1. Analisis Trend, meliputi :
- penerapan garis trend secara bebas
- metode setengah rata-rata
- secara matematis
2. Analisis Korelasi
C. Forecast dg. metode-metode khusus
1. Analisis Industri
menghubungkan potensi penjualan perusahaan dg.
industri pd. umumnya, mengenai:
- volume penjualan
- posisi dlm. persaingan

Makin besar Market Share


Makin kecil Market Share

dpt. diketahui
Market Share

makin kuat posisi perush.


makin lemah posisi perush.

Tahapan Analisis Industri:


1) Membuat proyeksi demand industri
2) Menilai posisi perush. dlm. hubungannya dg.
industri pd. umumnya berdas. Market Share
3) Membuat Expected Market Share
posisi perush. di masa yad.

proyeksi

Demand perush
Market Share =

X 100%

Demand industri

Contoh:
Data historis suatu perush. selama 9 tahun terakhir ttg.
Demand perush. dan demand industri sbb.:

Th. Demand perush


1995
110 ton
1996
138
1997
168
1998
208
1999
252
2000
310
2001
363
2002
432
2003
500
2004
?

Demand indust
1.100 ton
1.150
1.200
1.300
1.400
1.350
1.650
1.800
2.000
. ?

MS
10%
12%
14%
16%
18%
22%
22%
24%
25%

Kenaikan
2%
2%
2%
2%
4%
2%
1%

Kenaikan Market Share rata-rata 2% per tahun


Misal proyeksi pertumbuhan industri th. 2004 = 10,5%
Maka:
Demand industri th. 2004 diproyeksikan = 110,5% X 2.000
= 2.210
Market Share th. 2004 diperkirakan mengalami kenaikan yg.
sama dg. tahun-tahun sebelumnya yaitu sebesar 2% shg.
menjadi 27%
Hitung: Demand perusahaan th. 2004
Hitungan:
Demand perush.
Market Share

X 100%
Demand industri

Demand perush.
27%

X 100%
2.210

596,70 ton

2. Analisis Product Line


Digunakan pd. perush. yg. menghas. lebih dari satu jenis
produk. Harus dibuat forecast untuk masing-masing jenis
produk.
Misal:
- PT KOPIKU menghas kopi murni, kopi mix, dan permen kopi.
Antara ketiga jenis produk (product line) tsb. tidak dpt.
dipadukan dlm. satu forecast penjualan, shg. hrs. dibuat
forecast secara terpisah
analisis trend
- PT CATINDO menghas. cat dinding merk A dan merk B
Cat merk A telah diproduksi sejak 10 tahun yll. shg.
telah mencapai taraf kedewasaan dlm. pemasaran, sedangkan
merk B baru diproduksi selama satu tahun shg. masih dlm.
taraf pengenalan.
Antara cat merk A dan merk B memiliki perbedaan dlm.
beberapa hal seperti: konsumen, mutu, dan harga, shg. hrs.
dibuat forecast secara sendiri-sendiri.

3. Analisis Penggunaan Akhir


Digunakan pd. perush. yang menghas. barang-barang yg.
masih memerlukan proses lebih lanjut untuk menjadi produk
akhir. Permint. thd. produk tsb. dipengaruhi sec. langsung oleh
produk akhir yg. dibuat dari produk itu.
Misal:
Permint. benang tenun dipengaruhi sec. langsung oleh
permint. akan tekstil, karena tekstil merup. produk akhir sbg.
prsoses lebih lanjut daripada benang.
Jadi spt. halnya tekstil, permint. akan benang dipengaruhi al.
oleh:
- jumlah penduduk
- produksi tekstil dlm. negeri
- ekspor dan impor tekstil
Prod. dlm. neg + Impor - Ekspor
Konsumsi tekstil per kapita =
Jumlah penduduk
Jml. kebut. tekstil sbg. dasar perhit. kebut. benang tenun tahun tsb.

PENERAPAN GARIS TREND SECARA BEBAS

PT Serayu membuat forecast penjualan untuk


beberapa tahun mendatang menggunakan data
penjualan tahun-tahun sebelumnya sbb.:
Tahun
2000
2001
2002
2003
2004
2005

Penjualan (ribu unit)


130
145
150
165
170
.. ?

Data tsb. dpt langsung digambarkan grafiknya dan garis trend dpt. ditarik
begitu saja.
180
160

Penjualan(unit)

140
120
100
80
60
40
20
0
1

Garis trend

5
Tahun

PENERAPAN GARIS TREND


METODE SETENGAH RATA-RATA
Dilakukan menggun. perhitungan-perhitungan, dengan model sbb.:
Y = a + bX
Keterangan:
a
= rata-rata kelompok I

b
n
X

( kelompok II ) ( kelompok I )
= ----------------------------------------n
= jml. tahun kelompok I dan kelompok II
= jml. tahun dihitung dari periode dasar

Soal :
Sebuah perush. tekstil membuat forecast penjualan di
suatu daerah untuk beberapa tahun mendatang dg.
menggambarkan garis trend. Data penjualan tahuntahun sebelumnya sbb.:
Tahun
Penjualan (ribu yard)
(X)
(Y)
1997
1.800
1998
1.900
kelompok I
1999
2.000
2000
1.950
2001
1.900
2002
1.950
kelompok II
2003
2.000
2004
2.200
Data dibagi 2 kelompok untuk menentukan nilai a
dan b

Tahun

Penjualan (Y)

(X)

1997
1998
1999
2000

1.800
1.900
2.000
1.950

-3
-1
+1
+3

Semi Total

Semi Average

7.650

7.650 = 1.912,5
4

4 th (n-4)

2001
2002
2003
2004

1.900
1.950
2.000
2.200

+5
+7
+9
+11

8.050

8.050 = 2.012,5
4

= 1.912,5
2.012,5 - 1.912,5
b = --------------------------- = 25
4
1 tahun bernilai 2
b = 25 : 2 = 12,5
Persamaan garis trend :
Y = 1.912,5 + 12,5 X
Tahun 2005 :

Y = 1.912,5 + 12,5 (13)


= 2.075

Hitung sendiri nilai trend untuk th. 1997 s/d 2004 dan
gambarkan grafik penjualan serta garis trend-nya.

PENERAPAN GARIS TREND SECARA MATEMATIS


1. Metoda Moment
I.
Y
= a + bX
II.
Yi
= n.a + bXi
III.
XiYi = aXi + bXi2

Pers. garis trend

Persamaan II dan III digunakan untuk menghitung a dan b


Persamaan I merupakan persamaan garis trend
Contoh
Data penjualan tepung terigu selama th. 2000 s/d 2004 sbb.:
Tahun
(X)
2000
2001
2002
2003
2004

Penjualan (Ribu ton)


(Y)
130
145
150
165
170

Penerapan metoda Moment


Xi

Yi

XiYi

Xi2

0
1
2
3
4

130
145
150
165
170

0
145
300
495
680

0
1
4
9
16

132
142
152
162
172

10

760

1.620

30

Tahun
2000
2001
2002
2003
2004

Yi
760

= n.a + bXi
= 5a + 10b

(II)

XiYi= aXi + bXi2


1.620 = 10a + 30b

(III)

(II) x 2
(III)

(II)

10a + 20b
10a + 30b
- 10b
- b
b

=
=
=
=
=

1.520
1.620
- 100
- 10
10

5a + 10b
5a + 100
5a
5a
a

=
=
=
=
=

760
760
760 100
660
132

Pers. garis trend :

Y = 132 + 10X

Pers. garis trend :

Y = 132 + 10X

Nilai trend setiap tahun :


2000
Y = 132 + 10(0)
2001
Y = 132 + 10(1)
2002
Y = 132 + 10(2)
2003
Y = 132 + 10(3)
2004
Y = 132 + 10(4)
2005
= .. + ..

= 132
= 142
= 152
= 162
= 172
= . ?

Tahun

Xi

Yi

XiYi

Xi2

2000
2001
2002
2003
2004

-2
-1
0
1
2

130
145
150
165
170

-260
-145
0
165
340

4
1
0
1
4

132
142
152
162
172

760

100

10

2. Metoda Least Square


Pemecahan dg. metoda Least Square dari data di atas sbb.:
Tahun

Xi

Yi

XiYi

Xi2

2000
2001
2002
2003
2004

-2
-1
0
1
2

130
145
150
165
170

-260
-145
0
165
340

4
1
0
1
4

132
142
152
162
172

760

100

10

Persamaan garis trend: Y = a + bX

Yi

a =

760

=
n
XiYi

b =

= 152
5
100
=

Xi2
Pers. garis trend :

= 10
10
Y = 152 + 10X

Nilai trend setiap tahun :


2000
Y = 152 + 10(-2)
2001
Y = 152 + 10(-1)
2002
Y = 152 + 10(0)
2003
Y = 152 + 10(1)
2004
Y = 152 + 10(2)
2005
Y = .. + ..

= 132
= 142
= 152
= 162
= 172
= . ?

Contoh Budget Penjualan

BUDGET PENJUALAN
Alasan penyusunan:
a. Perush. miliki keterbatasan dlm. menjual hasil produksinya.
b. Pembelian material, vol. produksi, pengadaan modal dan
peralatan hrs. disesuaikan dg. kemampuan menjual.
c. Manajer penjualan hrs. mengusahakan keseimbangan antara
antusiasme dan logika. Pertimb. ttg., apa, di mana, kepada
siapa, kapan, dan bagaimana menjualnya, jangan sampai
diabaikan.
d. Konsep Bgt Penjualan mencakup sgl. keg. di bid. penjualan,
meliputi:
1. Dasar-dasar penyusunan Budget Penjualan:
- tujuan perusahaan
- strategi pemasaran
- forecast penjualan
2. Penyusunan Budget Penjualan:
- Budget promosi dan advertensi
- Budget biaya-biaya penjualan
- Rencana pemasaran.

Faktor-faktor yg. perlu dipertimb. dlm.


penyus. Budget Penjualan:
Karakteristik pasar yg. dihadapi
Kemampuan finansial
Keadaan personalia
Dimensi waktu

BUDGET PRODUKSI
Dalam arti luas:
Budget Produksi merupakan penjabaran
rencana penjualan ke dalam rencana produksi.
Berarti kegiatan produksi bukan kegiatan yg.
berdiri sendiri, melainkan sbg. penunjang
rencana penjualan. Dg. demikian meliputi
perenc. ttg. jumlah produksi, kebutuhan persed.
barang jadi, persed. bahan mentah, tenaga
kerja, dan kapasitas produksi.

Dalam arti sempit:


Disebut juga Budget Jumlah Produksi, merup.
perenc. volume barang yg. harus diproduksi
agar sesuai dengan volume penjualan yg.
direncanakan.

Perenc. produksi mencakup masalah


yg. bersangkutan dg. penentuan :
1. Tingkat produksi
2. Kebutuhan fasilitas produksi
3. Tingkat persediaan barang jadi

Tujuan penyusunan Budget Produksi:


1. Menunjang kegiatan penjualan shg. Barang dapat
disediakan sesuai dengan yg. telah direncanakan.

2. Menjaga tingkat persediaan yg. memadai, tidak terlalu


besar atau terlalu kecil.
3. Mengatur produksi sedemikian rupa shg. biaya-biaya
produksi dpt. ditekan.

Pendekatan dalam penyusunan Budget


Produksi:
Pendekatan yang mengutamakan
stabilitas tingkat produksi, dengan tingkat
persediaan menyesuaikan. Pertama
ditentukan tingkat produksi dalam satu
tahun, kemudian diperkirakan tingkat
produksi per bulan dengan cara membagi
12 dari produksi setahun. Akhirnya tingkat
persed. disesuaikan dg. kebutuhan agar
tingkat produksi stabil.

Pendekatan yang mengutamakan


pengendalian tingkat persediaan,
dengan tingkat produksi menyesuaikan.
Pertama ditentukan tingkat persed. awal
dan persed. akhir. Bila di antara
keduanya ternyata tidak sama, tingkat
persed. bulanan disesuaikan secara
bertahap ke arah tingkat persed. yg.
diinginkan.
Kombinasi dari pendekatan 1 dan 2, baik
tingkat produksi maupun tingkat
persediaan sama-sama berubah dalam
batas-batas tertentu.

Contoh penyusunan Budget Produksi


PT XYZ menyusun Budget Produksi untuk tahun 2012
dengan data sbb.:
a. Rencana penjualan:
Bulan
Januari
Pebruari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
Nopember
Desember
Jumlah

Penjualan (Unit)
14.000
15.000
16.000
17.000
17.000
15.000
16.000
19.000
16.000
18.000
17.000
20.000
200.000

b. Tingkat persediaan:
Persediaan awal
Persediaan akhir

: 30.000 unit
: 50.000 unit

Diminta:
a. Tentukan jumlah yang harus diproduksi dalam
satu tahun
b. Susunlah Budget Produksi, dengan pendekatan
stabilitas tingkat produksi dan pendekatan
pengendalian tingkat persediaan
Penyelesaian:
a. Penentuan jumlah produksi
Rencana penjualan
200.000
Persed. akhir
50.000
Hrs. tersedia
250.000
Persed. Awal
30.000
Produksi
220.000

b.

Budget Produksi
Dengan pendekatan stabilitas tingkat produksi:
Produksi setahun
Produksi per bulan =
12
220.000
=
12
= 18.333,33
18.333 unit
0,33 X 12 = 3,96

4
Tambahkan ke
bulan yg. memiliki
tingkat penjualan
tertinggi

TABEL BUDGET PRODUKSI

BUDGET BAHAN MENTAH


Budget yang merencanakan secara rinci tentang
kebutuhan dan penggunaan bahan mentah untuk
periode yang akan datang.
PENGGOLONGAN BAHAN MENTAH
1. Bahan mentah langsung
(Bahan Baku)
2. Bahan mentah tak langsung (Bahan Penolong)
Bahan mentah langsung dianggarkan dalam budget
bahan mentah, sedangkan bahan mentah tak langsung
dianggarkan dalam budget biaya overhead pabrik.

TUJUAN PENYUSUNAN BUDGET BAHAN MENTAH


1. Memperkirakan jumlah kebutuhan bahan mentah
2. Memperkirakan jumlah pembelian bahan mentah yang
diperlukan
3. Sebagai dasar untuk memperkirakan kebutuhan dana
untuk melaksanakan pembelian bahan mentah
4. Sebagai dasar penyusunan product costing (harga
pokok produksi) karena penggunaan bahan mentah
dalam proses produksi
5. Sebagai dasar untuk melaksanakan fungsi pengawasan
bahan mentah

BUDGET BAHAN MENTAH meliputi:


1. Budget kebutuhan bahan mentah
Merencanakan jumlah bahan mentah yang dibutuhkan
untuk keperluan produksi pada periode yang akan
datang, dirinci menurut jenis bahan mentah, jenis barang
jadi, dan bagian-bagian yang dilalui dalam proses produksi.

2. Budget pembelian bahan mentah


Merencanakan jumlah bahan mentah yang masih harus
dibeli di antara jumlah bahan mentah yang dibutuhkan.
3. Budget biaya bahan mentah
Merencanakan jumlah biaya bahan mentah yang habis
digunakan dalam proses produksi.

Standard Usage Rate (SUR)


SUR menunjukkan banyaknya satuan bahan mentah yang
digunakan untuk menghasilkan satu satuan barang jadi.
Misal:
SUR = 3 untuk bahan mentah A dan barang jadi X
Artinya, untuk menghasilkan satu satuan barang
jadi X diperlukan 3 satuan bahan mentah A.
SUR = 4 dan 2 untuk bahan mentah A dan B, untuk
barang jadi Y.
Artinya, untuk menghasilkan satu satuan barang Y
diperlukan 4 satuan bahan mentah A dan 2 satuan
bahan mentah B.

Rumus Hitungan
KEBUTUHAN BAHAN MENTAH (dalam unit):
Kebutuhan Bahan = SUR x Jumlah Produksi
PEMBELIAN BAHAN MENTAH (dalam unit):
Kebutuhan bahan
.......
Persediaan akhir
....... +
Harus tersedia
.......
Persediaan awal
....... Pembelian
....... .

BIAYA PENGGUNAAN BAHAN MENTAH


Biaya Kebutuhan BM

= Kebutuhan x Harga/unit

Biaya Pembelian BM

= Pembelian x Harga/unit

CONTOH BUDGET BAHAN MENTAH


BUDGET KEBUTUHAN BAHAN MENTAH
Waktu

Januari
Februari
Maret
Tw II
Tw III
Tw IV

Jenis
Barang

Jml. Produksi

Barang X

1.100
1.200
1.400
2.900
3.400
3.500

Jumlah

13.500

Bahan Mentah A

Bahan Mentah B

SUR Kebutuhan

SUR Kebutuhan

...............
...............
...............
...............
...............
...............
...............

...............
...............
...............
...............
...............
...............
...............

BUDGET PEMBELIAN BAHAN MENTAH


Jenis
Bahan
Mentah &
Waktu

Kebut.
Bahan
Mentah

Pembelian

Persed.
Harus
Akhir Tersedia

Persed.
Awal

Unit

Harga

Jumlah
(ribu rp)

Bahan A
Januari
Februari
Maret
Tw II
Tw III
Tw IV

60.000
56.000
68.000
152.000
160.000
180.000

8.500
8.700
8.800
9.000
9.200
9.300

68.500
64.700
66.800
161.000
169.200
189.300

7.000
8.500
8.700
8.800
9.000
9.200

61.500
..........
..........
..........
..........
..........

2.000

123.000
..........
..........
..........
..........
..........

Jumlah

..........

..........

..........

..........

..........

..........

..........

BUDGET BIAYA PENGGUNAAN BAHAN MENTAH


Bag Produksi I
Bahan
Mentah &
Waktu
Bhn. Mth X
Januari
Februari
Maret
Tw II
Tw III
Tw IV

Jumlah
Bhn Mth Y
Januari
Februari
Maret
Tw II
Tw III
Tw IV

Jumlah

Barang A

Keb. Hrg
Bhn
(Unit) (Rp)

Bag Produksi II

Barang B

Biaya
(Rp)

Keb. Hrg
Bhn
(Unit) (Rp)

Barang B

Biaya
(Rp)

Keb. Hrg
Bhn
(Unit) (Rp)

Biaya
(Rp)

Jumlah

Keb.
Bhn
(Unit)

Biaya
(Rp)

BUDGET TENAGA KERJA

Tenaga kerja langsung (TKL)


Tebaga Kerja
Tenaga kerja tidak langsung (TKTL)

Tenaga kerja langsung:


tenaga kerja di bagian pabrik yg. terlibat sec. langsung
dlm. keg. proses produksi. Biaya TKL adl. biaya
langsung, bersifat variabel, dianggarkan dlm. Budget
Tenaga Kerja.
Tenaga kerja tak langsung:
tenaga kerja di bagian pabrik yg terlibat sec. tidak
langsung dlm. Keg. proses produksi, misal tenaga bag.
administrasi, tenaga bag. bengkel, tenaga bag diesel.
Biaya TKTL merup. biaya tidak langsung, bersifat semi
variabel, dianggarkan dlm. Budget BOP.

Budget Tenaga Kerja:


Budget yang merencanakan sec. rinci tentang
jam kerja langsung dan biaya tenaga kerja
langsung dari waktu ke waktu selama periode
yang akan datang.
Budget Tenaga Kerja meliputi:
Budget Jam Kerja TKL dan Budget Biaya
TKL, yang dapat disusun secara terpisah atau
secara gabungan dalam satu tabel anggaran.
Satuan jam kerja tenaga kerja langsung disebut
DLH (Direct Labour Hour).

DLH: angka yang menunjukkan banyaknya jam


kerja yang dibutuhkan unt. menghasilkan
satu satuan barang jadi.

Misal, DLH = 0,4 dan 0,2 untuk barang jadi X


di Bag. Prod. I dan Bag. Prod. II
Artinya untuk menghasilkan satu unit barang X
diperlukan jam kerja sebanyak 0,4 di Bag. Prod.
I dan 0,2 di Bag. Prod. II.
Penentuan besarnya DLH dilakukan dengan
suatu analisis yang disebut Time and Motion
Analysis.

Motion Analysis:
suatu analisis yang bertujuan mengetahui
banyaknya GERAKAN yang dibutuhkan
untuk menghas. satu satuan barang jadi.
Time Analysis:
suatu analisis yang bertujuan mengetahui
banyaknya WAKTU yang dibut. untuk
masing-masing gerakan dalam proses
produksi.
Penghitungan kebutuhan jam kerja dan
biaya tenaga kerja :

Penghitungan kebutuhan jam kerja:


Kebuth. jam kerja = DLH X Produksi yg. dianggarkan

Penghitungan biaya tenaga kerja:

Biaya tenaga kerja = Tarif upah X Jml. Jam kerja


BOP

BUDGET
BIAYA OVERHEAD PABRIK
( Biaya Pabrik Tidak Langsung )

BIAYA OVERHEAD PABRIK (BOP)


Biaya yang terjadi di Bagian Pabrik selain biaya
bahan mentah dan biaya tenaga kerja langsung.
Anggaran BOP:
Anggaran yg merencanakan secara rinci tentang
biaya-biaya pabrik tidak langsung, yg dikaitkan dg
tempat/bagian terjadinya biaya pabrik tidak
langsung tsb., misal: Bagian Administrasi Pabrik,
Bagian Reparasi, Bagian Supervisi.
Bagian Pabrik meliputi Sub Bagian Produksi dan
Sub Bagian Jasa.

BAGAN BAGIAN PABRIK:


BAGIAN PABRIK

Sub Bagian
Produksi

Sub Bagian
Jasa

Sub Bag
Produksi 1

Sub Bag
Adm. Pabrik

Sub Bag
Produksi 2

Sub Bag
Bengkel

JASA

Sub Bag
Produksi 3

Sub Bag
Diesel

Sub Bag
Produksi 4

Sub Bag
Supervisi

Biaya-biaya yg terdapat di Sub Bag Produksi


meliputi:
1. Biaya Langsung, seperti:
biaya bahan mentah
biaya tenaga kerja langsung
2. Biaya Tidak Langsung, seperti:
biaya listrik
biaya air berlangganan
penyusutan mesin
biaya pemeliharaan
Biaya tenaga kerja tidak langsung

Biaya-biaya yg terdapat di Sub Bag Jasa hanya


berupa Biaya Tidak Langsung.

Semua biaya yang timbul di Sub Bag Jasa


akan dialokasikan ke Sub Bagian Produksi
sesuai dengan persentase penggunaan
jasa oleh Sub Bagian Produksi.

Dasar pembebanan biaya dari Sub Bag


Jasa ke Sub Bag Produksi:
1.
2.
3.
4.

Atas dasar pemakaian tenaga listrik


Atas dasar luas ruangan
Atas dasar nilai aktiva
Atas dasar jarak tempuh

Konsep yg digunakan dlm pengalokasian


biaya disebut The Clean Cost Concept
(konsep pengalokasian biaya sampai habis),
shg saldo BOP di Sub Bag Jasa jadi nol.

Contoh:
PT ABC yg memiliki 2 Sub Bag Produksi yaitu
Sub Bag Prod I dan Sub Bag Prod II, dan 2 Sub
Bag Jasa yaitu Sub Bag Jasa X dan Sub Bag
Jasa Y sedang menyusun Budget BOP untuk
tahun 2013. Data yg tersedia adalah sbb.:

a. BOP semula:
Sub Bag Prod I
Sub Bag Prod II
Sub Bag Jasa X
Sub Bag Jasa Y

=
=
=
=

Rp 1.000.000,-Rp 1.000.000,-Rp 500.000,-Rp 500.000,--

b. Persentase penggunaan jasa:


Pemberi
Jasa
SB Jasa X
SB Jasa Y

Pemakai Jasa
SB Prod I

SB Prod II

50%
40%

40%
50%

SB Jasa X

-10%

SB Jasa Y

10%
--

Diminta:
a. Hitung BOP masing-masing Sub Bag Jasa setelah saling
memberi dan menerima jasa.
b. Susunlah Anggaran BOP PT ABC tahun 2013.

Penyelesaian:
a) Perhitungan BOP dilakukan menggunakan rumus sbb.:
X
= a1 + b1Y
Y
= a2 + b2X
Keterangan:
X : BOP SB Jasa X stl menerima jasa dari SB Jasa Y
Y : BOP SB Jasa Y stl menerima jasa dari SB Jasa X
a1 : BOP semula pada Sub Bag Jasa X
a2 : BOP semula pada Sub Bag Jasa Y
b1 : persentase penggunaan jasa Y oleh SB Jasa X
b2 : persentase penggunaan jasa X oleh SB Jasa Y

X
Y

= a1 + b1Y
= a2 + b2X
X

X 0,01X
0,99X
X
X
X
Y

=
=
=
=
=
=
=
=

500.000 + 0,10(Y)
500.000 + 0,10(500.000 + 0,10X)
500.000 + 50.000 + 0,01X
550.000
550.000
(550.000 : 0,99)
555.555,56
555.556

=
=
=
=

500.000 + 0,10 (X)


500.000 + 0,10 (555.556)
500.000 + 55.556
555.556

Jadi:
BOP Sub Bag. Jasa X setelah menerima
jasa dari Sub Bag. Jasa Y = Rp 555.556, BOP Sub Bag. Jasa Y setelah menerima
jasa dari Sub Bag. Jasa X = Rp 555.556,-

b)

PT ABC
Budget Biaya Overhead Pabrik
Tahun 2013
PEMAKAI JASA

URAIAN

Bag Prod I

Bag Prod II

Bag Jasa X

Bag Jasa Y

1.000.000

1.000.000

500.000

500.000

Jasa X

277.778

222.222

(555.556)

55.556

Jasa Y

222,222

277.778

55.556

(555.556)

Jumlah

1.500.000

1.500.000

BOP
Semula

Total

3.000.000

BOP
Alokasi

3.000.000

Hitungan:
SB Prod I

: 50% x Jasa X = 50% x 555.556 = 277.778


: 40% x Jasa Y = 40% x 555.556 = 222.222

SB Prod II

: 40% x Jasa X = 40% x 555.556 = 222.222


: 50% x Jasa Y = 50% x 555.556 = 277.778

Atau:
SB Prod I

: 50/90 x Jasa X = 50/90 x 500.000 = 277.778


: 40/90 x Jasa Y = 40/90 x 500.000 = 222.222

SB Prod II

: 40/90 x Jasa X = 40/90 x 500.000 = 222.222


: 50/90 x Jasa Y = 50/90 x 500.000 = 277.778

ANGGARAN VARIABEL

ANGGARAN VARIABEL
Anggaran yg merencanakan secara rinci tentang tingkat
perubahan/variabilitas biaya, terutama biaya tdk langsung sehub. dg
perubahan aktivitas perusahaan dari waktu ke waktu selama
periode yad.
Menunjukkan tingkat kepekaan biaya thd perub aktivitas
perusahaan (DLH, DMH, unit hasil).
Dimaksudkan untuk merencanakan biaya-biaya tidak langsung:
biaya pabrik tdk langsung, biaya administrasi, biaya penjualan.
Golongan biaya tidak langsung:
1. Biaya Tetap
Biaya (Rp)
P2 .

tdk peka thd. perub. aktivitas perush.

P1 .

Biaya Tetap
Aktivitas (DLH, Unit, ... )

Q1

Q2

Q3

Karena besarnya biaya tetap tidak


berubah, maka jika:
- aktivitas perush rendah
- aktivitas perush tinggi

by tetap per unit tinggi


by tetap per unit rendah

Rp (per unit)

B1
B2
Bn
0 Q1 Q2

By tetap
Qn

Aktivitas

Misal:
Produksi
= 1.000 unit
Biaya Tetap = Rp 1.000.000
Biaya tetap rata-rata = Rp 1.000.000 : 1.000
= Rp 1.000,-/unit

Jika produksi turun menjadi 500 unit, maka biaya tetap


rata-rata = Rp 1.000.000 : 500 = Rp 2.000,-/unit
Jika produksi naik menjadi 2.000 unit, maka biaya tetap
rata-rata = Rp 1.000.000 : 2.000 = Rp 500,-/unit

2. Biaya Variabel

peka thd perub aktivitas perush.

Ditinjau dr perubahan biaya variabel sbg akibat perub aktivitas


perush. maka dikenal 3 macam biaya variabel:

a. Biaya Variabel Proporsional


Berubah secara sebanding dg. perubahan aktivitas perush.
Aktivitas
(DLH)
(1)

%
Perubhn
(2)

Jml. Biaya
(Rp)
(3)

%
Perubhn
(4)

Rata2/DLH
(Rp)
(5)

10.000
20.000
30.000
40.000
50.000
60.000

100
50
33
25
20

150.000
300.000
450.000
600.000
750.000
900.000

100
50
33
25
20

15
15
15
15
15
15

b. Biaya Variabel Progresif


Berubah lebih dari sebanding dg. perub. aktivitas perush.

Aktivitas
(DLH)
(1)

% Perub.

% Perub.

(2)

Jml. Biaya
(Rp)
(3)

(4)

Rata2/DLH
(Rp)
(5)

10.000
20.000
30.000
40.000
50.000
60.000

100
50
33
25
20

150.000
301.000
453.000
606.000
760.000
915.000

100,67
50,50
33,77
25,41
20,39

15,00
15,05
15,10
15,15
15,20
15,25

c. Biaya Variabel Degresif


Berubah kurang dari sebanding dg. perub. aktivitas perush.
Aktivitas
(DLH)
(1)

% Perub.

% Perub.

(2)

Jml. Biaya
(Rp)
(3)

(4)

Rata2/DLH
(Rp)
(5)

10.000
20.000
30.000
40.000
50.000
60.000

100
50
33
25
20

150.000
299.000
447.000
594.000
740.000
885.000

99,33
49,50
32,89
24,58
19,59

15,00
14,95
14,90
14,85
14,80
14,75

3. Biaya Semi Variabel


Biaya yg sebagian bersifat tetap dan
sebagian lainnya bersifat variable
Misal: - Biaya pemeliharaan gedung
- Upah dg. sistem bonus
Yg mudah diketahui besarnya unsur tetap dan
unsur variabel, penentuannya di bawah
wewenang pimpinan perush.

By semi variabel
Yg sulit diketahui besarnya unsure tetap dan
unsur variabel
tdp. unsur teknis di luar
wewenang pimp. perush.
Misal: Biaya pemeliharaan gedung, mesin, dan
peralatan (ditentukan oleh aspek teknis)

Metoda untuk menentukan besarnya unsur biaya tetap dan unsur


biaya variable :
a. Metoda Biaya Berjaga (Standby Cost Method )
Dilakukan dg. cara menghentikan aktivitas perush. selama jangka
waktu tertentu, mis. satu bulan. Biaya yg. masih tetap hrs. dibayar
merupakan unsur biaya tetap.
Mis:

Bulan Nopember 2012 biaya pemeliharaan mesin Rp


500.000. Perush. bekerja pada kapasitas 50.000 DMH.
Bulan Desember 2012 aktivitas perush. dihentikan sama
sekali. Pd bulan tsb perush masih hrs menanggung biaya
pemel. mesin sebesar Rp 150.000,unsur by tetap

By variabel = Rp 500.000 Rp 150.000 = Rp 350.000


By variabel rata-rata = Rp 350.000 : 50.000 = Rp 7,- per DMH
Dalam praktek metoda ini kurang diminati karena dapat
menimbulkan kerugian bagi perusahaan.

b. Metoda Taksiran Langsung (Direct Estimate Method)


Unsur biaya tetap ditentukan dg. cara mengandaikan perush.
menghentikan aktivitasnya selama jangka waktu tertentu. Unsur
biaya yg. diperkirakan masih tetap harus dibayar seandainya
perush. menghentikan aktivitasnya merup taksiran biaya tetap.
Biaya semi variabel Taksiran unsur biaya tetap = Biaya variable
Misal:
Bln Nopember 2012 biaya pemeliharaan mesin di Bagian Diesel
Rp 200.000,-- dg. kapasitas 50.000 DMH. Seandainya pd. bulan
tsb. perush. menghentikan aktivitasnya, diperkirakan perush.
masih harus mengeluarkan biaya sebesar Rp 75.000,-- maka:

Unsur biaya variabel = Rp 200.000 Rp 75.000 = Rp 125.000,-Rp 125.000


Biaya variabel rata-rata =
= Rp 2,50 /DMH
50.000

c. Metoda Maksimum dan Minimum / Metoda Williams


( dirumuskan oleh JH Williams th. 1922 )
Membandingkan biaya semi variabel pada tingkat aktivitas
maksimum yg. pernah dicapai dg. biaya semi variabel pd. tingkat
aktivitas minimum yg. pernah dialami.
Biaya semi variabel unsur biaya variabel = Biaya tetap
Misal:
Akt. Maks.
(Okt.2012)

Akt. Min.
(April 2012)

Selisih
(peningk)

60.000 DLH
Rp 550.000

10.000 DLH
Rp 175.000

50.000DLH
Rp 375.000

Rp 375.000
Peningk. by. rata-rata =

= Rp 7,50 (unsur by. var.)


50.000

Biaya variabel pd. akt. minimum =


Rp 7,50 X Akt. Min. = Biaya Variabel
Rp 7,50 X 10.000 = Rp 75.000,Jadi unsur biaya tetap =
Rp 175.000 Rp 75.000 = Rp 100.000,Atau
Biaya variabel pd. akt. maksimum =
Rp 7,50 X Akt. Maks. = Biaya Variabel
Rp 7,50 X 60.000 = Rp 450.000,Jadi unsur biaya tetap =
Rp 550.000 Rp 450.000 = Rp 100.000,-

d. Metoda Regresi
Y = a + bX
Model Regresi Linier
( I)
Y = n.a + bX
(II)
XY = aX + bX2

Keterangan:
a
= unsur biaya tetap
b
= unsur biaya variabel
Y
= biaya semi variabel
X
= aktivitas perusahaan

Y
( I)
( II)
(III)

= a + bX + cX2
Model RegresiNon Linier
Y = n.a + bX + cX2
XY = aX + bX2+ cX3
X2Y = aX + bX3+ cX4

BENTUK ANGGARAN VARIABEL


Secara garis besar dikenal 2 bentuk:
1. Bentuk yg. dg. jelas memperlihatkan masingmasing unsur biaya tetap dan unsur biaya
variabel secara terpisah:
a. Anggaran Variabel berbentuk Tabel
b. Anggaran Variabel berbentuk Formula
c. Anggaran Variabel berbentuk Grafik
2. Bentuk yg. tdk. memperlihatkan masing-masing
unsur biaya tetap dan unsur biaya variabel secara jelas dan
terpisah, disebut Anggaran Variabel berbentuk Kolom. Setiap
kolom memuat jumlah biaya tidak langsung pd. suatu tingkat
aktivitas perush., shg. untuk memuat berbagai jumlah biaya tak
langsung pd. berbagai tingkat aktivitas diperlukan banyak
kolom.

Contoh:

. Anggaran Variabel berbentuk Tabel:


PT MAKMUR
Anggaran Variabel
Departemen Produksi
Januari Maret 2012
Unsur Tetap
Per bulan
(Rp)

Jumlah (Rp)

DEPARTEMEN I
Gaji tenaga kerja
Bahan penolong
Pemeliharaan
Depresiasi

450.000
125.000
300.000

15,00
10,00
-

DLH
DLH
-

DEPARTEMEN II
Gaji tenaga kerja
Bahan pembantu
Pemeliharaan
Depresiasi

400.000
100.000
250.000

12,50
7,50
-

DLH
DLH
-

Keterangan

Unsur Variabel
Unit aktivitas

Anggaran variabel berbentuk formula:


-

BIAYA UMUM
Pemeliharaan gedung
Depresiasi gedung

Y = 100.000 + 5,00X
Y = 300.000

BAGIAN TENAGA DIESEL


Gaji tenaga kerja
Bahan pembantu
Pemeliharaan alat-alat

Y = 350.000
Y = 4,50X
Y = 75.000 + 2,50X

DEPARTEMEN II
Bahan Pembantu
Depresiasi alat-alat

Y = 12,50X
Y = 250.000

BAGIAN SEKRETARIAT
Gaji karyawan
Bahan-bahan

Y = 1.200.000
Y = 75.000 + 0,60X

Anggaran variabel berbentuk grafik:


Ribuan Rp
(total)

Biaya Pemel. Gedung


(Semi Variabel)
Biaya Variabel

100

Biaya Tetap

DLH

Anggaran variabel berbentuk grafik:


Ribuan Rp
(total)

Biaya bhn. penolong


(Biaya Variabel)

DLH

Anggaran variabel berbentuk grafik:


Ribuan Rp
(total)

300

Penyustn. gedung
(Biaya Tetap)

DLH

ANGGARAN PIUTANG
Tunai

kas

Kredit

piutang

Penjualan

kas

Timbulnya piutang:
1. Penjualan kredit barang dagangan
2. Penjualan kredit aktiva tetap
Anggaran Piutang:
Anggaran yg. merencanakan secara rinci
tentang besarnya piutang beserta perubahanperubahannya dari waktu ke waktu selama
periode yg. akan datang.

Manfaat penyusunan Anggaran Piutang:


1. Dapat diketahui jumlah piutang pada
berbagai waktu
2. Dapat diketahui besarnya piutang yang
sudah saatnya untuk ditagih
3. Dapat diketahui besarnya kas masuk yg.
berasal dari penjualan kredit
Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat piutang:
1. Volume penjualan kredit
2. Syarat pembayaran yg. ditawarkan
3. Kondisi persaingan pasar
4. Posisi perusahaan dalam persaingan
5. Aktivitas penagihan piutang

Contoh:
PT Citramas memiliki rencana penjualan atas dasar perkiraan
akhir bulan untuk semester pertama tahun 2013 dengan rincian
sbb.:

a.

b.

Rencana penjualan:
Bulan
Januari
Pebruari
Maret
April
Mei
Juni

Penjualan
Rp 2.000.000,-Rp 2.250.000,-Rp 2.500.000,-Rp 2.750.000,-Rp 3.000.000,-Rp 3.250.000,--

20% merupakan penjualan tunai dan sisanya penjualan kredit


dg. jangka waktu satu bulan. Penjualan tunai diberikan
potongan 5%. Pola penerimaan piutang menurut pengalaman
para debitur membayar 75% tepat pd. waktunya dan sisanya
dibayar pd. bulan berikutnya.

c. Penjualan bulan Nop. dan Des. 2012 masingmasing Rp 1.500.000,- dan Rp 2.000.000,d. Jumlah bad debts diperkirakan sebesar 0,5%.

Berdasarkan data tersebut, diminta:


a. Buatlah skedul penjualan menurut bentuk
pembayarannya.
b. Buatlah skedul pener. kas dari penjualan tunai.
c. Buatlah skedul piutang.
d. Buatlah skedul pener. kas dari penjualan kredit.
e. Buatlah skedul penerimaan kas keseluruhan.

Penyelesaian soal:
a. Skedul penjualan menurut bentuk pembayaran
Bulan
Januari
Pebruari
Maret
April
Mei
Juni

Tunai (Rp)
400.000
450.000
500.000
550.000
600.000
650.000

Kredit (Rp)
1.600.000
1.800.000
2.000.000
2.200.000
2.400.000
2.600.000

b. Skedul penerimaan kas dari penj. tunai


Bulan
Jan
Pebr
Mar
Apr
Mei
Jun

Penjualan
400.000
450.000
500.000
550.000
600.000
650.000

Potongan
20.000
22.500
25.000
27.500
30.000
32.500

Kas
380.000
427.500
475.000
522.500
570.000
617.500

c. Skedul Piutang
Bulan
Piutang kotor
Penj.Nop.12 300.000
Penj.Des.12 1.600.000
Januri
1.600.000
Pebruari
1.800.000
Maret
2.000.000
April
2.200.000
Mei
2.400.000
Juni
2.600.000
Jumlah
14.500.000

Bad debt
1.500
8.000
8.000
9.000
10.000
11.000
12.000
13.000
72.500

Piutang Neto
298.500
1.592.000
1.592.000
1.791.000
1.990.000
2.189.000
2.388.000
2.587.000
14.427.500

d. Skedul Penerimaan Kas dari Penj. Kredit


Penagihan
Jan

Peb

Mar

Apr

Mei

Juni

Sisa

298.500
1.194.000
398.000
1.194.000
-

398.000
1.343.250
-

447.750
1.492.500
-

497.500
1.641.750
-

547.250
1.791.000
-

597.000
2.587.000

1.492.500 1.592.000

1.741.250

1.940.250

2.139.250

2.338.250

3.184.000

e. Skedul Penerimaan Kas Keseluruhan

Penj tunai
Piutang

380.000
1.492.500

427.500
1.592.000

475.000
1.741.250

522.500
1.940.250

570.000
2.139.250

617.500
2.338.250

Jumlah

1.872.500

2.019.500

2.216..250

2.462.750

2.709.250

2.955.750

Analisis Break Even

ANALISIS BREAK EVEN


Analisis yg bertujuan untuk mengetahui pd tingkat penjualan
berapa perush dlm kead. tidak laba dan tidak rugi.
Kead. tsb dicapai jika total pendapatan = total biaya.
Dlm konteks penganggaran maka Analisis Break Even bertujuan:
1.Menilai apakah sasaran penjualan yg telah ditentukan akan
memberikan keuntungan atau tidak, dan berapa jauh
pengurangan penjualan yg dpt dilakukan sepanjang tidak
menimbulkan kerugian.
2.Menentukan jml. penjualan yg seharusnya diperoleh pd
persyaratan tertentu, misal tingkat penjualan yg memberikan
sejumlah laba tertentu (misal 25%).

Contoh:
Diketahui:
Biaya tatap
= Rp 5.000
Biaya variabel
= Rp 1.000/unit
Harga jual
= Rp 1.500/unit
Berapa jumlah produk yg harus dijual apabila
perusahaan mengharapkan laba sebesar 25% dari
jumlah penjualan?
Penyelesaian:
Misal jumlah unit penjualan = X
Rumus:
S = FC + VC + Profit

Asumsi dlm Analisis Break Even


1.Biaya pd berbagai tingkat kegiatan dpt diperkirakan
jumlahnya secara tepat.
2.Terdapat pemisahan yg jelas antara Biaya Tetap dan
Biaya Variabel.
3.Tingkat penjualan = tingkat produksi.
4.Harga jual tidak mengalami perubahan selama periode
yg dianalisis dan pd berbagai tingkat penjualan.
5.Perusahaan dianggap hanya menjual satu jenis produk.

Cara penentuan tingkat Break Even


Terdapat tiga pendekatan dlm analisis Break Even:
1. Pendekatan tabelaris.
Dilakukan dg membuat sebuah tabel yg
menunjukkan besarnya biaya dan penjualan pd
berbagai tingkat penjualan/produksi.
2. Pendekatan grafis.
Membuat grafik yg memperlihatkan hubungan
antara garis biaya dan garis penjualan
3. Pendekatan arithmatis.
Menggunakan rumus matematika.

PENDEKATAN ARITHMATIS

Pendekatan total:
Total Fixed Cost
BE =
(Rp)

Variable Cost
1 Sales

Pendekatan per unit:


Total Fixed Cost
BE =
(Unit)

Price/unit - Variable Cost/unit

Pendekatan grafis dilakukan dg langkah


sbb:
1. Membuat dua buah garis yg saling tegak lurus. Garis
vertikal menunjukkan Cost/ Revenue (Rp). Garis
horisontal menunjukkan Penjualan/ Produksi (unit).
2. Membuat skala
3. Membuat garis penjualan.
4. Membuat garis biaya tetap, biaya variabel, dan total
biaya.
5. Perpotongan antara garis penjualan dan garis total
biaya merupakan Titik Break Even (Break Even Point)

Contoh:
Rencana penjualan pada PT ABC tahun 2014 sbb.:
Jumlah unit penjualan yg dianggarkan 200.000 unit dg
harga @ Rp 25,--/unit.
Total biaya tetap
= Rp 1.800.000,- Total biaya variabel
= Rp 2.600.000,-Berdasarkan data tsb dapat diketahui bahwa:
Harga jual per unit
= Rp 25,-Biaya variabel per unit

= Rp 13,--

Analisis Break Even dilakukan sbb.:

(=

2.600.00
200.000

PENDEKATAN TABELARIS:
(dalam ribuan)
Unit penj. 100
Harga/unit 25
Hasil penj. 2.500

125
25
3.125

150
25
3.750

200
25
5.000

VC
FC
TC

1.300
1.800
3.100

1.625
1.800
3.425

1.950
1.800
3.750

2.600
1.800
4.400

Laba/Rugi

- 600

- 300

+ 600

PENDEKATAN GRAFIS:
Cost/Rev. (Rp)
Garis Penjualan
5.000
Biaya Total
4.000
BEP

3.000
Biaya Variabel
2.000
Biaya Tetap
1.000
Penj./ Prod. (Unit)
0

50

100

150

200

Fixed Cost
BE

unit

=
Price/unit - Variabtle Cost/unit
1.800.000

BE

=
25 - 13
=

150.000 unit

Pengaruh perubahan asumsi thd


tingkat Break Even
Perubahan asumsi akan mengakibatkan
perubahan tingkat Break Even.
Contoh:
Pemerintah menaikkan harga BBM sebesar 50%.
Kebijakan tsb menyebabkan perubahan sbb.:
Biaya variabel naik 10%
Biaya tetap naik 15%
Harga jual produk naik 25%
Volume penjualan turun 12%

Kesimpulan:
Kebijakan pemerintah manaikkan harga
BBM mengakibatkan perubahan bbg faktor
penghitungan BEP shg mempengaruhi
tingkat BEP dari Rp 3.750.000,- atau
150.000 unit menjadi Rp 3.955.665,- atau
131.855 unit.
Meskipun BEP dlm rupiah meningkat,
namun krn harga jual juga dinaikkan maka
BEP dlm unit justru menurun.

Break Even untuk lebih dari satu jenis


produk
Perusahaan dianggap hanya
menjual/memproduksi satu jenis produk saja.
Perbandingan jml produk (product mix)
maupun perbandingan jml penjualan (sales
mix) dipertahankan tetap sama.
Misal perusahaan manjual/memproduksi
barang A dan barang B, akan terjadi
beberapa kemungkinan.

Kemungkinan yg terjadi:
1.Produk A laba dan produk B rugi, tapi laba
rugi tsb sama besar.
2.Sebaliknya, produk A rugi dan produk B
laba, tapi laba rugi tsb sama besar.
3.Kedua produk tsb sama-sama tidak laba
tidak rugi.

Contoh:
Produk A
Penjualan/produksi
Biaya variabel total
Biaya tetap total
Harga jual per unit

= 1.000 unit
= Rp 500.000,= Rp 200.000,= Rp 1.000,-

Produk B
Penjualan/produksi
Biaya variabel total
Biaya tetap total
Harga jual per unit

= 2.500 unit
= Rp 3.500.000,= Rp 1.200.000,= Rp 2.000,-

Product mix untuk mencari BE dlm unit


Product mix = 2 : 5
BE produk A = Rp 700.000 @ Rp 1.000 = 700 unit
BE produk B = Rp 3.500.000 @ Rp 2.000 = 1.750 unit

Kuantitas A : B tetap sama yaitu 2 : 5

Rekonsiliasi:
Penj. produk A 700 unit @ Rp 1.000
= Rp 700.000,-Biaya variabel 50% dari penjualan
= Rp 350.000,-Pendapatan marginal
= Rp 350.000,-Biaya tetap
= Rp 200.000,-Laba produk A
= Rp 150.000,-Penj. Produk B 1.750 unit = Rp 3.500.000,-Biaya variabel 70% dr penj = Rp 2.450.000,-Pendapatan marginal
= Rp 1.050.000,-Biaya tetap
= Rp 1.200.000,-Rugi produk B
= (Rp 150.000,--)
Laba rugi perusahaan
= Rp 0,-- (BE)

Anggaran Kas

ANGGARAN KAS
Kas sangat vital untuk menjaga kelancaran operasi
perusahaan, sehingga kas harus direncanakan dan
diawasi dengan baik.
Jumlah kas yang tersedia harus memadai, tidak terlalu
besar atau terlalu kecil.

Anggaran kas tidak hanya menunjukkan jumlah


pembelanjaan yang diperlukan, tapi juga kapan kas
diperlukan.
Aggaran kas menunjukkan jumlah kas yang diperlukan
setiap bulan, setian minggu, setiap hari, dan merupakan
alat pengendalian bagi manajer keuangan.

Anggaran kas adalah anggaran yang


menunjukkan perubahan kas dan
memberikan alasan mengenai perubahan
kas tersebut dengan menunjukkan arus
kas masuk sebagai sumber kas dan arus
kas keluar sebagai kas yang dibelanjakan/
digunakan, sehingga tampak kelebihan
atau kekurangan, dan saldo kas selama
periode tertentu.

Tujuan perencanaan dan pengendalian


kas:
1. Menentukan posisi kas pada berbagai waktu.
2. Memperkirakan terjadinya defisit atau surplus.
3. Memperkirakan keputusan pembelanjaan
berjangka pendek atau berjangka panjang.
4. Sebagai dasar kebijakan pemberian kredit.
5. Sebagai dasar otorisasi dana anggaran yang
disediakan.
6. Sebagai dasar penilaian realisasi pengeluaran
kas.

Pendekatan dalam anggaran kas


1. Anggaran Kas Jangka Pendek (Anggaran
Kas Tahunan)
Merupakan alat pengendalian kas sehari-hari, berfungsi
sebagai pemberi otorisasi kas keluar yang secara terus
menerus disesuaikan dengan arus kas masuk dan situasi
keuangan umumnya.

2. Anggaran Kas Jangka Panjang


Meliputi jangka waktu lima hingga sepuluh tahun,
berguna untuk mengetahui kemampuan perusahaan
menambah dana dari sumber-sumber intern.

Faktor-faktor yang mempengaruhi


Anggaran Kas
1. Kegiatan operasi perusahaan.
Kegiatan operasi yang utama adalah menjual
dan membeli barang/jasa.

2. Kegiatan investasi.
Kegiatan ini dapat meningkatkan dan
menurunkan aktiva tidak lancar yang
digunakan oleh perusahaan, seperti
menjual/membeli surat-surat berharga,
menjual/membeli aktiva tetap

3. Kegiatan pendanaan
Kegiatan ini berkaitan dengan utang dan modal
sendiri, meliputi:
a.Menerima utang/pinjaman dari kreditor
b.Membayar pokok dan bunga pinjaman
c.Menerima uang dari investor
d.Membayar dividen kepada pemegang saham
Semakin banyak modal yang disetor dan
semakin banyak utang yang diterima, semakin
besar kas masuk, dan sebaliknya.

Anggaran Kas Tahunan


Anggaran Kas jangka pendek (tahunan)
disusun dengan menelusuri berbagai
kegiatan yang mengakibatkan terjadinya arus
kas masuk dan arus kas keluar.
Arus balik dari berbagai arus kas masuk
mengakibatkan terjadinya arus kas keluar.
Sebaliknya arus balik dari berbagai arus kas
keluar akan mengakibatkan terjadinya arus
kas masuk.
Contoh?

Sumber dan penggunaan kas


Sumber kas masuk:
1.
2.
3.
4.
5.

Hasil penjualan produk secara tunai


Hasil penagihan piutang
Pendapatan bunga, dividen
Penjualan aktiva tetap yang tidak terpakai
Penerimaan kredit, penjualan obligasi,
penjualan saham
6. Penambahan modal sendiri

Penggunaan kas keluar:


1. Pembelian bahan mentah, pembayaran
upah dan gaji, biaya penjualan, biaya
administrasi dan umum
2. Pembayaran pokok dan bunga pinjaman
3. Pembelian aktiva tetap
4. Pembayaran dividen dan pengembalian
modal
5. Pembayaran kepada pemerintah: pajak,
cukai, retribusi, meterai

Anggaran Kas Jangka Panjang


Anggaran kas jangka pendek disusun
dengan menelusur arus kas masuk dan
arus kas keluar. Sedangkan anggaran kas
jangka panjang disusun dengan cara
membandingkan neraca yang disusun
antara dua periode anggaran dan
perhitungan laba rugi yang terjadi selama
periode antara kedua neraca tersebut.

Neraca Awal Tahun


Aktiva Lancar:
Kas
Non Kas

Aktiva Tetap

...............
...............

...............

Kewajiban Lancar

.............

Kewajiban Jk Panjang

.............

Ekuitas: - Modal
- Cadangan
- Laba Ditahan

.............
.............
.............
2

Jumlah Aktiva (1) = jumlah Ekuitas + Kewajiban (2)

Selama satu tahun usaha terjadi transaksi


sebagai berikut:
a. Perusahaan memperoleh laba dan memakai
sebagian dari laba tersebut
b. Perusahaan memperoleh utang lancar baru
c. Perusahaan menambah utang jangka panjang
d. Perusahaan menambah setoran modal
e. Perusahaan mengurang sebagian dari aktiva lancar
non kas (piutang dan persediaan)
f. Perusahaan menjual sebagian dari aktiva tetap

Akibat transaksi tersebut maka yang terjadi


adalah:
a. Meningkatnya jumlah modal dan utang-utang
perusahaan
b. Menurunnya jumlah aktiva non kas dan aktiva tetap
yang dimiliki
c. Meningkatnya seluruh kekayaan perusahaan yang
tercermin dalam meningkatnya jumlah uang kas

Neraca Akhir Tahun


Aktiva Lancar
Kas

Kewajiban Lancar
++
+++++

Non Kas

Kewajiban Jk Panjang

Ekuitas: - Modal

- Cadangan

- Laba Ditahan

Aktiva Tetap
-

1+ Penambahan

2 + Penambahan

karena:

karena:

- Aktiva non Kas


- Aktiva Tetap

+ Utang Lancar
+ Utang Jk Panjang
+ Ekuitas: Modal/Cadangan/
Laba Ditahan

Tanda + (plus) menunjukkan adanya peningkatan-peningkatan


Tanda (minus) menunjukkan adanya penurunan-penurunan.
Pendekatan di atas berdasarkan anggapan bahwa seluruh
transaksi yang terjadi adalah transaksi kas.

Anda mungkin juga menyukai