Anda di halaman 1dari 14

PERKEMBANGAN SOSIO EMOSIONAL ANAK USIA DINI

T. PRATISTO
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA

A. Pendahuluan
Perkembangan sosial adalah proses kemampuan belajar dan tingkah laku
yang berhubungan dengan individu untuk hidup sebagai bagian dari kelompoknya.
Di dalam perkembangan sosial, anak dituntut untuk memiliki kemampuan yang
sesuai dengan tuntutan sosial di mana mereka berada. Tuntutan sosial yang
dimaksud adalah anak dapat bersosialisasi dengan baik sesuai dengan tahap
perkembangan dan usianya, dan cenderung menjadi anak yang mudah bergaul.

Perkembangan emosi yang terganggu

Perilaku sosial merupakan aktivitas dalam hubungan dengan orang lain, baik
dengan teman sebaya, guru, orang tua maupun saudara-saudaranya. Saat
berhubungan dengan orang lain, terjadi peristiwa-peristiwa yang sangat bermakna
dalam kehidupan anak yang dapat membentuk kepribadiannya, dan membentuk
perkembangannya menjadi manusia yang sempurna.
Perilaku yang ditunjukkan oleh seorang anak dalam lingkungan sosialnya
sangat dipengaruhi oleh kondisi emosinya. Perkembangan emosi seorang anak
sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan.
Suatu hal yang sangat bijak apabila kita mampu menciptakan lingkungan
yang kondusif untuk membantu perkembangan emosi anak.

Emosi merupakan suatu gejolak penyesuaian diri yang berasal dari dalam
dan melibatkan hampir keseluruhan diri individu. Emosi juga berfungsi untuk
mencapai pemuasan atau perlindungan diri atau bahkan kesejahteraan pribadi
pada saat berhadapan dengan lingkungan atau objek tertentu.
Pada saat anak masuk Kelompok Bermain atau juga PAUD, mereka mulai
keluar dari lingkungan keluarga dan memasuki dunia baru. Peristiwa ini
merupakan perubahan situasi dari suasana emosional yang aman, ke kehidupan
baru yang tidak dialami anak pada saat mereka berada di lingkungan keluarga.
Dalam dunia baru yang dimasuki anak, ia harus pandai menempatkan diri diantara
teman sebaya, guru dan orang dewasa di sekitarnya.
Tidak setiap anak berhasil melewati tugas perkembangan sosioemosional
pada usia dini, sehingga berbagai kendala dapat saja terjadi. Sebagai pendidik
sepatutnyalah untuk memahami perkembangan sosioemosional anak sebagai bekal
dalam memberikan bimbingan terhadap anak agar mereka dapat mengembangkan
kemampuan sosial dan emosinya dengan baik.
Untuk maksud tersebut di atas, dalam makalah ini akan dibahas tentang :
pengertian perkembangan emosi dan perkembangan sosial anak; karakteristik
perkembangan sosioemosional anak ; faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
perkembangan sosioemosional anak; prinsip perkembangan sosioemisional anak;
metode pengembangan sosioemosional anak; dan evaluasi perkembangan
sosioemosional anak di Taman Kanak-kanak.
B. Pembahasan
1. Pengertian perkembangan sosial dan perkembangan emosi anak
Perkembangan sosial merupakan suatu proses pembentukan social self
(pribadi dalam masyarakat) , yakni pribadi dalam keluarga, budaya, bangsa
dan seterusnya (Muhidin, 1999).

Sedangkan Harlock (1978) menyatakan

bahwa perkembangan sosial merupakan perolehan kemampuan berperilaku


yang sesuai dengan tuntutan sosial. Sementara ahli yang lain menyatakan
bahwa perkembangan sosial merupakan suatu proses di mana individu/anak
melatih kepekaan dirinya terhadap rangsangan-rangsangan sosial, terutama
tekanan-tekanan dan tuntutan kehidupan kelompoknya serta belajar bergaul
dengan bertingkah laku, seperti anak lain dalam lingkungan sosialnya.(Loree,
1970).

Secara singkat dapat dikatakan bahwa perkembangan sosial anak adalah


suatu proses dalam kehidupan anak untuk berperilaku sesuai dengan norma
atau aturan dalam lingkungan kehidupan anak.
Lebih lanjut dikatakan bahwa perkembangan sosioemosional meliputi
perkembangan dalam hal emosi, kepribadian, dan hubungan interpersonal
(Papalia, 2004). Pada tahap awal masa kanak-kanak, perkembangan sosial
emosional berkisar tentang proses sosialisasi, yaitu proses ketika anak
mempelajari nilai-nilai dan perilaku yang diterima dari masyarakat (Dodge,
2002).
2. Karakteristik perkembangan sosioemosional anak

Perkembangan anak dari masa ke masa

Perkembangan sosial individu mengikuti suatu pola, yaitu urutan


perilaku sosial yang teratur, di mana pola tersebut sama untuk setiap anak
secara normal. Dalam perkembangan sosial anak terdapat beberapa ciri dalam
setiap periodenya.

Anak usia 4 bulan

Berikut adalah ciri yang merupakan karakter perkembangan sosial pada


masa bayi dan masa prasekolah.

a. Karakteristik perkembangan sosial anak pada masa bayi.


1-2 bln

Belum mampu membedakan objek dan benda

3 bln

- otot mata sudah kuat dan mampu melihat pada orang atau
objek yang diikuti
- mampu membedakan suara
- senyum sosial bila kedatangan orang yang dikenalnya

4 bln

- mampu memperlihatkan tingkah laku


- memperhatikan orang bicara
- tertawa dengan orang di sekitarnya

5-6 bln

- tersenyum dengan bayi lain


- bereaksi berbeda terhadap suara yang ramah dan tidak

7 bln

Kadang-kadang menjambak, agresif, mencakar

8 bln
9 bln
10-13 bln

Memegang, melihat, merebut benda


Mengikuti suara-suara dan tingkah laku yang sederhana
- bermain dengan permainan
- mengenal larangan

14-18 bln

19- 24 bln

tertarik terhadap bayi lain


ingin dekat dan berkomunikasi dengan orang dewasa
mampu melakukan aktivitas sederhana
menggunakan alat permainan sebagai alat untuk hubungan
sosial
- bermain bersama tanpa interaksi

b. Karakteristik perkembangan sosial anak pada masa prasekolah


1) membuat kontak sosial dengan orang di luar rumah
2) mulai senang membentuk kelompok
3) ingin dekat dan berkomunikasi dengan orang dewasa
4) terjadinya cooperative play
5) memilih teman bermain
6) mengurangi tingkah laku bermusuhan
Secara umum ada 20 karakteristik perkembangan sosial/penyesuaian diri yang
baik (Yeny Rachmawati, 2004)
1) dapat menerima tanggung jawab sesuai dengan usianya
2) menikmati pengalamannya
3) menerima tanggung jawab sesuai dengan perannya
4) mampu memecahkan masalah dengan segera
5) mampu mengatasi hambatan untuk merasa bahagia
6) mampu membuat keputusan dengan resiko konflik minimum

7) tetap pada pilihannya, sampai menyadari bahwa pilihannya itu salah


8) merasa puas dengan kenyataan
9) mampu menggunakan pikiran sebagai dasar untuk bertindak
10) belajar dari kegagalan tidak mencari alasan atas kegagalannya
11) tahu bagaimana saat belajar dan bermain pada saat bermain
12) dapat berkata tidak pada situasi yang mengganggunya
13) dapat berkata ya pada situasi yang membantunya
14) dapat menunjukkan kemarahan secara tepat
15) dapat menunjukkan kasih sayang
16) dapat menahan rasa sakit dan frustrasi
17) mampu berkompromi
18) mampu mengkonsentrasikan energi pada tujuan
19) mampu menerima kenyataan bahwa hidup adalah perjuangan
20) mampu menerima dirinya
3. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perkembangan sosioemosional
anak
Perkembangan emosional anak tidak selamanya stabil. Banyak faktor
yang mempengaruhi stabilitas emosi dan kesanggupan sosial anak, baik yang
berasal dari anak itu sendiri maupun berasal dari luar dirinya. Berbagai faktor
yang mempengaruhi perkembangan emosi anak.
a. Keadaan di dalam individu
Keadaan individu seperti usia, keadaan fisik, intelegensi, peran seks dan
lain-lain (Harlock, 1980) dapat mempengaruhi perkembangan individu.
Hal yang cukup menonjol terutama berupa cacat tubuh atau apapun yang
dianggap oleh diri anak sebagai kekurangan akan sangat mempengaruhi
perkembangan emosinya.
b. Konflik-konflik dalam proses perkembangan
Di dalam menjalani fase-fase perkembangan, tiap anak harus melalui
beberapa macam konflik yang pada umumnya dapat dilalui dengan sukses,
tetapi ada juga anak yang mengalami gangguan atau hambatan dalam
menghadapi konflik-konflik ini. Anak yang tidak dapat mengatasi konflikkonflik tersebut biasanya mengalami gangguan emosi.
c. Sebab-sebab yang bersumber dari lingkungan

Anak-anak hidup dalam 3 macam lingkungan yang mempengaruhi


perkembangan emosinya dan kepribadiannya. Ketiga faktor yang
berpengaruh terhadap perkembangan tersebut adalah :
1) lingkungan keluarga
Keluarga sangat berperan dalam menanamkan dasar-dasar pengalaman
emosi.

Jika secara umum ekspresi emosi cenderung ditolak oleh

lingkungan keluarga maka hal tersebut memberi isyarat bahwa


emotional security yang ia dapatkan dari keluarga kurang memadai.
Dalam kondisi seperti ini anak mudah marah, cepat menangis, dsb,
sehingga ia sukar bergaul. Gaya pengasuhan yang diperoleh anak dari
keluarga akan sangat berpengaruh terhadap perkembangan emosi anak.
2) lingkungan sekitarnya
Kondisi lingkungan yang dapat mempengaruhi emosi anak antara lain
a) daerah yang terlalu padat
b) daerah yang memiliki angka kejahatan tinggi
c) kurangnya fasilitas rekreasi
d) tidak adanya aktivitas-aktivitas yang diorganisasi dengan baik
untuk anak.
3) lingkungan sekolah
Lingkungan sekolah yang dapat menimbulkan gangguan emosi dan
menyebabkan terjadinya tingkah laku pada anak antara lain :
a) hubungan yang kurang harmonis antara anak dan guru
b) hubungan yang kurang harmonis dengan teman-teman
Sedangkan perkembangan sosial anak dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor
berikut.
1) lingkungan keluarga
Di antara faktor yang terkait dengan lingkungan keluarga dan banyak
berpengaruh terhadap perkembangan sosial anak adalah :
a) status sosial ekonomi keluarga
b) keutuhan keluarga
c) sikap dan kebiasaan orang tua
2) faktor dari luar rumah

Jika hubungan mereka dengan teman sebaya dan orang dewasa di luar
rumah menyenangkan, mereka akan menikmati hubungan sosial
tersebut dan ingin mengulanginya. Demikian pula hal yang sebaliknya.
3) faktor pengaruh pengalaman sosial awal
Pengalaman sosial awal sangat menentukan perilaku kepribadian
selanjutnya.
4. Prinsip perkembangan sosioemisional anak
Pembelajaran yang berbasis Developmentally Appropriate Practice (DAP)
memiliki beberapa prinsip yang dapat digunakan dalam usaha untuk
pengembangan anak, ternasuk dalam pengembangan sosioemosional anak.
Prinsip tersebut adalah sebagai berikut.
a. Semua aspek perkembangan pada anak saling terkait.
Perkembangan dalam satu aspek dapat membatasi , memudahkan atau
melancarkan perkembangan kemampuan yang lainnya. Contoh :
keterampilan bahasa anak akan mempengaruhi kemampuannya dalam
melakukan hubungan sosial.
b. Perkembangan terjadi dalam urutan yang relatif teratur
Urutan pertumbuhan dan perubahan yang terjadi pada anak dapat
diprediksikan
c. Perkembangan berlangsung secara bervariasi
Tiap anak memiliki variasi perkembangan yang berbeda dibandingkan
dengan anak lain. Setiap anak adalah pribadi yang unik dalam
temperamen, gaya belajar, serta latar belakang keluarga. Setiap anak
mempunyai keunggulan, kebutuhan dan minat yang berbeda-beda.
d. Pengalaman awal anak sangat berpengaruh terhadap perkembangan anak
Pengalaman awal baik positif maupun negatif bersifat kumulatif yang
berarti jika pengalaman tersebut terjadi sewaktu-waktu maka pengaruhnya
terhadap perkembangan anak akan kecil, tetapi jika pengalaman positif dan
negatif sering terjadi, maka pengaruhnya akan kuat.
e. Perkembangan mengarah ke hal yang lebih kompleks
Belajar selama usia dini dari pengetahuan behavioral menuju pengetahuan
simbolik. Program belajar yang berorientasi pada perkembangan anak
memberikan kesempatan pada anak untuk memperluas dan memperdalam
pengetahuan perilakuknya dengan memberi pengalaman langsung dan

membantu

mereka

menampilkan

memperoleh

pengalamannya

pengetahuan

melalui

simbolik

dengan

media,

seperti

berbagai

menggambar, melukis, menyusun model, dsb.


f. Perkembangan anak dipengaruhi oleh berbagai erkonteks
Konteks sosial budaya, keluarga, latar belakang pendidikan, dan lain
sebagainya mempunyai dampak terhadap perkembangan anak.
g. Anak-anak adalah pelajar yang aktif
Pengalaman belajar anak diperoleh dari lingkungan fisik dan sosial, yang
secara kultural diterjemahkan untuk membangun pengetahuannya tentang
lingkungan dan sekitarnya. Anak-anak memberikan kontribusi terhadap
perkembangannya sendiri, dan belajar dari pengalamannya yang diperoleh
di dalam keluarga, lembaga pendidikan maupun masyarakat.
h. Perkembangan

adalah

hasil

interaksi

kematangan

biologis

dan

lingkungan.
Kehidupan manusia adalah hasil dari pembawaan dan lingkungan yang
saling berhubungan.
i. Bermain adalah wahana penting bagi perkembangan anak
Perkembangan sosial, emosi dan kognitif anak dapat dilakukan melalui
kegiatan bermain. Bermain merupakan refleksi dari perkembangan anak.
Mengingat perkembangan anak adalah hasil dari proses interaktif yang
diperoleh dari bermain.
j. Perkembangan anak akan meningkat jika diberi kesempatan
Perkembangan anak akan meningkat jika mereka diberi kesempatan untuk
mempratikkan keterampilan baru yang diperolehnya dan jika mereka
diberi tantangan.
k. Tiap

anak

mempunyai

cara

yang

berbeda

untuk

memperoleh

pengetahuan/keterampilan
Anak-anak mempunyai cara untuk memperoleh pengetahuan atau
keterampilan yang berbeda-beda. Begitu pula, cara mereka untuk
menampilkan kemampuan yang telah diperolehnyaakan berbeda pula.
l. Pelayanan komprehensif
Pendidik/guru harus dapat memberikan pelayanan secara komprehensif
kepada anak, seperti layanan kesehatan fisik, gizi, mental dan sosial.

5. Metode pengembangan sosial di Taman Kanak-kanak


Beberapa metode pengembangan sosial yang dapat dilakukan di Taman
Kanak-kanan antara lain :
a. Pengelompokan anak
Melalui pengelompokan, anak akan saling mengenal dberinteraksi secara
intensif dengan anak lain.
b. Modelling dan imitating
Imitasi adalah peniruan sikap, tingkah laku, serta cara pandang orang lain
yang dilakukan secara sengaja. Sejak usia dua sampai tiga tahun anak
mulai senang meniru tingkah laku orang lain yang ada di sekitarnya.
c. Bermain kooperatif

Bermain kooperatif

Bermain kooperatif adalah permainan yang melibatkan sekelompok anak ,


di mana setiap anak mendapatkan peran dan tugas masing-masing yang
harus dilakukan untuk mencapai tujuan bersama.

Bermain kooperatif

d. Belajar berbagi
Belajar berbagi merupakan latihan keterampilan sosial yang sangat baik
bagi anak. Melalui kegiatan ini anak akan belajar berempati terhadap anak

lain, belajar bermurah hati, bersikap sosial serta berlatih meninggalkan


sifat egosentris.

Belajar berbagi

6. Tekhnik evaluasi perkembangan sosioemosional anak di Taman Kanakkanak.


Untuk mengetahui sejauhmana tingkat perkembangan sosialemosional
anak, ada beberapa cara yang dapat dilakukan antara lain dengan melakukan
pengamatan, anecdotal record, daftar check, analisis foto, dan dokumentasi
visual lainya, serta analisis karya anak.
a. Pengamatan
Pengamatan adalah proses memperhatikan seorang anak dalam melakukan
suatu kegiatan atau melakukan permainan, tanpa mencampuri kegiatan
anak tersebut. Dalam kegiatan ini seorang guru harus peka, terperinci, dan
deskriptif.
b. Anecdotal record
Adalah suatu pendokumentasian kegiatan atau perilaku yang teramati
berupa catatan ringkas. Pengamatan guru dapat dituangkan ke dalam tiga
atau empat kalimat.
c. Daftar check
Daftar check dapat digunakan sebagai suatu cara untuk mendokumentasi
kan kejadian penting tertentu yang berkaitan dengan perkembangan anak,
suatu tujuan tertentu, atau sasaran instruksional.
Contoh.
Alat penilaian perkembangan sosial anak usia 3 tahun, dalam hal berbagi.
Berbagi
- Menerima alternatif-alternatif
- Memberikan mainan pada anak lain
- Membiarkan anak lain selesaikan sesuatu

Tampak

Tak tampak

Komentar

- Mengambil barang anak lain dengan


sopan

d. Analisis foto dan alat lain


Pengumpulan informasi perkembangan anak melalui foto, VCD, atau tape
recorder sangat menarik dan bermanfaat.
e. Analisis karya anak.
Dengan mengumpulkan karya anak (gambar dan hasil karya lain) guru
dapat menganalisis perkembangan anak dari waktu ke waktu.

C. Kesimpulan
Dari uraian tentang perkembangan sosioemosional anak dapat disimpulkan
tentang berbagai hal berikut.
1. Perkembangan sosial anak adalah suatu proses dalam kehidupan anak untuk
untuk berperilaku sesuai dengan norma atau aturan dalam lingkungan
kehidupan anak.
2. Perkembangan sosial individu mengikuti suatu pola, yaitu urutan perilaku
sosial yang teratur, di mana pola tersebut sama untuk setiap anak secara
normal
3. Perkembangan sosioemosional anak dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor,
antara lain faktor lingkungan keluarga, sekolah dan lingkungan sekitar.
4. Prinsip-prinsip dalam DAP dapat digunakan sebagai landasan dalam
pengembangan sosioemosional anak.
5. Beberapa metode pengembangan sosial yang dapat dilakukan di Taman
Kanak-kanan antara lain : Pengelompokan anak, modelling dan imitating,
bermain kooperatif, dan belajar berbagi.
6. Untuk mengetahui sejauhmana tingkat perkembangan sosialemosional anak,
ada beberapa cara yang dapat dilakukan antara lain dengan melakukan
pengamatan, anecdotal record, daftar check, analisis foto, dan dokumentasi
visual lainya, serta analisis karya anak.

DAFTAR PUSTAKA

Ali Nugraha dan Yeni Rachmawati. (2004). Metode Pengembangan Sosial


Emosional. Jakarta : Universitas Terbuka.
Slamet Suyanto. (2005). Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta :
Depdiknas
Siti Aisyah. (2008). Perkembangan dan Konsep Dasar Pengembangan Anak Usia
Dini. Jakarta : Universitas Terbuka

PERKEMBANGAN SOSIOEMOSIONAL ANAK

Oleh :
T. PRATISTO
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA

Anda mungkin juga menyukai