Anda di halaman 1dari 3

Was-was adalah was-was

Was was adalah kondisi psikis keimanan yang meragukan ata suatu hal karena
takut tidak diterima atau sampai tujuan akan dari suatu amal.
Keyakinan bisa dimisalkan dengan sebuah saluran yang dimana melalui saluran
itu mengalir suatu zat. Ketika was was hadir maka aliran zat tadi ter buntu oleh
was was. Maka aliran zat tadi terhenti. Secara praktiknya, sebenarnya was was
itu kita sadari bila was was adalah 'was was', dan was was bukanlah keyakinan,
tetapi was was adalah pengganggu keyakinan.
Ketika anda menyadari was was adalah was was maka sebenarnya anda tetap
dalam keyakinan, kecuali anda menjadi berhenti dan mengkuti was was tadi
sehingga berniat melakukan suatu upaya lain atau melawan was was.

Melawan was was biasanya akan semakin menarik was was yang lain dimana itu
akan lebih besar dari was was yang awal. Maka melawan was was adalah cara
yang keliru dalam menangani kondisi psikis seperti ini.
Ketika anda menyadari bila 'ini adalah was was', maka anda tinggal melewatinya
saja, tidak perlu melawannya untuk mencari tahqiq.
Seperti perumpamaan yang saya sebutkan di atas, bila ketika keyakinan anda
terhambat was was, sebenarnya materi penghambat yang ada dalam saluran
keyakinan itu berbeda dengan zat yang seharusnya mengalir lancar tadi.
Sebenarnya materi penghambat dalam saluran keyakinan tadi bisa dikatakan
mempunyai berat jenis yang lebih tinggi dari zat lembut dalam saluran itu, maka
kelembutan zat itu bisa menembus was was yang menghambat. Maka bila anda
mengikuti was was, itu artinya berat jenis zat itu sama dengan was was itu sendiri
sehingga terjadi penumpukan pada saluran keyakinan yang nanti akan bisa
mengakhibatkan kerusakan pada saluran keyakinan itu sendiri.
Ketika anda menyadari bila was was adalah was was maka sebenarnya itu adalah
keyakinan juga meski dalam bentuk yang lain, maka ikutilah keyakinan anda dan
abaikanlah was was dengan melalui kondisi itu dengan ringan tetapi mantap.
Rasa dari tahqiq adalah berat, sebab tahqiq berusaha mencari inti persoalan
dengan nalar eksplorasi. Sedangkan rasa dari keyakinan adalah ringan seperti
kita meyakini betul bila matahari terbit adalah begitulah adanya tanpa bertanya
tanya lagi apakah benda langit yang terang itu adalah matahari.

Oleh : Kang Arya


https://www.facebook.com/kang.arya.1800
Kunjungi posting kami yang lain di Blogger The Journey

http://singularination.blogspot.com/
Kategori : Psikologi, Sufistik

Anda mungkin juga menyukai