Peran Dokter
Peran Dokter
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Wilayah NKRI secara geografis terletak pada
wilayah yang rawan terhadap bencana alam
seperti tanah longsor, gempa bumi, letusan
gunung berapi, tsunami, banjir, angin puting
beliung, gelombang pasang, wabah penyakit,
ledakan bom, kebakaran bangunan, kekeringan
dan kebakaran hutan, serta masih banyak lagi.
Indonesia adalah negara dengan tingkat
kerentanan bencana terbesar kedua di dunia
setelah Bangladesh.
Latar Belakang
Identifikasi dalam kematian penting dilakukan, karena
menyangkut masalah kemanusiaan dan hukum.
Masalah kemanusian menyangkut hak bagi yang meninggal,
dan adanya kepentingan untuk menentukan pemakaman
berdasarkan agama dan permintaan keluarga.
Masalah hukum berupa pengurusan surat wasiat, asuransi,
masalah pekerjaan dan hukum yang perlu diselesaikan,
serta masalah status pernikahan.
Gigi merupakan sarana identifikasi yang dapat dipercaya,
bukan saja disebabkan karena ketepatannya yang tinggi
sehingga hampir menyamai ketepatan teknik sidik jari, akan
tetapi karena kenyataan bahwa gigi dan tulang adalah
material biologis yang paling tahan terhadap perubahan
lingkungan dan terlindung.
Latar Belakang
Identifikasi korban meninggal massal melalui gigi-geligi
mempunyai kontribusi yang tinggi dalam menentukan
identitas seseorang. Contoh:
Pada kasus bom Bali, korban yang teridentifikasi
berdasarkan gigi-geligi mencapai 60%
Korban kecelakaan lalu lintas di Situbondo, korban yang
teridentifikasi berdasarkan gigi-geligi mencapai 60%
Korban jatuhnya pesawat garuda di Jogyakarta, korban
yang teridentifikasi berdasarkan gigi-geligi mencapai 95%
Gigi bisa mengidentifikasi korban termasuk tokoh utama
terorisme di Indonesia, DR.Azahari.
PENDAHULUAN
Rumusan Masalah
Bagaimanakah peran dokter gigi dalam
identifikasi korban bencana massal?
Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui peran penting Dokter
Gigi dalam identifikasi korban bencana.
Untuk mengetahui manfaat rongga mulut,
khususnya gigi geligi dalam proses
identifikasi korban bencana.
Untuk mengetahui sejarah, pengertian
dan ruang lingkup dari Disaster Victim
Identification.
Manfaat Penulisan
Menambah pengetahuan dokter gigi dalam
melakukan identifikasi korban bencana.
Menambah wawasan bagi mahasiswa
kedokteran gigi tentang proses identifikasi
pada Disaster Victim Identification.
Bahan informasi bagi pihak kepolisian atau
praktisi hukum dalam kerjasama menangani
korban bencana bersama dokter gigi.
Memberi informasi kepada masyarakat akan
pentingnya pemeriksaan gigi.
TINJAUAN PUSTAKA
DVI (Disaster Victim Identification) adalah suatu
prosedur untuk mengidentifikasi korban mati akibat
bencana massal dan secara ilmiah dapat dipertanggungjawabkan serta mengacu pada standar baku Interpol.
Interpol menentukan Primary Indentifiers yang terdiri
dari Fingerprints, Dental Records dan DNA. Sedangkan
Secondary Indentifiers terdiri dari Medical, Property dan
Photography.
Prinsip dari proses identifikasi ini adalah dengan
membandingkan data Ante Mortem dan Post Mortem,
semakin banyak yang cocok maka akan semakin baik.
Primary Identifiers mempunyai nilai yang sangat tinggi
bila dibandingkan dengan Secondary Identifiers.
Sidik jari
Serologi
Odontologi
Antropologi
Biologi
3.
4.
5.
2.
3.
Setiap dokter atau dokter gigi dalam menjalankan praktik kedoktcran wajib membuat
rekam medis.
Rekam medis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus segera dilengkapi setelah pasien
selesai menerima pelayanan kesehatan.
Setiap catatan rekam medis harus dibubuhi nama, waktu, dan tanda tangan petugas yang
memberikan pelayanan atau tindakan.
2.
3.
Dokumen rekam medis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46 merupakan milik dokter,
dokter gigi, atau sarana pelayanan kesehatan, sedangkan isi rekam medis merupakan milik
pasien.
Rekam medis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus disimpan dan dijaga
kerahasiaannya oleh dokter atau dokter gigi dan pimpinan sarana pelayanan kesehatan.
Ketentuan mengenai rekam medis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)
diatur dengan Peraturan Menteri.
1.
2.
Dokter dan dokter gigi dalam pelaksanaan praktik kedokteran wajib membuat rekam
medis.
Rekam medis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai ketentuan
perundang-undangan.
TERIMA KASIH