Anda di halaman 1dari 37

BAB I

PENDAHULUAN
Muntah pada bayi dan anak merupakan gejala yang sering ditemukan dan
seringkali merupakan gejala dari berbagai macam penyakit maupun kelainan.
Muntah secara klinis merupakan hal yang penting sebab muntah yang
berkepanjangan atau persisten akan mengakibatkan gangguan metabolisme.
Sifat dan ciri muntah dapat membantu kita untuk mengarahkan penyebab
muntah. Misal muntah yang proyektil dapat dikaitkan dengan adanya obstruksi
gastrointestinal atau tekanan intrakranial yang meningkat. Bahan muntahan yang
masih dalam bentuk apa yang dimakan menunjukkan bahwa bahan muntahan
belum sampai di lambung dan belum tercerna oleh asam lambung berarti
penyebab muntahnya berasa di esofagus. Muntah yang mengandung gumpalan
susu yang tidak berwarna coklat atau kehijauan mencerminkan bahwa bahan
muntahan berasal dari lambung. Muntah yang berwarna kehijauan menunjukkan
bahwa bahan muntahan berasal dari duodenum dimana obstruksi terjadi dibawah
papila vateri.
Pada bayi yang muntah juga dapat menyebabkan bayi mengalami gangguan
metabolik dan nutrisi. Gangguan metabolik bisa berupa dehidrasi, alkalosis,
kekacauan elektrolit. Dehidrasi disebabkan oleh karena hilangnya cairan oleh
muntah yang terjadi. Sedangkan pada nutrisi, pertumbuhan pada bayi dapat
terhambat oleh karena nutrisi atau asupan yang masuk berkurang.
Hypertrophic Pyloric Stenosis (HPS) adalah suatu kelainan bedah anak yang
menyebabkan muntah pada bayi. Insidens HPS diperkirakan sebanyak 2 sampai 4
kasus dalam tiap 1000 angka kelahiran hidup dalam 1 tahun pada kebanyakan
populasi kulit putih, terutama ras kaukasia di Eropa bagian Utara. Keadaan ini
lebih jarang ditemukan diantara populasi orang kulit hitam dan asia dengan
frekuensi kejadian berkisar di angka 1 sampai 3 kasus dari 1000 angka kelahiran
hidup tiap tahunnya.
HPS untuk pertama kalinya diperkenalkan oleh Hildanus pada tahun 1646,
namun deskripsi klinis yang lebih jelas mengenai keadaan ini diungkapkan oleh
Hirschsprung di tahun 1888. Sejak saat itu berbagai upaya pemahaman akan
diagnosis dan penanganan HPS mulai berkembang dan mengalami kemajuan yang
1

cukup pesat, terutama dalam bidang kedokteran bedah, walaupun etiologi ataupun
penyebab dan mekanisme patofisiologi keadaan ini secara pasti masih belum
dapat diketahui hingga saat ini. HPS bisa merupakan kejadian kongenital maupun
didapat. Ada teori yang menjelaskan etiologi ini antara lain hiperaktifitas lambung
yang menyebabkan spasme, hipertropi muskulus dan inervasi pilorus yang
abnormal.
Beberapa penelitian menduga kuat adanya predisposisi genetik pada suatu
HPS. Penderita laki-laki lebih banyak ditemukan daripada perempuan dengan
perbandingan sekitar 4-6:1, dimana anak laki-laki pertama memiliki resiko yang
lebih tinggi untuk mengalami keadaan ini. Riwayat keturunan dalam keluarga
dianggap berkaitan dimana didapatkan orang tua (ibu atau ayah) yang pernah
mengalami suatu Hypertrophic Pyloric Stenosis (HPS) memiliki sekitar 5-20 %
anak laki-laki dan 3-7% anak perempuan dengan resiko tinggi HPS. Berdasarkan
penelitian sebelumnya anak dari seorang ibu yang menderita HPS memiliki resiko
sekitar 3-4 kali lebih sering untuk mengalami HPS dibandingkan anak dengan
ayah yang menderita HPS.
Manifestasi klinis HPS adalah obstruksi yang menyebabkan muntah
proyektil sesudah pemberian minuman formula atau ASI. Muntah yang terus
menerus menyebabkan terjadinya pengosongan lambung. Tampak peristaltik
lambung dan teraba masa di perut yang bentuk olive di kuadran kanan atas.
Frekuensi dan volume muntah sering kuat dan berkepanjangan, sehingga produk
muntah bisa berupa darah kebiruan karena gastritis.
Muntah merupakan tanda kegagalan proses pengosongan lambung yang
mengakibatkan dehidrasi berat, gangguan elektrolit, gangguan keseimbangan
asam basa, penurunan berat badan dan dapat berlanjut syok. Salah satu penyebab
HPS diduga karena gangguan koordinasi antara gerakan peristaltik gaster dan
relaksasi pilorus.
Berdasarkan beberapa penelitian di dunia didapatkan angka kematian akibat
HPS diperkirakan mencapai sekitar 50-75% sebelum tahun 1912, ketika
piloromiotomi belum diperkenalkan. HPS telah berhasil ditangani selama
beberapa dekade dengan teknik bedah Ramstedt pyloromyotomi ekstramukosal,
yang merupakan gold-standart penatalaksanaan HPS didukung dengan perawatan

sebelum dan sesudah operasi yang adekuat. Tatalaksana gizi dan nutrisi juga tidak
dilupakan guna mempertahankan keadaan bayi tetap stabil dan siap untuk
dilakukan tindakan operasi serta post operasi. Terapi gizi atau terapi diet adalah
bagian dari perawatan penyakit atau kondisi klinis yang harus diperhatikan.
Dengan demikian didapatkan angka kematian HPS menjadi sangat menurun
dengan jumlah yang diperkirakan kurang dari 1 % dan saat ini HPS tidak lagi
dianggap sebagai suatu keadaan yang bersifat mengancam kehidupan.

BAB II
LAPORAN KASUS

2.1

IDENTITAS PASIEN

Nama

: By.TM

Tanggal Lahir/Umur : 27 Juli 2014 / 0 tahun 2 bulan 4 hari


Alamat

: Barih Lhok

Agama

: Islam

Suku

: Aceh

Nomor CM

: 1018920

Jaminan

: JKRA

Tanggal Masuk

: 16 September 2014

Tanggal Pemeriksaan : 01 Oktober 2014


Nama Orang Tua
Ayah

: Tn. ABJ

Ibu

: Ny. SA

2.2

ANAMNESA

Keluhan Utama
Muntah
Keluhan Tambahan
Tidak ada keluhan tambahan
Riwayat Penyakit Sekarang
Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien datang dibawa oleh ibunya ke IGD dengan keluhan muntah yang dialami
sejak 1 bulan yang lalu SMRS. Muntah terjadi setiap pasien di berikan asi atau
susu. Muntah menyemprot, riwayat muntah berwarna kehijauan tidak pernah ada..
Tampak gambaran seperti usus bergerak-gerak di perut saat pasien minum ASI.
Pasien hanya mendapat asi dan susu formula sejak lahir sampai sekarang,
frekuensi menyusu 2-3 kali/hari, lama menyusu 15-20 menit. Sebelumnya
pasien di bawa ke puskesmas lalu di rujuk ke rumah sakit satelit di indrapuri dan
di rawat selama 3 hari. Mencret (-), BAB 1 minggu 1 kali. Konsistensi lunak,
tidak cair, warna kuning kehijauan.

Riwayat Penyakit Dahulu (RPD)


Pernah dirawat di RSUD Satelit di indrapuri dengan keluhan yang
sama sebelum dirujuk ke RSUDZA.

Riwayat Penyakit Keluarga (RPK)


Keluarga pasien tidak pernah mengalami penyakit yang sama.

Riwayat Pemakaian Obat (RPO)


Penyuntikan Vit K1 (keluarga tidak ingat)

Riwayat Kehamilan
Ibu ANC teratur di Bidan. Selama hamil ibu pasien tidak pernah sakit,
terjatuh dan mengkonsumsi obat-obatan.

Riwayat Persalinan
Pasien merupakan anak pertama tunggal. Lahir cukup bulan secara
pervaginam di bidan, presentasi kepala dengan BBL 2800 gram. Pasien lahir
segera menangis kuat. Ekstremitas biru (-).

Riwayat Imunisasi
Belum lengkap

Riwayat makan
0-1 bulan : ASI
1-2 bulan : ASI + Susu Formula

O/ HR : 160 x/menit
RR : 44x/menit
T

: 36,8 c

PF/ Kepala

: Normocephali

Mata

: Palp.konj.inf pucat (-/-)


Sklera ikterik (-/-)

Telinga

: Normotia, serumen (-/-)

Hidung

: NCH (-/-), sekret (-)

Mulut

: Mukosa b ibir lembab, bibir sianosis (+)

Leher

: Pembesaran KGB (-)

Thorax

: I. simetris, retraksi (-)


P. tidak dilakukan
P. tidak dilakukan
A. Ves (+/+), Rh (-/-), Wh (-/-)
BJ I > BJ II, reg (+/+), bising (-)

Abdomen

: I. Simetris, distensi (-), tali pusat kering, bau (-)


P. tidak dilakukan
P. tidak dilakukan
A. peristaltik usus normal

Extremitas

Anogenitalia

2.3

: pucat ,

sianosis,

udem,

ikterik

: laki-laki, BBS : 3500 gram, penis dan skrotum (+)

PEMERIKSAAN FISIK

Kesadaran

: Compos Mentis E4M6V5

HR

: 160 x/menit

Suhu

: 36,8oC

Pernafasan

: 44 x/menit

Keadaan Gizi

1. Berat Badan (BB) = 3500 kg


2. Panjang Badan (PB) = 51 cm
3. Lingkar Kepala (LK)= 38 cm
4. Lingkar Lengan (LILA) = 9 cm
5. BB/U = Z-score = -2sd +2
6. PB/U = Z-score = -2 sd +2
7. BB/PB = Z-score = -2 sdn +2
8. Kesan: Status gizi baik

Kulit
Keadaan kulit

: Normal

Warna

: Sawo

Turgor

: Kembali cepat

Parut/skar

: Tidak dijumpai

Sianosis

: Tidak dijumpai

Ikterus

: Tidak dijumpai

Pucat

: Tidak dijumpai

Kepala

: Normosefali

Rambut

: Hitam, sukar dicabut, distribusi merata

Wajah

: Simetris, udema (-), deformitas (-), hiperpigmentasi (-)

Mata

: Udem palpebrae (-/-), konjungtiva pucat (-/-),


Sklera ikterik (-/-), sekret (-/-),
Refleks cahaya (+/+), Pupil bulat isokor 3 mm / 3 mm

Telinga

: Serumen(-/-), normotia

Hidung

: Sekret(-/-), Nafas Cuping Hidung (-)

Mulut
Bibir

: Simetris, bibir lembab,sianosis (-)

Lidah

: Beslaq (-)

Leher
Inspeksi

: Simetris, retraksi (-), kelainan kongenital (-)

Palpasi

: Pembesaran KGB (-)

Thorax
Inspeksi

: Simetris saat statis dan dinamis, retraksi (-), Stridor (-)

Palpasi

: Tidak dilakukan

Perkusi

: Tidak dilakukan

Auskultasi

: Vesikular (+/+), Rhonki (-/-) wheezing (-/-)

Jantung
Inspeksi

: Ictus cordis tidak terlihat

Palpasi

: Tidak dilakukan

Perkusi

: Tidak dilakukan

Auskultasi

: Bunyi Jantung I > Bunyi Jantung II, reguler, bising (-)

Abdomen
Inspeksi

: Simetris, distensi tidak dijumpai, sikatrik tidak dijumpai

Palpasi

: Tidak dilakukan

Hepar

: Tidak dilakukan

Lien

: Tidak dilakukan

Ginjal

: Tidak dilakukan

Perkusi

: Tidak dilakukan

Auskultasi

: Peristaltik, kesan normal

Genitalia
Testis (+), skrotum (+), penis (+)
Anus
Anus (+)

Kelenjar Limfe Inguinal


Pembesaran KGB

: Tidak dilakukan pemeriksaan

Kulit terkelupas

: Tidak ada

Ekstremitas
Pucat (-/-), udem (-/-), sianosis (-)
Kulit kemerahan dan terkelupas (-)

2.4

ASSESMENT

GERD + dehidrasi ringan sedang + malnutrisi akut berat e.c dd/


1. Hypertropi Pyloric Stenosis
2. Stenosis Duodenum

Diagnosis kerja
GERD + dehidrasi ringan sedang + malnutrisi akut berat e.c Hypertropi Pyloric
Stenosis

2.5

TERAPI

Farmakologis
IVFD 4:1 12 gtt/i mikro
Inj. Ranitidin 3 mg/12 jam
Interlac 1x5 gtt drop
Ambroxol drop 3x0,3 cc
Amoxilin drop 3x0,6 cc

2.6

PLANNING

Baby gram

BNO

Thorax PA

USG

DR, elektrolit, KGD

Konsul Bedah Anak

2.7

PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Tgl : 16-09-2014
HB : 10,9 gr/dL
HT : 33 %
Eritrosit : 3,9x103/mm
Leukosit : 13,0x103/mm
Trombosit : 620x103U/L
Elektrolit :
Natrium (142 mmol/L), Kalium (3,3 mmol/L), klorida (71 mmol/L)
KGDS : 92 mg/dL
Ureum : 56 mg/dL
Kreatinin : 0,50 mg/dL

2.8

PROGNOSIS

Quo ad vitam

: dubia ad bonam

Quo ad functionam

: dubia ad bonam

Quo ad sanactionam

: dubia ad bonam

Tanggal/Hari

Catatan

Instruksi

CATATAN

TERAPI :

KU:

IVFD

Rawatan
16 /09/2014
H0
Anak
BB: 3500 gr
PB: 51 cm

Nacl

0,9%

225cc/6

Muntah 3x, warna coklat,

75cc/kgBB

KT :

jam. 38 gtt/i mikro.

BAB hitam-coklat, berlendir, menghisap Dilanjutkan IVFD 4:1 12


kuat, demam (-)
RPS:

gtt/i
Inj. Ranitidin 5 mg/8 jam

Pasien datang dibawa oleh ibunya ke IGD Domferidon 3x0,6cc syr


dengan keluhan muntah yang dialami Diet ASI
sejak 1 bulan yang lalu. Muntah awalnya Planning :
2x/ hari. Muntah di alami setelah os
minum ASI. Tampak gambaran seperti
usus bergerak-gerak di perut saat os
minum ASI. Sebelumnya pasien di bawa
ke puskesmas lalu di rujuk ke rumah sakit
satelit di indrapuri dan di rawat selama 3
hari. Keluhan berkurang akan tetapi
kambuh kembali dengan frekuensi lebih

Timbang berat badan


DR,

elektrolit

post

rehidrasi

Konsul Gastroenterology

Pemeriksaan lab :
Tgl : 16-09-2014
HB : 10,9 gr/dL
HT : 33 %

berat muntah 5-6 kali/ hari. Mencret (-),

Eritrosit : 3,9x103/mm

BAB 1 minggu 1 kali. Konsistensi lunak,

Leukosit : 13,0x103/mm

tidak cair, warna kuning.

Trombosit : 620x103U/L

RPD:
Pernah dirawat di RSUD Satelit di
indrapuri dengan keluhan yang sama
sebelum dirujuk ke RSUDZA.

Elektrolit :
Natrium (142 mmol/L),
Kalium (3,3 mmol/L),
klorida (71 mmol/L)

10

KGDS : 92 mg/dL

RPK:
Keluarga pasien tidak pernah mengalami

Ureum : 56 mg/dL

penyakit yang sama.

Kreatinin : 0,50 mg/dL

Riwayat Pemakaian Obat (RPO)


Penyuntikan Vit-K1 (keluarga tidak ingat)
Riwayat Kehamilan
Ibu ANC teratur di Bidan. Selama hamil
ibu pasien tidak pernah sakit, terjatuh dan
mengkonsumsi obat-obatan.
Riwayat Persalinan
Pasien merupakan anak pertama tunggal.
Lahir cukup bulan secara pervaginam di
bidan, presentasi kepala dengan BBL
2800 gram. Pasien lahir segera menangis
kuat. Ekstremitas biru (-).
Riwayat Imunisasi
Belum lengkap
Riwayat makan
0-1 bulan : ASI
1-2 bulan : ASI + SF
Vital Sign
O/ HR : 160 x/menit
RR : 44x/menit
T

: 38,2 c

PF/ Kepala: Normocephali


Mata: Palp.konj.inf pucat (-/-)
Sklera ikterik (-/-)
Telinga: Normotia, serumen (-/-)
Hidung: NCH (-/-), sekret (-)
Mulut:

Mukosa

bibir

lembab,

bibir

sianosis (-)

11

Leher: Pembesaran KGB (-)


Thorax: I. simetris, retraksi (-)
P. tidak dilakukan
P. tidak dilakukan
A. Ves (+/+), Rh (-/-), Wh (-/-)

BJ I > BJ II, reg (+/+),

Abdomen :
I.Simetris, distensi (-)
P. tidak dilakukan
P. tidak dilakukan
A. peristaltik usus normal
Extremitas:
pucat , sianosis, ikterik
- -

- -

- -

- -

- -

- -

Genitalia : laki-laki, BBS : 3500 gram,


penis dan skrotum (+)

ASSESSMENT:
Obs. Vomitus dengan

dehidrasi ringan

sedang ec. GERD + Malnutrisi akut berat


17/09/2014
H1
Anak

S/ Muntah 3x, warna coklat. BAB hitam TERAPI :


kecoklatan serta berlendir. Menghisap IVFD 4:1 12 gtt/menit
kuat, demam (-).

Inj. Ranitidin 5 mg/12 jam

BB: 4000 gr
PB: 51 cm

mikro

O/ HR : 130 x/menit
RR : 40 x/menit
T

Domperidon 3x0,6 cc
Diet ASI

: 36,3 C

PF/ Kepala: Normocephali


Mata: Palp.konj.inf pucat (-/-)
Sklera ikterik (-/-)

PLANNING :
Konsul divisi nutris dan
penyakit metabolik

12

Telinga: Normotia, serumen (-/-)


Hidung: NCH (-/-), sekret (-)
Mulut:Mukosa bibir lembab, bibir sianosis
(+)
Leher: Pembesaran KGB (-)
Thorax: I. simetris, retraksi (-)
P. tidak dilakukan
P. tidak dilakukan
A. Ves (+/+), Rh (-/-), Wh (-/-)

BJ I > BJ II, reg (+/+),

Abdomen :
I. Simetris, distensi (-), tali pusat
kering, bau (-)
P. tidak dilakukan
P. tidak dilakukan
A. peristaltik usus normal
Extremitas:
pucat , sianosis, ikterik
- -

- -

- -

- -

- -

- -

Genitalia : laki-laki, penis dan skrotum


(+), BBS : 4000 gram.

ASSESSMENT:
Obs. Vomitus dengan dehidrasi ringan
sedang ec. GERD + Malnutrisi akut berat
18 / 09 / 2014
H2

S/ BAB berwarna hijau 1x, muntah 2x, TERAPI :


menghisap ASI kuat, demam (-).

Anak
BB: 3500 gr
PB: 51 cm

IVFD 4:1 12 gtt/menit


mikro

O/ HR : 132 x/menit
RR : 43 x/menit
T

: 36,3 C

Inj. Ranitidin 5 mg/12 jam


Domperidon 3x0,6cc
Interlac 1x5 tetes (drop)

13

Diet ASI
PF/ Kepala: Normocephali
Mata: Palp.konj.inf pucat (-/-)

PLANNING :

Sklera ikterik (-/-)


Telinga: Normotia, serumen (-/-)
Hidung: NCH (-/-), sekret (-)
Mulut:

Mukosa

bibir

lembab,

bibir

sianosis (-)
Leher: Pembesaran KGB (-)
Thorax: I. simetris, retraksi (-)
P. tidak dilakukan
P. tidak dilakukan
A. Ves (+/+), Rh (-/-), Wh (-/-)

BJ I > BJ II, reg (+/+),

Abdomen :
I. Simetris, distensi (-), tali pusat
kering, bau (-)
P. tidak dilakukan
P. tidak dilakukan
A. peristaltik usus normal
Extremitas:
pucat , sianosis, ikterik
- -

- -

- -

- -

- -

- -

Genitalia : laki-laki, BBS : 3500 gram,


penis dan skrotum (+)

ASSESSMENT:
Obs. Vomitus dengan dehidrasi ringan
sedang ec. GERD + Malnutrisi akut berat
19 / 09 / 2014
H3

S/ Muntah 1 x tadi malam, BAB hijau 1 x, TERAPI :


jumlah sedikit. Menghisap ASI kuat. Perut IVFD 4:1 12 gtt/menit

14

Anak

kanan bawah tampak bengkak.

mikro
Inj. Ranitidin 5 mg/12 jam

BB: 3500 gr
PB: 50 cm

Domperidon 3x0,6cc

O/ HR : 132 x/menit

Diet ASI

RR : 40 x/menit
T

Interlac 1x5 tetes (drop)

: 36,6 C

PF/ Kepala: Normocephali


Mata: Palp.konj.inf pucat (-/-)

PLANNING :

Sklera ikterik (-/-)


Telinga: Normotia, serumen (-/-)
Hidung: NCH (-/-), sekret (-)
Mulut:

Mukosa

bibir

lembab,

bibir

sianosis (-)
Leher: Pembesaran KGB (-)
Thorax: I. simetris, retraksi (-)
P. tidak dilakukan
P. tidak dilakukan
A. Ves (+/+), Rh (-/-), Wh (-/-)

BJ I > BJ II, reg (+/+),

Abdomen :
I. Simetris, distensi (-), tali pusat
kering, bau (-)
P. tidak dilakukan
P. tidak dilakukan
A. peristaltik usus normal
Extremitas:
pucat , sianosis, ikterik
- -

- -

- -

- -

- -

- -

Genitalia : laki-laki, BBS : 3500 gram,


penis dan skrotum (+)
ASSESSMENT:
Obs. Vomitus dengan dehidrasi ringan

15

sedang ec. GERD + Malnutrisi akut berat

20 / 09 / 2014
H4
Anak

S/ Muntah 2x sejak tadi malam berupa TERAPI :


susu, BAB kehijauan 4x, menghisap ASI IVFD 4:1 12 gtt/menit
kuat.

mikro
Inj. Ranitidin 5 mg/12 jam

BB: 3400 gr
PB: 50cm

O/ HR : 112 x/menit

Domperidon 3x0,6cc syr

RR : 36 x/menit

Interlac 1x5 tetes (drop)

: 36,9 C

Diet ASI

PF/ Kepala: Normocephali


Mata: Palp.konj.inf pucat (-/-)

PLANNING :

Sklera ikterik (-/-)


Telinga: Normotia, serumen (-/-)
Hidung: NCH (-/-), sekret (-)
Mulut:

Mukosa

bibir

lembab,

bibir

sianosis (-)
Leher: Pembesaran KGB (-)
Thorax: I. simetris, retraksi (-)
P. tidak dilakukan
P. tidak dilakukan
A. Ves (+/+), Rh (-/-), Wh (-/-)

BJ I > BJ II, reg (+/+),

Abdomen :
I. Simetris, distensi (-), tali pusat
kering, bau (-)
P. tidak dilakukan
P. tidak dilakukan
A. peristaltik usus normal
Extremitas:
pucat , sianosis, ikterik
- -

- -

- -

- -

- -

- -

16

Genitalia : laki-laki, BBS : 3400 gram,


penis dan skrotum (+)
ASSESSMENT:
Obs. Vomitus dengan dehidrasi ringan
sedang ec. GERD + Malnutrisi akut
berat+ ISPA
Pada

saat

pemberian

ASI

tampak Anjuran:

gambaran usus / pergerakan peristaltik Penegakan diagnosa HPS?

21 / 09 / 2014

Hypertropi pyloris stenosis ?

Konsul Bedah Anak

S/ Batuk (+), muntah tadi malam 2x

TERAPI :
IVFD 4:1 12 gtt/menit

H5
Anak

O/ HR : 102 x/menit

BB: 3300 gr

RR : 30 x/menit

PB: 50cm

mikro
Inj. Ranitidin 5 mg/12 jam

: 36,6 oC

Domperidon 3x0,6cc syr


Interlac 1x5 tetes (drop)

PF/ Kepala: Normocephali

ASI Ad libitum

Mata: Palp.konj.inf pucat (-/-)


Sklera ikterik (-/-)
Telinga: Normotia, serumen (-/-)

PLANNING :

Hidung: NCH (-/-), sekret (-)


Mulut:

Mukosa

bibir

lembab,

bibir

sianosis (-)
Leher: Pembesaran KGB (-)
Thorax: I. simetris, retraksi (-)
P. tidak dilakukan
P. tidak dilakukan
A. Ves (+/+), Rh (-/-), Wh (-/-)

BJ I > BJ II, reg (+/+),

Abdomen :
I. Simetris, distensi (-), tali pusat
kering, bau (-)
P. tidak dilakukan

17

P. tidak dilakukan
A. peristaltik usus normal
Extremitas:
pucat , sianosis, ikterik
- -

- -

- -

- -

- -

- -

Genitalia : laki-laki, BBS : 3300 gram,


penis dan skrotum (+)
ASSESSMENT:
Obs. Vomitus ec. GERD + dehidrasi
ringan sedang + Malnutrisi akut berat +
ISPA
22 / 09 / 2014
H6

S/ Mencret (+) 3 x, berwarna hijau, batuk TERAPI :


IVFD 4:1 12 gtt/menit

(+), asi menghisap kuat, demam (-)

Anak

mikro

BB: 3400 gr

O/ HR : 102 x/menit

PB: 50cm

RR : 30 x/menit
T

Inj. Ranitidin 5 mg/12 jam


Domperidon 3x0,6cc syr

: 36,6 oC

Interlac 1x5 tetes (drop)


ASI Ad libitum

PF/ Kepala: Normocephali


Mata: Palp.konj.inf pucat (-/-)
Sklera ikterik (-/-)

PLANNING :

Telinga: Normotia, serumen (-/-)


Hidung: NCH (-/-), sekret (-)
Mulut:

Mukosa

bibir

lembab,

bibir

sianosis (-)
Leher: Pembesaran KGB (-)
Thorax: I. simetris, retraksi (-)
P. tidak dilakukan
P. tidak dilakukan
A. Ves (+/+), Rh (-/-), Wh (-/-)

BJ I > BJ II, reg (+/+),

18

Abdomen :
I. Simetris, distensi (-)
P. tidak dilakukan
P. tidak dilakukan
A. peristaltik usus normal
Extremitas:
pucat , sianosis, ikterik
- -

- -

- -

- -

- -

- -

Genitalia : laki-laki, BBS : 3400 gram,


penis dan skrotum (+)
ASSESSMENT:
Obs. Vomitus ec. GERD + dehidrasi
ringan sedang + Malnutrisi akut berat +
ISPA
23 / 09 / 2014
H7

S/ Mencret (+) 3 x, berwarna hijau, batuk TERAPI :


IVFD 4:1 12 gtt/menit

(+), ASI menghisap kuat, demam (-)

Anak

mikro

BB: 3500 gr

O/ HR : 108 x/menit

PB: 50cm

RR : 32 x/menit
T

Inj. Ranitidin 5 mg/12 jam


Domperidon 3x0,6cc syr

Interlac 1x5 tetes (drop)

: 36,6 C

ASI Ad libitum
PF/ Kepala: Normocephali
Mata: Palp.konj.inf pucat (-/-)
Sklera ikterik (-/-)

PLANNING :

Telinga: Normotia, serumen (-/-)


Hidung: NCH (-/-), sekret (-)
Mulut:

Mukosa

bibir

lembab,

bibir

sianosis (-)
Leher: Pembesaran KGB (-)
Thorax: I. simetris, retraksi (-)

19

P. tidak dilakukan
P. tidak dilakukan
A. Ves (+/+), Rh (-/-), Wh (-/-)

BJ I > BJ II, reg (+/+),

Abdomen :
I. Simetris, distensi (-)
P. tidak dilakukan
P. tidak dilakukan
A. peristaltik usus normal
Extremitas:
pucat , sianosis, ikterik
- -

- -

- -

- -

- -

- -

Genitalia : laki-laki, BBS : 3300 gram,


penis dan skrotum (+)
ASSESSMENT:
Obs. Vomitus ec. GERD + dehidrasi
ringan sedang + Malnutrisi akut berat +
ISPA
24 / 09 / 2014
H8

S/ Batuk berdahak (+), muntah tiap batuk, TERAPI :


IVFD 4:1 12 gtt/menit

mencret (+), berwarna hijau.

Anak

mikro
Inj. Ranitidin 5 mg/12 jam

BB: 3400 gr

O/ HR : 104 x/menit

PB: 50cm

RR : 34 x/menit

Domperidon 3x0,6cc syr

: 36,9 oC

Interlac 1x5 tetes (drop)

ASI Ad libitum
PF/ Kepala: Normocephali
Mata: Palp.konj.inf pucat (-/-)
Sklera ikterik (-/-)

PLANNING :

Telinga: Normotia, serumen (-/-)

Menunggu

Hidung: NCH (-/-), sekret (-)


Mulut:

Mukosa

bibir

lembab,

hasil

pylorus
bibir

20

USG

sianosis (-)
Leher: Pembesaran KGB (-)
Thorax: I. simetris, retraksi (-)
P. tidak dilakukan
P. tidak dilakukan
A. Ves (+/+), Rh (-/-), Wh (-/-)

BJ I > BJ II, reg (+/+),

Abdomen :
I. Simetris, distensi (-)
P. tidak dilakukan
P. tidak dilakukan
A. peristaltik usus normal
Extremitas:
pucat , sianosis, ikterik
- -

- -

- -

- -

- -

- -

Genitalia : laki-laki, BBS : 3400 gram,


penis dan skrotum (+)
ASSESSMENT:
Obs. Vomitus ec. GERD + dehidrasi
ringan sedang + Malnutrisi akut berat +
ISPA
24 / 09 / 2014

S/ Muntah (+), Batuk

IVFD 4:1 300 cc/ 24 jam

H8
Bedah Anak

O/ HR : 100 x/menit

BB: 3400 gr

RR : 30 x/menit

PB: 51cm

TERAPI :

Ambroxol drop 3 x 0,3 cc


Diet ASI 5cc/jam

: 36,9 C
PLANNING:

Abdomen:

Susul hasil USG

I: Distensi

Cek DR, elektrolit, Ur/Cr,

A: Bunyi usus (+)

CT-BT

P: Lembut

21

P: tympani
ASSESSMENT:
Obs. Vomitus + Susp. Hipertropic pyloris
stenosis
25 / 09 / 2014
H9

S/ Batuk berdahak (+), muntah tiap batuk, TERAPI :


BAB cair, mencret (+), berwarna hijau.

Anak

IVFD 4:1 12 gtt/menit


mikro

BB: 3400 gr

O/ HR : 128 x/menit

PB: 50cm

RR : 30 x/menit
T

Inj. Ranitidin 5 mg/12 jam


Interlac 1x5 tetes (drop)

ASI Ad libitum

: 36,7 C

Ambroxol drop 3x 0,3 cc


PF/ Kepala: Normocephali
Mata: Palp.konj.inf pucat (-/-)
Sklera ikterik (-/-)

PLANNING :

Telinga: Normotia, serumen (-/-)


Hidung: NCH (-/-), sekret (-)
Mulut:

Mukosa

bibir

lembab,

bibir

sianosis (-)
Leher: Pembesaran KGB (-)
Thorax: I. simetris, retraksi (-)
P. tidak dilakukan
P. tidak dilakukan
A. Ves (+/+), Rh (-/-), Wh (-/-)

BJ I > BJ II, reg (+/+),

Abdomen :
I. Simetris, distensi (-)
P. tidak dilakukan
P. tidak dilakukan
A. peristaltik usus normal
Extremitas:
pucat , sianosis, ikterik
- -

- -

- -

- -

- -

- -

22

Genitalia : laki-laki, BBS : 3400 gram,


penis dan skrotum (+)
ASSESSMENT:
Obs. Vomitus ec. GERD + dehidrasi
ringan sedang + Malnutrisi akut berat +
ISPA
25 / 09 / 2014

S/ Batuk.

TERAPI :
IVFD 4:1 300 cc/ 24 jam

H9
Bedah Anak

O/ HR : 120 x/menit

BB: 3400 gr

RR : 30 x/menit

PB: 50cm

Ambroxol drop 2 x 0,3 cc


Diet ASI 5cc/jam

: 36,5 C

Abdomen:
I: Distensi
A: Bunyi usus (+)
P: Lembut

PLANNING:
Tranfusi

PRC

35

cc

(Cross match)
Rontgen Baby gram

P: tympani

ASSESSMENT:
Susp. Hipertropic pyloris stenosis
26 / 09 / 2014

S/ Batuk-batuk (+), sesekali muntah.

TERAPI :
IVFD 4:1 12 gtt/menit

H10
BB: 3600 gr

O/ HR : 135 x/menit

PB: 50cm

RR : 33 x/menit
T

: 37,1 oC

mikro
Inj. Ranitidin 5 mg/12 jam
Interlac 1x5 tetes (drop)
ASI Ad libitum

PF/ Kepala: Normocephali

Ambroxol drop 3x 0,3 cc

Mata: Palp.konj.inf pucat (-/-)


Sklera ikterik (-/-)
Telinga: Normotia, serumen (-/-)

PLANNING :

Hidung: NCH (-/-), sekret (-)

23

Mulut:

Mukosa

bibir

lembab,

bibir

sianosis (-)
Leher: Pembesaran KGB (-)
Thorax: I. simetris, retraksi (-)
P. tidak dilakukan
P. tidak dilakukan
A. Ves (+/+), Rh (-/-), Wh (-/-)

BJ I > BJ II, reg (+/+),

Abdomen :
I. Simetris, distensi (-)
P. tidak dilakukan
P. tidak dilakukan
A. peristaltik usus normal
Extremitas:
pucat , sianosis, ikterik
- -

- -

- -

- -

- -

- -

Genitalia : laki-laki, BBS : 3600 gram,


penis dan skrotum (+)
ASSESSMENT:
Obs. Vomitus ec. GERD + dehidrasi
ringan sedang + Malnutrisi akut berat +
ISPA
26 / 09 / 2014

S/ Batuk.

TERAPI :
IVFD 4:1 300 cc/ 24 jam

H10
Bedah Anak

O/ HR : 124 x/menit

BB: 3400 gr

RR : 30 x/menit

PB: 50cm

Diet ASI 5cc/jam


Ambroxol drop 2 x 0,3 cc

: 36 C

Abdomen:
I: Distensi
A: Bunyi usus (+)

PLANNING:
Tranfusi PRC 1 x 35 cc

24

P: Lembut
P: tympani
ASSESSMENT:
Susp. Hipertropic pyloris stenosis
27 / 09 / 2014

S/ Batuk batuk (+).

TERAPI :
IVFD 4:1 12 gtt/menit

H11
Anak

O/ HR : 128 x/menit

BB: 3700 gr

RR : 30 x/menit

PB: 52cm

mikro
Inj. Ranitidin 5 mg/12 jam

: 36,8 oC

Interlac 1x5 tetes (drop)


Amoxilin drop 3 x 0,6 cc

PF/ Kepala: Normocephali

Ambroxol drop 3 x 0,3 cc

Mata: Palp.konj.inf pucat (-/-)


Sklera ikterik (-/-)
Telinga: Normotia, serumen (-/-)
PLANNING :

Hidung: NCH (-/-), sekret (-)


Mulut:

Mukosa

bibir

lembab,

bibir

sianosis (-)
Leher: Pembesaran KGB (-)
Thorax: I. simetris, retraksi (-)
P. tidak dilakukan
P. tidak dilakukan
A. Ves (+/+), Rh (-/-), Wh (-/-)

BJ I > BJ II, reg (+/+),

Abdomen :
I. Simetris, distensi (-)
P. tidak dilakukan
P. tidak dilakukan
A. peristaltik usus normal

Extremitas:
pucat , sianosis, ikterik
- -

- -

- -

- -

- -

- -

25

Genitalia : laki-laki, BBS : 3700 gram,


penis dan skrotum (+)
ASSESSMENT:
Obs. Vomitus ec. GERD + dehidrasi
ringan sedang + Malnutrisi akut berat +
ISPA + Hipertropic pyloris stenosis
27 / 09 / 2014

S/ Batuk batuk (+), muntah (+).

IVFD 4:1 370 cc/ 24 jam

H11
Bedah Anak

O/ HR : 130 x/menit

BB: 3700 gr

RR : 30 x/menit

PB: 52cm

TERAPI :

Ambroxol drop 3 x 0,3 cc


Diet ASI 5cc/jam

: 36,3 C

Abdomen:
I: Distensi (-), Darm contur (-), Darm
steifung (-)
A: Bunyi usus (+)
P: Soepel

PLANNING:
Cek darah rutin ulang,
elektrolit.
Echo senin
Konsul

P: tympani

anak

untuk

toleransi OP
ASSESSMENT:

Konsul Anesthesi

Hypertropic Pyloris Stenosis


28 / 09 / 2014

S/ Pasien batuk dan muntah jika terbatuk.

IVFD 4:1 12 gtt/menit

H12
Anak

O/ HR : 122 x/menit

BB: 3700 gr

RR : 34 x/menit

PB: 52cm

TERAPI :

: 36,5 C

mikro
Inj. Ranitidin 5 mg/12 jam
Interlac 1x5 tetes (drop)
Amoxilin drop 3 x 0,6 cc

PF/ Kepala: Normocephali

Ambroxol drop 3 x 0,3 cc

Mata: Palp.konj.inf pucat (-/-)


Sklera ikterik (-/-)
Telinga: Normotia, serumen (-/-)
PLANNING :
26

Hidung: NCH (-/-), sekret (-)


Mulut:

Mukosa

bibir

lembab,

bibir

sianosis (-)
Leher: Pembesaran KGB (-)
Thorax: I. simetris, retraksi (-)
P. tidak dilakukan
P. tidak dilakukan
A. Ves (+/+), Rh (-/-), Wh (-/-)

BJ I > BJ II, reg (+/+),

Abdomen :
I. Simetris, distensi (-)
P. tidak dilakukan
P. tidak dilakukan
A. peristaltik usus normal
Extremitas:
pucat , sianosis, ikterik
- -

- -

- -

- -

- -

- -

Genitalia : laki-laki, BBS : 3700 gram,


penis dan skrotum (+)
ASSESSMENT:
Obs. Vomitus ec. GERD + dehidrasi
ringan sedang + Malnutrisi akut berat +
ISPA + Hipertropic pyloris stenosis
28 / 09 / 2014

S/

TERAPI :
IVFD 4:1 370 cc/ 24 jam

H12
Bedah Anak

O/ HR : 110 x/menit

BB: 3700 gr

RR : 30 x/menit

PB: 52cm

Ambroxol drop 3 x 0,3 cc


Diet ASI 5cc/Jam

: 36,5 C

Abdomen:
I: Distensi (-), Darm contur (-), Darm
steifung (-)

PLANNING:

27

A: Bunyi usus (+)

Cek darah rutin

P: Soepel

Lapor ulang anak setelah

P: tympani

ada hasil darah rutin


Konsul Anesthesi

ASSESSMENT:
Hipertropic pyloris stenosis
29 / 09 / 2014

S/ Batuk sesekali, mencret (+) 2 x.

TERAPI :
IVFD 4:1 12 gtt/menit

H13
Anak

O/ HR : 128 x/menit

BB: 4000 gr

RR : 32 x/menit

PB: 52cm

mikro
Inj. Ranitidin 5 mg/12 jam

Interlac 1x5 tetes (drop)

: 36,7 C

Amoxilin drop 3 x 0,6 cc


PF/ Kepala: Normocephali

Ambroxol drop 3 x 0,3 cc

Mata: Palp.konj.inf pucat (-/-)

ASI ad libitum

Sklera ikterik (-/-)


Telinga: Normotia, serumen (-/-)
Hidung: NCH (-/-), sekret (-)
Mulut:

Mukosa

bibir

lembab,

bibir

PLANNING :

sianosis (-)
Leher: Pembesaran KGB (-)
Thorax: I. simetris, retraksi (-)
P. tidak dilakukan
P. tidak dilakukan
A. Ves (+/+), Rh (-/-), Wh (-/-)

BJ I > BJ II, reg (+/+),

Abdomen :
I. Simetris, distensi (-)
P. tidak dilakukan
P. tidak dilakukan
A. peristaltik usus normal
Extremitas:
pucat , sianosis, ikterik
- -

- -

- -

- -

- -

- -

28

Genitalia : laki-laki, BBS : 4000 gram,


penis dan skrotum (+)
ASSESSMENT:
Obs. Vomitus ec. GERD + dehidrasi
ringan sedang + Malnutrisi akut berat +
ISPA + Hypertropi pyloric stenosis
29 / 09 / 2014

S/ Batuk.

TERAPI :
IVFD 4:1 12 gtt/menit

H13
Bedah Anak

O/ HR : 110 x/menit

BB: 3700 gr

RR : 26 x/menit

PB: 52cm

mikro
Ambroxol drop 3 x 0,3 cc

: 36,5 C

Abdomen:
I: Distensi (-), Gastric wave (+)
A: Bunyi usus (+)
P: Soepel
P: tympani

PLANNING:
Konsul ulang anak untuk
toleransi OP
Echocardiography
Konsul Anesteshi

ASSESSMENT:
Susp. Hipertropic pyloris stenosis
30 / 09 / 2014

S/ Batuk lebih dari 3 x.

IVFD 4:1 12 gtt/menit

H14
Anak

O/ HR : 128 x/menit

BB: 4000 gr

RR : 32 x/menit

PB: 52cm

TERAPI :

: 36,7 oC

mikro
Inj. Ranitidin 5 mg/12 jam
Interlac 1x5 tetes (drop)
Amoxilin drop 3 x 0,6 cc

PF/ Kepala: Normocephali

Ambroxol drop 3 x 0,3 cc

Mata: Palp.konj.inf pucat (-/-)

ASI ad libitum

Sklera ikterik (-/-)


Telinga: Normotia, serumen (-/-)
Hidung: NCH (-/-), sekret (-)
PLANNING :
29

Mulut:

Mukosa

bibir

lembab,

bibir

sianosis (+)
Leher: Pembesaran KGB (-)
Thorax: I. simetris, retraksi (-)
P. tidak dilakukan
P. tidak dilakukan
A. Ves (+/+), Rh (-/-), Wh (-/-)

BJ I > BJ II, reg (+/+),

Abdomen :
I. Simetris, distensi (-), tali pusat
kering, bau (-)
P. tidak dilakukan
P. tidak dilakukan
A. peristaltik usus normal
Extremitas:
pucat , sianosis, ikterik
- -

- -

- -

- -

- -

- -

Genitalia : laki-laki, BBS : 4000 gram,


penis dan skrotum (+)
ASSESSMENT:
Obs. Vomitus ec. GERD + dehidrasi
ringan sedang + Malnutrisi akut berat +
ISPA + susp. Hypertropic pyloris stenosis
30 / 09 / 2014

S/ Batuk (+)

TERAPI :
IVFD 4:1 12 gtt/menit

H14
Bedah Anak

O/ HR : 140 x/menit

BB: 4000 gr

RR : 40 x/menit

PB: 52cm

: 36,5 C

Abdomen:

mikro
Amoxilin drop 3 x 0,6 cc
Ambroxol drop 3 x 0,3 cc
Puasa 4 jam

I: Distensi (-), Darm contur (-), Darm


steifung (-)

30

A: Bunyi usus (+)


P: Soepel

PLANNING:

P: tympani

Rencana OP
SIO/ Inform concent

ASSESSMENT:
Hypertropic pyloris stenosis
Pukul 14.45

Telah dilakukan Operasi dengan tindakan Instruksi Post OP:

Bedah Anak

pilomyotomy

Puasa hingga jam 19.00


IVFD 4:1 400 cc/ 24 jam
Inj. Ceftriaxone 200mg/
24 jam
Inj. Antrain 50mg/ 8 jam
Mulai feeding pada jam
19.00 dengan aturan:
- 19.00 air putih 15cc
- 22.00 susu 15cc
- 01.00 susu 30cc
- 04.00 susu 30cc
- 07.00 45cc
- 10.00

susu

ad

libitum
- (Cek residu)
01 / 10 / 2014

S/ Batuk sudah berkurang

IVFD 4:1 12 gtt/menit

H15
Anak

O/ HR : 130 x/menit

BB: 3700 gr

RR : 46 x/menit

PB: 52cm

TERAPI :

: 36,3 C

mikro
Inj. Ranitidin 5 mg/12 jam
Interlac 1x5 tetes (drop)
Amoxilin drop 3 x 0,6 cc

PF/ Kepala: Normocephali

Ambroxol drop 3 x 0,3 cc

Mata: Palp.konj.inf pucat (-/-)

ASI ad libitum

Sklera ikterik (-/-)


Telinga: Normotia, serumen (-/-)

31

Hidung: NCH (-/-), sekret (-)


Mulut:

Mukosa

bibir

lembab,

PLANNING :
bibir

sianosis (+)
Leher: Pembesaran KGB (-)
Thorax: I. simetris, retraksi (-)
P. tidak dilakukan
P. tidak dilakukan
A. Ves (+/+), Rh (-/-), Wh (-/-)

BJ I > BJ II, reg (+/+),

Abdomen :
I. Simetris, distensi (-), tali pusat
kering, bau (-)
P. tidak dilakukan
P. tidak dilakukan
A. peristaltik usus normal
Extremitas:
pucat , sianosis, ikterik
- -

- -

- -

- -

- -

- -

Genitalia : laki-laki, BBS : 3300 gram,


penis dan skrotum (+)
ASSESSMENT:
Post OP Pyloromyolomy obs. Vemitus
ec. GERD + Dehidrasi ringan sedang +
Malnutrisi akut berat + ISPA
01 / 10 / 2014

S/ Batuk (+), muntah (-).

TERAPI :
IVFD 4:1 400cc/ 24 jam

Bedah Anak
BB: 4000 gr

O/ HR : 120 x/menit

gtt/menit mikro

PB: 52cm

RR : 40 x/menit

Diet ASI ad libitum

: 36,5 C

Abdomen:

Inj. Ceftriaxone 200mg/


24 jam

I: Distensi (-), Darm contur (-), Darm Inj. Antrain 50mg/ 8 jam

32

steifung (-)
A: Bunyi usus (+)

PLANNING:

P: Soepel

Cek residu

P: tympani

ASSESSMENT:
Post.

Piloromyotomy a/i

Hypertropic

pyloris stenosis

33

BAB III
ANALISA KASUS

Telah diperiksa seorang anak laki-laki usia 2 bulan di RSUD dr. Zainoel
Abidin Banda Aceh pada tanggal 01 Oktober 2014 dengan keluhan utama muntah,
dan tidak ada keluhan tambahan. Pasien di diagnosa dengan Obs. Vomitus +
dehidrasi ringan sedang + malnutrisi akut berat e.c Hypertropi Pyloric Stenosis.
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang.

3.1

Anamnesis
Berdasarkan anamnesis didapatkan keluhan muntah. Keluhan muntah

dialami pasien sejak 1 bulan yang lalu. Muntah menyemprot dan di alami setelah
minum ASI. Ini merupakan kasus yang terjadi pada bayi usia 2 bulan. Secara
epidemiologi usia kejadian sesuai dengan usia rata-rata penyakit HPS yaitu 2
sampai 12 minggu kehidupan. Pada umumnya, muntah pada HPS menyemprot
(proyektil). Ini sesuai dengan temuan gejala yang terjadi pada pasien.
Terdapat 3 gejala pokok yang sering terjadi pada HPS:
1. Muntah proyektil.
2. Kegagalan pertumbuhan dan kehilangan berat badan.
3. Obstipasi, terjadi karena kurangnya asupan makanan.
Kemudian juga tampak gambaran seperti usus bergerak-gerak di perut saat
pasien minum ASI. Hal ini juga merupakan tanda gejala pada kasus HPS.

3.2

Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik di dapati pada abdomen soepel, tampak

adanya olive walau bayi telah diberi minum. Penelitian terakhir menemukan
pada 79% kasus dapat didiagnosis dengan terabanya olive pada perut kanan
atas. Pada diameter < 15,5 mm olive sulit untuk berhasil dipalpasi, dan pada
panjang saluran pilorus > 17 mm tidak mempengaruhi hasil perabaan. Hasil
perabaan yang positif juga tergantung dari beberapa faktor, yaitu keahlian

34

pemeriksa, besar kecilnya olive saat ditemukan serta keadaan bayi setelah
minum atau bukan.

3.3

Pemeriksaan Penunjang
Pada pasien ini telah dilakukan pemeriksaan darah rutin, USG andomen dan

foto baby gram. Pada pemeriksaan lab didapati Hematokrit (Ht) turun termasuk
keadaan hemodilusi. Ini dapat terjadi pada keadaan anemia, sirosis hati, gagal
jantung, perlemakan hati, leukemia, kehamilan, malnutrisi, pneumonia, dan
overhidrasi.
Pemeriksaan radiologi pada pasien ini telah dilakukan USG abdomen dan
serta foto baby gram. Pada USG abdomen didapatkan adanya penebalan otot
pylorus dan penyempitan canalis pyloricum. Hasil kesimpulan USG adalah
Hypertropic Pyloric Stenosis. Pada pemeriksaan baby gram didapati corakan
udara yang meningkat pada gaster. Tidak tampak udara usus halus dan kolon.

3.4

Diagnosis
Diagnosis kerja ditegakkan Suspek Refluks Gastro Esophageal Deasese

(GERD) ec Hypertropic Pyloric Stenosis (HPS) + dehidrasi ringan sedang +


malnutrisi akut berat. Diagnosis GERD ec HPS ini dipikirkan dengan
pertimbangan muntah-muntah yang telah menyebabkan masalah pada saluran
pernafasan serta muntah yang menyemprot, anak masih tumbuh walau berstatus
gizi baik namun tidak ada penambahan berat badan dari hari ke hari yang
mengarahkan bayi menyebabkan malnutrisi akut berat pada bayi kedepannya.
Muntah-muntah yang terjadi menyebabkan asupan gizi dan nutrisi yang kurang
pada bayi sehingga menyebabkan bayi mengalami dehidrasi, gangguan elektrolit,
gangguan asam-basa dan malnutrisi. GERD atau yang sering disebut
gastroesophagus reflux disease adalah suatu keadaan patologis sebagai akibat
refluks kandungan lambung ke dalam esophagus yang menimbulkan berbagai
gejala yang mengganggu di esophagus maupun ekstra esophagus dan
mengakibatkan komplikasi dan gangguan kualitas hidup. Penyebab dari refluk
(GERD) ini dikarenakan kelainan anatomi yang di alami pasien. Kelainan anatomi
berupa Hypertropic Pyloric Stenosis (HPS) ini menyebabkan aliran makanan yang

35

seharusnya masuk menuju duodenum tertahan dan akhirnya kembali keluar


karena gerakan peristaltik yang terus bekerja.
Hasil USG abdomen didapatkan Hypertropic Pyloric Stenosis (HPS). Pada
pemeriksaan baby gram didapati corakan udara yang meningkat pada gaster.
Tidak tampak udara usus halus dan kolon.

3.5

Penatalaksanaan
Penatalaksanaan HPS untuk pebaikan keadaan umum dapat dilakukan

pembilasan lambung dengan larutan NaCl untuk mengeluarkan sisa barium bila
bayi dilakukan foto barium meal. Koreksi untuk keadaan dehidrasi, hipokalemi,
dan alkalosisnya. Transfusi darah atau plasma/albumin bila terdapat anemia atau
defisiensi protein serum.
Pengobatan prabedah ditujukan langsung pada koreksi cairan, asam basa,
dan kehilangan elektrolit. Pemberian cairan intravena dimulai dengan 0,45%0,9% NaCl dalam 5-10% dekstrosa dengan penambahan kalium klorida dengan
kadar 30-50 mEq/L. Terapi cairan harus dilanjutkan sampai bayi mengalami
rehidrasi dan kadar bikarbonat serum kurang dari 30 mEq/L yang menyatakan
alkalosis sudah terkoreksi. Koreksi terhadap alkalosis sangat penting untuk
mencegah apneu pascabedah, yang mungkin merupakan akibat dari anestesi.
Kebanyakan bayi bisa berhasil rehidrasi dalam waktu 24 jam. Muntah biasanya
berhenti bila lambung kosong.
Prosedur bedah pilihan adalah piloromiotomi ramstedt. Prosedur ini
dilakukan melalui insisi pendek melintang atau dengan laparoskopi. Massa
pylorus di bawah mukosa dipotong tanpa memotong mukosa dan irisan ditutup
kembali.

3.6

Prognosis
Bila dilakukan pembedahan pada bayi masih sekali-sekali muntah, sembuh

sempurna setelah 2-3 hari pasca bedah.

36

BAB IV
KESIMPULAN
Hipertrofi pyloric stenosis (HPS) penyempitan dari pilorus, yaitu bagian
dari lambung menuju ke usus halus. Dalam kondisi normal, makanan akan dengan
mudah melalui lambung menuju ke bagian pertama dari usus halus melalui katup
yang disebut pilorus. Pada stenosis pilorus, oto-otot pilorus mengalami penebalan.
Hal tersebut mencegah pengosongan isi lambung menuju usus halus.
Pengobatan prabedah ditujukan langsung pada koreksi cairan, asam basa,
dan kehilangan elektrolit. Pemberian cairan intravena dimulai dengan 0,45%0,9% NaCl dalam 5-10% dekstrosa dengan penambahan kalium klorida dengan
kadar 30-50 mEq/L. Terapi cairan harus dilanjutkan sampai bayi mengalami
rehidrasi dan kadar bikarbonat serum kurang dari 30 mEq/L yang menyatakan
alkalosis sudah terkoreksi. Koreksi terhadap alkalosis sangat penting untuk
mencegah apneu pascabedah, yang mungkin merupakan akibat dari anestesi.
Kebanyakan bayi bisa berhasil rehidrasi dalam waktu 24 jam. Muntah biasanya
berhenti bila lambung kosong.
Prosedur bedah pilihan adalah piloromiotomi ramstedt. Prosedur ini
dilakukan melalui insisi pendek melintang atau dengan laparoskopi. Massa
pylorus di bawah mukosa dipotong tanpa memotong mukosa dan irisan ditutup
kembali.

37

Anda mungkin juga menyukai