Fraktur Humerus Evy Soraya
Fraktur Humerus Evy Soraya
Nama
Umur
Jenis Kelamin
Alamat
Pekerjaan
Agama
Tgl masuk RS
Bangsal
: Nn. ES
: 21 tahun
: Perempuan
: Geger 1, RT 01 / RW 01, Girirejo,
Tegalrejo, Magelang
: Mahasiswi
: Islam
: 21-06-2014, pukul 12.30 WIB, melalui
IGD
: Seruni
Keluhan utama:
Nyeri pada lengan kiri atas post trauma jatuh dari
sepeda motor.
Pasien post KLL pada tanggal 21 juni 2014 pukul 11.30 WIB datang
ke IGD RST dr. Soedjono Magelang tanggal 21 juni 2014 pukul 12.30 dengan
keluhan nyeri pada lengan kiri atas. Ketika kejadian pasien sedang
mengendarai sepeda motorbersama temannya dengan posisi berhenti untuk
menghindari mobil yang akan lewat. Pasien menggunakan helm.
Dari anamnesis didapatkan pasien tidak dapat menahan
keseimbangan diri akibat permukaan pijakan yan tidak rata antara aspal dan
tanah. Sehingga pasien terjatuh. Sebelum terjatuh di akui tangan kiri pasien
menghantam kayu. Posisi lengan kiri pasien saat terjatuh ekstensi dengan
endorotasi dan tangan supinasi. Pasien terjatuh dalam posisi tengkurap. Waktu
kejadian pasien sadar namun tampak sedikit bingung, mual (-), muntah (-),
pusing (-), nyeri pada lengan kiri. Saat di IGD pasien sadar dan tampak
memegang lengan kiri atas, Deformitas (+), nyeri saat di gerakan dan bergerak
(+)
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
Primary Survey:
A : tidak ada gangguan jalan napas
B : RR 20 x/menit
C : TD : 120/80 mmHg, N : 84 x/menit, akral hangat, capp refill < 2
D : GCS 15 (E4M6V5), pupil isokor 3mm/3mm
E : suhu 36,8 C, terdapat deformitas pada lengan atas sebelah kiri.
Tidak ditemukan deformitas dan jejas di tempat lain.
Secondary Survey:
Keadaan Umum
Kesadaran/GCS
Vital Sign
: tampak lemah
: Compos Mentis / GCS 15 (E4M6V5)
: TD
: 120/80 mmHg
N
: 84 x/menit
R
: 20 x/menit
T
: 36,8 C
1. Kepala
Mata
Telinga
Hidung
Mulut dan gigi
2. Leher
Thyroid
Limfe
Deviasi trakea
Kaku kuduk
:
:
:
:
3. Thorax
Jantung
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Paru
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
4. Abdomen
Inspeksi
Auskultasi
Perkusi
Palpasi
: Datar
: Bising usus (+) normal
: Timpani
: Nyeri tekan (-), hepar dan lien tak teraba
Genetalia
Ekstremitas
Warna
Edema
Sianosis
Akral dingin
Capp refill
Superior
Sawo matang
-/-/-/<2/<2
Inferior
Sawo matang
-/-/-/<2/<2
Feel : nyeri tekan (+), pulsasi a. Radialis sinistra teraba kuat, capillary
refill < 2 detik
Move
: pergerakan aktif dan pasif terbatas oleh karena nyeri,
pergerakan pergelangan tangan dan jari-jari (+)
ASSESMENT:
Fraktur os.humerus 1/3 proximal sinistra.
Nama Pemeriksaan :
X Foto humerus sinistra posisi
AP
Hematologi
Hb
Ht
Eritrosit
MCV
MCH
MCHC
Leukosit
Trombosit
: 11,3 g / dl
: 31,6 %
: 3,89 juta / l
: 81,2 fl
: 29,0 pg
: 35,8 g / dl
: 9.000 / l
: 204.000 / l
DIAGNOSIS:
Fraktur Tertutup Os.Humerus 1/3 proximal Sinistra
PLANNING
InfusRL 20 tpm
InjCefotaxim 1 gr 1x1
Inj Ketorolac 2x 30 gr
Pemasangan Spalk
Rencana open reduksi dan pemasangan fiksasi humerus
Monitoring
Keadaan umum, tanda vital, perbaikan tanda dan gejala, pola makan, hasil
pemeriksaan penunjang, kondisi luka operasi, perbaikan movement.
Edukasi
Penjelasan mengenai penyakit dan prognosisnya, minum obat teratur,
makanan tinggi protein, vitamin dan mineral, menjaga kebersihan luka,
cukup istirahat, tenangkan pikiran dan menahan emosi, mengikuti
fisioterapi teratur.
Subjektif
: nyeri pada daerah lengan atas kiri, tangan sakit dan susah
digerakkan, terpasang spalk dan perban.
Objektif
Vital sign:
Tekanan darah
: 100/70 mmHg
Nadi
: 80 x/menit reguler
Suhu
: 36,0 oC
Respirasi
: 20 x/menit
Status General:
Keadaan umum
: baik, GCS: E4V5M6
Kepala/Leher
: CA -/-, SI -/Thorax
: C = S1 > S2 reg, M (-), G (-)
P = Sdves +/+, Wh (-/-), Rh (-/-)
Abdomen
: datar, supel, BU (+), NT (-)
Status lokalis
Look
: Tampak deformitas pada lengan atas, terpasang bandage
(+).
Feel
: nyeri tekan(+), nyeri gerak (+), pulsasi reguler sama kuat,
teraba hangat, a. radialis (+/+) regular.
Move
: Gerakan terbatas, nyeri (+)
Assessment:
Fraktur Tertutup Os. Humerus 1/3 proximal sinistra
Planning:
Infus RL
Inj Ketorolac 2 x 30 mg
Pro ORIF
Pre medikasi inj cefotaksim 2 x 1 g
Puasa
Desinfeksi
Posisi Humerus Poterior Approach, lapis demi lapis hingga tampak fraktur
fraktur os. Humerus 1/3 proximal oblik,
Dilakukan open reduksi dan memasang fiksasi , plate dan nomer skrup 4,5
Tutup Luka
Operasi Selesai
Edukasi
Penjelasan mengenai penyakit dan prognosisnya, minum obat teratur,
makanan tinggi protein, vitamin dan mineral, menjaga kebersihan luka,
cukup istirahat, tenangkan pikiran dan menahan emosi.
PROGNOSIS
Quo ad vitam
Quo ad sanam
Quo ad fungsionam
: dubia ad bonam
: dubia ad bonam
: dubia ad bonam
Subjektif
: nyeri pada daerah lengan atas kiri, tangan sakit dan susah
digerakkan, Tangan terpasang perban pada lengan kiri atas.
Objektif
Vital sign:
Tekanandarah
Nadi
Suhu
Respirasi
Status General:
Keadaan umum
Kepala/Leher
Thorax
Abdomen
: 90/70 mmHg
: 80 x/menit reguler
: 36,0 oC
: 20 x/menit
: baik, GCS: E4V5M6
: CA -/-, SI -/: C = S1 > S2 reg, M (-), G (-)
P = Sdves +/+, Wh (-/-), Rh (-/-)
: datar, supel, BU (+), NT (-)
Status lokalis:
Look
: Tampak bekas operasi berbalut kasa, bersih, bone expose,
hematom (+), darah(-), pus(-) rembesan povidone iodine (+)
Feel
: nyeri tekan(+), pulsasi reguler sama kuat, krepitasi (+),
teraba hangat, a. brachialis (+/+) irama regular, a. radialis
(+/+) irama reguler
Move
: Gerakan terbatas, nyeri (+)
Assessment
Post operasi fraktur tertutup Os. Humerus 1/3 proximal sinistra H+1
Terapi
Infuse RL 20 tpm
Inj. Ketorolac 3x30 mg
Ceftriaxone 2x1 g
Gentamicin 2x50 gr
Kalnek 3x50 gr
Kesan:
Terpasang plate dan 4 screw pada
fraktus os humerus sinistra, posisi
baik.
Subjektif
:nyeri pada daerah lengan atas kiri, nyeri saat digerakan,
terpasang perban.
Objektif
Vital sign:
Tekanandarah
: 110/70 mmHg
Nadi
: 80 x/menit reguler
Suhu
: 36,0 oC
Respirasi
: 20 x/menit
Status General
Keadaan umum: baik, GCS: E4V5M6
Kepala/Leher : CA -/-, SI -/Thorax
: C = S1 > S2 reg, M (-), G (-)
P = Sdves +/+, Wh (-/-), Rh (-/-)
Abdomen
: datar, supel, BU (+), NT (-)
Status lokalis
Look
: Tampak bekas operasi berbalut kasa, bersih, hematom (+),
darah(-), pus(-) rembesan povidone iodine (+)
Feel
: nyeri tekan(+),nyeri gerak (+), pulsasi reguler sama kuat,
krepitasi (+), teraba hangat, a. brachialis (+/+) irama
regular, a. radialis (+/+) irama reguler
Move
: Gerakan terbatas, nyeri (+)
Assessment
Post operasi fraktur tertutup Os. Humerus 1/3 proximal sinistra H+2
Terapi
Infuse RL 20 tpm
Inj. Ketorolac 3x30 mg
Ceftriaxone 2x1 g
Gentamicin 2x50 gr
Kalnek 3x50 gr
Proximal humeri
Pada proksimal humeri, terdapat caput humeri yang setengah bulat dan
dilapisi oleh tulang rawan.
Shaft Humeri
Permukaan shaft humeri dapat dibagi menjadi facies anterior medialis,
facies anterior lateralis dan facies posterior.
Distal humeri
Margo medialis yang melanjutkan diri sebagai crista supracondilaris
medialis berakhir sebagai epicondilus medialis
Trochlea humeri dilapisi oleh tulang rawan yang melingkar dari permukaan
anterior sampai permukaan posterior dan berartikulasi dengan ulna.
Loge flexor
M. coracobrachialis
M. biceps brachii
M.brachialis
Loge extensor
M. triceps brachii
Kekerasan akibat tarikan otot: Patah tulang akibat tarikan otot sangat
jarang terjadi. Kekuatan dapat berupa twisting, bending dan penekanan,
kombinasi dari ketiganya, dan penarikan.
Tulang bersifat rapuh namun cukup mempunyai kekuatan dan gaya pegas
untuk menahan tekanan. Tapi apabila tekanan eksternal yang datang lebih
besar dari yang dapat diserap tulang, maka terjadilah trauma pada tulang
yang mengakibatkan rusaknya atau terputusnya kontinuitas tulang.
Faktor-faktor yang mempengaruhi fraktur penyembuhan tulang:
Faktor intrinsik
Beberapa sifat yang terpenting dari tulang yang menentukan daya tahan
untuk timbulnya fraktur seperti kapasitas absorbsi dari tekanan, elastisitas,
kelelahan (fatigue fracture), dan kepadatan atau kekerasan tulang.
Faktor ektrinsik
Adanya tekanan dari luar yang bereaksi pada tulang yang tergantung
terhadap besar, waktu, dan arah tekanan yang dapat menyebabkan fraktur.
Nyeri terus menerus dan bertambah berat. Nyeri berkurang jika fragmen
tulang diimobilisasi. Spasme otot yang menyertai fraktur merupakan
bentuk bidai alamiah yang dirancang untuk meminimalkan gerakan antar
fragmen tulang.
Deformitas dapat disebabkan oleh pergeseran fragmen pada eksremitas.
Deformitas dapat di ketahui dengan membandingkan dengan ekstremitas
normal.
Pemendekan tulang, karena kontraksi otot yang melekat diatas dan
dibawah tempat fraktur.
Krepitasi yaitu pada saat ekstremitas diperiksa dengan tangan, teraba
adanya derik tulang.
Pembengkakan dan perubahan warna lokal pada kulit terjadi akibat trauma
dan perdarahan yang mengikuti fraktur.
Pada pemeriksaan harus diperhatikan keutuhan faal nervus radialis dan
arteri brakialis. Saat pemeriksaan apakah ia dapat melakukan dorsofleksi
pergelangan tangan atau ekstensi jari-jari tangan. (de jong, 2004)
Laboratorium
Pada fraktur test laboratorium yang perlu diketahui : Leukosit,Hemoglobin,
hematokrit sering rendah akibat perdarahan, laju endap darah (LED)
meningkat bila kerusakan jaringan lunak sangat luas.
Radiologi
Pada rontgen dapat dilihat gambaran fraktur (tempat fraktur, garis fraktur
(transversa, spiral atau kominutif) dan pergeseran lainnya dapat terbaca
jelas). Radiografi humerus AP dan lateral harus dilakukan. Sendi bahu dan
siku harus terlihat dalam foto. Radiografi humerus kontralateral dapat
membantu pada perencanaan preoperative.
konservatif:
Pada umumnya, pengobatan patah tulang shaft humerus dapat ditangani
secara tertutup karena toleransinya yang baik terhadap angulasi,
pemendekan serta rotasi fragmen patah tulang. Angulasi fragmen sampai
300 masih dapat ditoleransi, ditinjau dari segi fungsi dan kosmetik. Hanya
pada patah tulang terbuka dan non-union perlu reposisi terbuka diikuti
dengan fiksasi interna.
Dibutuhkan reduksi yang sempurna disamping imobilisasi; beban pada
lengan dengan cast biasanya cukup untuk menarik fragmen ke garis
tengah.
Operatif :
Pasien kadang-kadang mengeluh hanging cast tidak nyaman,
membosankan dan frustasi. Mereka bisa merasakan fragmen bergerak dan
hal ini kadang-kadang cukup dianggap menyusahkan.
Meskipun demikian, ada beberapa indikasi untuk dilakukan tindakan
pembedahan, diantaranya:
Komplikasi awal:
Cedera vaskuler
Jika ada tanda-tanda insufisiensi vaskuler pada ekstremitas, kerusakan
arteri brakhialis harus disingkirkan
Cedera saraf
Pergelangan tangan dan telapak tangan harus secara teratur digerakkan dari
pergerakan pasif putaran penuh hingga mempertahankan (preserve)
pergerakan sendi sampai saraf pulih. Jika tidak ada tanda-tanda perbaikkan
dalam 12 minggu, saraf harus dieksplorasi.
Infeksi
Infeksi luka pasca trauma sering menyebabkan osteitis kronik. Osteitis
tidak mencegah fraktur mengalami union, namun union akan berjalan
lambat dan kejadian fraktur berulang meningkat
Komplikasi lanjut:
Joint stiffness
TERIMA KASIH