Kerajaan
Divisi
Upadivisi
Kelas
Ordo
Famili
Genus
Spesies
: Plantae
: Magnoliophyta
: Angiospermae
: Monocotyledonae
: Zingiberales
: Zingiberaceae
: Curcuma
: Curcuma xanthorrhiza
1.
tambahan
pemanis
tambahan
anti-mikroba
Sediaan
mengandung
memungkinkan
terjadinya
gula
dan Diberikan
kristalisasi agent.
tambahan
anti-caplocking
1.
4% (b/v)
Simplisia
Pemanis
2.
Sirupus simplex
25% (v/v)
pengental
dan
[HOPE
Natrium benzoat
[HOPE
0,1% (b/v)
6th ; hal 627-629]
Anti-caplocking
4.
Sorbitol
15% (v/v)
5.
Aquadest
1.
50% (b/v)
Simplisia
Pemanis
2.
Sirupus simplex
25% (v/v)
pengental
dan
[HOPE
Natrium benzoat
[HOPE
0,1% (b/v)
6th ; hal 627-629]
Anti-caplocking
4.
Sorbitol
15% (v/v)
5.
Aquadest
Kalibrasi botol 60 ml
Pembuatan ekstrak Curcuma xanthorrhiza
Simplisia Curcuma xanthorrhiza 20 gram
100 ml sorbitol
aquadest ad 500 ml
No.
1.
Jenis Evaluasi
Organoleptik
-Rasa
-Warna
-Bau
2.
Volume terpindahkan
3.
Kejernihan
4.
pH
Hasil Evaluasi
Tetap sama
Tetap sama
Syarat
Tetap sama
Volume rata-rata 61,5 ml.
Tidak ada satu wadahpun
yang kurang dari 95%.
Larutan infusa keruh
No.
Nama Bahan
Jumlah
Kegunaan
1.
Curcuma xanthorrhiza
50%
Simplisia
2.
Sirupus simplex
25 %
Pemanis
3.
Natrium benzoat
0,1 %
Pengawet
4.
Sorbitol
10%
Anti-caplocking agent
5.
Aquadest
Ad 100%
Pelarut
Daftar Pustaka
SUSPENSI REKONSTITUSI
Amoksisilin tryhidrat
Struktur
Rumus molekul
C16H19N3O5S.3H2O BM Amoxicillin Trihydrate 419.4 BM Amoxicillin 365.4
Titik lebur
194oC
Pemerian
Serbuk hablur, putih, praktis tidak berbau. pH antara 3.5 6
Kelarutan
Sukar larut dalam air dan methanol, tidak larut dalam benzene, dalam karbon tetra
klorida dan kloroform
Stabilitas
Tidak stabil terhadap -lactamase [Codex Hal 729]
Inkompabilitas
Amoxycillin dapat teradsorpsi dalam larutan yang mengandung
attapulgit, veegum, methylselulosa 0.5 %, polysorbat 80 0.05 %.
[Codex Hal 729]
Keterangan lain
Kegunaannya sebagai zat aktif. Antibiotik untuk infeksi saluran
pernapasan, saluran kemih dan kelamin [gonorrhe].
[ISO vol 48 hal 87]
Penyimpanan
Dalam wadah tertutup rapat. [JP15 hal 319]
Kadar penggunaan
Amoxicillin trihidrat setara dengan amoxicillin 125 mg/5ml
Amoksisilin tryhidrat
Sediaan ini ditujukan untuk pasien yang mengalami kesulitan menelan kapsul dan tablet,
misalnya anak-anak, alternatif sediaan obat yang cocok adalah dengan dibuat larutan atau
obat cair.
Namun, banyak obat-obatan, misalnya antibiotik, secara fisik atau kimia tidak stabil jika
diformulasikan sebagai larutan atau suspensi.
Metode yang digunakan untuk mengatasi masalah ketidakstabilan ini adalah dengan
membuat sediaan kering namun dimaksudkan untuk sediaan cair dalam wadah yang sesuai
dalam bentuk bubuk atau butiran.
Ketika apoteker memberikan produk pada pasein maka harus ditambahakan sejumlah air
dengan takaran tertentu agar terbentuk massa suspensi yang cair.
Setelah dilarutkan maka sediaan tersebut hanya bisa tahan 1-2 minggu. Contohnya
Suspensi Amoxicillin Oral Suspension. (Aulton, M.E, 2002)
INDIKASI
Bronchitis kronis
Infeksi saluran kemih
CARA PAKAI
Untuk Anak usia 3-10 tahun
Sehari 3 x 1 sendok takar @5 mL
KOCOK DAHULU SEBELUM DIPAKAI
No
PERMASALAHAN
PENYELESAIAN
1.
2.
3.
4.
5.
Formulasi
No
Bahan
Jumlah
Fungsi
1.
Amoxycillin Trihidrat
2.5 % b/v
2.
Suspending agent
10 % b/v
Tragakan
PGA
Sukrosa
5.
Natrium Benzoat
0.1 % b/v
Sukrosa
20 % b/v
7.
1 % b/v
8.
PVP
2% b/v
9.
Ethanol 95%
qs b/v
10.
Red dry
qs b/v
Pewarna
11.
Aquadest (untuk
optimasi)
Ad 100 mL b/v
Nama Bahan
Jumlah
1.
Amoxycillin Trihidrat
12.5 gram
2.
Tragakan
15.317 gram
3.
PGA
15.317 gram
4.
Sukrosa
15.317 gram
5.
Natrium Benzoat
Sukrosa
7.
8.
PVP
9.
Ethanol 95%
Secukupnya
10.
Red dry
Secukupnya
11.
Ad 500 mL
Fase granul
total teoritis +5% = 125.516 gram
Total tidak +5% = 120.110 gram
Yang didapat setelah digranul = 115.330
Suspending agent
115.330 gram x 10% x 500 mL = 45.93 gram
125.516 gram
3
= 15.317 gram
Prosedur Pembuatan
1. Kalibrasi botol 60 mL
Tandai batas kalibrasi, air kran yang ada dalam botol dibuang, bilas dengan
aqudest dan dikeringkan. Botol siap dipakai
Prosedur Pembuatan
2. Pembuatan sediaan granul
b.
c.
d.
e.
Masukan pewarna red dry secukupnya kedalam mortir, gerus halus homogen.
larutkan PVP kedalam ethanol 95% sebanyak 5,5 mL. campurkan kedalam campuran pada
mortir, aduk ad tebentuk massa granul.
Ayak sediaan menggunakan ayakan mess 12/14. Keringkan selama 10 menit didalam oven,
dalam suhu 50o C.
Prosedur Pembuatan
3. Pembuatan sediaan suspensi rekonstitusi
EVALUASI SEDIAAN
No
Jenis evaluasi
Prinsip evaluasi
Jumlah
sampel
1.
Volume
Ditimbang
terpindahkan
botol
beserta
etiket.
Botol 2
W1= 108.5 gr
bersih,
Wo= 89.163 gr
19.354gram.
Botol 1
lalu
obat 3 botol
Syarat
Botol 1
dikeringkan,
isi
Hasil pengamatan
ditimbang
terpindahkan adalah
19.329 gram
EVALUASI SEDIAAN
No
Jenis
Prinsip evaluasi
Jumlah
evaluasi
2.
Vikositas
sampel
Hasil pengamatan
Syarat
Berat Bola :
19.759 gram
Botol 1 : 00.02.04
Botol 2 : 00.02.50
Botol 3 : 00.02.04
dari 30 detik.
Replikasi 1 : 8.27
Replikasi 2 : 7.31
dengan
Replikasi 3 : 7.51
menghitung
waktu
yang
EVAALUASI SEDIAAN
Hasil Pengamatan
Berat Bola :
19.759 gram
Uji Viskositas sediaan
Botol 1 : 00.02.04
Botol 2 : 00.02.50
Botol 3 : 00.02.04
Rata-rata 2.04 detik
Uji Viskositas Sorbitol
Replikasi 1 : 8.27
Replikasi 2 : 7.31
Replikasi 3 : 7.51
EVALUASI SEDIAAN
No
Jenis evaluasi
Prinsip evaluasi
Jumlah
Hasil pengamatan
Syarat
sampel
3.
Organoleptik
3 botol
dan warna
Kondisi organoleptik
menghasilkan warna
amoxicillin,rasa pahit.
4.
Uji pH
Perbedaan rentang pH
diberikan
menghasilkan pH 4
oleh
alat
yang
telah
dilakukan
sebagaimana mestinya.
(FI IV hal 1039)
5.
Uji Redispersibilitas
Selama waktu
ternyata kemampuan
penyimpanan sediaan
terdispersi kembali.
kembali.
EVALUASI SEDIAAN
No
5.
Jenis evaluasi
Uji Bobot Jenis
Prinsip evaluasi
Jumlah sampel
Syarat
dikalibrasi
masing-masing
dengan
mene-tapkan
bobot x replikasi
monografi,
penetapan
bobot
bobot
jenis
jenis
adalah
air dengan
EVALUASI SEDIAAN
Hasil Pengamatan
Piknometer kosong :
Uji BJ air
Replikasi 1
9.834 : 10 = 0.9834
Uji BJ sediaan
BJ Relatif
Replikasi 1
Replikasi 2
BJ sediaan = 1.1145
BJ air
gram
Replikasi 3
Replikasi 2
= 9.853 gram
gram
Replikasi 3
24.563 gr - 13. 592 gr
= 10.971 gram
EVALUASI SEDIAAN
No
Jenis
Prinsip evaluasi
Jumlah
evaluasi
Hasil pengamatan
sampel
6.
Syarat
10 menit :
Hari ke-5 :
Prosesnya berlangsung
hf : 16.5 cm
hf : 16.5 cm
lama
ho : 1.7 cm
ho : 4.2 cm
terjadinya sedimentasi.
rapat
dari
F = ho
Hf
Kecepatan
Dimasukan
Sedimentasi
dan
50mL
sediaan 1 botol
terhindar
= 0.103 cm/s
20 menit :
yang
hf : 16.5 cm
terdapat
dibawah.
F = 0.254 cm/s
Hari ke-7 :
hf : 16.5 cm
ho : 4.5 cm
F = 0.273 cm/s
ho : 2 cm
Hari ke-7 :
patkan
F = 0.121 cm
hf : 16.5 cm
30 menit :
ho : 4.3 cm
hf : 16.5 cm
F = 0.261 cm/s
ho : 1.7 cm
F = 0.103 cm/s
dari
perbandingan
untuk
dapat
Kingdom : Plantae
Divisi
: Magnoliophyta
Kelas
: Liliopsida
Bangsa
: Arecales
Famili
: Arcaceae
Genus
: Cocos
Spesies
: Cocos nucifera L
PEMERIAN
KELARUTAN
STABILITAS
INKOMPATIBILITAS
Minyak
kelapa
bereaksi
dengan
EFEK FARMAKOLOGI
zat
Minyak kelapa yang secara rutin dipakai secara oral dan topikal (dioles) akan membantu
menjaga kulit awet muda. Salah satunya dengan cara membantu mengangkat sel-sel kulit
mati. Dengan meluruhnya sel kulit mati dan mengganti dengan sel-sel baru, maka kulit
akan kembali menjadi elastis. (Sukartin dkk, 2005 )
6th; Hal.
184]
Oleum Cocos
Tween 80
30%
6%
Span 80
BHT
0,05%
Asam Benzoate
0,15%
Cetyl alcohol
3,5%
Aquadest
Ad 100%
HLB 9
HLB 10
HLB 11
Cethyl Alkohol 2%
Cethyl Alkohol 5%
HLB 12
KESIMPULAN :
KESIMPULAN :
Bahan-bahan yang termasuk kedalam fase minyak, yaitu Oleum cocos, span 80, dan BHT
ditimbang sesuai berat yang dibutuhkan.
2.
3.
Bahan dipanaskan diatas tangas air dengan suhu 60-70oC, dan diaduk hingga homogen.
Wadah untuk memixer sebelumnya diberi air hangat, agar suhu dengan bahan- bahan yang
telah dipanaskan tidak jauh berbeda. Kemudian air dibuang seluruhnya, dan wadah mixer
dikeringkan.
2.
3.
4.
5.
Mixing dilakukan dengan menggunakan mixer hingga seluruh bahan tercampur merata, dan
setelah itu diaduk hingga sediaan dingin.
Sediaan yang telah jadi kemudian dimasukan kedalam botol yang telah diberi penandaan.
Tutup botol, beri etiket, dan kemasan sekunder.
UJI ORGANOLEPTIK
Penampilan
Bau
Warna
Viskositas rendah
Putih
Volume Terpindahkan
No
Wo
W1
Wsediaan
90,803 g
149,84 g
59,4 g
88,878 g
150,52 g
61,664 g
115,20 g
174,94 g
59,748 g
Rata-rata
60,270 g
Viskositas dan pH
1
1,5 detik
1,7 detik
1,4 detik
pH 6
pH 6
pH 6
10 menit
8,7
0 cm
20 menit
8,7
0 cm
30 menit
8,7
0 cm
60 menit
8,7
0 cm
1 hari
8,7
0 cm
2 hari
8,5
0,3
0,0352 cm
4 hari
8,4
0,4
0,0476 cm
Berat
Wo
W1
W2
W3
28,457 g
38,551 g
38,549 g
38,551 g
Bjair (
38,550 g
1,0093
Berat
Wo
W1
W2
W3
28,457 g
38,368 g
38,302 g
38,070 g
Rata-rata BeratSediaan
38,246 g
Bjsediaan (
0,9969
No
Nama Bahan
Jumlah
Kegunaan
Oleum Cocos
Tween 80
Span 80
BHT
0,05%
Asam Benzoate
0,15%
Cetyl alcohol
3,5%
Aquadest
30%
6%
Ad 100%
pH antara 1.8-2.8
No.
Permasalahan
Penyelesaian
1.
2.
3.
4.
5.
No.
Nama Bahan
Jumlah
Kegunaan
Tetrasiklin Hcl
3%
Asam Benzoat
0.15%
Pengawet
Butylated Hydroxytoluene
0.05%
Antioksidan
Lanolin Anhydrous
10%
Vasellin Flavum
86.8%
1.
2.
3.
4.
5.
No.
Nama Bahan
1.
Tetrasiklin Hcl
0.15 g
2.
Asam Benzoat
0.05 g
3.
Butylated Hydroxytoluene
10 g
4.
Lanolin Anhydrous
86.8 g
5.
Vasellin Flavum
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Menggerus BHT sebanyak 0.05 g di dalam mortir 1 dengan ditetesi ethanol secukupnya hingga
melarut
Menambahkan Asam benzoat sebanyak 0.15 g ke dalam mortir, gerus halus ad homogen
Menambahkan Lanolin anhydrous sebanyak 10 g, gerus halus ad homogen.
Menambahkan Vasellin flavum sebanyak 86.8 g, gerus halus ad homogen. Timbang sebanyak 97 g
(camp. 1)
Menggerus Tetrasiklin Hcl sebanyak 3 g di dalam mortir 2, gerus halus.
Menambahkan campuran 1 ke dalam mortir 2, gerus halus ad homogen.
Dimasukkan kedalam pot salep.
Dikemas dan diberi etiket.
Wadah
W1
W0
Ws
13.003 gram
2.934 gram
10.069 gram
II
12.932 gram
2.907 gram
10.025 gram
III
13.065 gram
3.002 gram
10.063 gram
10.052 gram
Organoleptik
3 Wadah
anhydrous, sedia-an
berwarna kuning.
Uji pH
3 Wadah
3 Wadah
PEMERIAN
STABILITAS
Larutan yang sudah tidak mengandung
oksigen lebih stabil dibandingkan
dengan yang mengandung oksigen.
[Pharmaceutical Codex hal 875]
KELARUTAN
INKOMPATIBILITAS
Dalam larutan dengan pH lebih kecil dari 2,
potensi berkurang dan cepat rusak dalam
larutan alkali hidroksida.
EFEK FARMAKOLOGI
Kadar penggunaan Na-Diklofenak yang diberikan bagi terapi untuk mengurangi gejala
nyeri lokal, keseleo, terkilir, dan epicondylitis adalah 1%, yang juga setara dengan
diclofenac epolamine. (Martindales, 2009)
Sediaan mengandung air 80-95%, mengakibatkan sediaan menjadi Digunakan pengawet Methylparaben dan Propylparaben. [HOPE 6th; Hal.
media ideal bagi pertumbuhan mikroorganisme.
1.
Natrium Diclofenac
1% b/b
Bahan aktif
2.
Propilenglikol
10% b/b
3.
Methyl paraben
0.18 % b/b
Pengawet
4.
Propylparaben
0.02% b/b
Pengawet
5.
3.5% b/b
Gelling agent
6.
TEA
qs
Pendapar
7.
Ethanol
qs
8.
Aquadest
Ad 100%
Pelarut
Amylum manihot
5%
Hasilnya, sediaan memiliki masa yang lengket sehingga
kurang akseptabel
Carbomer
1%
Hasilnya, sediaan memmiliki masa yang terlalu kaku dan
tidak jernih
HPMC
CMC- Na
4%
Hasilnya, sediaan bermasa encer
3,5%
Hasilnya, sediaan bermasa baik, kental dan jernih
Natirum Diklofenak
1%
CMC- Na
Methylparaben
0,18%
Propilparaben
0,02%
Propilenglikol
10%
TEA
Qs
Ethanol
Qs
Aquadest
Qs
3,5%
Hal. 592-593]
Penimbangan Bahan
No
Bahan
Jumlah
Natirum Diklofenak
1% x 100g = 1 gram
CMC- Na
Methylparaben
Propilparaben
Propilenglikol
TEA
Qs
Ethanol
Qs
Aquadest
Ad 100% ( 19 mL)
Prosedur Pembuatan
3.
4.
5.
Evaluasi Sediaan
Uji Organoleptik
Botol
Bau
Hasil
Warna
Lain-lain
Putih jernih
Putih jernih
Putih jernih
Sediaan tetap seperti pada awal pnyimpanan, dan tidak terdapat pertumbuhan bakteri, juga masa
sediaan sangat baik, yaitu gel yang kental dan jernih.
Botol
pH
Botol
Homogenitas
1
2
3
WO
W1
Wsediaan
4, 316 g
14, 207 g
9, 891 g
4, 328 g
14, 237 g
9, 909 g
4, 107 g
14, 020 g
9, 913 g
9, 904 g
PASTA
Pasta Zinci Oxide
Zinci Oxide
BM
81.4
Pemerian
Serbuk amorf, sangat halus, putih atau putih kekuningan, tidak berbau, lambat laun menerap karbon dioksida dari udara.
Kelarutan
tidak larut dalam air dan dalam etanol, larut dalam asam encer
Stabilitas
jika dipanaskan dengan kuat, terjadi warna kuning yang akan hilang pada pendinginan. Ketika kontak dengan udara ZnO
perlahan akan menyerap uap lembab dan CO2.
Inkompabilitas
Zinci Oxide inkompatibel dengan benzil penisilin. Zinci oxide bereaksi lambat dengan asam lemak dalam minyak dan lemak
untuk membuat ester asam lemak.
Zinci Oxide
Keterangan lain
Kegunaannya sebagai antiseptik lokal [FI IV hal]
Penyimpanan
Dalam wadah tertutup dan terhindar dari paparan
suhu diatas 30o C pada penggunaan jangka panjang.
Kadar penggunaan
ZnO sebanyak 25% [USP hal 3500]
Dosis
Sehari 2-3 kali dioleskan [Fornas hal 304]
Permasalahan
Penyelesaian
1.
2.
3.
Ditambahkan Butylated
Hydroxytoluene sebagai antioksidan.
[FI IV hal 157, HOPE 6th, p 73]
4.
Formula
No.
Nama Zat
Jumlah
Kegunaan
1.
Zinc Oxide
25% b/b
2.
Amylum Tritici
25% b/b
3.
Methylparaben
0.18% b/b
4.
Propylparaben
0.02% b/b
5.
BHT
0.1% b/b
6.
Vaselin Album
Ad 100% b/b
Penimbangan
No
Nama Zat
Zinc Oxide
25 gram
Amylum Tritici
25 gram
Methylparaben
0.18 gram
Propylparaben
0.02 gram
BHT
0.1 gram
Vaselin Album
Ad 100 gram
Prosedur Pembuatan
Pembuatan Sediaan 100 gram
1.
2.
Zinc oxide (yang sudah diayak dengan ayakan nomer 100) = 25 gram
3.
Menambahkan propylparaben sebanyak 0.02 gram kedalam mortir, gerus halus homogen, tambahkan sebagian vaselin
album sebanyak 0.02 gram
4.
Menambahkan methylparaben sebanyak 0.18 gram kedalam mortir, gerus halus homogen, tambahkan sebagian
vaselin album sebanyak 0.22 gram
5.
Masukan Amylum tritici sebanyak 25 gram kedalam mortir, gerus ad halus, Tambahkan sebagian vaselin album
sebanyak 25.44 gram gerus halus homogen
6.
Menambahkan zinc oxide yang telah diayak sebelumnya sebanyak 25 gram, tambahkan vaselin album , gerus halus
homogen (camp.1)
7.
Melarutkan BHT sebanyak 0.01 gram kedalam mortir lain, kemudian tetesi dengan etanol secukupnya hingga melarut,
gerus ad homogen,tambahkan vaselin album sebanyak 0.01 gram, kemudian gerus halus homogen, tambahkan ke
camp. 1