Anda di halaman 1dari 4

BAB III

METODE PENELITIAN

1. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian ini adalah penelitian deskriptif
observasional dan dikerjakan di Laboratorium Parasitologi
Fakultas Kedokteran, Universitas Gadjah Mada.

2. Populasi dan Subyek


Penelitian ini menggunakan larva nyamuk Ae. aegypti
generasi anakan/filial ketiga (F3) yang telah dikolonisasi
dari penelitian sebelumnya oleh Prabowo (2014) dari wilayah
RW 5 RT 24; 25; dan 26 daerah Plosokuning Minomartani,
Depok, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

3. Alat
Alat-alat yang digunakan dalam uji biokemis antara lain
mikrotiter plat 96 sumuran, pellet pestle/grinder, Eppendorf
tube, conical tube, mikropipet, tip pipet kuning & biru,
timer, ELISA reader, pinset, cawan plastik.

26

27

4. Bahan atau Materi Penelitian


Sesuai dengan metode yang dilakukan oleh Lee et al.
(1992), bahan atau materi yang digunakan pada uji biokemis
antara lain:
4.1.

Substrat
Dibuat dengan cara melarutkan 3 mg -naftil asetat

dengan 0,5 ml aseton, kemudian larutan diambil 100 l dan


ditambah dengan 10 ml larutan phosphate buffered saline (PBS)
(0,02 M; pH 7,0).
4.2.

Coupling reagent
Dibuat dengan cara melarutkan 30 mg Fast Blue B dengan

3 ml akuades ditambah 7 ml larutan aquos sodium dodesil sulfat


5% b/v. Pembuatan 35 ml larutan aquos sodium dodesil sulfat
(5% b/v) dengan cara 1,75 g sodium dodesil sulfat dilarutkan
dalam 35 ml akuades.
4.3.

Larutan asam asetat 10%

5. Jalan Penelitian
Uji biokemis pada larva Ae. aegypti

dilakukan sesuai

dengan metode yang dijelaskan oleh Lee et al. (1992), dengan


cara sebagai berikut:
5.1.

Jentik

nyamuk

secara

individual

diletakkan

dalam

Eppendorf tube yang berisi 0,1 ml larutan PBS 0,02 M.


5.2.

Jentik nyamuk digerus dengan pellet pestle.

28

5.3.

Ditambahkan 0,4 ml larutan PBS sehingga terbentuk 0,5


ml homogenat.

5.4.

Sebanyak 50 L homogenat dipindahkan dengan mikropipet


ke dalam sumuran mikroplat dan dibuat tiga replikat
untuk tiap jentik.

5.5.

Tiap sumuran ditambahkan dengan 50 L larutan substrat


dan didiamkan selama 60 detik.

5.6.

Tiap sumuran ditambahkan dengan 50 L larutan coupling


reagent,

sehingga

timbul

warna

ungu

jernih

yang

berangsur-angsur menjadi biru setelah didiamkan selama


10 menit.
5.7.

Tiap sumuran ditambahkan dengan 50 L asam asetat 10%


untuk menghentikan reaksi.

5.8.

Aktivitas

enzim

esterase

non-spesifik

ditentukan

dengan mengukur absorbance value (AV) menggunakan ELISA


reader pada panjang gelombang 450 nm dan mengamati
langsung perubahan warna setelah terjadi reaksi.

6. Variabel dan Definisi Operasional Variabel


Dalam

penelitian

ini

variabel

aktivitas enzim esterase non-spesifik.

yang

diukur

adalah

29

7. Analisis Hasil
Hasil pembacaan absorbance value (AV) dianalisis secara
deskriptif

observasional

untuk

menentukan

status

resistensinya dengan nilai cut-off point. Status resistensi


dinyatakan dengan tiga kategori, yaitu sensitif, toleran, dan
resisten.
7.1.

Kategori

sensitif,

yaitu

dengan

nilai

AV

di

bawah

rerata nilai AV kontrol negatif + 3SD (< mean + 3SD).


7.2.

Kategori toleran, dengan nilai AV di antara rerata


nilai AV kontrol negatif + 3SD hingga rerata nilai AV
kontrol negatif + 4SD (mean + 3SD - mean + 4SD).

7.3.

Kategori

resisten

adalah

di

atas

kontrol negatif + 4SD (> mean + 4SD).

rerata

nilai

AV

Anda mungkin juga menyukai