Anda di halaman 1dari 2

Nama : Muhammad Rizal

NIM : 1911013210010
Mata Kuliah : Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
Tugas Mahasiswa Kerja Praktek
Penulis melakukan kerja praktek di Balai Veteriner Banjarbaru yang beralamat di Jl.
Ambulung No.24, Loktabat Sel., Kec. Landasan Ulin, Kota Banjar Baru, Kalimantan Selatan
70712. Balai Veteriner merupakan balai yang bertugas dalam lingkup peternakan dan
kesehatan hewan. Balai veteriner memiliki cakupan wilayah dalam hal pelayanan terdiri dari
5 provinsi yaitu Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan
Tengah dan Kalimantan Utara. Tugas pokok Balai Veteriner yaitu melaksanakan penyidikan
penyakit hewan, pengujian kesehatan hewan dan produk asal hewan,pengamanan hewan dan
produk asal hewan. Adapun fungsi dari Balai Veteriner yaitu sebagai penyidik penyakit
hewan, melaksanakan survei penyakit hewan dan produk hewan, pemeriksaan penyakit
hewan, semen, embrio dan pelaksanaan diagnosa penyakit hewan, pembuatan peta penyakit
hewan regional, pelaksanaan pelayanan laboratorium rujukan dan acuan diagnosa penyakit
hewan menular, pelaksanaan pengujian dan pemberian laporan dan/atau sertifikasi hasil uji,
dan pelaksanaan lainnya yang berhubungan dengan pengujian kesehatan dan diagnosa
penyakit terutama pada hewan ternak.
Balai veteriner mempunyai banyak fokus bidang kajian atau memiliki banyak
laboratorium untuk melakukan tes pengujian terhadap sampel mulai dari lab parasitologi,
bakteriologi, virologi, serologi, patologi, kesmavet, instalasi hewan percobaan dan instalasi
sterilisasi. Adapun kerja praktik yang dilakukan oleh penulis berfokus pada bidang
parasitologi. Bidang parasitologi merupakan bidang yang berfokus pada parasit yang terdapat
pada hewan baik dari sampel feses, darah sampai dengan pembuatan dan pengujian antigen.
Adapun sampel hewan yang diuji sebagian besar yaitu hewan ternak mulai dari sapi,
kambing, kuda, akan tetapi tidak menerima sampel babi dikarenakan mayoritas yang bekerja
adalah orang muslim, selain hewan ternak sampel yang bisa di uji di lab parasitologi ada juga
hewan yang bisa di uji seperti bekantan, kucing, dan mencit.
Pengujian sampel feses pada lab parasitologi bertujuan untuk mendiagnosa telur
cacing nematoda, cestoda dan trematoda yang terdapat di dalam feses hewan uji, kemudian
hasil yang didapatkan akan dilakukan perhitungan statistika lebih lanjut untuk menghitung
tingkat ancaman parasit cacing terhadap kesehatan hewan uji. Adapun metode yang
digunakan untuk mendiagnosa telur cacing parasit yang terdapat dalam feses yaitu dengan
menggunakan metode sedimentasi dan apung. Metode sedimentasi dilakukan untuk
mengetahui telur cacing trematoda, jenis telur yang dapat diamati pada metode ini yaitu
Fasciola sp dan Paramphistomum sp, kedua telur tersebut memiliki berat jenis yang kebi
besar dibandingkan air sehingga dapat diamati menggunakan metode sedimentasi. Sedangkan
metode apung dilakukan untuk mengetahui telur cacing nematoda dan cestoda. Jenis telur
yang didapatkan seperti Trichuris sp, Trichostrongylus sp, cooperia sp, dan Haemonchus sp.
Adapun langkah-langkah metode sedimentasi dan metode apung yaitu sebagai berikut.
No Metode Sedimentasi Metode apung
1 Timbang feses sebanyak 3 gram Timbang feses sebanyak 2 gram
2 Tambahkan air kran sekitar 50 mL Tambahkan air larutan garam 47,5 mL
kemudian aduk hingga feses tercampur dan air kran 2,5 mL, kemudian aduk
dengan air hingga feses tercampur dengan air
3 Saring mengunakan saringan 200m Diamkan 1-2 menit
dan masukkan ke dalam tabung kerucut
Nama : Muhammad Rizal
NIM : 1911013210010
Mata Kuliah : Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
dan tambahkan air kemudian diamkan
selama 3 menit hingga membentuk
endapan/sedimen
4 Buang air dalam tabung kerucut dan Pipet bagian atas air dan masukkan ke
sisakan 5 mL air dengan menahan air dalam Universal Whitlock Chamber
menggunakan penahan pada saat
membuang air. Kemudian tambahkan
air kembali
5 Buang air dalam tabung kerucut dan Amati sampel dan setiap 1 telur yang
sisakan 5 mL air, kemudian beri 1 tetes didapat dikali 50x sehingga
metylene blue mendapatkan hasil EPG (Egg pergram)
6. Sambil diaduk, ambil sampel
menggunakan pipet dan masukkan ke
dalam Universal Whitlock Chamber
7 Amati sampel dan setiap 1 telur yang
didapat dikali 10x sehingga
mendapatkan hasil EPG (Egg pergram)

Berdasarkan langkah-langkah diatas didapat hasil untuk metode sedimentasi setiap


telur yang didapat dikali 10x untuk mendapatkan hasil EPG yang mana tujuannya untuk
mendiagnosa telur yang terdapat didalam feses hewan tiap gramnya. Sedangkan metode
apung setiap telur yang didapat dikali 50x untuk mendapatkan hasil EPG yang mana
tujuannya untuk mendiagnosa telur yang terdapat didalam feses hewan tiap gramnya. Adapun
tujuan dari dilakukannya pengujian ini yaitu untuk mendiagnosa seberapa parah tingkat
ancaman dari parasit cacing ini terhadap hewan uji dengan melihat seberapa besar EPG agar
nantinya pemilik hewan dapat diberikan dosis obat untuk hewannya agar meminimalisir
parasit yang hidup dalam tubuh hewan dan hewan menjadi lebih sehat dibandingkan
sebelumnya.
Rencana penulis setelah melakukan kerja praktik di Balai Veteriner di bidang
parasitologi yang mana menjadi tujuan awal mempelajari tentang parasit. Rencana
kedepannya ilmu yang diperoleh selama kerja praktik dapat memudahkan penulis dalam
melakukan penelitian skripsi yang mana berhubungan dengan penelitian yang akan dilakukan
yaitu nematoda parasit.

Anda mungkin juga menyukai