Anda di halaman 1dari 53

SILSILAH ILMU

Segala puja dan puji hanyalah bagi ALLAH, Rabb semesta alam yang didalam genggaman-NYA
segala ilmu. Salawat dan salam senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad shallallahu
alaihi wasallam.
Artikel singkat sederhana ini kita sampaikan semoga umat Muslim dapat mengenal apakah itu
SALAF dan SUNNY. Dan juga agar kita tidak fanatik kepada suatu Mazhab dengan buta tanpa
mengetahui hakikat pengertian Mazhab dan tentang Imam Mazhab itu sendiri.
Sesungguhnya ilmu itu dari ALLAH subhanahu wa taala, diturunkan-NYA kepada insan utama
Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam. Sehingga apabila kita mengaku sebagai umat
Islam, maka sandaran utama kita dalam syariat adalah sabda Rasulullah, bukan perkataan dari
imam mazhab / ulama / ustadz / dai / kyai.
Semua artikel dengan label Cinta Rasul adalah karena dalam menentukan fatwa (hukum) kita
tidak mengutip perkataan ulama/kyai manapun, tetapi kita akan senantiasa berucap: Ini
adalah sabda Rasulullah, kami beriman kepada ALLAH dan Rasul-NYA, kami mencintai Rasul,
apa-apa yang beliau sampaikan kami taati dan ikuti semampu kami.
First sight encounter mungkin menganggap kita adalah pengikut Mazhab baru, atau mirip
Wahabi/Salafy, Muhammadiyah atau yang lainnya. Sebenarnya tidaklah begitu, yang kita ikuti
adalah fiqih internasional yang ada di seluruh dunia, namun ajaran salaf ini terus terkikis
dimakan ajaran ushuluddin, karena masyarakat lebih mempercayai perkataan ulama daripada
sabda Rasulullah Muhammad, tidak hanya di sini melainkan di dunia internasional.

SEJARAH RINGKAS PERKEMBANGAN


ISLAM

ISLAM DI JAMAN RASULULLAH SAW


Pada masa Rasulullah SAW masih hidup, segala sesuatu beliau pimpin sendiri. Peristiwa
apapun yang terjadi langsung mendapat keputusan dari beliau. Sahabat-sahabat
senantiasa beliau beri petunjuk, ayat-ayat Al Quran yang diturunkan Allah SWT kepada
beliau dengan perantaraan Majaikat Jibril selalu beliau ajarkan dan beliau suruh kepapa
sahabat untuk menghafalkannya dan menulisnya. Terkadang sewaktu dikemukakan suatu
peristiwa kepada beliau, beliau termenung tidak menjawab karena beliau menunggu
wahyu dari Allah SWT. Setelah beliau menerima wahyu mengenai soal yang dihadapkan
kepada beliau itu, barulah beliau berikan kepastian dan beliau jelaskan juga kepada para
sahabat. Seringkali wahyu itu berisi jawaban atas pertanyaan atau peristiwa yang terjadi,
serta membawa hukum-hukum yang lain.
Rasulullah SAW wafat meninggalkan para sahabat yang merupakan alim ulama dan cerdik
pandai. Mereka diserahi tugas untuk menggantikan beliau memimpin negara dan rakyat,
memajukan agama dan menghukum segala sesuatu dengan adil, pengetahuan masingmasing mereka tentulah tidak sama, sebagian mereka merupakan alim mutakhassis
(spesialis) dalam suatu ilmu, ada yang spesialis ilmu hukum, ada yang ilmu kenegaraan
dan politik, ilmu ekonomi, perdagangan dan lain-lain.

ISLAM DI JAMAN RASULULLAH SAW


Dimasa kekhalifahan para sahabat Nabi, agama Islam disebarkan ke seluruh negeri Jazirah
Arab. Pada tahun 17 Hijriah negeri Syam (Jordan, Palestina, Syiria, Lebanon, Libya) dan
Irak ditaklukkan. Pada tahun 20 21 Hijriah Mesir dan Persia (Iran) dikalahkan, dan
negara Islam meluas ke Barat dan ke Timur.
Dibawah ini adalah beberapa nama dari para sahabat (selain 4 sahabat Khulafa ar
Rasyidin) yang sangat berjasa dalam melaksanakan dan menyiarkan hukum-hukum fiqih,
yaitu : Muadz bin Jabal, Abdullah bin Umar bin Khattab (Ibnu Umar), Abdullah bin Abbas
(Ibnu Abbas), Zaid bin Tsabit, Abdullah bin Masud, Abu Musa al Asyari, Abu Darda,
Usamah bin Samit dan Abdullah bin Amr bin Ash. Mereka tersebar kedaerah-daerah
kekuasaan Islam yang baru membawa kepentingan agama dan negara, didorong rasa cinta
yang ketaatan kepada perintah Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW.

Selain bekerja untuk pemerintahan, mengatur negeri dan menyusun undang-undang


negara, mereka juga langsung menjadi guru agama mendidik kepada anak-anak, temanteman dan rakyat tentang Islam, Al Quran dan As Sunnah (Hadits).

SUNNAH RASULULLAH SAW atau HADITS


Pada mulanya pengertian As Sunnah adalah perbuatan Rasulullah SAW yang patut ditiru
oleh umatnya. Dan Rasulullah SAW pernah berkata kepada Abu Hurairah dan Ibnu Abbas
agar tidak menulis segala perkataan Nabi (disebut dalam Hadits riwayat Bukhari & Muslim).
Dan semasa beliau SAW masih hidup, memang belum ada kitab (buku kumpulan Hadits),
dan 2 orang itu hanya menulis perkataan Nabi dalam pelepah kurma dan tulang hanya
untuk sekedar mengingatkan. Abu Hurairah dan Ibnu Abbas adalah pelayan Rasulullah
yang paling banyak merawi hadits.
Nabi Muhammad wafat pada 12 Rabiul Awak 11 Hijriah atau 6 Juni 632 Masehi dengan
meninggalkan pusaka berupa Al Quran dan Sunnah (perkataan dan perbuatan Nabi). Tapi
pada masa kekhalifahan Abu Bakar dan Umar bin Khattab, masih belum juga adanya Kitab
tentang Sunah-sunah Nabi maupun Kitab Al Quran yang dibuat. Dimasa kedua khalifah ini
mereka hanya memikirkan mengembangkan ajaran Islam keberbagai negara dengan
sebelumnya memerangi daerah itu.
Dizaman Khalifah Utsman bin Affan, beliau memperhatikan akan banyaknya para sahabat
Nabi yang mati syahid selama peperangan memperluas agama Islam dizaman Abu Bakar
dan Umar. Beliau kurang tertarik untuk mengurusi penyebaran Islam, beliau hanya
mengkhawatirkan hilangnya Al-Quran dan Sunnah jika semua sahabat Nabi selalu
berperang dan mati syahid.

SUNNAH RASULULLAH SAW atau HADITS


Untuk itu maka beliau mengumpulkan sisa-sisa para sahabat Rasulullah SAW yang hafal Al
Quran dan Al Hadits untuk segera mengumpulkan keduanya. Sehingga hingga tahun 2005
Masehi ini maka semua umat Islam didunia memegang Kitab Al Quran yang disebut dengan Al
Quran Mushaf Ustman.
Khalifah Utsman berijtihad bahwa harus menulis Sunnah agar ajaran dari Nabi itu tidak hilang.
Namun dikala itu Hadits belum dijadikan buku (kitab) tetapi hanya disebarkan kepada alim
ulama (ustadz) dan diajarkan ke masyarakat seluas-luasnya.
Sunnah kemudian dipegang merata oleh para sahabat, para alim ulama, dan kaum cerdik
pandai Muslim. Adapun para sahabat, kebanyakan mereka kemudian menduduki jabatanjabatan penting dalam kekhalifahan, untuk itu mereka pun kemudian berpencar-pencar
keberbagai penjuru negeri khilafah untuk memimpin negeri dan sebagai imam.

ISLAM DI JAMAN PARA SAHABAT DAN TABIIN


Untuk kepentingan agama dan negara, maka para sahabat, para cerdik pandai dan para alim
ulama perlu berpindah dari tempat kelahiran mereka menuju daerah-daerah baru. Setelah
perpindahan mereka ketempat baru, disana mereka mendapati adat, pergaulan, peraturan
dan peristiwa-peristiwa yang yang sungguh berbeda dari yang mereka alami di daerah
kelahiran mereka.
Daerah Persia mempunyai peraturan dan undang-undang sendiri sebagai hasil kemajuan
ilmu pengethuan disana. Negeri Mesir dan Syam mempunyai cara sendiri pula dengan
peraturan peninggalan pemerintahan Romawi. Bahkan dikala itu negeri itu bahkan lebih
maju daripada Jazirah Arab.
Dalam menghadapi kejadian itu yaitu perbedaan-perbedaan antara daerah-daerah baru
dengan daerah lama atau antara sesama daerah baru, maka para ulama dan cerdik pandai
perlu berusaha agar semua soal yang mereka hadapi dapat sesuai dengan syariat agama
Islam, karena mereka tahu bahwa Islam bukan untuk meruntuhkan atau membuang segala
yang ada dan menggantinya dengan yang baru, tetapi memperhatikan dan menimbang
segala sesuatu dengan dasar baik serta melihat manfaat dan mudharatnya. Segala sesuatu
yang baik atau maslahat dijadikan syariat, dan segala sesuatu yang buruk atau merusak
dibuang dan dilarang mendekatinya. Sesuatu yang hanya perlu diperbaiki, maka ditambah
atau dikurangi, diperbaikinya sehingga menjadi baik dan berfaedah untuk manusia. Sesudah
diperbaiki kemudian dijadikan sebagai syariat (hukum).

ISLAM DI JAMAN PARA SAHABAT DAN TABIIN


Hukum seperti itu adalah buah pendapat dari seorang Mujtahid (ulama Islam dalam
negara) menurut asas (cara) yang sesuai dengan akal pikirannya dan keadaan di
lingkungannya masing-masing diwaktu terjadinya peristiwa itu. Hukum-hukum seperti ini
tidaklah tetap (disemua negeri), mungkin berubah dengan berubahnya keadaan atau
tinjauan masing-masing. Maka Mujtahid dimasa itu atau sesudahnya berhak membantah
serta menetapkan hukum baru yang lain, sebagaimana Mujtahid pertama telah memberi
menetapkan hukum itu sebelumnya. Ia pun dapat pula mengubah hukum itu dengan
pendapatnya yang lain dengan tinjauan yang lain setelah diselidiki dan diteliti kembali
pokok-pokok pertimbangannya. Buah dari ijtihad itu seperti ini tidak wajib dijalankan oleh
seluruh Muslim di seluruh dunia, hanya wajib bagi Mujtahid itu sendiri dan bagi orang yang
minta fatwa kepadanya selama pendapatnya itu belum diubahnya.
Ijtihad inilah yang kemudian kita kenal dengan nama Mazhab.
Jadi tetap haruslah pengambilan hukum yang wajib diikuti oleh semua kaum Muslim di
dunia hanyalah kepada Al Quran, Hadits Mutawatir yang qati dilalah dan ijma
mujtahidin.

MAZHAB 4 (EMPAT)

(1) MAZHAB HANAFI


Penyusunnya adalah Imam Abu Hanifah. Beliau ini dikatakan sebagai wadi ilmu fiqh (yang
mula pertama kali menyusun ilmu fiqih). Sehingga Mazhab Hanafi ini adalah mazhab pertama.
Beliau dilahirkan pada tahun 80 Hijriah dan wafat di Baghdad (Irak) pada tahun 150 Hijriah.
Beliau belajar di Kufffah dan disanalah mulai menyusun Mazhabnya. Kemudian beliau kembali
ke Baghdad untuk mengajarkan Mazhabnya kepada seluruh Muslimin.
Beberapa ulama sahabat Abu Hanifah yang mendukung Mazhab ini antara lain : Abu Yusuf,
Muhammad bin Hasan dan Zufar.
Mazhab Hanafi tersebar di Baghdad Irak, Parsi (Iran), Bukhara (Bukharest) Pakistan, Mesir,
Syam dan lain-lain.

(2) MAZHAB MALIKI


Penyusunnya adalah Malik bin Anas al Asbahi.
Beliau dilahirkan pada tahun 93 Hijriah dan wafat pada bulan Safar pada tahun 170 Hijriah.
Beliau belajar di Madinah dan disanalah mulai menyusun Mazhabnya dan menulis Kitab Al
Muwatta, kitab Hadits yang terkenal sampai saat ini. Beliau meyusun kitab tersebut atas
anjuran Khalifah Mansur setelah mereka bertemu pada waktu menunaikan ibadah haji.
Beliau menyusun mazhabnya atas empat dasar: Kitab suci Al Quran, Sunnah Rasulullah SAW,
Ijma (kesepakatan/musyawarah) dan Qiyas (perbandingan). Hanya saja beliau tidak
menggunakan banyak ijma dan qiyas dalam mazhabnya karena beliau adalah ahli hadits.
Karena beliau yang ahli hadits dan fiqih itulah maka beliau disebut dengan gelaran Sayyid
Fuqaha al Hijaz (pemimpin ahli fiqih di seluruh daerah Hijaz).
Murid-murid beliau diantaranya Muhammad bin Idris bin Syafii, Al Laisy bin Saad, Abu Ishaq
al Farazi.

Mazhab Maliki tersebar di negara Tunisia, Tripoli, Magribi dan Mesir.

(3) MAZHAB SYAFII


Penyusunnya adalah Muhammad bin Idris bin Syafii.
Beliau berasal dari bangsa (suku) Quraisy. Beliau dilahirkan di Khuzzah pada tahun 150 Hijriah
dan wafat (serta dimakamkan) di Mesir pada tahun 204 Hijriah.
Sejak umur 7 tahun beliau sudah hafal Al Quran. Setelah berumur 10 tahun beliau hafal Kitab
hadits Al Muwatta (karangan Imam Malik). Semula beliau adalah pengikut Mazhab Maliki.
Setelah berusia 20 tahun beliau mendapat izin dari gurunya Muslim bin Khalid untuk berfatwa.
Beliau berangkat untuk belajar ke Madinah karena beliau mendengar adanya Imam Malik.
Sesudah itu beliau pergi ke Irak dan menemui para sahabat Imam Abu Hanifah yang penganut
Mazhab Hanafi. Kemudian beliau pergi lagi ke Persi dan negeri-negeri lainnya.
Setelah perjalanan itulah beliau bertambah pengetahuan tentang keadaan kehidupan dan
tabiat (kelakuan) manusia. Misalnya keadaan yang menimbulkan perbedaan adat dan akhlak,
yang mana hal ini sangat berguna bagi beliau sebagai alat untuk mempertimbangkan hukum
peritiswa-peristiwa yang akan beliau hadapi.
Kemudian beliau diminta oleh Khalifah Harun ar Rasyid supaya menetap di Baghdad. Dan
disanalah beliau mulai menyusun Mazhabnya, mengajarkan dan menyebarluaskannya. Beliau
bergaul dengan baik dengan segala lapisan masyarakat, rakyat jelata, pemimpin negeri,
terlebih dengan ulama/ustadz. Beliau juga bertukar pikiran dengan para sahabat Abu Hanifah.
Karena itulah akhirnya Mazhab ini menjadi mazhab dengan pengikut terbesar diseluruh dunia.
Pengikut Mazhab Syafii yang terbanyak berada di negeri Mesir, Kurdistan, Yaman, Aden,
Hadramaut, Makkah, Pakistan, Indonesia, Malaysia, Brunei, Thailand Selatan, Philipina
Selatan.

(4) MAZHAB HANBALI


Penyusunnya adalah Ahmad bin Muhammad bin Hanbal bin Hilal.
Beliau dilahirkan di Baghdad dan wafat pada hari jumat tanggal 12 Rabiul Awal pada tahun
241 Hijriah.
Semenjak kecil beliau belajar di Baghdad, Syam, Hijaz dan Yaman. Beliau adalah murid dari
Imam Syafii. Setelah berpisah dari Imam Syafii (karena Imam Syafii pindah kota) kemudian
beliau menyusun mazhab sendiri didaerahnya.
Beliau menyusun Mazhabnya atas dasar pokok yaitu :
(1) Nas (dalil) dalam Al Quran dan Al Hadits. Jika dalam persoalan yang dihadapi masih ada
pemecahan dengan dalil yang ada, maka beliau berfatwa dengan nas yang ada.
(2) Fatwa sahabat Rasulullah SAW. Jika tidak terdapat nas yang kuat dari Al Quran dan
Sunnah, maka beliau berfatwa memakai fatwa sahabat. Dan jika terdapat beberapa fatwa
sahabat, maka Imam Hanbali berfatwa dari sahabat yang paling utama dan paling dekat
dengan Kitabullah dan Sunnah.
(3) Hadits mursal atau hadits lemah, apabila tidak bertentangan dengan dalil-dalil yang lain.
(4) Qiyas, namun beliau tidak memakai qiyas kecuali tidak ada jalan lain.
Imam Hanbali sangat berhati-hati menyebarkan fatwanya ini, sehingga Mazhab Hanbali jadi
tidak berkembang dengan baik. Begitu pula murid-murid beliau sangat berhati-hati pula
mengajarkan. Semula berasal dari Baghdad dan berangsur-angsur memasuki Hijaz dan Mesir.
Kemudian Raja Ibnu Masud menetapkan bahwa Mazhab Hanbali menjadi Mazhab resmi
negera yang kemudian kita kenal dengan nama Saudi Arabia.
Murid dari Imam Hanbali yang menjadi sangat terkenal adalah Imam Bukhari dan Muslim.

MAZHAB YANG LAIN


Sebagaimana telah dikatakan bahwa alim ulama dan cerdik pandai dalam menghadapi
persoalan, apabila mereka tidak menemukan nas (dalil) dalam Al Quran dan Sunnah maka
berijtihad sendiri menentukan hukum atas peristiwa itu, hukum yang kemudian mereka
tetapkan itu dinamakan MAZHAB.
Selain mazhab 4 itu masih terdapat mazhab lain seperti Mazhab yang disusun oleh Syeikh
Hasan Basri (Baghdad), Syeikh As Saury Ibnu Abi Laila, Al Auzaiy, Al Laisy dan lain-lain.
Namun mazhab mereka tidak mempunyai pendukung yang banyak sehingga fatwa mereka
tidak berkembang dan hanya diikuti oleh orang yang dekat dengan mereka saja. Sedangkan
4 Mazhab itu masih didukung oleh seluruh umat Islam di dunia hingga sekarang.

AKHIR DARI MAZHAB

(1) MAZHAB HANAFI


Imam Abu Hanifah An Numan bin Tsabit berkata:

Apabila hadis itu shahih, maka hadits itu adalah mazhabku.

Tidak dihalalkan bagi seseorang untuk berpegang kepada perkataan kami (fatwa), selagi
ia tidak mengetahui darimana kami mengambilnya (dalil).

Adalah haram bagi orang yang tidak mengetahui alasanku, untuk memberikan fatwa
dengan perkataanku.

Sesungguhnya kami adalah manusia yang mengatakan perkataan hari ini dan
meralatnya pada esok hari.

Beliau berkata kepada muridnya Yaqub (Abu Yusuf): Kasihan engkau wahai Yaqub,
janganlah engkau tulis setiap apa yang engkau dengar dari padaku. Karena kadangkala
aku memang berpendapat dengan suatu pendapat pada hari ini, namun aku
meninggalkannya esok hari, dan kadangkala aku berpendapat dengan suatu esok hari,
namun aku meninggalkannya esok lusa.

Jika aku mengatakan suatu perkataan yang bertentangan dengan kitab ALLAH dan
kabar Rasulullah shallallahu alaihi wasallam maka tinggalkanlah perkataanku.

(2) MAZHAB MALIKI


Imam Malik bin Anas berkata dalam Kitab Al Mudawwamah (fatwa Maliki):

Sesungguhnya aku ini hanyalah seorang manusia yang salah dan benar. Maka
perhatikanlah pendapatku. Setiap pendapat yang sesuai dengan kitab dan sunnah,
ambillah dan setiap yang tidak sesuai dengan Al Kitab dan Sunnah, maka tinggalkanlah.

Tidak ada seorangpun setelah Nabi shallallahu alaihi wasallam kecuali dari perkataannya
itu ada yang diambil dan yang ditinggalkan, kecuali sabda Nabi shallallahu alaihi
wasallam.

(3) MAZHAB SYAFII


Imam Syafii adalah Imam mazhab yang terbaik dari seluruh mazhab yang ada pada masa itu.
Imam Syafii melarang keras adanya taqlid (fanatisme) terhadap mazhab beliau. Beliau
melarang pengikut beliau mengikuti setiap fatwa beliau secara fanatik. Imam SyafiI
berkata dalam Kitab Al Umm:

Tidak ada seorangpun, kecuali dia harus bermazhab dengan sunnah Rasulullah
shallallahu alaihi wasallam dan menyendiri dengannya. Walaupun aku mengucapkan satu
ucapan dan mengasalkan kepada suatu asal didalamnya dari Rasulullah shallallahu alaihi
wasallam yang bertentangan dengan ucapanku. Maka peganglah sabda Rasulullah
shallallahu alaihi wasallam. Inilah ucapanku.

Kaum muslimin telah sepakat bahwa barangsiapa yang telah terang baginya sunnah
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, maka tidak halal baginya untuk meninggalkan
sunnah karena untuk mengikuti perkataan seseorang.

Apabila kamu mendapatkan didalam kitabku apa yang bertentangan dengan sunnah
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, maka berkatalah dengan sunnah Rasulullah
shallallahu alaihi wasallam dan tinggalkanlah apa yang aku katakan.

Apabila hadist itu sahih, maka dia adalah mazhabku.

(3) MAZHAB SYAFII


Imam Syafii berkata dalam kitab Al Umm (fatwa Syafii):

Kamu (Imam Ahmad bin Hanbal, murid beliau) lebih tahu daripada aku tentang hadist
dan orang-orangnya (rijalul hadist). Apabila hadist itu sahih, maka ajarkanlah ia (hadis)
kepadaku apapun ia adanya, baik ia dari Kufah, Basrah, maupun dari Syam, sehingga
apabila ia sahih maka bermazhablah dengannya.

Setiap masalah yang didalamnya berisi kabar dari Rasulullah shallallahu alaihi wasallam
adalah sahih bagi ahli naqli dan bertentangan dengan apa yang aku katakan, maka aku
meralatnya didalam hidupku dan setelah aku mati.

Apabila kamu melihat aku mengatakan suatu perkataan, sedangkan hadist Nabi yang
bertentangan dengannya sahih, maka ketahuilah, sesungguhnya akalku telah bermazhab
dengannya (hadist).

Setiap apa yang aku katakan, sedangkan dari Nabi shallallahu alaihi wasallam terdapat
hadist sahih yang bertentangan dengan perkataanku, maka hadist Nabi adalah lebih
utama. Oleh karena itu, janganlah kamu mengikuti aku.

(4) MAZHAB HANBALI


Imam Ahmad adalah salah seorang imam yang paling banyak mengumpulkan sunnah dan
paling berpegang teguh kepadanya. Sehingga beliau membenci penulisan buku-buku
yang memuat cabang-cabang (Furu syariat) dan pendapat. Oleh karena itu, beliau
berkata :

Janganlah engkau mengikuti aku dan jangan pula engkau mengikuti Malik, Syafii, AuzaI
dan Tsauri, tapi ambilah dari mana mereka mengambil (dalil hadits).

Pendapat Auzai, pendapat Malik dan pendapat Abu Hanifah semuanya adalah pendapat,
dan ia bagiku adalah sama, sedangkan alasan hanyalah terdapat didalam atsat-atsar.

Barangsiapa yang menolak hadist Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, maka


sesungguhnya ia telah berada ditepi kehancuran.

AKHIR DARI MAZHAB


Itulah perkataan-perkataan para Imam didalam memerintahkan kita untuk berpegang kepada
hadist Nabi shallallahu alaihi wasallam dan melarang mengikuti mereka (imam Mazhab)
secara taqlid buta (fanatik) tanpa adanya penelitian. Perkataan-perkataan imam itu cukup
jelas sehingga tidak dapat didebat dan ditawilkan lagi.
Kemudian barangsiapa berpegang kepada sabda Rasulullah shallallahu alaihi wasallam,
walaupun bertentangan dengan perkataan imam, sebenarnya tidak lah ia bertentangan
dengan mazhab mereka dan tidak pula keluar dari jalan mereka.
Sudah bukan rahasia lagi bahwa dalam perbedaan Mazhab maka akan timbul perbedaan
pendapat. Hal ini tentu saja dapat membuat bingung umat, terutama yang benar-benar ingin
mengikuti jalan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam.
Lalu kemudian akan timbul pertanyaan, bagaimanakah sabda Rasulullah shallallahu alaihi
wasallam yang sebenarnya???
Menjawab pertanyaan besar itulah, kemudian ulama-ulama besar dizaman itu berusaha
mengumpulkan kembali hadis-hadis Rasul yang terpisah-pisah dalam beberapa Mazhab dan
yang belum dituliskan. Kemudian berusaha menyatukannya dan membukukannya, kemudian
menyebarluaskannya.

Dan perlu kita ketahui bahwa pada zaman tabiin Mazhab 4 itu belum ada penyusunan hadits.
Fatwa-fatwa yang mereka keluarkan dan ajarkan dalam mazhab mereka masing-masing
adalah hasil ijtihad dan qiyas mereka.

AKHIR DARI MAZHAB


Telah berlalu masa-masa zaman tabiin, dan kebenaran ijtihad dan qiyas mereka adalah benar
hanya pada zaman mereka saja. Tentu saja ijtihad dan qiyas para Imam itu tidak selamanya
dapat diambil dan dijadikan sebagai fatwa apabila dikemudian hari ditemukan masih ada
sabda Rasulullah shallallahu alaihi wasallam yang lebih valid dan dapat dipercaya.
Kemudian dimulailah masa-masa tabiut tabiin dimana Imam pertama yang merintis usaha
pengumpulan sabda-sabda Rasulullah shallallahu alaihi wasallam atau hadis adalah Imam
Bukhari.
Imam Bukhari adalah murid Imam Hanbali, tetapi beliau pengikut Mazhab Syafii. Karena guru
beliau mengeluarkan sangat banyak sunnah Rasul yang kesemuanya belum dapat ditentukan
kesahihannya, maka mulailah Imam Bukhari mengadakan penelitian ulang terhadap haditshadits tersebut dengan metode pengelompokan hadits. Hadits yang masuk category sahih,
maka beliau menuliskannya, sedangkan yang masih beliau ragukan, maka beliau tinggalkan.
Imam Muslim juga termasuk murid Imam Hanbali (Ahmad bin Hanbal), namun hanya sebentar
saja (karena Imam Hanbal wafat), kemudian beliau berguru kepada Imam Bukhari, dan Imam
Muslim juga pengikut Mazhab Syafii.

METODE PENYUSUNAN
HADITS

KOMPONEN UTAMA HADITS


Hadits disusun berdasarkan tiga bagian yaitu:
1.

ISNAD (SANAD) yaitu jalan periwayatan hadis, adalah rangkaian orang-orang (perawi)
yang mengetahui perkataan Rasul secara bersambung-sambung hingga kepada orangorang yang terdekat dengan Rasul (sahabat).

2.

MATAN (KALIMAT) yaitu naskah atau text yang dituliskan sesuai perkataan Rasulullah
yang disampaikan oleh para pembawa isnad (perawi) sesuai dengan yang didengar dari
para pendahulu (salaf) mereka yaitu para sahabat Nabi tabiin tabiut tabiin.

3.

TARAF (kalimat pertama), yaitu kalimat pertama yang diucapkan atau tindakan atau
karakteristik atau persetujuan dari Rasulullah shallallahu alaihi wasallam.

KLASIFIKASI PENYUSUNAN HADITS

NOTE:
Karena milis Cinta-Rasul ini bukanlah untuk anak-anak Pesantren, melainkan kita adalah
orang-orang awam, maka kita tidak perlu membahas panjang lebar mengenai
pengklasifikasian hadis yang diatur oleh Imam-imam penyusunnya.
Sudahlah cukup bagi kita untuk sekedar mengetahui bahwa Imam penulis hadis itu
banyak. Ada yang berpendapat bahwa ahli hadis itu mencapai 49 (empat puluh sembilan)
orang. Dan yang paling pantas untuk kita ketahui adalah Imam Bukhari dan Imam
Muslim, serta 3 Imam Sunan lainnya (Abu Dawud, Tirmizi dan Nasai).

MACAM-MACAM HADITS
Hadits dibedakan menjadi beberapa macam :
1.

Hadits Qudsi yaitu hadits yang disampaikan oleh Rasulullah SAW dari wahyu yang
berasal dari Allah SWT tetapi tidak ditulis dalam Al Quran dan juga bukan bagian dari
Surah dan Ayat.

2.

Hadits Shahih yaitu hadits yang sanadnya bersambung, perawinya cerdas, berakhlak
tinggi, muslim, dewasa, bisa membedakan yang baik dan yang buruk artinya bisa
membedakan berita yang bohong daripada berita yang benar, dan isinya tidak
bertentangan dengan Al Quran maupun Sunnah mutawwatir (diriwayatkan oleh orang
banyak dengan keadaan perawinya dikenal jujur). Dalam hadits shahih itu dikenal
perawinya adalah orang-orang yang jujur dan adil tidak banyak berbuat dosa dan tidak
berbuat kejanggalan.

3.

Hadits Hasan, yaitu hadits yang baik, yang perawinya hampir bersamaan dengan hadits
shahih, hanya saja ada salah seorang atau beberapa perawinya yang kurang cerdas
tetapi berakhlak baik. Sehingga kebenaran hadis ini menjadi diragukan dan kurang bisa
dipertanggung jawabkan walaupun sanadnya tidak berpenyakit (aziz) ataupun ganjil
(gharib).

4.

Hadits Mursal, yaitu hadits yang diriwayatkan oleh seorang tabiin (ulama) yang tidak
pernah bertemu dengan Rasulullah SAW tetapi hanya bertemu dengan para sahabat
Nabi. Tetapi dalam hadits yang ia sampaikan itu ia tidak menyebut nama sahabat yang
ditemuinya itu, sehingga hadits ini tidak bisa dijadikan dalil agama.

MACAM-MACAM HADITS
5.

Hadits Masyhur, yaitu hadits yang terkenal karena diriwayatkan oleh 3 (tiga) sanad
(jalan) yang berlainan, hadits tersebut tidak sampai pada derajat mutawwatir (disetujui
oleh banyak orang/ulama)

6.

Hadits Dhaif yaitu hadits lemah yang sanadnya tidak bersambung, yang diantaranya
perawinya ada yang kafir, tidak dewasa, tidak cerdas, tertuduh perawinya berbohong,
berakhlak tidak baik, menyalahi Al Quran ataupun riwayat yang tidak mutawwatir.
Sehingga hadits ini tidak langsung diterima.

7.

Hadits Gharib yaitu hadits yang diriwayatkan oleh seorang perawi dengan menambah
matan (kalimat) atau sanad (jalan) atau pada kedua-duanya. Dan hadist ini terdiri dari
hadits shahih, dhaif dan hasan.

8.

Hadits Maudhu yaitu hadits palsu yang tidak berasal dari Nabi maupun sahabat.
Hukumnya adalah haram menyebarluaskan hadits ini karena berbohong atas nama Nabi
Muhammad SAW, sedangkan berdusta atas nama Nabi adalah pasti masuk neraka.

Penyebab adanya Hadits Maudhu ini antara lain :

Aliran Syiah yang sengaja membuat fitnah / kebohongan untuk menjatuhkan


Khalifah ke-3 yaitu Utsman bin Affan.

Pengaruh politik pada masa peperangan Siffin antara Khalifah Ali bin Abi
Thalib di Baghdad (Irak) dengan Khalifah Muawiyah bin Abi Sofyan di
Damaskus (Syria)

Musuh-musuh Islam dari Nasrani dan Yahudi yang bermaksud menjatuhkan


Islam

Pengikut fanatik dari Mazhab-mazhab Islam yang ada untuk saling


membenarkan pendapat masing-masing dan untuk menghina / menjatuhkan
mazhab lain

Adanya orang-orang yang ingin mendekati pemerintahan dizaman Khalifah


Bani Umayyah dan Bani Abbasiyah agar menjadi terkenal dan mendapat
kedudukan serta harta.

PENULISAN
HADITS

(1) HADITS SHAHIH BUKHARI


Penyusunnya adalah Imam Bukhari. Nama lengkap beliau adalah Abu Abdullah
Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Mughirah bin Bardizbah al Jufi al
Bukhari (Bukhara = Bukharest adalah daerah wilayah Rusia atau Uni Sovyet).
Beliau dilahirkan di Bukhara pada tahun 809 Masehi. Sejak usia 10 tahun sudah banyak
hafal hadits. Beliau mengembara mencari-cari hadits di negeri Baghdad, Basrah, Kuffah,
Mekkah, Madinah, Syiria, Homs, Askalan, Naisabur dan Mesir.
Imam Bukhari adalah salah satu murid dari Imam Hanbali (pendiri Mazhab Hanbali).
Beliau yang sangat terkenal sebagai doktor ahli hadits ini kemudian mengumpulkan
hadits selama 16 tahun dalam Kitabnya yang terkenal yaitu AL JAMIUS SAHIH (kumpulan
hadis sahih) atau yang lebih terkenal dengan nama SHAHIH BUKHARI yang terdiri dari
9082 (sembilan ribu) hadits yang dipilih dari 600.000 (enam ratus ribu) hadits yang
terdiri dari berbagai macam. Dari 9082 itu sebanyak 2762 adalah diulang-ulang.
Sebelum menyalin hadits kedalam Kitab Al Jamius Sahih, beliau senantiasa terlebih
dahulu mengerjakan salat sunat Istiharah memohon petunjuk dari Allah SWT untuk
menentukan pilihan yang terbaik.
Imam Bukhari meninggalkan dunia dalam usia 62 tahun tanpa meninggalkan anak.

(2) HADITS SHAHIH MUSLIM


Penyusunnya adalah Imam Muslim. Nama lengkap beliau adalah Muslim bin Hajjaj al
Qusyairi an Nisabury.
Beliau lahir di Naisabur (Iran) pada tahun 204 Hijriah (820 Masehi) dan wafat di desa
Nasar Abad di Naisabur pada hari Ahad, 24 Rajab 261 Hijriah (875 Masehi). Beliau belajar
sejak kecil dan kemudian melanjutkan pembelajarannya ke Mekkah, Madinah, Irak,
Syiria, Mesir dan daerah-daerah lainnya. Guru-guru beliau diantaranya adalah Imam
Hanbali (pendiri mazhab), Imam Bukhari (penulis hadits) dan juga Khuzaimah (penulis
hadis).
Selama 15 tahun Imam Muslim menulis 20 buku hadis menurut pandangan ilmunya.
Kitab SHAHIH MUSLIM berasal dari 300.000 (tiga ratus ribu) lebih hadits yang
kemudian dipilihnya menjadi 10.000 (sepuluh ribu) hadits shahih dan dirangkum dalam
Kitab AL MUSNADUS SAHIH dimana terdapat pengulangan hadits sebanyak 3030.
Imam Muslim wafat dalam usia 55 tahun dikuburkan di Naisabur.

(3) HADITS SUNAN TIRMIDZI


Penyusunnya adalah Imam Tirmidzi. Nama lengkap beliau adalah Abu Isa Muhammad
bin Isa at Tirmidzi.
Beliau lahir didesa Buj daerah Turmuz ditepi sungai Jihon (Iran) pada tahun 824 M dan
wafat tahun 893 Masehi.

Beliau belajar hadits di negeri Irak, Hijaz, Khurasan dan lainnya dengan mendatangi ahliahli hadits, salah satunya yaitu Imam Abu Daud. Kemudian beliau menulis kitab hadits
yang dikenal dengan nama Kitab AL JAMI atau sekarang ini diubah menjadi sangat
terkenal dengan nama Kitab Hadits AS SUNAN AT TIRMIDZI. Sebagian orang
menamakannya sebagai Kitab JAMIUT TURMIDZI AL JAMIUS SAHIH yang mana
didalamnya diterangkan jenis hadits apakah itu dhaif atau gharib.
Beliau adalah seorang yang memiliki hafalan yang kuat, pribadi yang sangat sederhana
lagi shaleh, dan banyak menangis kepada Allah SWT karena rasa takwanya yang sangat
tinggi.
Beliau mengakhiri masa tuanya dengan buta kedua mata dan wafat pada usia 70 tahun.

(4) HADITS SUNAN ABU DAUD


Penyusunnya adalah Imam Abu Daud Assajastani lahir tahun 817 dan wafat pada
tahun 888 Masehi.
Beliau belajar hadits Nabi pada ulama di Irak, Khurasan (daerah perbatasan antara Iran,
Irak, Turki, Rusia) Syiria, Mesir dan lain-lain.

Kitab Hadits karangan Imam Abu Daud dinamakan AS SUNAN ABI DAWUD ini berisi
4300 (empat ribu) hadits shahih yang dipilih dari 500.000 (lima ratus ribu) hadits.
Para ulama mengakui bahwa kedudukan Hadits Riwayat Abu Dawud adalah menduduki
rangking ke-3 sesudah Imam Bukhari dan Imam Muslim.

(5) HADITS SUNAN NASAI


Penyusunnya adalah Imam NasaI. Nama lengkap beliau adalah Ahmad bin Syuaib al
Khurasani. Beliau lahir di desa Nasa (wilayah Khurasan, Iran) tahun 830 M dan wafat
tahun 915 Masehi.
Beliau belajar hadits pada ulama di Khurasan, Hijaz, Irak, Syiria dan lainnya. Guru beliau
yang terkenal yaitu Abu Dawud as Sajastani (ahli hadits). Sehingga hadits dari Imam
Nasai yang ditulisnya dalam Kitab AS SUNAN NASAI ini banyak yang sama dengan
hadits yang ada dalam Kitab As Sunan Abi Dawud.
Beliau wafat di Mekkah dalam usia 85 tahun.

(6) HADITS SUNAN IBNU MAJAH


Penyusunnya adalah Imam Ibnu Majah. Nama lengkap beliau adalah Abu Abdullah
Muhammad bin Yazid al Qazwini.
Beliau lahir tahun 824 M dan wafat tahun 886 Masehi. Beliau menuntut ilmu di Irak, Hijaz,
Mesir, Syiria dan negara-negara lain untuk menemui para ahli hadits.

Beliau yang memiliki kecerdasan tinggi ini selain menulis Kitab hadits juga mengarang kitab
tafsir Al Quran dan juga sejarah.
Kitab Hadits beliau yang sangat terkenal adalah kitab AS SUNNAN IBNI MAJAH berisi
4341 (empat ribu) hadits. Kumpulan Hadits dari Ibnu Majah disejajarkan
keistimewaannya dengan Kitab Hadits Al Muwatta dari Imam Malik (pendiri Mazhab Maliki).

(7) HADITS MUSNAD AHMAD


Penyusunnya adalah Imam Ahmad.
Nama lengkap beliau adalah Abu Abdullah Ahmad bin Muhammad bin Hanbal.
Beliau dilahirkan tahun 780 dan wafat tahun 855 Masehi.
Beliau ada Imam pendiri Mazhab Hanbali.
Beliau menuntut ilmu hadits ke negeri Syiria, Hijaz, Yaman dan Negara-negara lainnya.
Beliau terkenal sebagai ahli fiqh dan hadits. Beliau sangat terkenal dengan Kitab
MUSNAD AHMAD yang terdiri dari 30.000 (tiga puluh ribu) hadits yang dipilih dari
750.000 (tujuh ratus lima puluh ribu) hadits. Jumlah yang banyak ini bukanlah jumlah
hadits Nabi SAW, tetapi Hadits yang memiliki sanad yang berbeda-beda dari 800 sahabat
Nabi.
Namun Kitab Musnad ini bercampur antara shahih, hasan, gharib dan dhaif.

SILSILAH ILMU
FIQIH

Dari Abdullah bin Masud, ia bercerita bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam
bersabda:
Sebaik-baik umatku adalah yang hidup pada zaman sahabatku [generasi ke-1], kemudian
setelah zaman mereka [generasi ke-2, tabiin], kemudian setelah kurun mereka [generasi ke3, tabiut tabiin]. Kemudian akan datang suatu kaum dimana kesaksian salah seorang
mereka mendahului sumpahnya dan sumpahnya mendahului kesaksiannya.

[Bukhari, Muslim, Tirmizi, Ibnu Majah dan Ahmad]


Penafsiran hadis ini adalah:
Generasi #1, sahabat Rasul adalah Abu Bakar, Umar, Usman, Ali dan lainnya.
Generasi #2, tabiin adalah semua Imam Mazhab (Abu Hanifah, Maliki, Syafii, Ahmad bin
Hanbal, Hasan Basry dan lainnya)
Generasi #3, tabiut tabiin adalah semua Imam penulis hadits (Bukhari, Muslim, Tirmizi,
Abu Dawud, Nasai, dan lainnya)

Dari hadis itu dapatlah kita simpulkan bahwa kita tidak dapat lagi sepenuhnya mengikuti
Mazhab, karena pada dasarnya yang kita ikuti adalah sunnah Rasulullah shallallahu alaihi
wasallam. Istilah Mazhab sudah berakhir dan yang sekarang kita pakai adalah jalur dari para
ulama saleh yang terdahulu dalam Islam. Mereka inilah yang kemudian dikenali sebagai
SALAFUSH SHALIH. Masa 3 generasi itulah yang kita sebut dengan nama SALAF.

Silsilah ilmu FIQIH

Nabi Muhammad SAW

Ali bin Abu Talib

Abu Bakar

Umar

Para Sahabat
Nabi

Utsman
Penyusunan
Al Quran

Jafar Shadiq

Ibnu Katsir
Imam Malik
[Mazhab Maliki]

Imam Abu Hanifah


[Mazhab Hanafi]

Ulama Tabiin
[Mazhab lainnya]

Imam Syafii
[Mazhab Syafii]

Jalaluddin
As Suyuthi

Jalur
isnad

Kitab tafsir
lainnya

Imam Ahmad
[Hanbali]

PERIWAYAT HADIS
Bukhari
Ibnu Hajar
Muslim
Nawawi

Tirmidzi

Ad Darami

Baihaqi

Abi Hatim

Al Bazzar

Abu Dawud

Abu Yala

Daruqutni

Ibnu
Khuzaimah

Ibnu Adi

Nasai

Al Hakim

Abu
Nuaim

Abu
Uwanah

Asy
Syaukani

Ibnu Majah

Thabrany

Ath
Thayalisi

Ibnu
Hibban

Ahli Hadis
lainnya

SUNNI

SEJARAH BERDIRINYA FAHAM SUNNY


Setelah terjadinya banyak perpecahan golongan dalam Islam dan juga banyak terdapatnya
hadits-hadits maudhu dari kaum Syiah dan musuh-musuh Islam yang semuanya bertujuan
menghilangkan Al Quran dan Sunnah, serta banyaknya kelahiran firqah-firqah sesat seperti
Mutazilah dan sebagainya. Maka pada akhir abad ke III Hijirah muncullah golongan yang
menamakan diri mereka Ahlus Sunnah wal Jamaah yang dikepalai oleh dua orang Ulama
besar Usuluddin yaitu Syeikh Abu Hasan Ali al Asyari dan Syeikh Abu Mansur al Maturudi.
Istilah Ahlus Sunnah wal Jamaah kemudian dikenal dengan nama SUNNY.

SEJARAH BERDIRINYA FAHAM SUNNY


PENDIRI GOLONGAN SUNNY :
(1) ABU HASAN AL ASYARI
Nama lengkap dari Abu Hasan adalah Abu Hasan Ali bin Ismail bin Abi Basyar Ishaq bin
Salim bin Ismail bin Abdillah bin Musa bin Bilal bin Abi Burdah bin Abi Musa al Asyari. Dan
kita tahu bahwa Abu Musa al Asyari adalah sahabat Nabi Muhammad SAW.
Abu Hasan sebelumnya adalah peganut faham Mutazilah karena pada masa itu 3 orang
Khalifah dari Bani Abbasiyah yaitu Mamun bin Harun ar Rasyid (198 - 218 H) ; Al
Mutashim (218 - 227 H) dan Al Watsiq (227 232 H) adalah penganut faham Mutazilah.
Pada masa khalifah mereka inilah terjadinya fitnah Quran makhluk yang mengakibatkan
pembunuhan masal terhadap kaum Ahlus Sunnah terdahulu.
Dimasa mudanya beliau belajar agama pada ulama Mutazilah. Namun setelah belajar
agama beliau menyadari akan kesalahan yang sangat bertentangan dengan Al Quran dan
Sunah Rasul dalam ajaran faham Mutazilah. Kemudian beliau keluar dari menganut
Mutazilah, beliau bertobat kepada Allah SWT. Beliau memurnikan ketobatannya itu dengan
maju melawan kaum Mutazilah baik dengan lisan (berdebat) maupun dengan tulisan
(mengarang Kitab Ibanah fi Ushuluddinayah, Maqalaatul Islamiyiin, Al Mujaz dan lain-lain.

SEJARAH BERDIRINYA FAHAM SUNNY


Pada Abad-abad berikutnya lahirlah Ulama-Ulama besar pendukung Imam Abu Hasan al
Asyari yaitu :
1.

Imam Abu Bakar al Qaffar (wafat 365 Hijriah)

2.

Imam Abu Ishaq al Asfaraini (wafat 411 Hijriah)

3.

Imam al Hafidz al Baihaqi (wafat 458 Hijriah)

4.

Imammul Haramain al Juwaini (wafat 460 Hijriah)

5.

Imam al Qasim al Qusyairi (wafat 465 Hijriah)

6.

Imam al Baqilani (wafat 403 Hijriah)

7.

Imam Al Ghazali (wafat 505 Hijriah) pengarang Kitab Ihya Ulumuddin

8.

Imam Fahrudin ar Razi (wafat 606 Hijriah)

9.

Imam Izzuddin bin Abdussalam (wafat 660 Hijriah)

SEJARAH BERDIRINYA FAHAM SUNNY


Kemudian disebarkan lagi di berbagai dengan oleh beberapa Imam diantaranya :
1.

Syeikh Abdullah as Syarqawi (wafat 1227 Hijriah) pengarang Kitab Syarqawi

2.

Syeikh Ibrahim al Bajuri (wafat 1272 Hijriah) pengarang Tahqiqul Maqam Fi


Kifayatil Awam

3.

Al Alamah Syeikh Muhammad Nawawi Bantan, dari Indonesia (wafat 1315


Hijriah) pengarang Kitab tauhid TIJANUD DARARI

4.

Syeikh Zainal Abidin bin Muhammad al Fathani,


Najiin Fi Ushuliddin

5.

Syeikh Husein bin Muhammad al Jasar at Thalabilisi, pengarang Kitab Hushunul


Hamidiyah

6.

Dan lain-lain

pengarang Kitab Aqidatun

SEJARAH BERDIRINYA FAHAM SUNNY


(2) IMAM MANSYUR AL MATURIDI
Nama lengkap beliau adalah Muhammad bin Muhammad bin Mahmud. Beliau lahir disuatu
desa di Samarqand yang bernama Maturid. Beliau meninggal disitu juga pada tahun 333
Hijriah yaitu 10 tahun sesudah wafatnya Imam Abu Hasan al Asyari.
Beliau sangat berjasa dalam mengumpulkan, memperinci dan mempertahankan ajaran
Iitiqad Ahlus Sunnah wal Jamaah.

Beliau mengajarkan kepada dunia bahwa semua furu syariat (fiqih) yang benar adalah
fatwanya Imam Hanafi, Imam Maliki, Imam Syafii dan Imam Hanbali serta Imam-imam lain
yang kesemuanya itu berdasarkan Al Quran dan As Sunnah Al Hadits.
Beliau mengajarkan bahwa walaupun muslim diseluruh dunia berbeda-beda keyakinannya
dalam memilih Mazhab yang ada, umat muslim tetaplah berada dalam kebenaran Al Quran
dan As Sunnah.

PENYEBARAN FAHAM SUNNY DAN LAINYA DI DUNIA


Turki, Sunny Mazhab Hanafi Irak, Sunny - Mazhab Hanafi dan
sebagian Syiah Najaf Karbela

Lebanon, Sunny Mazhab Hanafi


dan sebagian Syiah

Iran, Syiah Imamiyah

Seluruh daerah Rusia (pecahan Uni


Sovyet), Sunny - Mazhab Hanafi dan
Syiah
Afganistan, Sunny - Mazhab Hanafi
Tiongkok (China), Sunny - Mazhab Hanafi

Syria, Sunny Mazhab Hanafi


Thailand, Sunny - Mazhab Syafii
Mesir, Sunny - Mazhab Hanafi
Saudi Arabia, Sunny
Mazhab Hanafi ;
Mazhab Syafii ; dan
sedikit Mazhab Hanafi
dan Wahabi

Malaysia, Sunny - Mazhab Syafii


Brunei, Sunny - Mazhab Syafii
Nejed dan Yaman, Syiah
Zaidiyah; Wahabi ; Sunny
Mazhab Syafii / Hanbali

Pakistan, Sunny Mazhab Hanafi dan


Maroko, Sunny Mazhab Maliki
sebagian kecil Syiah
Tunisia, Sunny Mazhab Maliki
Ismailiyah
India, Sunny Mazhab Hanafi dan
Aljazair, Sunny Mazhab Hanafi
sebagian kecil
Libya, Sunny Mazhab Hanafi
Ahmadiyah Qadyan
Sudan, Sunny Mazhab Maliki
NIgeria, Sunny Mazhab Maliki
Somalia, Sunny Mazhab Syafii

Philifina Selatan,
Sunny - Mazhab Syafii

Indonesia, Sunny - Mazhab Syafii,


dan sebagian kecil Syiah,
Muhammadiyah

SALAF
TIDAK SAMA DENGAN
SUNNI

APAKAH SALAF SAMA DENGAN SUNNY???


Ini adalah pertanyaan yang pasti akan ditanyakan oleh sesiapapun yang baru mengenal istilah
salaf. Salaf tidak sama dengan Sunny. Salaf adalah 3 generasi Islam terbaik, sedangkan Sunny
adalah nama faham/aliran/firqah. Sunny mungkin mengikuti fatwa ulama Salaf, tetapi Salaf
tidak mungkin mengikuti fatwa ulama Sunny.
Generasi Salaf pastilah generasi ahlussunnah (pengikut sunnah). Generasi salaf adalah
generasi penulisan hadis dan penetapan fiqih. Sedangkan faham Ahlus-Sunnah wal Jamaah
adalah faham yang mengikuti fiqih (hukum Islam) dari generasi salaf, sehingga faham Sunny
berpendapat bahwa sesiapapun yang mengikuti Mazhab 4 maupun Mazhab lainnya maka
semua itu adalah benar selama berpegang kepada Al-Quran dan Sunnah Rasulullah.
Sejak zaman Sunny inilah kemudian Islam dikembangkan dengan adanya berbagai ajaran lain
yaitu yang kita kenal dengan nama ILMU USHULUDDIN (ilmu yang mempelajari pokok-pokok
agama). Sehingga akhirnya kita dikenalkan dengan pengajian sifat 20 dan berbagai aliran
thariqat, tasawuf dan lainnya.
Namun justeru munculnya ajaran-ajaran baru dalam Sunny yang menyebabkan semakin
bermunculannya bidah dan semakin bertambahnya perbedaan keyakinan yang menyebabkan
istilah salaf meluntur dan sangat jarang kita dengar disebut orang. Padahal jika ingin
mengikuti jejak Rasul, maka hendaklah kita mengikuti jejak salaf karena mereka adalah
generasi terbaik yang dekat zamannya dengan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam.

Wallahu alam

51. Sesungguhnya jawaban orang-orang mukmin, bila mereka dipanggil kepada Allah
dan rasul-Nya agar Rasul menghukum (mengadili/syariat) di antara mereka ialah
ucapan. "Kami mendengar, dan kami patuh". dan mereka Itulah orang-orang yang
beruntung.

52. Dan barang siapa yang taat kepada Allah dan rasul-Nya dan takut kepada Allah dan
bertakwa kepada-Nya, Maka mereka adalah orang- orang yang mendapat
kemenangan.
[QS.24 An Nuur: 51-52]

Presented by:

Posted on:

Anda mungkin juga menyukai