Segala puja dan puji hanyalah bagi ALLAH, Rabb semesta alam yang didalam genggaman-NYA
segala ilmu. Salawat dan salam senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad shallallahu
alaihi wasallam.
Artikel singkat sederhana ini kita sampaikan semoga umat Muslim dapat mengenal apakah itu
SALAF dan SUNNY. Dan juga agar kita tidak fanatik kepada suatu Mazhab dengan buta tanpa
mengetahui hakikat pengertian Mazhab dan tentang Imam Mazhab itu sendiri.
Sesungguhnya ilmu itu dari ALLAH subhanahu wa taala, diturunkan-NYA kepada insan utama
Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam. Sehingga apabila kita mengaku sebagai umat
Islam, maka sandaran utama kita dalam syariat adalah sabda Rasulullah, bukan perkataan dari
imam mazhab / ulama / ustadz / dai / kyai.
Semua artikel dengan label Cinta Rasul adalah karena dalam menentukan fatwa (hukum) kita
tidak mengutip perkataan ulama/kyai manapun, tetapi kita akan senantiasa berucap: Ini
adalah sabda Rasulullah, kami beriman kepada ALLAH dan Rasul-NYA, kami mencintai Rasul,
apa-apa yang beliau sampaikan kami taati dan ikuti semampu kami.
First sight encounter mungkin menganggap kita adalah pengikut Mazhab baru, atau mirip
Wahabi/Salafy, Muhammadiyah atau yang lainnya. Sebenarnya tidaklah begitu, yang kita ikuti
adalah fiqih internasional yang ada di seluruh dunia, namun ajaran salaf ini terus terkikis
dimakan ajaran ushuluddin, karena masyarakat lebih mempercayai perkataan ulama daripada
sabda Rasulullah Muhammad, tidak hanya di sini melainkan di dunia internasional.
MAZHAB 4 (EMPAT)
Tidak dihalalkan bagi seseorang untuk berpegang kepada perkataan kami (fatwa), selagi
ia tidak mengetahui darimana kami mengambilnya (dalil).
Adalah haram bagi orang yang tidak mengetahui alasanku, untuk memberikan fatwa
dengan perkataanku.
Sesungguhnya kami adalah manusia yang mengatakan perkataan hari ini dan
meralatnya pada esok hari.
Beliau berkata kepada muridnya Yaqub (Abu Yusuf): Kasihan engkau wahai Yaqub,
janganlah engkau tulis setiap apa yang engkau dengar dari padaku. Karena kadangkala
aku memang berpendapat dengan suatu pendapat pada hari ini, namun aku
meninggalkannya esok hari, dan kadangkala aku berpendapat dengan suatu esok hari,
namun aku meninggalkannya esok lusa.
Jika aku mengatakan suatu perkataan yang bertentangan dengan kitab ALLAH dan
kabar Rasulullah shallallahu alaihi wasallam maka tinggalkanlah perkataanku.
Sesungguhnya aku ini hanyalah seorang manusia yang salah dan benar. Maka
perhatikanlah pendapatku. Setiap pendapat yang sesuai dengan kitab dan sunnah,
ambillah dan setiap yang tidak sesuai dengan Al Kitab dan Sunnah, maka tinggalkanlah.
Tidak ada seorangpun setelah Nabi shallallahu alaihi wasallam kecuali dari perkataannya
itu ada yang diambil dan yang ditinggalkan, kecuali sabda Nabi shallallahu alaihi
wasallam.
Tidak ada seorangpun, kecuali dia harus bermazhab dengan sunnah Rasulullah
shallallahu alaihi wasallam dan menyendiri dengannya. Walaupun aku mengucapkan satu
ucapan dan mengasalkan kepada suatu asal didalamnya dari Rasulullah shallallahu alaihi
wasallam yang bertentangan dengan ucapanku. Maka peganglah sabda Rasulullah
shallallahu alaihi wasallam. Inilah ucapanku.
Kaum muslimin telah sepakat bahwa barangsiapa yang telah terang baginya sunnah
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, maka tidak halal baginya untuk meninggalkan
sunnah karena untuk mengikuti perkataan seseorang.
Apabila kamu mendapatkan didalam kitabku apa yang bertentangan dengan sunnah
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, maka berkatalah dengan sunnah Rasulullah
shallallahu alaihi wasallam dan tinggalkanlah apa yang aku katakan.
Kamu (Imam Ahmad bin Hanbal, murid beliau) lebih tahu daripada aku tentang hadist
dan orang-orangnya (rijalul hadist). Apabila hadist itu sahih, maka ajarkanlah ia (hadis)
kepadaku apapun ia adanya, baik ia dari Kufah, Basrah, maupun dari Syam, sehingga
apabila ia sahih maka bermazhablah dengannya.
Setiap masalah yang didalamnya berisi kabar dari Rasulullah shallallahu alaihi wasallam
adalah sahih bagi ahli naqli dan bertentangan dengan apa yang aku katakan, maka aku
meralatnya didalam hidupku dan setelah aku mati.
Apabila kamu melihat aku mengatakan suatu perkataan, sedangkan hadist Nabi yang
bertentangan dengannya sahih, maka ketahuilah, sesungguhnya akalku telah bermazhab
dengannya (hadist).
Setiap apa yang aku katakan, sedangkan dari Nabi shallallahu alaihi wasallam terdapat
hadist sahih yang bertentangan dengan perkataanku, maka hadist Nabi adalah lebih
utama. Oleh karena itu, janganlah kamu mengikuti aku.
Janganlah engkau mengikuti aku dan jangan pula engkau mengikuti Malik, Syafii, AuzaI
dan Tsauri, tapi ambilah dari mana mereka mengambil (dalil hadits).
Pendapat Auzai, pendapat Malik dan pendapat Abu Hanifah semuanya adalah pendapat,
dan ia bagiku adalah sama, sedangkan alasan hanyalah terdapat didalam atsat-atsar.
Dan perlu kita ketahui bahwa pada zaman tabiin Mazhab 4 itu belum ada penyusunan hadits.
Fatwa-fatwa yang mereka keluarkan dan ajarkan dalam mazhab mereka masing-masing
adalah hasil ijtihad dan qiyas mereka.
METODE PENYUSUNAN
HADITS
ISNAD (SANAD) yaitu jalan periwayatan hadis, adalah rangkaian orang-orang (perawi)
yang mengetahui perkataan Rasul secara bersambung-sambung hingga kepada orangorang yang terdekat dengan Rasul (sahabat).
2.
MATAN (KALIMAT) yaitu naskah atau text yang dituliskan sesuai perkataan Rasulullah
yang disampaikan oleh para pembawa isnad (perawi) sesuai dengan yang didengar dari
para pendahulu (salaf) mereka yaitu para sahabat Nabi tabiin tabiut tabiin.
3.
TARAF (kalimat pertama), yaitu kalimat pertama yang diucapkan atau tindakan atau
karakteristik atau persetujuan dari Rasulullah shallallahu alaihi wasallam.
NOTE:
Karena milis Cinta-Rasul ini bukanlah untuk anak-anak Pesantren, melainkan kita adalah
orang-orang awam, maka kita tidak perlu membahas panjang lebar mengenai
pengklasifikasian hadis yang diatur oleh Imam-imam penyusunnya.
Sudahlah cukup bagi kita untuk sekedar mengetahui bahwa Imam penulis hadis itu
banyak. Ada yang berpendapat bahwa ahli hadis itu mencapai 49 (empat puluh sembilan)
orang. Dan yang paling pantas untuk kita ketahui adalah Imam Bukhari dan Imam
Muslim, serta 3 Imam Sunan lainnya (Abu Dawud, Tirmizi dan Nasai).
MACAM-MACAM HADITS
Hadits dibedakan menjadi beberapa macam :
1.
Hadits Qudsi yaitu hadits yang disampaikan oleh Rasulullah SAW dari wahyu yang
berasal dari Allah SWT tetapi tidak ditulis dalam Al Quran dan juga bukan bagian dari
Surah dan Ayat.
2.
Hadits Shahih yaitu hadits yang sanadnya bersambung, perawinya cerdas, berakhlak
tinggi, muslim, dewasa, bisa membedakan yang baik dan yang buruk artinya bisa
membedakan berita yang bohong daripada berita yang benar, dan isinya tidak
bertentangan dengan Al Quran maupun Sunnah mutawwatir (diriwayatkan oleh orang
banyak dengan keadaan perawinya dikenal jujur). Dalam hadits shahih itu dikenal
perawinya adalah orang-orang yang jujur dan adil tidak banyak berbuat dosa dan tidak
berbuat kejanggalan.
3.
Hadits Hasan, yaitu hadits yang baik, yang perawinya hampir bersamaan dengan hadits
shahih, hanya saja ada salah seorang atau beberapa perawinya yang kurang cerdas
tetapi berakhlak baik. Sehingga kebenaran hadis ini menjadi diragukan dan kurang bisa
dipertanggung jawabkan walaupun sanadnya tidak berpenyakit (aziz) ataupun ganjil
(gharib).
4.
Hadits Mursal, yaitu hadits yang diriwayatkan oleh seorang tabiin (ulama) yang tidak
pernah bertemu dengan Rasulullah SAW tetapi hanya bertemu dengan para sahabat
Nabi. Tetapi dalam hadits yang ia sampaikan itu ia tidak menyebut nama sahabat yang
ditemuinya itu, sehingga hadits ini tidak bisa dijadikan dalil agama.
MACAM-MACAM HADITS
5.
Hadits Masyhur, yaitu hadits yang terkenal karena diriwayatkan oleh 3 (tiga) sanad
(jalan) yang berlainan, hadits tersebut tidak sampai pada derajat mutawwatir (disetujui
oleh banyak orang/ulama)
6.
Hadits Dhaif yaitu hadits lemah yang sanadnya tidak bersambung, yang diantaranya
perawinya ada yang kafir, tidak dewasa, tidak cerdas, tertuduh perawinya berbohong,
berakhlak tidak baik, menyalahi Al Quran ataupun riwayat yang tidak mutawwatir.
Sehingga hadits ini tidak langsung diterima.
7.
Hadits Gharib yaitu hadits yang diriwayatkan oleh seorang perawi dengan menambah
matan (kalimat) atau sanad (jalan) atau pada kedua-duanya. Dan hadist ini terdiri dari
hadits shahih, dhaif dan hasan.
8.
Hadits Maudhu yaitu hadits palsu yang tidak berasal dari Nabi maupun sahabat.
Hukumnya adalah haram menyebarluaskan hadits ini karena berbohong atas nama Nabi
Muhammad SAW, sedangkan berdusta atas nama Nabi adalah pasti masuk neraka.
Pengaruh politik pada masa peperangan Siffin antara Khalifah Ali bin Abi
Thalib di Baghdad (Irak) dengan Khalifah Muawiyah bin Abi Sofyan di
Damaskus (Syria)
PENULISAN
HADITS
Beliau belajar hadits di negeri Irak, Hijaz, Khurasan dan lainnya dengan mendatangi ahliahli hadits, salah satunya yaitu Imam Abu Daud. Kemudian beliau menulis kitab hadits
yang dikenal dengan nama Kitab AL JAMI atau sekarang ini diubah menjadi sangat
terkenal dengan nama Kitab Hadits AS SUNAN AT TIRMIDZI. Sebagian orang
menamakannya sebagai Kitab JAMIUT TURMIDZI AL JAMIUS SAHIH yang mana
didalamnya diterangkan jenis hadits apakah itu dhaif atau gharib.
Beliau adalah seorang yang memiliki hafalan yang kuat, pribadi yang sangat sederhana
lagi shaleh, dan banyak menangis kepada Allah SWT karena rasa takwanya yang sangat
tinggi.
Beliau mengakhiri masa tuanya dengan buta kedua mata dan wafat pada usia 70 tahun.
Kitab Hadits karangan Imam Abu Daud dinamakan AS SUNAN ABI DAWUD ini berisi
4300 (empat ribu) hadits shahih yang dipilih dari 500.000 (lima ratus ribu) hadits.
Para ulama mengakui bahwa kedudukan Hadits Riwayat Abu Dawud adalah menduduki
rangking ke-3 sesudah Imam Bukhari dan Imam Muslim.
Beliau yang memiliki kecerdasan tinggi ini selain menulis Kitab hadits juga mengarang kitab
tafsir Al Quran dan juga sejarah.
Kitab Hadits beliau yang sangat terkenal adalah kitab AS SUNNAN IBNI MAJAH berisi
4341 (empat ribu) hadits. Kumpulan Hadits dari Ibnu Majah disejajarkan
keistimewaannya dengan Kitab Hadits Al Muwatta dari Imam Malik (pendiri Mazhab Maliki).
SILSILAH ILMU
FIQIH
Dari Abdullah bin Masud, ia bercerita bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam
bersabda:
Sebaik-baik umatku adalah yang hidup pada zaman sahabatku [generasi ke-1], kemudian
setelah zaman mereka [generasi ke-2, tabiin], kemudian setelah kurun mereka [generasi ke3, tabiut tabiin]. Kemudian akan datang suatu kaum dimana kesaksian salah seorang
mereka mendahului sumpahnya dan sumpahnya mendahului kesaksiannya.
Dari hadis itu dapatlah kita simpulkan bahwa kita tidak dapat lagi sepenuhnya mengikuti
Mazhab, karena pada dasarnya yang kita ikuti adalah sunnah Rasulullah shallallahu alaihi
wasallam. Istilah Mazhab sudah berakhir dan yang sekarang kita pakai adalah jalur dari para
ulama saleh yang terdahulu dalam Islam. Mereka inilah yang kemudian dikenali sebagai
SALAFUSH SHALIH. Masa 3 generasi itulah yang kita sebut dengan nama SALAF.
Abu Bakar
Umar
Para Sahabat
Nabi
Utsman
Penyusunan
Al Quran
Jafar Shadiq
Ibnu Katsir
Imam Malik
[Mazhab Maliki]
Ulama Tabiin
[Mazhab lainnya]
Imam Syafii
[Mazhab Syafii]
Jalaluddin
As Suyuthi
Jalur
isnad
Kitab tafsir
lainnya
Imam Ahmad
[Hanbali]
PERIWAYAT HADIS
Bukhari
Ibnu Hajar
Muslim
Nawawi
Tirmidzi
Ad Darami
Baihaqi
Abi Hatim
Al Bazzar
Abu Dawud
Abu Yala
Daruqutni
Ibnu
Khuzaimah
Ibnu Adi
Nasai
Al Hakim
Abu
Nuaim
Abu
Uwanah
Asy
Syaukani
Ibnu Majah
Thabrany
Ath
Thayalisi
Ibnu
Hibban
Ahli Hadis
lainnya
SUNNI
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
2.
3.
4.
5.
6.
Dan lain-lain
Beliau mengajarkan kepada dunia bahwa semua furu syariat (fiqih) yang benar adalah
fatwanya Imam Hanafi, Imam Maliki, Imam Syafii dan Imam Hanbali serta Imam-imam lain
yang kesemuanya itu berdasarkan Al Quran dan As Sunnah Al Hadits.
Beliau mengajarkan bahwa walaupun muslim diseluruh dunia berbeda-beda keyakinannya
dalam memilih Mazhab yang ada, umat muslim tetaplah berada dalam kebenaran Al Quran
dan As Sunnah.
Philifina Selatan,
Sunny - Mazhab Syafii
SALAF
TIDAK SAMA DENGAN
SUNNI
Wallahu alam
51. Sesungguhnya jawaban orang-orang mukmin, bila mereka dipanggil kepada Allah
dan rasul-Nya agar Rasul menghukum (mengadili/syariat) di antara mereka ialah
ucapan. "Kami mendengar, dan kami patuh". dan mereka Itulah orang-orang yang
beruntung.
52. Dan barang siapa yang taat kepada Allah dan rasul-Nya dan takut kepada Allah dan
bertakwa kepada-Nya, Maka mereka adalah orang- orang yang mendapat
kemenangan.
[QS.24 An Nuur: 51-52]
Presented by:
Posted on: