Anda di halaman 1dari 49

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tujuan utama perawatan saluran akar adalah menghilangkan bakteri
sebanyak mungkin dari saluran akar dan menciptakan lingkungan yang tidak
mendukung bagi setiap organisme yang tersisa untuk dapat bertahan
hidup.Perawatan ini dilakukan dengan mengangkat jaringan pulpa yang telah
terinfeksi dari kamar pulpa dan saluran akar.Mengingat anatomi ruang pulpa yang
sangat rumit serta jauhnya penetrasi bakteri ke dalam tubulus dentin, maka
tindakan preparasi saluran akar disertai irigasi tidak dapat membebaskan saluran
akar dari bakteri, sehingga diperlukan medikamen saluran akar.Pemberian
medikamen atau obat saluran akar bertujuan untuk memperoleh aktivitas
antimikroba di saluran akar, menetralkan sisa-sisa debris di saluran akar,
mengontrol dan mencegah nyeri.
Saat ini bahan medikamen yang banyak digunakan sehingga kita dapat
memlih dan menentukan bahan yang tpat untuk melakukan suatu perawatan
saluran akar. Perawatan saluran akar adalah perawatan yang dilakukan dengan
mengangkat jaringan pulpa yang telah terinfeksi dari kamar pulpa dan saluran
akar, kemudian diisi padat oleh bahan pengisi saluran akar agar tidak terjadi
kelainan lebih lanjut atau infeksi ulang. Tujuannya adalah untuk mempertahankan
gigi selama mungkin di dalam rahang, sehingga fungsi dan bentuk lengkung gigi
tetap baik. Perawatan saluran akar membutuhkan ketelatenan sehingga seringkali
membutuhkan lebih dari 1 kunjungan, bervariasi tergantung kasusnya.
Bahan pengisi saluran akar yang ideal harus memenuhi persyaratan
antara lain mudah dimasukkan saluran akar, rapat ke lateral maupun apical, tidak
mengerut setelah dimasukkan, tahan terhadap kelembaban, bersifat bakterisid atau
paling tidak menghambat pertumbuhan bakteri, bersifat radiopak, tidak mewarnai
gigi, tidak mengiritasi jaringan periapikal atau menganggu struktur gigi, steril
atau mudah disterilkan, dan mudah dikeluarkan dari saluran akar. Sampai saat ini
belum ada material yang dapat memenuhi semua persyaratan tersebut. Guta perca
dengan semen saluran akar adalah salah satu bahan yang dapat mendekati
persyaratan tersebut (Grosman et al, 1995). Makalah ini membahas tentang
bahan-bahan yang digunakan untuk mengisi saluran akar sehingga kita mampu
memilih bahan tersebut sesuai dengan yang kita butuhkan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa saja syarat dan fungsi bahan pengisi saluran akar ?
2. Apa saja macam, komposisi, dan sifat bahan pengisi saluran akar ?
3. Apa saja indikasi dan kontraindikasi perawatan saluran akar ?
4. Bagaimana cara pengaplikasian dari bahan pengisi saluran akar?
1.3 Tujuan Pembelajaran
Mahasiswa mampu menegtahui, memahami, dan menjelaskan :
1. Syarat dan fungsi bahan pengisi saluran akar
2. Macam-macam, komposisi, dan sifat bahan pengisi saluran akar
3. Indikasi dan kontraindikasi perawatan saluran akar
4. Cara pengaplikasian bahan pengisi saluran akar

1.4 Mapping

Bahan Pengisi
Saluran Akar

Syarat Dan
Fungsi

Padat

Pasta

Komposisi

Sifat

Indikasi dan
kontraindikasi

Aplikasi

Plastis

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Suatu bahan perawatan saluran akar yang ideal diharapkan mampu
mengeliminasi bakteri dalam saluran akar yang tidak tereliminasi pada prosedur
eliminasi, mampu mengurangi rasa sakit maupun inflamasi periradikular, mampu
mengeliminasi eksudat apikal, serta mencegah resopsi akar dan infeksi ulang.
Pada umumnya bahan pengisi saluran akar digolongkan dalam golongan
padat, pasta, dan semen. Yang termasuk golongan padat ialah poin gutaperca, poin
perak, poin titan, poin emas. Golongan pasta; bahan ini tidak mengeras dalam saluran
akar misalnya jodoform pasta (Walkhoff). Golongan semen; bahan ini setelah
beberapa waktu dalam saluran akar akan mengeras (Tarigan, 1994). Pasta dan semen
dapat dibagi dalam lima kelompok; berbahan dasar zinc okside eugenol, resin
komposit, gutta perca, bahan adhesif dentin, bahan yang ditambah obat- obatan
(Harty, 1992). Tidak ada bahan pengisi saluran akar yang mempunyai sifat yang
ideal. Tetapi paling tidak memenuhi beberapa kriteria yaitu mudah dimasukkan
kedalam saluran akar, harus dapat menutup saluran lateral atau apikal, tidak boleh
menyusut sesudah dimasukkan kedalam saluran akar gigi. Tidak dapat ditembus oleh
air atau kelembaban, bakteriostatik, radiopague, tidak mewarnai struktur gigi, tidak
mengiritasi jaringan apikal, steril atau dapat dengan mudah disterilkan, tidak larut
dalam cairan jaringan, bukan penghantar panas, pada waktu dimasukkan harus dalam
keadaan pekat atau semi solid dan sesudahnya menjadi keras (Tarigan, 1994; Walton
& Torabinejad, 1996).
Secara historis, bahan medikamen yang digunakan selama ini yakni bahan
yang berbasis fenol, seperti formocresol, camphorated monoparachlorophenol
(CMCP), metacresyl acetate, eugenol dan thymol. Formocresol merupakan kombinasi
formaline dan tricresol dengan perbandingan 1:1. Formocresol serta bahan yang
berbasis fenol lainnya memiliki daya hambat terhadap bakteri namun efeknya hanya
beberapa waktu saja.
Bahan perawatan saluran akar ini (terutama golongan fenol) tidak lagi
direkomendasikan karena bersifat antigenik dan sitotoksik, sehingga menyebabkan
nekrosis dan peradangan. Jadi bahan perawatan saluran akar ditujukan untuk (1)
memperoleh aktivitas antimikroba di pulpa dan periapeks, (2) menetralkan sisa-sisa
debris di saluran akar dan menjadikannya inert, (3) mengontrol dan mencegah nyeri
pasca perawatan.

Pengisian saluran akar dilakukan untuk mencegah masuknya mikroorganisme ke dalam saluran akar melalui koronal, mencegah multiplikasi mikroorganisme yang tertinggal, mencegah masuknya cairan jaringan ke dalam pulpa
melalui foramen apikal karena dapat sebagai media bakteri, danmenciptakan
lingkungan biologis yang sesuai untuk proses penyembuhanjaringan. Hasil
pengisiansaluran akar yang kurang baik tidak hanyadisebabkan teknik preparasi dan
teknik pengisianyang kurang baik, tetapi juga disebabkan oleh kualitas bahan pengisi
saluran akar.
Pasta saluran akar merupakan bahan pengisi yang digunakan untuk mengisi
ruangan antarabahan pengisi (semi solid atau solid) dengan dinding saluran akar serta
bagian-bagian yang sulit terisi atau tidak teratur. Kalsium hidroksida [Ca(OH)2]
merupakan bahan yang sering digunakan dalam perawatan resorbsi dan perforasi akar
(Harty. FJ, 2003).
Pasta saluran akar merupakan bahan pengisi yang digunakan untuk mengisi
ruangan antara bahan pengisi (semi solid atau solid) dengan dinding saluran akar
serta bagian-bagian yang sulit terisi atau tidak teratur. Kalsium hidroksida [Ca(OH)2]
merupakan bahan yang sering digunakan dalam perawatan resorbsi dan perforasi
akar.6,7,8 .
\
Kelebihan pasta kalsium hidroksida yang berhubungan dengan kerapatan
penutupan apeks adalah mudahnya cara penggunaan dan baik adaptasinya. Menurut
Goldberg9, penggunaan pasta dengan bahan dasar kalsium hidroksida dapat
beradaptasi dengan baik pada dentin maupun permukaan guttap point. Kemudian
Sleder10 menyatakan bahwa kalsium hidroksida dapat merangsang penutupan
biologis pada daerah apikal sehingga menghasilkan penutupan apeks yang lebih rapat
dan meningkatkan keberhasilan perawatan.

Perawatan saluran akar adalah perawatan yang paling banyak dilakukan


dalam kasus perawatan endodontik. Perawatan saluran akar dapat dibagi atas tiga
tahap utama yaitu : 1. preparasi biomekanis saluran akar atau pembersihan dan
pembentukan (cleaning dan shaping), 2. disinfeksi saluran akar dan 3. obturasi
saluran akar. Obturasi saluran akar yang hermetis merupakan syarat utama
keberhasilan perawatan saluran akar, hal ini tidak mungkin dicapai bila saluran akar
tidak dipreparasi dan dipersiapkan untuk menerima bahan pengisi (Anusavine
KJ.,1996).

Tujuan perawatan endodontik adalah mereduksi atau mengeliminasi


mikroorganisme dan produknya dari saluran akar sehingga gigi dapat dipertahankan
selama mungkin di dalam mulut. Walaupun instrumentasi dan teknik irigasi
dilakukan, namun mikroorganisme kemungkinan masih tertinggal di saluran akar
terutama di dalam tubuli dentin. Peneliti menyebutkan bahwa cleaning, shaping dan
irigasi saluran akar secara signifikan menurunkan atau mengeliminasi
mikroorganisme dari saluran akar akan tetapi, eliminasi mikroorganisme secara
komplit tidak selalu dapat dicapai secara klinis, oleh karena kompleksnya anatomi
saluran akar dan keterbatasan instrumentasi dan irigasi (Anusavine KJ.,1996).
Masuknya bakteri ke dalam pulpa sering disebabkan oleh proses kelanjutan
dari karies. Infeksi yang berlangsung terlalu lama memungkinkan bakteri
mengadakan penetrasi ke kamar pulpa dan saluran akar melalui tubulus dentin yang
terbuka karena proses karies tersebut.
Bakteri yang biasa dapat bertahan dalam saluran akar adalah golongan bakteri
anaerob. Salah satunya yaitu Enterococcus faecalis merupakan bakteri yang paling
banyak ditemukan dalam saluran akar yang menyebabkan kegagalan perawatan
endodontik. Keberadaan bakteri ini dapat diketahui dari hasil kultur dan metode
polymerase chain reaction (PCR). Sundqvist menemukan sejumlah bakteri anaerob
seperti Entercoccus Faecalis, Streptococcus anginosus, Bacteroides gracilis dan
Fusobacterium nucleatum pada saluran akar yang gagal (Fisher K, Philip C.,2009)
Perawatan saluran akar merupakan perawatan yang dilakukan dengan cara
pengambilan pulpa non vital atau nekrotik dari saluran akar dan menggantinya
dengan bahan pengisi. Nekrosis atau matinya pulpa dapat disebabkan oleh injuri yang
membahayakan pulpa seperti bakteri, trauma dan iritasi kimiawi. Mikroorganisme
akan menginvasi pulpa yang nekrosis, berkembang biak, dan menginfeksi sistem
saluran akar termasuk tubulus dentinalisnya (Walton & Torabinejad, 1998).
Tahapan penting dalam perawatan saluran akar gigi yang terinfeksi adalah
preparasi, sterilisasi dan pengisian (Cohen, 2002). Preparasi biomekanis saluran akar
gigi akan menunjang proses sterilisasi dan menghasilkan pengisian yang baik
sehingga didapatkan hasil yang maksimal. Pada tahap preparasi diperlukan bahan
irigasi saluran akar yang bertujuan menghilangkan jaringan nekrotik, tumpukan
serpihan dentin dan membasahi saluran akar gigi sehingga mempermudah dalam
pelaksanaan preparasi serta pengurangan jumlah mikroorganisme di dalam saluran
akar kemudian sisa bakteri dimatikan dengan obat-obatan (Walton & Torabinejad,
1998)..

Perawatan saluran akar merupakan salah satu jenis perawatan yang bertujuan
mempertahankan gigi agar tetap dapat berfungsi. Tahap perawatan saluran akar antara
lain : preparasi saluran akar yang meliputi pembersihan dan pembentukan
(biomekanis), disinfeksi, dan pengisian saluran akar. Keberhasilan perawatan saluran
ini dipengaruhi oleh preparasi dan pengisian saluran akar yang baik, terutama pada
bagian sepertiga apikal. Tindakan preparasi yang kurang bersih akan mengalami
kegagalan perawatan, bahkan kegagalan perawatan 60% diakibatkan pengisian yang
kurang baik.
Pengisian saluran akar dilakukan untuk mencegah masuknya mikroorganisme ke dalam saluran akar melalui koronal, mencegah multiplikasi
mikroorganisme yang tertinggal, mencegah masuknya cairan jaringan ke dalam pulpa
melalui foramen apikal karena dapat sebagai media bakteri, dan menciptakan
lingkungan biologis yang sesuai untuk proses penyembuhan jaringan. Hasil pengisian
saluran akar yang kurang baik tidak hanya disebabkan teknik preparasi dan teknik
pengisian yang kurang baik, tetapi juga disebabkan oleh kualitas bahan pengisi
saluran akar. Pasta saluran akar merupakan bahan pengisi yang digunakan untuk
mengisi ruangan antara bahan pengisi (semi solid atau solid) dengan dinding saluran
akar serta bagian-bagian yang sulit terisi atau tidak teratur (Walton & Torabinejad,
1996).

Setelah dilakukan pembersihan, perbaikan bentuk dan desinfeksi, saluran akar


akan diisi. Ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan sebelum dilakukan tindakan
pengisian saluran akar yaitu gigi bebas dari rasa sakit, saluran akar bersih dan kering,
tidak terdapat nanah, tidak terdapat bau busuk (Tarigan, 1994).
Sebelum pengisian saluran akar, dilakukan preparasi saluran akar. Preparasi
saluran akar biomekanikal dalam perawatan endodonti bertujuan untuk
membersihkan dan membentuk saluran dalam mempersiapkan pengisian yang
hermetis dengan bahan dan teknik pengisian yang sesuai. Bila preparasi saluran akar
tidak dilakukan, maka perawatan endodontik akan gagal. Oleh karena itu, preparasi
saluran akar biomekanikal harus dilakukan sebaik mungkin, sesuai dengan bentuk
saluran akar (Harty, 1992)
Dengan adanya bentuk gigi yang berbeda, anatomi rongga pulpa dari setiap
gigi juga tidak sama, sehingga teknik preparasi saluran akar pada gigi yang satu akan

berbeda dengan gigi yang lain. Jadi dalam melakukan preparasi saluran akar pada gigi
yang mempunyai bentuk anatomi saluran yang berbeda, diperlukan beberapa teknik
preparasi saluran akar yang sesuai yaitu : teknik preparasi konvensional, telescope,
flaring, step-back (Tarigan, 1994; Rodneey, dkk, 1994)
Saluran akar harus dikeringkan setelah irigasi yang terakhir, terutama sebelum
pengisian saluran akar. Cairan dapat diaspirasi dengan meletakkan ujung spuit pada
dinding saluran akar. pengeringan menyeluruh dapat dilakukan dengan menggunakan
paper point yang tediri dari berbagai macam ukuran. Secara klinis perlu disadari
bahwa paper point bekerja seperti kertas penyerap dan harus diberi waktu dalam
saluran akar agar dapat bekerja efektif. Paper point dapat dipegang dengan pinset dan
diukur sesuai dengan panjang kerja sehingga ujungnya tidak terdorong secara tidak
sengaja melalui foramen apikal. Paper point dimasukkan secara perlahan sehingga
mengurangi terdorongnya cairan irigasi ke dalam jaringan apikal. Kecelakaan seperti
ini dapat menyebabkan pasien merasa sakit pada terapi endodontik (Harty, 1992).
Saluran akar segera diisi setelah pengeringan. Pada kasus pulpektomi vital,
pengisian saluran segera dilakukan setelah preparasi dan pembersihan, hal ini dapat
mengurangi resiko kontaminasi saluran akar, waktu yang diperlukan untuk perawatan
dan menghasilkan tingkat keberhasilan yang tinggi (Harty, 1992).
Ada berbagai macam teknik pengisian saluran akar, yang dapat dibagi
menjadi teknik sementasi cone, teknik guttapercha hangat, teknik preparasi dentin.
Hasil penelitian belum dapat membuktikan keunggulan teknik tersebut walaupun
memang ada beberapa teknik yang kemungkinan kebocorannya lebih besar dari yang
lain (Harty, 1992).
Pada umumnya bahan pengisi saluran akar digolongkan dalam golongan
padat, pasta, dan semen. Yang termasuk golongan padat ialah poin gutaperca, poin
perak, poin titan, poin emas. Golongan pasta; bahan ini tidak mengeras dalam saluran
akar misalnya jodoform pasta (Walkhoff). Golongan semen; bahan ini setelah
beberapa waktu dalam saluran akar akan mengeras (Tarigan, 1994).

Pasta dan semen dapat dibagi dalam lima kelompok; berbahan dasar zinc
okside eugenol, resin komposit, gutta perca, bahan adhesif dentin, bahan yang
ditambah obat- obatan (Harty, 1992).
Tidak ada bahan pengisi saluran akar yang mempunyai sifat yang ideal. Tetapi
paling tidak memenuhi beberapa kriteria yaitu mudah dimasukkan kedalam saluran
akar, harus dapat menutup saluran lateral atau apikal, tidak boleh menyusut sesudah
dimasukkan kedalam saluran akar gigi. Tidak dapat ditembus oleh air atau
kelembaban, bakteriostatik, radiopague, tidak mewarnai struktur gigi, tidak
mengiritasi jaringan apikal, steril atau dapat dengan mudah disterilkan, tidak larut
dalam cairan jaringan, bukan penghantar panas, pada waktu dimasukkan harus dalam
keadaan pekat atau semi solid dan sesudahnya menjadi keras (Tarigan, 1994; Walton
& Torabinejad, 1996).
Seperti halnya seluruh perawatan gigi, penggabungan beberapa faktor
mempengaruhi hasil suatu perawatan endodontik. Faktor-faktor yang mempengaruhi
keberhasilan dan kegagalan perawatan saluran akar adalah faktor patologi, factor
penderita, faktor anatomi, faktor perawatan dan kecelakaan prosedur perawatan
(Ingle, 1985; Cohen & Burn, 1994; Walton & Torabinejab, 1996).
Sebelum pengisian saluran akar, dilakukan preparasi saluran akar. Preparasi
saluran akar biomekanikal dalam perawatan endodonti bertujuan untuk
membersihkan dan membentuk saluran dalam mempersiapkan pengisian yang
hermetis dengan bahan dan teknik pengisian yang sesuai. Bila preparasi saluran akar
tidak dilakukan, maka perawatan endodontik akan gagal. Oleh karena itu, preparasi
saluran akar biomekanikal harus dilakukan sebaik mungkin, sesuai dengan bentuk
saluran akar (Harty, 1992).
Dengan adanya bentuk gigi yang berbeda, anatomi rongga pulpa dari setiap
gigi juga tidak sama, sehingga teknik preparasi saluran akar pada gigi yang satu akan
berbeda dengan gigi yang lain. Jadi dalam melakukan preparasi saluran akar pada
gigi yang mempunyai bentuk anatomi saluran yang berbeda, diperlukan beberapa
teknik preparasi saluran akar yang sesuai yaitu : teknik preparasi konvensional,
telescope, flaring, step-back (Tarigan, 1994; Rodneey, dkk, 1994).
Saluran akar harus dikeringkan setelah irigasi yang terakhir, terutama sebelum
pengisian saluran akar. Cairan dapat diaspirasi dengan meletakkan ujung spuit pada
dinding saluran akar. pengeringan menyeluruh dapat dilakukan dengan

menggunakan paper point yang tediri dari berbagai macam ukuran. Secara klinis
perlu disadari bahwa paper point bekerja seperti kertas penyerap dan harus diberi
waktu dalam saluran akar agar dapat bekerja efektif. Paper point dapat dipegang
dengan pinset dan diukur sesuai dengan panjang kerja sehingga ujungnya tidak
terdorong secara tidak sengaja melalui foramen apikal. Paper point dimasukkan
secara perlahan sehingga mengurangi terdorongnya cairan irigasi ke dalam jaringan
apikal. Kecelakaan seperti ini dapat menyebabkan pasien merasa sakit pada terapi
endodontik (Harty, 1992)
.
Saluran akar segera diisi setelah pengeringan. Pada kasus pulpektomi vital,
pengisian saluran segera dilakukan setelah preparasi dan pembersihan, hal ini dapat
mengurangi resiko kontaminasi saluran akar, waktu yang diperlukan untuk
perawatan dan menghasilkan tingkat keberhasilan yang tinggi (Harty, 1992).
Ada berbagai macam teknik pengisian saluran akar, yang dapat dibagi
menjadi teknik sementasi cone, teknik guttapercha hangat, teknik preparasi dentin.
Hasil penelitian belum dapat membuktikan keunggulan teknik tersebut walaupun
memang ada beberapa teknik yang kemungkinan kebocorannya lebih besar dari yang
lain (Harty, 1992).
Pada umumnya bahan pengisi saluran akar digolongkan dalam golongan
padat, pasta, dan semen. Yang termasuk golongan padat ialah poin gutaperca, poin
perak, poin titan, poin emas. Golongan pasta; bahan ini tidak mengeras dalam
saluran akar misalnya jodoform pasta (Walkhoff). Golongan semen; bahan ini
setelah beberapa waktu dalam saluran akar akan mengeras (Tarigan, 1994).
Pasta dan semen dapat dibagi dalam lima kelompok; berbahan dasar zinc
okside eugenol, resin komposit, gutta perca, bahan adhesif dentin, bahan yang
ditambah obat- obatan (Harty, 1992).

BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Syarat dan Fungsi Bahan Pengisi Saluran Akar


A. Syarat bahan pengisi saluran akar terdiri dari :
1. Mudah dimasukkan ke dalam saluran akar
2. Mudah dikeluarkan bila perlu
3. Menutup saluran akar dengan baik
4. Adhesive pada dinding saluran akar
5. Dapat dimasukkan dalam bentuk semi solid dan menjadi solid dalam saluran
akar
6. Tidak kontraksi
7. Tidak larut oleh cairan periapikal
8. Tidak terpengaruh oleh kelembaban
9. Radiopak
10. Bakteriostatik
11. Tidak merubah warna gigi
12. Tidak merangsang atau iritasi terhadap jaringan periapikal
13. Dapat disterilkan dengan mudah
14. Tidak menyerap cairan periapikal
15. Bukan penghantar panas

16. Toleransi jaringan, bahan tidak boleh menyebabkan kerusakan jaringan


maupun kematian sel
17. Memiliki dimensi yang stabil, tidak mengerut sewaktu pengerasan.
18. Memiliki waktu pengerasan yang lama agar waktu kerja lama dan hasilnya
baik.
19. Tidak mewarnai gigi dan jaringan sekitarnya.
20. diresorpsi sejalan dengan resorbsi fisiologis akar gigi sulung tanpa
membahayakan gigi permanen pengganti dan erupsinya.

B. Fungsi bahan pengisi saluran akar


Fungsinya yaitu mengobsturasi saluran akar dan menghilangkan semua pintu
masuk antara periodonsium dan saluran akar. Makin baik penutupnya makin baik
prognosis gigi . namun untuk mendapatkan bahan penutup yang ideal sama
rumitnya dengan anatomi system saluran akar itu sendiri . karena semua bahan
pengisi saluran akar harus menutup semua foramina yang menuju ke dalam
periosteum, maka suatu bahan pengisi ideal harus dapat memadat dengan baik,
harus sesuai dan melekat pada dinding saluran yang telah di instrumentasika, dan
harus berakhir pada penyatuan saluran akar dan periodonsium.
3.2 Macam, Komposisi, Dan Sifat Bahan Pengisi Saluran Akar
Bahan pengisi
saluran akar

Semen Dan
Pasta

Padat

Semi Padat

1. Bahan dasar ZOE


2. Bahan dasar Resin
3. Bahan adhesif
dentin
4. Bahan yang
ditambah obatobatan
5. Bahan ZnO
3.2.1ditambah
Bahan Semen Dan Pasta
antiseptik

Ag-Point

Gutta
Percha

Keuntungan dari bahan pengisi saluran akar bentuk pasta adalah


tekhnik ini cepat dan relative mudah dilakukan dan hanya menggunakan
satu bahan. Alat yang diperlukan paling tidak dengan teknik jarum lentulo,
relative sederhana hanya dengan jarum dan bur khusus. Namun
kerugiannya ternyata lebih banyak daripada keuntungannya. Pertama,
masalah umum yang dihadapi dengan material inti tidak padat adalah
pengendalian panjang pengisian. Sangat sulit mencegah pengisian berlebih
atau kurang. Teoritis, radiograf harus dibuat beberapa kali selama obturasi
untuk mengetahui panjang dan kepadatan bahan yang dimasukkan. Hal ini
akan memakan waktu dan pasien akan menerima radiasi yang tidak perlu.
Sedangkan kerugian utama lainnya adalah kemampuan kerapatannya yang
tidak konsisten. Hal ini mungkin disebabkan oleh tiga faktor: (1) adanya
udara terjebak atau rongga didalam material atau diantara material dengan
dinding saluran akar; (2) pengerutan OSE selama mengeras meninggalkan
kebocoran; dan (3) kelarutan pasta oleh cairan jaringan atau cairan mulut.
Secara umum ada tiga golongan besar semen saluran akar: berbasis-OSE,
plastik dan mengandung hidroksida kalsium.

Syarat :
- Memberikan hasil penutupan yang baik bila mengeras

- Adaptasi yang baik terhadap dinding saluran akar maupun bahan pengisi
utama
- Radiopak
- Tidak menyebabkan perubahan warna
- Stabil
- Mudah dicampur dan dimasukkan ke dalam saluran akar
- Mudah dikeluarkan
- Tidak mudah larut dalam cairan jaringan
- Bakterisidal
- Tidak iritasi
- Lambat pengerasannya

A. Bahan Dasar ZOE :

Secara umum ZOE mempunyai bnayak kebaikan yaitu manipulasi


yang rendah, perubahan dimensi kecil, rdiopak, bersifat germisid,
sedikit menyebabkan perubahan warna pada gigi, waktu kerja cukup
lama. Sedangkan kekurangan ZOE yaitu iritasi terhadap jaringan
periapikal dan tidak mudah diresorpsi terhadap jaringan periapikal.
Bahan pengisi saluran akar yang berbahan dasar ZOE terdiri dari tujuh
jenis yaitu :
1. Rickets (Kerrs sealer)
Komposisi
Rickets ini terdiri dari dua komposisi yaitu powder dan
liquid. Powder terdiri dari ZnO ( 24-41 %), resin (16%),
radiopak endapan perak (25-30%), dan timol iodine ( 11-12%).

Sedangkan liquid terdiri dari canada balsam (20-22%) oil of


clove (70-80%)
Sifat
Kebaikan :
- Bersifat sebagai pelumas (lubricating) yang sangat baik
- Working time 30 menit
- Rasio bubuk dan cairan 1:1
- Bersifat germisid
- Biokompatibel

- Sebagai siler ideal untuk teknik pengisian kondensasi lateral


- Dapat mengisi saluran akar lateral
Kekurangan :
- Dapat menyebabkan perubahan warna pada gigi
- sulit dikeluarkan sehingga harus hati-hati

2. Procosol radiopaque-silver cement (Grossman, 1936)


komposisi terdiri dari powder yaitu ZnO ( 45%),
precipitate silver (17%), hydrogenated resin (36%), magnesium
oxide (2%), dan berupa liquid yaitu eugenol (90%) dan canada
balsam (10%).

3. Procosol Non Staining Cement (grossman, 1958)


Komposisi terdiri dari powder yaitu ZnO (40%),
staybellite resin (27%), bismuth subcarbonat (15%), dan liquid
yaitu eugenol (80%), sweet oil of almond (20%).

4. Grosmanns sealer
Komposisi
Powder terdiri dari ZnO reagent (40 bagian), staybellite resin (30
bagian), bismuth subcarbonate (15 bagian), sodium borate (1
bagian). Sedangkan liquidnya berupa eugenol.
Sifat
- Bersifat plastis
- Slow setting time (boleh karena penambahan sodium borate
anhydrate)
- Memiliki kerapatan yang baik
- Setting time kira-kira 2 jam pada suhu 370C ( setting time
tergantung pada jumlah ZnO dan pH resin, tekhnik
pencampuran, kelembaban, suhu gkass plate, dan spatula saat
pengadukan).
5. Wachs sealer
Komposisi
Komposisi terdiri atas bubuk yaitu ZnO (10gr), tricalcium
phosphate (2gr), bismuth subnitrate (3,5gr), bismuth subiodide
(0,3 gr) heavy magnesium oxide (90,5gr) dan bahan liquid terdiri
dari canada balsam (20ml) dan oil of clove (6ml)
Sifat
Kelebihan :
-

Medium working time

Medium lubricating quality

Iritasi periapikal kecil

germisid

Kekurangan :
-

Odor of liquid

6. Tubliseal (1861)
Komposisi
Komposisi bahan ini terdiri dari komponen base and catalyst.
Komposisi base trdiri atas ZnO (57-59%), oleo resin (18,521,5%), bismuth triokside (7,5%), thymol iodine (375-5%), oil of
wax. Sedangkan bahan catalyst terdiri dari eugenol, polymerised
mechine, annidalin.
Sifat
Kelebihan :
-

Mudah pengadukannya

Extremely lubricated

Tidak menyebabkan pewarnaan pada gigi

Setelah setting mengalami ekspansi

Kekurangan :
-

Iritasi terhadap jaringan periapikapl

Viskositas sangat rendah sehingga dapat keluar melalui


foramen apikal

waktu kerja pendek ( setting 20 menit pada glass lab dan


lima menit dalam saluran akar

7. Endoflas
komposisi endoflas terdiri dari powder berupa ZnO, iodoform
Ca(OH)2. Bariuk sulfat dan liquidnya terdiri dari phenol dan para
khlorophenol.

B. Bahan Dasar Resin


Bahan resin yang sangat populer adalah AH26 (Detrey, Zurich,
dan Switzerland), Diaket ( ESPE, seefeld, Jerman timur), dan hydron
(NPD Dental systems, Meiville, New York, Amerika serikat). AH26
diperkenalkan oleh Schroeder poda tahun 1954 sebagai semen saluran
akar yang terdirid ari epoksi resin yang mengeras bila dicampur dengan
aktivator. Waktu pengerasannya yaitu 24-48 jam (Qrstavik, 1983).
Diaket

merupakan

gabungan

dari

vinilpolimerisasi

yang

mempunyai ikatan silang yang rumit. Bahan ini sulit dimasukkan ke


dalam saliran akar, digunakan dalam bentuk pasta dan mengeras dalam
waktu 7 menit. Hal ini membuat bahan kurang sesuai untuk digunakan
sebagai semen pada teknik yang memerlukan kerja lama. Diaket
maupun AH26 menimbulkan reaksi peradangan yang hebat yang
mereda setelah beberapa minggu. AH26 terbukti memiliki sifat alergik
yang kuat dan mutagenik.

1. AH26

AH26 adalah resin epoksi yang mengandung suatu bahan


pengerasyang nontoksisk. Radiopasitasnya disebabkan oleh bismut
oksida. Mempunyai sifat adhesif yang kuat dan agak mengerut
waktu mengeras. Schoerder telah menunjukkan bahwa AH26 dapat
diterima oleh jaringan perapikal. Bila bahan ditanam oleh bagian
subkutan atau intra-muskular pada tikus, terjadi inflamasi lokal dan
pengkapsulan (encapsulation). Inflamasi hilang da;am beberapa
minggu.

Komposisi :
- Powder : bismuth oxide (60%), hexamenthylene tetramine
(25%), silver powder (10%), titanium oxide (5%)
- Liquid : bisphenol diglycidyl ether
Sifat :
- Melekat yang baik pada dentin
- Flow baik
- Antibakteri
- Sedikit kontraksi selama proses pengerasan
- Toksisitas kecil (dapat ditoleransi jaringan periapikal)
- Kekerasan baik dan inert atau padat yang disebabkan karena
penambahan hexamenthylene tetramine
- Waktu pengerasan 36-48 jam pada suhu tubuh (5-6 hari pada
suhu ruangan)

2. AH-Plus
Komposisi :

- AH-Plua pasta A : epoxy resin, calcium tingstate, zirconium


oxide, silica, iron oxide.
- AH-Plus pasta B :

adamantiancamine, N,N-dibenzyl-

5oxanonane-diamine-1,9 TCD-diamine, calcium tungstate,


zirconium oxide, silica, dan silicon oil.
Sifat :
- Radiopacity (13,6 mm/mm Al)
- Working time 4 jam
- Setting time 8 jam
- Flow 36 jam
- Film thickness 26 m
- Shrinkage 1,76%
- Solubility 0,31%
Manipulasi :
- Meletakkan pasta A dan pasta B dengan perbandingan 1:1
diatas glass slab atau paper pad
- Mengaduk pasta menggunakan spatula logam sampai
konsistensi homogen
-

Perbedaan AH-26 dengan AH-Plus

AH-26

AH-Plus
Terdiri atas 2 pasta

Terdiri atas bubuk dan cairan

Toksik kecil dan


Bersifat toksik

biokompatibel
Tidak menyebabkan

Menyebabkan pewarnaan gigi

pewarnaan gigi
Ketebalan pasta 20 m

Ketebalan pasta 39 m
Radiopak sangat baik
Radiopak baik
Kelarutannya lebih rendah
Sedikit larut

3. Hydron
Hydron, poli-2 hidroksietil-metakrilat adalah agar hodrofilik
yang diperkenalkan pertama kali untuk penggunaan biologi oleh
Wichterle dan Lim (1960). Jika berkontak dengan cairan akan
menyerap air dan membengkak. Karena bersifat seperti itu maka
bahan digunakan sebagai bahan pengisi saluran akar secara suntikan
bersama dengan penambahan katalis bensoil peroksida untuk
polimerisasi.

C. Bahan Adhesif Dentin

1. Semen cyanocrilate
Powder dan aselerator pada bahan restorasi cyanoacrylate
mempunyai kandungan yang sama dengan bahan restorasi resin akrilik.
Resin akrilik sebagai bahan restorasi adalah hasil polimerisasi dari
powder polymethyl methacrylate dan cairan monomer methyl
methacrylate.Di bidang kedokteran gigi, pemakaian restorasi resin
akrilik secara direct jenis ini telah ditinggalkan, karena mempunyai
banyak kekurangan diantaranya efek monomer sisa dan terjadi
penyusutan yang besar oleh arena proses polimerisasi. Methyl
methacrylate dapat juga mengiritasi pulpa dengan cara berdifusi
melalui tubuli dentin. Cyanoacrylate dapat juga digunakan sebagai
tissue adhesive (pelekat jaringan). Adanya air atau cairan tubuh
menyebabkan ethyl-2-cyanoacrylate berpolimerisasi dengan cepat
membentuk lapisan tipis yang dapat melekatkan tepi jaringan atau kulit
dengan erat, 2 menit setelah setting. Empat alasan penunjang
dipakainya bahan ethyl-2-cyanoacrylate sebagai pelekat jaringan,
adalah karena mempunyai efek hemostatik baik, bakteriostatik dan
sebagai bakterisidal, kemampuan polimer melekat dengan erat pada
jaringan hidup dan mendapatkan estetik yang baik selama proses
penyembuhan luka.
Sebaliknya, ada pendapat lain yang menyebutkan bahwa
penggunaan cyanoacrylate terbatas karena dapat menyebabkan
degradasi dalam sistem biologis dan terjadi iritasi lokal. Ethyl-2cyanoacrylate bila kontak dengan alkohol, amine atau air dapat
menyebabkan polimerisasi dan hasil degradasinya termasuk
formaldehyde, dekomposisi termalnya dapat termasuk hydrogen
cyanide, oksida dari karbon dan nitrogen.

Semen ini tampaknya cukup relatif bila dievaluasi tentang


kebocoran secara invitro dan tipe isopropil dapat ditoleransi dengan
baik oleh jaringan sedangkan etil sianokrilat tampaknya agak
mengiritasi jaringan.

2. Semen glass-ionomer
Semen glass ionomer terbukti lebih efektif dari pada ZOE
untui mencegah kebocoran secara invitro. Jika ditanam dalam
tulang menyebabkan terjadinya peradangan dan vahan dapat
ditoleransi cukup baik.

3. Semen polikarboksilat
Semen polikarboksilat merupakan sealer efektif asalkan ada
kontak yang cukup dengan dinding saluran akar. Kekurangannya
adalah perlunya alat plastik khusus karena sangat adhesiv terhadap
logam. Pada penelitian invitro terlihat bahwa semen polikarboksilat
menimbulkan kebocoran (Barry dan Fried, 1975). Pada penelitian
lain hasil

yang lebih baik diperoleh dengan mencampur

polikarboksilat dengan kone khusus ( sanders dan Dooley, 1974;


Yee, Lugassy dan peterson, 1975).

4. Semen kalsium fosfat


Semen kalsium fosfat mempunyai kemampuan yang baik
untuk membasahi dinding dan membuat hidroksiapatit sebagai
produk samping dari proses pengerasan, membuat semen ini dapat
ditolerir dengan baik oleh jaringan vital (Grininger dkk,1984;

Chohayeb Chow dan Tsaknis, 1987). Walaupun pada pemeriksaan


mikroskop elektron terlihat bahwa semen efektif untuk menutup
foramen dan untuk menembus tubulus dentin, saluran yang diisi
dengan semen kalsium fosfat dan gutta percha terbukti permeabel
(Krell dan Medison, 1985).

5. Bahan Komposit
Bahan komposit dengan atau tanpa agen bonding dentin,
seperti digunakan pada restorasi sudah dievaluasi dan ternyata
cukup baik. Bahan biasanya mengeras cukup cepat dan pada
dasarnya

dapat

digunakan

dengan

tekhnik

konetunggal.

Biokompabilitas bahan ini pada terapi endodontik masih belum


diketahui. Namun reaksi ligamen periodontal terhadap komposit
menunjukkan biokompabilitas yang rendah. Efek yang merugikan
disebabkan oleh dikeluarkannya bahan kimia yang mngiritasi,
polimerisasi tidak sempurna atau penetrasi mikroorganisme di
sekitar restorasi.
Komposisi resin komposit tersusun dari beberapa komponen.
Kandungan utama yaitu matriks resin dan partikel pengisi anorganik.
Disamping kedua bahan tersebut, beberapa komponen lain diperlukan
untuk meningkatkan efektivitas dan ketahanan bahan. Suatu bahan
coupling (silane) diperlukan untuk memberikan ikatan
antara bahan pengisi anorganik dan matriks resin, juga aktivatoraktivator diperlukan untuk polimerisasi resin. Sejumlah kecil bahan
tambahan lain meningkatkan stabilitas warna (penyerap sinar ultra
violet) dan mencegah polimerisasi dini (bahan penghambat seperti
hidroquinon).

Sekarang, pada umumnya komposit yang dibuat manusia dapat


dibagi kedalam tiga kelompok utama :
-

Komposit Matrik Polimer (Polymer Matrix Composites PMC)

Komposit Matrik Logam (Metal Matrix Composites MMC)

Komposit Matrik Keramik (Ceramic Matrix Composites CMC)


Komposit Matrik Polimer (Polymer Matrix Composites

PMC)
Bahan ini merupakan bahan komposit yang sering digunakan
disebut, Polimer Berpenguatan Serat (FRP Fibre Reinforced
Polymers or Plastics) bahan ini menggunakan suatu polimerberdasar resin sebagai matriknya, dan suatu jenis serat seperti kaca,
karbon dan aramid (Kevlar) sebagai penguatannya.

Komposit Matrik Logam (Metal Matrix Composites MMC)


Ditemukan berkembang pada industri otomotif, bahan ini
menggunakan suatu logam seperti aluminium sebagai matrik dan
penguatnya dengan serat seperti silikon karbida.
Komposit Matrik Keramik (Ceramic Matrix Composites
CMC)
Digunakan pada lingkungan bertemperatur sangat tinggi, bahan
ini menggunakan keramik sebagai matrik dan diperkuat dengan serat
pendek, atau serabut-serabut (whiskers) dimana terbuat dari silikon
karbida atau boron nitrida.
Komposit Matrik Polimer
Sistem resin seperti epoksi dan poliester mempunyai batasan
penggunaan dalam manufaktur strukturnya, dikarenakan sifat-sifat

mekanik tidak terlalu tinggi dibandingkan sebagai contoh sebagian


besar logam. Bagaimanapun, bahan tersebut mempunyai sifat-sifat
yang diinginkan, sebagian besar khususnya kemampuan untuk
dibentuk dengan mudah kedalam bentuk yang rumit.
Bahan seperti kaca, aramid dan boron mempunyai kekuatan
tarik dan kekuatan tekan yang luar biasa tinggi tetapi dalam bentuk
padat sifat-sifat ini tidak muncul. Hal ini berkenaan dengan kenyataan
ketika ditegangkan, serabut retak permukaan setiap bahan menjadi
retak dan gagal dibawah titik tegangan patah teoritisnya. Untuk
mengatasi permasalahan ini, bahan diproduksi dalam bentuk serat,
sehingga, meskipun dengan jumlah serabut retak yang terjadi sama,
serabut retak tersebut terbatasi dalam sejumlah kecil serat dengan
memperlihatkan sisa kekuatan teoritis bahan. Oleh karena itu seikat
serat akan mencerminkan lebih akurat kinerja optimum bahan.
Bagaimanapun juga satu serat dapat hanya memperlihatkan sifat-sifat
kekuatan tarik sesuai panjang serat, seperti halnya serat dalam suatu
tali.
Jika sistem resin dikombinasikan dengan serat penguat seperti
kaca, karbon dan aramid, sifat-sifat yang luarbiasa dapat diperoleh.
Matrik resin menyebarkan beban yang dikenakan terhadap komposit
antara setiap individu serat dan juga melindungi serat dari kerusakan
karena abrasi dan benturan. Kekuatan dan kekakuan yang tinggi,
memudahkan pencetakan bentuk yang rumit, ketahanan terhadap
lingkungan yang tinggi dengan berat jenis rendah, membuat
kesimpulan komposite lebih superior terhadap logam dalam banyak
aplikasi.
Bila Komposit Matrik Polimer mengabungkan sistem resin dan
serat penguat, sifat-sifat yang dihasilkan bahan komposit akan

memadukan beberapa hal sifat-sifat yang dimiliki oleh resin dan yang
dimiliki oleh serat.
Secara umum, sifat-sifat komposit ditentukan oleh :
-

Sifat-sifat serat

Sifat-sifat resin

Rasio serat terhadap resin dalam komposit (Fraksi Volume Serat


Fibre Volume Fraction)

Geometri dan orientasi serat pada komposit

D. Bahan Yang Ditambah Obat-Obatan

Dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu pertama yang


merupakan desinfektan antiphlogistik yang ditambahkan untuk menekan
rasa sakit pasca operatif. Sedangkan yang kedua merupakan yang
ditambah dengan kalsiun hidriksid untuk merangsang sementogenesis
dan dentinogenesis pada foramen, sehingga memebentuk seal biologi
permanen.

1. Paraformaldehid
Pada

kelompok

yang

pertama

ini,

desinfektan

yang

ditambahkan yaitu paraformladehid dan preparat kortikosteroid yang


digunakan sebagai antiphlogistik (endomethasone), N2 (Indarg Agsa,
Locarno, Switzerland), SPAD (Quatigny, Perancis). Bila terbentuk
deposit pada jaringan periapikal dapat menimbulkan reaksi
peradangan dan tampaknya tidak terlalu biokompatibel.

Sifat :
-

Aplikasi bahan formaldehid pada jaringan vital menyebabkan


bahan menyebar ke seluruh tubuh

Banyak orang yang manunjukkan hipersensitivitas terhadap


firmaldehid

Bersifat mutagenik dan karsinogenik

Kortikosteroid mempengaruhi respon kekebalan dari jaringan


periapikal

Terkadang menimbulkan efek sistemis

2. N2
Komposisi :
-

Powder : ZnO (8,51gr), leda tetraoxide para (12gr),


paraformaldehyde (4,7gr), bismuth subcarbonate (2,6gr),
bismuth subnitrate (3,7gr), titanium dioxide (8,4gr), phenyl
mercure borate (0,09gr)

Liquid : eugenol, oleum rasae, oleum lavandulae

Sifat :
-

Toksik ( jika pengisian yang overfilling pada daerah sinus


maxillaris atau canalis mandibula dapat menyebabkan
paraesthesia.

3. Endomethasone
Komposisi :
-

Powder : ZnO (700gr), bismuth subnitrate (100gr),


dexamethasone (0,019gr), hydrocortisone (1,6gr), thymol
iodide (925gr), paraformaldehyde (2,2gr)

Liquid : eugenol

Sifat :
-

Padat dalam saluran akar

Tidak mengiritasi jika pengisian melewati foramen apikalis


karena lambat laun akan diresorpsi

Bersifat sebagai antiinflamasi

Antialergi

Antiseptik

Radiopak

4. Kalsium hidroksida
Kalsium hidroksida mulai digunakan di bidang konservasi
gigi sejak 1838 oleh Nygran. Pada tahun 1930 Hermann yang
pertama kali memperkenalkan kalsium hidroksisa sebagai obat pulp
capping. Kisar telah membuktikan keberhasilam penggunaan kalsium
hidroksida secara klnisnterbentuknya barrier kalsifikasi pada gigi
nonvital dengan apeks yang masih terbuka atau terbuka karena
resorpsi. Kalsium hidroksida ini digunakan untuk perawatan pulp
capping, pulpotomi, perawatan gigi nonvital dengan akar terbuka,
medikamen saluran akar, sebagai semen saluran akar, perawatan
saluran akar dengan kelainan periapikal luas, kelainan endo-perio
resorpso interna dan eksterna, perforasi akar karena resorpsi, fraktur
akar dan perforasi iatrogenik.
Komposisi:
Terdiri atas Ca (54,09%), O (43,19%), dan H (2,27%)
Sifat :
- Mempunyai BM 74gr
- pH 11-12,8 (dapat mengubah situasi lingkungan menjadi basa)
- Daya larut tinggi di dalam air dan gliserol
- Tidak larut dalam alkohol
- Biokompabilitas terhadap jaringan baik
- Antimikroba yang kuat (bakterisid)
- Menstimulasi terbentuknya jaringan keras di daerah kerusakan
- Tidak iritasi
- Menstimulasi proses penyembuhan
- Radiopak

- Toksisitas lebih kecil dari ZOE


Produk-produk kalsium hidroksida :
a.

Pasta pulpdent : kalsium hidroksida + metil sclulosa

b.

Pasta calxyl : kalsium hidroksida + larutan ringer

c.

Pasta dan pasta : hydcal, dycal

d.

Calciobiotik root canal sealer (CRCS)


Komposisi terdiri powder yaitu ZnO, barium sulfate,
bismuth subcarbonate, hydrogenated resin, calcium hydroxide,
dean liquid berupa eugenol, eucalyptol. CRCS merupakan
sealer yang mengandung ZOE-eukalyptol dan Ca(OH)2 dan
mempunyai
biokompatibel,

efek
stabil,

osteogenik.
sedikit

Kelebihannya
diresorpsi

dan

yaitu
mudah

dibersihkan. Kekurangannya yaitu sealer yang keluar tidak


dapat diresorpsi oleh cairan jaringan, daya antibakteri kecil.

e. Seal apeks (semen saluran akar)


Komposisi terdiri atas base dan bahan katalis. Bahan
base terdiri atas Ca(OH)2 (25%), ZnO (6,5%), kalsium oksida,
butyl benzene, fumed silica (silikon dioxide). Sedangkan bahan
katalisnta terdiri dari barium sulfat (18,6%), titanium dioxide
(5,1%), zinc steorat (1%), isobuthyl salycilate, disalycilate,
trisalicylate, bismuth trioxide. Kelebihan dari seal apeks yaitu
memiliki efek terapetik yang baik, biokompatibel, sealer yang
keluar dari apikal akan diresorpsi dalam waktu 4-5 bulan.
Sedangkan kekurangan dari seal apeks yaitu kekuatan
perlekatan kohesifnya jelek, waktu setting lama (3minggu),
dapat diresorpsi oleh air, mengalami ekspansi selama setting.

f. Metapaste (dalam kemasan syringe)


Metapste merupakan sealer kalsium hidroksida dengan
barium sulfat. Penggunaannya yaitu untuk direct pulp capping,
pulpotomi, perawatan resorpsi eksternal, apeksifikasi, bahan
pengisi saluran akar pada saluran akar yang terinfeksi,
formation hard tissur barrier, bahan pengisi saluran akar gigi
permanen. Kebaikan dari metapaste yaitu mudah dibersihkan
dan dikeluarkan dari saluran akar karena pate ini larut dalam
air, mudah dimasukkan yang tersedia dalam bentuk syringe, pH
basa, efek antibakteri yang sangat baik.

Kebaikan kalsium hidroksida :


- Efek bakterisid dan desinfektan
- Merangsang pembentukan jaringan keras
- Iritasi ringan
- Melarutkan jaringan nekrotik pada lingkungan aerob dan anaerob
- Mencegah resorpsi tulang
- Tidak menyebabkan perubahan warna pada gigi
- Mengurangi rasa sakit
- Menyembuhkan inflamasi
- Bukan konduktor panas yang baik
- Manipulasi mudah
- Stabil
Kekurangan kalsium hidroksida :
- Tidak dapat menutup permukaam fraktur pada kasus injury
traumatic

- Harganya relatof mahal

E. Berbahan Dasar Zinc Oxide ditambah Obat Antiseptik


Bahan saluran akar jenis ini dengan mengkombinasikan zinc oxide
obat antiseptik yaitu CHKM, iodoform, thymol iodide, dan phenol.
1.

Iodoform
Formulasi

pengisi saluran akar: bahan yang mengandung

iodoform yang tersedia:


a. KRI Paste.
Kandungan:
- iodoform 80%
- parachlorophenol 2%,
- kamper 5%, dan
- mentol 1%.
Sifat:
- biokompatible,
- tidak mengganggu evolusi benih gigi maupun erupsi
gigi permanen,
- radiopak
- bisa diresorpsi.
b.Maisto pasta (iodoform, kamper, mentol, parachlorophenol,
oksida seng, lanolin,timol)
c.Guedes

Pinto-tempel

parachlorophenol)

(iodoform

mengandung

kamper

d.Rifocort (asetat natrium prednisolon dan rifampisin),


e.Endoflas (iodoform, seng oksida, kalsium hidroksida, barium
sulfat, eugenol, dan paramonochlorophenol)

3.2.2 Bahan Padat


1. Ag-Point
Indikasi :
- Saluran akar gigi dewasa
- Saluran akar yang sempit
- Saluran akar bengkok
- Diameter harus bulat
Kontra-indikasi
- Gigi belum tumbuh sempurna
- Saluran akar lebar
- Diameter saluran akar oval atau tak teratur
- Bila akan dilakukan apeks-reseksi
Kebaikan :
- Dapat digunakan pada saluran akar yang sempit dan bengkok
- Radiopak
- Bakteiostatik
- Mudah disterilkan : termis / kimia
Kekurangan :
- Adaptasi dengan dinding saluran akar kurang baik

- Korosi
- Menyebabkan low grade pain
- Apikal seal kurang baik
- Sulit dikeluarkan bila diperlukan

3.2.3 Bahan Semipadat

1. Gutta percha
Gutta percha telah digunakan sebagai bahan pengisi saluran
akar selama lebih dari 100 tahun. Terdapat dua jenis gutta percha point
yang telah diproduksi yaitu standardised point atau cone dan
nonstandardized

atau

accessory

point.

Nonstandardized

point

mempunyai ukuran yang bervariasi seperti extra fine, fine atau


medium, tergantung dari buatan pabrik. Perbedaan kedua jenis point ini
adalah nonstandardized point lebih tapered (Messing dan Stock, 1988).
Komposisi :
-

Gutta percha 19% - 22 %

Zinx oxide 59% -75% (untuk kekentalan)

Metal sulphates 1.5% - 17% (untuk radiopak)

Waxes/resins 1% - 4% (materi handling)

Colouring agent <1% (untuk kontras visual)

Sifat :
a. Sifat biologis
Gutta percha memiliki sifat tidak mengiritasi jaringan
lunak dan pulpa, tidak berbau sebagai bahan pengisian saluran
akar. Bahan ini mudah disterilkan dan dapat menghambat
pertumbuhan

bakteri/

aktivitas

anti

bakteri

dengan

menggunakan desinfektan dingin seperti larutan metafen tak


berwarna atau senyawa amonium kuartener seperti zefiran,
larutan tiomersal 0,1 % dan etil alcohol 60 %. Kombinasi zinc
oxide eugenol dan ikatan acrylic diameter 160 tidak
memberikan efek negatif pada periodonsium sedangkan calcium
hydroxide dapat efek rangsangan penutupan pada apeks saluran
akar (Grossman, 1995; Harty, 1992; Grossman, 1978).

b. Sifat fisik
Gutta percha point dikenal dengan sifat plastisitas.
Untuk medapatkan sifat plastisitas digunakan teknik melalui
pemanasan (thermoplasticied guttapercha technique) dan secara
kimiawi (kloroperca, eucaperca). Dengan cara thermoplastik
menggunakan lebih banyak panas untuk menaikkan plastisitas
gutta

percha

dan

sedikit

tekanan

sedangkan

dengan

menggunakan pelarut kimiawi mengurangi viskositas gutta


percha pada keadaan yang lebih cair dan menaikkan
plastisitasnya melebihi plastisitas pada keadaan thermoplastik.
Bentuk molekul trans linear dan sifat kristalnya lebih cepat
sehingga mengakibatkan gutta percha lebih keras dan kaku
sehingga lebih mudah patah serta kurang elastik dari pada getah
murni (Grossman, 1995; Nicholls, 1984; Grossman, 1952).

c. Sifat thermis
Karakteristik temperatur gutta percha berdasarkan
proses terjadinya kristalisasi dibagi atas 2 bentuk yaitu alpha
dan beta. Bentuk fase beta melunak sekitar 98,60F (370C)
berubah menjadi bentuk kristal ke fase alfa sekitar 107,60F-

111,20F (420C- 440C) dan akhirnya mengerut, berbentuk


amorphous. Gutta percha mengalami 60% kristalisasi dan 40%
memiliki bentuk amorphous.
Hasil pembentukan fase alpha dapat mengalami
pengerutan sedikit akan tetapi kompaksi tekanan serta
penggunaan teknik yang baik dapat mengurangi proses
pengerutan.
Gutta percha dapat dilunakkan dengan pelarut kimia
untuk meningkatkan adaptasi dalam persiapan pengisian saluran
akar. Akan tetapi proses pengerutan dapat terjadi dan jaringan
periradikuler dapat mengalami iritasi oleh karena proses
penguapan bahan pelarut. Hal ini disebabkan karena bahan
pelarut sulit menjangkau saluran gigi atau kurang kehati-hatian
di dalam menumpatkan sejumlah gutta percha yang lunak ke
dalam jaringan periradikuler (Cohen, 1998; William, 1979).

d. Sifat kimia
Struktur kimia gutta percha secara alamiah berasal dari
polimer Isoprene (C5H8) yang merupakan molekul polimer
organik yang ditandai suatu atom ikatan rantai kovalen.
Struktur isomer gutta percha adalah trans -1, 4-poly isoprene,
di mana memiliki struktur yang teratur yang dapat mengalami
kristalisasi sehingga tampak keras dan kaku (Cohen, 1998;
William, 1979).
Keuntungan :
- Bersifat plastis
- Larut dalam kloroform / ekaliptol.

- Dapat beradaptasi dengan baik terhadap dinding saluran akar


- Manipulasinya sederhana
- Dapat dikeluarkan dari saluran akar bila diperlukan
- Toksisitasnya rendah.
Kekurangan
- Sulit untuk saluran akar yang sempit dan bengkok
- Penyimpanan yang tidak baik / terlalu lama akan mudah patah.

3.3 Indikasi dan Kontraindikasi Perawatan Saluran Akar

3.3.1 indikasi perawatan saluran akar:

a. mahkota gigi masih dapat direstorasi dan berguna untuk keperluan


prostetik
b. gigi tidak goyang dan periodontal normal
c. belum terlihat adanya fistula

d. pada foto rontgen, resorpsi akar tidak lebih 1/3 apikal, tidak ada
granuloma pada gigi sulung
e. kondisi pasien baik serta menginginkan giginya untuk dipertahankan
serta bersedia untuk memelihara kesehatan gigi dan mulutnya
f. keadaan ekonomi pasien mengizinkan
g. diagnose nekrosis pulpa totalis

3.3.2 kontraindikasi perawatan saluran akar :

a. gigi tidak dapat direstorasi lagi


b. resorpsi akar lebih dari 1/3 apikal
c. kondisi pasien jelek misalkan mengidap penyakit diabetes, TBC dan
sebagainya
d. terdapat belokan akar dengan granuloma atau kista yang sukar
dibersihkan atau sukar dilakukan tindakan bedah endodontik

3.4 Cara Pengaplikasian Bahan Pengisi Saluran Akar

3.4.1 Teknik pengisian gutta point


a. Teknik single cone :

Teknik ini dilakukan dengan memasuk kan kon gutta point


tunggal ke dalam saluran akar dengan ukuran sesuai dengan diameter
preparasinya.

Untuk

menambah

adaptasi

gutta

point

dan

kerapatannya terhadap dinding saluran akar ditambahkan semen


saluran akar (sealer)
b. Teknik kondensasi

Teknik ini dilakukan dengan memasukkan guttap point ke


dalam saluran akar, kemudian dilakukan kondensasi atau penekanan
kearah lateral maupun kearah vertikal. Indikasi teknik ini jika bentuk
saluran akarnya oval atau tidak teratur.
Teknik kondensasi lateral :
Saluran akar diulasi semen dan guttap point utama (#25)
dimasukkan sesuai dengan panjang preparasi, kemudian ditekan
dengan spreader ke arah lateral. Dengan cara yang sama
dimasukkan guttap point tambahan (lebih kecil dari spreader)
hingga seluruh saluran akar terisi sempurna.
Teknik kondensasi vertikal :
Saluran akar diulasi semen dan guttap point utama
dimasukkan sesuai dengan panjang preparasi, kemudian guttap
point dipanaskan ditekan dengan plugger ke arah vertikal ke
bawah. Dengan cara yang sama Gutt ap percha tambahan (dibuat
seperti bola) dimasukkan dan ditekan hingga seluruh saluran akar
terisi sempurna.

c. Teknik kloropercha / eucapercha


Teknik ini dilakukan dengan melunakkan ujung guttap point
utama dengan kloroform atau eucalyptol dan dimasukkan ke dalam
saluran akar hingga guttap point akan berubah bentuk sesuai dengan
saluran akarnya terutama daerah apikal. Kon dikeluarkan lagi untuk
menguapkan bahan pelarutnya. Setelah saluran akar diulasi semen

guttap point dimasukkan ke dalam saluran akar dan ditekan hingga


seluruh saluran akar terisi sempurna.

d. Teknik Termokompaksi
Teknik ini dilakukan dengan menggunakan alat McSpadden
Compactor atau E ngine Plugger yaitu alat yang mirip file tipe H
(Hedstrom). Akibat putaran dan gesekan dengan dinding saluran akar
mampu melunakkan guttap point dan mendorong ke arah apikal

e. Teknik termoplastis
Teknik ini dilakukan dengan menggunakan alat Ultrafil atau
Obtura, yaitu alat yang bentuknya mirip pistol dan mampu melunakkan
guttap point serta mendorong ke dalam sakuran akar ke arah apikal.

3.4.2

Teknik Aplikasi Bahan Pengisi Saluran Akar Pasta


a. Metode penyuntikan
- menggunakan jarum semprit dengan tabung Jarum khusus.
- Pasta dicampur dan dimasukkan dalam tabung,
- Tangkai disekrup dipasang dan diputar, pasta akan keluar
melalui jarum khusus.
- Jarum dimasukkan sejauh mungkin dalam saluran akar
- pasta disuntikkan sambil jarum ditarik perlahan-lahan.
- cara ini dapat mengisi seluruh saluran akar dari apeks
sampai orifis.

b. Metode peletakan

dilakukan dengan jarum lentulo. Pasta dicampur, diletakkan


pada jarum lentulo kemudian dimasukkan dan diputar
didalam saluran akar.

seperti halnya dengan suntikan, saluran akar akan terisi


dengan memutar lentulo dan menariknya perlahan-lahan.

BAB IV
KESIMPULAN

Bahan pengisi saluran akar harus memenuhi syarat antara lain mudah
dimasukkan saluran akar, rapat ke lateral maupun apical, tidak mengerut setelah
dimasukkan, tahan terhadap kelembaban, bersifat bakterisid atau paling tidak
menghambat pertumbuhan bakteri, bersifat radiopak, tidak mewarnai gigi, tidak
mengiritasi jaringan periapikal atau menganggu struktur gigi, steril atau mudah
disterilkan, dan mudah dikeluarkan dari saluran akar.
Jenis jenis bahan pengisi saluran akar adalah :
a. Bahan pengisi padat
b. Bahan pengisi pasta
c. Bahan pengisi plastis
d. Bahan pengisi semen
e. Bahan yang ditambah dengan obat obatan

Yang termasuk golongan padat ialah poin gutaperca, poin perak, poin titan,
poin emas. Golongan pasta; bahan ini tidak mengeras dalam saluran akar misalnya
jodoform pasta (Walkhoff). Golongan semen; bahan ini setelah beberapa waktu
dalam saluran akar akan mengeras (Tarigan, 1994). Pasta dan semen dapat dibagi
dalam lima kelompok; berbahan dasar zinc okside eugenol, resin komposit, gutta
perca, bahan adhesif dentin, bahan yang ditambah obat- obatan (Harty, 1992). Tidak
ada bahan pengisi saluran akar yang mempunyai sifat yang ideal. Tetapi paling tidak
memenuhi beberapa kriteria yaitu mudah dimasukkan kedalam saluran akar, harus
dapat menutup saluran lateral atau apikal, tidak boleh menyusut sesudah dimasukkan
kedalam saluran akar gigi. Tidak dapat ditembus oleh air atau kelembaban,
bakteriostatik, radiopague, tidak mewarnai struktur gigi, tidak mengiritasi jaringan
apikal, steril atau dapat dengan mudah disterilkan, tidak larut dalam cairan jaringan,
bukan penghantar panas, pada waktu dimasukkan harus dalam keadaan pekat atau
semi solid dan sesudahnya menjadi keras

DAFTAR PUSTAKA

1. Nisha garg dan Amit Garg. 2010. Text Books of Ebdodontics, 2nd edition,
Jaypee Brothers Medical Publisher Ltd, New delhi. 265-279
2. Shidarta W. 2000. Penggunaan kalsium hidroksidadi bidang konservasi gigi.
JKGUI. Edisi khusus (7) 435-443
3. Navi Yanti. 2001. Penggunaan kalsium hidroksida sebagai bahan dressing
saluran akar, dentika Dental jurnal, vol 6 (7) 24-30

4. Grossman, LI.1974. Endodontics Practices, 8th ed, Lea & Febringer,


Philadelphia.93-132

Anda mungkin juga menyukai