PENDAHULUAN
1.4 Mapping
Bahan Pengisi
Saluran Akar
Syarat Dan
Fungsi
Padat
Pasta
Komposisi
Sifat
Indikasi dan
kontraindikasi
Aplikasi
Plastis
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Suatu bahan perawatan saluran akar yang ideal diharapkan mampu
mengeliminasi bakteri dalam saluran akar yang tidak tereliminasi pada prosedur
eliminasi, mampu mengurangi rasa sakit maupun inflamasi periradikular, mampu
mengeliminasi eksudat apikal, serta mencegah resopsi akar dan infeksi ulang.
Pada umumnya bahan pengisi saluran akar digolongkan dalam golongan
padat, pasta, dan semen. Yang termasuk golongan padat ialah poin gutaperca, poin
perak, poin titan, poin emas. Golongan pasta; bahan ini tidak mengeras dalam saluran
akar misalnya jodoform pasta (Walkhoff). Golongan semen; bahan ini setelah
beberapa waktu dalam saluran akar akan mengeras (Tarigan, 1994). Pasta dan semen
dapat dibagi dalam lima kelompok; berbahan dasar zinc okside eugenol, resin
komposit, gutta perca, bahan adhesif dentin, bahan yang ditambah obat- obatan
(Harty, 1992). Tidak ada bahan pengisi saluran akar yang mempunyai sifat yang
ideal. Tetapi paling tidak memenuhi beberapa kriteria yaitu mudah dimasukkan
kedalam saluran akar, harus dapat menutup saluran lateral atau apikal, tidak boleh
menyusut sesudah dimasukkan kedalam saluran akar gigi. Tidak dapat ditembus oleh
air atau kelembaban, bakteriostatik, radiopague, tidak mewarnai struktur gigi, tidak
mengiritasi jaringan apikal, steril atau dapat dengan mudah disterilkan, tidak larut
dalam cairan jaringan, bukan penghantar panas, pada waktu dimasukkan harus dalam
keadaan pekat atau semi solid dan sesudahnya menjadi keras (Tarigan, 1994; Walton
& Torabinejad, 1996).
Secara historis, bahan medikamen yang digunakan selama ini yakni bahan
yang berbasis fenol, seperti formocresol, camphorated monoparachlorophenol
(CMCP), metacresyl acetate, eugenol dan thymol. Formocresol merupakan kombinasi
formaline dan tricresol dengan perbandingan 1:1. Formocresol serta bahan yang
berbasis fenol lainnya memiliki daya hambat terhadap bakteri namun efeknya hanya
beberapa waktu saja.
Bahan perawatan saluran akar ini (terutama golongan fenol) tidak lagi
direkomendasikan karena bersifat antigenik dan sitotoksik, sehingga menyebabkan
nekrosis dan peradangan. Jadi bahan perawatan saluran akar ditujukan untuk (1)
memperoleh aktivitas antimikroba di pulpa dan periapeks, (2) menetralkan sisa-sisa
debris di saluran akar dan menjadikannya inert, (3) mengontrol dan mencegah nyeri
pasca perawatan.
Pengisian saluran akar dilakukan untuk mencegah masuknya mikroorganisme ke dalam saluran akar melalui koronal, mencegah multiplikasi mikroorganisme yang tertinggal, mencegah masuknya cairan jaringan ke dalam pulpa
melalui foramen apikal karena dapat sebagai media bakteri, danmenciptakan
lingkungan biologis yang sesuai untuk proses penyembuhanjaringan. Hasil
pengisiansaluran akar yang kurang baik tidak hanyadisebabkan teknik preparasi dan
teknik pengisianyang kurang baik, tetapi juga disebabkan oleh kualitas bahan pengisi
saluran akar.
Pasta saluran akar merupakan bahan pengisi yang digunakan untuk mengisi
ruangan antarabahan pengisi (semi solid atau solid) dengan dinding saluran akar serta
bagian-bagian yang sulit terisi atau tidak teratur. Kalsium hidroksida [Ca(OH)2]
merupakan bahan yang sering digunakan dalam perawatan resorbsi dan perforasi akar
(Harty. FJ, 2003).
Pasta saluran akar merupakan bahan pengisi yang digunakan untuk mengisi
ruangan antara bahan pengisi (semi solid atau solid) dengan dinding saluran akar
serta bagian-bagian yang sulit terisi atau tidak teratur. Kalsium hidroksida [Ca(OH)2]
merupakan bahan yang sering digunakan dalam perawatan resorbsi dan perforasi
akar.6,7,8 .
\
Kelebihan pasta kalsium hidroksida yang berhubungan dengan kerapatan
penutupan apeks adalah mudahnya cara penggunaan dan baik adaptasinya. Menurut
Goldberg9, penggunaan pasta dengan bahan dasar kalsium hidroksida dapat
beradaptasi dengan baik pada dentin maupun permukaan guttap point. Kemudian
Sleder10 menyatakan bahwa kalsium hidroksida dapat merangsang penutupan
biologis pada daerah apikal sehingga menghasilkan penutupan apeks yang lebih rapat
dan meningkatkan keberhasilan perawatan.
Perawatan saluran akar merupakan salah satu jenis perawatan yang bertujuan
mempertahankan gigi agar tetap dapat berfungsi. Tahap perawatan saluran akar antara
lain : preparasi saluran akar yang meliputi pembersihan dan pembentukan
(biomekanis), disinfeksi, dan pengisian saluran akar. Keberhasilan perawatan saluran
ini dipengaruhi oleh preparasi dan pengisian saluran akar yang baik, terutama pada
bagian sepertiga apikal. Tindakan preparasi yang kurang bersih akan mengalami
kegagalan perawatan, bahkan kegagalan perawatan 60% diakibatkan pengisian yang
kurang baik.
Pengisian saluran akar dilakukan untuk mencegah masuknya mikroorganisme ke dalam saluran akar melalui koronal, mencegah multiplikasi
mikroorganisme yang tertinggal, mencegah masuknya cairan jaringan ke dalam pulpa
melalui foramen apikal karena dapat sebagai media bakteri, dan menciptakan
lingkungan biologis yang sesuai untuk proses penyembuhan jaringan. Hasil pengisian
saluran akar yang kurang baik tidak hanya disebabkan teknik preparasi dan teknik
pengisian yang kurang baik, tetapi juga disebabkan oleh kualitas bahan pengisi
saluran akar. Pasta saluran akar merupakan bahan pengisi yang digunakan untuk
mengisi ruangan antara bahan pengisi (semi solid atau solid) dengan dinding saluran
akar serta bagian-bagian yang sulit terisi atau tidak teratur (Walton & Torabinejad,
1996).
berbeda dengan gigi yang lain. Jadi dalam melakukan preparasi saluran akar pada gigi
yang mempunyai bentuk anatomi saluran yang berbeda, diperlukan beberapa teknik
preparasi saluran akar yang sesuai yaitu : teknik preparasi konvensional, telescope,
flaring, step-back (Tarigan, 1994; Rodneey, dkk, 1994)
Saluran akar harus dikeringkan setelah irigasi yang terakhir, terutama sebelum
pengisian saluran akar. Cairan dapat diaspirasi dengan meletakkan ujung spuit pada
dinding saluran akar. pengeringan menyeluruh dapat dilakukan dengan menggunakan
paper point yang tediri dari berbagai macam ukuran. Secara klinis perlu disadari
bahwa paper point bekerja seperti kertas penyerap dan harus diberi waktu dalam
saluran akar agar dapat bekerja efektif. Paper point dapat dipegang dengan pinset dan
diukur sesuai dengan panjang kerja sehingga ujungnya tidak terdorong secara tidak
sengaja melalui foramen apikal. Paper point dimasukkan secara perlahan sehingga
mengurangi terdorongnya cairan irigasi ke dalam jaringan apikal. Kecelakaan seperti
ini dapat menyebabkan pasien merasa sakit pada terapi endodontik (Harty, 1992).
Saluran akar segera diisi setelah pengeringan. Pada kasus pulpektomi vital,
pengisian saluran segera dilakukan setelah preparasi dan pembersihan, hal ini dapat
mengurangi resiko kontaminasi saluran akar, waktu yang diperlukan untuk perawatan
dan menghasilkan tingkat keberhasilan yang tinggi (Harty, 1992).
Ada berbagai macam teknik pengisian saluran akar, yang dapat dibagi
menjadi teknik sementasi cone, teknik guttapercha hangat, teknik preparasi dentin.
Hasil penelitian belum dapat membuktikan keunggulan teknik tersebut walaupun
memang ada beberapa teknik yang kemungkinan kebocorannya lebih besar dari yang
lain (Harty, 1992).
Pada umumnya bahan pengisi saluran akar digolongkan dalam golongan
padat, pasta, dan semen. Yang termasuk golongan padat ialah poin gutaperca, poin
perak, poin titan, poin emas. Golongan pasta; bahan ini tidak mengeras dalam saluran
akar misalnya jodoform pasta (Walkhoff). Golongan semen; bahan ini setelah
beberapa waktu dalam saluran akar akan mengeras (Tarigan, 1994).
Pasta dan semen dapat dibagi dalam lima kelompok; berbahan dasar zinc
okside eugenol, resin komposit, gutta perca, bahan adhesif dentin, bahan yang
ditambah obat- obatan (Harty, 1992).
Tidak ada bahan pengisi saluran akar yang mempunyai sifat yang ideal. Tetapi
paling tidak memenuhi beberapa kriteria yaitu mudah dimasukkan kedalam saluran
akar, harus dapat menutup saluran lateral atau apikal, tidak boleh menyusut sesudah
dimasukkan kedalam saluran akar gigi. Tidak dapat ditembus oleh air atau
kelembaban, bakteriostatik, radiopague, tidak mewarnai struktur gigi, tidak
mengiritasi jaringan apikal, steril atau dapat dengan mudah disterilkan, tidak larut
dalam cairan jaringan, bukan penghantar panas, pada waktu dimasukkan harus dalam
keadaan pekat atau semi solid dan sesudahnya menjadi keras (Tarigan, 1994; Walton
& Torabinejad, 1996).
Seperti halnya seluruh perawatan gigi, penggabungan beberapa faktor
mempengaruhi hasil suatu perawatan endodontik. Faktor-faktor yang mempengaruhi
keberhasilan dan kegagalan perawatan saluran akar adalah faktor patologi, factor
penderita, faktor anatomi, faktor perawatan dan kecelakaan prosedur perawatan
(Ingle, 1985; Cohen & Burn, 1994; Walton & Torabinejab, 1996).
Sebelum pengisian saluran akar, dilakukan preparasi saluran akar. Preparasi
saluran akar biomekanikal dalam perawatan endodonti bertujuan untuk
membersihkan dan membentuk saluran dalam mempersiapkan pengisian yang
hermetis dengan bahan dan teknik pengisian yang sesuai. Bila preparasi saluran akar
tidak dilakukan, maka perawatan endodontik akan gagal. Oleh karena itu, preparasi
saluran akar biomekanikal harus dilakukan sebaik mungkin, sesuai dengan bentuk
saluran akar (Harty, 1992).
Dengan adanya bentuk gigi yang berbeda, anatomi rongga pulpa dari setiap
gigi juga tidak sama, sehingga teknik preparasi saluran akar pada gigi yang satu akan
berbeda dengan gigi yang lain. Jadi dalam melakukan preparasi saluran akar pada
gigi yang mempunyai bentuk anatomi saluran yang berbeda, diperlukan beberapa
teknik preparasi saluran akar yang sesuai yaitu : teknik preparasi konvensional,
telescope, flaring, step-back (Tarigan, 1994; Rodneey, dkk, 1994).
Saluran akar harus dikeringkan setelah irigasi yang terakhir, terutama sebelum
pengisian saluran akar. Cairan dapat diaspirasi dengan meletakkan ujung spuit pada
dinding saluran akar. pengeringan menyeluruh dapat dilakukan dengan
menggunakan paper point yang tediri dari berbagai macam ukuran. Secara klinis
perlu disadari bahwa paper point bekerja seperti kertas penyerap dan harus diberi
waktu dalam saluran akar agar dapat bekerja efektif. Paper point dapat dipegang
dengan pinset dan diukur sesuai dengan panjang kerja sehingga ujungnya tidak
terdorong secara tidak sengaja melalui foramen apikal. Paper point dimasukkan
secara perlahan sehingga mengurangi terdorongnya cairan irigasi ke dalam jaringan
apikal. Kecelakaan seperti ini dapat menyebabkan pasien merasa sakit pada terapi
endodontik (Harty, 1992)
.
Saluran akar segera diisi setelah pengeringan. Pada kasus pulpektomi vital,
pengisian saluran segera dilakukan setelah preparasi dan pembersihan, hal ini dapat
mengurangi resiko kontaminasi saluran akar, waktu yang diperlukan untuk
perawatan dan menghasilkan tingkat keberhasilan yang tinggi (Harty, 1992).
Ada berbagai macam teknik pengisian saluran akar, yang dapat dibagi
menjadi teknik sementasi cone, teknik guttapercha hangat, teknik preparasi dentin.
Hasil penelitian belum dapat membuktikan keunggulan teknik tersebut walaupun
memang ada beberapa teknik yang kemungkinan kebocorannya lebih besar dari yang
lain (Harty, 1992).
Pada umumnya bahan pengisi saluran akar digolongkan dalam golongan
padat, pasta, dan semen. Yang termasuk golongan padat ialah poin gutaperca, poin
perak, poin titan, poin emas. Golongan pasta; bahan ini tidak mengeras dalam
saluran akar misalnya jodoform pasta (Walkhoff). Golongan semen; bahan ini
setelah beberapa waktu dalam saluran akar akan mengeras (Tarigan, 1994).
Pasta dan semen dapat dibagi dalam lima kelompok; berbahan dasar zinc
okside eugenol, resin komposit, gutta perca, bahan adhesif dentin, bahan yang
ditambah obat- obatan (Harty, 1992).
BAB III
PEMBAHASAN
Semen Dan
Pasta
Padat
Semi Padat
Ag-Point
Gutta
Percha
Syarat :
- Memberikan hasil penutupan yang baik bila mengeras
- Adaptasi yang baik terhadap dinding saluran akar maupun bahan pengisi
utama
- Radiopak
- Tidak menyebabkan perubahan warna
- Stabil
- Mudah dicampur dan dimasukkan ke dalam saluran akar
- Mudah dikeluarkan
- Tidak mudah larut dalam cairan jaringan
- Bakterisidal
- Tidak iritasi
- Lambat pengerasannya
4. Grosmanns sealer
Komposisi
Powder terdiri dari ZnO reagent (40 bagian), staybellite resin (30
bagian), bismuth subcarbonate (15 bagian), sodium borate (1
bagian). Sedangkan liquidnya berupa eugenol.
Sifat
- Bersifat plastis
- Slow setting time (boleh karena penambahan sodium borate
anhydrate)
- Memiliki kerapatan yang baik
- Setting time kira-kira 2 jam pada suhu 370C ( setting time
tergantung pada jumlah ZnO dan pH resin, tekhnik
pencampuran, kelembaban, suhu gkass plate, dan spatula saat
pengadukan).
5. Wachs sealer
Komposisi
Komposisi terdiri atas bubuk yaitu ZnO (10gr), tricalcium
phosphate (2gr), bismuth subnitrate (3,5gr), bismuth subiodide
(0,3 gr) heavy magnesium oxide (90,5gr) dan bahan liquid terdiri
dari canada balsam (20ml) dan oil of clove (6ml)
Sifat
Kelebihan :
-
germisid
Kekurangan :
-
Odor of liquid
6. Tubliseal (1861)
Komposisi
Komposisi bahan ini terdiri dari komponen base and catalyst.
Komposisi base trdiri atas ZnO (57-59%), oleo resin (18,521,5%), bismuth triokside (7,5%), thymol iodine (375-5%), oil of
wax. Sedangkan bahan catalyst terdiri dari eugenol, polymerised
mechine, annidalin.
Sifat
Kelebihan :
-
Mudah pengadukannya
Extremely lubricated
Kekurangan :
-
7. Endoflas
komposisi endoflas terdiri dari powder berupa ZnO, iodoform
Ca(OH)2. Bariuk sulfat dan liquidnya terdiri dari phenol dan para
khlorophenol.
merupakan
gabungan
dari
vinilpolimerisasi
yang
1. AH26
Komposisi :
- Powder : bismuth oxide (60%), hexamenthylene tetramine
(25%), silver powder (10%), titanium oxide (5%)
- Liquid : bisphenol diglycidyl ether
Sifat :
- Melekat yang baik pada dentin
- Flow baik
- Antibakteri
- Sedikit kontraksi selama proses pengerasan
- Toksisitas kecil (dapat ditoleransi jaringan periapikal)
- Kekerasan baik dan inert atau padat yang disebabkan karena
penambahan hexamenthylene tetramine
- Waktu pengerasan 36-48 jam pada suhu tubuh (5-6 hari pada
suhu ruangan)
2. AH-Plus
Komposisi :
adamantiancamine, N,N-dibenzyl-
AH-26
AH-Plus
Terdiri atas 2 pasta
biokompatibel
Tidak menyebabkan
pewarnaan gigi
Ketebalan pasta 20 m
Ketebalan pasta 39 m
Radiopak sangat baik
Radiopak baik
Kelarutannya lebih rendah
Sedikit larut
3. Hydron
Hydron, poli-2 hidroksietil-metakrilat adalah agar hodrofilik
yang diperkenalkan pertama kali untuk penggunaan biologi oleh
Wichterle dan Lim (1960). Jika berkontak dengan cairan akan
menyerap air dan membengkak. Karena bersifat seperti itu maka
bahan digunakan sebagai bahan pengisi saluran akar secara suntikan
bersama dengan penambahan katalis bensoil peroksida untuk
polimerisasi.
1. Semen cyanocrilate
Powder dan aselerator pada bahan restorasi cyanoacrylate
mempunyai kandungan yang sama dengan bahan restorasi resin akrilik.
Resin akrilik sebagai bahan restorasi adalah hasil polimerisasi dari
powder polymethyl methacrylate dan cairan monomer methyl
methacrylate.Di bidang kedokteran gigi, pemakaian restorasi resin
akrilik secara direct jenis ini telah ditinggalkan, karena mempunyai
banyak kekurangan diantaranya efek monomer sisa dan terjadi
penyusutan yang besar oleh arena proses polimerisasi. Methyl
methacrylate dapat juga mengiritasi pulpa dengan cara berdifusi
melalui tubuli dentin. Cyanoacrylate dapat juga digunakan sebagai
tissue adhesive (pelekat jaringan). Adanya air atau cairan tubuh
menyebabkan ethyl-2-cyanoacrylate berpolimerisasi dengan cepat
membentuk lapisan tipis yang dapat melekatkan tepi jaringan atau kulit
dengan erat, 2 menit setelah setting. Empat alasan penunjang
dipakainya bahan ethyl-2-cyanoacrylate sebagai pelekat jaringan,
adalah karena mempunyai efek hemostatik baik, bakteriostatik dan
sebagai bakterisidal, kemampuan polimer melekat dengan erat pada
jaringan hidup dan mendapatkan estetik yang baik selama proses
penyembuhan luka.
Sebaliknya, ada pendapat lain yang menyebutkan bahwa
penggunaan cyanoacrylate terbatas karena dapat menyebabkan
degradasi dalam sistem biologis dan terjadi iritasi lokal. Ethyl-2cyanoacrylate bila kontak dengan alkohol, amine atau air dapat
menyebabkan polimerisasi dan hasil degradasinya termasuk
formaldehyde, dekomposisi termalnya dapat termasuk hydrogen
cyanide, oksida dari karbon dan nitrogen.
2. Semen glass-ionomer
Semen glass ionomer terbukti lebih efektif dari pada ZOE
untui mencegah kebocoran secara invitro. Jika ditanam dalam
tulang menyebabkan terjadinya peradangan dan vahan dapat
ditoleransi cukup baik.
3. Semen polikarboksilat
Semen polikarboksilat merupakan sealer efektif asalkan ada
kontak yang cukup dengan dinding saluran akar. Kekurangannya
adalah perlunya alat plastik khusus karena sangat adhesiv terhadap
logam. Pada penelitian invitro terlihat bahwa semen polikarboksilat
menimbulkan kebocoran (Barry dan Fried, 1975). Pada penelitian
lain hasil
5. Bahan Komposit
Bahan komposit dengan atau tanpa agen bonding dentin,
seperti digunakan pada restorasi sudah dievaluasi dan ternyata
cukup baik. Bahan biasanya mengeras cukup cepat dan pada
dasarnya
dapat
digunakan
dengan
tekhnik
konetunggal.
PMC)
Bahan ini merupakan bahan komposit yang sering digunakan
disebut, Polimer Berpenguatan Serat (FRP Fibre Reinforced
Polymers or Plastics) bahan ini menggunakan suatu polimerberdasar resin sebagai matriknya, dan suatu jenis serat seperti kaca,
karbon dan aramid (Kevlar) sebagai penguatannya.
memadukan beberapa hal sifat-sifat yang dimiliki oleh resin dan yang
dimiliki oleh serat.
Secara umum, sifat-sifat komposit ditentukan oleh :
-
Sifat-sifat serat
Sifat-sifat resin
1. Paraformaldehid
Pada
kelompok
yang
pertama
ini,
desinfektan
yang
Sifat :
-
2. N2
Komposisi :
-
Sifat :
-
3. Endomethasone
Komposisi :
-
Liquid : eugenol
Sifat :
-
Antialergi
Antiseptik
Radiopak
4. Kalsium hidroksida
Kalsium hidroksida mulai digunakan di bidang konservasi
gigi sejak 1838 oleh Nygran. Pada tahun 1930 Hermann yang
pertama kali memperkenalkan kalsium hidroksisa sebagai obat pulp
capping. Kisar telah membuktikan keberhasilam penggunaan kalsium
hidroksida secara klnisnterbentuknya barrier kalsifikasi pada gigi
nonvital dengan apeks yang masih terbuka atau terbuka karena
resorpsi. Kalsium hidroksida ini digunakan untuk perawatan pulp
capping, pulpotomi, perawatan gigi nonvital dengan akar terbuka,
medikamen saluran akar, sebagai semen saluran akar, perawatan
saluran akar dengan kelainan periapikal luas, kelainan endo-perio
resorpso interna dan eksterna, perforasi akar karena resorpsi, fraktur
akar dan perforasi iatrogenik.
Komposisi:
Terdiri atas Ca (54,09%), O (43,19%), dan H (2,27%)
Sifat :
- Mempunyai BM 74gr
- pH 11-12,8 (dapat mengubah situasi lingkungan menjadi basa)
- Daya larut tinggi di dalam air dan gliserol
- Tidak larut dalam alkohol
- Biokompabilitas terhadap jaringan baik
- Antimikroba yang kuat (bakterisid)
- Menstimulasi terbentuknya jaringan keras di daerah kerusakan
- Tidak iritasi
- Menstimulasi proses penyembuhan
- Radiopak
b.
c.
d.
efek
stabil,
osteogenik.
sedikit
Kelebihannya
diresorpsi
dan
yaitu
mudah
Iodoform
Formulasi
Pinto-tempel
parachlorophenol)
(iodoform
mengandung
kamper
- Korosi
- Menyebabkan low grade pain
- Apikal seal kurang baik
- Sulit dikeluarkan bila diperlukan
1. Gutta percha
Gutta percha telah digunakan sebagai bahan pengisi saluran
akar selama lebih dari 100 tahun. Terdapat dua jenis gutta percha point
yang telah diproduksi yaitu standardised point atau cone dan
nonstandardized
atau
accessory
point.
Nonstandardized
point
Sifat :
a. Sifat biologis
Gutta percha memiliki sifat tidak mengiritasi jaringan
lunak dan pulpa, tidak berbau sebagai bahan pengisian saluran
akar. Bahan ini mudah disterilkan dan dapat menghambat
pertumbuhan
bakteri/
aktivitas
anti
bakteri
dengan
b. Sifat fisik
Gutta percha point dikenal dengan sifat plastisitas.
Untuk medapatkan sifat plastisitas digunakan teknik melalui
pemanasan (thermoplasticied guttapercha technique) dan secara
kimiawi (kloroperca, eucaperca). Dengan cara thermoplastik
menggunakan lebih banyak panas untuk menaikkan plastisitas
gutta
percha
dan
sedikit
tekanan
sedangkan
dengan
c. Sifat thermis
Karakteristik temperatur gutta percha berdasarkan
proses terjadinya kristalisasi dibagi atas 2 bentuk yaitu alpha
dan beta. Bentuk fase beta melunak sekitar 98,60F (370C)
berubah menjadi bentuk kristal ke fase alfa sekitar 107,60F-
d. Sifat kimia
Struktur kimia gutta percha secara alamiah berasal dari
polimer Isoprene (C5H8) yang merupakan molekul polimer
organik yang ditandai suatu atom ikatan rantai kovalen.
Struktur isomer gutta percha adalah trans -1, 4-poly isoprene,
di mana memiliki struktur yang teratur yang dapat mengalami
kristalisasi sehingga tampak keras dan kaku (Cohen, 1998;
William, 1979).
Keuntungan :
- Bersifat plastis
- Larut dalam kloroform / ekaliptol.
d. pada foto rontgen, resorpsi akar tidak lebih 1/3 apikal, tidak ada
granuloma pada gigi sulung
e. kondisi pasien baik serta menginginkan giginya untuk dipertahankan
serta bersedia untuk memelihara kesehatan gigi dan mulutnya
f. keadaan ekonomi pasien mengizinkan
g. diagnose nekrosis pulpa totalis
Untuk
menambah
adaptasi
gutta
point
dan
d. Teknik Termokompaksi
Teknik ini dilakukan dengan menggunakan alat McSpadden
Compactor atau E ngine Plugger yaitu alat yang mirip file tipe H
(Hedstrom). Akibat putaran dan gesekan dengan dinding saluran akar
mampu melunakkan guttap point dan mendorong ke arah apikal
e. Teknik termoplastis
Teknik ini dilakukan dengan menggunakan alat Ultrafil atau
Obtura, yaitu alat yang bentuknya mirip pistol dan mampu melunakkan
guttap point serta mendorong ke dalam sakuran akar ke arah apikal.
3.4.2
b. Metode peletakan
BAB IV
KESIMPULAN
Bahan pengisi saluran akar harus memenuhi syarat antara lain mudah
dimasukkan saluran akar, rapat ke lateral maupun apical, tidak mengerut setelah
dimasukkan, tahan terhadap kelembaban, bersifat bakterisid atau paling tidak
menghambat pertumbuhan bakteri, bersifat radiopak, tidak mewarnai gigi, tidak
mengiritasi jaringan periapikal atau menganggu struktur gigi, steril atau mudah
disterilkan, dan mudah dikeluarkan dari saluran akar.
Jenis jenis bahan pengisi saluran akar adalah :
a. Bahan pengisi padat
b. Bahan pengisi pasta
c. Bahan pengisi plastis
d. Bahan pengisi semen
e. Bahan yang ditambah dengan obat obatan
Yang termasuk golongan padat ialah poin gutaperca, poin perak, poin titan,
poin emas. Golongan pasta; bahan ini tidak mengeras dalam saluran akar misalnya
jodoform pasta (Walkhoff). Golongan semen; bahan ini setelah beberapa waktu
dalam saluran akar akan mengeras (Tarigan, 1994). Pasta dan semen dapat dibagi
dalam lima kelompok; berbahan dasar zinc okside eugenol, resin komposit, gutta
perca, bahan adhesif dentin, bahan yang ditambah obat- obatan (Harty, 1992). Tidak
ada bahan pengisi saluran akar yang mempunyai sifat yang ideal. Tetapi paling tidak
memenuhi beberapa kriteria yaitu mudah dimasukkan kedalam saluran akar, harus
dapat menutup saluran lateral atau apikal, tidak boleh menyusut sesudah dimasukkan
kedalam saluran akar gigi. Tidak dapat ditembus oleh air atau kelembaban,
bakteriostatik, radiopague, tidak mewarnai struktur gigi, tidak mengiritasi jaringan
apikal, steril atau dapat dengan mudah disterilkan, tidak larut dalam cairan jaringan,
bukan penghantar panas, pada waktu dimasukkan harus dalam keadaan pekat atau
semi solid dan sesudahnya menjadi keras
DAFTAR PUSTAKA
1. Nisha garg dan Amit Garg. 2010. Text Books of Ebdodontics, 2nd edition,
Jaypee Brothers Medical Publisher Ltd, New delhi. 265-279
2. Shidarta W. 2000. Penggunaan kalsium hidroksidadi bidang konservasi gigi.
JKGUI. Edisi khusus (7) 435-443
3. Navi Yanti. 2001. Penggunaan kalsium hidroksida sebagai bahan dressing
saluran akar, dentika Dental jurnal, vol 6 (7) 24-30